Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan salah satu
jenis udang yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan negara lain
seperti: Australia, Amerika dan inggris. Lobster air tawar (LAT) adalah
komoditas perikanan air tawar yang menjanjikan sebagai pengganti lobster
air laut. Beberapa keunggulan LAT memiliki kandungan lemak, kolestrol
dan garam yang rendah disbanding dengan lobster air laut serta dagingnya
lunak dan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi
LAT merupakan salah satu komoditas perikanan yang sudah
dikembangkan. Budidaya LAT dirintis sejak tahun 1990, berbeda dengan
lobster air laut yang belum dapat dibudidayakan dan hanya dapat
ditemukan di pasar dari hasil tangkapan nelayan. Permintaan LAT ukuran
konsumsi cukup tinggi, namun jumlahnya sangat terbatas karena masih
sedikit kegiatan budidaya LAT. Salah satu kendalanya adalah waktu
pemeliharaan untuk mencapai ukuran konsumsi cukup lama, yaitu sekitar
7-10 bulan (Kurniasih,2008).
Keunggulan LAT dibandingkan spesies lainnya adalah tidak
mudah diserang penyakit dan bersifat omnivora. Selain itu, LAT
merupakan spesies yang besifat kanibal. Sifat kanibal pada lobster akan
muncul jika lobster dalam keadaan lapar dan ketika mengalami pergantian
kulit karena pada saat itu tubuh lobster akan lemah sehingga memudahkan
bagi lobster lainnya untuk memangsa (Setiawan,2010).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengendalian Hama dan Penyakit


Kematian pada lobster air tawar terutama disebabkan oleh kualitas
air yang buruk atau dimakan oleh lobster lain saat terjadi molting. Seperti
pada budidaya ikan lainnya, pencegahan serangan penyakit dilakukan
dengan menjaga kebersihan air dan kolam pemeliharaan, memberikan
nutrisi yang cukup, serta menjaga kebersihan peralatan yang berhubungan
dengan lobster air tawar, seperti tempat persembunyian, naungan, serta
pakan alami yang diberikan lobster. Jika kotoran yang lama tertimbun
didasar kolam akan mengakibatkan naiknya kadar ammonia (NH3)
didalam air yang dapat mengakibatkan lobster keracunan dan mati.
Dalam hal ini bagi pembudidaya loster, bukan hanya keuntungan
yang menjadi tujuan, melainkan risiko kerugian yang harus dipikirkan.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi ancaman bagi pembudidaya lobster
air tawar yaitu:
1. Serangan Cendawan (Saprolegnia sp dan Achyla)
Serangan kedua cendawan ini akan menyerang lobster yang
terluka dan juga menyerang telur-telur lobster. Cendawan ini dapat
menghambat pernapasan sehingga telur mati dan tidak menetas. Dan
adapun pada lobster dewasa sendiri ditandai dengan tumbuhnya
sekumpulan benang halus seperti kapas. Cendawan ini menyebabkan
nafsu makan menurun, stamina memburuk dan akhirnya lobster akan
mati.
Jika lobster terlanjur terinfeksi, hal yang harus dilakukan ialah
merendam lobster-lobster yang terinfeksi dalam larutan malachite
green 2-3 ppm selama 30-60 menit. Adapun cara lain ialah dengan
mengolesi bagian yang terserang dengan PK “Kalsium Permanganat”
10 ppm.
Jika cendawan itu menyerang telur, hal ini dapat ditangani
dengan merendam tanaman air dalam bak penampungan. Tumbuhan
seperti eceng gondok dan ijuk dalam larutan malachite green 2 ppm
selama 30-60 menit. Semua teknik itu dapat diulangi 2-3 kali dengan
selang 3 hari.
2. Cacing Jangkar (Lemea Cyprinacea Dan Lemea Carassli)
Cacing jangkar yang dimana dapat menembus tubuh lobster
dengan menggunakan kaitnya yang menyerupai jangkar. Lobster yang
terserang cacing ini tampak bersungut di bagian insang dan akibatnya
akan kekurangan darah kehilangan bobot tubuhnya dan akhirnya mati.
Cacing jangkar dapat dibasmi dengan merendam lobster-lobster
yang terinfeksi dengan air garam sebanyak 20 g dilarutkan dalam 1
liter air selama 10-20 menit.
3. Serangan Argulus Fallaceos
Serangan dari predator argulus pada lobster di tandai dengan
adanya bintik merah pada tubuh lobster. Racun Argulus fallaceos
menyebabkan kematian pada lobster akibat anemia dan kehilangan
banyak darah. Racun yang melukai lobster dapat menyebabkan infeksi.
Dan untuk mengatasinya rendam lobster-lobster yang terinfeksi
dalam 1 ml lysol yang dilarutkan dalam 5 liter air selama 15-60 detik.
