Anda di halaman 1dari 8

1

SEMINAR PRA PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER) BELITANG
Jln. Kampus Pertanian No. 03 Tanah Merah Kec. BMR Kab. OKU Timur Tlp. (0735) 451835-481836

Judul : ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN TEBU DAN HASIL


IKUTAN/TETES TEBU (STUDI KASUS PABRIK GULA PT. PSMI
KABUAPATEN WAY KANAN)
Pemrasaran/NIM: ADI PUTRA / A.14.0019
Pembimbing : 1. Dr. Ir. H. Hariyono, M.Si. (…………..)
2. Iman Sulaiman, SP, M.Si. (…………..)
Hari/Tanggal : / Mei 2018
Tempat : Ruang Seminar STIPER Belitang

I. PENDAHULUAN tebu adalah karena pertambahan


A. Latar Belakang jumlah permintaan akan gula semakin
Perkebunan merupakan sistem meningkat, pendapatan penduduk
perekonomian pertanian komersil yang rendah akibat kurangnya
yang bercorak kolonial. Sistem lapangan pekerjaan serta pola
Perkebunan ini dibawa oleh konsumsi masyarakat berubah dengan
perusahaan kapitalis asing (pada semakin membutuhkan gula.
zaman penjajahan) yang sebenarnya Usaha pemerintah tersebut
merupakan sistem perkebunan Eropa. sangatlah wajar dan tidak berlebihan
Perkebunan merupakan bagian dari mengingat dulu Indonesia pernah
sistem perekonomian pertanian mengalami masa kejayaan sebagai
komersil yang diwujudkan dalam pengekspor gula sebelum perang.
bentuk usaha pertanian tanaman Sehingga PT. Perkebunan Nusantara
komersil dalam skala besar dan II masih menanam tebu guna
kompleks yang bersifat padat modal, kebutuhan untuk masyarakat dan
menggunakan lahan yang luas, untuk mengurangi impor gula di
memiliki organisasi tenaga kerja yang Indonesia.
besar dengan pembagian kerja yang Perkebunan tebu dan pabrik
rinci, menggunakan teknologi gula merupakan tindakan yang
modern, spesialisasi, sistem mendapat perhatian besar dari
administrasi dan birokrasi serta pemerintah saat ini. Dengan
pemasaran yang baik (Pahan, 2008). demikian, pabrik gula diharapkan
Ada beberapa jenis tanaman dapat mewujudkan beberapa tujuan
perkebunan yang banyak yang ingin dicapai oleh pemerintah
dibudidayakan di Indonesia yang secara nasional yaitu :
terbagi atas tanaman semusim dan 1. Meningkatkan produktivitas, dalam
tanaman tahunan. Salah satu tanaman rangka pemenuhan kebutuhan gula
perkebunan semusim yang nasional.
dibudidayakan terus-menerus sampai 2. Meningkatkan pendapatan petani tebu.
sekarang adalah tanaman tebu. Salah 3. Menjadikan petani sebagai tuan di
satu perkebunan Negara yang tanahnya sendiri (Prabowo, 1992).
membudidayakan tanaman tebu Agroindustri merupakan proses
adalah PT. Perkebunan Nusantara II. pengolahan komoditi pertanian yang diolah
Tebu merupakan bahan baku menjadi bahan jadi, seperti adanya proses
dalam proses pengolahan pembuatan pengolahan tebu menjadi gula. Proses
gula. Untuk itu, pemerintah sedang pengolahan ini dilakukan di salah satu pabrik
menggalakkan penanaman tebu untuk gula di Lampung yaitu Pabrik Gula PSMI.
mengatasi rendahnya produksi gula di Dengan adanya proses pengolahan tersebut
Indonesia. Adapun alasan pemerintah maka akan memberikan nilai tambah. Nilai
untuk memperhatikan perkebunan tambah diperoleh karena adanya perubahan
2

