Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIK

EVALUASI TATA LETAK BIOSECURITY DAN HATCHERY


DOSEN PENGAMPU: Dr. Ir. Rina, M.Si

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD ALFIN RAHMAT YOMI

PROGRAM ALIH JENJANG D4


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN KAMPUS SERANG


2022
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengaturan tata letak yang baik di suatu unit pembenihan dapat
mencegah menyebarnya organisme pathogen dan kontaminasi bahan kimia
yang tidak diinginkan dari suatu daerah ke daerah lainnya. Oleh karena itu harus
dilakukan pengaturan tata letak sub unit pembenihan bedasarkan alur produksi,
dilakukan pemagaran/penyekatan dan pengaturan penyimpanan sarana
produksi pada tempat yang sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam suatu


usaha pembenihan ikan adalah kemampuan dalam mengendalikan masuknya
dan berkembangnya organisme pathogen pada unit pembenihan tersebut. Hal
ini hanya dapat dipenuhi melalui penerapan biosecurity yang sistematis dn
konsisten. Penerapan biosecurity dapat dilakukan secara fisik melalui: (1)
pengaturan tata letak, (2) Pengaturan akses masuk ke lokasi unit pembenihan,
dan (3) Sterilisasi bak, peralatan dan ruangan.

Berdasarkan analisa permasalahan tersebut, maka kami berinisiasi untuk


melakukan penyuluhan tentang penerapan biosecurity pada kegiatan budidaya
udang. Biosecurity sendiri merupakan seperangkat aturan yang diterapkan guna
meminimalisir terjadinya resiko penularan penyakit (Ariadi dkk., 2021).
Program penyuluhan ini nantinya diharapkan dapat menjadi solusi untuk
meminimalisir sebaran penyakit pada lingkungan budidaya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktik yaitu:

1. Mengetahui tata letak hatchery dan biosecurity pada pembenihan yang


benar
2. Mengetahui jenis bak yang digunakan pada pembenihan
3. Mengetahui macam – macam biosecurity yang digunakan dipembenihan.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Macam – macam Bak
1. Bak Karantina
Bak karantina ikan adalah bak yang digunakan sebagai wadah induk
ikan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeliharaan. Proses karantina
ikan berlansung sela 7 – 14 hari. Bak karantina ikan baiasanya terbuat dari
bahan fiber. Dalam proses karantina yang perlu diperhatikan pergantian
air indukan.

2. Bak Pemeliharaan Induk


Bak pemeliharaan induk adalah bak yang digunakan sebagai wadah
pemeliharaan induk hingga induk matang gonad dan siap untuk
dipijahkan. Indukan dipisah antara jantan dengan betina. Kapasitas Bak
induk 5 – 8 ekor/ bak. Bak induk ikan biasanya terbuat dari kontruksi
tanah, kontuksi fiber, terpal dan beton.

3. Bak Pemijahan Induk


Bak pemijahan induk adalah bak yang digunkan untuk induk jantan
dengan betina melakukan persilangan. Bak pemijahan pada umumya
berbentuk bulat berdiamaeter 2 – 3 m. Bak pemijahan dilengkapi kakaban
yang berfungsi untuk menempelnya telur yang sudah dibuahi oleh induk
jantan. Bak pemijahan bianya berkontruksi terpal, fiber, dan beton.

4. Bak larva
Bak larva adalah bak yang digunakan setelah penetasan telur hingga
benih berukuran 1 – 2 cm. kontruksi bak yang digunakan terbuat dari fiber.
Masa pemelihraan selama 2-3 minggu.
5. Bak Pendederan
Bak pendederan adalah bak yangdigunakan untuk pelepasan benih
ikan lele sementara untu ke pembesaran. Dimulai dari ukuran 1-2 hingga
berukuran 5 – 7 cm. proses pemeliharaan ini berlasngsung selama 7 – 8
minggu.

6. Kolam/Bak Pembesaran
Kolam atau bak pembesaran yaitu bak yang digunakan untuk
memelihara ikan lele dari ukuran 5-7 cm hingga ukuan konsumsi 7-8 ekor/
kg. masa pemeliharaan berlangsung kurang lebih 2,5 bulan.

2.2 Sistem Pengairan


1. Sumber Air
Dalam proses pemeliharaan ikan dibutuhkan sumber air. Sumber air bisa
digunakan melalui air sungai maupun sumur bor.
2. Inlet
Inlet yaitu saluran pemasukan air yang digunkan melalui bantuan pompa
ataupun gravitasi. Dalam pemasukan air air terlebih dahulu melalui tahap
filtrasi dengan bak filter dan dilakukan pemasangan saringan pada saat
pemasukan nair ke kolam ataupun bak pemeliharaan.
3. Outlet
Outlet yaitu

2.3 Sistem Penyimpanan Pakan, Obat- obatan dan Peralatan


Penyimpanan pakan, obat - obatan dan peralatan disimpan pada gudang
yang terpisah agar dapat memudah kan dalam pengambilan bahan atau alat.
Penyimpanan disusun berdasarkan jenisnya. Untk penyimpanan pakan dengan
sistem Frist In First Out (FIFO). Penyimpanan obat – obatan baiknya
menggunakan lemari yang dapat menjga suhu ruang. Tata letak penyimpanan
alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pembenihan baik nya tidak
berjauhan dengan bak yang ada dihatchery.
2.4 Biosecurity
Biosecurity adalah pengelolaan kawasan budidaya yang dilakukan
sebagai upaya proteksi pada setiap tahapan budidaya untuk mencegah dan
mengurangi penyakit masuk ke dalam kawasan budidaya serta mencegah
penyebarannya ke tempat lain. Dengan begitu, biota yang dipelihara dapat
tumbuh dengan optimal. Manfaat biosecurity adalah memperkecil kerugian
dalam operasional budidaya karena terinfeksi penyakit, mengetahui secara dini
adanya wabah penyakit, sehingga kegiatan selanjutnya dapat lebih cepat
diantisipasi dan menekan kerugian yang lebih besar, apabila terjadi kasus wabah
penyakit.

Prinsip penerapan biosecurity di pertambakan udang adalah mencegah


masuknya penyakit atau jasad patogen ke dalam wilayah budidaya udang, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Adapun cara masuk patogen bisa lewat
manusia, hewan, dan peralatan yang digunakan selama proses budidaya.

Untuk meminimalkan masuknya patogen tersebut perlu dibuat beberapa


sarana penunjang, misalnya alat pengusir burung (bird screening device) yang
mampu menghasilkan bunyi–bunyian tertentu. Contoh lain adalah pagar
penghambat kepiting masuk ke tambak (crab screening device), yang dibuat
dari bahan plastik setinggi 40—50 cm, dibuat berjarak 1 meter dari pematang
dan mengelilingi tambak. Tempat cuci kaki dan tangan juga perlu disediakan di
pintu masuk untuk meminimalkan patogen yang mungkin terbawa manusia
yang akan masuk ke wilayah tambak. Air tempat cuci kaki disterilkan dengan
chlorine cair atau kaporit dengan dosis 20—50 mg/l serta menyaring air masuk
menggunakan saringan 3 lapis.

Tindakan biosecurity pada air media dilakukan dengan menyaring air


yang masuk dengan saringan multiple screening ukuran 200—250 mikron,
dengan tujuan mencegah masuknya karier penyakit dan predator. Pengelolaan
air tambak dimulai ketika memasukkan air untuk pertama kalinya dalam
infrastruktur budidaya, yaitu treatment pond (tandon), kanal sub-inlet, kanal
distribusi, dan culture pond (tambak budidaya).
NO Komponen Biosecurity Diterapkan Belum
Diterapkan
1. Sterilisasi kendaraan √
2. Strelisasi kaki dan tangan √
3. Sarung tangan dan sepatu boot √
4. Bak karantina √
5. Intalasi pengolahan air limbah √
(IPAL)
6. Pagar hatchery √
7. Multiple scraning √

2.5 Fasilitas Karyawan


Fasilitas karyawan berupa mess dan toilet fasilitas ini merupak
penunjang dalam kegiatan benih dimana karyawan dapat mengontrol selama 24
jam dengan mudah. Mess dan toilet diletak pada bagain pinggir bangunan
hatchery.
2.6 Layout Bangunan Pembenihan Ikan Lele di Politeknik AUP Kampus Serang

TOILET

GUDANG

KANTOR

KETERANGAN:

BAK INDUK BAK LARVA/ PENDEDERAN I

BAK PEMIJAHAN BAK PENELITIAN


BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan praktik evaluasi hatchery dan
biosecurity di politekinik AUP ini yaitu:

1. Tata layout yang ada di hatchery sudah tersusun rapi hanya saja masih
belum lengkap.
2. Biosecurity pada hatchery belum terlengkapi.

3.2 Saran
Adapun saran untuk hatchery yaitu kelengkapan biosecurity dan bak bak
lainya dilengkapi agar kegiatan pembenihan ikan berjalan lancar

Anda mungkin juga menyukai