Kelompok 5
Dosen : Dr. Wiyoto, S.Pi, M.Sc
Amalia Putri F, S.Pi, M.Si
Asisten: Mad Rudi, S.Pi, M.Si
Siti Rani Nabila, Amd
Disusun oleh:
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN PERIKANAN
BUDIDAYA
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
I. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Penerapan biosekuriti dalam industri akuakultur saat ini dipandang sangat
penting sebagai salah satu faktor penentu keberlanjutan produksi. Penerapan ini
selain didorong oleh tren tuntutan konsumen global untuk mengkonsumsi produk
yang berasal dari sistem produksi yang memenuhi unsur-unsursafety dan
sustainable, juga didorong oleh tingginya tingkat kematian dan rendahnya laju
pertumbuhan akibat infeksi mikroorganisme patogen. Selain hal tersebut,
penerapan biosekuriti juga dilakukan karena adanya kekhawatiran terhadap
introduksi patogeneksotis melalui kegiatan impor organisme akuatik yang
bertindak sebagai pembawa infeksi (carrier) penyakit. Oleh karena itu, dalam hal
penerapan biosekuriti, prinsip-prinsip yang harus diaplikasikan sangat luas dan hal
ini mencakup berbagai komponen yang meliputi tindakan pencegahan,
pengendalian dan pemusnahan berbagai penyakit infeksius serta berbagaitindakan
untuk menjaga kesehatan manusia sebagai pengelolaproduksi, hewan dan
lingkungan. Dalam konteks lingkungan, penerapan biosekuriti juga dilakukan
untuk mencegah lolosnya ikan budidaya ke lingkungan sekitar produksi. Berbeda
dengan industri peternakan lainnya, akuakultur merupakan industri yang cukup
unik karena memiliki beberapa jenis sistem produksi yang disesuaikan dengan
tujuan dan jenisikan yang dibudidayakan. Sistem produksi ini meliputi sistem
produksi, indoor, termasuk produksi benih di hatchery dan aplikasi Recirculation
Aquaculture System (RAS), serta sistem produksi outdoor.
3.1 Hasil
Hasil foto kunjungan lapang kelompok lima
Dari foto-foto diatas merupakan hasil dari kunjungan lapang yang dilakukan
oleh kelompok lima. Kunjungan lapang dilakukan untuk mengetahui biosecurity
apa yang diterapkan atau dipakai oleh farm tersebut. Kunjungan lapang dilakukan
di Bunga Padma Fish’s Farm, Desa Kutasirna, Kec. Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat.
3.2. Pembahasan
Akuakultur marupakan sekto produksi yang paling berkembang pesar di
berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, bisis akuakultur memiliki resiko
kerugian ekonomi yang besar, karena industry sector ini sangat rentan diserang
berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, maupun
parasite.
Untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit, maka perlu ditingkatkan
penerapan biosekuriti di lokasi akuakultur. Biosekuriti adalah serangkaian kegiatan
kumulatif untuk mencegah timbulnya penyakit dan mencegah penularan penyakit
dari suatu lokasi budidaya
Penerapan biosekuriti dalam budidaya perikanan dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara. Seperti tidak menggunakan benur yang positif terjangkit
virus penyakit, jangan menaruh sampel ikan atau udang ke dalam kolam
dikarenakan ikan atau udang sampel tersebut telah stress selama sampling yang
dapat menjadi pemicu berkembangnya penyakit, gunakan satu set alat untuk satu
kolam saja, memakai produk/wadah yang telah didesinfektan terlebih dahulu untuk
meminimalisir penyebaran penyakit melalui produk/wadah, desinfeksi sepatu dan
tangan sebelum dan sesudah memasuki area akuakultur, membuat pagar/jarring
penghalang kepiting dan burung pada tambak udang untuk mencegah kontaminasi
dari luar. Apabila biosekuriti diterapkan secra tepat dalam lingkungan akuakultur,
maka akan meminimalisir resiko penyakit pada budidaya perikanan tersebut.
Ikan nila merah merupakan jenis ikan air tawa yang banyak disukai
masyarakat dari semua kalangan. Ikan nila (Oreochromis niloticus Trewavas)
diintroduksi dari afrika, tepatnya Afrika bagian timus. Pada tahun 1969, dan kini
menjadi ikan peliharaan yang popular di kolam-kolam air tawar di Indonesia.
Farm Bunga Padma yang di kunjungi oleh kelompok lima pada tanggal 30
Januari 2020, membudidaya ikan nila merah (Oreovhromis niloticus Trewavas)
dengan menggunakan kolam tanah. Digunakan sebanyak 9 kolam tanah dengan
total luas tanah sebesar 3 hektar.
Untuk persiapan wadah budidaya, farm Bunga Padma tidak ada perlakuan
khusus. Wadah budidaya hanya mendapatkan perlakuan pencucian biasa
menggunakan air.
Untuk pergantian air yang dilakukan farm Bunga Padma dilakukan 12 hari
sekali dengan mengurangi volume air berkisar 80% dari total volume air. Sistem air
menggunakan sistem air mengalir, hal ini dikarenakan sumber air untuk kolam
didapatkan dari sungai/air pegunungan disekitar daerah farm. Proses filtrasi air
yang masuk kedalam kolam dilakukan dengan cara yang sederhana atau tidak
khusus dikarenakan air yang dipakai berasai dari sungai/air pegunungan disekitar
daerah yang belum tercemar, yaitu filtrasi dilakukan dengan diberinya kawat-kawat
kecil untuk menyaring sampah atau limbah yang terbawa arus sungai.
Pengecekan kualitas air seperti pengecekan pH, DO, suhu, salinitas,
kesadahan, dilakukan tiga kali per siklus yaitu pada awal siklus, pertengahan siklus,
dan akhir siklus atau pada saat panen.
Pakan yang diberikan adalah pakan jenis pelet 781 dan Sinta untuk ukuran
pembesaran dan menggunakan metode restricted dan ad satiation dengan FR yang
digunakan berkisar 3-10%. Apabila diperlukan, pencampuran pakan dengan
probiotik dilakukan dengan dosis 10 liter air rebusan salam dan kunyit untuk 10
pakan.
Obat kiia yang digunakan apabila ikan terserang penyakit adalah demilin,
kutublas untuk parasite yang menyerang ikan, garam dengan dosis 3 PPT, dan PK
dengan dosis 0,1 gram untuk 8 liter air.
Tidak ada perlakuan biosekuriti yang khusus pada farm Bunga Padma ini.
Biosekuriti yang diterapkan hanya berupa pemakaian sepatu boots pegawai,
pembersihan diri dengan cuci tangan dan sepatu boots yang dipakai sebelum
melakukan aktifitas disekitar kolam. Hal ini dikarenakan sistem yang diterapkan
oleh farm Bunga Padma masih sangat tradisional.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Fatmawati, W.2010. Laju Metabolisme dan Profil Darah Ikan Lele Dumbo,
Clarias gariepinus, yang Diinduksi dengan Pemuasaan secara Periodik.
Skripsi (tidak dipublikasikan). Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto.
Shoemaker, C.A., Klesius, P.H., L im, C., and M. Yildirim, 2003. Feed
Deprivation of Channel Catfish, Ictalurus punctatus (Rafineque),
Influences Organosomatic Indices, Chemical Composition and
Susceptibility to Flavobacterium columnare. J.Fish Dis. 26 (9) : 553 – 561
Dave, G., M.L J. Sjobeck., A. Larsson., K. Leander and U.Lidman. 1975.
Metabolic and Hematological effects of Starvation in The European eel,
Anguilla anguilla L ---I. Carbohydrate, Lipid,Protein and Inorganik ion
Metabolism. Comparative Biochemistry and Physiology Part A :
Physiology 52(3) : 423 430.
Gustiano, R., J. Subagja, dan T.H. Prihadi. 2006. Pengaruh ikan introduksi terhadap
keragaan ikan lokal: Studi kasus budidaya Bawal dan Patin Bangkok. Dalam
Analisis kebijakan pembangunan perikanan budidaya (Editors: A. Sudradjat
et al.). Pusat Riset Perikanan Budidaya, DKP. p. 145—155.
Gustiano, R. 2007. Perbaikan mutu genetik ikan nila. Dalam kumpulan makalah
bidang riset perikanan budidaya, Simposium kelautan dan perikanan.
Jakarta. 6 pp.
Ponzoni, W.R., A. Hamzah, S. Tan, and N. Kamaruzzaman. 2005. Genetic
parameters and response to selection for live weight in GIFT strain of nile
tilapia (Oreochromis niloticus). Aquaculture. 247: 203-210.