Oleh:
Oleh:
Mengetahui/ Menyetujui
Mengetahui :
Kepala SMK Negeri 1 Nunukan
Mahfuz, S.Ag
Nip. 197102102003121009
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
menyelesaikan laporan PKL dengan baik. Laporan ini disusun guna melengkapi salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan PKL (Praktik Kerja Lapang) bagi siswa siswi
bidang Keahlian Budidaya Perikanan guna meningkatkan peran serta keaktifan para
siswa.
laporan PKL ini tidak terlepas dari dukungan, semangat serta bimbingan dari
berbagai pihak, baik bersifat moril maupun material. Oleh karena itu saya ingin
1. Mahfuz, S.Ag. Selaku Plt. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Nunukan yang telah
banyak memberikan nasehat nasehat dan memberikan izin kepada kami untuk
melaksanakan PKL.
4. Wali kelas XIIB APAPL Henni Nurliana Pasaribu, S.Pd.. Kedua Orang Tua saya
yang selalu memberikan dukungan berupa doa dan materi yang beliau berikan
kepada saya.
5. Jumadi S.Tr,Pi selaku pengawas PKL yang telah banyak memberikan ilmu dan
berlangsung.
Nunukan.
7. Bapak Ibu Guru SMK Negeri 1 Nunukan yang telah memberikan bekal ilmu
8. Teman-teman sekolah SMK Negeri 1 Nunukan yang turut serta dalam membantu
selama PKL berlangsung.
Laporan ini menjelaskan aktivitas PKL yang dilaksanakan oleh praktikan kurang
lebih selama 3 (tiga) bulan di Tambak SMK Negeri 1 Nunukan. Dalam menyusun
laporan ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan oleh karena itu, kami
Semoga laporan PKL ini dapat memberikan manfaat berupa inspirasi dan motivasi
bagi pembaca terutama bagi kami pribadi selaku penyusun laporan ini serta semoga
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sangat potensial. Budidaya air payau di Indonesia untuk waktu yang akan datang
devisa Negara dari ekspor nonmigas. Berbagai upaya telah dilakukan dalam
sistem budidaya udang windu secara intensif yang di mulai sejak pertengahan
tahun 1986.
pesat baik dengan pola tradisional, semi intensif, maupun intensif. Usaha
budidaya dengan kemajuan teknologi yang telah dikuasai, harga yang tinggi di
pasar lokal maupun internasional dan peluang yang luas telah membuat udang
windu menjadi komoditas harapan bagi para pengusaha. Udang windu digemari
konsumen lokal dan konsumen luar negeri karena memiliki rasa yang enak dan
gurih serta kandungan gizinya yang sangat tinggi. Daging udang windu
tambak dengan prospek usaha yang cukup baik untuk dikembangkan, oleh karena
itu perlu perhatian lebih dalam proses peningkatan produksi udang melalui usaha
oleh faktor manajemen dan beberapa faktor lain seperti pemilihan lokasi, fisika-
kimia air serta biologis, unsur makro dan mikro terlaut, faktor kualitas dan
kuantitas pakan dan juga faktor penanganan dalam pemberantasan hama tambak.
bagi orang banyak akibat mutu rendah dan penyakit yg menyerang. Untuk itu
tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja
A. Persiapan kerja
puluh) hari terhitung mulai dari tanggal 01 September 2021 sampai dengan
Praktik Kerja Lapang ini diperlukan persiapan kerja matang untuk menunjang
sebagai berikut.
Bahan yang digunakan pada kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
mengakibatkan kematian, terutama pada fase post larva yang sangat peka
windu adalah pengendalian hama dan penyakit di dalam tambak, baik dengan
B. Proses Kerja
budidaya udang yang dimulai dari proses persiapan lahan dan persiapan media
meliputi; proses kerja pematang dan pintu air, proses kerja penebaran saponin,
hama.
1. Persiapan Wadah
a. Perbaikan Pematang
Pada umumnya pematang tambak dibangun dengan cara cut and fill
pematang dipilih yang kompak agar dapat menahan air dan tidak rembes
tepi tambak dengan jarak beberapa puluh meter dari tepi tersebut.
untuk menggali.
sekitarnya.
rusak.
diakibatkan oleh kepiting, belut, dan ular. Hal ini menyebabkan air
tambak tidak stabil sehingga ikan atau udang bisa lolos keluar dari
aktivitas panen.
utamanya, yaitu sebagai penahan air. Untuk menahan air, tentu pematang
harus kuat dan kokoh. Bagian luar pematang sebagai penahan utama
Dalam satu petak tambak sebaiknya terdapat pintu pemasukan air dan
pintu pengeluaran air. Pintu tempat air masuk dan keluar dibuat untuk
2) Menggali saluran air agar lebih rendah daripada dasar tambak untuk
dalam tambak.
