Anda di halaman 1dari 15

KODE ETIK PROFESI

1. Kode Etik IFAC

IFAC (International Federation of Accountans) adalah organisasi global


untuk profesi akuntansi. IFAC berkomitmen untuk melindungi kepentingan umum
dengan mengembangkan standar internasional menjadi berkualitas tinggi,
mempromosikan nilai-nilai etika secara intensive, mendorong kualitas prakteknya
dan mendukung pembangunan di segala bidang profesi di seluruh dunia.

Kode etik ini meliputi dalam tiga bagian:

Bagian A adalah bagian yang menetapkan prinsip-prinsip dasar etika untuk


akuntan dan menyediakan kerangka kerja konseptual untuk menerapkan prinsip-
prinsip tersebut.

Kerangka kerja konseptual untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut.


Kerangka kerja konseptual menyediakan kerja konseptual guna mengidentifikasi
ancaman terhadap kepatuhan prinsip-prinsip dasar etika, untuk mengevaluasi
pengaruh signifikan dari ancaman-ancaman itu dan menerapkan perlindungan
untuk mengurangi ancaman-ancaman hingga ketingkat yang dapat diterima.

Bagian B dan C menggambarkan bagaimana kerangka kerja konseptual


diterapkan dalam situasi khusus. Kerangka kerja konseptual mengandung contoh
penjagaan terhadap prinsip-prinsip dasar, dan juga mengandung contoh situasi
dimana penjagaan keamanan tidak tersedia, sehingga tercipta ancaman-ancaman
yang seharusnya bias dihindari.

Bagian B diterapkan profesi akuntansi dalam praktek untuk kepentingan


publik. Bagian C diterapkan profesi akuntan dalam praktek untuk dunia bisnis.
Dalam praktek profesi akuntan untuk kepentingan publik mungkin juga
ditemukan tuntunan kode etik bagian C yang relevan dengan kondisi mereka
sebenarnya.

Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC ada 5 bagian, yaitu

1. Integritas: seorang akuntan professional harus bertindak tegas dan jujur


dalam semua hubungan bisnis dan profesionalnya.
2. Objektivitas: seorang akuntan professional seharusnya tidak boleh
membiarkan terjadinya bias, konflik kepentingan, atau dibawah pengaruh
orang lain sehingga mengesampingkan pertimbangan bisnis dan
professional.
3. Kompetensi professional dankehati-hatian: seorang akuntan professional
mempunyai kewajiban pada tingkat yang diperlukan untuk menjamin

1
seorang klien atau atasan menerima jasa professional yang kompeten yang
didasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini.
4. Kerahasiaan: seorang akuntan professional harus menghormati
kerahasiaan informasi yang diperolehnya sebagai hasil dari hubungan
professional dan bisnis serta tidak boleh mengungkapkan informa siapa
pun kepada pihak ketigatan paizin yang benar dan spesifik.
5. Perilaku professional: seorang akuntan professional harus patuh pada
hukum dan perundang-undangan yang relevan dan harus menghindari
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

2. Kode Etik IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)


Kode etik merupakan perangkat prinsip-prinsip moral dan mengatur
tentang perilaku professional. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik
dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya diawasi terus menerus.
Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada
pelanggar kode etik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai
panduan dan aturan bagi seluruh anggota dalam pemenuhan tanggung-jawab
profesionalnya.
Kode Etik Akuntan Indonesia mempunyai struktur seperti kode etik
AICPA yang meliputi prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan. Kode etik
Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut :
(Mulyadi,2001:53)

1. Tanggung Jawab profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai


profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan
moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai
profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan
dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua
pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu
bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha
kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan
tradisi profesi.

2. Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak


dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik,
dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu
profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan
memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi
akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja,
pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung

2
kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya
fungsi bisnis secara tertib.

Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap


kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan
masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.
Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam
menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan
negara. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai
jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi
tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai
tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk
menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik
kepadanya, Anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi
mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung
jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

3. Integritas Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya


pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam
menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang
anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak
boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima
kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi
tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

4. Obyektivitas Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari


benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil,
tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta
bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus


menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam
praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi
manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang
bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan
dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga
mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun

3
jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan
memelihara obyektivitas.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Setiap anggota harus melaksanakan


jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta
mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan
profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang
paling mutakhir.

Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk


melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan
tanggung jawab profesi kepada publik.

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota


seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman
yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian
dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang
memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan
dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi
anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau
menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota
bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau
menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan
memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya

6. Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang


diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak
atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang
berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan
mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai
keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional
dapat atau perlu diungkapkan.

Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi


tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang
diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar
anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

4
7. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang
baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban
untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus
dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada
penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan
masyarakat umum.

8. Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai


dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah
standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional
Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-
undangan yang relevan.

3. Kode Etik IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia)


Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Yaitu badan yang memiliki
fungsi untuk menyusun dan mengembangkan standar profesi dan kode etik profesi
akuntan publik yang berkualitas dengan mengacu pada standar internasional
Institut Akuntan Publik Indonesia adalah organisasi profesi akuntan publik
di Indonesia. IAPI berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik,
penyusunan dan penerbitan standar professional dan etika akuntan publik, serta
menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik
di Indonesia. Para pelaku profesi akuntan publik harus mematuhi dan menerapkan
seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik Profesi
Akuntan Publik.
Kode etik ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian A dan B.
Bagian A: memuat Prinsip Dasar Etika Profesi dan memberikan kerangka
konseptual untuk penerapan prinsip.
1. Prinsip integritas
Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional
dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Prinsip objektivitas
Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-

5
pihak lain memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan
bisnisnya.
3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
(professional competence and due care).
Setiap Praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya
pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan,
sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang
diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam
praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan pekerjaan. Setiap
Praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar
profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa
profesionalnya.
4. Prinsip kerahasiaan
Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh
sebagai hasil dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta
tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa
persetujuan dari klien atau pemberi kerja, kecuali jika terdapat kewajiban
untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan
lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan
profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh Praktisi untuk
keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.
5. Prinsip perilaku profesional
Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Bagian B
Bagian ini memuat Aturan Etika Profesi yang memberikan ilustrasi mengenai
penerapan kerangka konseptual pada situasi tertentu.
1. Ancaman dan Pencegahan
Ancaman
Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi,].
a. Ancaman kepentingan pribadi
b. Ancaman telaah pribadi
c. Ancaman advokasi
d. Ancaman kedekatan
e. Ancaman intimidasi
Pencegahan
a. Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan atau peraturan
b. Pencegahan dalam lingkungan kerja, pencegahan pada tingkat institusi
dan tingkat perikatan

6
2. Penunjukkan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
Sebelum menerima suatu klien baru, setiap praktisi harus
mempertimbangkan potensi terjadinya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip
dasar etika profesi yang diakibatkan oleh diterimanya klien tersebut.
3. Benturan Kepentingan
Setiap praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan,
yang dapat menjadi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip etika profesi.
4. Pendapat Kedua
Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi ketika
praktisi diminta untuk memberikan pendapat kedua mengenai penerapan
akuntansi, auditing, pelaporan, atau standar/prinsip lain untuk keadaan / transaksi
tertentu oleh / untuk kepentingan pihak-pihak selain klien.
5. Imbalan Jasa Profesional dan bentuk Remunerasi Lainnya
Dalam melakukan negoisasi jasa professional yang diberikan, praktisi
dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa professional yang sesuia. Namun dapat
menjadi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
6. Pemasaran Jasa Profesional
Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi ketika
praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan/bentuk pemasaran lainnya.
Setiap praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam memasarkan jasa
profesionalnya.
7. Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramahtamahan Lainnya
Ancaman dapat terjadi terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi
terutama dalam hal objektifitas praktisi.
8. Penyimpanan Aset Milik Klien
Setiap praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab penyimpanan uang
atau asset lainnya milik klien, kecuali diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang
berlaku.
9. Objektivitas Semua Jasa Profesional
Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas yang dapat
terjadi dari adanya kepentingan dalam, atau hubungan dengan klien maupun
direktur, pejabat atau karyawan.
10. Independensi dalam Perikatan Assurance
Dalam melaksanakan perikatan assurance, kode etik ini mewajibkan
anggota tim assurance, KAP, dan jika relevan, Jaringan KAP, untuk bersikap
independen terhadap klien assurance sehubungan dengan kapasitas mereka untuk
melindungi kepentingan publik.

