buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai
akuntan.
Seperti yang disebutkan di atas, etika ini mengatur bagaimana seorang akuntan melakukan
pekerjaannya. Tanpa kode etik, seorang akuntan bisa saja langsung diberhentikan. Karena
dalam profesi akuntansi, skandal yang bertentangan dengan kode etik merupakan masalah
besar. Itulah sebabnya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengeluarkan kode etik yang harus
dipatuhi oleh akuntan. Terdapat delapan prinsip dasar etika profesi akuntansi yang harus
dipahami oleh setiap akuntan yang menjalankan pekerjaannya.
Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang
dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi sebagai perwujudan tanggung jawabnya
kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja, dan masyarakat
umum. Dalam upaya memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan
profesional sangat tidak dianjurkan mencemarkan nama baik profesi. Akuntan wajib
mempunyai sikap jujur dan dapat dipercaya.
yang dilaksanakannya. Anggota memiliki tanggung jawab kepada pemakai jasa mereka dan
tanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota demi mengembangkan profesi
Standar Teknis
Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai
penugasan dari penerima jasa, selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas
dan objektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah
Kepentingan Publik
Anggota akuntan profesional berkewajiban untuk bertindak dalam rangka pelayanan kepada
satu ciri dari profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan juga
memegang peranan penting di masyarakat. Arti publik dari profesi akuntan meliputi klien,
pemerintah, pemberi kredit, pegawai. Investor, dunia bisnis dan pihak-pihak yang bergantung
kepada integritas dan objektivitas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis
dengan tertib. Oleh karena itu seorang akuntan harus selalu bertindak sesuai dengan koridor
Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh
dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip.
Kerahasiaan
Mengingat akuntan adalah profesi yang berhubungan langsung dengan data keuangan, maka
sudah sepatutnya harus mampu memegang prinsip kerahasiaan. Prinsip kerahasiaan
mengharuskan setiap akuntan untuk tidak melakukan hal berikut ini.
Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga. Informasi yang
diperoleh baik melalui hubungan profesional maupun hubungan bisnis.
Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan
nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap
adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan
kepentingan atau di bawah pengaruh pihak lain.
Seperti yang disebutkan di atas, etika ini mengatur bagaimana seorang akuntan melakukan
pekerjaannya. Tanpa kode etik, seorang akuntan bisa saja langsung diberhentikan. Karena
dalam profesi akuntansi, skandal yang bertentangan dengan kode etik merupakan masalah
besar. Itulah sebabnya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengeluarkan kode etik yang harus
dipatuhi oleh akuntan. Terdapat delapan prinsip dasar etika profesi akuntansi yang harus
dipahami oleh setiap akuntan yang menjalankan pekerjaannya.
Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang
dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi sebagai perwujudan tanggung jawabnya
kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja, dan masyarakat
umum. Dalam upaya memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan
profesional sangat tidak dianjurkan mencemarkan nama baik profesi. Akuntan wajib
mempunyai sikap jujur dan dapat dipercaya.
Standar Teknis
Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai
penugasan dari penerima jasa, selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas
dan objektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah
Kepentingan Publik
Anggota akuntan profesional berkewajiban untuk bertindak dalam rangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik serta menunjukkan sikap profesionalisme. Salah
satu ciri dari profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan juga
memegang peranan penting di masyarakat. Arti publik dari profesi akuntan meliputi klien,
pemerintah, pemberi kredit, pegawai. Investor, dunia bisnis dan pihak-pihak yang bergantung
kepada integritas dan objektivitas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis
dengan tertib. Oleh karena itu seorang akuntan harus selalu bertindak sesuai dengan koridor
pelayanan publik untuk menjaga kepercayaan mereka.
Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh
dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip.
Kerahasiaan
Mengingat akuntan adalah profesi yang berhubungan langsung dengan data keuangan, maka
sudah sepatutnya harus mampu memegang prinsip kerahasiaan. Prinsip kerahasiaan
mengharuskan setiap akuntan untuk tidak melakukan hal berikut ini.
Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga. Informasi yang
diperoleh baik melalui hubungan profesional maupun hubungan bisnis.
Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan
nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap
adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka, serta bebas dari benturan
kepentingan atau di bawah pengaruh pihak lain.
Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan profesional yang berlaku ketika memberikan
jasa profesional.
Etika profesi dalam bidang akuntansi sangat perlu diperhatikan oleh setiap akuntan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tugas dan
tanggung jawabnya sebagai seorang akuntan yang profesional. Dengan memahami etika
profesi dengan baik, maka akuntan seharusnya dapat bekerja dengan maksimal, salah
satunya dengan membuat laporan keuangan yang terperinci.
Kompetensi adalah salah satu penjamin mutu dan kualitas layanan dari seorang profesional
di bidang jasa. Prinsip kompetensi dan kehati-hatian professional mengharuskan setiap
anggota akuntan untuk:
Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan profesional yang berlaku ketika memberikan
jasa profesional.
Etika profesi dalam bidang akuntansi sangat perlu diperhatikan oleh setiap akuntan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tugas dan
tanggung jawabnya sebagai seorang akuntan yang profesional. Dengan memahami etika
profesi dengan baik, maka akuntan seharusnya dapat bekerja dengan maksimal, salah
satunya dengan membuat laporan keuangan yang terperinci.