Saluran air merupakan salah satu bagian tambak, posisi saluran air ini
berada di depan dan di belakang tambak. Tinggi dasar saluran air masuk
d. Pengeringan
e. Pemupukan
tambak selama 2 hari dan dilanjutkan dengan pengisian air pada tambak.
pemilihan pupuk termasuk hal yang penting untuk dilakukan oleh karena
yang maksimal.
f. Pemberian Saponin
Saponin merupakan senyawa alami yang dapat diperoleh dari tanaman
di daerah tropis pada umumnya terdapat dalam akar, tetapi juga terdapat
pada bagian daun misalnya daun papaya, daun atau biji teh. Kali ini
saponin yang kami gunakan adalah dari biji the. Penebaran saponin
sistem imun pada udang. Penebaran saponin ini cukup dilakukan satu kali
2. Pemasukan Air
Pemasukan air tambak dapat dilakukan melalui pintu air. Pengisian air
dilakukan pada saat air pasang telah stabil (1-2 jam setelah pasang). Untuk
saringan ganda (berbentuk kantung) pada pintu atau pipa pemasukan air
C. Hasil Kerja
1. Penebaran
Waktu penebaran dilakukan pada sore hari sekitar pukul 17.00 WITA
disarankan agar dilakukan pada suhu air rendah, misalnya pada sore atau
b. Cara Penebaran
suhu dianggap cukup bila benih sudah aktif berenang di dalam kantung
lapang kali ini jumlah pada tebar benur adalah 20.000 benur.
a. Suhu
Menurut Sulistinarto (2008) sama halnya dengan pH air, suhu air juga
optimum bagi udang adalah 26-32oC. Suhu air tambak diukur 2x dalam
satu minggu pada pagi hari dan hasil pengukuran yang diperoleh adalah
30oC.
dahulu
Oxygen (DO)
Menurut Supono,
merupakan
menggunakan
1 strip kertas pH lalu celupkan ke dalam air / cairan selama kira kira 5
detik, lalu angkat dan langsung cocokan perubahan warna pada kertas strip
tersebut pada tabel warna yang ada di kotak kemasan. Air yang netral alias
memiliki pH kurang dari 7 dan air basa lebih dari 7. Haliman dan Adijaya
udang adalah 7,5 – 8,5 sedangkan berdasarkan SNI 01- 7246 - 2006 adalah
7,5 – 8,5.
d.
Gambar 2.2 Hasil Ukur Menggunakan Kertas pH
Kecerahan
Kecerahan yang baik pada tambak udang berkisar 30-40 cm. Sedangkan
warna air untuk budidaya udang adalah hijau muda dan coklat muda
Kecerahan air diukur dengan piring seschi disk pada tempat yang terpapar
langsung dengan cahaya atau tidak membelakangi cahaya, hal ini agar
(D1)
sampai 3 x.
D 1+ D 2
Kecerahan ¿
2
hitam putih adalah 100cm yang diukur secara rutin setiap dua kali dalam
satu minggu pada pagi hari jam 09.00 WITA, sedangkan keadaan warna
oksigen. Udang dapat hidup pada salinitas air antara 5-40 ppt. Salinitas
salinitas air dilakukan satu kali sehari yaitu pada siang hari menggunakan
bawah.
salinitas biasanya bertanda 0/00 yang berarti "bagian per seribu", dari
Kisaran
NO Parameter Keterangan
Nilai
1 Suhu air oC 30 Diukur pagi hari, 2x dalam 1 minggu
2 Kecerahan (cm) 100 Diukur pagi hari, 2x dalam 1 minggu
Potensial
3 5 Diukur 2x dalam 1 hari
Higrogen (pH)
4 Salinitas 15-16ppt Diukur 1x dalam 1 hari
3. Pemberian Pakan
senyawa organik (asam amino) dan lemak maka udang meresponnya dengan
pakan, faktor yang sangat penting diperhatikan adalah ukuran, jumlah dan
pakan alami yang tumbuh dalam tambak, berupa cacing dan hewan renik
lainnya. Sifat udang lebih menyukai pakan alami yang tumbuh di tambak dari
pada pakan buatan sehingga pemberian pakan buatan mulai dilakukan bila
60 hari dengan kepadatan 20.000 benur dalam kegiatan praktik kerja lapang
ini.