7
4. Kode Etik IAMI (Institut Akuntan Manajemen Indonesia)
Organisasi pada umunya menerapkan standar perilaku untuk para manajer
dan pekerjanya. Asosiasi-asosiasi professional juga menetapkan standar etika.
Akuntan manajemen membantu manajer untuk meningkatkan kinerja ekonomis
perusahaan.

Kode etik akuntan manajemen di luar negeri

Menurut James W. Brackner, penulis Ethics Column dalam management


Accounting, ada sepuluh nilai inti yang diidentifikasi menghasilkan prinsip-
prinsip yang melukiskan benar dan salah dalam kerangka umum. Sepuluh nilai
tersebut adalah:

1. Kejujuran (honesty)

2. Integritas (integrity)

3. Memegang janji (promise keeping)

4. Kesetiaan (fidelity)

5. Keadilan (fairness)

6. Kepedulian terhadap sesama (caring for others)

7. Penghargaan kepada orang lain (respect for others)

8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab (responsible citizenship)

9. Pencapaian kesempurnaan (pursuit of excellence)

10. Akuntabilitas (accountibility)

IMA (Institute of Management Accountants) mengeluarkan suatu


pernyataan yang menguraikan tentang standar perilaku etis akuntan manajemen.
Kode etik IMA menerapkan standar minimum perilaku yang ditujukan untuk
mengarahkan akuntan manajemen dan menginspirasikan profesionalisme yang
sangat tinggi pada semua level akuntan manajemen. Dengan mematuhi standar
ini, akuntan manajemen meningkatkan derajat profesi mereka dan membantu
mengembangkan hubungan kepercayaan dimana para manajer dan pihak-pihak
lainnya dapat secara yakin bergantung pada pekerjaan mereka.

Akuntan manajemen tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang


bertentangan dengan standar ini atau mereka tidak akan menerima pelaksanaan
tindakan-tindakan tersebut dari orang lain dalam organisasi mereka. Standar
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi

8
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk
a. Menjaga tingkat kompetensi profesional yang diperlukan dengan terus
menerus mengembangkan pengetahuan dan keahliannya
b. Melakukan tugas-tugas profesionalnya sesuai dengan hukum,
peraturan, dan standar
teknis yang berlaku

c. Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkat serta jelas setelah


melakukan analisis yang benar terhadap informasi yang relevan dan
dapat dipercaya

2. Kerahasiaan
Akuntan manajemen bertanggun jawab untuk:
a. Menahan diri untuk tidak mengungkapkan tanpa ijin informasi rahasia
berkenaan dengan tugas-tugasnya, kecuali diharuskan secara hukum
b. Memberitahu bawahan seperlunya kerahasiaan dari informasi yang
berkenaan denga tugas-tugasnya dan memonitor aktivitas mereka
untuk menjaga kerahasiaan tersebut
c. Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia yang berkaitan
dengan tugas-tugasnya untuk tujuan tidak etis dan sah baik secara
pribadi maupun melalui pihak ketiga.
3. Integritas
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:
a. Menghindari konflik kepentingan aktual atau terlihat nyata dan
mengingatkan semua
pihak terhadap potensi konflik

b. Menahan diri dari keterlibatan berbagai aktivitas yang akan


menimbulkan kecurigaan terhadap kemampuan mereka untuk
melakukan tugasnya secara etis
c. Menolak pemberian, penghargaan, dan keramah-tamahan yang dapat
mempengaruhi mereka dalam bertugas
d. Menahan diri untuk tidak melakukian penggerogotan terhadap
legitimasi organisasi dan tujuan-tujuan etis, baik secara pasif maupun
aktif
e. Mengenali dan mengkomunikasikan berbagai batasan profesional atau
kendala lainnya yang akan menghalangi munculnya penilaian yang
bertanggung jawab atau kinerja sukses dari suatu aktivitas
f. Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk dan penilaian
atau opini profesional
g. Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang merugikan
profesi

