Anda di halaman 1dari 163

2019

SMK/MAK

jilid 1

Teknik
Pembesaran Komoditas
Perikanan Air Tawar

bidang keahlian Kemaritiman Agribisnis Perikanan


program keahlian Perikanan Air tawar

Reboanto
Fahmi Khoiruman
Sutopo
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

REDAKSIONAL

Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran

Penulis:
Reboanto
Fahmi Khoiruman
Sutopo

Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono

Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah

Editor:
Nur Aini Farida

Desain Sampul
Sonny Rasdianto

Layout/Editing:
Indah Mustika Ar Ruum
Apfi Anna Krismonita
Ratna Murni Asih

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR iii
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.

SMK Bisa! SMK Hebat!

iv AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PRAKATA
PRAKATA
Kurikulum yang diterapkan di SMK selalu menyesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga kurikulum senantiasa direvisi dan satuan
pendidikan diberi kesempatan untuk berperan aktif. Kurikulum yang dimaksud tidak
hanya sekadar mencakup materi pembelajaran, metode pembelajaran, strategi
pembelajaran, teknik penilaian, melainkan juga termasuk ketersediaan bahan ajar.

Kompetensi Keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar memiliki mata pelajaran


kejuruan, diantaranya Teknik Pembesaran Perikanan Air Tawar. Mata Pelajaran ini
mengarahkan para siswa agar bisa melakukan kegiatan membesarkan ikan dari ukuran
benih sampai ukuran konsumsi atau calon induk, yang penerapan pembelajarannya
meliputi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) melalui kegiatan praktik
dan Sikap mental (afektif).

Dalam buku ini dibahas tentang berbagai teknik pembesaran komoditas


perikanan air tawar, pembuatan/persiapan tempat/wadah pembesaran ikan,
teknik memelihara ikan yang meliputi menebarkan benih ikan, memberi pakan,
mengelola kualitas air, mengontrol kesehatan ikan, sampling dan panen. Dalam
kegiatan pembelajaran praktik, siswa diarahkan untuk membesarkan ikan mulai dari
menebarkan benih ikan sampai panen dan melakukan analisis usaha, secara individu
atau secara kelompok.
Semoga buku teks ini dapat menjadi salah satu acuan bagi guru dan siswa dalam
melaksanakan pembelajaran mata pelajaran teknik Pembesaran Komoditas Perikanan
Air Tawar. Saran dan kritik membangun dari pembaca sangat diharapkan, untuk
perbaikan dan penyempurnaan buku ini.

Yogyakarta, 2019

Reboanto
Fahmi Khoiruman
Sutopo

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR v
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................iv
PRAKATA............................................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ix
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU ............................................................................ x
PETA KONSEP BUKU ............................................................................................. xi
APERSEPSI .......................................................................................................... xii
BAB I TEKNIK PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN............................................ 1
A. Teknik Pembesaran Ikan Berdasarkan Sistem Pemeliharaan........................ 3
B. Teknik Pembesaran Ikan Berdasarkan Komoditas yang Dipelihara............. 3
BAB II LOKASI PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN........................................... 5
A. Macam-Macam Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan........................... 6
B. Menentukan Lokasi Pembesaran Komoditas Perikanan............................. 12
BAB III DESAIN DAN TATA LETAK WADAH PEMBESARAN KOMODITAS
PERIKANAN......................................................................................................... 15
A. Tata Letak Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan................................. 16
B. Desain Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan....................................... 16
BAB IV PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN.. 23
A. Pengolahan Tanah Dasar Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan...... 25
B. Pengapuran Dasar Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan.................. 26
C. Pemupukan Dasar Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan.................. 30
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL.................................................................... 34
BAB V PENEBARAN BENIH PADA PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN.............. 41
A. Identifikasi Benih Ikan yang Berkualitas......................................................... 44
B. Menentukan tingkat Kepadatan penebaran Benih Ikan.............................. 46
C. Prosedur Penebaran Benih Ikan........................................................................ 47
D. Sortasi dan Grading Benih Ikan......................................................................... 51
E. Pengangkutan Benih Ikan................................................................................... 53
BAB VI PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA PEMBESARAN KOMODITAS
PERIKANAN......................................................................................................... 59
A. Pengelolaan Kualitas Air Pada Pembesaran Komoditas Perikanan.......... 60

