Berkelanjutan
PT Vale Indonesia Tbk merupakan perusahaan tambang yang berada di Sorowako.
Perusahaan tambang inilah yang menjadi salah satu penopang perekonomian
masyarakat Kabupaten Luwu Timur mengingat banyaknya anggaran yang
dikeluarkan PT Vale Indonesia Tbk dalam membantu program-program pemerintah
Sulawesi Selatan untuk mengembangkan masyarakat di sekitarnya.
KEGIATAN pertambangan kerap kali memunculkan paradigma negatif terkait
pencemaran dan perusakan lingkungan. Namun berbagai upaya kreatif dapat
dilakukan untuk meminimalisir perubahan struktur alam yang terjadi akibat kegiatan
tersebut.
PT Vale Indonesia sebagai produsen nikel matte terbesar di Indonesia, dapat
menjadi contoh kreatif dalam pengolahan limbah tambang, serta mengembalikan
fungsi lahan setelah eksploitasi.
Upaya Pengembalian Fungsi Lahan
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Happy
Inspire
Confuse
Sad
Pengolahan Limbah Tambang yang Kreatif
Pengolahan limbah hasil tambang yang benar dan kreatif tidak hanya mampu
mengurangi pencemaran dan polusi, namun juga memiliki nilai ekonomi tambahan
bagi perusahaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
memanfaatkan limbah padat atau slag pascaproduksi, untuk membangun jalan
tambang, dan kegiatan konstruksi lainnya. PT Vale Indonesia bahkan berencana
menjual slag tersebut secara komersial kepada kontraktor atau pemerintah daerah
untuk kegiatan pembangunan.
Sementara itu limbah udara hasil produksi dapat disaring kembali dengan
menggunakan teknologi terkini, dengan nilai invetasi sebesar USD10 juta. Limbah
udara atau debu yang mengandung logam dapat disaring, dan perusahaan dapat
mengolah kandungan logam tersebut untuk menjadi metal yang dapat dijual.
Dengan cara yang benar dan kreatif, proses pengelolaan limbah tambang dapat
memberikan kenyamanan dan manfaat lebih bagi masyarakat dan perusahaan.
Investasi PLTA, Sumber Energi Ramah Lingkungan
Sejak 1978, PT Vale Indonesia telah berinvestasi membangun sumber energi yang
ramah lingkungan. Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA menjadi strategis untuk
proses produksi nikel mengingat wilayahnya yang kaya akan sumber daya air.
Lokasi pengolahan nikel di Sorowako, Sulawesi Selatan memiliki tiga danau besar,
yang terbesar diantaranya adalah Danau Matano. Hingga saat ini sudah ada tiga
PLTA yang beroperasi, yaitu PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe.
Total kapasitas produksi PLTA tersebut mencapai 365 megawatt (mw).
PLTA telah menjadi aset penting bagi PT Vale Indonesia. Selain untuk mendukung
upaya pemerintah mengurangi emisi karbon bahan bakar fosil dari aktivitas
pertambangan, biaya produksi nikel di PT Vale Indonesia juga menjadi sangat
efisien. Selain itu ketiga PLTA juga berkontribusi memasok listrik masyarakat sekitar
sebesar 10 megawatt (mw).
PLTA ini juga berkontribusi sebagai pemasukan negara, terutama melalui
pembayaran retribusi air sebesar USD2 juta ke dalam kas pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan, pembayaran pajak penerangan sebesar Rp1 miliar ke dalam kas
pemerintah Kabupaten Luwu Timur.
Dengan proses-proses tersebut, perusahaan-perusahaan tambang Indonesia dapat
menjaga keberlangsungan proses tambang yang hijau dan ramah lingkungan.
Karena stakeholder PT.Vale bukan hanya pada daerah tersebut tapi juga pada
masyarakat Indonesia. Setelah dilakukan pengamatan terhadap website dari
PT.Vale, perusahaan tersebut telah menyertakan anual report yaitu laporan tahunan
yang berisikan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan dan bentuk tanggungjawab
yang sudah dijalankan oleh perusahaan. Dalam website tersebut juga terdapat
video-video yang memperlihatkan kegiatan atau proses dalam melakukan CSR
lingkungan. Tidak hanya itu, PT.Vale mengkomunikasikan programnya lewat event-
event yang diadakan baik itu dengan mengajak masyarakat turut serta dalam
memelihara lingkungan ataupun event hiburan namun dengan tambahan informasi
mengenai program yang sudah dijalankan.
