Anda di halaman 1dari 19

PEMBEKUAN TUNA LOIN

DI PT. BENTENG LAUT SEJAHTERA

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN II


PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN PRODUK
PERIKANAN

OLEH :

1. DEKI FRANGKI MASIANI NIT 20.4.01.103


2. FANDRI NIT 20.4.01.109
3. JESICA GABRIELA RUMAMBI NIT 20.4.01.118
4. RAMADHANNI ARIANTO NIT 20.4.01.133
5. RIFARISTIOFAN SARUMAHA NIT 20.4.01.135
6. RINYTHA FRANSISCA ALOU NIT 20.4.01.136
7. SADAM B NIT 20.4.01.138
8. SRI WAHYUNI MIDO NIT 20.4.01.146
9. SUMIATI I. HASAN NIT 20.4.01.147

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

DISUSUN OLEH :

Judul : Praktik Kerja Lapangan II (PKL II)

Nama /NIT :

1. DEKI FRANGKI MASIANI / NIT 20.4.01.103


2. FANDRI / NIT 20.4.01.109
3. JESICA GABRIELA RUMAMBI / NIT 20.4.01.118
4. RAMADHANNI ARIANTO / NIT 20.4.01.133
5. RIFARISTIOFAN SARUMAHA / NIT 20.4.01.135
6. RINYTHA FRANSISCA ALOU / NIT 20.4.01.136
7. SADAM B / NIT 20.4.01.138
8. SRI WAHYUNI MIDO / NIT 20.4.01.146
9. SUMIATI I. HASAN / NIT 20.4.01.147

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Nova M. Tumanduk, M. Si Dessy Atika Natalia, S.ST.Pi


NIP.197111292001122003 NIP. 198812212015032001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Teknik


Pengolahan Produk Perikanan

Nova M. Tumanduk, M. Si
NIP.197111292001122003

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan ptoposal yang berjudul
“Pembekuan Tuna Loin di PT. Benteng Laut Sejahtera”. Penyusunan proposal ini
tidak lepas dari bantuan para pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Daniel Hentje Ndahawali, S.Pi M.Si., selaku Direktur Politeknik
Kelautan dan Perikanan Bitung yang telah menyelenggarakan PKL II
ini;
2. Ibu Nova M. Tumanduk, M.Si., selaku Ketua Program Studi Teknik
Pengolahan Produk Perikanan yang telah membimbing dan memberikan
arahan.,
3. Ibu Nova M. Tumanduk, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Dessy
Atika Natalia, S.ST.Pi., selaku pembimbing II yang telah membimbing
dan memberikan arahan serta petunjuk untuk penyusunan proposal ini;
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal Praktik
Kerja Lapang II.
Kami tentu menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu diharapkan kritik serta saran dari pembaca agar proposal ini nantinya
dapat bermanfaat bagi semua.

Kelompok III

Bitung, 28 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL .................................................................i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... v
I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 6
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 6
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 8
2.1 Deskripsi Ikan Tuna .................................................................................. 8
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tuna ................................................. 8
2.1.2 Kandungan Gizi Ikan Tuna .................................................................... 9
2.1.3 Kualitas Mutu Ikan ............................................................................. 10
2.2 Pengolahan Tuna Beku ........................................................................... 11
2.3 Penerapan GMP dan SSOP Pada Pembekuan Tuna Loin ....................... 12
2.3.1 GMP ................................................................................................. 12
2.3.2 SSOP ................................................................................................ 13
III. METODE PRAKTIK ....................................................................................... 16
3.1 Waktu dan Tempat .................................................................................. 16
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................ 16
3.3 Teknik Pengambilan Data dan Jenis Data ............................................... 16
3.4 Analisis data ............................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 18

iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman

1. Komposisi Gizi dari Beberapa Jenis Ikan Tuna ............................................................ 10

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ikan Tuna Sirip Kuning Sumber. Riadi, M. 2020 .............................................................. 9

