Anda di halaman 1dari 16

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

Kode Etik Profesi Akuntansi Indonesia

Dosen Pengampu :

Ibu Siti Nur Hadiyati, SE., M.Si., Ak., CA

Disusun Oleh:
Dicky Leumardi Pratama 422040001

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika Profesi Akuntansi merupakan suatu ilmu yang membahas


perilaku perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami
oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Dalam
menjalankan profesi sebagai seorang akuntan harus dengan sadar
menjalankan tugas, hak, kewajiban dan fungsinya. Namun, menjadi seorang
akuntan bukanlah hal yang mudah.

Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang


tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi
pegangan bagi setiap orang yang mengembangkan profesi yang
bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau
mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang
harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Adapun kode etik yang harus
dipenuhi oleh seorang akuntan akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Kode Etik Akuntan?
2. Apa jenis-jenis profesi akuntan?
3. Apakah Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia?
4. Apa Garis Besar Kode Etik Dan Perilaku Professional ?
5. Apakah Aturan Etika dalam Akuntan?
6. Apakah RUU Profesi Akuntan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Akuntansi

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa
yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang
harus dihindari.

Kode Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku etika akuntan di


Indonesia dalam memenuhi tanggung jawab profesinya yang mengatur
hubungan antara akuntan publik dengan klien, antara akuntan publik
dengan rekan sejawat dan antara profesi dengan masyarakat. Etika profesi
terdiri dari lima dimensi yaitu kepribadian, kecakapan profesional, tangung
jawab, pelaksanaan kode etik, penafsiran dan penyempurnaan kode etik.

Sedangkan kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku


dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari
dalam profesi akuntansi. Kode etik akuntansi dapat menjadi penyeimbang
segi-segi negatif dari profesi akuntansi, sehingga kode etik bagai kompas
yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin
mutu moral profesi akuntansi dimata masyarakat.

Kantor AkuntanPublik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan


publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangan-
undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa professional dalam
praktik akuntan public.IAI (IkatanAkuntan Indonesia) adalah wadah
organisasi profesi akuntan Indonesia yang diakui pemerintah.

Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya


kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional. Tujuan profesi akuntansi adalah
memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi,
mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan
publik.

Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar


yang harus dipenuhi:

a. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.


b. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh
pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
c. Kualitas Jasa : Terdapat keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari
akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
d. Kepercayaan : Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa
terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh
akuntan.

2. Dua sasaran pokok dari kode etik yaitu:

a. Kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan


dirugikan oleh kelalaian baik secara disengaja ataupun tidak disengaja
dari kaum profesional,
b. kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari
perilaku buruk orang-orang yang mengaku diri profesional.

B. Jenis-Jenis Profesi Akuntan:


1. Akuntan Publik

Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi akuntansi yang


menyediakan jasa audit yang bersifat independen, yaitu memberikan jasa
untuk memeriksa, menganalisis, kemudian memberikan pendapat / asersi
atas laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum.

2. Akuntan Manajemen
Akuntan manajemen merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa
bertugas atau bekerja di perusahaan-perusahaan. Akuntan manajemen
bertugas untuk membuat laporan keuangan di perusahaan.

3. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik merupakan sebuah profesi akuntansi yang
biasa bertugas atau bekerja di lembaga-lembaga pendidikan, seperti pada
sebuh Universitas, atau lembaga pendidikan lainnya. Akuntan
manajemen bertugas memberikan pengajaran tentang akuntansi pada
pihak – pihak yang membutuhkan.
4. Akuntan Internal

Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan


dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut.
Tugas audit yang dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu
manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.

5. Konsultan SIA / SIM

Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan
diluar pekerjaan utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai
berbagai hal yang berkaitan dengan sistem informasi dalam sebuah
perusahaan. Seorang Konsultan SIA/SIM dituntut harus mampu menguasai
sistem teknologi komputerisasi disamping menguasai ilmu akuntansi yang
menjadi makanan sehari-harinya. Biasanya jasa yang disediakan oleh
Konsultan SIA/SIM hanya pihak-pihak tertentu saja yang menggunakan
jasanya ini.

6. Akuntan Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di


instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap
pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi
dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh
unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan
yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang
bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan
pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan
Pembagian (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan instansi
pajak.

C. Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang


mengatur pelaksanaan pemberi jasa pofesional oleh anggota. Prinsip Etika
disahkan dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan aturan etika disahkan
dan hanya mengikat anggota himpunan yang bersangkutan. Interpretasi
Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang
dibentuk oleh himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota,
dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam
menerapkan aturan etiks, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya.

