Di Susun Oleh :
Tim BUdidaya BPPP Tegal
Peruntukan :
Diklat E-learning Teknis Balai Pelatihan dan
Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi
Pakan adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak atau
peliharaan. Istilah ini diadopsi dari bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber energi
dan materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan makhluk hidup. Pakan berpengaruh
besar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Jumlah pakan yang
dibutuhkan oleh ikan setiap harinya berhubungan erat dengan ukuran berat dan
umurnya. Tetapi persentase jumlah pakan yang dibutuhkan semakin berkurang
dengan bertambahnya ukuran dan umur ikan (Djarijah, 1996)
Pakan ikan adalah campuran dari berbagai bahan pangan (biasa disebut bahan
mentah), baik nabati maupun hewani yang diolah sedemikian rupa sehingga mudah
dimakan dan dicerna sekaligus merupakan sumber nutrisi bagi ikan yang dapat
menghasilkan energi untuk aktivitas hidup. Kelebihan energi yang dihasilkan akan
disimpan dalam bentuk daging yang dipergunakan untuk pertumbuhan.
Pakan Buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan
pertimbangan pembuatnya. Pembuatan pakan buatan sebaiknya didasarkan pada
pertimbangan kebutuhan nutrisi atau gizi hewan ternak atau peliharaan yang
bersangkutan, sumber dan kualitas bahan baku, dan nilai ekonomis. Dengan berbagai
pertimbangan tersebut, diharapkan pakan buatan yang dihasilkan, dalam hal ini adalah
pakan ikan, dapat memiliki standar mutu tinggi dengan biaya yang murah.
1
1.2 Prasyarat
Modul ini diperuntukan bagi peserta pelatihan budidaya perikanan yang telah
memahami prinsip dasar pembuatan pakan ikan untuk ikan yang dibudidayakan.
1.3 Tujuan
Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta diharapkan memiliki kompetensi
mengenal pembuatan pakan ikan dengan memanfaatkan bahan baku lokal .
2
BAB II
PENYIAPAN BAHAN DAN ALAT
Bahan baku adalah bahan yang akan digunakan untuk membuat pakan buatan.
Bahan baku yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan jenis ikan yang akan
mengkonsumsi pakan buatan tersebut. Jenis-jenis bahan baku yang dapat digunakan
untuk membuat pakan buatan untuk induk, larva dan benih ikan dapat dikelompokkan
menjadi bahan baku hewani, nabati dan bahan tambahan. Jenis bahan baku yang
akan digunakan untuk pembuatan pakan ikan laut biasanya berasal dari sumber
hewani. Hal ini dikarenakan ikan-ikan laut merupakan organisme air yang bersifat
karnivora yaitu organisme air yang makanan utamanya adalah berasal dari hewani
dalam hal ini adalah ikan ikan yang mempunyai ukuran tubuhnya lebih kecil dari yang
mengkonsumsinya
Jenis-jenis bahan baku yang digunakan dalam membuat pakan buatan dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu bahan baku hewani, bahan baku nabati
dan bahan baku limbah industri pertanian. Bahan baku hewani adalah bahan baku
yang berasal dari hewan atau bagian-bagian tubuh hewan. Bahan baku hewan ini
merupakan sumber protein yang relatif lebih mudah dicerna dan kandungan asam
aminonya lebih lengkap dibandingkan dengan bahan baku nabati.
Beberapa macam bahan baku hewani yang biasa digunakan dalam pembuatan
pakan ikan antara lain adalah :
• Tepung ikan • Tepung benawa/kepiting
• Silase ikan • Tepung darah
• Tepung udang • Tepung tulang
• Tepung cumi-cumi • Tepung hati
• Tepung cacing tanah • Tepung artemia
Bahan baku awetan (Silase) dapat digunakan sebagai bahan baku. Dengan
mengawetkan bahan baku, maka kita dapat menampung bahan baku ketika
3
keberadaanya melimpah. Silase dapat berasal dari bahan baku hewani maupun nabati.