v
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia teridir dari 17.499


pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km dan luas perairannya terdiri dari laut
teritorial, perairan kepulauan dan perairan pedalaman seluas 2,7 juta km atau 70%
dari luas wilayah NKRI. Sumber daya kelautan dan perikanan merupakan salah satu
potensi sumber daya alam yang sanggat besar dan mendapatkan perhatian yang
serius di Indonesia. Salah satu jenis sumber daya ikan yang memiliki potensi besar
di Indonesia adalah dari kelompok ikan pelagis besar antaranya Tuna, Tongkol dan
Cakalang. (Sharif, 2014).
Ikan tuna merupakan jenis ikan dengan kandungan protein tinggi, berkisar
antara 22,6 - 26,2 g/100 g daging dan lemak yang rendah berkisar anatara 0,2 – 2,7
g/100 g daging, mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium, vitamin A (retinol), dan
vitamin B. Ikan ini memiliki nilai jual tinggi, dan termasuk jenis ikan yang paling
banyak dicari dan dicuri dari laut Indonesia. Selama ini konsumsi ikan tuna untuk
kualitas ekspor adalah dalam bentuk utuh. Namun, karena tingginya permintaan
produk olahan ikan dalam bentuk tuna saku dan loin dari negara importir, sehingga
menciptakan peluang usaha pengolahan ikan tuna dalam bentuk tersebut.
Salah satu cara yang sering dilakukan adalah dengan teknik pemotongan
loin. Istilah Tuna Loin adalah produk yang dibuat dari tuna segar yang mengalami
perlakuan penyiangan, pembelahan membujur menjadi 4 bagian (LOIN),
membuang daging gelap, pembuangan lemak, pembuangan kulit, perapihan dan
pembekuan cepat dengan suhu pusatnya maksimum -180C (BSN, 2006 dalam
Andriee, 2013).
Penanganan terhadap ikan tuna tersebut harus dilakukan secara cermat,
cepat, dan selalu menjaga dalam rantai dingin. Hal tersebut dikarenakan daging ikan
tuna memiliki kandungan asam amino histidine yang relatif tinggi. Setelah ikan
mati, enzim-enzim yang berasal dari bakteri akan menguraikan histidine menjadi
histamin. Histamine tersebut sering menyebabkan keracunan yang disebut dengan
Scombroid Poisoning. (Hari Eko Irianto, Agustus 2008)

6
PT. Benteng Laut Sejahtera merupakan salah satu Perusahan perikanan yang
bergerak dalam bidang penanganan dan pengolahan tuna loin beku yang berada di
Bitung, Sulawesi Utara.

1.2 Tujuan
1. Mampu mengetahui alur proses pembekuan Tuna Loin di PT. Benteng Laut
Sejahtera.
2. Mampu memahami penerapan GMP dan SSOP di PT. Benteng Laut
Sejahtera.

7
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ikan Tuna

Ikan tuna termasuk dalam keluarga Scrombidae, tubuh seperti cerutu,


mempunyai dua sirip pinggung, sirip depan biasanya pendek dan terpisah dari sirip
belakang, mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang sirip punggung
dan sirip dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor
berbentuk bulan sabit (saanin 1984). Tuna digunakan sebagai nama grup dari
beberapa jenis ikan yang terdiri dari, tuna besar (yellowfin tuna, bigeye, southern
bluefin tuna, albacore) dan ikan mirip tuna (tuna-like species), yaitu marlin,
sailfish, dan swordfish (Kementrian Kelautan dan Perikanan 2005). Tuna
merupakan ikan ekonomis penting dalam perdagangan perikanan dunia dan
termasuk golongan ikan pelagis. Ikan tuna dapat hidup diair yang lebih dan bertahan
dalam kondisi yang beragam. Ikan tuna memiliki kebiasaan untuk bermigrasi
sepanjang hidupnya. Kebiasaan ikan tuna untuk bermigrasi didukung oleh sistem
metabolisme ikan tuna yang dapat mengatur jumlah panas yang ada didalam tubuh
untuk mencapai kondisi biologis yang efektif (Nurjanah, 2011 dalam Riadi, 2022).

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tuna

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Teleosteri

Subclass : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Subordo : Scombroide

Family : Scombridae

Genus : Thunnus

Species : Thunnus albacores

8
Tubuh ikan tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan agak
gelap pada bagian atas tubuhnya, sebagianbesar memiliki sirip tambahan yang
berwarna kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap (Ditjen Perikanan, 1983
dalam Riadi, 2020).

