Anda di halaman 1dari 9

NAMA : BRINTAN SAMUDRANIS

KELAS :4K
NO ABS : 03
A. Contoh dan Analisa Kasus CSR Di Indonesia
1. Pembangunan Proyek Pulau G Oleh PT Agung Podomoro Land Justru Persulit
Masyarakat
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli memutuskan bahwa
pulau G telah melakukan pelanggaran berat. Untuk diketahui pulau tersebut sedang
dibangun oleh  pengembang PT. Agung Podomoro Land."Komite Gabungan dan para
menteri sepakat  bahwa Pulau G masuk dalam pelanggaran berat," ujar Rizal di
kantor Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman di Gedung BPPT 1, Jakarta,
Kamis (30/6/2016).
Alasan Komite gabungan yang membahas reklamasi menilai Pulau G
melakukan pelanggaran  berat, karena ditemukan banyak kabel yang terkait dengan
listrik dan pembangkit milik PLN. Selain itu Rizal memaparkan pembangunan Pulau
G mengganggu lalu lintas kapal nelayan."Sebelum ada pulau itu, kapal nelayan
dengan mudah mendarat, parkir di Muara Angke. Tapi begitu pulau ini dibikin, dia
tutup sampai daratan sehingga kapal-kapal musti muter dulu," jelas Rizal. Menurut
Ketua Kelompok Keahlian Teknik Pantai Institut Teknologi Bandung, Muslim
Muin, reklamasi di teluk Jakarta dampaknya memperparah banjir Jakarta,
pembangunan 17 pulau di  pantai utara Jakarta dapat menghambat aliran 13 sungai ke
Teluk Jakarta. Menurut Muslim, elevasi muka air 13 sungai akan naik secara drastis
dibandingkan sebelum reklamasi. Akibatnya, Teluk Jakarta akan menjadi comberan
dari 13 sungai karena tidak ada  penampungan. PT Agung Podomoro Land alih-alih
memberikan dana bantuan CSR untuk meningkatkan  perekonomian masyarakat
sekitar justru melalui anak perusahaannya PT Muara Wisesa Samudera memberikan
uang sogokan kepada sejumlah nelayan dan pengurus RT di Kelurahan Muara Angke,
Penjaringan, Jakarta Utara. Uang itu disebut diberikan agar penduduk dan nelayan
Muara Angke menerima proyek reklamasi Pulau G yang dibangun di perairan Muara
Angke. Tempo mendapat kuitansi pemberian Rp 160 juta kepada ketua RT di RW 11.
Pada kuitansi tersebut tertulis duit itu untuk biaya sosialisasi dan pernyataan 12 ribu

1
masyarakat dalam mendukung reklamasi. Akibat dari banyaknya pelanggaran yang
dilakukan Agung Podomoro Land melalui anak usahanya PT Muara Wisesa Samudra,
maka pemerintah sepakat tidak memberikan izin  pembangunan di pulau G.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Sangat disanyangkan pembangunan pulau reklamasi di Jakarta yang tidak
berlajar dari negara-negara lain di Dunia yang telah melakukannya sebelumnya. Salah
satu contoh adalah  proyek tanggul laut di St Petersburg, Rusia. Rusia memiliki
kondisi geografis yang mirip dengan Teluk Jakarta. Namun, pembangunanya
dilakukan melalui proses yang benar.
2. PT PLN Persero
Kegiatan Community Relation adalah kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT
PLN Persero. Kegiatan ini menyangkut pengembangan kesepahaman melalui
komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Beberapa kegiatan yang
dilakukan PLN antara lain: melaksanakan sosialisasi instalasi listrik, contohnya
melalui penerangan kepada pelajar SMA di Jawa Barat tentang SUTT/SUTET, dan
melaksanakan sosialisasi bahaya layang-layang di daerah Sumenep, Pulau Madura,
Jawa Timur.
Community Services, Program bantuan dalam kegiatan ini berkaitan dengan
pelayanan masyarakat atau kepentingan umum. Kegiatan yang dilakukan selama
tahun 2011, antara lain memberikan: Bantuan bencana alam, Bantuan peningkatan
kesehatan di sekitar instalasi PLN, antara lain di Kelurahan Asemrowo, Surabaya
yang berada di sekitar SUTT 150kV Sawahan-Waru, Bantuan sarana umum
pemasangan turap untuk warga pedesaan di Kecamatan Rumpin – Kabupaten Bogor,
Jawa Barat serta bantuan pengaspalan jalan umum di Bogor – Buleleng, Bali,
Bantuan perbaikan sarana ibadah, Operasi Katarak gratis di Aceh, Pekanbaru, Jawa
Barat, dan kota lainnya di Indoenesia, Bantuan Sarana air bersih.
Community Empowering, Kegiatan ini terdiri dari program-program yang
memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang
kemandiriannya. Kegiatan yang dilakukan  antara lain: Bantuan produksi dan
pengembangan pakan ikan alternatif di sekitar SUTET, bekerja sama dengan Fakultas
Pertanian UGM. Bantuan alat pertanian kepada kelompok tani Ngaran Jaya

