Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Sekilas Kabupaten Pesisir Selatan


Kabupaten Pesisir Selatan yang merupakan salah satu dari 19 kabupaten /
kota di Provinsi Sumatra Barat yang terletak pada 0059 2028,6 LS dan 100019
101018 BT. Memiliki luas wilayah 5.749,89 Km2 dan garis pantai sepanjang 234 Km.
Wilayah administrasi pemerintahan terdiri atas 15 kecamatan dan 182 nagari.
Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kota Padang, sebelah
timur dengan Kabupaten Solok dan Propinsi Jambi, sebelah selatan dengan Propinsi
Bengkulu dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia.
Berdasarkan data Inkesra Pesisir Selatan tahun 2012, jumlah penduduk
Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2011 tercatat sebanyak 433.735 jiwa dengan jumlah
rumah tangga sebanyak 98.968 KK. Sebagian besar penduduk Pesisir Selatan
bergantung pada sektor pertanian tanaman pangan, perikanan dan perdagangan.
Sementara sumber daya potensial lainnya adalah pertambangan, perkebunan,
industri dan pariwisata.
Sebagian besar wilayah Pesisir Selatan merupakan area perbukitan yang
memanjang di pesisir barat Sumatera. Area ini banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat untuk perkebunan dan kehutanan. Sektor usaha perkebunan
yang memiliki prospek pasar potensial dan paling banyak dikembangkan adalah
usaha perkebunan gambir.

1.2

Potensi dan Prospek Komoditi Gambir Bagi Sektor Industri


Gambir merupakan salah satu komoditas ekspor dari Indonesia yang
mempunyai prospek cerah dipasar internasional. 80 % (Delapan Puluh Persen) dari
total produksi gambir nasional berasal dari Perkebunan Gambir Provinsi Sumatera
barat dan Kabupaten Pesisir Selatan merupakan daerah kedua penghasil gambir
terbesar di Sumatera Barat setelah kabupaten 50 Kota. Saat ini tercatat 10
Kecamatan dari 12 Kecamatan (sebelum pemekaran tahun 2012) di Kabupaten
Pesisir Selatan merupakan penghasil gambir dengan luas tanam 9.869 Ha (2012).

Gambar 1. Penyebaran Lahan dan Persentase Produksi Gambir di Kabupaten Pesisir


Selatan

Sektor industri Gambir merupakan sektor industri yang memiliki potensi


penting dalam perkembangan industri di kabupaten Pesisir Selatan. Sektor industri
ini tidak hanya bisa menyumbang nilai tambah bagi perekonomian, namun lebih jauh
mampu menjadi solusi bagi pengurangan angka pengangguran melalui penyerapan
tenaga kerja dan penciptaan wirausaha baru.
Namun demikian, gambir yang diproduksi oleh petani atau pengolah di
Kabupaten Pesisir Selatan

sampai sekarang masih diperoleh melalui proses

pengempaan secara tradisional melalui industri hulu pengolahan gambir setengah


jadi dalam bentuk getah gambir kering yang dikelola secara berkelompok oleh
kelompok Petani Gambir yang tersebar di 10 kecamatan. Produk getah gambir kering
ini kemudian langsung diekspor ke ke negara India, Vietnam, Singapura,
Pakistan,Bangladesh, Eropa dan Cina untuk diolah menjadi produk berbasis gambir
dan turunannya.

Tabel 1. Data Luas Tanaman dan Produksi Gambir Kabupaten Pesisir Selatan
No

Kecamatan /

Luas Tanaman

Produksi

Distrik

(Ha)

(Ton)

1
1

Lunang Silaut

Basa IV Balai

295,00

25,80

Pancung Soal

42,00

9,60

Linggo Sari Baganti

59,00

16,20

Ranah Pesisir

33,00

0,00

Lengayang

58,00

160,00

Sutera

3.913,00

3.304,00

Batang Kapas

273,00

160,00

IV Jurai

35.00

8,70

10

Bayang

57,00

22,20

11

IV Nagari Bayang Utara

12

Koto XI Tarusan

5.104,00

1.518,00

2011

9.869,00

5.225,30

2010

7.070,50

3.102,57

2009

6.314,00

3.400,75

2008

4.788,00

3.503,52

2007

4.609,00

3.238,25

Jumlah / Total

[Sumber : BPS : Pesisir Selatan Dalam Angka 2012


Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa Kecamatan Koto XI Tarusan dan
Sutera merupakan kecamatan potensial untuk pengembangan industri gambir. Hal ini
terlihat dari ketersediaan bahan baku gambir yang besar di daerah ini. Jumlah
produksi getah gambir di kedua kecamatan ini merupakan penyumbang terbesar dari
keseluruhan produksi gambir di Kabupaten Pesisir Selatan dan didukung oleh luas
tanam sebesar 3.913 Ha di kecamatan Sutera dan 5.104 di kecamatan Koto XI
Tarusan.
1.3

Kelembagaan
Sektor kelembangaan petani/ pengolah komoditi gambir ini pada umumnya
dibentuk secara berkelompok dan beberapa lainnya dibentuk dalam suatu lembaga
koperasi. Kelembagaan secara berkoperasi saat ini berkembang di Nagari Siguntur

Tua Kecamatan Koto XI Tarusan, yang mana koperasi tersebut dibangun atas
kerjasama beberapa kelompok petani gambir yang telah lama berkembang dan
saling bersinergi dalam rangka mengembangkan usaha komoditi gambir di Nagari
tersebut. Berikut data Lembaga/ Koperasi Petani Gambir Kabupaten Pesisir Selatan :
Tabel 2. Data Koperasi Petani Gambir Kabupaten Pesisir Selatan
No

Nama Koperasi

Lokasi

Koptan Gambir Citra Abadi

Siguntur Tua Kec. Koto XI Tarusan

Jumlah Anggota
(orang)
29

Koptan Gambir Mandiri

Siguntur Tua Kec. Koto XI Tarusan

25

Koptan Jasa Gambir

Siguntur Tua Kec. Koto XI Tarusan

28

Kelembagaan

secara

berkelompok

pada

awalnya

dibentuk

karena

keterbatasan peralatan produksi gambir, dimana langkanya peralatan produksi


berupa dongkrak ataupun rumah kempa gambir. Namun saat ini kelompok mampu
memberikan manfaat lebih diantaranya dalam hal pendistribusian produk getah
gambir kering.
Saat ini terdapat 197 kelompok pengolah gambir yang tersebar di 10
kecamatan serta 1 (satu) kelompok IKM (Industri Kecil dan menegah) penghasil teh
gambir yang mengolah teh gambir secara tradisional.

1.4

Ketersediaan Peralatan Pengolah Gambir


Pada saat ini, Kabupaten Pesisir Selatan hanya mampu memproduksi produk
hulu (setengah jadi) gambir berupa getah gambir kering dan produk hilir berupa teh
gambir yang diolah secara tradisional oleh 1 (satu) kelompok IKM. Kelompok IKM ini
rata-rata memiliki 5 (lima) unit alat kempa gambir tradisional berupa dongkrak.
Disamping itu, beberapa kelompok Pengolah Gambir potensial telah memperoleh
bantuan peralatan berupa alat kempa gambir tradisional maupun hidrolik oleh Dinas
Koperindag dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan sebagai instansi yang bertanggung
jawab dalam pembinaan pasca panen gambir. Dan hingga saat ini, bantuan tersebut
telah terealisasi ke 21 (Dua Puluh Satu) kelompok IKM Gambir, dengan rincian
sebagai berikut :
No

Nama Kelompok

Jenis Bantuan

Kelompok Tani Gambir Ngalau Api-Api Nagari


Pasar Baru Kec. Bayang

1 Paket Alat kempa gambir

Kelompok Tani Gambir Ampalu Saiyo Nagari


Surantih Kec. Sutera

1 Paket Alat kempa gambir

3
4
5
6
7
8
9

10
11
12
13
14
15
16
17

18

19
20

21

1.5

Kelompok Tani Gambir Harapan Maju Kayu


Gadang Nagari Surantih Kec. Sutera
Kelompok Tani Gambir Sungai Sirah Air haji
Kec. Linggo Sari Baganti
Kelompok Tani Sasaran Ayam Koto Marapak
Nagari Surantih Kec. Sutera
Kelompok Tani Bukit Ayam Birugo Koto
Marapak Nagari Surantih Kec. Sutera
Kelompok Tani Daun Gambir Koto Marapak
Surantih Kec. Sutera
Kelompok Tani Gambir Sekayu Taratak Panas
Nagari Amping Parak Kec. Sutera
Kelompok Tani Gambir Ibu-ibu Bersatu
Kampung Pauh Nagari Kambang Kec.
Lengayang
Kelompok Tani Mandi Angin Jaya Sungai Sirah
Mudik Air Haji Kec. Linggo Sari Baganti
Kelompok Tani Gambir Batu Bonjak Koto
Taratak Nagari Taratak Kec. Sutera
Kelompok Tani Koto Taratak Nagari Taratak
Kec. Sutera
Kelompok Uba Limpaso Nagari Taluk Kec.
Batang Kapas
Kelompok Piatu Indah Nagari Taluk Kec.
Batang Kapas
Kelompok Bandar Gadang Koto Barapak Kec.
Bayang
Kelompok Lansano Gadang Koto Nan Tigo
Selatan Kec. Sutera
Kelompok Perkebunan Gambir Makmur Jaya
Ampalu Surantih Kampung Kayu Aro Nagari
Gantiang Mudiak Kec. Sutera
Kelompok Perkebunan Gambir Mudiak Air
Nagari Koto Nan Tigo Utara Surantih Kec.
Sutera
Kelompok Tani Tunas Muda Nagari Koto Nan
Tigo Utara Surantih Kec. Sutera
Kelompok Tani Gambir Simpang Tigo Sianok
Nagari Koto Nan Tigo Selatan Surantih Kec.
Sutera
Kelompok Perkebunan Bukit Labah Indah
Nagari Gantiang Mudiak Selatan

1 Paket Alat kempa gambir


1 Paket Alat kempa gambir
1 Paket Alat kempa gambir
1 Paket Alat kempa gambir
1 Paket Alat kempa gambir
1 Paket Alat kempa gambir
1 Paket Alat kempa gambir

1 Paket Alat kempa gambir


1 Paket Alat kempa gambir
1 Paket Alat kempa gambir
1 Paket Alat kempa gambir
1 Paket Alat kempa gambir
1 Paket Alat kempa gambir
1 Paket Alat kempa gambir
1 Paket Alat kempa gambir

1 Paket Alat kempa gambir

1 Paket Alat kempa gambir


1 Paket Alat kempa gambir

1 Paket Alat kempa gambir

Permasalahan dan Kendala Pengembangan Industri Gambir


Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam mengembangkan industri
gambir adalah sebagai berikut :
1. Industri yang menggunakan gambir dan turunannya masih terbatas.

2. Diperlukan fasilitasi modal, peralatan dan pelatihan pengolahan gambir dan


turunannya yang efektif dan aplikatif untuk masyarakat pengolah gambir.
3. Mutu gambir masih rendah, sebagai akibat dari kurang efektifnya pembinaan dan
pelatihan pengolahan gambir pasca panen
4. Sosialisasi penggunaan alat kempa gambir untuk menghasilkan produk gambir
dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik belum berjalan efektif
5. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai diversifikasi produk gambir dan
teknik pengolahan produk yang menggunakan gambir dan turunanya
6. Fluktuasi harga getah gambir kering (setengah jadi) yang merupakan komoditi
unggulan masyarakat petani gambir saat ini.

1.6

Peluang Pengembangan Industri Gambir


Berdasarkan kemungkinan yang ada, maka terdapat beberapa peluang yang
dapat dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut :
1 Masih besarnya potensi bahan baku gambir
2 Makin berkembangnya variasi produk olahan gambir
3 Meningkatnya jenis dan jumlah penelitian mengenai diversifikasi produk gambir
4 Makin gencarnya program pemerintah dalam proses alih teknologi dan
pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam bidang industri
5 Dukungan Pemerintah melalui program penggunaan bahan baku lokal bagi
industri daerah
6 Pasar produk gambir dan turunannya masih terbuka lebar, diantaranya :
a. Digalakannya penggunaan tinta gambir oleh Pemerintah sebagai tinta pemilu
2014
b. Industri pewarna tekstil sebagai industri penunjang industri batik tanah liek
khas Pesisir Selatan.
c. Teh gambir merupakan alternatif minuman teh sebagai minuman kesehatan
yang sudah mulai disosialisasikan

1.7

Maksud dan Tujuan


Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas maka melalui proposal ini
Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan bermaksud untuk mengajukan
permohonan Bantuan Pengembangan Teknologi Tepat Guna Komoditi Gambir
sehingga nantinya target pengembangan industri di Kabupaten Pesisir Selatan dalam

upaya peningkatan perekonomian masyarakat menggunakan potensi daerah dapat


segera terwujud.

1.8

Manfaat Teknis dan Pengembangan


Sesuai dengan maksud di atas, terdapat beberapa manfaat secara teknis dan
pengembangan, antara lain:
1.

Mengembangkan sektor usaha industri gambir di Kabupaten Pesisir Selatan


yang terintegrasi baik itu pengembangan industri hulu maupun produk hilir
gambir.

2.

Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi melalui pengadaan sarana dan


prasarana produksi yang modern dan berteknologi tepat guna.

3.

Memberikan nilai tambah produk gambir melalui diversifikasi produk olahan


gambir.

1.9

Manfaat Sosial Ekonomi


Manfaat sosial ekonomi yang dapat diperoleh nantinya adalah sebagai berikut
:
1.

Meningkatnya nilai tambah komoditi gambir baik dari segi manfaat maupun dari
nilai ekonomisnya.

2.

Memperluas

kesempatan

kerja

sehingga

dapat

mengurangi

angka

pengangguran.
3.

Terdukungnya program pengembangan usaha yang berbasiskan pemanfaatan


potensi lokal daerah.

4.

Terdukungnya visi pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan


yang siap untuk tinggal landas pada tahun 2014 melalui program percepatan
pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

BAB II
ANALISIS SWOT DAN STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI
GAMBIR
DI KAB. PESISIR SELATAN

Berdasarkan potensi yang dimiliki maka dilakukan analisis dan penetapan strategi
pengembangan Industri gambir di Kabupaten Pesisir Selatan dengan menggunakan metode
analisis SWOT dan Straegi SWOT.
2.1

Analisis SWOT
Analisis

SWOT

(Strenght,

Weakness,

Opportunity

and

Threat)

terhadap

pengembangan Teknologi Tepat Guna Komoditi Gambir dapat disajikan pada tabel berikut :
Matriks SWOT Pengembangan Teknologi Tepat Guna Komoditi Gambir di
Kabupaten Pesisir Selatan
KEKUATAN (S)
KELEMAHAN (W)
KETERSEDIAAN BAHAN BAKU
SDM YANG BELUM TERLATIH UNTUK
Ketersediaan bahan baku tanaman gambir INDUSTRI HILIR GAMBIR
yang berlimpah di Kabupaten Pesisir Selatan - Pelatihan dan penelitian mengenai produk
khususnya di Kecamatan Koto XI Tarusan
hilir gambir pernah dilakukan oleh
dan Sutera. Dengan jumlah produksi
Universitas Andalas, namun kegiatan ini
5.225,30 ton dan luas tanam 9.869,00 Ha
tidak cukup efektif dan aplikatif karena
(BPS. 2012).
dilakukan tanpa bersinergi dengan Dinas
terkait di Kabupaten Pesisir Selatan.
Menurut tim peneliti gambir dari Universitas
Akibatnya
belum
adanya
fasilitasi
Andalas, kualitas gambir Pesisir Selatan lebih
peralatan
dan
pembinaan
secara
baik dibandingkan gambir Payakumbuh dan
berkelanjutan terhadap produk hilir
Balai Tanaman Obat Unand
gambir tersebut. Karena hal ini, hanya
sebagian kecil dari SDM terlatih mampu
PENGUATAN USAHA INDUSTRI HULU
mengaplikasikan ilmunya ini diantaranya
DAN HILIR
Industri teh gambir.
- Dinas Koperindag dan Pasar Kabupaten
Pesisir Selatan selaku instansi yang BELUM TERSEDIANYA MESIN DAN
bertanggung jawab dengan aktivitas PERALATAN PRODUKSI INDUSTRI
industri di Kabupaten Pesisir Selatan HILIR GAMBIR
bersinergi
dengan
Dinas
Pertanian, - Sebagai cikal bakal pembentukan Nagari
tanaman
pangan
dan
holtikultura, Model Gambir, pengembangan teknologi
Peternakan dan Perkebunan Kabupaten tepat guna komoditi gambir ini harus
Pesisir telah memberikan fasilitasi berupa didukung oleh pengembangan industri hulu
bantuan dan pembinaan bagi kelompok dan industri hilir gambir. Namun hingga
Industri hulu gambir yang memproduksi saat ini, fasilitasi baru dapat dilakukan
getah gambir kering.
dalam hal pengembangan industri hulu
- Telah
dilaksanakannya
Peningkatan dengan produk berupa getah gambir kering.
efisiensi perdagangan dalam negeri,

revitalisasi pasar, bantuan pemasaran


UMKM
dan
pengembangan
jaringan
kemitraan pengolah getah gambir kering
melalui pasar lelang.
- Dinas Koperindag dan Pasar Kabupaten
Pesisir selatan telah berupaya menggiatkan
industri hilir gambir berupa Industri Teh
Gambir yang dikelola secara tradisional.

PEMODALAN
- Minimnya
modal
usaha
pengembangan usaha terutama.

untuk

KELEMBAGAAN
- Minimnya
jumlah
koperasi
petani/
pengolah gambir, dimana saat ini jumlah
Koperasi petani/ pengolah gambir hanya 3
(tiga) unit yang memusat di Nagari
Siguntur Tua
TEKNOLOGI
TEPAT
GUNA
BAGI - Belum adanya Asosiasi Pengolah Gambir
INDUSTRI HULU GAMBIR
di Kabupaten Pesisir Selatan
Saat ini penerapan/ sentuhan teknologi tepat
guna pada industri hulu gambir telah PASAR
dilakukan diantaranya penggunaan kempa - Fluktuasi harga gambir mentah (getah
gambir hidrolik di beberapa kelompok IKM gambir kering) di pasaran yang disebabkan
gambir dan penggunaan dongkrak dan derek belum terkoordinirnya sistem perdagangan
dalam pengempaan getah gambir
gambir di kabupaten Pesisir Selatan, dimana
petani gambir masih memanfaatkan sistim
HULU ijon yang dilakukan oleh pedagang dan
GAMBIR
tengkulak
sehingga
harga
gambir
Telah dilakukan Program pengembangan ditentukan oleh pedagang/tengkulak.
produk dan akses pasar melalui penciptaan
brand, potensi eksport dan pengembangan
produk gambir kering.

BRAND

IMAGE

INDUSTRI

PELUANG (O)

ANCAMAN (T)

PELUANG
PASAR
YANG
MASIH
TERBUKA LEBAR
- Pasar produk gambir dan turunannya
masih terbuka lebar
- Digalakannya penggunaan tinta gambir
oleh Pemerintah sebagai tinta pemilu
2014
- Industri pewarna tekstil sebagai industri
penunjang industri batik tanah liek khas
Pesisir Selatan.
- Teh
gambir
merupakan
alternatif
minuman teh sebagai minuman kesehatan
yang sudah mulai disosialisasikan

PERSAINGAN
- Pertumbuhan Industri gambir di daerah
penghasil gambir lainnya di Sumatera
Barat dan Provinsi lain cukup gesit akhirakhir ini. Hal ini juga didukung oleh
kesiapan sumber daya masyarakatnya

DUKUNGAN KEBIJAKAN
Kebijakan Pemerintah dalam penetapan
Nagari Model Gambir di Kabupaten Pesisir
Selatan

FLUKTUASI HARGA GAMBIR KERING


YANG BERKELANJUTAN
Fluktuasi harga gambir kering yang terus
menerus akan menjadi ancaman bagi
perkembangan industri gambir kedepannya.
Hal ini akan menimbulkan ketidakpercayaan
pihak asing sebagai konsumen produk
gambir kering

2.2

Strategi Pengembangan
Berdasarkan pada informasi tabel SWOT di atas akan menghasilkan beberapa

alternatif strategi yang dapat diambil untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman
dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki serta dengan memperhatikan kendala
kelemahan yang ada, beberapa pilihan strategi yang dimaksud disajikan pada berikut ini :

FK INTERNAL

STRENGTH / Kekuatan

1. KETERSEDIAAN BAHAN
BAKU
2. PENGUATAN INDUSTRI
HULU DAN HILIR
3. TEKNOLOGI TEPAT GUNA
INDUSTRI HULU GAMBIR
4. BRAND IMAGE INDUSTRI
HULU GAMBIR
FK EKSTERNAL

WEAKNESSES /
Kelemahan

1. SDM YANG BELUM


TERLATIH UNTUK
INDUSTRI HILIR
GAMBIR
2. BELUM TERSEDIANYA
MESIN DAN PERALATAN
PRODUKSI INDUSTRI
HILIR GAMBIR
3. MINIMNYA
PERMODALAN
4. MINIMNYA
KELEMBAGAAN
5. PASAR

OPPORTUNITY /
Peluang

Strategi S O

Strategi W O

1. PELUANG PASAR YANG


MASIH TERBUKA
LEBAR
2. DUKUNGAN KEBIJAKAN

1.Diversifikasi produk gambir


dan turunannya yang
potensial dan aplikatif
2.Optimalisasi pemanfaatan
pasar lelang dalam distribusi
getah gambir kering
3.Penerapan proses alih
teknologi tepat guna bagi
IKM pengolah teh gambir
4. Pemanfaatan teknologi
informasi dan media sosial
sebagai media promosi
daerah penghasil gambir
dan pengembangan
teknologi tepat guna
komoditi gambir sevbagai
cikal bakal Nagari Model
Gambir Kabupaten Pesisir
Selatan.

1.Pelatihan Teknis Produksi


industri hilir gambir yang
potensial dan aplikatif
diantaranya produk tinta
pemilu, pewarna tekstil,
teh gambir dan perekat
kayu lapis.
2. Fasilitasi bantuan mesin
dan peralatan produksi
Industri Gambir Hilir.
3. Fasilitasi pengadaan
bahan baku lainnya
Industri Gambir hilir
4. Menggiatkan tumbuhnya
koperasi petani/ pengolah
gambir di Kabupaten
Pesisir Selatan

TREATHS / Ancaman

1.

PERSAINGAN

2.

FLUKTUASI HARGA
GAMBIR KERING YANG
BERKELANJUTAN

Strategi S T

1. Sosialisasi penggunaan
produk hilir gambir
kabupaten Pesisir Selatan
baik itu dalam skala lokal,
nasional dan internasional.
2. Pemanfaatan koperasi dan
asosiasi petani/ pengolah
dalam mengantisipasi
sistem monopoli para
tengkulak
3. Pemberdayaan terhadap
pelaku UMKM (Teknis dan
Permodalan ) sehingga
produksi berkualitas,
berproduksi secara
kontiniu, memiliki standar
yang telah ditentukan.

Strategi W T

1.Membentuk asosiasi
petani/ pengolah gambir
dalam rangka
mempermudah koordinasi
dan mengendalikan
sistem perdagangan
gambir kering
2.Melindungi tata niaga
komoditi gambir sehingga
tidak hanya
menguntungkan satu
pihak saja (monopoli,
tengkulak)

Berdasarkan alternatif strategi SWOT diatas, dapat dilaksanakan beberapa tindak


lanjut rencana pengembangan, sebagai berikut :
1. Pembinaan Sumber Daya Manusia Pelaku Industri Gambir, meliputi :
a. Pelatihan Teknis Produksi industri hilir gambir yang potensial dan aplikatif
diantaranya produk tinta pemilu, pewarna tekstil, teh gambir dan perekat
kayu lapis.
b. Pelatihan Kewirausahaan dan Manajemen Pemasaran
2.

Fasilitasi bantuan mesin dan peralatan produksi Industri Gambir Hilir

3.

Fasilitasi pengadaan bahan baku lainnya Industri Gambir hilir.

4.

Fasilitasi pembentukan asosiasi petani/ pengolah gambir dalam rangka


mempermudah koordinasi dan mengendalikan sistem perdagangan gambir
kering

5.

Promosi, Monitoring dan Evaluasi

BAB III
RENCANA PENGEMBANGAN

Nagari Model Gambir merupakan program pengembangan desa/nagari mandiri


gambir yang dirancang secara komprehensif dan terintegrasi sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi, melibatkan berbagai pihak melalui dukungan dan fasilitasi banyak pihak,
sehingga melalui

ini komoditas gambir bisa menjadi motor penggerak ekonomi nagari

dalam upaya mewujudkan masyarakat sejahtera. Efeknya juga diharapkan dapat berimbas
dan berdampak secara luas pada nagari-nagari dan kecamatan di sekitarnya.
Dalam rangka mengembangkan

ini diperlukan sinergitas seluruh tahap proses

produksi gambir, mulai dari ketersediaan bahan mentah gambir berupa sektor perkebunan
gambir, industri hulu gambir berupa getah gambir kering hingga produk hilir gambir.
3.1 Rencana Pengembangan Produk Gambir
Pengembangan produk gambir disini maksudnya adalah diversifikasi teknik
pengolahan gambir dengan memberikan nilai tambah bagi daun dan ranting gambir sebagai
komponen utama tanaman gambir yang dapat dimanfaatkan.
Selama ini, industri pengolahan gambir umumnya masih terfokus kepada pengolahan
produk hulu gambir berupa getah gambir kering sebagai produk utamanya, sedangkan
industri yang mengolah produk hilir gambir masih terbatas yaitu industri teh gambir yang
masih dikelola secara tradisional dan berskala kecil, padahal potensi ketersediaan bahan
baku untuk membangun industri pengolahan lainnya masih sangat besar.
Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan produk dari sektor perkebunan gambir
maka Dinas Koperindag dan Pasar selaku dinas yang bertanggung jawab dalam hal
pembinaan industri gambir berupaya untuk menggiatkan sektor industri gambir dengan
meningkatkan nilai tambah produk gambir melalui pengembangan produk industri hilir
gambir. Gambaran Produk Turunan Gambir potensial Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Komoditi Gambir Kabupaten Pesisir Selatan.
Produk dari Getah Gambir
1. Tinta Gambir
Saat ini telah dilakukan sosialisasi penggunaan tinta gambir sebagai tinta
pemilu, hal ini dikarenakan sifat tinta gambir yang alami, dimana memiliki beberapa
keunggulan antara lain tidak merusak kulit, harga lebih murah, tidak merusak
kesehatan dan tidak merusak lingkungan.

Proses alih teknologi pada pengembangan produk ini lebih ditekankan pada
pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian melalui tahapan pengujian produk
akhir tinta sebelum dilempar ke pasaran

Gambar 4. Tinta Pemilu

2. Pewarna Tekstil
Pewarna tekstil yang diupayakan dalam pengembangan produk ini adalah
pewarna batik tanah liek yang merupakan produk tekstil khas Kabupaten Pesisir
Selatan.
Industri pewarna tekstil nantinya dapat dijadikan industri penunjang industri batik
tanah liek khas Pesisir Selatan.

Gambar 5. Kain dengan Tinta gambir


3. Perekat Kayu Lapis
Gambir dapat juga dijadikan sebagai bahan baku utama perekat perekat kayu
lapis dan papan partikel. Hal ini dikarenakan daya ikat yang kuat pada kandungan
dalam getah gambir. Perekat dari getah gambir ini dapat dijadikan alternatif perekat
kayu lapis selain dari kandungan kulit kayu akasia yang biasa digunakan.

Produk dari Daun Gambir


Teh Gambir
Bila ditinjau dari segi komposisi kimia, daun gambir juga mengandung tanin
seperti daun teh yang diperoleh dari tanaman Camelia sinensis L atau yang disebut
dengan tanaman teh. Dengan adanya kandungan tanin dan memiliki khasiat sebagai
obat-obatan diharapkan daun gambir dapat dimanfaatkan sebagai teh yang memiliki
ciri khas sendiri, dimana selain sebagai minuman penyegar juga sekaligus sebagai
obat.
Pada saat ini di Kabupaten Pesisir Selatan telah terdapat 1 (satu) kelompok
Industri Teh Gambir yang mengolah teh gambir secara tradisional. Kelompok ini
cukup aktif dalam hal promosi dan pemasaran produk melalui promosi khasiat dan
manfaat minuman teh gambir.

BAB IV
RENCANA KEGIATAN DAN ALOKASI ANGGARAN
PENGEMBANGAN

Kegiatan pengembangan

dilaksanakan secara bertahap yaitu pembinaan sumber

daya manusia, fasilitasi peralatan produksi gambir pasca panen dan produk turunannya
serta sosialisasi, monitoring dan fasilitasi pembentukan asosiasi pengolah gambir.
4.1 Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pembinaan dilakukan dengan melaksanakan 2 (dua) jenis pelatihan yaitu pelatihan
pengolahan produk gambir hilir berupa tinta gambir, pewarna tekstil, perekat kayu lapis
dan teh gambir serta Pelatihan Kewirausahaan dan manajemen pemasaran.
a.

Pelatihan Pengolahan Produk Gambir Hilir


Pelatihan direncanakan akan dilaksanakan di dua tempat potensial penghasil
gambir, yaitu Kecamatan Koto XI Tarusan dan Kecamatan Sutera. Sasaran kegiatan
ini adalah pemuda dan pemudi yang tergabung dalam kelompok petani/ pengolah
gambir di dua Kecamatan tersebut. Jumlah peserta yang direncanakan adalah
sebanyak 220 (Dua ratus dua puluh) orang yang dibagi dalam 11 (sebelas) paket
pelatihan.

b.

Pelatihan Kewirausahaan dan Manajemen Pemasaran


Pelatihan direncanakan akan dilaksanakan di Kecamatan Koto XI Tarusan
dan Kecamatan Sutera. Peserta pelatihan adalah perwakilan dari masing-masing
Kelompok Petani Gambir di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu sebanyak 197 peserta
yang nantinya akan dibagi dalam 3 (tiga) angkatan, dengan estimasi biaya sebagai
berikut :

Tabel 3. Estimasi Biaya Pembinaan SDM


No

Jenis Kegiatan

Jumlah

Biaya Satuan

Jumlah Biaya

(Rp)

(Rp)

Pelatihan Pengolahan Produk


Gambir
1. Pembuatan Tinta Gambir

2 paket

122.000.000

244.000.000

2. Pembuatan Pewarna tekstil

3 paket

117.000.000

351.000.000

3. Pembuatan Perekat kayu lapis

1 paket

128.000.000

128.000.000

4. Pembuatan Teh gambir

2 paket

127.000.000

254.000.000

Pelatihan Kewirausahaan dan


Manajemen Pemasaran
Pelatihan Kewirausahaan dan
Manajemen Pemasaran
Total

3 angkatan

100.000.000

300.000.000
1.277.000.000

4.2 Fasilitasi Peralatan Produksi Gambir Pasca Panen dan Produk


Setelah kepada pelaku IKM diberikan bekal ilmu, pengetahuan dan keahlian melalui
pelatihan, selanjutnya akan diperkuat dengan pemberian bantuan mesin/sarana
produksi. Adapun bantuan mesin dan sarana produksi serta perkiraan biaya yang
dibutuhkan antara lain:
Tabel 4. Estimasi Biaya Pengadaan Peralatan Produksi Gambir
No

Jenis Mesin/ Peralatan

Jumlah

Harga

Jumlah Harga

Satuan (Rp)

(Rp)

Peralatan Produksi Tinta Pemilu

2 paket

150.000.000

300.000.000

Peralatan Produksi Pewarna


tekstil
Peralatan Produksi Perekat kayu
lapis
Peralatan Produksi Teh gambir

3 paket

150.000.000

450.000.000

1 paket

50.000.000

50.000.000

2 paket

50.000.000

100.000.000

3
4

Total

4.3

900.000.000

Fasilitasi Pengadaan Bahan Baku Lainnya Industri Gambir


Sebagai industri hilir yang bersifat baru dan masih dalam tahap perkenalan
produk, metode dan proses produksi, maka kelompok IKM gambir hilir ini perlu
dibekali dan diperkenalkan jenis dan bagaimana memperoleh bahan baku dan
penunjang lainnya pada pengolahan gambir hilir tersebut. Untuk itu, pada tahap
awal, kelompok IKM di fasilitasi pengadaan bahan baku dan penunjang lainnya
pengolahan gambir hilir, dengan estimasi sebagai berikut :

Tabel 5. Estimasi Bantuan Pengadaan Bahan Baku Lainnya


No

Jenis Produk Hilir gambir

Jumlah

Produksi Tinta Pemilu

2 paket

Biaya
Satuan (Rp)
10.000.000

Jumlah Biaya
(Rp)
20.000.000

Produksi Pewarna tekstil

3 paket

10.000.000

30.000.000

Produksi Perekat kayu lapis

1 paket

10.000.000

10.000.000

Produksi Teh gambir

2 paket

2.000.000

Total

4.4

4.000.000
64.000.000

Fasilitasi Pembentukan Asosiasi Pengolah Gambir


Fasilitasi yang diberikan berupa penyelenggaraan kegiatan forum pertemuan
petani/ pengolah gambir Kabupaten Pesisir Selatan dalam upaya membentuk suatu
wadah/ Asosiasi sebagai tempat bertukar pendapat dan berkumpulnya para petani/
pengolah gambir dalam rangka pengembangan industri gambir.
Estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah
sebagai berikut :
Tabel 6. Estimasi Biaya Fasilitasi Pembinaan
No

4.5

Jenis Kegiatan

Fasilitasi Pembentukan
Asosiasi Pengolah Gambir
Total

Jumlah

2 paket

Biaya Satuan

Jumlah Biaya

(Rp)

(Rp)

30.000.000

60.000.000
60.000.000

Promosi, Monitoring dan Evaluasi Kegiatan


Kegiatan ini merupakan kegiatan penunjang pengembangan Teknologi Tepat
Guna Komoditi Gambir di Kabupaten Pesisir Selatan. Kegiatan tersebut, yaitu :
a.

Promosi Produk Gambir


Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperkenalkan diversifikasi
produk akhir gambir kepada masyarakat, diantaranya :
-

Memanfaatkan teknologi informasi dan media sosial sebagai media promosi


Produk Gambir Pesisir Selatan.

Demo produk dengan mengekspos keunggulan produk gambir Pesisir


Selatan seperti : Produk tinta gambir ke pemerintah pusat dan daerah,
pewarna tekstil ke Industri tekstil, perekat kayu lapis ke industri kayu lapis
dan teh gambir ke masyarakat umum.

b.

Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dilaksanakan dalam rangka
menjamin bahwa keterlaksanaan kegiatan pengembangan terlaksana sesuai
tahapan dan mencapai sasaran yang telah ditargetkan. Melalui kegiatan
monitoring ini juga, persoalan dan kendala yang dihadapi dalam implementasi
dapat diantisipasi dan ditanggulangi.

Estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 7. Estimasi Biaya Monitoring dan Evaluasi
No

Jenis Kegiatan

Jumlah

Biaya

Jumlah Biaya

Satuan

(Rp)

(Rp)
1

Promosi Produk

Monitoring
Kegiatan

dan

Evaluasi

4 paket

20.000.000

80.000.000

4 paket

16.000.000

64.000.000

Total

144.000.000

Berdasarkan rincian alokasi anggaran diatas diperoleh total Anggaran yang dialokasi
untuk Pengembangan Teknologi Tepat Guna Komoditi Gambir di Kabupaten Pesisir Selatan
adalah sebesar Rp. 2.445.000.000,- , dengan rekapitulasi kebutuhan sebagai berikut :

Tabel 8. Rekapitulasi Biaya


No

Jenis Kegiatan

Jumlah Biaya (Rp)

Pembinaan SDM

1.277.000.000

Fasilitasi Peralatan Produksi

Fasilitasi Pengadaan Bahan Baku lainnya

64.000.000

Fasilitasi Pembentukan Asosiasi Gambir

60.000.000

Promosi, Monitoring dan Evaluasi


Total

900.000.000

144.000.000
2.445.000.000

Terbilang : Dua Milyar Empat Ratus Empat Puluh Lima Juta Rupiah.

V
PENUTUP

Demikianlah proposal ini diajukan sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan


dana yang kami ajukan. Besar harapan kiranya usulan dalam proposal ini mendapat
perhatian dan prioritas dalam Program Pengembangan Komoditi Gambir pada tahun 2015.
Akhir kata, atas perhatian dan kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.

Author : Sri Gusvina Dewi

Anda mungkin juga menyukai