nilai yang terjadi dari bahan mentah menjadi pabrik gula yang ada di Indonesia cenderung
barang jadi. menurun. Di Provinsi Lampung hanya
Gula merupakan hasil produk olahan memiliki satu pabrik gula yang masih
dari proses pengolahan tebu yang dilakukan. beroperasi, yaitu PT PSMI (Uthami, 2011).
Karena Indonesia telah melakukan impor Membanjirnya gula impor di pasar
terhadap produk gula, maka nilai tambah domestik tidak hanya disebabkan oleh
yang diperoleh dari pengolahan gula dapat ketidakefisienan pabrik gula di Indonesia,
dikatakan rendah. Hal ini disebabkan karena tetapi juga oleh pasar gula dunia yang
Indonesia belum mampu untuk bersifat distortif. Sebagian besar gula dunia
meningkatkan produksi gula dalam saat ini diperdagangkan dengan sistem kuota
memenuhi kebutuhan warga negara akan atau preferential treatment. Akibatnya, harga
gula. Dalam hal ini, peneliti hendak meneliti gula residual market tersebut cenderung
mengenai nilai tambah yang diperoleh dari rendah dan sangat fluktuatif, khususnya bila
proses pengolahan tersebut di salah satu negara-negara produsen besar masuk ke
pabrik gula yaitu PT PSMI. pasar (Hutabarat dkk, 2001).
Tanaman tebu telah masak panen bila Di dalam kehidupan sehari-hari gula
kadar gula (rendemen) di dalam nira yang sangat penting sekali, bahkan gula
terkandung di batangan telah mencapai merupakan salah satu dari sembilan bahan
tingkat tertentu. Pada perusahaan gula besar pokok kebutuhan di Indonesia. Kebutuhan
seperti milik PT. Perkebunan dan perkebunan gula dari tahun ke tahun semakin meningkat
swasta, penentuan kemasakan tebu dilakukan terus-menerus, yaitu seiring dengan pesatnya
dengan melaksanakan analisis pendahuluan pertambahan penduduk sampai sekarang ini.
untuk mengetahui kadar gula dan harkat Nampaknya masalah yang dihadapi
kemurnian gulanya. Tebu yang telah masak Indonesia saat ini adalah kekurangan
panen tersebut akan diolah menjadi gula dan produksi gula yang diakibatkan oleh
produk sampingan lainnya (Setyamidjaja dan kesulitan ekonomi maupun teknologi,
Husaini 1992). sehingga sebagian gula masih harus di impor
Menurut Setyohadi (2006), pada dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan
prinsipnya proses pengolahan tebu menjadi dalam negeri (Uthami, 2011).
gula baik secara tradisional maupun pabrik PT PSMI merupakan salah satu pabrik
mengikuti tahapan-tahapan yaitu panen gula yang mengolah pengolahan tebu
batang tebu, pembersihan (daun, akar, menjadi gula. Pabrik gula tersebut belum
tanah), penimbangan, penggilingan, mampu mendukung Indonesia untuk
penjernihan, pemanasan, pendinginan, melakukan swasembada gula. Hal ini karena
pencetakan atau kristalisasi, pengemasan, pabrik gula belum mendapatkan perhatian
dan penyimpanan. Proses pengolahan tebu khusus dari pemerintah sehingga produksi
menjadi gula ini dilakukan untuk gula yang diperoleh terkadang tidak sesuai
memberikan nilai tambah. dengan kebutuhan masyarakat dengan
Pengolahan tebu hingga menjadi gula pertambahan penduduk yang semakin
merupakan pengolahan yang dilakukan untuk bertambah. Dengan demikian, peneliti ingin
memperoleh nilai tambah. Nilai tambah yang melakukan penelitian di PT PSMI guna
terjadi akibat dari pengolahan ini dapat untuk melihat proses pengolahan yang
berupa nilai guna tempat, nilai guna bentuk, dilakukan di daerah penelitian.
nilai guna waktu dan nilai guna kepemilikan. Berdasarkan alasan-alasan dan latar
Akibat adanya nilai guna ini menimbulkan belakang diatas, penulis melakukan
konsekuensi tambahan ongkos yang harus penelitian mengenai analisis nilai tambah
dibayar oleh konsumen. Hal ini disebabkan pengolahan tebu di Pabrik Gula PT. PSMI
karena produk hasil olahan mempunyai nilai Kabupaten Way Kanan Lampung
yang lebih besar dibandingkan nilai produk
pertanian itu sendiri. B. Rumusan Masalah
Gula merupakan salah satu komoditas Berdasarkan uraian pada latar
strategis dalam perekonomian Indonesia. belakang, maka dirumuskan beberapa
Kini, Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang perlu diteliti
importir gula terbesar di dunia dengan adalah :
volume impor rata-rata sekitar 1,5 juta ton 1. Bagaimana kelayakan usaha tebu mitra
pada dekade terakhir. Hal ini dikarenakan rakyat di PT PSMI?
3

