nilai yang terjadi dari bahan mentah menjadi pabrik gula yang ada di Indonesia cenderung
barang jadi. menurun. Di Provinsi Lampung hanya
Gula merupakan hasil produk olahan memiliki satu pabrik gula yang masih
dari proses pengolahan tebu yang dilakukan. beroperasi, yaitu PT PSMI (Uthami, 2011).
Karena Indonesia telah melakukan impor Membanjirnya gula impor di pasar
terhadap produk gula, maka nilai tambah domestik tidak hanya disebabkan oleh
yang diperoleh dari pengolahan gula dapat ketidakefisienan pabrik gula di Indonesia,
dikatakan rendah. Hal ini disebabkan karena tetapi juga oleh pasar gula dunia yang
Indonesia belum mampu untuk bersifat distortif. Sebagian besar gula dunia
meningkatkan produksi gula dalam saat ini diperdagangkan dengan sistem kuota
memenuhi kebutuhan warga negara akan atau preferential treatment. Akibatnya, harga
gula. Dalam hal ini, peneliti hendak meneliti gula residual market tersebut cenderung
mengenai nilai tambah yang diperoleh dari rendah dan sangat fluktuatif, khususnya bila
proses pengolahan tersebut di salah satu negara-negara produsen besar masuk ke
pabrik gula yaitu PT PSMI. pasar (Hutabarat dkk, 2001).
Tanaman tebu telah masak panen bila Di dalam kehidupan sehari-hari gula
kadar gula (rendemen) di dalam nira yang sangat penting sekali, bahkan gula
terkandung di batangan telah mencapai merupakan salah satu dari sembilan bahan
tingkat tertentu. Pada perusahaan gula besar pokok kebutuhan di Indonesia. Kebutuhan
seperti milik PT. Perkebunan dan perkebunan gula dari tahun ke tahun semakin meningkat
swasta, penentuan kemasakan tebu dilakukan terus-menerus, yaitu seiring dengan pesatnya
dengan melaksanakan analisis pendahuluan pertambahan penduduk sampai sekarang ini.
untuk mengetahui kadar gula dan harkat Nampaknya masalah yang dihadapi
kemurnian gulanya. Tebu yang telah masak Indonesia saat ini adalah kekurangan
panen tersebut akan diolah menjadi gula dan produksi gula yang diakibatkan oleh
produk sampingan lainnya (Setyamidjaja dan kesulitan ekonomi maupun teknologi,
Husaini 1992). sehingga sebagian gula masih harus di impor
Menurut Setyohadi (2006), pada dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan
prinsipnya proses pengolahan tebu menjadi dalam negeri (Uthami, 2011).
gula baik secara tradisional maupun pabrik PT PSMI merupakan salah satu pabrik
mengikuti tahapan-tahapan yaitu panen gula yang mengolah pengolahan tebu
batang tebu, pembersihan (daun, akar, menjadi gula. Pabrik gula tersebut belum
tanah), penimbangan, penggilingan, mampu mendukung Indonesia untuk
penjernihan, pemanasan, pendinginan, melakukan swasembada gula. Hal ini karena
pencetakan atau kristalisasi, pengemasan, pabrik gula belum mendapatkan perhatian
dan penyimpanan. Proses pengolahan tebu khusus dari pemerintah sehingga produksi
menjadi gula ini dilakukan untuk gula yang diperoleh terkadang tidak sesuai
memberikan nilai tambah. dengan kebutuhan masyarakat dengan
Pengolahan tebu hingga menjadi gula pertambahan penduduk yang semakin
merupakan pengolahan yang dilakukan untuk bertambah. Dengan demikian, peneliti ingin
memperoleh nilai tambah. Nilai tambah yang melakukan penelitian di PT PSMI guna
terjadi akibat dari pengolahan ini dapat untuk melihat proses pengolahan yang
berupa nilai guna tempat, nilai guna bentuk, dilakukan di daerah penelitian.
nilai guna waktu dan nilai guna kepemilikan. Berdasarkan alasan-alasan dan latar
Akibat adanya nilai guna ini menimbulkan belakang diatas, penulis melakukan
konsekuensi tambahan ongkos yang harus penelitian mengenai analisis nilai tambah
dibayar oleh konsumen. Hal ini disebabkan pengolahan tebu di Pabrik Gula PT. PSMI
karena produk hasil olahan mempunyai nilai Kabupaten Way Kanan Lampung
yang lebih besar dibandingkan nilai produk
pertanian itu sendiri. B. Rumusan Masalah
Gula merupakan salah satu komoditas Berdasarkan uraian pada latar
strategis dalam perekonomian Indonesia. belakang, maka dirumuskan beberapa
Kini, Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang perlu diteliti
importir gula terbesar di dunia dengan adalah :
volume impor rata-rata sekitar 1,5 juta ton 1. Bagaimana kelayakan usaha tebu mitra
pada dekade terakhir. Hal ini dikarenakan rakyat di PT PSMI?
3
PT PSMI
Tebu
Faktor-Faktor
Produksi
Gula
Penerimaan
(Rp/Proses)
Biaya Produksi
(Rp/Proses)
Nilai Tambah Pendapatan
(Rp/kg) (Rp/Proses)
Analisis Finansial:
NPV, IRR, Net B/C
Keterangan:
4
: Dipengaruhi
: Mempengaruhi
Gambar 1. Model Pendekatan Diagramatis Nilai Tambah Tebu dan Tetes Tebu di PT PSMI
Lampung
2. Model Pendekatan Matematis 1. Penelitian ini dilakukan di PT PSMI
a. Untuk mengetahui biaya produksi, Kecamatan Way Kanan Lampung.
penerimaan dan pendapatan dapat 2. Tebu merupakan tanaman yang ditanam
ditulis dengan rumus sebagai berikut untuk bahan baku gula.
(Soekartawi, 2002): 3. Gula adalah hasil dari pengolahan batang
TC = FC + VC .................. (1) tebu berupa bahan kering yang bersifat
TR = P x Y ................. (2) larut.
π = TR – TC .................. (3) 4. Tetes tebu adalah hasil sampingan yang
b. Menurut Yudi (2010), untuk diperoleh dari tahap pemisahan kristal
mengetahui nilai tambah gula.
NT = TR – IC .................. (4) 5. Produksi adalah produk yang dihasilkan
dari pengolahan tebu yaitu berupa gula
c. Untuk menganalisis kelayakan usaha
(Kg).
secara finansial, dapat dilihat dengan
6. Biaya produksi adalah biaya yang
menggunakan rumus sebagai berikut
dikeluarkan selama proses produksi yang
(Ibrahim, 2009):
terdiri dari biaya tetap dan biaya variable
1) Net Present Value (NPV)
n (Rp/proses).
NPV =∑ N B i(1+i) 7. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya
−n
I. IDENTITAS PERUSAHAAN
Nama Perusahaan : ……………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………
Tahun Berdiri : ……………………………….……………………
1. Apa saja bahan baku yang dibutuhkan dalam proses pengolahan tebu menjadi gula?
2. Dari mana bahan baku tersebut anda peroleh?
3. Peralatan apa saja yang anda gunakan pada proses pengolahan tebu menjadi gula dan
tetes tebu?
No. Nama Alat Unit Harga Nilai Sisa Umur Ekonomis
1.
2.
3.
4.
5.
4. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk mendapatkan bahan baku setiap produksinya?
No. Nama Bahan Kebutuhan Satuan Harga (Rp/satuan)
1.
2.
3.
4.
5.
a. Tiap hari
b. 1 Minggu sekali
c. lainnya, sebutkan:…...…………………………………………………
10. Berapa lama proses produksi?
11. Berapa harga per kilogram? (Rp/kg)
4. Apa saja bantuan yang diperoleh petani dari kemitraan dengan PT PSMI?