Oleh :
Pembimbing:
Ir. Yulita TS, MT
MT
I. Isu Permasalahan
Dalam menghadapi era industry 4.0 ini, perusahaan di dunia pada masa kini
tidak hanya mengandalkan kerja mesin untuk dapat menghasilkan produk yang
berkualitas namun juga mengandalkan sumber daya manusia yang menjadi subjek
dalam melakukan sebuah pekerjaan. Berbagai macam posisi di dalam perusahaan
semakin beragam dan semakin terbuka lebar untuk lowongan pekerjaan baik bagi
masyarakan lokal maupun masyarakat luar. Salah satu pekerjaan yang berpeluang di
Indonesia pada pasar bebas ASEAN adalah pekerjaan di sektor industry.
Negara Indonesia sendiri masih mengandalkan sektor agraris dan melakukan
ekspor ke negara maju. Hal ini merupakan pandangan oleh sebagian kecil untuk
melihat kemajuan suatu negara. Pastinya terdapat keuntungan dan kerugian dari
sektor industry, di satu sisi dapat menyerap cukup banyak tenaga kerja, namun di satu
sisi belum dapat mengatasi pencemaran atau kerusakan lingkungan.
Mengenai peningkatan industry yang berbahan baku agraris sudah pernah
dilakukan di negara lain, maka akibarnya terjadi ketergantungan terhadap negara
tersebut. Hal ini juga menjadi salah satu permasalahan industry yang ada di
Indonesia. Lokasi industri yang tidak strategis juga menjadi salah satu permasalahan,
dimana lokasi industri tidak sesuai dengan geografi industry. Maka berakhir dengan
banyaknya hasil industri dari negara lain yang kemudia relokasi ke negara lain
diakibatkan oleh biaya ekonomi yang tinggi bagi pengusaha sendiri. Permasalahan
yang kerap ditemui dalam bidang industry yaitu banyaknya hasil industry dari negara
lain yang masuk ke Indonesia dengan harga yang relative murah.
Dari penjabaran masalah industry tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa
diperlukan adanya pemikiran serta tanggapan mengenai keberadaan industry sendiri
dalam negeri, sehingga sektor industri di negara kita ini dapat menunjang kehidupan
masyarakat dan perekonomian suatu negara.
Membahas mengenai sektor industry pabrik gula, Peneliti Center for
Indonesian Policy Studies (CIPS) mengatakan bahwa pemerintah sebaiknya fokus
dalam membenahi permasalahan gula nasional, dari segi produktivitas (on farm)
maupun tingkat rendemen (off farm). Kedua masalah inilah yang menyebabkan gula
nasional makin sulit bersaing dengan impor.
Berdasarkan data dari United States Department of Agriculture (USDA)
2018, produktivitas perkebunan tebu di Indonesia hanya mencapai 68,29 ton per
hektar di tahun 2017. Jumlah ini dapat dikatakan lebih rendah dibandingkan negara-
negara lain penghasil gula seperti Brazil, yang menghasilkan sebesar 68,94 ton per
hectare. Selain itu, India juga sebesar 70,02 ton per hectare dalam periode yang sama
pula.
Permasalahan lain dalam sektor pabrik gula adalah produktivitas yang perlu
ditingkatkan efisiensi nya dan juga minimnya pengawasan terhadap subsidi pertanian.
Dimana perusahaan gula cukup kesulitan untuk mendapatkan lahan pertanian yang
lokasinya berdekatan dengan pabrik gula dan penggilingan tebu.
Rendahnya produktifitas lahan dan rendemen gula di sebagian PG-PG milik
PTPN/PTRNI dibanding dengan PG-PG swasta. Selain itu bahan baku raw sugar
untuk industry gula rafinasi masih seluruhnya diimpor dari negara lain. Pada
umumnya dalam bidang produksi, mesin produksi yang digunakan untuk perusahaan
gula putih sudah tua dan program revitalisasi belu berjalan sebagaimana menstinya.
Area industry tentunya memiliki lingkungan yang cukup berbeda. Dampak
dari area industry adalah polusi yang dihasilkan, terlebih oleh pabrik industry skala
besar. Polusi ini menimbulkan dampak yang besar bagi lingkungan kita sendiri.
Selain dapat mencemari air minum, juga dapat melepaskan racun ke udara serta
mengurangi kualitas tanah. Polusi air yang diakibatkan oleh hasil buangan pabrik ini
dapat mempengaruhi ekosistem hingga bertahun tahun kemudian. Air yang sama
kemudian digunakan oleh para petani untuk keperluan irigasi, dan kemudian
mempengaruhi kualitas makanan yang dihasilkan. Polusi tanah juga dapat
menghancurkan vegetasi lokal serta masalah kesehatan kronis bagi orang orang yang
bersentuhan dengan tanah yang tercemar setiap hari. Dan banyak dampak lainnya,
dari pemanasan global, hilangnya keanekaragaman hayati, desposisi atmosfer, dan
lainnya.