Gambar 1 Ikan Tuna Sirip Kuning


Sumber. Riadi, M. (2020)

2.1.2 Kandungan Gizi Ikan Tuna


Daging ikan tuna berwarna merah mudah sampai merah tua, karena otot
ikan tuna lebih banyak mengandung myoglobin dibandingkan ikan lainnya. Tuna
memiliki kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah. Ikan tuna
mengandung protein antara 22,6-26,2 gr/100 gr daging. Lemak antara 0,2-2,7
gr/100 gr daging. Ikan tuna juga mengandung mineral kalsium, fosfor, besi dan
sodium, vitamin A (retinol), dan vitamin B (thiamin, riboflavin dan niasin).
Secara umum bagian tuna yang dapat dapat dimakan (edible portion)
berkisar antara 50-60 % dari tubuh ikan (Stansby, 1963 dalam Riadi, 2020). Kadar
protein dalam daging putih ikan tuna lebih tinggi dari pada daging merah, namun
kadar lemak daging putih lebih rendah daripada daging merah. Daging merah ikan
tuna kaya akan lemak, suplai oksigen, dan mioglobin, sehingga memungkinkan
untuk berenang pada kecepatan tetap.
Komposisi ikan tuna bervariasi tergantung spesies, jenis, umur, musim,
laju metabolisme, aktivitas pergerakan, dan tingkat kematangan gonad. Berikut
adalah komposisi nilai pada gizi pada beberapa jenis ikan Tuna per 100 gr daging
(Maghfiroh, 2000 dalam Riadi, 2020).

9
Tabel 1. Komposisi Gizi dari Beberapa Jenis Ikan Tuna

Jenis Ikan Tuna


Komposisi Bluefi Skipjac Yellowfi Satuan
n k n
Energi 121,0 131,0 105,0 G
Protein 22,6 26,2 24,1 G
Lemak 2,7 2,1 0,1 G
Abu 12 1,3 1,2 Mg
Kalsium 8,0 8,0 9,0 Mg
Fosfor 190,0 220,0 220,0 Mg
Besi 2,7 4,0 1,1 Mg
Sodium 90,0 52,0 78,0 Mg
Retinol 10,0 10,0 5,0 Mg
Thiamin 0,1 0,03 0,1 Mg
Ribofalvin 0,06 0,15 0,1 Mg

2.1.3 Kualitas Mutu Ikan


Kualitas mutu ikan tuna pada tempat transit dibedakan menjadi empat
kategori, yaitu grade/kualitas A, B, C dan D. Kegiatan sortasi dilakukan oleh
seorang pemeriksa (checker). Menurut Taufiqullah (2017) perbedaan klasifikasi
mutu daging ikan tuna dapat dibedakan sebagai berikut ;

1. Mutu I (A) ; Ciri-ciri ikan tuna grade A adalah sebagai berikut :


a. Warna daging untuk tuna madidihang adalah merah seperti darah
segar
b. mata bersih, terang, dan menonjol
c. Kulit normal, warna bersih, dan cerah
d. Tekstur daging keras, kenyal, dan elastis
e. Kondisi Ikan (penampakannya) bagus dan utuh
2. Mutu II (B); Ciri-ciri ikan tuna grade B adalah sebagai berikut :
a. Warna daging merah, terdapat pelangi, otot daging agak elastis,
jaringan daging tidak pecah
b. Mata bersih, terang dan menonjol
c. Kulit normal, bersih, sedikit lender
d. Tidak ada kerusakan fisik (utuh)

10
3. Mutu III (C); ciri-ciri tuna grade C adalah sebagai berikut:
1. Warna daging kurang merah, ada pelanggi
2. otot daging kurang elastis
3. Kondisi ikan tidak utuh atau cacat, biasanya pada bagian
punggung/dada
4. Mutu IV (D); Ciri-ciri ikan tuna grade D adalah sebagai berikut :
a. Warna daging agak kurang merah dan cenderung berwarna coklat
dan pudar
b. Otot daging kurang elastis, lemak sedikit dan ada pelangi
c. Teksturnya lunak, jaringan daging pecah
d. Terjadi kerusakan fisik pada tubuh