Proses pengawetan dapat menggunakan cairan asam agar aktifitas organisme
kontaminan akan dicegah sehingga proses pembusukan akan dapat dihindari. Adapun
beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam membuat silase adalah sebagai berikut :
Secara Kimiawi
a) Bahan baku silase dicincang halus dengan menggunakan mesin giling
b) Bahan baku tersebut kemudian dimasukkan kedalam drum dengan kapasitas 100 –
200 l
c) Untuk 100 kg bahan baku silase, maka ditambahkan 3 liter asam formiat dan
propionat dengan perbandingan 1 : 1
d) Campuran bahan baku dengan cairan asam tersebut kemudian diaduk hingga merata
dan pengadukan dilakukan rutin selama 4 hari agar seluruh bahan baku tercampur
dengan cairan asam untuk menghindari pembusukan.
e) Silase dapat disimpan dalam jangka waktu lama dan dapat diambil sesuai kebutuhan
saat akan membuat pakan.
Secara Biologi
a) Bahan baku silase dicincang halus dengan menggunakan mesin giling
b) Bahan baku giling tersebut ditambahkan 15 % tetes tebu (pohot) dan diaduk secara
merata
c) Bahan baku campuran tersebut kemudian dimasukkan kedalam drum atau kantong
plastik dengan kapasitas 20 kg tiap kantong plastik
d) Pasang selang pada ikatan kantong plastik campuran bahan baku kemudian ujung
selang di masukkan dalam ember berisi air agar proses fermentasi berjalan anaerob
e) Bahan baku silase dapat digunakan setelah satu minggu dan seterusnya selama
tidak terkontaminasi.
Bahan baku nabati adalah bahan baku yang berasal dari tumbuhan atau bagian
dari tumbuh-tumbuhan. Bahan nabati pada umumnya merupakan sumber karbohidrat,
namun banyak juga yang kaya akan protein dan vitamin. Beberapa macam bahan
4
baku nabati yang biasa digunakan dalam pembuatan pakan ikan antara lain terdiri
dari :
Bahan baku limbah industri pertanian adalah bahan baku yang berasal dari
limbah pertanian baik hewani maupun nabati. Beberapa macam bahan limbah yang
sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ikan antara lain terdiri dari :
• Tepung kepala udang • Ampas tahu
• Tepung anak ayam • Bungkil kelapa
• Tepung darah • Dedak halus
• Tepung tulang • Isi perut hewan mamalia
Selain jenis bahan baku tersebut untuk melengkapi ramuan dalam pembuatan
pakan buatan biasanya diberikan beberapa bahan tambahan. Jumlah bahan
tambahan (feed additive) yaitu bahan makanan atau suatu zat yang ditambahkan
dalam komposisi pakan untuk meningkatkan kualitas dari pakan tersebut. Jumlah
5
bahan tambahan yang digunakan biasanya relatif sedikit tetapi harus ada dalam
meramu pakan buatan.
Jenis-jenis bahan tambahan antara lain terdiri dari :
• Vitamin dan mineral, vitamin dan mineral dibutuhkan dalam jumlah sedikit karena
tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh ikan Jumlah pemberian dalam pakan buatan
berkisar antara 2 – 5%. Vitamin dan mineral dijual di toko penggunaannya
sebenarnya untuk ternak tetapi dapat juga digunakan untuk ikan. Merek dagang
vitamin dan mineral tersebut antara lain adalah Aquamix, Rajamix, P fizer Premix
A, P frizer Premix B, Top Mix, Rhodiamix 273.
• Antioksidan, antioksidan adalah zat antigenik yang dapat mencegah terjadinya
oksidasi pada makanan dan bahan-bahan makanan.Penggunaan antioksidan
dalam pembuatan pakan ikan bertujuan untuk mencegah penurunan nilai nutrisi
makanan dan bahan-bahan makanan ikan serta mencegah terjadinya ketengikan
lemak atau minyak, serta untuk mencegah kerusakan vitamin yang larut dalam
lemak.
• Bahan pengikat (Binder), penambahan bahan pengikat di dalam ramuan pakan
buatan berfungsi untuk menarik air, memberikan warna yang khas dan
memperbaiki tekstur produk. Jenis bahan pengikat yang dapat digunakan antara
lain adalah : agar-agar, gelatin, tepung kanji, tepung terigu, tepung maizena,
Carboxymethy Cellulose (CMC), karageenan, asam alginat. Jumlah penggunaan
bahan pengikat ini berkisar antara 5 – 10%.