Namun faktanya, masalah lingkungan tidak hanya pada tanah dan lahan hijau di
daerah tersebut. Daerah tambang banyak mendapatkan dampak negatif seperti
polusi udara dan air. Sungai-sungai kecil yang bermuara ke Danau Matano, juga
berubah. Anak sungai di samping rumah sakit perusahaan, membelah pemukiman
warga di Sorowako, berhulu di pabrik, saat hujan air berwarna keruh dan membawa
lumpur. Alhasil, tepian danau berlumpur dan menghilangkan beberapa spesies
kerang (Mangobay.co.id).
Koran online lokal didaerah tersebut menyebutkan bahwa polusi udara sangat
mengganggu masyarakat setempat. "asap dan debu perusahan bertebaran di udara
sehingga mata terasa perih, ketika menghirup udaranya, bahkan terasa bau tak
sedap, menyengat hidung" (palopopos.co.id). Seperti yang nampak pada gambar
disampimg terlihat asap berwarna hitam keluar dari cerobong pabrik bertebaran di
udara, di tambah lagi debu yang di sebabkan aktivitas kendaraan PT Vale melintasi
di area perusahan di jembatan flyover jalan poros Malili-Sorowako bertebaran,
mengakibatkan penyakit mudah menyerang tubuh.
Tidak adanya tindakan untuk menangani masalah polusi udara yang mengganggu
masyarakat dinilai ada penyelewangan. Harusnya dalam melakukan CSR, PT. Vale
mampu menangani semua masalah lingkungan yang ditimbulkannya. Tidak hanya
berfokus yang kasat mata seperti lahan hijau dan tanah, tapi juga polusi udara akibat
asap yang ditimbullkannya.
Penulis mengaitkan hal ini dengan manajemen resiko yang dimiliki oleh setiap
perusahaan. Ada banyak hal yang menjadi manajemen resiko sebuah perusahaan
dan perusahaan memilih berbagai macam cara untuk menanganinya. Penulis
menganggap PT.Vale melakukan CSR lingkungan berupa melakukan reklamasi
lahan untuk mengalihkan masalah lingkungan lainnya.
Munculnnya argumen-argumen yang bisa menjadi bukti akan Legislator partai Hati
Nurani Rakyat (Hanura) Luwu Timur, Munir Abdul Razak mengakui jika dirinya
memang melontarkan statement yang menuding pihak Bapedalda Luwu Timur
terkesan tutup mata dan membiarkan cerobong asap pabrik milik Perusahaan
Pertambangan Nikel, PT. Vale Indonesia, Tbk terindikasi mencemari lingkungan
(lutimterkini.com). Dalam berita tersebut disebutkan bahwa adanya statement
kemungkinan piala Adipura yang diraih kota Malili selama empat kali terindikasi
terjadinya unsur penyuapan sehingga pemerintah bungkam terhadap polusi udara
yang disebabkan oleh cerobong asap PT. Vale.
Oleh karena itu dalam tulisan ini, solusi yang dapat diberikan adalah memanfaatkan
seluruh bentuk komunikasi yang ada terutama dalam menumpas kebiasaan buruk
"baru" yang dimiliki oleh sebagian masyarakat yaitu menebang pohon sembarangan
didaerah yang diolah oleh PT.Vale. pemanfaat poster dan pamphlet pinggir jalan
dapat membuat informasi tersebut sampai ke masyarakat. Atau bisa juga dengan
menggunakan cara tradisional seperti melakukan dialog kepada masyarakat untuk
membicarakan kesepakatan agar menghindari konflik dan dapat bersama-sama
menjaga lingkungan dari kerusakan yang berkepanjangan.
Dalam buku Roberst Cox dituliskan ada banyak cara untuk melakukan komunikasi
lingkungan seperti menggunakan retorika, media dan jurnalis, menggunakan bentuk
diskusi, lewat iklan, resolusi konflik, komunikasi krisis, atau menyebarkan pesan
lingkungan lewat budaya-budaya pop yang sedang ada pada zaman ini. Sehingga
tidak ada alasan bagi organisasi untuk diam tidak melakukan komunikasi
lingkungan. PT.Vale juga harusnya bisa membuka ruang publik untuk mendengar
keluhan-keluhan masyarakat tentang pengolahan atau produksi dari perusahaan.
Pada intinya adalah komunikasi lingkungan merupakan hal yang diperlukan oleh
sebuah organisasi.