9
4 Objektivitas
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk
a. Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan objektif
b. Mengungkapkan semua informasi relevan yang dapat diharapkan
mempengaruhi pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar,
dan rekomendasi yang dikeluarkan
5. Resolusi konfik etika
Dalam pelaksanaan standar perilaku etis, akuntan manajemen mungkin
menghadapi masalah dalam mengidentifikasi perilaku yang tidak etis, atau dalam
meyelesaikan konflik etika. Ketika menghadapi isu-isu etika yang penting,
akuntan manajemen harus mengiuti kebijakan yang ditetapkan organisasidalam
mengatasi konflik. Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan konflik etika, akuntan
manajemen harus mempertimbangkan tindakan berikut ini:

a. Mendiskusikan masalah tersebut dengan supervisor kecuali jika


masalah itu melibatkan atasannya. Dalam kasus ini, masalah tersebut
harus dilaporkan secepatnya kepada jenjang yang lebih tinggi
berikutnya. Jika resolusi akhir yang memuaskan tidak dapat dicapai
pada saat masalah diungkapkan, sampaikan masalah tersebut
manajemen jenjang yang lebih tinggi.
b. Jika atasan langsung merupakan kepala eksekutif pelaksana (CEO),
atau setingkat
wewenang untuk mengatasi mungkin berada di tangan suatu kelompok
seperti komite audit, komite eksekutif, dewan direksi, dewan
perwalian, atau pemilik. Berhubungan dengan jenjang di atas atasan
langsung sebaiknya dilakukan dengan sepengetahuan atasan.

c. Menjelaskan konsep-konsep yang relevan melalui diskusi rahasia


dengan seorang penasihat yang objektif untuk mencapai pemahanan
terhadap tindakan yang mungkin dilakukan

5.SOX, SOA atau Sarbox (Sarbanes – Oxley Act)

Sarbanes-Oxley (Sarbanes-Oxley Act of 2002, Public Company


Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002) atau kadang disingkat
SOx atau Sarbox adalah hukum federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30
Juli2002 sebagai tanggapan terhadap sejumlah skandal akuntansiperusahaan besar
yang termasuk di antaranya melibatkan Enron, Tyco International, Adelphia,
Peregrine Systems danWorldCom. Skandal-skandal yang menyebabkan kerugian
bilyunan dolar bagi investor karena runtuhnya harga saham perusahaan-
perusahaan yang terpengaruh ini mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap
pasar saham nasional.

10
SOX bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan investor pasca skandal
akuntansi dan kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar di Amerika.
Beberapa ringkasan poin penting di SOX:
1. SOX mendasari dibentuknya PCAOB (Public Company Accounting
Oversights Board
PCAOB bertugas menetapkan standar audit bagi auditor eksternal
perusahaan publik yang terdaftar di SEC. Standar audit tersebut meliputi
standar etika dan independensi, supervisi, rekrutmen dan pengembangan
audit staff, dan penerimaan klien baru atau berkelanjutan (client
acceptance and continuation.
PCAOB juga melakukan fungsi pengawasan apakah akuntan publik sudah
mematuhi standar audit. Fungsi pengawasan itu termasuk melakukan
investigasi, menjatuhkan sanksi pencabutan izin akuntan publik, dll.
2. Tanggung jawab perusahaan
Chief Excecutive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO)
perusahaan harus membuat pernyataan bahwa laporan keuangan yang
dibuat adalah benar. Apabila ternyata tidak benar, CEO dan CFO dapat
dikenakan denda sampai 5 juta dolar dan hukuman penjara sampai 10
tahun (SOX Section 302). SOX juga mewajibkan perusahaan untuk
mempunyai komite audit independen yang bertugas melakukan seleksi,
menentukan kompensasi, dan mengawasi auditor eksternal (SOX Section
301). Terkait dengan laporan keuangan, perusahaan harus menyajikan
(disclose) semua transaksi off-balance sheet yang bersifat material.
Perusahaan juga harus menyajikan dengan cepat setiap perubahan yang
bersifat material dalam kondisi keuangannya (SOX Section 409). SOX
mengatur mengenai perlindungan whistle blower dengan mengenakan
sanksi kriminal atas perusahaan yang menghukum whistle blower dengan
cara apapun. Definisi atau pengertian Whistle blower adalah orang yang
melaporkan terjadinya fraud, korupsi, mis-manajemen, dll. dalam
perusahaan. Apabila ada seseorang yang dengan sengaja menghancurkan,
mengubah, atau menyembunyikan dokumen apapun untuk mencegahnya
digunakan dalam pengadilan, dapat dikenai sanksi kriminal (SOX Section
1102). Perusahaan juga harus mempunyai kode etik untuk mendorong top
management berlaku jujur, menyajikan laporan keuangan secara akurat
dan tepat waktu, dan mematuhi peraturan yang ada.

