I. PENDAHULUAN
hampir 70% daerah indonesia adalah perairan. Beberapa jenis ikan juga
merupakan salah satu komoditas hasil perikanan ekspor yang mampu bersaing
enzim, baik dari ikan itu sendiri maupun mikroba dan proses ketengikan. Kadar
pengolahan pascapanen ikan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam daging
mikroorganisme dalam daging ikan sehingga produk olahan ikan akan memiliki
daya tahan lebih lama dibandingkan daging ikan segarnya. Terdapat bermacam-
macam cara pengolahan pascapanen ikan, mulai dari cara tradisional sampai
modern.Salah diantara produk olahan ikan adalah abon ikan. Abon merupakan
produk olahan yang sudah cukup dikenal luas oleh masyarakat (Bank Indonesia,
2008).
merupakan produk olahan yang sudah cukup dikenal luas oleh masyarakat. Abon
2
ikan adalah suatu jenis makanan kering berbentuk khas yang terbuat dari daging
ikan yang direbus, disayat-sayat, dibumbui, digoreng, dan dipres. Pembuatan abon
Pengolahan abon ikan dapat dilakukan dalam skala kecil, sedang, besar, dan dapat
dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga dalam menyediakan lauk pauk sehari-hari.
Jenis ikan yang biasa diolah menjadi abon ikan umumnya ikan pelagis, yaitu ikan
(Euthynussp) dan lain-lain. Menurut Rahayu dan Djafar (2001), bahwa abon ikan
abon. Konsumen abon tidak hanya masyarakat kota saja akan tetapi masyarakat
Usaha pegolahan ikan menjadi abon ikan yang saat ini sedang berkembang
terletak di Kelurahan Purirano Kecamatan Kendari yang usaha ini masih bersifat
industri rumah tangga yang dimana tenaga kerjanya berjumlah sedikit yang
termasuk pemilik dari industri ini juga turut dalam mengolah serta memasarkan
produksi abon ikan, industri rumah tangga ini juga mempunyai kendala yang
dalam pengolahannya, bahan baku ikannya tergantung pada keadaan cuaca yang
bilamana mereka tidak produksi, jika ikan tidak di pasarkan di tempat mereka
biasa membeli bahan baku ikan tersebut. Industri rumah tangga ini bernama “Citra
Permata Kendari”, yang lama industri ini di jalankan sudah 17 tahun, Industri ini
Kelurahan Purirano. Melihat industri ini yang sudah lama di jalankan dan
beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam industri rumah tangga tersebut
sehingga membuat peneliti untuk memilih lokasi pada industri rumah tangga
tentunya mempunyai kendala dalam produksi yang dimana industri ini dalam
memberikan suatu hasil nilai tambah baru yang harus dikeluarkannya biaya-biaya
sehingga akan mengeluarkan harga baru produk yang keuntungannya lebih tinggi
jika dibandingkan dengan hanya menjual hasil ikan tangkap atau tanpa adanya
proses pengolahan. Hal ini menjadi dasar untuk mengetahui analisis nilai tambah
dari pengolahan ikan, yang dimana sebagai ikan sebagai dasar bahan baku abon
ikan, apakah dengan menjalankan industri seperti ini dapat memberikan nilai
tambah.
Nilai tambah dihitung dari selisih antara nilai output (penerimaan) dan
nilai input (biaya total) yang dikeluarkan dalam proses pengolahan. Seluruh
komponen analisis diukur dan dinyatakan dalam satuan kilogram (kg) bahan baku.
Hal ini dilakukan agar diketahui besarnya pertambahan nilai dari per kg bahan
baku yang dibentuk oleh kegiatan pengolahan. Hal tersebut yang mendorong
penulis untuk melakukan penelitian yang dapat mengetahui lebih lanjut mengenai
Kota Kendari (Studi Kasus Industri Rumah Tangga “Citra Permata Kendari”).
4
1. Bagaimana proses pengolahan industri rumah tangga abon ikan pada industri
2. Berapa nilai tambah yang dihasilkan dalam pengelolaan abon ikan pada
1. Mengetahui proses pengolahan industri rumah tangga abon ikan pada industri
Purirano.
5
2.1.1. Agroindustri
kepada industri-industri besar dan sedang tetapi perhatian yang sepadan harus
pula diarahkan kepada industri-industri kecil atau rumah tangga. Sebab pada
kenyataannya, industri jenis ini masih sangat diperlukan sampai waktu tidak
(Todaro, 1994).