IV. Tujuan
1. Mendukung program revitalisasi pabrik gula melalui perancangan sebuah pabrik
gula swasta dengan efisiensi mesin produksi sehingga dapat memberikan hasil
yang optimal dalam meningkatkan volume produksi gula putih di Indonesia.
2. Mewujudkan rancangan pabrik gula berkelanjutan yang dapat meminimalisir
dampak lingkungan akibat limbah buangan yang dihasilkan
V. Pengguna
1. Pekerja lapangan
2. Operator
3. Pengelola
BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK
6. Juice Clarification
Hasil dari Juice yang sudah dicampurkan tadi kemudian masuk ke dalam Juice
Push Tank untuk dihilangkan uap nya. Diamsukkan ke dalam Juice Flash Tank
sambil dicampuri flokulan dari Body for Flocculant Preparation Tank untuk
mengendapkan kotoran-kotoran padat dan cairan yang ada di dalam Juice
Clarifier. Hasil yang telah dipisahkan dari kotoran kemudian melewati Clarified
Juice Screen dan masuk ke dalam Clarified Juice Tank. Endapan kotoran hasil
penyaringan dimasukkan ke dalam Body for Mud Overflow Receiving Tank.
Hasil kotoran dalam Body for Mud Overflow Receiving Tank di pompa dan
dimasukkan ke dalam Bagacillo/Mud Mixer, dicampur dengan Bagacillo Cyclone.
Setelah tercampur dimasukkan ke dalam Rotary Vacuum Filter. Kotoran yang
keluar dari Rotary Vacuum Filter kemudian masuk ke dalam Cake Conveyor, dan
dibuang ke luar, dapat digunakan sebagai pupuk, dan fungsi lainnya.
Hasil yang diambil dari Rotary Vacuum Filter masuk ke dalam Filtrate Receiving
tank. Dari Filtrate Receiving tank masuk kembali ke dalam Filtrate Juice.
7. Steam Transformer
Steam Transformer berfungsi untuk menkondensasikan uap dari exhaust turbin
menjadi kondensat dan masuk ke dalam Condensate Receiving Tank dan
dikembalikan ke Boiler untuk di uap kan kembali. Uap air yang berasal dari
Steam Transformer kemudian digunakan sebagai pemanas untuk menguapkan
Juice di evaporator, Vacuum Pan, dll.
III. Limbah
Limbah yang dihasilkan dalam pabrik gula berupa limbah padat dan limbah cair, yang
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Limbah padat berupa blotong dan abu sisa pembakaran pada mesin ketel uap.
Blotong merupakan padatan yang tercampur dalam nira mentah yang tertahan di
filter berbentuk padat dan coklat. Dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk
organic, sedangkan abu sisa pembakaran adalah dari sisa pembakaran ampas yang
dibakar pada mesin ketel uap. Debu ini akan ikut terbuang melalui udara. Untuk
mengurangi pencemaran udara maka debu tersebut akan ditangkap menggunakan
alat dust collector, abu sisa pembakaran biasanya dimanfaatkan masyarakat
sekitar pabrik gila sebagai campuran pembuatan batu bata.
2. Limbah cair berupa tetes tebu, pengolahan limbah cair di pabrik gula dilakukan
di Unit Pengolahan Limbah Cair (UPLC) dengan perpaduan proses pengolahan
limbah cair secara fisis, kimiawi dan biologi. Tetes tebu atau yang disebut sebagai
molase merupakan stroop terakhir yang memiliki kadar kandungan gula yang
rendah. Tetes masih memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, dikarenakan tetes
tebu banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti alcohol dan
penyedap rasa masakan.
3. Limbah Gas pada pengolahan gula kristal meliputi gas CO2, CO, SO2 dan asap
dari cerobong, gas tersebut keluar dari cerobong ke udara bebas. Sama seperti
debu pembakaran, alat dust collector dibutuhkan untuk menangkap debu yang
keluar dari cerobong untuk mengurangi pencemaran udara.
IV. Regulasi
Regulasi yang mengatur terkait Industri Pabrik Gula tercantum dalam :
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor
10/M-IND/PER/3/2017 tentang Fasilitas Memperoleh Bahan Baku dalam
Rangka Pembangunan Industri Gula
Peraturan Menteri Perindustrian Bab II Pasal 2
(1) “Perusahaan Industri Gula memanfaatkan Gula Kristal mentah sebagai
bahan baku untuk memproduksi Gula Kristal Rafinasi dan atau Gula
Kristal Putih
(2) Gula kristal mentah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari
hasil produksi dalam negeri atau impor
(3) Perusahaan Industri Gula harus memanfaatkan Gula Kristal Mentah
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) secara efisien dengan
memaksimalkan penggunaan bahan baku tebu dari dalam negeri.