2. Berapa besar pendapatan yang 2. Untuk mengetahui besarnya


diperoleh perusahaan dari pengolahan pendapatan perusahaan dalam
tebu menjadi gula? pengolahan tebu menjadi gula.
3. Berapa nilai tambah yang diperoleh 3. Untuk mengetahui besarnya nilai
dari pengolahan tebu sehingga menjadi tambah yang diperoleh dari pengolahan
tetes tebu (hasil ikutan)? tebu dan hasil ikutan (tetes tebu).
Adapun kegunaan penelitian ini
adalah:
C. Tujuan dan Kegunaan 1. Bahan informasi dan referensi bagi
Tujuan penelitian adalah yang melakukan penelitian.
sebagai berikut : 2. Sebagai bahan acuan dan tambahan
1. Untuk mengetahui kelayakan usaha wawasan penulis dalam pengelolaan
kemitraan tebu rakyat di PT PSMI. tebu dan hasil ikutannya.

II. KERANGKA TEORITIS


A. Tinjauan Pustaka
B. Model Pendekatan
1. Pendekatan Diagramatis
Model pendekatan diagramatis dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

PT PSMI

Kebun Plasma Kebun Inti


Rakyat

Tebu
Faktor-Faktor
Produksi
Gula

Tetes Tebu Harga


(Rp/kg)

Penerimaan
(Rp/Proses)
Biaya Produksi
(Rp/Proses)
Nilai Tambah Pendapatan
(Rp/kg) (Rp/Proses)

Analisis Finansial:
NPV, IRR, Net B/C

Keterangan:
4

: Dipengaruhi
: Mempengaruhi
Gambar 1. Model Pendekatan Diagramatis Nilai Tambah Tebu dan Tetes Tebu di PT PSMI
Lampung
2. Model Pendekatan Matematis 1. Penelitian ini dilakukan di PT PSMI
a. Untuk mengetahui biaya produksi, Kecamatan Way Kanan Lampung.
penerimaan dan pendapatan dapat 2. Tebu merupakan tanaman yang ditanam
ditulis dengan rumus sebagai berikut untuk bahan baku gula.
(Soekartawi, 2002): 3. Gula adalah hasil dari pengolahan batang
TC = FC + VC .................. (1) tebu berupa bahan kering yang bersifat
TR = P x Y ................. (2) larut.
π = TR – TC .................. (3) 4. Tetes tebu adalah hasil sampingan yang
b. Menurut Yudi (2010), untuk diperoleh dari tahap pemisahan kristal
mengetahui nilai tambah gula.
NT = TR – IC .................. (4) 5. Produksi adalah produk yang dihasilkan
dari pengolahan tebu yaitu berupa gula
c. Untuk menganalisis kelayakan usaha
(Kg).
secara finansial, dapat dilihat dengan
6. Biaya produksi adalah biaya yang
menggunakan rumus sebagai berikut
dikeluarkan selama proses produksi yang
(Ibrahim, 2009):
terdiri dari biaya tetap dan biaya variable
1) Net Present Value (NPV)
n (Rp/proses).
NPV =∑ N B i(1+i) 7. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya
−n