Menurut Soekartawi (1990), industri skala rumah tangga dan industri kecil
dihadapi agroindustri dalam negeri, antara lain: 1) kurang tersedianya bahan baku
lemahnyaentrepreneurship(Soekartawi, 2000).
2.1.2. Ikan
penting untuk dikonsumsi, karena mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi, yang
Daya tahan ikan segar yang tidak lama, menjadi kendala dalam usaha
pada saat produksi ikan melimpah. Oleh karena itu, sejak lama masyarakat
2.1.3.1. Abon
bahan baku pokok berupa daging atau ikan. Pengolahan abon dilakukan dengan
dan dipres. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau
khas dan mempunyai daya awet yang relatif lama (Afandi, 2013). SNI 01-3707-
1995 menjelaskan abon adalah suatu jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat
dari daging, direbus disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan dipres (BSN, 1995).
mengalami banyak penurunan mutu, serta memiliki umur simpan yang relatif
bersih, kemudian diremah. Daging yang telah diremah kemudian ditambah gula,
(Riyanto, 2006). Menurut Mustar (2013) pada prinsipnya abon merupakan suatu
dan rasa yang khas. Selain itu proses pembuatan abon merupakan proses
penyimpanan.
dan bumbu yang ditambahkan sehingga terdapat variasi macam dan jumlah
bumbu yang digunakan, hal ini menyebabkan kualitas abon beraneka ragam
terutama dalam hal rasa dan warna (Afandi, 2013). Dari segi teknologi,
pembuatan abon relatif mudah, tidak memerlukan modal yang besar dan sudah
lama dikenal dan digemari oleh semua golongan masyarakat Indonesia sehingga
industri kecil atau industri rumah tangga. Mutu produk olahan abon sangat
dipengaruhi oleh mutu bahan mentah, cara pengolahan, dan nilai gizi yang
dikandungnya (Fachruddin, 1997). Abon yang bermutu baik adalah abon yang
terbuat dari daging yang baik, daging yang baik adalah daging yang masih segar.
Daging segar memiliki sifat yang baik rupanya, bau, aroma, rasa dan tekstur.
pembuatan abon terdiri atas bahan baku dan bahan tambahan. Bahan baku
merupakan bahan pokok untuk abon yang berasal dari daging (sapi, ayam maupun
ikan) dan bahan tambahan atau bahan pelengkap berfungsi menambah cita rasa
Bahan baku untuk abon harus dipilih yang mutunya baik agar produk yang
dihasilkan juga bermutu baik. Kondisi bahan harus dipilih yang masih segar,
10
daging yang digunakan haruslah segar (tidak pucat) dan aromanya khas (tidak
berbau busuk). Daging yang baik untuk dibuat abon, selain memiliki kondisi yang
segar, juga dipilih yang tidak mengandung bahan lemak (Fachruddin, 1997).
untuk meningkatkan konsistensi nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan
kebasaan serta untuk menetapkan bentuk dan rupa (Tridayani, 2012). Rempah-
rasa dan aroma yang dapat membangkitkan selera makan. Manfaat lain
ketumbar, lengkuas, garam, gula pasir, santan kelapa, daun salam, daun sereh dan
minyak goreng.
menambah cita rasa dan nilai gizi suatu produk yang akan dihasilkan oleh abon.
Santan akan menambah rasa gurih karena kandungan lemaknya yang tinggi.
kelapa akan lebih gurih rasanya dibandingkan abon yang dimasak tidak
suatu produk abon (Juniar, 2013). Tridiyani (2012) menjelaskan bahwa garam dan
gula pasir dalam bahan pangan ditambahkan sebagai penegas cita rasa, berfungsi
air. Fungsi minyak goreng dalam pembuatan abon adalah sebagai pengantar
panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai gizi, khususnya kalori yang ada
abon daging maupun abon ikan, dilakukan dengan menggoreng daging dan
itu, terjadi juga proses oksidasi, perubahan warna minyak dan penyerapan minyak
(Mustar,2013).
dalam minyak, suhu yang digunakan adalah 1700C- 2000C dengan lama
1:2 (Dewi, 2011). Proses penggorengan ini akan menghasilkan bahan pangan
ml atau sekitar 2 sendok makan selama 45 menit pada suhu 1220C (Mustar, 2013).
kesehatan.