2
Kabupaten Kulonprogo, Jawa Tengah. Bantuan pengembangan budi daya pertanian
pepaya organik untuk komunitas di sekitar Gunung Merapi Yogyakarta yang bekerja
sama dengan Fakultas Pertanian UGM. Bantuan pengembangan pola tanam padi SRI
produktivitas tinggi. Bantuan pelatihan pengembangan budi daya tanaman organik di
sekitar instalasi PLN. Pemberian bibit coklat masyrakat dibawah ROW P3B Sumatera
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
PT. PLN bisa dikatakan sebagai sebuah perusahaan dengan pemasukan
finansial yang sangat besar, hal tersebut diimbangi dengan penyampaian CSR yang
baik dan tepat guna kepada masyarakat, selama ini yang dilakukan PT. PLN (Persero)
telah banyak menyusun dan melaksanakan kebijakan pemberdayaan masyarakat di
lingkungan sekitar perusahaan.
3. PT Freeport Indonesia
Beberapa permasalahan atau kasus CSR yang melibatkan PT Freeport
Indonesia dan dipublikasikan oleh beberapa media di tanah air antara lain: Biaya CSR
kepada sedikit rakyat Papua yang digembor-gemborkan itu pun tidak seberapa karena
tidak mencapai 1 persen keuntungan bersih PT FI. Malah rakyat Papua membayar
lebih mahal karena harus menanggung akibat berupa kerusakan alam serta punahnya
habitat dan vegetasi Papua yang tidak ternilai itu. Biaya reklamasi tersebut tidak akan
bisa ditanggung generasi Papua sampai tujuh turunan. Selain bertentangan dengan PP
76/2008 tentang Kewajiban Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan, telah terjadi bukti
paradoksal sikap Freeport (Davis, G.F., et.al., 2006). Kestabilan siklus operasional
Freeport, diakui atau tidak, adalah barometer penting kestabilan politik koloni Papua.
Induksi ekonomi yang terjadi dari berputarnya mesin anak korporasi raksasa
Freeport-McMoran tersebut di kawasan Papua memiliki magnitude luar biasa
terhadap pergerakan ekonomi kawasan, nasional, bahkan global.
Keberadaan tambang emas terbesar di dunia yang berada di Papua sama sekali
tidak memberikan keuntungan pada masyarakat sekitarnya. Freeport sebagai
pengelola hanya ‘menyuap’ masyarakat dengan dana CSR (Corporate Social
Responsibility) atau dana bantuan dan bina lingkungannya. Salah satu anggota DPR
yang tergabung dalam tim pemantau Otonomi Khusus Aceh dan Papua, Irene

3
Manibuy mengatakan, saat ini masyarakat Papua tidak membutuhkan dana CSR.
Papua butuh memperoleh komposisi saham Freeport untuk pengelolaan.

Sejak 1967 hingga kini, PT Freeport menikmati hasil kekayaan alam di bumi


cenderawasih, Papua. Perusahaan tambang yang berafiliasi ke Freeport-
McMoRan yang bermarkas di Amerika Serikat itu tak henti menambang emas, perak,
dan tembaga.Selama hampir setengah abad kehadiran Freeport di tanah Papua terus
menerus memunculkan pelbagai masalah. Mulai dari setoran ke negara yang dinilai
masih sangat rendah, hingga pelbagai alasan menyiasati larangan ekspor bahan
mentah.
Rendahnya peran Freeport pada warga Papua pernah diutarakan oleh salah
satu anggota DPR yang tergabung dalam tim pemantau otonomi khusus Aceh dan
Papua, Irene Manibuy. Dia mengkritik peran Freeport hanya sebatas CSR saja. Irene
mengatakan, saat ini masyarakat Papua tidak membutuhkan dana CSR dari Freeport .
Papua butuh memperoleh komposisi saham Freeport untuk pengelolaan. “Jangan
kami hanya dikasih CSR Rp 1,3 triliun, jangan hanya CSR berdasarkan dividen hanya
1 persen dari pendapatan kotor. Kami butuh share dan mengatur sendiri pembangunan
di sana, daerah kami,” ucap Irene beberapa waktu lalu. Lembaga swadaya Kontras
dua tahun lalu pernah melansir laporan fasilitas pekerja Freeport di lokasi tambang
yang sangat memprihatinkan. Misalnya kamar karyawan yang kecil, tapi diisi lima
sampai enam orang. Pekerja pun kerap mengeluh, lantaran remunerasi pegawai
Indonesia tidak sama dengan sistem yang diterapkan Freeport-McMoRan di AS atau
negara lain. Di cabang Freeport lain, upah karyawan berkisar USD 20-230 per jam.
Sedangkan di Indonesia, sempat hanya USD 3 per jam.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Perkembangan CSR tidak bisa terlepas dari konsep pembangunan
berkelanjutan (sustainability development), definisi pembangunan berkelanjutan
menurut The World Commission On Environment and Development yang lebih
dikenal dengan The Brundtland Comission, bahwa pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa

4
mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan
mereka (Solihin: 2009).
The Brundtland Comission dibentuk untuk menanggapai keprihatinan yang
semakin meningkat dari para pemimpin dunia terutama menyangkut peningkatan
kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang semakin cepat. Selain itu
komisi ini juga dibentuk untuk mencermati dampak kerusakan lingkungan hidup dan
sumber daya alam terhadap ekonomi dan pembangunan sosial. Oleh karenanya,
konsep sustainability development dibangun diatas tiga pilar yang berhubungan dan
saling mendukung satu dengan lainnya, Ketiga pilar tersebut adalah sosial, ekonomi,
dan lingkungan, sebagaimana ditegaskan kembali dalam The United Nation 2005
World Summit Outcome Document (Solihin: 2009).
Pengenalan konsep Sustainability development memberikan dampak kepada
perkembangan devinisi dan konsep CSR selanjutnya. Sebagai contoh The
Organization for economic cooperation and Development (OECD) merumuskan CSR
sebagai “Kontribusi bisnis bagi pembangunan berkelanjutan serta adanya perilaku
korporasi yang tidak semata-mata menjamin adanya pengembalian bagi pemegang
saham, upah bagi para karyawan, dan pembuatan produk serta jasa bagi para
pelanggan, melainkan perusahaan bisnis juga harus meberi perhatian terhadap
berbagai hal yang dianggap penting serta nilai-nilai masyarakat”.
Lembaga lain yang memberikan rumusan CSR sejalan dengan
konsepsustainability development adalah The World Business Council for
Sustainability Development. Menurut organisasi ini CSR adalah komitmen
berkelanjutan dari para pelaku bisnis untuk berprilaku secara etis dan memberikan
kontribusi bagi pembangunan ekonomi, sementara pada saat yang sama
meningkatkan kualitas hidup dari para ekerja dan keluarganya demikian pula
masyarakat lokal dan masyarakat secara luas (Solihin : 2009).
Menurut World Bank (Fox, Ward dan Howard 2002:1) CSR merupakan
komitmen sektor swasta untuk mendukung terciptanya pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development). Dukungan sektor swasta dalam hal ini
perusahaan untuk melakukan tanggungjawab sosialnya adalah ketika pada tahun
2000, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk UN Global Compact sebagai

5
salah satu lembaga yang merangkai konsep dan kegiatan CSR. Lembaga ini
merupakan representasi kerangka kerja sektor swasta untuk mendukung pembanguan
yang berkelanjutan dan terciptanya good corporate citizenship (UN Global Compact:
10). Tujuan utama yang ingin dicapainya adalah memberantas kemiskinan,
menyelesaikan masalah buta huruf, memperbaiki pelayanan kesehatan, mengurangi
angka kematian bayi, memberantas AIDS, menciptakan keberlanjutan dan
pengelolaan lingkungan, dan merangsang terciptanya kemitraan dalam proses
pembangunan
4. PT VALE
Baru di tahun 1968, perusahaan INCO resmi melakukan kontrak kerja selama
tiga puluh tahun. Kemudian tahun 2006 Inco diakuisisi oleh PT Vale hingga
sekarang. Seiring berjalannya waktu, perusahaan tersebut mulai beroperasi dan
menimbulkan kerugian seperti perubahaan hidrologi air, beberapa atap rumah
menggunakan seng terlihat usang dan berkarat karena zat yang keluar dari asap hasil
produksi, penebangan hutan karena diindikasi terdapat kandungan nikel, dan
perubahan cuaca akibat penebangan lahan hijau.
Salah satu bentuk Corporate Social Responsibility dari PT.Vale, program-
program tersebut adalah reklamasi lahan. Beberapa tahapan reklamasi lahan yang
telah dikerjakan perusahaan tambang tersebut. Mulai dari pengurukan lahan yang
selama ini dikeruk, mengembalikan unsur hara tanah agar dapat tanaman dapat
tumbuh dan subur serta penanaman kembali tumbuhan-tumbuhan epidemi Sorowako.
Kegiatan CSR tersebut memiliki tujuan untuk memperbaiki lingkungan dari
dampak negatif yang ditimbulkan dari hasil produksi tambang nikel PT.Vale. Dalam
mengkomunikasikan program CSR yang dibuat oleh PT. Vale, mereka memanfaatkan
media konventional dan online untuk menginformasikan kepada masyarakat
mengenai CSR lingkungan yang telah dibuat oleh mereka. PT. Vale memanfaat
media-media tersebut untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa perusahaan
tersebut tidak hanya menimbulkan dampak negatif tapi juga memiliki bentuk kegiatan
untuk memperbaiki lingkungan.
Walaupun PT. Vale telah membangun rumah sakit untuk mensejahterakan
masyarakat yang membutuhkan fasilitas kesehatan, namun bagaimana dengan