i=1 tidak tergantung dengan volume


produksi dalam satu kali proses
2) Internal Rate Ratio (IRR) produksi, meliputi nilai sewa tempat dan
NPV ₁
IRR=i₁+ X (i₂−i ₁) penyusutan alat (Rp/proses).
( NPV ₁−NPV ₂) 8. Biaya variabel adalah biaya yang
berhubungan langsung dengan jumlah
3) Net B/C produksi dan merupakan biaya yang
ഥ𝑖(+)
σ 𝑛𝑖=1 𝑁𝐵
𝑁𝑒𝑡 𝐵/𝐶 = digunakan untuk membeli faktor
σ 𝑛 𝑁𝐵 ഥ𝑖(−) produksi berupa bahan baku, bahan
𝑖=1
penunjang dan tenaga kerja (Rp/proses).
C. Hipotesis 9. Harga adalah harga jual hasil produksi
yang berlaku di daerah tersebut (Rp/kg).
Berdasarkan tujuan penelitian 10. Penerimaan adalah hasil kali antara
di atas maka hipotesis yang produksi yang dihasilkan dengan harga
digunakan dalam penelitian ini adalah satuan dalam fisik (Rp/produksi).
sebagai berikut: 11. Pendapatan adalah selisih antara
1. Diduga usaha kemitraan tebu rakyat penerimaan dengan biaya produksi yang
dengan PT PSMI layak untuk dikeluarkan selama proses produksi
dikembangkan. berlangsung (Rp/Produksi).
2. Diduga terdapat nilai selisih antara 12. Nilai tambah adalah selisih nilai suatu
pendapatan pengolahan tebu dengan produk sebelum diolah, dengan setelah
biaya produksi. diolah dalam per satuan atau selisih nilai
3. Diduga bahwa usaha pengolahan tebu produksi dengan biaya antara
menjadi gula dan tetes tebu di PT PSMI pengolahan tebu (Rp/proses).
Lampung mempunyai nilai tambah. 13. Kelayakan usaha adalah analisa terhadap
usaha kemitraan tebu rakyat dengan PT
D. Batasan-batasan PSMI secara ekonomis menguntungkan
Untuk menghindari luasnya dan dapat/layak untuk dikembangkan
pokok bahasan dalam penelitian ini, yang dilihat melalui NPV, IRR dan Net
maka diperlukan batasan masalah. B/C.
Adapun batasan masalah dalam 14. Tebu Mitra Rakyat adalah pola
penelitian ini adalah: kemitraan yang dilakukan oleh PT.
PSMI sebagai perusahaan inti dengan
5