(2005), adalah sebagai berikut: “Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan
yaitu semua biaya dalam rangka pengelolaan bahan baku menjadi produk selesai
1. Biaya Produksi
menjadiproduk jadi yang siap untuk dijual. Secara garis besar yang termasuk
13
dalam biaya ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung yang
2. Biaya Pemasaran
proses produksi. Biaya administrasi dan umum terdiri dari gaji karyawan
(Mulyadi, 1993):
Merupakan biaya yang terjadi karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya
produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
Merupakan biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang
(factoryoverheadcosts).
14
Perilaku biaya didefinisikan sebagai biaya yang akan bereaksi jika terjadi
(Mulyadi, 1993):
1. Biaya Variabel
volume kegiatan, sedangkan jumlah biaya per satuan unitnya akan tetap.
Yang termasuk biaya variabel antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung.
2. Biaya Semivariabel
3. Biaya Semifixed
Merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap pada tingkat volume tertentu dan
4. Biaya Tetap
tertentu tetapi jumlah per unit akan mengalami penurunan ketika terjadi
peningkatan volume kegiatan. Yang termasuk biaya tetap seperti gaji direktur
2.1.5. Produksi
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi meliputi semua
aktifitas dan tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat.
produksi adalah hasil-hasil dari suatu proses atau aktivitas ekonomi dengan
bahwa hasil akhir dari suatu proses berupa produk atau output dapat bervariasi
disebabkan karena perbedaan kualitas dan kuantitas dari input faktor yang
digunakan.
Selanjutnya Fuad, dkk (2006) dalam Sarfan (2016), harga yaitu sejumlah
16
kompensasi baik yang berupa uang maupun barang yang dibutuhkan untuk
Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua biaya yang telah
karena pembeli dan volume penjualan berkurang. Harga jual adalah sejumlah
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa
yang diinginkan oleh pedagang, maka pedagang akan melakukan daya tarik
konsumen dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual.
Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang,
2007).
2.1.7. Penerimaan
pengelolaan dan modal milik sendiri atau pinjaman yang diinvestasikan dalam
pengeluaran total usahatani adalah nilaisemua masukan yang habis dipakai atau
dikeluarkan dalam produksi, tetapi tidak termaksud tenaga kerja keluarga petani.
17
Semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan semakin tinggi harga per unit
semakin besar. Sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit dan harganya
rendah maka penerimaan total yang diterima oleh produsen semakin kecil.
Penerimaan total yang diterima oleh produsen dikurangidengan biaya total yang
2.1.8. Keuntungan
memilih output dan inputnya dengan satu tujuanuntuk mencapai laba ekonomi
1992).
oleh pengusaha, sesudah dikurangi dengan biaya-biaya produksi atau dengan kata
lain, laba pengusaha adalah selisih antara penghasilan kotor dan biaya-biaya
produksi. Laba ekonomis dari barang yang dijual adalah selisih antara penerimaan
yang diterima dari penjualan dan biaya peluang dari sumber yang digunakan
untuk membuat barang tersebut. Jikabiaya lebih besar dari pada penerimaan yang
sistematis.
terdapat dua jenis nilai tambah yaitu inovasi dan koordinasi. Kegiatan inovasi
merupakan aktivitas yang memperbaiki proses yang ada, prosedur, produk dan
produk dalam setiap tahap proses produksi. Nilai tambah koordinasi difokuskan
peningkatan biaya.
komoditastertentu maka makin besar nilai tambah yang diperoleh. Nilai tambah
nilai-nilai variabel output, input, harga output, tenaga kerja, hari orang kerja,
upahtenaga kerja, sumbangan input lainnya serta balas jasa dari masing-masing
tambah. Tiga komponen pendukung dalam perhitungan nilai tambah adalah faktor
yangdiperlukan untuk mengolah satu satuan input dan nilai produk yang
perubahanbaik bentuk, tempat dan waktu akan menghasilkan nilai tambah. Dalam
Besarnya nilai tambah dalam proses pengolahan diperoleh dari pengurangan biaya
bahan baku dan input lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan (tidak
termasuk tenaga kerja). Nilai tambah merupakan balas jasa bagi tenaga kerja dan
2. Rasio nilai tambah terhadap nilai produk yang dihasilkan (%), menunjukkan
3. Balas jasa tenaga kerja (Rp), menunjukkan upah yang diterima tenaga kerja
langsung.