2.2 Pengolahan Tuna Beku


Produk perikanan dengan bahan baku ikan tuna segar berbentuk potongan
membujur 4 bagian atau lebih dengan suhu pusat produk dipertahankan pada
kisaran suhu 00C – 4,40C dengan proses seperti (SNI 7530:2018) :

1. Penerimaan bahan baku tuna


2. Sortasi
3. Penyiangan
4. Pencucian
5. Pembuatan loin (dengan pengulitan atau tanpa pengulitan)
6. Perapihan (trimming)
7. Sortasi dan penimbangan
8. Pembungkusan dengan kain tissu
9. Pengemasan vaccum dan pelabelan
10. Pendinginan
11. Penyimpanan dingin

11
2.3 Penerapan GMP dan SSOP Pada Pembekuan Tuna Loin
2.3.1 GMP
Good Manufacturing Practice adalah sebuah konsep manajemen yang
berbentuk prosedur dan cara kerja untuk menghasilkan produk. Good
Manufacturing Practice atau biasa disebut cara berproduksi makanan yang baik
merupakan acuan untuk memproduksi makanan yang baik dan benar, untuk
menghasilkan produk makanan dengan kualitas yang diinginkan konsumen (Gusdi
& Sipahutar, 2021). Penerapan GMP adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan bahan baku; bahan baku Tuna yang diterima harus dalam
keadaan segar dengan melakukan seleksi bahan baku.
2. Penanganan dan Pengolahan; Penanganan dan pengolahan pada perusahaan
harus dilakukan secara cepat, hati-hati dan saniter untuk mencegah
terjadinya kenaikan suhu, mengurangi pertumbuhan bakteri, kandungan
histamin, serta kerusakan fisik pada pengolahan. Selama penanganan dan
pengolahan seorang quality control selalu melakukan pengecekan suhu pada
ikan.
3. Bahan Pembantu; Air yang digunakan pada proses produksi adalah air bor
yang sudah dilakukan pengujian. Es yang digunakan untuk proses produksi
adalah es yang dibuat oleh perusahaan dengan menggunakan air bor.
4. Bahan Kimia; Bahan Kimia yaitu chlorine, kaporit, Sabun.
5. Pengemasan dan Pelabelan; Produk yang diolah dikemas pada kemasan
yang terbuat dariplastik yang bernama IVP (Individual Vacuum Page).
Kemasan sudah dijamin kebersihannya, tidak mudah sobek dan tahan air. 6.
Penyimpanan; Penyimpanan produk akhir dilakukan di Cold Storage
(dengan suhu -20ºC). Sebelum Cold Storage digunakan, seorang Quality
Control memonitor suhu cold storage apakah telah memenuhi standar untuk
penyimpanan produk akhir.
6. Distribusi; Proses distribusi dilakukan dengan menggunakan container.
Container harus dipastikan dalam keadaan bersih serta bebas dari bau.