3. Tanggung jawab auditor eksternal


Auditor eksternal harus memberikan informasi pada komite audit
mengenai kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh manajemen
perusahaan (SOX Section 204). Partner auditor eksternal yang memimpin
pelaksanaan audit dan melakukan review audit harus berganti setiap 5
tahun sekali (SOX Section 203). SOX melarang auditor eksternal

11
memberikan jasa non-audit tertentu untuk klien auditnya, misalnya jasa
akuntansi, desain/implementasi sistem informasi keuangan, penilaian
(appraisal), internal audit outsourcing, investment banking, broker, dsb
(SOX Section 201). Dalam SOX, auditor diharuskan memeriksa sistem
internal control perusahaan dan mengevaluasi apakah sistem tersebut dapat
mendukung informasi laporan keuangan yang reliable. Auditor kemudian
mengeluarkan opini mengenai sistem internal control tersebut (SOX
Section 404). Eksternal auditor harus independen dari manajemen
perusahaan yang diaudit, baik secara kelihatannya (appearance) ataupun
pada kenyataannya (fact). Karena itu, dalam SOX diatur bahwa CEO,
CFO, dan Chief Accounting Officer suatu perusahaan tidak boleh pernah
bekerja sebagai auditor eksternal perusahaan itu sampai sudah lewat satu
tahun sebelumnya. SOX juga melarang perusahaan untuk merekrut
karyawan dari eksternal auditornya (SOX Section 206).

6. PMK no.17/2008 dan peraturan pemerintah lainya yang relevan


Sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung
perekonomian yang sehat dan efisien, diperlukan Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan Publik yang profesional dan handal melalui pengaturan, pembinaan, dan
pengawasan yang efektif dan berkesinambungan.
Untuk menciptakan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang efektif
dan berkesinambungan serta dalam rangka melindungi kepentingan umum,
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 yang mengatur Jasa
Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 359/KMK.06/2003 tidak memadai lagi sehingga dipandang perlu
mengatur kembali Jasa Akuntan Publik dengan mengganti Keputusan Menteri
Keuangan dimaksud.
Bidang jasa Akuntan Publik dan KAP adalah atestasi, yang meliputi:
1) jasa audit umum atas laporan keuangan;
2) jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif;
3) jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma;
4) jasa reviu atas laporan keuangan; dan
5) jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum dalam SPAP

Dalam memberikan jasa, Akuntan Publik dan KAP wajib mematuhi:


1) SPAP yang ditetapkan oleh IAPI;
2) Etika Profesi yang ditetapkan oleh IAPI; dan
3) Peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berhubungan dengan
bidang jasa yang diberikan

12
CONTOH KASUS
Lehman Brother adalah salah satu bank penyalur kredit pemilikan
rumah (KPR), yang memiliki atau menjamin hampir separuh dari total
kredit perumahan di AS. Pada hari senin tanggal 15 September 2008
Lehman Brother mengumumkan kebangkrutannya dan bank investasi
terbesar keempat AS ini, menyampaikan formulir kebangkrutan ke United
States Bankruptcy Court for the Southern District of New York.
Sebelumnya Pemerintah, Bank Sentral AS serta para pimpinan
bank-bank investasi raksasa sebelumnya telah menggelar pertemuan
darurat selama tiga hari berturut-turut guna mencari solusi untuk Lehman
Brothers. Pada sabtu siang tanggal 13 September 2008, pertemuan yang
dihadiri oleh CEO JP Morgan Jamie Dimon, CEO Merril John Thain dan
CEO Citigroup Vikram Pandit dan pertemuan pertemuan berikutnya tidak
menghasilkan apapun.
Hasil temuan tentang skandal kebangkrutan Lehman Brothers pada
September 2008 silam, kini mulai terkuak. Laporan temuan setebal 2.200
halaman tersebut merupakan hasil penelitian lebih dari satu tahun.
Tujuannya, untuk menentukan siapa sebenarnya yang bersalah dibalik
runtuhnya Lehman Brothers (Winarto,2010).
Sekedar kilas balik, Lehman Brothers merupakan salah satu
investment bank terbesar di AS yang sudah berusia 150 tahun.
Kebangkrutan bank ini merupakan yang terbesar yang pernah terjadi dalam
sejarah perbankan di AS. Bangkrutnya Lehman Brothers juga merupakan
titik awal serangan badai krisis terdahsyat pasca Perang Dunia II yang
melanda tahun 2007 dan 2008 lalu (Nugroho,2010)
Seorang peneliti dari firma hukum Jenner & Block, Anton Valukas,
membuka tabir dibalik runtunnya Lehman Brothers sebagai lembaga
keuangan terbesar dalam sejarah korporasi di Amerika Serikat yang memicu
krisis finansial global.
Hasilnya waktu itu cukup parah. Aliran dana kredit dari berbagai bank
terhenti. Bank tidak percaya satu sama lain. Kepercayaan perbankan
merosot tajam.
Akibatnya, perusahaan-perusahaan raksasa yang sudah berusia di atas
100 tahun, seperti Lehman Brothers pun ikut bangkrut. Menyusul General
Motors, perusahaan otomotif terkemuka di dunia yang genap berusia 100

