Anda di halaman 1dari 54

MODUL PRAKTIKUM

Mata Kuliah Pengendalian Mutu Hasil Perikanan

Disusun oleh:
TIM DOSEN

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan


Universitas Diponegoro Semarang
2021
(Tim Dosen) (Tim Dosen)

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL
PERIKANAN

MODUL II: PENGUJIAN MUTU IKAN DAN PRODUK PERIKANAN SECARA KIMIA

Nama Mata Kuliah : Pengendalian Mutu Hasil Perikanan


Kode dan SKS mata kuliah : PMHP 403P / 3 SKS
Semester ke : V
Prasyarat Praktikum : Biokimia Hasil Perikanan, Kimia Pangan, G izi ikani, Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional,
Diversifikasi dan Pengembangan Produk
Waktu yang diperlukan : 3 x 100 menit kegiatan
Kompetensi Mata Kuliah : Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan tentang analisa dalam ikan dan produk
perikanan meliputi pengujian secara sensori, kimia, fisiko-kimia dan perencanaan variable control chart
Indikator Kinerja Praktikum : Setelah menyelesaikan mata acara praktikum ini, mahasiswa mampu melakukan dengan benar:
pada Modul ke II a) pengujian Angka Peroksida (PV) pada produk perikanan;
b) pengujian Total Basa Volatile (TVBN) pada ikan segar dan mundur mutu;

hal. 2 dari 30

MINGGU SUMBER
KOMPETENSI DASAR POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN TOPIK PRAKTIKUM DOSEN PENGAMPU
KE BACAAN
(Tim Dosen)

BAHAN BACAAN

1. Howgate, P. 2009. Traditional methods. In: FISHERY PRODUCTS: Quality, safety and authenticity Edited by Hartmut Rehbein and Jörg
Oehlenschläger. A John Wiley & Sons, Ltd., Publication. Hongkong. Pp. 19-41.
2. Ocaño-Higuera, V.M., Marquez-Ríos, E., Canizales-Dávila, M., Castillo-Yáñez, F.J., Pacheco-Aguilar, R., Lugo-Sánchez, M.E., García-Orozco, K.D.
& Graciano-Verdugo, A.Z.. (2009). Postmortem changes in cazon fish muscle stored on ice. Food Chemistry, 116, 933-938.
3. Ali, M.Y., Sharif, M.I., Adhikari, R.K. and Faruque, O. 2010. Post mortem variation in Total Volatile Base Nitrogen and Trimethylamine
Nitrogen between Galda (Macrobrachium rosenbergii) and Bagda (Penaeus monodon), Univ. J. Zool. Rajshahi. 28. Pp. 7-10.
4. Howgate, P., 2010. A critical review of total volatile bases and Trimethylamine as indices of freshness of fish. Part 1. Determination. EJEAFChe,
9 (1), pp. 29-57.
5. Okoro, C.C., Aboaba, O.O. and Babajide, O.J. Quality Assessment of a Nigerian Marine Fish, Mullet (Liza falcipinnis) under different Storage
Conditions. New York Science Journal. 3(8). Pp. 21-28.

hal. 3 dari 30
II Dosen)
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan(Tim
(Tim Dosen)

MODUL II : PENGUJIAN MUTU IKAN DAN PRODUK


PERIKANAN SECARA KIMIA
Kelompok : …………………...….

TOPIK I : PENGUJIAN ANGKA Tgl :……………………....


PEROKSIDA (PV VALUE)