12
2.3.2 SSOP
SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) adalah prosedur
pelaksanaan sanitasi yang harus dipenuhi oleh suatu unit pengolahan ikan
untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang diolah (FDA
2019 dalam Maroef, Sipahutar, Hidayah 2021). SSOP merupakan bagian
penting dari program prasyaratan untuk sistem HACCP (Hazard Analysis
Critical Control Point). Prinsip dasar sanitasi meliputi dua hal, yaitu
membersihkan dan sanitasi. Penerapan SSOP menurut terdiri dari 8 kunci
yang meliputi :
1. Keamanan air dan es; keamanan air mecakup petugas dan prosedur standart
yang di gunakan untuk menjamin keamanan air. Di dalamnya akan di
tetapkan tahap-tahap perlakuan untuk air yang diperoleh adalah air dengan
kualitas tertentu, misalnya untuk memenuhi standar air minum, untuk air
yang kontak dengan produk dan untuk pembuatan es, sehingga tidak ada
kontaminasi silang antara air yang siap minum dan air yang tidak siap
minum.
2. Kebersihan permukaan yang kontak dengan produk; kebersihan permukaan
peralatan atau sarana dalam pabrik yang kontak dengan produk berisi
standar prosedur pembersihan dan sanitasi alat frekuensi pembersihan, dan
petugas yang bertanggung jawab. Prosedur pembersihan harus mencakup
cara (metode) pembersihan, baik dengan penyemprotan, busa gel, detergen
ionis, detergen non ionic atau kationik dan konsetrasi yang digunakan.
Prosedur sanitasi akan mencakup cara sanitasi, jenis sanitizer yang
digunakan (uap panas, ultraviolet, ozonisasi dan sebagainya) atau bahan
kimia yang diizinkan (klorin) dan konsentrasi yang digunakan.
3. Pencegahan kontaminasi silang; berisi prosedur-prosedur untuk
menghindari produk dari kontaminasi silang dari pekerja, bahan mentah,
pengemas, dan permukaan yang kontak dengan produk. Di dalam SSOP ini
mencakup tindakan-tindakan yang menyangkut pembersihan bahan baku
untuk mengurangi kontaminasi silang, ketentuan mengenai boleh tidaknya
pekerja pindah atau mengunjungi bagian lain atau melengkapi setiap ruang
proses pengolahan dengan fasilitas pembersihan dan sanitasi desain lay out
sarana dan prasarana.

13
4. Fasilitas toilet dan tempat cuci tangan; Setiap karyawan yang bekerja
diruang pengolahan harus mencuci tangan dengan sempurna dengan
menggunakan air panas san sabun, kemudian di bilas dengan air yang
mengandung bahan densifeksi (klorin 50 ppm), iodophor atau disinfektan
lainnya. Pencucian tangan di lakukan sebelum dan sesudah makan siang
atau istrahat, setelah melakukan pekerjaan lain yang mungkin menyebabkan
kontaminasi.
5. Proteksi bahan-bahan kontaminasi; Di dalam program ini tercakup prosdur-
prosedur yang lazim digunakan untuk mencegah tercampurnya bahan-bahan
non pangan kedalam produk pangan yang dihasilkan, permukaan yang
kontak dengan produk, bahanbahan non pangan yang dimaksud meliputi
pelumas, bahan bakar, senyawa pembersih, saniter, cemaran zat kimia dan
cemaran fisik lainnya.
6. Pelabelan dan penyimpanan bahan kimia; mencakup tata cara dan jenis
pelabelan yang diterapkan pada bahan-bahan kimia yang digunakan, baik
untuk produksi atau pembersihan, fumigasi, desinfeksi dan sebagainya.
Pelabelan dan penyimpanan dapat digolongkan berdasarkan jenis bahan.
7. Pengendalian kesehatan dan hygiene karyawan; mencakup pengendalian
kesehatan bagi karyawan agar tidak menjadi sumber kontaminasi bagi
produk, bahan kemasan atau permukaan yang kontak dengan produk. Di
dalam SSOP ini terdapat ketentuan mengenai cara pelaporan karyawan yang
sakit atau mendapatkan perawatan karena sakit. Hal ini termasuk
penjadwalan bagi pemeriksaan rutin kesehatan karyawan, imunisasi dan
pengujian untuk penyakit-penyakit tertentu.
8. Pengendalian hama; Hama merupakan binatang atau serangga yang tidak
dikehendaki keberadaannya. Beberapa sehingga sebenarnya hidup dan
berkembangbiak di produk pangan dan merusak produk tersebut. Karena itu,
perlu dilakukan pengendalian hama yang tidak diinginkan dalam
lingkungan industri. Hama sering sekali menyebabkan kontaminasi yang
membahayakan. Beberapa hama yang biasa terdapat pada industri pangan
dan memerlukan penanganan atau pembasmian antara lain binatang
pengerat dan serangga. Untuk membrantas atau menghindarkan hama yaitu

14
dengan menjaga kebersihan ruangan penyimpangan, fumigasi terjadwal
(jenis fumigasi), pemasangan perangkap tikus di pintu masuk dan
sebagainya.