vi AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

DAFTAR ISI

BAB VII PEMBERIAN PAKAN IKAN.......................................................................100


A. Sifat dan Kebiasaan Makan Ikan .................................................................... 101
B. Jenis dan Ukuran Pakan ................................................................................... 104
C. Penentuan Jumlah Pemberian Pakan Ikan................................................... 108
D. Teknik Pemberian Pakan Sesuai dengan Kebutuhan dan Tingkah
Laku Komoditas.................................................................................................. 108
E. Feeding Time....................................................................................................... 110
F. Feeding behaviour............................................................................................. 110
G. Feeding Habits.................................................................................................... 110
H. Feeding Frekuensi ............................................................................................ 111
I. Feeding rate........................................................................................................ 111
BAB VIII PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN..........................................113
A. Pencegahan Hama dan Penyakit Ikan............................................................ 114
B. Pemberantasan Penyakit.................................................................................. 116
C. Prosedur Pemeriksaan Ikan Sakit................................................................... 123
BAB IX SAMPLING..............................................................................................127
A. Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  pertumbuhan  ikan............................. 128
B. Teknik  Sampling  Pertumbuhan  Ikan.............................................................. 130
C. Laju Pertumbuhan harian dan Laju Pertumbuhan Mutlak........................ 130
D. Survival Rate (SR) atau Sintasan atau Kelangsungan Hidup.................... 131
BAB X PANEN.....................................................................................................133
A. Menentukan  Ukuran  Ikan  yang  Akan  Dipanen............................................ 134
B. Ukuran  ikan  ditentukan  permintaan  pasar................................................... 134
C. Melakukan  Pemanenan..................................................................................... 135
D. Penanganan  Hasil  Panen.................................................................................. 137
E. Menghitung  Hasil  Produksi  Ikan  yang  Dipanen.......................................... 138
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP..................................................................140
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................147
GLOSARIUM.......................................................................................................148
BIODATA PENULIS..............................................................................................149

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR vii
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Ikan dalam kolam pemeliharaan.................................................................... 2


Gambar 1.2 Pemeliharaan Ikan bersama ayam (longyam).............................................. 4
Gambar 1.3 Memelihara Ikan bersama kambing (longmbing)...................................... 4
Gambar 1.4 Memelihara Ikan bersama padi (Minapadi).................................................. 4
Gambar 2.1 Kolam Hias/kolam taman................................................................................. 6
Gambar 2.2 Tambak.................................................................................................................. 6
Gambar 2.3 Kolam....................................................................................................................7
Gambar 2.4 Pemeliharaan ikan di sawah sistem Minapadi............................................ 8
Gambar 2.5 Bak Fiberglass..................................................................................................... 9
Gambar 2.6 Akuarium..............................................................................................................9
Gambar 2.7 Karamba............................................................................................................... 9
Gambar 2.8 Kandang/ Pen Culture.................................................................................... 10
Gambar 2.9 Jaring Apung.................................................................................................... 10
Gambar 2.10 Gorong-gorong untuk wadah pembesaran ikan.................................... 11
Gambar 2.11 Parit Kolektif untuk memelihara ikan...................................................... 11
Gambar 3.1 Tata Letak Kolam............................................................................................. 16
Gambar 3.2 Kolam Pembesaran ikan................................................................................ 17
Gambar 3.3 Kolam Sistem Pengairan Paralel dan Seri.................................................. 18
Gambar 3.4 Pintu Air Kolam................................................................................................ 20
Gambar 3.5 Kemalir di dasar kolam.................................................................................. 22
Gambar 7.1 Ikan Herbivora ............................................................................................... 101
Gambar 7.2 Ikan Carnivora................................................................................................ 102
Gambar 7.3 Ikan Omnivora................................................................................................ 103
Gambar 7.4 Ikan Plankton Feeder.................................................................................... 103
Gambar 7.5 Phytoplankton............................................................................................... 104
Gambar 7.6 Zooplankton.......................................................................................................... 105
Gambar 7.7 Pakan Buatan.................................................................................................. 106
Gambar 8.1 Ichthiophthirius multifillis..................................................................117
Gambar 8.2 Myxobolus sp.................................................................................. 118
Gambar 8.3 Trichodina sp.................................................................................. 118
Gambar 8.4 Oodinium ........................................................................................................ 118
Gambar 8.5 Branchiomyces sp. .......................................................................................... 119
Gambar 8.6 Argulus............................................................................................................. 120
Gambar 8.7 Lernea.............................................................................................................. 120
Gambar 8.8 Dactylogirus......................................................................................................121
Gambar 8.9 Gyrodactylus......................................................................................................121
Gambar 8.10 Aeromonas.......................................................................................................122
Gambar 10.1 Panen Ikan di Kolam................................................................................... 135
Gambar 10.2 Panen Ikan di jaring Apung....................................................................... 136
Gambar 10.3 Panen Ikan di akuarium............................................................................. 136