Nama : ……………………………… NIM:…………………………….. Ttd:………………………

Pengantar Teori Praktikum

Lemak pada organisme lautan merupakan sumber yang baik dan alami dengan
kandungan polyunsaturated fatty acid (PUFA) asam lemak ω-3 seperti asam
dokosaheksaenoat (DHA, 22:06 n-3), dan eicosapentaenoat (EPA; 20:05 n-3). Asam lemak
essessial tersebut bermanfaat bagi kesehatan dan dapat mencegah penyakit jantung
koroner serta memiliki efek yang positif untuk perkembangan otak serta merangsang
sistem kekebalan tubuh. Namun, karena tingginya kandungan PUFA rantai panjang,
lemak laut sangat rentan terhadap oksidasi. Oksidasi lemak adalah faktor yang paling
penting membatasi masa simpan minyak ikan dan juga merupakan faktor penting dalam
menentukan masa simpan lemak dari hewani laut, selain proses mikroorganisme yang
membatasi shelf-life. Hasil reaksi oksidasi lemak memiliki efek negatif terhadap sifat sensori
produk berbahan baku hasil perikanan. (Rustda, 2010).
Oksidasi lemak dibagi menjadi tiga macam yaitu autooksidasi, fotooksidasi, dan oksidasi
enzimatik. Autooksidasi terjadi ketika PUFA bereaksi dengan oksigen dan diproses melalui
reaksi rantai autokatalitik. Radikal bebas dibentuk ketika ion hidrogen diekstraksi dari asam
lemak. Radikal bebas bereaksi dengan oksigen yang terbentuk dari radikal peroksi dan
hidroperoksi.
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk menguji terjadinya oksidasi lemak antara lain
pengujian Angka Peroksida (Peroxide value : PV) pada produk perikanan.

Tujuan

Setelah menyelesaikan kegiatan praktikum ini, mahasiswa mampu melakukan dengan benar
pengujian Angka Peroksida pada produk perikanan.

Kompetensi

Setelah menyelesaikan praktikum topik ini mahasiswa mampu:


1. Melakukan pengujian Angka Peroksida pada produk perikanan.
2. Mengetahui tingkat ketengikan lemak pada produk perikanan yang diuji.

Prosedur Kerja
a. Bahan
 Ikan asin biasa (1 ekor per 20 praktikan)
 Abon ikan lele (10 g per 20 praktikan)
 Minyak ikan di toko (5 mL per 20 praktikan)
 Ikan asap (1 buah per 20 praktikan)
 Ikan pindang (1 ekor per 20 praktikan)
 Asam asetat (CH3COOH) glasial 99% (90 mL per 5 praktikan)
 Kloroform (CHCl3) (120 mL per 5 praktikan)
 Sodium thiosulfat (Na2S2O35H2O) (75 mL per 5 praktikan)

hal. 4 dari 30
(Tim Dosen)

 Potassium Iodida (KI) (3 mL per 5 praktikan)


 Larutan amilum (1 mL per 5 praktikan)
 Aquadest (500 mL per 5 praktikan)

b. Alat
 Timbangan analitik (1 buah per 20 praktikan)
 Erlenmeyer bertutup (3 buah per 5 praktikan)
 Corong (1 buah per 5 praktikan)
 Gelas ukur 50 mL dan 100 mL (1 buah per 5 praktikan)
 Pipet 10 mL (1 buah per 5 praktikan)
 Beaker glass 50 ml (1 buah per 5 praktikan)
 Buret 25 mL (2 buah per 20 praktikan)
 Pipet tetes (2 buah per 5 praktikan)

c. Metoda

c.1. Pengamatan karaktristik produk perikanan

Ambilah sampel masing-masing 1 buah, lakukan pengujian sensori/organoleptik


mencakup karakteristik : kenampakan, bau, dan warna dari produk perikanan yang anda
amati. Gunakanlah score sheet organoleptik. Catat hasil Anda dalam tabel yang telah
disediakan.

c.2.1. Pengujian Angka Peroksida (Peroxide Value-PV) pada produk perikanan (SNI)

1. Timbang 1 gram sampel dalam Erlenmeyer tertutup;


2. Tambahkan 20 ml kloroform;
3. Tambahkan 50 ml campuran antara asam asetat glacial dan kloroform dengan perbandingan
60:40, kemudian dikocok sampai larut;
4. Tambahkan 1 ml larutan KI, rotasikan atau putar-putar Erlenmeyer selama 20-30 detik
kemudian simpan di tempat yang gelap selama 30 menit pada suhu kamar;
5. Tambahkan 100 ml aquadest, kemudian tambahkan 3-4 tetes larutan amilum (warna larutan
berubah menjadi biru). Larutan amilum 1% dibuat dengan cara melarutkan amilum dalam
aquades sambil dipanaskan hingga suhu 70 ˚C dan diaduk. Larutan amilum dapat
digunakan setelah suhunya turun mendekati suhu ruang.
6. Titrasi dengan sodium thiosulfat 0,002 N sampai tepat warna biru hilang;
7. Larutkan titrasi blanko seperti prosedur diatas.
8. Lakukan pengulangan 3 x terhadap sampel yang

diuji. Perhitungan:

Angka Peroksida = (S - B) x N mEq / kg lipid


W
Keterangan:
S= jumlah titrasi sampel (mL)
B= jumlah titrasi blanko (mL)
W= berat sampel (g)
NB:
Apabila minyaknya terlalu tengik (PV > 50), maka larutan sodium thiosulfat digantikan
dengan yang lebih pekat, yaitu 0,02 N.

hal. 5 dari 30
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan II

c.2.2. Pengujian Angka Peroksida (Peroxide Value) pada produk perikanan (AOAC, 2005)

1. Timbang 5 gram sampel dalam Erlenmeyer tertutup;


2. Tambahkan 30 ml campuran antara asam asetat glacial dan kloroform dengan perbandingan
60:40;
3. Tambahkan 0,5 ml larutan KI kemudian erlenmeyer diputar-putar secara hati-hati selama 1
menit;
4. Tambahkan 30 ml aquadest ke dalam Erlenmeyer;
5. Titrasi larutan dengan sodium thiosulfat (Na2S2O3) 0,01 N hingga warna larutan kuning hilang;
6. Tambahkan 0,5 ml larutan indikator kanji 1% yang mengubah warna larutan menjadi biru;
7. Lakukan titrasi kembali dengan sodium thiosulfat sampai warna biru pada larutan hilang;

Perhitungan:

Angka Peroksida = S x N x 1000 mEq / kg lipid


W
Keterangan:
S= jumlah titrasi sampel (mL)
N= normalitas sodium thiosulfat
W= berat sampel (g)

hal. 6 dari 30
Lembar Hasil pengamatan

Tabel ...…… ………………………………………………………………………………………………………..........

Karakteristik produk perikanan


No Karakteristik
............................. .............................

1 Kenampakan

2 Bau

3 Warna

4 Tekstur

Tabel ...…… ………………………………………………………………………………………………………..........

No Perlakuan Kenampakan larutan

hal. 7 dari 30
(Tim Dosen)

Tabel ..... …………………………………………………………………………………………..…………………………


……………………………………………………………………………………………………………………..

Titrasi ...................................

Jumlah Jumlah titrasi Berat Bilangan


titrasi awal akhir sampel peroksida
(mL) (mL)
I

II

III

Rata-rata

Perhitungan:
Produk Perikanan
S x N x 1000
Bilangan peroksida (I) = _____________ mEq / kg lipid
W

= ______________________ mEq / kg lipid

= mEq / kg lipid

S x N x 1000
Bilangan peroksida (II) = ____________ mEq / kg lipid
W

= ______________________ mEq / kg lipid

= mEq / kg lipid

S x N x 1000
Bilangan peroksida (III) = ____________ mEq / kg lipid
W
= ___________________ mEq / kg lipid

= mEq / kg lipid

hal. 8 dari 30
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
II
Kesimpulan sementara :

a. Reaksi oksidasi (gambar rumus bangun dari senyawa yang terlibat dalam reaksi
tersebut)

Pengujian kadar oksidasi pada ikan dan produk perikanan

hal. 9 dari 30
(Tim Dosen)

Pembahasan:
(Tim Dosen)

Pembahasan:

hal. 10 dari 30
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
II
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
II

hal. 11 dari 30
(Tim Dosen)

Kesimpulan dan saran:

Daftar Pustaka
(Tim Dosen)

hal. 12 dari 30
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
II
Pertanyaan:

1. Jelaskan proses oksidasi lemak pada ikan dan produk perikanan?


2. Faktor-faktor apa yang mempengarui terjadinya oksidasi lemak?
3. Mengapa peroxide value penting dalam pengujian produk perikanan?
4. Senyawa apa saja yang berperan dalam proses oksidasi lemak pada produk
perikanan?
5. Jelaskan perlakuan yang dapat menghambat terjadinya proses oksidasi lemak
pada ikan dan produk perikanan?
6. Berapa batas maksimum nilai PV untuk kategori ikan segar?

Jawaban:
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
II

hal. 13 dari 30
(Tim Dosen)
(Tim Dosen)

hal. 14 dari 30
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
II
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
II

Nilai :……………………………………………….
Draft :……………………………………………….
Nama dan paraf asisten:……………………..
…………………………………………………………
………………………………………………………

hal. 15 dari 30
(Tim Dosen)
MODUL II : PENGUJIAN MUTU IKAN DAN PRODUK
PERIKANAN SECARA KIMIA
Kelompok : …………………….
TOPIK II : PENGUJIAN TVBN PADA IKAN
Tgl :……………………

Nama : …………………………………… NIM:…………………………. Ttd:………………………

Pengantar Teori Praktikum

Uji yang paling umum dan banyak digunakan untuk mengetahui mutu kesegaran ikan
atau bahan baku produk olahan ikan adalah dengan menguji total Basa Volatil (TVB). Akiba t
adanya aktivitas mikroorganisme pada ikan segar maka akan menghasilkan senyawa
nitrogen yang lebih sederhana yaitu asam amino bebas dan basa yang mudah menguap.
Basa yang mudah menguap diantaranya adalah NH3 dan TMA secara induvidual atau
bersama terdeteksi sebagai TVBN. Menurut Hadiwiyoto (1993) TVBN adalah hasil dari
penguraian protein dan senyawa nitrogen yg terdapat dalam daging ikan yang terbentuk
selama proses kemunduran mutu ikan. Semakin tinggi TVBN maka semakin banyak protein
yang rusak dan mengalami degradasi protein. Kandungan TVB pada ikan tergantung dari
kondisi seberapa jauh proses pembusukan ikan telah berlangsung. Uji TVB adalah salah satu uji
untuk mengetahui kemunduran mutu kesegaran pada ikan dan termasuk uji kimia yang sudah
lama dikenal dan digunakan sebagai indikator dalam pengukuran kesegaran ikan. Salah satu
prinsip dari pengukuran secara kimia dengan TVBN adalah dengan mengukur senyawa yang
terbentuk sebagai hasil perubahan kimiawi pada daging ikan karena aktivitas mikroorganisme
dan enzimatis, khususnya dari komponen protein. dari senyawa yang terdapat pada ikan saat
mengalami kemunduran mutu. Dari senyawa yang mengandung nitrogen, misalnya
trimetylamine-oxide (TMAO) terbentuk trimethylamine (TMA) dan disamping itu dari senyawa
lainnya yang mengandung nitrogen, terbentuk pula senyawa basa volatil yang secara
keseluruhan disebut sebagai Total basa volatil (TVB). Dari senyawa tersebut dapat dilakukan
analisa kesegaran ikan dengan menggunakan metode TVBN.

Tujuan

Setelah menyelesaikan mata acara praktikum ini, mahasiswa mampu melakukan dengan benar
pengujian kadar TVBN pada ikan (tawar, payau dan laut).

Kompetensi

Setelah menyelesaikan praktikum topik ini mahasiswa mampu:


1. Menetukan TVBN (dengan menggunakan peralatan destilasi), bagi sampel ikan yang
berbeda kesegarannya.
2. Membandingkan nilai TVBN yang diperoleh dari hasil penentuan kesegaran ikan secara
organoleptik.

Prosedur Kerja
a. Bahan
 Ikan kembung segar dan mundur mutu
 Ikan lele segar dan mundur mutu
 Ikan bandeng segar dan mundur mutu
 Asam perkolat 6 %
 NaOH 20 %
 H3BO4 3 % hal. 16 dari 30
hal. 16 dari 30
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
 Silcon anti-foaming
 Indikator fenolftalein
 Indikator Tashiro

b. Alat
 Blender
 Erlenmeyer 250 ml
 Buret
 Statip
 Corong gelas
 Erlenmeyer
 Kertas saring kasar
 Gelas piala
 Seperangkat alat destilasi uap
 Timbangan analitik dengan ketelitian 0,0001 g
 Gelas ukur 100 ml
 Pengaduk

c. Metoda

c.1. Pengamatan karaktristik ikan segar dan ikan mundur mutu

Simpan ikan dalam suhu ruangan selama 1 hari 1 malam. Simpan ikan pada lemari es
dan freezer. Ambillah masing-masing sebanyak 1 ekor ikan sesuai dengan perlakuan. Amatilah
ciri-ciri karakteristik ikan dan tentukan nilai organoleptik (dengan menggunakan
scoresheet organoleptik SNI) pada masing-masing ikan. Berilah kode pada masing-masing ikan
tersebut. Kemudian dilakukan uji nilai TVBN pada masing-masing sampel ikan.

c.2. Prosedur analisis

Ekstraksi
1. Timbang 10 g ± 0,1 g dengan menggunakan gelas piala
2. Tambahkan 90 ml asam perkolat (PCA) 6 %
3. Homogenkan contoh dengan menggunakan homogenizer selama 2 menit
4. Saring contoh dengan menggunakan kertas saring kasar

Destilasi
1. Masukkan ekstrak sebanyak 50 ml ke tabung destilasi
2. Tambahkan beberapa tetes indikator Fenolftalein (larutan tidak bewarna dan dalam keadaan
asam). Tambahkan beberapa tetes silicon anti-foaming
3. Pasangkan tabung destilasi pada peralatan destilasi uap. Tambahkan 10 ml NaOH 20 %
(pada tahap ini campuran bersifat basa, ditandai dengan warna merah)
4. Siapkan penampung Erlenmeyer yang berisi 100 ml H 3BO4 3 % dan 3-5 tetes indikator
Tashiro (larutan bewarna ungu)
5. Lakukan destilasi uap kurang lebih 10 menit sampai memperoleh destilat 100 ml sehingga
pada volume akhir terdapat kurang lebih 200 ml larutan bewarna hijau
6. Lakukan destilasi larutan blanko dengan mengganti ekstrak contoh dengan 50 ml PCA 6 %,
pengerjaan selanjutnya sama dengan contoh.
hal. 17 dari 30
(Tim Dosen)
Titrasi
1. Lakukan titrasi terhadap destilat contoh dan blanko dengan menggunakan larutan HCL 0,02 N
2. Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya kembali warna ungu

Perhitungan
TVB-N (mg/100g) = (Vc – Vb) x N x 14,007 x 2 x 100
W
Ket :
Vc : Volume larutan HCL pada titrasi sampel
Vb : Volume larutan HCL pada titrasi balnko
N : Normalitas larutan HCL
W : berat sampel (g)
14,007 : berat atom nitrogen
2 : faktor pengenceran

Lembar Hasil pengamatan

Tabel …………………………………………………………………………………………………………………………

Karakteristik Ikan
No Karakteristik
suhu ruang Suhu dingin

1 Kenampakan

2 Bau

3 Mata

hal. 18 dari 30
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan II

4 Insang

5 Tekstur

6 Daging

Tabel ..... …………………………………………………………………………………………..……………………………


………………………………………………………………………………………………………………………..

Nilai organoleptik
No Panelis Xi
........ ........ ........ ........ ........ ........
1
Simpangan :
2
S 
n
 ( Xi  X )
2

S 2
S
Selang Kepercayaan : S S
X .1,96    X  .1,96
n n
........    ........

hal. 19 dari 30
(Tim Dosen)

Kesimpulan :
Dari hasil uji organoleptik terhadap ikan .................................................
segar didapat selang kepercayaan sebesar ........    ........pada tingkat kepercayaan 95 %,
maka
ikan tersebut masih layak/tidak layak dikonsumsi

Tabel ..... …………………………………………………………………………………………..……………………………


………………………………………………………………………………………………………………………..

Nilai organoleptik
No Panelis Xi
........ ........ ........ ........ ........ ........
1
Simpangan :
2
S 
n
 ( Xi  X )
2

S 2
S
Selang Kepercayaan : S S
X .1,96    X  .1,96
n n
........    ........
Kesimpulan :
Dari hasil uji organoleptik terhadap ikan .................................................
segar didapat selang kepercayaan sebesar ........    ........pada tingkat kepercayaan 95 %,
maka
ikan tersebut masih layak/tidak layak dikonsumsi

hal. 20 dari 30
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan II

Tabel ..... …………………………………………………………………………………………..……………………………


………………………………………………………………………………………………………………………..

Nilai organoleptik
No Panelist Xi
........ ........ ........ ........ ........ ........
1
Simpangan :
2
S 
n
 ( Xi  X )
2

S 2
S
Selang Kepercayaan : S S
X .1,96    X  .1,96
n n
........    ........
Kesimpulan :
Dari hasil uji organoleptik terhadap ikan .................................................
segar didapat selang kepercayaan sebesar ........    ........pada tingkat kepercayaan 95 %,
maka
ikan tersebut masih layak/tidak layak dikonsumsi

hal. 21 dari 30
(Tim Dosen)
Tabel ... …………………………………………………………………………………………..……………………………
………………………………………………………………………………………………………………………..

Titrasi Ikan ............... Ikan ............


Larutan awal Larutan akhir =B–A Larutan awal Larutan akhir =B–A
(A) (mL) (B) (mL) (A) (mL) (B) (mL)
I

II

III

Rata-rata

Tabel .... ……………………………………………………………………………………..……………………………


…………………………………………………………………………………………………………………..

Titrasi Ikan .................. Ikan ................


Larutan awal Larutan akhir =B–A Larutan awal Larutan akhir =B–A
(A) (mL) (B) (mL) (A) (mL) (B) (mL)
I

II

III

Rata-rata

Perhitungan:

Ikan segar (…………………………………………..)


titrasisampel  blanko x NHCL x 14.007 x 100
Kadar TVBN pada ikan segar =
berat sampel

.....................  ............. x ............... x 14.007 x 100


=
.............................

...........................
=
.........................

= .............. mgN%

hal. 22 dari 30
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan II
titrasisampel  blanko x NHCL x 14.007 x 100
Kadar TVBN pada ikan segar =
berat sampel

.....................  ............. x ............... x 14.007 x 100


=
.............................

...........................
=
.........................

= .............. mgN%

titrasisampel  blanko x NHCL x 14.007 x 100


Kadar TVBN pada ikan segar =
berat sampel

.....................  ............. x ............... x 14.007 x 100


=
.............................

...........................
=
.........................

= .............. mgN%

Kesimpulan sementara :
hal. 23 dari 30
(Tim Dosen)
Pembahasan:
(Tim Dosen)

hal. 24 dari 30
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
II
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
II

hal. 25 dari 30
(Tim Dosen)
Kesimpulan dan saran:

Daftar Pustaka
(Tim Dosen)

hal. 26 dari 30
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan II

Pertanyaan: (jawablah dengan menggunakan referensi)

1. Jelaskan proses pembusukan pada ikan dan zat yang dihasilkan?


2. Apakah pengukuran TVBN cocok digunakan untuk mengukur kesegaran ikan pada keadaan
segar?
3. Apa hubungan antara pembusukan dengan TVBN?
4. Mengapa TVBN digunakan sebagai salah satu indikator kesegaran ikan?
5. Bagaimana prinsip pengukuran TVBN untuk menentukan kesegaran ikan?
6. Bagaimana formasi dekomposisi amonia selama proses pengukuran TVBN?
7. Apakah ada perbedaan tingkat perubahan konsentrasi volatile base pada ikan demersal dan
pelagis? Jelaskan alasan saudara!
8. Sebutkan dan jelaskan teknologi yang dapat menghambat pembentukan volatile base pada
ikan?
9. Adakah hubungan antara nilai TVBN, nilai organoleptik, pH dan jumlah MO pada ikan? Jika
ada jelaskan?
10.Sebutkan beberapa metode yang digunakan untuk mengukur TVBN pada ikan? Jelaskan
perbedaan masing-masing metode tersebut serta kelebihan dan kekurangannya?
11.Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengukuran TVBN pada ikan?

Jawaban:
hal. 27 dari 30
(Tim Dosen)
(Tim Dosen)

hal. 28 dari 30
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
II
Modul Praktikum Pengendalian Mutu Hasil Perikanan
II

hal. 29 dari 30
(Tim Dosen)
(Tim Dosen)

Nilai :……………………………………………….
Draft :……………………………………………….
Nama dan paraf asisten:……………………..
…………………………………………………………
………………………………………………………

hal. 30 dari 30

Anda mungkin juga menyukai