15
III. METODE PRAKTIK

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan PKL II ini akan dilaksanakan selama 48 hari, mulai dari tanggal
1 November 2022 s.d tanggal 16 Desember 2022. Kegiatan PKL II akan
dilaksanakan di PT. Benteng Laut Sejahtera, Jl. Nangka GPI, Kev. Aertembaga,
Kota Bitung Sulawesi Utara.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan peraktik yang digunakan untuj menunjang dan mempelancar
kegiatan metode kerja praktik kerja lapang II antara lain :

1. Alat tulis menulis


2. Proposal
3. Kamera
4. Laptop
5. Jurnal kegiatan
6. Kuisioner

3.3 Teknik Pengambilan Data dan Jenis Data


Pengambilan data dalam kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) II dilakukan
dengan 3 (tiga) cara yakni:

1. Riyanto (2010) Observasi merupakan metode pengumpulan data yang


menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung.

2. Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki


komunikasi langsung antara penyelidik dengan subjek atau reponden(Yatim
Riyanto, 2010).

3. Menurut Arikunto (2006:158), Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan


data mengenai hal-hal berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
notulen, rapot, agenda dan sebagainya.

16
Dengan menggunakan jenis data berupa:

1. Menurut Sugiyono (2018:456) Data primer yaitu sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.

2. Menurut Sugiyono (2018:456) Data Sekunder yaitu sumber data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen.

3.4 Analisis data


Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2014:21) analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan


untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis dekriptif dapat ditampilkan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, tabelhistogram, nilai mean, nilai standar
deviasi dan lain. Manfaat yang diperoleh dari penggunaan analisis deskriptif
adalah mendapatkan gambaran lengkap dari data baik dalam bentuk verbal atau
numerik yang berhubungan dengan data yang kita teliti.

17
DAFTAR PUSTAKA

Andriee, I. (2013). Kajian Kelayakan Mutu dan Keberhasilan Usaha Pengolahan


Tuna Loin Segar Skala Rumah Tangga serta Strategi Pengembangannya di
PPI Hamadi-Jayapura. Universitas Terbuka. Jakarta. Tesis.

Badan Standarisasi Nasional. SNI 7530:2018. Tuna Loin Beku


Bagian 3: Penanganan dan Pengolahan.

Gusdi, A.T., & Sipahutar, Y.H. 2021. Penerapan Sanitation Standard Operation
Procedures (SSOP) And Good Manufacturing Practice (GMP). Jurnal IPTEK
Terapan Perikanan dan Kelautan. Vol. 2 No. 3: 117-126.

Maroef, A.FF., Sipahutar, Y.H., Hidayah N. 2021. Penerapan Good Manufacturing


Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP)
dengan media saus tomat. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas
Hassanudin. Makassar.
Riadi, M. (2020). Ikan Tuna (Klasifikasi, jenis, kandungan gizi, grade dan mutu).
KajianPustaka.Com.

Riandi, M. (2020 Februari 07). Ikan Tuna (Klasifikasi, Jenis, Kandungan Gizi dan
Grade Mutu). Retrieved From https://www.kajianpustaka.com/

Taufiqullah. 2017. kualitas mutu ikan tuna dalam


https://www.tneutron.net/blog/kualitas-mutu- ikan-tuna/taufiqullah may
2017 10 jan 2018

Wignjosoebroto. 2009. Perancangan Tata Letak Fasilitas Dalam Kukuh Wilujeng


Dias utami, 2012 diperoleh dari aplikasi metode systematic layout planning
(SLP) – Neliti

RI, Sharif C. Sutardjo Senin (17/2/2014). Potensi Ikan Tuna Indonesia Terbesar di
Dunia www.sucofindo.co.id/id/read/2014/02/1666/potensi-ikan-tuna-indonesia-
terbesar-di-dunia

Hari Eko Irianto, Agustus 2008. Teknologi Penanganan Dan Penyimpanan Ikan
Tuna Segar
https://www.researchgate.net/publication/309821945_TEKNOLOGI_PENANGA
NAN_DAN_PENYIMPANAN_IKAN_TUNA_SEGAR_DI_ATAS_KAPAL

18

Anda mungkin juga menyukai