perkebunan tebu milik rakyat sebagai adalah dengan menggunkan metode


plasma. observasi dan wawancara melalui
15. Kebun plasma adalah areal wilayah pengisian daftar pertanyaan yang
perkebunan milik petani yang dibangun mengunakan kuisioner dan
oleh perusahaan inti dengan tanaman wawancara secara langsung dengan
perkebunan tebu. responden. Variable yang digunakan
16. Kebun inti adalah perkenunan besar, sebagai indikator antara lain,
baik milik swasta maupun milik negara karakteristik responden, modal atau
yang ditetapkan sebagai pelaksana biaya yang dikeluarkan serta jumlah
proyek PIR (Perusahaan Inti Rakyat). produksi.
Menurut Suharsimi (2010),
mengatakan bahwa metode
III. METODE PENELITIAN
wawancara adalah metode yang
A. Tempat dan Waktu
digunakan untuk mendapatkan
Penelitian ini akan dilaksanakan
informasi dengan melalui tanya jawab
di PT PSMI Kabupaten Way Kanan
terhadap responden dengan
Propinsi Lampung. Penentuan lokasi
mengumpulkan data-data baik data
ini dilakukan secara sengaja
primer maupun data skunder. Data
(purposive) dengan pertimbangan
Primer bersumber dari hasil
bahwa di perusahaan tersebut
wawancara dengan pelaku usaha dan
merupakan perusahaan yang
pengamatan dilapangan, sedangkan
mengolah tebu menjadi gula dan tetes
data skunder diperoleh dari lembaga
tebu. Penelitian ini akan dilaksanakan
atau instansi terkait ada hubungannya
pada bulan Mei – Juni 2018.
dengan penelitian ini seperti Dinas
B. Metode Penelitian dan Penarikan Kehutanan dan Perkebunan,
Contoh Referensi Buku dan lain-lain.
Metode penelitian yang Analisis data yang digunakan
digunakan dalam penelitian adalah adalah analisis deskriptif yaitu
metode studi kasus. Menurut Yin analisis yang menggambarkan
(2008), studi kasus merupakan mengenai situasi, kondisi atau
deskripsi mengenai suatu pengalaman kejadian secara umum. Data yang
dalam kehidupan nyata, berkaitan telah diperoleh dari penelitian
dengan bidang yang sedang dikaji dikelompokkan dan kemudian diolah
atau dilatihkan, yang digunakan untuk secara tabulasi:
menetapkan poin-poin penting, 1. Untuk menjawab tujuan yang pertama,
memunculkan masalah atau bahkan untuk mengetahui biaya produksi,
meningkatkan pemahaman dan penerimaan dan pendapatan usaha
pengalaman belajar dari para peserta. pengolahan kacang tanah menjadi
Studi kasus memberikan contoh nyata kacang atom digunakan rumus sebagai
mengenai masalah dan solusi, berikut (Soekartawi, 2002):
tantangan dan strategi. Studi kasus TC = FC + VC
tersebut mendukung bahan-bahan TR =PxY
yang lebih bersifat spesifik dan bahan I = TR – TC
informasi berdasarkan subjektif dan Dimana:
tidak dapat digeneralisir. TC = Total Cost/Biaya Produksi
Metode penarikan contoh yang (Rp)
digunakan dalam penelitian ini adalah FC = Fixed Cost/Biaya Tetap
metode purposive sampling terhadap (Rp)
petani tebu yang bermitra dengan PT VC = Variabel Cost/Biaya Tidak
PSMI Kabupaten Way Kanan Tetap (Rp)
Lampung. TR = Total Revenue/Total
Penerimaan
C. Metode Pengumpulan Data dan Y = Yield/Hasil Produksi
Pengolahan Data P = Price/Harga Jual
Metode pengumpulan data yang I = Pendapatan (Rp)
telah digunakan dalam penelitian ini
6