Peraturan Menteri Perindustrian Bab 2 Pasal 3
(1) Perusahaan Industri gula baru dan Perluasan harus terintegrasi dengan
perkebunan tebu
(2) Perkebunan tebu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus merupakan
milik sendiri dan/atau merupakan pola kemitraan dengan petani
V. Studi Preseden
A. Pabrik Gula di Bombana, Sulawesi Selatan (PT Prima Alam Gemilang)
Pabrik gula terbesar yang ada di Indonesia merupakan pabrik gula
milik PT Prima Alam Gemilang di Kabupaten Bombana. Kapasitas giling
pabrik ini mencapai 12.000 ton cane per hari (TCD) sehingga dapat dikatakan
sebagai pabrik gula terbesar di Indonesia. Untuk PT PAG Bombana sendiri
telah menggunakan teknologi canggih yang didukung automosasi. Hal ini
sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
Pengguna Keterangan
Jam operasional pabrik gula terbagi menjadi beberapa jadwal, dan dibagi berdasarkan
bagian masing masing. Berikut merupakan jam operasional khusus di bagian fabrikasi
dan instalasi pada saat masa giling :
Shift I : Pukul 05.00 – 13.00 WIB
Shift II : Pukul 13.00 – 21.00 WIB
Shift III : Pukul 21.00 – 05.00 WIB
Sedangkan untuk bagian TUK dan bagian tanaman berikut jadwal operasional :
a. Senin – Kamis Pagi Pukul 07.00 – 11.30 WIB
Istirahat Pukul 11.30 – 12.30 WIB
Siang Pukul 12.30 - 15.00 WIB
b. Jumat Pagi Pukul 07.00 – 11.30 WIB
Istirahat Pukul 11.30 – 13.00 WIB
Siang Pukul 13.00 - 15.30 WIB
c. Sabtu Pagi Pukul 07.00 – 12.00 WIB
Area Servis
Toilet
Kantor keamanan (CCTV)
Mechanical Electrical
Pos satpam
Gudang kebersihan
e. Juice Clarification
Dalam Juice Clarification ini merupakan proses untuk membersihkan kotoran
kotoran yang tercampur selama proses pencampuran. Berikut alat alat yang
digunakan selama prose Juice Clarification:
1. Stirrer for Flocculant Preparation Tank
2. Body for Flocculant PreparationTank
3. Eductor for Flocculant
4. Juice Flash Tank
5. Scraper for Juice Clarifier
6. Body for Juice Clarifier
7. Clarified Juice Screen
8. Strirrer for Mud Overflow Receiving Tank
9. Body for Mud Overflow Receiving Tank
10. Clarified Juice Tank
11. Bagacillo Screen with Collecting Hood
12. Bagasses Elevator from Mill to Boiler
13. Bagacillo Fan
14. Bagacillo Cyclone
15. Agitation for BAgacillo/Mud Mixer
16. Body for Bagacillo/Mud Mixer
f. Mud Filtration
Dalam proses ini dilakukan penyaringan sisa kotoran yang masih ada selama
Juice Clarification berlangsung. Berikut ini merupakan mesin yang digunakan
dalam Mud Filtration, yaitu:
1. Filtrate Pick Up Tank
2. Filtrate Receiving Tank
3. Rotary Vacuum Filter
4. Cake Conveyor
5. Main Cake Belt Conveyor
6. Cake Bin
7. Hot Water Head Tank
8. Liquor Separator
9. Condenser For RVF
10. Liquid Separator
11. Vacuum Pump for RVF
12. Sealing Water Receiving Tank for All Vacuum Pump
g. Steam Transformer
Proses ini berfungsi untuk menkondensasikan uap dari exhaust turbin menjadi
kondensat. Berikut mesin yang digunakan dalam proses Steam Transformer.
1. Condensate Receiving Tank from Steam Transformer
2. Steam Transformer
3. Receiving Tank From Steam Transformer Blow Down
4. Sweet Condensate Tank for Steam Transformer
AREA SERVIS
1 Toilet K : 20 orang 2 74,4 m2 148,4 m2
1,6 m2/orang = 32 m2
- Toilet=1,5 x 1,9 = 2,85
m2
- Urinal=0,5 x 0,4 = 0,20
m2
- Wastafel=0,4x0,6=2,4
m2
U : 37,2
S : 30%
2 Kantor CCTV K : 4 orang
1,6 m2
3 Mechanical
Electrical
4 Pos Satpam
5 Gudang
kebersihan
BAB III
PEMROGRAMAN
I. Kriteria Pemilihan Lokasi
Dalam memilih suatu lokasi sangat menentukan kelangsungan dan
perkembangan pabrik di masa yang akan datang. Dimana terdapat beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pabrik agar pabrik yang
dirancang dapat mendatangkan keuntungan yang besar. Faktor utama dalam
menentukan lokasi sebuah pabrik adalah jangkauan pabrik terhadap bahan baku/raw
material yang akan digunakan. Sedangkan dalam faktor pendukung lokasi pabrik
perlu adanya untuk sarana transportasi, pemukiman penduduk, dan Sumber Daya
Manusia.
Pabrik gula ini akan dibangun di Jl. Pemuda 8, Klaiwesi, Ngareanak, Kec.
Singorojo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.