Selanjutnya dalam PK 1 g dilarutkan dalam 1000 liter air selama 1,5
jam
4. Gagal Moulting (Ganti Kulit)
Pada saat lobster akan mengalami pertumbuhan, biasanya
diawali dengan proses moulting. Namun pada saat moulting
mengalami kegagalan/lobster akan mati seketika karena tidak bisa
melepas kulit awalnya yang terlalu keras. Lobser yang memaksakan
diri ganti kulit, insangnya akan terlepas sehingga menyebabkan
kematian.
Untuk penyebab gagal moulting diduga dari pellet, tepung
tulung pada pellet menyebabkan asupan kalsium dalam tubuh lobster
meningkat dan akibatnya kulit menjadi keras dan proses moulting
menjadi terhambat.
Dan salah satu usaha untuk mempercepat proses moulting ialah
dengan meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air, terutama
sebelum dan sesudah moulting karena pada saat moulting lobster
membutuhkan pasokan oksigen yang lebih banyak.
5. Ekor Melepuh
Penyakit ini ekor melepuh disebabkan oleh bakteri Aeromonas
hydrophila. Bakteri ini masuk melalui ekor yang sering menyentuh
dasar kolam. Dan selanjutnya bakteri ini menembus sistem kekebalan
tubuh loster dan membuat darah keluar melalui pori-pori. Akibatnya
ekor lobster dipenuhi bisul yang berisi nanah.
Bakteri aeromonas muncul setiap saat jika kondisi lingkungan
jelek, misalnya sisa pakan yang menumpuk di dasar kolam yang
menyebabkan kadar amonia yang meningkat. Kondisi ini sangat
disukai bakteri aeromonas.
Ekor pada lobster merupakan bagian yang paling sensitif,
sangat berbahaya jika ada penyakit ekor melepuh pada lobster. Jika
tidak segera diobati maka akan dapat menyebabkan kematian massal.
Untuk cara mencegah penyakit ekor melepuh salah satunya dengan
manajemen pakan. Penyakit ekor melepuh kebanyakan diakibatkan
dari pemberian pakan yang berlebihan, idealnya pemberian pakan ialah
3-4% bobot tubuh lobster supaya pakan tidak tersisa.
Jika penyakit ekor melepuh terlanjur menginfeksi lobster,
segera karantina lobster yang terinfeksi dalam larutan Oxytetracyclin
dengan dosis 10 mg per liter selama seminggu atau dengan cara lain
yakni merendam lobster dalam desirifektan larutan 2QJng. PK dalam 1
liter air selama 30-60 menit dan cara lain yakni dengan memotong ekor
yang melepuh dan mengolesinya dengan obat antiseptik kemudian
dikarantin dalam lijuahum berisi larutan methylih blue 5 tetes ke dalam
liter air.
B. Pencegahan Penyakit Pada Benih Lobster Air Tawar
Penyakit yang biasa menyerang benih lobster yaitu parasit yang
hidup di kepala serta badan lobster. parasit tersebut berwarna putih susu
serta biasa berkembang biak didalam tubuh serta kepala lobster. ciri
lobster yang terkena parasit yaitu nafsu makannya menyusut serta tidak
lincah hingga bias menyebabkan kematian.
Untuk menangani penyakit ini, rendam benih lobster yang terkena
penyakit tersebut pada air garam dengan kandungan garam 30 ppt.
Rendam benih lobster dalam air tersebut sepanjang 10-14 hari serta tiap-
tiap 3-4 hari sekali ubah air dengan air garam yang baru. Waktu direndam,
umumnya benih lobster dapat melompat-lompat serta pada waktu tersebut
telur parasit dapat mati.
Yang perlu di perhatikan dalam pembenihan lobster yaitu
pemberian makan serta kualitas air. Umumnya penggantian air bisa
dikerjakan sebulan sekali, tetapi, penggantian air biasa lebih cepat atau
lebih lama dari yang dibutuhkan. perihal ini bergantung dari tingkat
kotoran dalam air. Bila kandungan kotoran sisa makanan semakin besar
dibanding dengan kandungan kotoran dari bibit lobster sendiri, maka air
dapat beracun. Ciri air yang sudah beracun yaitu warna air beralih jadi
keruh serta baunya tidak enak. Racun tersebut dihasilkan dari sisa
makanan yang membusuk dalam air. Oleh karena itu upayakan supaya
makanan senantiasa habis untuk sekali makan hingga tidak meninggalkan
sisa dalam air.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencegahan serangan penyakit dilakukan dengan menjaga
kebersihan air dan kolam pemeliharaan, memberikan nutrisi yang cukup,
serta menjaga kebersihan peralatan yang berhubungan dengan lobster air
tawar, seperti tempat persembunyian, naungan, serta pakan alami yang
diberikan pada lobster
Adapun beberapa hama dan penyakit yang dapat menyerang
lobster air tawar yaitu:
1. Serangan Cendawan (Saprolegnia sp dan Achyla)
2. Cacing Jangkar (Lemea Cyprinacea Dan Lemea Carassli)
3. Serangan Argulus Fallaceos
4. Gagal Moulting (Ganti Kulit)
5. Ekor Melepuh

Anda mungkin juga menyukai