PENDAHULUAN
1.1
1.2
Tabel 1. Data Luas Tanaman dan Produksi Gambir Kabupaten Pesisir Selatan
No
Kecamatan /
Luas Tanaman
Produksi
Distrik
(Ha)
(Ton)
1
1
Lunang Silaut
Basa IV Balai
295,00
25,80
Pancung Soal
42,00
9,60
59,00
16,20
Ranah Pesisir
33,00
0,00
Lengayang
58,00
160,00
Sutera
3.913,00
3.304,00
Batang Kapas
273,00
160,00
IV Jurai
35.00
8,70
10
Bayang
57,00
22,20
11
12
Koto XI Tarusan
5.104,00
1.518,00
2011
9.869,00
5.225,30
2010
7.070,50
3.102,57
2009
6.314,00
3.400,75
2008
4.788,00
3.503,52
2007
4.609,00
3.238,25
Jumlah / Total
Kelembagaan
Sektor kelembangaan petani/ pengolah komoditi gambir ini pada umumnya
dibentuk secara berkelompok dan beberapa lainnya dibentuk dalam suatu lembaga
koperasi. Kelembagaan secara berkoperasi saat ini berkembang di Nagari Siguntur
Tua Kecamatan Koto XI Tarusan, yang mana koperasi tersebut dibangun atas
kerjasama beberapa kelompok petani gambir yang telah lama berkembang dan
saling bersinergi dalam rangka mengembangkan usaha komoditi gambir di Nagari
tersebut. Berikut data Lembaga/ Koperasi Petani Gambir Kabupaten Pesisir Selatan :
Tabel 2. Data Koperasi Petani Gambir Kabupaten Pesisir Selatan
No
Nama Koperasi
Lokasi
Jumlah Anggota
(orang)
29
25
28
Kelembagaan
secara
berkelompok
pada
awalnya
dibentuk
karena
1.4
Nama Kelompok
Jenis Bantuan
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1.5
1.6
1.7
1.8
2.
3.
1.9
Meningkatnya nilai tambah komoditi gambir baik dari segi manfaat maupun dari
nilai ekonomisnya.
2.
Memperluas
kesempatan
kerja
sehingga
dapat
mengurangi
angka
pengangguran.
3.
4.
BAB II
ANALISIS SWOT DAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI
GAMBIR
DI KAB. PESISIR SELATAN
Berdasarkan potensi yang dimiliki maka dilakukan analisis dan penetapan strategi
pengembangan Industri gambir di Kabupaten Pesisir Selatan dengan menggunakan metode
analisis SWOT dan Straegi SWOT.
2.1
Analisis SWOT
Analisis
SWOT
(Strenght,
Weakness,
Opportunity
and
Threat)
terhadap
pengembangan Teknologi Tepat Guna Komoditi Gambir dapat disajikan pada tabel berikut :
Matriks SWOT Pengembangan Teknologi Tepat Guna Komoditi Gambir di
Kabupaten Pesisir Selatan
KEKUATAN (S)
KELEMAHAN (W)
KETERSEDIAAN BAHAN BAKU
SDM YANG BELUM TERLATIH UNTUK
Ketersediaan bahan baku tanaman gambir INDUSTRI HILIR GAMBIR
yang berlimpah di Kabupaten Pesisir Selatan - Pelatihan dan penelitian mengenai produk
khususnya di Kecamatan Koto XI Tarusan
hilir gambir pernah dilakukan oleh
dan Sutera. Dengan jumlah produksi
Universitas Andalas, namun kegiatan ini
5.225,30 ton dan luas tanam 9.869,00 Ha
tidak cukup efektif dan aplikatif karena
(BPS. 2012).
dilakukan tanpa bersinergi dengan Dinas
terkait di Kabupaten Pesisir Selatan.
Menurut tim peneliti gambir dari Universitas
Akibatnya
belum
adanya
fasilitasi
Andalas, kualitas gambir Pesisir Selatan lebih
peralatan
dan
pembinaan
secara
baik dibandingkan gambir Payakumbuh dan
berkelanjutan terhadap produk hilir
Balai Tanaman Obat Unand
gambir tersebut. Karena hal ini, hanya
sebagian kecil dari SDM terlatih mampu
PENGUATAN USAHA INDUSTRI HULU
mengaplikasikan ilmunya ini diantaranya
DAN HILIR
Industri teh gambir.
- Dinas Koperindag dan Pasar Kabupaten
Pesisir Selatan selaku instansi yang BELUM TERSEDIANYA MESIN DAN
bertanggung jawab dengan aktivitas PERALATAN PRODUKSI INDUSTRI
industri di Kabupaten Pesisir Selatan HILIR GAMBIR
bersinergi
dengan
Dinas
Pertanian, - Sebagai cikal bakal pembentukan Nagari
tanaman
pangan
dan
holtikultura, Model Gambir, pengembangan teknologi
Peternakan dan Perkebunan Kabupaten tepat guna komoditi gambir ini harus
Pesisir telah memberikan fasilitasi berupa didukung oleh pengembangan industri hulu
bantuan dan pembinaan bagi kelompok dan industri hilir gambir. Namun hingga
Industri hulu gambir yang memproduksi saat ini, fasilitasi baru dapat dilakukan
getah gambir kering.
dalam hal pengembangan industri hulu
- Telah
dilaksanakannya
Peningkatan dengan produk berupa getah gambir kering.
efisiensi perdagangan dalam negeri,
PEMODALAN
- Minimnya
modal
usaha
pengembangan usaha terutama.
untuk
KELEMBAGAAN
- Minimnya
jumlah
koperasi
petani/
pengolah gambir, dimana saat ini jumlah
Koperasi petani/ pengolah gambir hanya 3
(tiga) unit yang memusat di Nagari
Siguntur Tua
TEKNOLOGI
TEPAT
GUNA
BAGI - Belum adanya Asosiasi Pengolah Gambir
INDUSTRI HULU GAMBIR
di Kabupaten Pesisir Selatan
Saat ini penerapan/ sentuhan teknologi tepat
guna pada industri hulu gambir telah PASAR
dilakukan diantaranya penggunaan kempa - Fluktuasi harga gambir mentah (getah
gambir hidrolik di beberapa kelompok IKM gambir kering) di pasaran yang disebabkan
gambir dan penggunaan dongkrak dan derek belum terkoordinirnya sistem perdagangan
dalam pengempaan getah gambir
gambir di kabupaten Pesisir Selatan, dimana
petani gambir masih memanfaatkan sistim
HULU ijon yang dilakukan oleh pedagang dan
GAMBIR
tengkulak
sehingga
harga
gambir
Telah dilakukan Program pengembangan ditentukan oleh pedagang/tengkulak.
produk dan akses pasar melalui penciptaan
brand, potensi eksport dan pengembangan
produk gambir kering.
BRAND
IMAGE
INDUSTRI
PELUANG (O)
ANCAMAN (T)
PELUANG
PASAR
YANG
MASIH
TERBUKA LEBAR
- Pasar produk gambir dan turunannya
masih terbuka lebar
- Digalakannya penggunaan tinta gambir
oleh Pemerintah sebagai tinta pemilu
2014
- Industri pewarna tekstil sebagai industri
penunjang industri batik tanah liek khas
Pesisir Selatan.
- Teh
gambir
merupakan
alternatif
minuman teh sebagai minuman kesehatan
yang sudah mulai disosialisasikan
PERSAINGAN
- Pertumbuhan Industri gambir di daerah
penghasil gambir lainnya di Sumatera
Barat dan Provinsi lain cukup gesit akhirakhir ini. Hal ini juga didukung oleh
kesiapan sumber daya masyarakatnya
DUKUNGAN KEBIJAKAN
Kebijakan Pemerintah dalam penetapan
Nagari Model Gambir di Kabupaten Pesisir
Selatan
2.2
Strategi Pengembangan
Berdasarkan pada informasi tabel SWOT di atas akan menghasilkan beberapa
alternatif strategi yang dapat diambil untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman
dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki serta dengan memperhatikan kendala
kelemahan yang ada, beberapa pilihan strategi yang dimaksud disajikan pada berikut ini :
FK INTERNAL
STRENGTH / Kekuatan
1. KETERSEDIAAN BAHAN
BAKU
2. PENGUATAN INDUSTRI
HULU DAN HILIR
3. TEKNOLOGI TEPAT GUNA
INDUSTRI HULU GAMBIR
4. BRAND IMAGE INDUSTRI
HULU GAMBIR
FK EKSTERNAL
WEAKNESSES /
Kelemahan
OPPORTUNITY /
Peluang
Strategi S O
Strategi W O
TREATHS / Ancaman
1.
PERSAINGAN
2.
FLUKTUASI HARGA
GAMBIR KERING YANG
BERKELANJUTAN
Strategi S T
1. Sosialisasi penggunaan
produk hilir gambir
kabupaten Pesisir Selatan
baik itu dalam skala lokal,
nasional dan internasional.
2. Pemanfaatan koperasi dan
asosiasi petani/ pengolah
dalam mengantisipasi
sistem monopoli para
tengkulak
3. Pemberdayaan terhadap
pelaku UMKM (Teknis dan
Permodalan ) sehingga
produksi berkualitas,
berproduksi secara
kontiniu, memiliki standar
yang telah ditentukan.
Strategi W T
1.Membentuk asosiasi
petani/ pengolah gambir
dalam rangka
mempermudah koordinasi
dan mengendalikan
sistem perdagangan
gambir kering
2.Melindungi tata niaga
komoditi gambir sehingga
tidak hanya
menguntungkan satu
pihak saja (monopoli,
tengkulak)
3.
4.
5.
BAB III
RENCANA PENGEMBANGAN
dalam upaya mewujudkan masyarakat sejahtera. Efeknya juga diharapkan dapat berimbas
dan berdampak secara luas pada nagari-nagari dan kecamatan di sekitarnya.
Dalam rangka mengembangkan
produksi gambir, mulai dari ketersediaan bahan mentah gambir berupa sektor perkebunan
gambir, industri hulu gambir berupa getah gambir kering hingga produk hilir gambir.
3.1 Rencana Pengembangan Produk Gambir
Pengembangan produk gambir disini maksudnya adalah diversifikasi teknik
pengolahan gambir dengan memberikan nilai tambah bagi daun dan ranting gambir sebagai
komponen utama tanaman gambir yang dapat dimanfaatkan.
Selama ini, industri pengolahan gambir umumnya masih terfokus kepada pengolahan
produk hulu gambir berupa getah gambir kering sebagai produk utamanya, sedangkan
industri yang mengolah produk hilir gambir masih terbatas yaitu industri teh gambir yang
masih dikelola secara tradisional dan berskala kecil, padahal potensi ketersediaan bahan
baku untuk membangun industri pengolahan lainnya masih sangat besar.
Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan produk dari sektor perkebunan gambir
maka Dinas Koperindag dan Pasar selaku dinas yang bertanggung jawab dalam hal
pembinaan industri gambir berupaya untuk menggiatkan sektor industri gambir dengan
meningkatkan nilai tambah produk gambir melalui pengembangan produk industri hilir
gambir. Gambaran Produk Turunan Gambir potensial Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Komoditi Gambir Kabupaten Pesisir Selatan.
Produk dari Getah Gambir
1. Tinta Gambir
Saat ini telah dilakukan sosialisasi penggunaan tinta gambir sebagai tinta
pemilu, hal ini dikarenakan sifat tinta gambir yang alami, dimana memiliki beberapa
keunggulan antara lain tidak merusak kulit, harga lebih murah, tidak merusak
kesehatan dan tidak merusak lingkungan.
Proses alih teknologi pada pengembangan produk ini lebih ditekankan pada
pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian melalui tahapan pengujian produk
akhir tinta sebelum dilempar ke pasaran
2. Pewarna Tekstil
Pewarna tekstil yang diupayakan dalam pengembangan produk ini adalah
pewarna batik tanah liek yang merupakan produk tekstil khas Kabupaten Pesisir
Selatan.
Industri pewarna tekstil nantinya dapat dijadikan industri penunjang industri batik
tanah liek khas Pesisir Selatan.
BAB IV
RENCANA KEGIATAN DAN ALOKASI ANGGARAN
PENGEMBANGAN
Kegiatan pengembangan
daya manusia, fasilitasi peralatan produksi gambir pasca panen dan produk turunannya
serta sosialisasi, monitoring dan fasilitasi pembentukan asosiasi pengolah gambir.
4.1 Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pembinaan dilakukan dengan melaksanakan 2 (dua) jenis pelatihan yaitu pelatihan
pengolahan produk gambir hilir berupa tinta gambir, pewarna tekstil, perekat kayu lapis
dan teh gambir serta Pelatihan Kewirausahaan dan manajemen pemasaran.
a.
b.
Jenis Kegiatan
Jumlah
Biaya Satuan
Jumlah Biaya
(Rp)
(Rp)
2 paket
122.000.000
244.000.000
3 paket
117.000.000
351.000.000
1 paket
128.000.000
128.000.000
2 paket
127.000.000
254.000.000
3 angkatan
100.000.000
300.000.000
1.277.000.000
Jumlah
Harga
Jumlah Harga
Satuan (Rp)
(Rp)
2 paket
150.000.000
300.000.000
3 paket
150.000.000
450.000.000
1 paket
50.000.000
50.000.000
2 paket
50.000.000
100.000.000
3
4
Total
4.3
900.000.000
Jumlah
2 paket
Biaya
Satuan (Rp)
10.000.000
Jumlah Biaya
(Rp)
20.000.000
3 paket
10.000.000
30.000.000
1 paket
10.000.000
10.000.000
2 paket
2.000.000
Total
4.4
4.000.000
64.000.000
4.5
Jenis Kegiatan
Fasilitasi Pembentukan
Asosiasi Pengolah Gambir
Total
Jumlah
2 paket
Biaya Satuan
Jumlah Biaya
(Rp)
(Rp)
30.000.000
60.000.000
60.000.000
b.
Estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 7. Estimasi Biaya Monitoring dan Evaluasi
No
Jenis Kegiatan
Jumlah
Biaya
Jumlah Biaya
Satuan
(Rp)
(Rp)
1
Promosi Produk
Monitoring
Kegiatan
dan
Evaluasi
4 paket
20.000.000
80.000.000
4 paket
16.000.000
64.000.000
Total
144.000.000
Berdasarkan rincian alokasi anggaran diatas diperoleh total Anggaran yang dialokasi
untuk Pengembangan Teknologi Tepat Guna Komoditi Gambir di Kabupaten Pesisir Selatan
adalah sebesar Rp. 2.445.000.000,- , dengan rekapitulasi kebutuhan sebagai berikut :
Jenis Kegiatan
Pembinaan SDM
1.277.000.000
64.000.000
60.000.000
900.000.000
144.000.000
2.445.000.000
Terbilang : Dua Milyar Empat Ratus Empat Puluh Lima Juta Rupiah.
V
PENUTUP