6
kontribusinya dengan lingkungan. PT. Vale memilih mengalihkan masalah
lingkungan yang satu dengan memperbaiki masalah lingkungan lainnya. Kemudahan
untuk menjangkau masalah lingkungan pada lahan hijau dan yang ada didarat
diperkirakan menjadi alasan. Masalah polusi udara memang sulit untuk diperbaiki
karena mengingat terbatasnya alat yang dapat membuat hal itu berhasil. Namun
sebagai perusahaan yang bertanggungjawab dengan lingkungan, PT.Vale harus
memperbaiki masalah lingkungan itu. Hal tersebut juga bisa dilakukan dengan
mengkomunikasikan himbauan terhadap jarak-jarak aman yang bisa digunakan oleh
masyarakat agar tidak terkena polusi tersebut.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Memanfaatkan seluruh bentuk komunikasi yang ada terutama dalam
menumpas kebiasaan buruk "baru" yang dimiliki oleh sebagian masyarakat yaitu
menebang pohon sembarangan didaerah yang diolah oleh PT.Vale. pemanfaat poster
dan pamphlet pinggir jalan dapat membuat informasi tersebut sampai ke masyarakat.
Atau bisa juga dengan menggunakan cara tradisional seperti melakukan dialog
kepada masyarakat untuk membicarakan kesepakatan agar menghindari konflik dan
dapat bersama-sama menjaga lingkungan dari kerusakan yang berkepanjangan.
Dalam buku Roberst Cox dituliskan ada banyak cara untuk melakukan
komunikasi lingkungan seperti menggunakan retorika, media dan jurnalis,
menggunakan bentuk diskusi, lewat iklan, resolusi konflik, komunikasi krisis, atau
menyebarkan pesan lingkungan lewat budaya-budaya pop yang sedang ada pada
zaman ini. Sehingga tidak ada alasan bagi organisasi untuk diam tidak melakukan
komunikasi lingkungan. PT.Vale juga harusnya bisa membuka ruang publik untuk
mendengar keluhan-keluhan masyarakat tentang pengolahan atau produksi dari
perusahaan. Pada intinya adalah komunikasi lingkungan merupakan hal yang
diperlukan oleh sebuah organisasi.
Disisi lain mereka harus bertanggungjawab kepada lingkungan yang menjadi
sumber dari produk olahan perusahaan. Tanpa harus menunggu bencana alam dan
hal-hal yang merugikan lainnya, manusia harus terlebih dahulu sadar bahwa
lingkungan membutuhkan kelestarian jangka panjang yang juga untuk kepentingan
bersama. Dengan komunikasi lingkungan, prinsip ini akan disebar sehingga bukan

7
saja sebagian orang atau organisasi yang melakukannya tapi semua lapisan
masyarakat diseluruh dunia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Desjardins, Hartman. 2012. Etika Bisnis ; Pengambil Keputusan untuk Integritas Pribadi dan
Tanggung Jawab Sosial. Erlangga : Jakarta.
Ernawan, R. Erni. 2011. Business Ethics. Alfabeta : Bandung.
Rahman, Reza. (2009). Corporate Social Responsibility : Antara Teori dan Kenyataan.
Yogyakarta : Media Presindo.
Solihin, Ismail, (2009). Corporate Social Responsibility; From Charity to Sustainability. Jakarta:
Salemba Empat
Wibisono, Yusuf (2007). Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik. Fascho Publishing
http://www.academia.edu/8893101/MAKALAH_CORPORATE_SOCIAL_RESPONSIBILITY
http://www.academia.edu/4794126/CONTOH_DAN_ANALISIS_CSR
http://www.starbucks.co.id/responsibility
http://map-csr.com/ayo-ke-museum-bersama-starbucks-indonesia/

http://map-csr.com/starbucks-past-activities/

https://www.scribd.com/doc/58519037/Starbucks-Coffee-Company

http://female.kompas.com/read/2013/07/16/2325332/Dari.Starbucks.untuk.Bantar.Gebang
http://www.sinarharapan.co/news/read/15093054/starbucks-bangun-aquatower-di-sunggal

http://marketeers.com/youth-jadi-perhatian-serius-csr-starbucks-2/
http://www.acehtraffic.com/2012/04/pencemaran-lingkungan-pt-arun.html.

Anda mungkin juga menyukai