Adapun prinsip-prinsip etika profesi IAI sebagai berikut :

1. Tanggung Jawab Profesi

Dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang


profesional,anggota harus menjalankan pertimbangan moral dan profesional
secara sensitif.

2. Kepentingan Publik

Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat,


dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit,
pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan,
dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan
dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Kepentingan
utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham
bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai
dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi
tersebut.

3. Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya


pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota
dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan
seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa
harus mengorbankan rahasia penerima jasa.

4. Obyektivitas

Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas


jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota
bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka
atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh
pihak lain.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan


berhati-hati, untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh
manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.

6. Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang


diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak
atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi


profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.

8. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai


dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.

D. Garis Besar Kode Etik Dan Perilaku Professional


1. Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.

Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban


untuk melindungi hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua
budaya. Sebuah tujuan utama profesional komputasi adalah untuk
meminimalkan konsekuensi negatif dari sistem komputasi, termasuk
ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan.

2. Hindari menyakiti orang lain.

“Harm” berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang


tidak diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau
dampak lingkungan yang tidak diinginkan.

3. Bersikap jujur dan dapat dipercaya

Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan.Tanpa


kepercayaan suatu organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.

4. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi

Nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip-


prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah.
5. Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.

Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat


perjanjian lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan.

6. Memberikan kredit yang pantas untuk property intelektual.

Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari


kekayaan intelektual.

7. Menghormati privasi orang lain

Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan


dan pertukaran informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi
sebelumnya dalam sejarah peradaban.

8. Kepercayaan

Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali


salah satu telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan
atau, secara implisit, saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan
dengan pelaksanaan tugas seseorang.

E. Aturan Etika
1. Independensi

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu


mempertahankan sikap mental independen didalam memberikan jasa
profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik
yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi
independen dalam fakta (in fact) maupun dalam penampilan (in appearance).

2. Integritas dan Objectivitas


Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan
integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of
interst) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material
misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan)
pertimbangannya kepada pihak lain.

Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

1. Standar Umum
a. Kompetensi profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan
pemberian jasa profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan
dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.
b. Kecermatan dan keseksamaan profesional. Anggota KAP wajib
melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan
keseksamaan profesional.
c. Perencanaan dan supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan
mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa
profesional.
d. Data relevan yang memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data
relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi simpulan
atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.
2. Prinsip Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan:

a. Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan


keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum atau
b. Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material
yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat
penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data
secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh
badan pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa,
laporan atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut
diatas. Dalam kondisi tersbeut, anggota KAP dapat tetap mematuhi
ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat menunjukkan
bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak memuat
penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan penyimpangan
dan estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa kepatuhan
atas prinsip akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan laporan
yang menyesatkan.
c. Tanggung Jawab kepada Klien
Informasi Klien yang Rahasia
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien
yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak
dimaksudkan untuk:
1) Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai
dengan aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip
akuntansi.
2) Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk
mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti
panggilan resmi penyidikan pejabat pengusut atau melarang
kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku.
3) Melarangreview praktik profesional (review mutu) seorang anggota
sesuai dengan kewenangan IAI atau
4) Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau
pemberian komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan
yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka penegasan disiplin anggota.
d. Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan


perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

e. Komunikasi Antarakuntan Publik


1) Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik
pendahulu bila akan mengadakan perikatan (engagement) audit
menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku
yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode
serta tujuan yang berlainan.
2) Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis
permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.
f. Perikatan Atestasi

Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikataan atestasi


yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan
oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila perikatan
tersebut dilaksanakan untuk memnuhi ketentuan perundang-undangan atau
peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.

g. Tanggungjawab dan Praktik Lain

Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan

1) Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau


mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi, Iklan, Promosi,
dan Kegiatan Pemasaran lainnya.
2) Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan
mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi
pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak
merendahkan citra profesi.

F. RUU PROFESI AKUNTAN

Untuk mengawasi akuntan publik, khususnya kode etik, Departemen


Keuangan (DepKeu) mempunyai aturan sendiri yaitu Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) No.17 Tahun 2008 yang mewajibkan akuntan dalam
melaksanakan tugas dari kliennya berdasarkan SPAP (Standar Profesi
Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik diterapkan oleh asosiasi
profesi berdasarkan standar Internasional. Misalkan dalam auditing, SPAP
berstandar kepada International Auditing Standart.