4. Bagian tenaga kerja dari nilai tambah yang dihasilkan (%), menunjukkan
Tujuan dari analisis nilai tambah adalah untuk mengukur balas jasa
diciptakan oleh sistem tersebut. Faktor-faktor penentu dalam analisis nilai tambah
adalah :
21
1. Faktor teknis, mencakup kapasitas produksi dari suatu unit usaha, jumlahbahan
2. Faktor pasar, mencakup harga output, upah kerja, harga bahan baku dan input
1. Bagi para pelaku bisnis dapat mengetahui besarnya imbalan atau jasa dari
pengolahan.
22
termasuk komoditas yang cepat rusak perlu ditangani dengan tepat agar
pengolahan. Pengolahan ikan menjadi abon, pengolahan ikan menjadi abon ikan
merupakan salah satu bahan makanan yang bernilai gizi tinggi terutama sebagai
tambahdari proses pengolahan ikan menjadi abon ikan. Analisis nilai tambah
yangdilakukan dapat diketahui seberapa besar hasil nilai tambah dari pengolahan
komponen utamanya yang dimana sebagai bagian dari penggunaan input seperti
yang di peroleh dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya-biaya tersebut meliputi
biaya bahan baku, biaya pemasaran, biaya peralatan, biaya tenaga kerja, dan biaya
lainnya. Dari keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan tersebut maka akan di
Total penerimaan atas penjualan diperoleh dari jumlah produksi abon ikan
yang akan dijual dikali dengan harga jual abon ikan pada saat itu. Keuntungan
produksi diperoleh dari total penerimaan yang diterima dikurangi total biaya yang
dikeluarkan selama produksi dan sedangkan nilai tambah pada pengolahan abon
ikan diharapkan memperoleh nilai yang besar karena harga jual produk olahan ini
Disamping nilai tambah, informasi lain yang dapat diperoleh adalah rasio
nilaitambah, imbalan dan bagian tenaga kerja, keuntungan, dan balas jasa
akan dapatdiketahui pula alokasi proporsi nilai tambah yang diperoleh pada
Penerimaan
Nilai Tambah
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April 2019 hingga selesai pada
Industri Rumah Tangga Abon Ikan “Citra Permata Kendari” yang bertempat di
abon ikan.
Respondendalam penelitian ini adalah pengusaha abon ikan pada industri rumah
subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan
26
Industri Rumah Tangga Abon Ikan “Citra Permata Kendari” berjumlah satu
orang. Sedangkan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Usaha
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu:
peneliti.
2. Data Sekunder, diperoleh melalui pencatatan pada instansi atau lembaga terkait
dengan penelitian ini serta literatur yang menunjang dan memiliki hubungan
sebagai berikut:
literatur yang berhubungan dengan penelitian ini, melalui pencatatan data dan
2. Karakteristik usaha meliputi proses pengolahan ikan menjadi abon ikan, biaya
produksi (bahan baku, harga produk dan sumbangan input lain), nilai jual
produksi, nilai produk, nilai tambah, rasio nilai tambah, tenaga kerja (upah
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis nilai
produktivitas, nilai output, nilai tambah, keuntungan, balas jasa terhadap tenaga
1. Responden yaitu pelaku usaha yang memproduksi dari bentuk ikan basah
2. Umur responden yaitu usai dihitung sejak lahir sampai pada saat penelitian
dilaksanakan (tahun).
3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah di ikuti atau
dilalui responden /lama pendidikan ( Tidak Tamat SD, SD, SMP, SMA).
4. Jumlah tanggungan keluarga adalah semua orang yang berada dalam rumah
atau diluar rumah tetapi kehidupannya dibiayai atau ditanggung oleh responden
(jiwa).
usahanya (tahun).
6. Bahan baku adalah bahan abon ikan yang digunakan dalam pengolahan (kg).
8. Tenaga kerja adalah jumlah dari semua tenaga kerja yang dicurahkan pada
9. Faktor konversi adalah perbandingan antara hasil produksi dengan bahan baku
10. Koefisien tenaga kerja adalah perbandingan antara tenaga kerja dan bahan
11. Harga produk rata-rata adalah perbandingan antara nilai penjualan (total
12. Biaya produksi adalah keseluruhan nilai yang dikeluarkan oleh pengusaha
13. Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi yang
14. Biaya variabel adalah biaya input untuk melaksanakan proses produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku dan upah tenaga kerja (Rp/bulan).
15. Upah rata-rata adalah perbandingan antara jumlah upah yang dibayarkan kepada
17. Sumbangan input lain adalah perbandingan antara total biaya yang dilakukan
untuk pembelian input lain dengan bahan baku yang digunakan dalam
produksi (Rp/kg).
18. Nilai produk adalah perkalian antara faktor konversi dengan harga produk
rata-rata (Rp/kg).
19. Biaya bahan baku adalah nilai dari seluruh input usaha pengolahan abon ikan
20. Produksi adalah banyaknya abon ikan yang dihasilkan oleh Industri selama satu
bulan (bulan/Kg).
21. Harga adalah besarnya nilai tukar uang terhadap produksi pengolahan ikan
22. Nilai tambah adalah tambahan nilai dari ikan yang diolah lebih lanjut menjadi
abon ikan. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai output dengan harga
23. Rasio nilai tambah adalah hasil dari nilai tambah dibagi produksi (%).
31
24. Penerimaan adalah hasil dari perkalian antara jumlah produk yang dihasilkan
25. Keuntungan adalah selisih antara total penerimaan dengan semua biaya yang
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (Ppuk) Usaha Abon Ikan.
Jakarta.
Chopra, Meindl, dan Hugos. 2003. Tahapan Manajemen Rantai Pasokan: strategy,
Planning and Operation. Pearson Prentice Hall. New York
Dewi, E. Ibrahim, R dan Yuaniva, N. 2011. Daya Simpan Abon Ikan Nila Merah
(Oreochromis Niloticus Trewavas) Yang Diproses Dengan Metoda
Penggorengan Berbeda. Jurnal Saintek Perikanan 6 (1) : 1-2.
Fachrudin, L. 1997. Membuat Aneka Abon. Kanisius, Yogyakarta.
Hamidi, W. 2016. Analisis Nilai Tambah Agroindustri Abon Ikan Patin Di Desa
Koto Mesjid Kecamatan XIII koto Kampar Kabupaten Kampar Provinsi
Riau (Studi Kasus Pada CV. Graha Pratama Fish) Fakultas Ekonomi
Universutas Riau. Riau
Hayami Y, Kawagoe T, Morooka Y, dan Siregar M. 1987. Agricultural
Marketing and Processing in Upland Java A Perspective From A Sunda
Village. Bogor : CPGRT Centre.
Juniar, E. 2013. Pembuatan Abon Berbahan Dasar Daging Bekicot (Achatina
Fulica Bowd.) dan Jerami Nangka (Artocarpus Heterophyllus Lmk.)
Sebagai Pangan Alternatif Sumber Protein dan Tinggi Serat. Skripsi.
Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kementerian, Kelautan dan Perikanan. 2015. Analisis Data Pokok kelautan dan
Perikanan. Pusat Data, Statistik, dan informasi. Kementerian Kelautan
dan Perikanan RI. Jakarta.
Lipsey, G. Peter, O. dan Douglas, D. 1990. Pengantar Mikroekonomi 1 Jilid I.
Diterjemahkan oleh Jaka, A. W dan Kirbrandoko. Erlangga. Jakarta
33
Lampiran 1.
Kuesioner Penelitian
Nama Usaha :
Lokasi Usaha :
2 Istri
3 Anak
4 Anak
L=laki-laki, P=peremepuan
A. PELAKSANAAN USAHA
2 Kompor Gas
3 Blender
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
10. Jumlah bahan baku dan bahan penunjang yang anda gunakan dalam
melakukan proses produksi abon ikan selama bulan desember?
11. Ikan apa yang anda gunakan dalam pembuatan abon ikan?
...............................
12. Mengapa anda menggunakan jenis ikan tersebut tersebut?
.........................................................................................................
37
1 Ikan Tuna
2 Bawang Putih
3 Bawang Merah
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14. Dimana lokasi membeli bahan baku dan bahan penunjang? .....................
......................................................................................................................
15. Berapa pajak usaha yang dibayar pertahun? Rp..............................
16. Berapa biaya listrik yang dibayarkan untuk keperluan pengolahanabon
ikan? Rp ....................................
17. Berapa orang tenaga kerja yang dipekerjakan? ............... orang
18. Biasanya tenaga kerja tersebut mulai bekerja mengolah abon ikan jam
berapa? jam ................ dan selesai jam berapa? jam ............
19. Berapa upah tenaga kerja tersebut?Rp .................
B. KENDALA DAN HARAPAN
1. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi atau dirasakan dalam menjalankan
usaha selama ini?
a) Dari Pemerintah?
b) Dari Masyarakat?
c) Dari Keluarga?
38