Frekuensi
N Klasifikasi Jenis Waktu
Dosis Interval Pemberian
O Udang Pakan (WITA)
(kali/hari)
1-2
genggaman 07.00-12.00 6 jam
tangan
Starter 1-2
Mesh
1 genggaman 12.00-18.00 4 jam 3
(Tepung)
(1-10 hari) tangan
1-2
genggaman 18.00-07.00 13 jam
tangan
1-2
genggaman 07.00-12.00 6 jam
tangan
Starter 1-2
Mesh
2 genggaman 12.00-18.00 4 jam 3
(Tepung)
(11-15 hari) tangan
1-2
genggaman 18.00-07.00 13 jam
tangan
1-2
genggaman 07.00-12.00 6 jam
tangan
Grower 1-2
Mesh
3 genggaman 12.00-18.00 4 jam 3
(Tepung)
(16-30 hari) tangan
1-2
genggaman 18.00-07.00 13 jam
tangan
4 Grower Pellet 1-2 3
genggaman 07.00-12.00 6 jam
(31-40 hari) tangan
1-2 12.00-18.00 4 jam
genggaman
tangan
1-2
genggaman 18.00-07.00 13 jam
tangan
1-2
genggaman 07.00-12.00 6 jam
tangan
Grower 1-2
5 Pellet genggaman 12.00-18.00 4 jam 3
(41-45 hari) tangan
1-2
genggaman 18.00-07.00 13 jam
tangan
1-2
genggaman 07.00-12.00 6 jam
tangan
Finisher 1-2
6 Pellet genggaman 12.00-18.00 4 jam 3
(46-60 hari) tangan
1-2
genggaman 18.00-07.00 13 jam
tangan
buatan yang digunakan ada 2 jenis yaitu mesh dan pellet. Pemberian pakan
yang berbeda ini berdasarkan 3 fase perkembangan udang, yaitu fase starter,
makanan untuk udang windu fase sarter yakni saat udang masih dalam bentuk
frekuensi 2-3 kali/hari. Ini dikarenakan udang kecil masih memakan pakan
alami seperti fitoplankton dan zooplankton yang ada di tambak, pakan yang
diberikan adalah jenis mesh atau tepung yaitu pakan yang memiliki bentuk
sangat halus dengan cara disebarkan secara merata pada area pembesaran
udang.
berusia 16-45 hari diberikan pakan jenis pellet yang memiliki bentuk silinder
atau butiran dalam frekuensi 2-3 hari/hari dengan cara yang sama yaitu
yang bila tidak ditangani dengan baik akan merugikan budidaya. Hama
2004).
a. Hama
Hama adalah makhluk hidup yang dapat merusak serta merugikan pada
burung, kepiting kecil dan ikan-ikan liar. Menurut Nonny Herlina (2018)
1) Golongan Pemangsa
c) Bangsa ular yaitu: ular air atau ular kadut (cerberus rhynchops),
rufa melanogaster).
2) Golongan Penyaing
adalah:
longilobus).
c) Udang yaitu udang kecil kecil Cardina dentaculata, jenis ketam
yaitu Seasorina SP.
3) Golongan pengganggu
yaitu merusak pematang tanah dasar dan pintu air, yang termasuk
b. Penyakit
terjadinya penyakit:
a. Pantogen, adalah sumber penyakit atau organisme pembawa penyakit
baik dalam maupun dari luar system budidaya dan segala aktifitas
immune.
Inang
D
Lingkungan Pantogen
D: Disease/Penyakit
menjadi:
c) Nekrosis
ini berkaitan pergantian air yang kurang memadai, pasokan air yang
d) Insang hitam
Ciri-ciri: warna
insang udang
hitam /
kecoklatan.
Penyakit ini
disebabkan oleh
protozoa, jamur
dan alga.
c. Penanggulangan Hama
kimiawi.
2) Pemberantasan secara kimiawi yaitu suatu cara pemberantasan yang
bagi udang windu seperti siput dan ketam, ampas yang memberantas
penyakit buas bagi udang windu seperti siput dan ketam, ampas yang
d. Pengendalian Penyakit
5. Laju Pertumbuhan
Budidaya udang windu berlangsung selama ±37 hari terhitung mulai dari
udang windu dalam kegiatan paktik kerja lapang ini dapat diketahui melalui
perubahan ikan/udang yang dilihat dari berat maupun panjang tubuh dalam
waktu tertentu. Pertumbuhan dihitung dengan menimbang berat dengan
Laju
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan panjang udang
windu memiliki panjang rata-rata yang lebih tinggi dengan nilai 0,288cm dan
diikuti berat dengan nilai 0,236cm. Udang windu yang memiliki sifat individu
dan kanibal padat penebaran yang tinggi serta asupan pakan yang diberikan
udang stres dan menjadi lemah serta nafsu makan udang akan menurun. Hasil
pengukuran panjang udang windu ini dapat ditarik kesimpulan bahwa laju
pertumbuhan panjang udang windu dipengaruhi ruang gerak dan pakan yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam suatu petakan tambak dari usia benur hingga mencapai ukuran (size)
tertentu yang dianggap telah layak secara finansial maupun teknis untuk
udang, benur sebaiknya berasal dari lokasi yang tidak terlalu jauh dengan lokasi
tambak agar relatif terjaga kualitasnya. Jika lokasi asal benur terlalu jauh dari
lokasi tambak maka dikhawatirkan akan terjadi penurunan kualitas benur secara
peluang terjadinya permasalahan juga semakin besar seperti benur yang bisa saja
bila tidak di tangani dengan baik akan merugikan budidaya. Pengendalian hama
dan penyakit pada budidaya udang vaname dilakukan sejak persiapan tambak,
pemasukan air, pemilihan benur, dan selama masa pemeliharaan. Aktivitas yang
perlu di lakukan adalah memonitoring rutin terhadap kesehatan udang dan