13
tahun September tahun 2008, juga telah meminta persetujuan otoritas bisnis
AS untuk dibangkrutkan.
Pada 15 September 2008, Lehman Brothers meminta perlindungan
atas kebangkrutan sesuai Bab 11 Undang-undang Kepailitan AS. Kewajiban
utang Lehman Brothers terhadap bank dinyatakan sejumlah 613 miliar dolar
AS. Dimana sebesar 155 miliar dolar AS utang obligasi. Sementara total
asset Lehman Brothers yang dimiliki hanya sejumlah 639 miliar dolar AS.
JP Morgan Chase & Co dan Citigroup meminta tambahan penjaminan
sebesar 21 miliar dolar AS ketika Lehman mulai terguncang. Laporan itu
menyebutkan, pada 11 September 2008 JP Morgan meminta tambahan
jaminan 5 miliar dolar AS. Permintaan jaminan oleh para kreditor Lehman
berdampak langsung terhadap likuiditas Lehman. Ini menjadi penyebab
utama kebangkrutan Lehman.
Selain itu, Auditor Ernst & Young sebagai auditor keuangan Lehman
Brothers juga dinilai lalai, dan melaporkan hasil audit palsu soal keuangan
lembaga keuangan terbesar dan bergengsi di AS tersebut.
Selain permintaan tambahan kolateral, penumpukan aset Lehman
Brothers juga dibuat terpusat pada kredit kepemilikan kredit rumah
bermasalah. Sehingga ada kasus penyesatan informasi yang material dalam
akuntansi Lehman.
Menurut laporan Auditor Ernst & Young, tersirat bahwa Lehman
menggunakan rekayasa akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 miliar
dolar AS di pembukuannya. Semua itu dilakukan untuk menyembunyikan
ketergantungan dari utangnya. Para pejabat senior Lehman, juga auditor
mereka Ernst & Young, sadar akan tindakan ini.
Tidak hanya itu, mereka juga menyinggung kemungkinan gugatan
hukum terhadap mantan pimpinan Lehman, Dick Fuld, juga pejabat
keuangan Lehman, eksekutif Lehman lainnya seperti Chris O'Meara, Erin
Callan, dan Ian Lowitt. Perusahaan itu dituduh telah melakukan skandal
akuntansi. Itulah mengapa pemerintah Amerika Serikat tidak membail-out
Lehman Brothers, karena aktiva lehman lebih banyak berbentuk derivatif.
(Winarto,2010)

14
Daftar Pustaka

Brooks, Leonard J & Paul Dunn, Etika Bisnis dan profesi edisi 5,Salemba empat,
Jakarta:2011
Duska, Ronald F and Brenda shay Duska, accounting Ethics, Ebook Blackwell
Publishing:2011.
http://iapi.or.id
http://www.iaiglobal.or.id
http://iamiglobal.or.id
PMK No.17/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik
PMK No.25/2014 Tentag Akuntan Beregister Negara
Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara
No.PER/04/M.PAN/03/2008
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tetang Akuntan Publik

15

Anda mungkin juga menyukai