viii AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

DAFTAR TABEL

Tabel 6.1 Pengaruh pH terhadap komunitas biologi perairan.................................... 76


Tabel 6.2 Hubungan antara pH air dan kehidupan ikan budidaya............................. 77
Tabel 6.3 Kelarutan oksigen pada suhu berbeda........................................................... 79
Tabel 6.4 Pengaruh suhu terhadapkelarutan karbondioksida diperairan alami..... 81
Tabel 6.5 Jumlah Nitrogen Organik dalam air................................................................. 84
Tabel 6.6 Klasifikasi perairan berdasarkan nilai kesadahan ....................................... 85
Tabel 6.7 Konversi tingkat kesadahan dengan kadar CaCO3 dan tingkat
kekerasan perairan............................................................................................. 85
Tabel 6.8 Kation dan anion utama pada perairan tawar dan laut............................... 87
Tabel 6.9 Plankton berdasarkan perbedaan ukuran...................................................... 93

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR ix
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PETUNJUK
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU
PENGGUNAAN BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Teknik Pembesaran Komoditas Perikanan
Air Tawar yang diharapkan dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya
buku ini, disarankan mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam
buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum
benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Akhir Bab. Jika anda
belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk
mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila anda masih mengalami
kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan
teman atau guru anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebuut adalah:

Digunakan untuk memberikan gambaran soal yang akan


Contoh Soal
ditanyakan dan cara menyelesaikannya.
Lembar acuan yang digunakan untuk melatih keterampilan
Praktikum
peserta didik sesuai kompetensi keahlianya.
Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menambah
sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link sumber belajar
Jelajah Internet
dan QR code yang dapat diakses melalui QR code scanner yang
terdapat pada smartphone.
Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
Cakrawala
dengan ilmu yang sedang dipelajari.
Kegiatan yang bertujan untuk melatih peserta didik dalam
Tugas Mandiri
memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu.
Rangkuman Berisi ringkasan pokok materi dalam satu bab.
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang
Penilaian Akhir Bab
sudah dicapai peserta didik setelah mempelajari satu bab.
Digunakan untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik
Penilaian Akhir Semester
setelah mempelajari materi dalam satu semester.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun guru
Refleksi di akhir kegiatan pembelajaran guna mengevaluasi kegiatan
belajar mengajar.

x AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PETA KONSEP
BUKU

TEKNIK PEMBESARAN KOMODITAS


PERIKANAN AIR TAWAR

SEMESTER GASAL SEMESTER GENAP

BAB I TEKNIK PEMBESARAN


BAB V PENEBARAN BENIH PADA
KOMODITAS PERIKANAN RAMAH
PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN
LINGKUNGAN

BAB VI PENELOLAAN KUALITAS AIR


BAB II LOKASI PEMBESARAN
PADA PEMBESARAN KOMODITAS
KOMODITAS PERIKANAN PERIKANAN

BAB III DESAIN DAN TATA LETAK


WADAH PEMBESARAN KOMODITAS BAB VII PEMBERIAN PAKAN IKAN
PERIKANAN

BAB IV PERSIAPAN WADAH DAN


BAB VIII PENGENDALIAN HAMA DAN
MEDIA PEMBESARAN KOMODITAS
PENYAKIT IKAN
PERIKANAN

BAB IX SAMPLING

BAB X PEMANENAN

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR xi
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

APERSEPSI

Pemenuhan kebutuhan manusia akan sumber protein diperoleh dari hewan


ternak dan ikan. Ketersediaan protein ikan tergantung dari sumber daya alam yang
berupa perairan, negara Indonesia 70 % merupakan wilayah perairan, yang berupa
laut, sungai, danau, waduk, rawa-rawa, termasuk kolam/tambak. Ikan diperoleh dari
hasil tangkapan di perairan umum (laut, sungai, waduk, danau atau rawa-rawa) oleh
para nelayan. Ikan juga bisa diperoleh dari hasil kegiatan pembesaran ikan.

Berdasarkan habitatnya, ikan dikelompokkan menjadi ikan air laut, ikan air
payau dan ikan air tawar. Ikan air tawar adalah ikan yang hidup dan berkembang di air
tawar dengan kadar garam (salinitas) 0-5 ppt. Contoh komoditas ikan air tawar yang
memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan lele dumbo, ikan gurami, ikan Nila, ikan
Patin, ikan Bawal, ikan Mas dll. Kegiatan pembesaran ikan menjadi hal yang penting,
karena untuk memenuhi kebutuhan manusia akan protein yang selalu meningkat
dari tahun ke tahun, dan tidak bisa hanya mengandalkan ikan hasil tangkapan para
nelayan serta ketersediaan ikan di perairan umum semakin sedikit karena adanya
penangkapan yang terus menerus.

Kegiatan pembesaran komoditas ikan air tawar harus memperhatikan hal-hal


berikut :

1. Wadah yang baik dalam desain maupun tata letaknya agar mudah dalam
pengelolaannya.
2. Wadah dan media harus dipersiapkan, agar air sebagai media memiliki kualitas
yang cocok untuk pertumbuhan ikan.
3. Benih yang ditebarkan harus memiliki kualitas yang baik dan padat tebar yang
sesuai dengan sistem pemeliharaan yang diterapkan.
4. Kualitas air harus senantiasa dikontrol secara periodik, untuk memastikan air
yang di kolam tetap memiliki kualitas yang baik.
5. Ikan diberi pakan yang berkualitas dan jumlah yang cukup agar ikan cepat
pertumbuhannya.
6. Keberadaan hama dan penyakit ikan harus selalu dipantau (dicegah/ dilakukan
pengobatan terhadap ikan yang sakit).
7. Pertumbuhan ikan harus selalu dipantau dengan kegiatan sampling, untuk
melakukan evaluasi kegiatan.
8. Menjelang panen, harus mencari peluang-peluang pasar, agar pemasaran hasil
dapat sukses.

xii AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

BAB
TEKNIK PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN
I
BAB I TEKNIK PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mempelajari materi teknik pembesaran komoditas perikanan, peserta


didik dapat memahami pengertian dan mengidentifikasi teknik pembesaran
komoditas perikanan berdasar sistem pemeliharaan ikan dengan benar.
2. Setelah mempelajari materi teknik pembesaran komoditas perikanan, peserta
didik dapat memahami pengertian dan mengidentifikasi teknik pembesaran
komoditas perikanan berdasarkan komoditas yang dipelihara secara benar.
3. Setelah mempelajari materi teknik pembesaran komoditas perikanan, peserta
didik dapat memahami pengertian dan mengidentifikasi teknik pembesaran
komoditas perikanan berdasarkan wadah budidaya dengan benar.

PETA KONSEP

TEKNIK PEMBESARAN IKAN

Berdasarkan Berdasarkan
Komoditas Yang Berdasarkan Wadah
Sistem
Dipelihara Budidaya
Pemeliharaan

KATA KUNCI

Intensif, Polikultur, Aklimatisasi, Feeding Rate

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 1
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENDAHULUAN

Kegiatan Pembesaran Komoditas Perikanan adalah kegiatan memelihara/


membesarkan ikan dari ukuran benih sampai ukuran konsumsi atau calon induk
pada suatu wadah selama kurun waktu tertentu. Kegiatan pembesaran ikan dapat
dilakukan di berbagai wadah pembesaran dengan menerapkan sistem atau teknologi
sesuai dengan kondisi masing-masing.

Gambar 1.1 Ikan dalam kolam pemeliharaan


Sumber : Dokumen pribadi

Perikanan pada dasarnya dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan besar, yaitu :


1. Penangkapan ikan, yaitu kegiatan menangkap, mengumpulkan dan memanfaatkan
hasil sumber hayati perairan umum, untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
2. Budidaya perikanan, yaitu kegiatan memelihara dan mengembangbiakkan
sumber hayati perairan untuk kesejahteraan manusia.
Budidaya perikanan pada prinsipnya terbagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama,
yaitu pembenihan ikan/pengembangbiakan ikan dan pembesaran ikan. Pembenihan
atau pengembangbiakan ikan adalah kegiatan memperbanyak ikan, yang terdiri dari
seleksi induk ikan yang akan dipijahkan, persiapan wadah dan sarana, memijahkan,
menetaskan telur, memelihara larva sampai memelihara benih sampai menghasilkan
benih ikan yang siap untuk dibesarkan sesuai ukuran benih yang diinginkan.
Pembesaran ikan adalah kegiatan memelihara ikan dari ukuran benih sampai ukuran
konsumsi/calon induk pada berbagai wadah pemeliharaan, dalam kurun waktu
tertentu, dengan menerapkan teknik pemeliharaan yang sesuai dengan kondisi.
Kegiatan pembenihan ikan dan pembesaran ikan dapat berjalan dengan baik
karena didukung oleh kegiatan industri hulu dan industri hilir. Kegiatan industri hulu
adalah kegiatan/industri yang menyiapkan segala sarana produksi untuk pembenihan
ikan dan pembesaran ikan, misalnya penyediaan pakan ikan, pupuk, peralatan yang
relevan. Sedangkan kegiatan industri hilir adalah kegiatan/ industri yang mengelola/
mengolah hasil dari kegiatan pembenihan dan pembesaran ikan. Hasil yang berupa
ikan diolah menjadi berbagai bahan olahan dan bahan industri.

2 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

A. Teknik Pembesaran Ikan Berdasarkan Sistem Pemeliharaan


Sistem pemeliharaan ikan merupakan rangkaian ilmu pengetahuan dan teknologi
yang diterapkan untuk memelihara/membesarkan ikan agar memperoleh hasil
tertentu. Dalam hal ini dikenal ada 3 (tiga) sistem pemeliharaan, yaitu :
1. Sistem Konvensional/ Tradisional.
Sistem konvensional/ tradisional dalam penerapan pembesaran ikan, adalah
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang paling rendah/tradisional
dalam pembesaran ikan. Karakter dari sistem konvensional/ tradisional
adalah :
a. Kolam yang digunakan relatif luas.
b. Padat penebaran ikan relatif rendah
c. Mengandalkan pakan alami.
d. Penerapan teknologi relatif rendah.
e. Hasil rendah.
2. Sistem Semi Intensif.
Sistem pemeliharaan ikan secara semi intensif merupakan sistem transisi.
3. Sistem Intensif
Pada sistem pemeliharaan ikan secara intensif, ini sudah banyak menggunakan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Karakter pemeliharaan/pembesaran ikan
secara intensif sebagai berikut :
a. Padat penebaran tinggi.
b. Dilakukan pengelolaan kualitas air,
c. Pakan ikan disediakan dari luar.
d. Pengendalian hama penyakit dilakukan.
e. Hasil yang diperoleh tinggi.
B. Teknik Pembesaran Ikan Berdasarkan Komoditas yang Dipelihara
Pada kegiatan pembesaran ikan adakalanya dipelihara satu jenis atau beberapa
jenis dalam satu wadah dan dalam satu waktu, dalam hal ini dikelompokkan
menjadi:
1. Pembesaran ikan secara monosek kultur
Membesarkan ikan dalam suatu wadah terdiri dari satu jenis kelamin dari
satu jenis ikan. Sistem ini dilakukan mengingat kalau jenis ikan tersebut
dipelihara bersama-sama dalam satu wadah kurang menguntungkan. Jenis
ikan yang biasa dipelihara secara monosek kultur misalnya ikan Nila ( Tilapia
niloticus ). Ikan Nila memiliki sifat lebih cepat dewasa dan sering melakukan
pemijahan liar, sehingga apabila ikan Nila ini sudah dewasa dalam satu wadah
pembesaran, akan terganggu proses pertumbuhannya karena lebih mengarah
kepada memijah secara liar.
2. Pembesaran ikan Secara Monokultur
Pembesaran ikan secara monokultur yaitu memelihara satu jenis ikan dalam
satu wadah dalam suatu waktu. Misalnya memelihara ikan lele dumbo dalam
suatu wadah/kolam.
3. Pembesaran Ikan Secara Polikultur
Pembesaran Ikan secara polikultur adalah memelihara 2 atau lebih jenis ikan
dalam satu wadah dalam kurun waktu tertentu. Misalnya memelihara ikan

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 3
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Nila dan ikan Mas bersama-sama dalam satu kolam.


4. Pembesaran Ikan secara Terpadu
Pembesaran Ikan secara Terpadu adalah memelihara ikan bersama dengan
komoditas lain. Misal : memelihara ikan bersama tanaman padi (mina
padi), memelihara ikan bersama ayam (longyam), Memelihara ikan bersama
kambing (longmbing).

Gambar 1.2 Pemeliharaan Ikan bersama ayam (longyam)


Sumber : Dokumen pribadi

Gambar 1.3 Memelihara Ikan bersama kambing (longmbing)


Sumber : Dokumentasi pribadi

Gambar 1.4. Memelihara Ikan bersama padi (Minapadi)

4 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

BAB
LOKASI PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN
II
BAB II LOKASI PEMBESARAN KOMODITAS
PERIKANAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mempelajari materi lokasi pembesaran komoditas perikanan, peserta


didik memahami lokasi pembesaran komoditas perikanan secara teliti dan
cermat.
2. Setelah mempelajari materi lokasi pembesaran komoditas perikanan, peserta
didik dapat mengomunikasikan lokasi pembesaran komoditas perikanan,
secara tepat.
3. Setelah mempelajari materi lokasi pembesaran komoditas perikanan, peserta
didik dapat mengomunikasikan macam-macam wadah pembesaran komoditas
perikanan secara rinci dan penuh tanggung jawab.

PETA KONSEP

Macam-Macam Wadah
Pembesaran Komoditas
Pembesaran Komoditas
Perikanan
Perikanan

Menentukan Lokasi Wadah


Pembesaran Komoditas
Perikanan

KATA KUNCI

Pembesaran komoditas perikanan, wadah pembesaran, lokasi wadah pembesaran.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 5
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

A. Macam-Macam Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan


Tempat membesarkan komoditas perikanan biasa disebut wadah pembesaran.
Istilah wadah lebih sering digunakan karena kata wadah memberikan image
tempat yang cekung dapat menggenangkan air, di dalam air yang menggenang
di wadah yang cekung itulah ikan bisa dibesarkan. Terkait jenis wadah yang
digunakan dalam sistem budidaya ikan, dikenal ada 2 kelompok, yaitu :
1. Land-Based aquaculture, memelihara ikan di wadah yang berada di wilayah
daratan, misal kolam, tambak, akuarium.
2. Water-Based Aquaculture, memelihara ikan di wadah yang berada di wilayah
perairan, misal karamba, jaring apung.
Macam-macam wadah pembesaran komoditas perikanan, adalah :Kolam, Sawah,
bak semen, bak plastik /orchid, bak fiberglass, akuarium, karamba, kandang
(penculture).
1. Kolam
Kolam ikan adalah genangan air yang terbatas, sengaja dibuat manusia
untuk memelihara ikan. Kolam sering digunakan untuk genangan air
tawar, sedangkan genangan air payau sering disebut tambak. Berdasarkan
peruntukannya, kolam dikelompokkan menjadi kolam hias/kolam taman dan
kolam budidaya. Kolam hias/kolam taman adalah kolam yang dbuat untuk
memelihara/memajang ikan dalam sebuah taman.

Gambar 2.1. Kolam Hias/kolam taman.


(Sumber : Dokumen pribadi).

Kolam Budidaya adalah kolam yang diperuntukkan memelihara/budidaya


ikan baik pembenihan ataupun pembesaran.

Gambar 2.2. Tambak.


(Sumber : Dokumen pribadi)

6 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.3. Kolam


(Sumber : Dokumen pribadi).