APLIKASI KODE ETIK

Meski sampai saat ini belum ada akuntan yang diberikan sangsi berupa
pemberhentian praktek audit oleh dewan kehormatan akibat melanggar kode
etik dan standar profesi akuntan, tidak berarti seorang akuntan dapat bekerja
sekehendaknya. Setiap orang yang memegang gelar akuntan, wajib menaati
kode etik dan standar akuntan, utamanya para akuntan publik yang sering
bersentuhan dengan masyarakat dan kebijakan pemerintah. Etika yang
dijalankan dengan benar menjadikan sebuah profesi menjadi terarah dan
jauh dari skandal.

Sanksi Administratif dalam UU No. 5 tahun 2011 :

1) Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu, jika AP


melakukan pelanggaran ringan sebagaimana ketentuan Pasal 13,17, 19
,25,27,32,34,35 UU No. 5 tahun 2011 dan melakukan pelanggaran
terhadap SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik) dan kode etik yang
tidak berpengaruh terhadap laporan keuangan yang diterbitkan.
2) Sanksi tertulis yang dikenakan pada pelanggaran sedang. AP dan KAP
tsb melanggar ketentuan Pasal 4, 30 ayat (1) huruf a,b,f, Pasal 31 dan
melakukan pelanggaran SPAP serta kode etik yang berpengaruh
terhadap laporan yang diterbitkan namun tidak signifikan.

3) Sanksi Pembatasan Pemberian Jasa kepada suatu jenis entitas tertentu,


seperti bank, pasar modal jika AP dan KAP melakukan pelanggaran
cukup berat. Pelanggaran yang dimaksud, jika AP dan KAP melanggar
SPAP dan kode etik yang berpengaruh terhadap laporan yang
diterbitkan.
4) Jenis sanksi keempat, pembatasan pemberian jasa tertentu. AP atau KAP
tersebut tidak diperbolehkan memberikan jasa tertentu, seperti jasa audit
umum atas laporan keuangan selama 24 bulan. Bila dalam kurun waktu 3
tahun melakukan tindakan yang sama, AP dan KAP tsb akan
digolongkan melakukan pelanggaran cukup berat.
5) Sanksi kelima pembekuan ijin. AP atau KAP yang dikenakan sanksi ini
jika melakukan pelanggaran berat berupa pelanggaran ketentuan Pasal
9,28, 29,30, ayat (1) huruf c,e,g,h ,i UU no 5 tahun 2011 tentang Akuntan
Publik dan melakukan pelanggaran terhadap SPAP serta kode etik yang
berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan. Sanksi pembekuan
izin diberikan paling banyak 2 kali dalam waktu 48 bulan, namun jika
masih melakukan hal yang sama maka akan dikenakan sanksi
pelanggaran berat, ijinnya akan dicabut.

6) Jenis sanksi ke enam berupa pencabutan izin jika AP atau KAP


melakukan pelanggaran sangat berat yaitu melanggar Pasal 30 ayat (1)
huruf d, j UU Akuntan Publik dan melakukan pelanggaran SPAP serta
kode etik yang berpengaruh sangat signifikan terhadap laporan yang di
terbitkan.

Adapun sanksi denda telah berlaku lebih dahulu dengan di keluarkannya PP


no 1 tahun 2013 tentan PNBP (pendapatan Negara bukan pajak) di
lingkungan Kementerian Keuangan.
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan :

1. Kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam
profesi akuntansi. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak profesional. Dan perbedaan dari kode etik suatu profesi
mempunyai kode etik masing-masing dan tersendiri yang dibuat oleh
badan yang mengatur etika profesi tersebut.
2. Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan, karena melanggar
kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum, tapi pelanggaran kode
etik akan diperiksa oleh majelis kode etik dari setiap profesi tersebut.

B. SARAN
1. Harus ada lembaga yang berbeda-beda dalam menaungi berbagai profesi
yang ada, dimana lembaga tersebut merupakan sekumpulan orang yang
memiliki profesi yang sama dengan tujuan dapat menciptakan tatanan
etik dalam pekerjaan. Dan semua lembaga-lembaga profesi tersebut harus
memiliki tujuan yang satu yaitu, mengutamakan profesionalitasdalam
bekerja yang dilihat dari kepatuhan menjadikan kode etik profesi sebagai
pedoman.
2. Etika profesi akuntansi diatur oleh suatu badan atau organisasi yang
bertanggung jawab dilingkup akuntansi seperti Ikatan akuntansi
Indonesia (IAI), Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sedangkan
untuk etika profesi yang lain diatur oleh organisasi yang berbeda sesuai
dengan profesinya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

https://istiqamah26.wordpress.com/2014/11/06/makalah-kode-etik-
akuntan/, 12.15, Senin 13 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai