Anda di halaman 1dari 6

Eksternalitas negatif

Nama : bagas prayogo

Kelas : EP 2020 D

NIM : 7111420189

EKSTERNALITAS PABRIK GULA PT. KEBUN TEBU MAS DESA


LAMONGREJO KECAMATAN NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN

PT. Kebun Tebu Mas merupakan pabrik gula pertama yang dibangun pada era pemerintahan Presiden
Joko Widodo di Jawa Timur, berlokasi di Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan. Pembangunan
pabrik bertujuan untuk meningkatkan dan memenuhi kebutuhan gula nasional tanpa harus impor. PT.
KTM menerapkan teknologi mesin modern, proses terpadu dan efisiensi tinggi dengan mencoba
menggunakan bahan baku tebu (BBT). Proses produksi dilakukan dengan kapasitas mesin sebesar 12.000
Tone Cane Day (TCD) (Evizal, 2018).

Kerusakan yang di timbulkan?

1. Bau busuk yang dirasakan rumah tangga sekitar PT. KTM, Bau busuk yang dirasakan warga
sekitar PT. KTM dengan radius ≤ 500 meter.
2. Asap dari proses produksi yang mengenai tanaman tembakau, Asap dari proses produksi yang
mengenai tanaman tembakau petani di sekitar PT. KTM pada radius ≤ 500 meter.
3. Asap dari proses produksi yang dirasakan masyarakat sekitar dengan radius ≤ 1 km di sekitar PT.
KTM.
4. Dampak pencemaran air untuk kebutuhan rumah tangga yang dirasakan oleh warga pada radius ≤
500 meter.
5. Dampak pencemaran air untuk irigasi sawah dirasakan oleh warga pada radius ≤ 300 meter.

Siapa saja yang mengalami kerugian?

1. 5 bapak/ibu rumah tangga Dusun Sambirejo


2. 5 petani tembakau Dusun Bebet

Jumlah kerugian Eksternalitas Negatif PT. KTM

1. Biaya Pembelian Pengharum Ruangan Rp. 3.000.000


2. Keuntungan Petani Tembakau yang hilang Rp. 22.385.000
3. Biaya Pembelian Pembersih Lantai, Sabun, Shampo, dan Detergen Rp. 10.220.000
4. Biaya Pembelian Air Bersih Rp. 2.200.000 Biaya Pembelian Air Irigasi Rp. 43.500.000
5. Total Nilai Eksternalitas Negatif Rp. 81.305.000

Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Langkah produsen dan pemerintah untuk mengatasi eksternalitas

Nilai biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat akibat adanya PT. KTM cukup besar yaitu Rp.
81.305.000/bulan. Perusahaan memberikan biaya tanggung jawab sosial (CSR) sebesar Rp.
12.000.000/tahun ke kepala desa sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan. Uang
tersebut tidak dapat mencukupi biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengganti dan
meminimalisir akibat dampak yang ditimbulkan dari pabrik gula PT. KTM. Oleh karena itu, sistem
pengolahan limbah pabrik PT. KTM harus dilakukan sesuai dengan peraturan pemerintah untuk
meminimalisir dampak negatif bagi lingkungan sekitar dan perusahaan dapat mempertahankan atau
meningkatkan nilai benefit yang dihasilkan.

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah: 1) pemerintah Kabupaten Lamongan perlu
mempertegas kembali terkait peraturan pengelolaan dan pembuangan limbah industri untuk
meminimalisir pencemaran lingkungan, dan 2) mempertahankan nilai manfaat dengan meningkatkan
kualitas dan kuantitas produksi.

Dokumentasi

DAMPAK EKSTERNALITAS INDUSTRI TAHU TERHADAP KEHIDUPAN


MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN BOALEMO

Pada dasarnya industri tahu menghasilkan dua jenis limbah yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah
cair yang dihasilkan dihasilkan dari proses pencucian, perendaman, penggilingan dan penyaringan.
Sedangkan untuk limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan bubur kedelai. Industri tahu tidak
hanya tersebar di kota-kota besar saja namun terdapat pula di kota-kota kecil. Limbah hasil proses
produksi tahu cukup banyak membawa dampak terhadap lingkungan. Limbah dari pengolahan tahu
mempunyai kadar BOD sekitar 5.000 – 10.000 Mg/l, COD 7.000 – 12.000Mg/l. Pentingnya penanganan
dan pengolahan limbah hasil industri disebabkan hasil industri menghasilkan limbah yang rentan terhadap
lingkungan seperti limbah cair, padat atau bentuk lainnya.

Industri tahu yang berada di Kecamatan Wonosari terletak di tengah pemukiman masyarakat. Hal ini
disebabkan industri tahu yang berada di Kecamatan Wonosari merupakan industri yang berskala rumah
tangga. Sehingga pengrajin atau pemilik usaha tahu bertempat tinggal pada usaha tahu yang dijalankan.
Industri tahu yang bertempat di tengah pemukiman masyarakat tentu secara langsung maupun tidak
langsung memungkinkan tejadinya dampak eksternalitas, baik dampak eksternalitas positif maupun
dampak eksternalitas yang negatif.

Kerusakan yang di timbulkan?

1. Pabrik tahu kurang memberdayakan masyarakat sebagai karyawan.


2. keberadaan pabrik menghasilkan limbah yang kurang dimanfaatkan masyarakat.
3. Ampas tahu yang dihasilkan pabrik kurang dapat membantu pemenuhan pakan bagi peternak.
4. Ampas tahu dari pabrik kurang dapat membantu peternak dalam menghemat biaya pembelian
pakan.
5. Keberadaan pabrik tahu tidak dapat meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat.

Siapa saja yang mengalami kerugian?

1. Karyawan
2. Masyarakat
3. Petani dan peternak

Peluang pemanfaatan limbah tahu dan Langkah produsen dan pemerintah untuk mengatasi
eksternalitas

adanya peluang yang cukup baik untuk memanfaatkan dan mengolah limbah yang dihasilkan industri
tahu. Apalagi pengolahan limbah yang berada di Kecamatan Wonosari belum diperhatikan. Padahal
limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri tahu dapat dijadikan sebagai bahan tambahan ternak
(Teknologi Informasi Dunia Peternakan, 2016). Selain itu dapat dimanfaatkan untuk bahan olahan
makanan seperti rengginang dan lainnya (Sri Suhartini dan Nurhidayat, 2004; 6). Sehingga dengan
pengolahan limbah tersebut diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas dan yang terpenting dapat
membantu masyarakat. Selain membantu terhadap masyarakat, manfaat lain juga diperoleh bagi industri
tahu. Sehingga munculnya sistem mitra antara masyarakat dan industri dalam mengelola dan
memanfaatkan limpahan tersebut.
Dampak eksternalitas negatif industri tahu di Kecamatan Wonosari yang dirasakan masyarakat adalah
tidak memberdayakan masyarakat sebagai karyawan dan kurangnya pemanfaatan limbah industri tahu
dalam menunjang kegiatan bertani dan limbah industri tidak dapat menyuburkan tanaman bagi
masyarakat.

Dokumentasi

DAMPAK EKSTERNALITAS NEGATIF LIMBAH CAIR PERUSAHAAN PABRIK


TEPUNG TAPIOKA PT GUNUNG SUGIH SIDOKERTO LAMPUNG TENGAH

Di Lampung Tengah terdapat sebuah perusahaan pabrik besar penghasil tepung tapioka yang telah berdiri
sejak puluhan tahun. Pabrik tersebut setiap harinya mengolah sekitar 130 ton sampai 200 ton singkong
kupas untuk nantinya dijadikan tepung tapioka siap pakai. PT Gunung Sugih Sidokerto Lampung Tengah
mengirimkan hasil produksi mereka ke berbagai kota seperti Jakarta, Tanggerang, dan Bandung.
Membuat perusahaan ini telah menyerap banyak tenaga kerja di daerah Lampung Selatan dan menjadikan
perusahaan tersebut sebagai salah satu mata pencarian utama bagi warga setempat. PT Gunung Sugih
Sidokerto Lampung Tengah menghasilkan dua bentuk limbah dari hasil produksinya, yaitu limbah padat
dan limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan berbentuk tanah/ampas yang nantinya dapat diolah dan
dijual kembali untuk pakan ternak. Sedangkan limbah cair yang dihasilkan berbentuk cairan hasil dari
pengolahan singkong, yang ditampung pada sebuah lahan besar hingga berbentuk seperti danau. Pada sesi
wawancara peneliti, pihak perusahaan telah mengatakan bahwa limbah cair tersebut telah diolah berulang
kali sebelumnya, sehingga tidak akan merugikan dan berbahaya bagi warga sekitar meski dibuang di alam
terbuka. Namun kenyataan yang didapatkan ketika berada di tempat pembuangan limbah cair secara
langsung adalah berbeda. Meski limbah cair ratusan liter yang dibuang telah melewati berbagai tahap
filter sebelum akhirnya dibuang, kenyataan yang diberikan adalah masih adanya dampak eksternalitas
negatif yang hadir berkata adanya limbah cair tersebut.

Kerusakan yang di timbulkan?

1. Pencemaran Udara
Limbah cair sisa-sisa produksi pabrik tepung tapioka PT Gunung Sugih Sidokerto Lampung
Tengah mengeluarkan gas dengan bau yang sangat menyengat. Ukuran sungai limbah yang
berjumlah total 3 sungai limbah besar, membuat bau menyengat yang keluar dari limbah cair
tersebut dapat tercium bahkan sampai ke rumah-rumah warga di sekitarnya. Saat musim
penghujan, air hujan yang masuk ke sungai limbah tersebut membuat gas yang terkandung di
dalamnya menguap dan mengeluarkan bau yang lebih menyengat dari biasanya.
2. Kerusakan Jalan
Pabrik tepung tapioka PT Gunung Sugih Sidokerto Lampung Tengah menggunakan kendaraan
berupa mobil besar beroda empat sebagai alat transportasi utama untuk kegiatan pabriknya. Mobil
besar yang lalu lalang di jalanan sekitar kampung Sidokerto menyebabkan jalanan sekitar menjadi
rusak parah. Kondisi jalanans sekitar pabrik yang merupakan jalanan warga sekitar berubah
menjadi jalanan rusak yang menjadikan pejalan dan pengendara sulit untuk melewatinya. Pihak
pabrik telah melakukan banyak perbaikan jalan namun dikarenakan laju alur lalu lintas mobil-
mobil besar pabrik yang melintas setiap hari, membuat jalanan tersebut pada akhirnya selalu
rusak dan rusak lagi.

Siapa saja yang mengalami kerugian?

1. Masyarakat sekitar
2. Pemakai jalan

Langkah yang harus dilakukan produsen dan pemerintah untuk mengatasi


eksternalitas
dari adanya lalu lintas kendaraan muatan besar yang lalu lalang di jalanan sekitar lokasi pabrik tepung
tapioka PT Gunung Sugih Sidokerto Lampung Tengah yaitu rusaknya kondisi jalanan setempat dan
mengakibatkan kesulitan bagi pejalan dan pengendara yang melintasi di jalanan tersebut. Meskipun pihak
perusahaan telah berkali-kali melakukan perbaikan jalan, namun dikarenakan kendaraan muatan berat
milik pihak pabrik tetap terus menggunakan jalan tersebut sebagai lintas jalan kegiatan pabrik, jalanan
terus-menerus rusak dan menjadi sulit untuk dilewati warga sekitar.

Saran :

1. Pemerintah hendaknya memiliki peran aktif dalam melakukan pengawasan dan pemantauan
terkait seluruh kegiatan pabrik yang terjadi di lingkungan setempat yang memiliki pontensi
menyebabkan eksternalitas negatif atau kerusakan lingkungan. Agar segala sesuatu dapat ditindak
lanjuti sesuai dengan kadar dan keadaan hukum yang berlaku.
2. Aparat setempat yang memiliki hendaknya melakukan kontroling terhadap seluruh kegiatan
pabrik yang memiliki potensi akan mengakibatkan kerusakan lingkungan. Dengan adanya
pengawasan yang baik, seluruh kegiatan pabrik akan berjalan dengan baik dan menghindari
terjadinya eksternalitas negatif yang dapat merugikan warga dan lingkungan sekitar.

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai