Oleh:
MAGFIRA
16 001 035
Oleh :
MAGFIRA
16 001 035
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Magfira
Lulus Ujian :
Menyetujui,
Pembimbing
Disahkan oleh
Mengetahui :
iii
PERNYATAAN ORISINILITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Laporan Praktek Magang yang
saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Palu,September 2020
Mahasiswa
Materai
6000
Magfira
16 001 035
iv
RINGKASAN
MAGFIRA, NIM 16 001 035, Proses Pembekuan Ikan Tuna PT. Cilacap
Fishing Industry Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Laporan Magang di
bawah bimbingan Yeldi S. Adel S.Pi, M.Si
Ikan tuna merupakan ikan pelagis hasil tangkapan perairan Indonesia yang
menjadi komoditas ekspor kedua terbesar di Indonesia setelah udang. Menurut
Maulana (2012), total produksi tuna secara nasional hingga Oktober 2008
mencapai 130.056 ton dengan nilai sebesar 347.189 juta USD. Produksi ikan
tuna terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 1989–2006 mencapai
4,74% per tahun dengan volume ekspor 5,21% per tahun (DKP 2007).
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan limpahan rahmat dan karunia Nya sehingga sehingga
penyusunan Laporan Praktek Magang dapat terselesaikan.
Tidak lupa penulis Ucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada :
1. Ibu Dr.Ir. Minarny Gobel,M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Perikanan dan
Kelautan Palu.
3. Bapak Yeldi S. Adel S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan motivasi serta arahan kepada Penulis.
5. Kedua Orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan dalam
bentuk moril maupun materil serta do’a yang tulus
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINILITAS .................................................................... iv
RINGKASAN ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
vii
4.1.3 Struktur Organisasi PT. Cilacap Samudera Fishing
Industry Kendari ............................................................ 10
4.2 Aspek Tenaga Kerja dan Keselamatan ...................................... 12
4.2.1. Aspek Tenaga Kerja ........................................................ 12
4.2.2. Keselamatan Kerja .......................................................... 12
4.3 Sarana dan Prasarana PT. Cilacap Samudera Fishing
Industry Kendari ........................................................................ 13
4.3.1. Fasilitas Utama ................................................................ 13
4.3.2. Fasilitas Pendukung ........................................................ 13
4.4 Proses Pembekuan Ikan Tuna di PT. Cilacap Samudera Fishing
Industry Kendari ........................................................................ 14
4.4.1. Peralatan ......................................................................... 14
4.4.2. Bahan Baku ..................................................................... 15
4.4.3. Bahan Penunjang ............................................................ 15
4.4.4. Proses Pembekuan Ikan Tuna ......................................... 15
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 19
5.2. Saran ....................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 1. Ikan Tuna ............................................................................... 3
2. Gambar 2. Alur Proses Pembekuan Ikan Tuna ....................................... 16
3. Gambar 3. Penerimaan Bahan Baku ...................................................... 17
4. Gambar 4. Penimbangan I ...................................................................... 18
5. Gambar 5. Sortasi ................................................................................... 18
6. Gambar 6. Pencucian I ........................................................................... 19
7. Gambar 7. Checking and Sizing.............................................................. 19
8. Gambar 8. Penimbangan II ..................................................................... 20
9. Gambar9. Pencucian II ........................................................................... 20
10. Gambar 10.Penyusunan Dalam Pan....................................................... 21
11. Gambar 11 Pemberian Label .................................................................. 21
12. Gambar 12 Penyusunan di Rak Kereta ................................................... 22
13. Gambar 13. Pembekuan ......................................................................... 22
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan merupakan salah satu sumber bahan pangan yang mempunyai nilai
gizi tinggi namun, jenis komoditi yang mudah rusak (perishable food).Menurut
Moeljanto (1992) untuk mempertahankan kesegaran dan mutu ikan sebaik dan
selama mungkin, maka dilakukanlah pengolahan dan pengawetan ikan yang
bertujuan untuk menghambat atau menghentikan kegiatan zat-zat dan
mikroorganisme yang dapat menimbulkan pembusukan (kemunduran mutu) dan
kerusakan.
Ikan tuna merupakan ikan pelagis hasil tangkapan perairan Indonesia yang
menjadi komoditas ekspor kedua terbesar di Indonesia setelah udang. Menurut
Maulana (2012), total produksi tuna secara nasional hingga Oktober 2008
mencapai 130.056 ton dengan nilai sebesar 347.189 juta USD. Produksi ikan
tuna terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 1989–2006 mencapai
4,74% per tahun dengan volume ekspor 5,21% per tahun (DKP 2007).
1.2 Tujuan
1.3 Kegunaan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.2 Morfologi Ikan Tuna
Komposisi gizi daging ikan tuna bervariasi menurut jenis umur, kelamin,
dan musim dapat dilihat pada tabel 1.Perubahan yang nyata terjadi pada
kandungan lemak sebelum dan sesudah memijah.Lemak yang paling banyak
terdapat pada dinding perut yang berfungsi sebagai gudang lemak.
(per 100g))
4
Abu 1,2 1,3 1,2 g
b) Penanganan
5
Pendinginan ikan hingga 0oC dapat memperpanjang kesegaran ikan antara
12 – 14 hari sejak saat ikan ditangkap dan tergantung pada jenis ikan, cara
penanganan serta teknik pendinginannya. Proses pendinginan hanya mampu
menghambat pertumbuhan mikroba dan menghambat aktivitas mikroba. Secara
umum, cara yang terbaik untuk mendinginkan ikan adalah dengan menggunakan
es, karena dapat mendinginkan ikan dengan cepat tanpa banyak mempengaruhi
keadaan ikan dan biayanya murah (Adawiyah, 2007).
1) Jenis ikan, semakin tinggi kandungan lemak ikan maka semakin rendah
kandungan airnya.
2) Suhu freezer, semakin rendah suhu semakin cepat ikan membeku.
6
3) Suhu produk, semakin rendah suhu maka semakin cepat proses
pembekuannya. Ikan harus didinginkan terlebih dahulu pada saat
penanganan, selain untuk mencegah kerusakan selama proses
pembekuan, juga untuk mempercepat proses pembekuan.
4) Tebal produk, semakin tebal produk, proses pembekuan akan
berlangsung makin lambat.
5) Luas Permukaan dan kepadatan produk, rapatnya persinggungan antara
produk dengan alat pembeku akan meningkatkan kecepatan pembekuan.
Waktu pembekuan ikan adalah waktu yang diperlukan agar suhu tertinggi
mencapai derajat tertentu, karena itu sangat perlu mengukur titik didalam ikan
yang tampaknya akan membeku terakhir. Bentuk kurva suhu-waktu yang baik
ditandai dengan suhu yang antara 0oC - 3oC dan dilanjutkan dengan penurunan
tajam hingga mendekati suhu freezer (Murniyati dan Sunarman, 2000).
Teknologi ini cukup sederhana dan tidak menyita waktu serta dapat
menghambat pertumbuhan bakteri, kapang, maupun khamir pembusuk.
Dibandingkan dengan proses pemanasan, teknologi pembekuan cepat
memerlukan waktu relatif lebih singkat. Dengan titik didih suhu -195,8oC,
nitrogen cair mempunyai kemampuan membekukan bahan organik lebih efektif
dibandingkan dengan pendingin berbahan amoniak maupun freon. Pada
pembekuan cepat, laju penguapan panas berjalan sangat cepat sehingga jumlah
inti kristal yang terbentuk banyak dan kecil. Kristal es semakin kecil sangat
diharapkan sehingga tidak merubah struktur jaringan (Mulyawanti et al., 2008).
7
BAB III
METODOLOGI
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survey
menggunakan pernyataan secara lisan kepada subyek praktek.wawancara di
lakukan tanya jawab dengan pegawai perusahan PT Cilacap Fishing Industry
Kendari.
b. Observasi
Metode observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek,obyek
atau kejadian yang sistematis tanpaadanya pernyataan atau komunikasi dengan
individu-individu yang di amati. Observasi ini di lakukan dengan mengamati
secara langsung manajemen produksi PT Cilacap Fishing IndustryKendari.
8
BAB IV
4.1.1 Lokasi dan Bangunan PT. Cilacap Samudera Fishing Industry Kendari
a. Loker
b. Ruang Processing
c. Ruang ABF
d. Ruang cold Storage
e. Ruang Packing
f. Ruang compressor
g. Gudang
h. Kantin
i. Toilet
j. Ruang Pembuatan Es Balok
k. Bengkel
l. Mess Karyawan dan Karyawati
m. Musholah
n. Pos Penjagaan
o. Pos Satpam
a. Terdapat banyak tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM) disekitar
lingkungan perusahaan.
9
b. Dekat dengan dermaga sehingga mudah dalam menyiapkan persiapan
keberangkatan kapal penangkap ikan dan mudah untuk pengangkutan
bahan baku.
c. Lokasi mudah dijangkau dengan berbagai alat transportasi.
d. Tersedia sistem perairan (air dari tanah) dan sumber listrik (PLN) yang
baik.
10
Adapun tugas dan fungsi dari masing-masing bagian divisi di PT. Cilacap
Samudera Fishing Industry yaitu :
11
4.2 Aspek Tenaga Kerja dan Keselamatan Kerja
Aspek tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah
peruahaan, karena melalui tenaga kerjalah mesin-mesin dan peralatan produksi
dapat dijalankan.Keberadaan tenaga kerja merupakan faktor penentu utama
keberhasilan produksi suatu perusahaan.
12
4.3 Sarana dan Prasarana PT. Cilacap Samudera Fishing Industry Kendari
a. Tenaga Listrik
13
b. Bangunan Kantor
c. Sumber Air
4.4.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada proses produksi ikan Tuna di PT. Cilacap
Samudera Fishing Industry Kendari yaitu : Meja Sortir, Keranjang, Bak
Pencucian, Tatakan Peralatan Proses, Pan, Trolley/Kereta Dorong, dan
timbangan. Gambar peralatan yang digunakan pada proses produksi ikan beku
di PT. Cilacap Samudera Fishing Industry Kendari terlampir pada lampiran 5.
14
f) Trolley/Kereta Dorong digunakan sebagai transportasi untuk mengangkut pan
yang berisi ikan dari ruang proses ke ruang ABF, ruang packing, dan ruang
Cold Storage.
g) Timbangan digunakan untuk menimbang berat bahan baku dalam tahap
penyortiran dan packing.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembekuan adalah Ikan Baby
Tuna (Thunnus sp). Bahan baku tersebut diperoleh dari para nelayan tangkap
dengan menggunakan kapal yang merupakan kapal milik Perusahaan PT.
Cilacap Samudera Fishing Industry Kendari yang beroperasi di sekitar perairan
Laut Banda, Laut Sulawesi dan Laut Arafuru. Menurut keterangan dari Kepala
Produksi bahwa harga Ikan Baby Tuna Rp. 16.000/Kg,Kapasitas produksi yang
dihasilkan oleh perusahaan PT. Cilacap Samudera Fishing Industry yaitu rata-
rata sebesar 125 ton/bulan. Biasanya, Setiap sekali produksi sebanyak 20-80 ton
tergantung suplai bahan baku yang tersedia.
15
dalam cold storage. Alur proses produksi pembekuan ikan tuna bisa dilihat
dibawah ini.
Penimbangan I
Sortasi
Pencucian I
Penimbangan II
Pencucian II
Pembekuan
16
a. Penerimaan Bahan Baku
17
b. Penimbangan I
Gambar 4. Penimbangan I
c. Sortasi
Gambar 5. Sortasi
18
d. Pencucian I
Gambar 6. Pencuciian I
Ikan tuna yang telah di cuci akan dilakukan pengecekan jenis dan ukuran.
Ikan dipisahkan secara ukuran menggunakan timbangan, untuk memisahkan
ukuran tergantung berat setiap ikan.
19
f. Penimbangan II
Gambar 8. Penimbangan II
g. Pencucian II
Gambar 9.Pencucian II
20
h. Penyusunan dalam Pan
Ikan tuna yang telah dicuci akan disusun dalam pan. Sebelum disusun,
harus dipastikan kondisi pan stainless dalam keadaan bersih dan tidak berkarat.
Ikan disusun ke dalam pan stainlaess secara hati-hati sebelum dibekukan, dan
posisi ikan harus diperhatikan saat meletakkannya ke dalam pan agar tidak
membuat ikan berubah (bengkok) pada saat beku yakni dengan posisi horizontal.
Biasanya, pada lapisan dasar terdapat 3 sampai 4 baris ikan dan setiap baris
terdiri dari 1 sampai 12 ekor tergantung ukuran ikan yang disusun. Hal ini,
bertujuan agar perut ikan tidak rusak.
i. Pemberian Label
21
Ikan tuna yang telah tersusun rapi di dalam pan diberi label size, yaitu
banyaknya ikan dalam 10 kg atau dalam 1 pan yang akan dibekukan. Hal ini,
bertujuan agar dalam kegiatan packing,karyawan tidak mengalami kesulitan
dalam memasukkan jenis dan ukuran yang benar. Label sizeditulis dikertas
berwarna putih dan berukuran kecil lalu ditempelkan pada ikan yang telah
disusun. Label size ditaruh diatas ikan yang telah disusun agar mudah dilihat.
Ikan yang telah tersusun rapi dan diberi label, selanjutnya akan disusun di
rak kereta agar supaya dalam pemindahan ikan ke freezer (ABF) tidak sulit.
k. Pembekuan
22
Ikan tuna dalam pan dimasukkan ke ruang ABF dengan suhu -35 0c ± 2 0c
selama 12 jam untuk diturunkan suhu pusatnya mencapai ≤ -18 0c. Suhu ikan
harus diturunkan secara cepat untuk mempertahankan mutu ikan serta
meminimalkan pertumbuhan bakteri dan parasit.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta
Badan Standarisasi Nasional, (2006), SNI 01-2901-2006, butir 5.4. Penanganan dan
Pengendalian Mutu Ikan
George, R, Terry, Leslie W. Rue. 2003. Dasar-Dasar Manejemen. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Mulyawanti, I., K.T. Dewandari, dan Yulianingsih. 2008. Pengaruh Waktu Pembekuan
dan Penyimpanan Terhadap Karakteristik Irisan Buah Mangga Arumanis Beku. 5
(1) : 51 – 58.
Nurjanah.2011. Kontribusi Hasil Belajar Dasar Seni dan Desain Terhadap Hasil Praktik
Seni Kuliner Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga FPTK UPI.
Skripsi Pada FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
25
LAMPIRAN
26