2. Untuk menjawab tujuan kedua, yaitu N Bi¿ = Net Benefit dengan


menganalisis nilai tambah tebu, dapat nilai negative
dihitung menggunakan rumus Yudi n = tahun
(2010), sebagai berikut: Dimana:
NT = TR - IC Net B/C > 0 berarti usaha tersebut
Dimana: layak dikembangkan
NT = Nilai Tambah Net B/C = 0 berarti usaha tidak
TR = Total Revenue/Total untung tidak rugi (impas)
Penerimaan Net B/C < 0 berarti usaha tidak
IC = Intermadiate Cost/Biaya menguntungkan (rugi)
Antara/Total Biaya
3. Untuk menjawab tujuan ketiga, yaitu DAFTAR PUSTAKA
mengetahui apakah usaha pengolahan Ibrahim, Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis.
tebu menjadi gula dan tetes tebu layak Ringka Cipta. Jakarta.
dikembangkan secara finansial, dapat Pahan. 2008. Kelapa Sawit: Manajemen
dihitung dengan menggunakan rumus Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir.
sebagai berikut (Ibrahim, 2009): Penebar Swadaya. Jakarta.
a. Net Present Value (NPV) Prabowo, D. 1992. PT. Perkebunan XX
n
NPV =∑ N B i(1+i)−n (Persero) Dalam Perjalanan Waktu.
i=1 Airlangga University Press. Surabaya
Keterangan: Setyamidjaja dan Husaini. 1992. Tebu:
NPV = Net Present Value Bercocok Tanam dan Pascapanen.
NB = Net Benefit = Benefit – Cost Yasaguna. Jakarta.
i = Discount faktor Setyohadi. 2006. Agroindustri : Hasil
n = tahun (waktu) Tanaman Perkebunan. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
b. Internal Rate Ratio (IRR) Medan.
NPV ₁ Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI
IRR=i₁+ X (i₂−i ₁)
( NPV ₁−NPV ₂) Press. Jakarta.
Suharsimi, A. 2010. Prosedur Penelitian
Dimana: Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka
NPV1 = NPV pada tingkat discount Cipta. Jakarta.
rate tertinggi (positif) Uthami, R. 2011. Analisis Nilai Tambah
NPV2 = NPV pada tingkat discount Tebu Di Pabrik Gula Sei Semayang
rate terendah (negative) PT. Perkebunan Nusantara II. Skripsi.
i1 = Tingkat discount rate yang Program Studi Agribisnis Fakultas
menghasilkan NPV1 Pertanian Universitas Sumatera Utara.
i2 = Tingkat discount rate yang Medan.
menghasilkan NPV2 Yin, R.K. 2008. Studi Kasus Desain dan
Metode. Penerjemah, M. Djauzi
c. Net B/C Mudzakir. PT. Raja Grafindo Persada.
n Jakarta.
Net B /C=∑ N B i¿ ¿ ¿ Yudi, AB. 2010. Agribisnis Terintrograsi
i=1
Hulu dan Hilir. CV Muara Indah.
Keternagan:
Bandung.
N B i ¿ = Net Benefit dengan
nilai positif
7

LAMPIRAN 1 . Kuisioner Penelitian


ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN TEBU DAN Hasil IKUTAN/TETES TEBU
(STUDI KASUS PABRIK GULA PT PSMI DI KABUPATEN WAY KANAN)
Oleh: ADI PUTRA (A.14.0019)
Program Studi Agribisnis - Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Belitang

I. IDENTITAS PERUSAHAAN
Nama Perusahaan : ……………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………
Tahun Berdiri : ……………………………….……………………

II. IDENTITAS USAHA

1. Apa saja bahan baku yang dibutuhkan dalam proses pengolahan tebu menjadi gula?
2. Dari mana bahan baku tersebut anda peroleh?
3. Peralatan apa saja yang anda gunakan pada proses pengolahan tebu menjadi gula dan
tetes tebu?
No. Nama Alat Unit Harga Nilai Sisa Umur Ekonomis
1.
2.
3.
4.
5.

4. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk mendapatkan bahan baku setiap produksinya?
No. Nama Bahan Kebutuhan Satuan Harga (Rp/satuan)
1.
2.
3.
4.
5.

5. Berapa banyak tenaga kerja yang anda miliki?...orang


a. Laki-laki :.......orang
b. Perempuan :.......orang
6. Berapa upah tenaga kerja?
7. Apakah ada pembagian tugas yang jelas bagi pekerja anda?
8. Berapa jumlah produksi gula dalam satu kali proses produksi?
9. Frekuensi Produksi:
8

a. Tiap hari
b. 1 Minggu sekali
c. lainnya, sebutkan:…...…………………………………………………
10. Berapa lama proses produksi?
11. Berapa harga per kilogram? (Rp/kg)

III. POLA KEMITRAAN TEBU RAKYAT


1. Bagaimana pola kemitraan yang terjalin antara petani tebu dengan PT. PSMI?
2. Sudah berapa lama pola kemitraan itu terjalin?
3. Apa keuntungan yang diperoleh petani dengan adanya kemitraan dengan PT PSMI?

4. Apa saja bantuan yang diperoleh petani dari kemitraan dengan PT PSMI?

No. Uraian Jumlah Biaya


(Rp)
1 Bibit
2 Pupuk
3 Obat-obatan
4 Pemeliharaan tanaman
5 Tebang angkut

5. Berapa harga tebu yang diberikan dari pihak perusahaan?


6. Bagaimana sistem pembayaran yang dilakukan perusahaan kepada petani mitra?

Anda mungkin juga menyukai