Kelas : 4K – AKM
Absen : 03
TUGAS ETIKA BISNIS
“RESUME PERTEMUAN KE – 4”
A. Prinsip dan Kode Etik dalam Bisnis
Pengertian dan Beberapa Etika Profesi Akuntansi yang Perlu Anda Ketahui
Sebagai salah satu profesi penting dalam ranah ekonomi, tentu terdapat kode etik yang harus
dipenuhi demi menjaga mutu dan kepercayaan para pengguna jasa. Berdasar pada keputusan
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI))etika profesi akuntansi ini meliputi
semua kaidah dan norma yang mengatur hubungan antara akuntan dengan sejawat, dengan
auditor atau klien, ataupun dengan masyarakat. Prinsip etika ini pun bertujuan untuk
memandu para akuntan agar bisa menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Berikut 8
prinsip etika profesi akuntansi tersebut;
1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam menjalankan tanggung jawabnya, seorang akuntan harus senantiasa berpijak pada
pertimbangan moral di setiap kegiatan/aktivitas yang dilakukan. Bagaimanapun, mereka
memiliki tanggung jawab tidak hanya pada pengguna jasa atau klien, tetapi juga pada rekan
sejawat dan masyarakat secara umum. Karenanya, pertimbangan moral menjadi salah satu
cara untuk menjaga kepercayaan dan mutu dari kinerja.
2. Kepentingan Publik
Sama halnya seperti profesi lain, akuntan juga memiliki tanggung jawab pelayanan kepada
publik. Publik di sini dapat diartikan sebagai pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan
bergantung pada integritas seorang akuntan. Tak lain, demi terciptanya stabilitas ekonomi
bisnis yang sehat dan efisien. Sebut saja seperti; pemerintah, klien, investor, pemberi kredit,
atau bahkan masyarakat secara langsung. Karenanya, seorang akuntan harus selalu bertindak
dalam koridor pelayanan publik serta menjaga kepercayaan mereka.
3. Integritas
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, demi menjaga kepercayaan publik seorang
akuntan haruslah dibekali dengan integritas yang tinggi. Dengan integritas ini, seseorang
akan senantiasa memberikan pelayanan dengan jujur tanpa ada unsur keuntungan pribadi.
Karena bagi mereka yang memiliki integritas tinggi, perbedaan dan kesalahan secara tidak
sengaja masih bisa ditoleransi, namun tidak dengan kecurangan.
4. Objektivitas Etika Profesi Akuntansi
Selain harus mengedepankan kejujuran, seorang akuntan juga dituntut untuk objektif. Dalam
artian, mereka harus bebas dari berbagai benturan kepentingan yang berhubungan dengan
kewajiban profesionalnya. Etika profesi akuntansi dengan prinsip objektivitas ini
mengharuskan para akuntan untuk bersikap adil, tidak berprasangka, tidak memihak, tidak di
bawah pengaruh salah satu pihak, serta jujur secara intelektual.
5. Kerahasiaan Etika Profesi Akuntansi
Mengingat akuntan adalah profesi yang berhubungan langsung dengan data keuangan,
mereka juga harus mampu memegang prinsip kerahasiaan. Dalam artian, tidak boleh
mengungkapkan informasi pada pihak mana pun, terlebih jika tanpa persetujuan atau tanpa
wewenang secara spesifik. Kecuali, jika memang harus mengungkapkannya karena
kewajiban hukum atau tanggung jawab profesional. Selain itu, juga tidak dibenarkan untuk
menggunakan informasi rahasia tersebut sebagai sarana mendapatkan keuntungan bagi
pribadi maupun pihak ketiga.
6. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Sebagai akuntan profesional, tentu kompetensi menjadi salah satu penjamin mutu dan
kualitas pelayanan. Mereka harus membekali diri dengan etika profesi akuntansi yang satu
ini, agar bisa memberi pelayanan terbaik untuk para pengguna jasa. Karenanya, seorang
akuntan harus selalu bersedia mengasah pengetahuan dan keahlian, serta bertindak cermat
dalam menjalankan jasa profesionalnya.
7. Standar Teknis
Etika profesi akuntansi yang juga tak kalah penting adalah menjalankan tugas profesional
sesuai dengan standar teknis. Seorang akuntan memiliki kewajiban untuk mematuhi standar
teknis dan standar profesional yang telah ditetapkan oleh perundangan-undangan yang
relevan, ataupun yang telah dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan
Internasional Federation of Accountants.
8. Perilaku Profesional
Seorang akuntan harus berperilaku baik dan menjauhkan tindakan yang bisa mendeskreditkan
profesinya dan hal ini harus dilakukan secara konsisten agar kepercayaan klien selalu ada
kepada akuntan tersebut. Akuntan yang tidak bersikap profesional seperti selalu tidak tepat
waktu, ingkar janji atau perilaku negatif lainnya akan membuat klien merasa tidak nyaman
dan kecewa yang bisa membuat profesi akuntan menjadi kurang baik secara kolektif.