• Pigmen, adalah zat pewarna yang dapat diberikan dalam komposisi pakan buatan
yang peruntukkannya untuk pakan ikan hias. Jenis pigmen yang ada dapat
diperoleh dari bahan-bahan alami atau sintetik seperti pigmen karoten, astaxantin
dan sebagainya. Dosis pemberian pigmen dalam komposisi pakan biasanya
berkisar antara 5 – 10%.
• Antibiotik, adalah zat atau suatu jenis obat yang biasa ditambahkan dalam
komposisi pakan untuk menyembuhkan ikan yang terserang penyakit oleh bakteri.
Dengan pemberian obat dalam pakan yang berarti pengobatan dilakukan secara
oral mempermudah pembudidaya untuk menyembuhkan ikan yang sakit. Dosis
6
antibiotik yang digunakan sangat bergantung pada jenis penyakit dan ukuran ikan
yang terserang penyakit.
• Attractants adalah suatu zat perangsang yang biasa ditambahkan dalam
komposisi pakan udang/ikan laut. Seperti diketahui udang merupakan organisme
yang hidupnya di dasar dan untuk menarik perhatiannya terhadap pakan buatan
biasanya ditambahkan zat perangsang agar pakan buatan tersebut mempunyai
bau yang sangat menyengat sehingga merangsang udang/ikan laut untuk makan
pakan ikan tersebut. Beberapa jenis attractant yang biasa digunakan dari bahan
alami atau sintetis antara lain adalah terasi udang, kerang darah, glysine 2%, asam
glutamate, cacing tanah atau sukrosa.
Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk pembuatan
pakan buatan adalah :
• Mempunyai nilai gizi tinggi, dengan bahan baku yang bergizi tinggi akan diperoleh
pakan yang dapat dicerna oleh ikan dan dapat menjadi daging ikan lebih besar dari
50%.
• Tidak mengandung racun, bahan baku yang mengandung racun akan menghambat
pertumbuhan ikan dan dapat membuat ikan mati
• Sesuai dengan kebiasaan makan ikan, bahan baku yang digunakan sebaiknya
disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan dialam, hal ini dapat meningkatkan
selera makan dan daya cerna ikan.
Persyaratan sosial ekonomis yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan baku untuk
pembuatan pakan buatan adalah :
• Mudah diperoleh dan mudah diolah
• Harganya relatif murah
• Bukan merupakan makanan pokok manusia, sehingga tidak merupakan saingan.
• Sedapat mungkin memanfaatkan limbah industri pertanian
7
Tabel 2. Jenis Dan Kandungan Gizi Bahan Baku Pellet
Kandungan (gizi %)
Nama
No. Serat
Bahan Protein Lemak Karbo Abu Air
Kasar
HEWAN
1. Tepung Ikan 63,71 4,31 - 26,65 1,80 10,75
2. Tepung Udang 59,4 3,60 3,2 - - 21,60
Adapun yang dimaksud dengan antinutrisi pada suatu bahan adalah senyawa
yang digunakan untuk mempertahankan diri dari gangguan infeksi oleh jamur, bakteri,
insekta ataupun predator yang mengganggu. Jika antinutrisi pada bahan tidak
dihilangkan terlebih dahulu maka dapat mengganggu ikan yang diberi pakan yang dibuat
misalkan : gangguan penampilan seperti pertumbuhan, kesehatan, produksi, penurunan
8
dan penambahan bobot badan harian, gangguan pernapasan bahan mengakibatkan
kematian.
9
efektifitas pakan yang kita buat. Untuk bahan baku yang telah matang seperti tepung
ikan maka tidak perlu dilakukan pemasakan dengan cara dikukus.
4. Bahan baku pakan yang telah dimasak, maka akan berkurang kandungan racun dan
tingkat kecernaan yang akan meningkat ketika dikonsumsi oleh ikan selain bahan baku
menjadi steril.
5. Tahap menyiapkan bahan baku pakan selanjutnya adalah fermentasi bahan baku.
10
5) Mesin pencetak pelet
Mesin ini dapat mencetak bahan baku yang telah telah dicampur menjadi berbentuk
pellet dengan ukuran yang dapat kita atur.
6) Mesin pengering (oven)
Oven dapat membantu mengeringkan pakan ikan buatan dengan cepat sehingga
kadar air yang masih terkandung dalam pakan ikan buatan hilang. Penggunaan oven
dapat menjamin hasil yang lebih baik juka dibandingkan dengan penjemuran secara
alami dengan memanfaatkan panas matahari.
7) Mesin jahit karung
Setelah pakan ikan buatan atau pellet kering, maka sebaiknya pellet disimpan di dalam
karung dan diletakkan pada tempat yang kering, tidak lembap dan terlindung dari air.
Penyimpanan dalam karung sebaiknya ditutup rapat dengan menjahit bagian atasnya.
8) Kompor dan Panci
9) Centong besar/ spatula kayu
10) Tampah dan terpal untuk penjemuran
a
b c
e
d
11
Langkah-langkah dalam menyiapkan peralatan dalam pembuatan pakan antara lain :
12
BAB III
PROSEDUR PEMBUATAN PAKAN IKAN
13
5. Setelah bahan baku halus, langkah selanjutnya adalah penimbangan bahan baku
sesuai kebutuhan pada formulasi yang telah dibuat
7. Setelah semua bahan baku tercampur, tambahkan perekat/binder dan diaduk secara
merata hingga bahan baku menjadi lembab
14
8. Pengukusan dilakukan setelah seluruh bahan baku tercampur dengan binder.
Pengukusan dilakukan hingga seluruh bahan baku matang
9. Bahan baku didinginkan untuk dilakukan proses selanjutnya yaitu fermentasi bahan
baku pakan
10. Fermentasi dilakukan dengan menambahkan bahan baku pakan yang telah
didinginkan dengan bahan fermentan berupa probiotik dan ragi dan diaduk secara
merata dan ditempatkan pada wadah tertutup
11. Fermentasi bahan baku dilakukan 1 – 2 hari sampai terlihat perubahan tekstur dan
munculnya misellia jamur pada bahan baku pakan
12. Setelah proses fermentasi tahap selanjutnya penambahan atraktan berupa minyak
ikan dan vitamin premix sebelum pencetakan bahan baku pakan dilakukan.
Langkah no 8 sampai 12 akan dijelaskan dalam praktek
13. Pencetakan dapat langsung dilakukan pada saat adonan pakan lembab jika mesin
pencetak pakan berupa mesin cetak horizontal dengan scrue (Gilingan daging/cabe).
Sedangkan jika pencetakan digunakan mesin vertical, maka adonan bahan baku
pakan dikeringkan dahulu karena mesin vertical dapat mencetak bahan baku pakan
dalam keadaan hampir kering
15
14. Setelah dicetak tahap selanjutnya adalah pengeringan pakan ikan hasil cetak.
Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan oven atau dengan pengeringan
dibawah terik matahari. Pengeringan dilakukan hingga kadar air berkisar antara 10 –
12%
16. Simpan pakan ditempat kering dan dipasang pallet pada bagian bawahnya.
16
Daftar Pustaka
1. Wiramiharja, H. Rina, M.H. Irma,and N. Yukiyasu. 2007. Nutrisi dan bahan pakan
ikan budidaya. Fresh water aquaculture development project. Balai Budidaya Air
Tawar Jambi dan Japan International Coorpo-ration Agency.78pta
2. Irzal Efendi, (2004). Pengantar Akuakultur. Penerbit Swadaya. Jakarta
3. Sukardi Hastiono (2004). Beberapa Prinsip dan Praktek Dudidaya Ikan Kolam
Sistem 80:20. American Soybean Association.
4. Ir. M. Firdaus Sahwan, M.M. 2003. Pakan Ikan dan Udang, (Formulasi, Pembuatan
dan Analisi Ekonomi), penebar swadaya, Jakarta.
5. Oryza, O. 2010. Astaxanthin Natural Antioxidant for Neuro-protection, Vision
Enhancement and Skin Rejuvenation. Chemical Co Ltd. Japan
17