Kolam berdasarkan kegunaannya, dibedakan menjadi 7, yaitu :


a. Kolam Induk, yaitu kolam yang digunakan untuk memelihara induk ikan.
Induk jantan dan betina harus terpisah.
b. Kolam pemijahan, yaitu kolam yang digunakan untuk memijahkan induk
ikan.
c. Kolam penetasan yaitu kolam yang digunakan untuk menetaskan telur
ikan hasil pemijahan.
d. Kolam pendederan, yaitu kolam yang digunakan untuk memelihara larva
ikan menjadi ikan ukuran benih.
e. Kolam Pembesaran, yaitu kolam yang digunakan untuk membesarkan
ikan.
f. Kolam pengendapan lumpur, yaitu kolam yang digunakan untuk
mengendapkan partikel lumpur sebelum air dimasukkan ke kolam
pemeliharaan.
g. Kolam pemberokan, yaitu kolam yang digunakan untuk memberok induk
iakn sebelum dipijahkan atau ikan konsumsi sebelum dipasarkan.
Kolam berdasarkan sistem pengairannya, dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Kolam Seri, yaitu air dimasukkan ke dalam kolam A, dimanfaatkan untuk
memelihara ikan di kolam A, air buangannya dimasukkan ke dalam kolam
B, air buangan dari kolam B, dimasukkan ke dalam kolam C dan seterusnya.
Kolam jenis ini relatif hemat air, namun pengelolaannya relatif lebih sulit.
b. Kolam Paralel, yaitu air dimasukkan ke dalam kolam A, untuk pemeliharaan
ikan di kolam A, air buangannya dibuang keluar dan tidak dimanfaatkan
di kolam yang lain. Kolam ini relatif boros air, namun lebih mudah
mengelolanya.

2. Sawah sebagai wadah pembesaran komoditas perikanan.


Sawah yang biasa ditanami padi, juga bisa digunakan sebagai wadah
pembesaran ikan. Pemeliharaan ikan di sawah dapat berupa mina padi, sistem
penyelang dan sistem palawija.
Sistem mina pada adalah memelihara ikan bersamaaan dengan pemeliharaan
tanaman padi, pada pinggir petakan sawah dibuat kemalir keliling yang
berfungsi sebagai tempat yang lebih banyak (dalam) airnya, sehingga ketika
AGRIBISNIS PERIKANAN AIR
TAWAR 7
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

tanaman padi membutuhkan air yang sedikit, di kemalir ikan akan berlindung.
Pemeliharaan ikan di sawah sistem penyelang adalah memelihara ikan
di sawah bersamaan dengan menunggu umur bibit siap untuk ditanam di
petakan sawah, lama pemeliharaan ikan sistem penyelang kurang lebih 20-
30 hari, pada saat ini petakan sawah belum ada tanaman padinya,sehingga
petakan sawah digenangi air untuk memelihara ikan.
Pemeliharaan ikan di sawah sistem palawija yaitu memelihara ikan di sawah
selama satu musim tanaman padi, pada saat ini petakan sawah tidak ditanami
padi, melainkan digunakan untuk memelihara ikan satu musim penuh. Pada
saat ini di daerah lain sawah ditanami palawija terutama di daerah yang kurang
tersedia air, tetapi di daerah yang banyak air, maka tidak ditanami palawija,
melainkan digunakan untuk memelihara ikan.

Gambar 2.4. Pemeliharaan ikan di sawah sistem Minapadi

3. Bak Semen untuk pembesaran ikan


Bak semen diartikan sebagai wadah pembesaran ikan yang dibangun di
atas permukaan tanah, artinya tanahnya tidak dikeduk/tidak diangkat. Karena
menggunakan semen, maka bak ini tidak bisa dipindah-pindah.
4. Bak Orchid/Bak plastik
Prinsipnya sama dengan bak semen, hanya bahan yang dipakai berupa
plasti, bukan semen, sehingga bak jenis ini dapat dipindah.
5. Bak Fiberglas
Sama halnya dengan bak semen/bak plastik, dibangun di atas permukaan
tanah, hanya bak fiber dibuat dari bahan kimia resin, katalis dan serat kaca.
Bak fiberglas dapt dipindah-pindah.

8 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.5. Bak Fiberglass.


(Sumber : Dokumen Pribadi)

6. Akuarium
Akuarium juga dapat digunakan untuk membesarkan ikan, disamping untuk
memajang ikan hias, karena ukuran akuarium juga sangat beragam, ada yang
kecil tetapi juga bisa dibuat besar.

Gambar 2.6. Akuarium


(Sumber : Dokumen Pribadi)

7. Karamba
Karamba adalah wadah untuk membesarkan ikan yang dipasang di perairan
umum (sungai, parit atau danau), karamba terbuat dari bambu.

Gambar 2.7. Karamba

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 9
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

8. Kandang (penculture)
Kandang/pen culture yaitu wadah pembesaran ikan yang dibuat dengan
jaring dan dibuat pada perairan umum, dengan cara menancapkan di dasar
perairan dan jaring membatasi wadah kandang dengan perairan di luarnya.

Gambar 2.8. Kandang/ Pen Culture

9. Jaring Apung
Jaring apung adalah wadah pembesaran ikan yang dipasang di perairan
umum yang dalam, jaring dibuat terapung di permukaan air.

Gambar 2.9. Jaring Apung

10. Gorong-gorong
Gorong-gorong yang biasa digunakan untuk saluran air pun dapat /biasa
digunakan untuk wadah pembesaran ikan, dengan cara lubang gorong-gorong
dihadapkan ke atas dan ke bawah, lubang yang di tanah ditutup sehingga
dapat menampung air dan digunakan untuk memelihara ikan.

10 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.10. Gorong-gorong untuk wadah pembesaran ikan.

11. Parit Kolektif


Parit atau saluran air irigasi dapat juga digunakan sebagai wadah pembesran
ikan.
Fungsi utama parit adalah untuk menyalurkan air irigasi dari waduk/embng air
menuju lokasi persawahan, tentu bentuknya memanjang sesuai dengan jarak
waduk ke areal sawah. Pada daerah waduk yang terisi air sepanjang tahun,
maka parit juga terisi air sepanjang tahun. Karena adanya air yang mengalir
dan menggenang, maka di tempat tersebut bisa digunakan untuk memelihara
ikan. Untuk menjaga keamanan, maka parit yang panjang dibagi-bagi sejumlah
warga yang menghendaki untuk memelihara ikan bersama dalam parit, batas
kepemilikan parit untuk pembesaran ikan bisa dibuat dengan saringan.

Gambar 2.11. Parit Kolektif untuk memelihara ikan


( Sumber : Dokumen Pribadi)

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 11
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

B. Menentukan Lokasi Pembesaran Komoditas Perikanan


Dalam menentukan lokasi pembesaran komoditas perikanan, harus memperhatikan
4 (empat) aspek, yaitu aspek sosial ekonomi, aspek sosial budaya, aspek hukum
dan aspek teknis.
1. Aspek Sosial Ekonomi
Aspek sosial ekonomi adalah aspek yang terkait dengan persoalan
untung dan rugi dari usaha yang dijalankan, baik untung rugi persoalan
hubungan dengan orang-orang di sekitar maupun persoalan keuangan.
Kegiatan pembesaran ikan harus dapat memberi keuntungan kepada
masyarakat sekitar lokasi usaha, misal direkruit sebagai tenaga kerja. Jangan
sampai sebaliknya, masyarakat merasa rugi atau terganggu oleh usaha
yang dijalankan, akhirnya masyarakat sekitar tidak menyukai ada usaha
pembesaran ikan di sekitarnya, akhirnya masyarakat bisa mengganggu usaha
yang dijalankan.
Usaha pembesaran ikan juga harus dapat memberikan keuntungan
kepada pengelolanya. Untuk bisa menjalankan usaha sekaligus mendapatkan
keuntungan, maka lokasi usaha harus mudah akses dalam memasukkan
faktor produksi (bahan bangunan, pakan dll) dan juga mudah akses dalam
memasarkan hasil pembesaran, berupa ikan.
2. Aspek Sosial Budaya
Setiap daerah, masyarakat memiliki budaya yang berbeda-beda,
namun diantaranya terdapat kesamaan dalam beberapa hal, misal budaya
masyarakat dalam menempatkan suatu objek lokasi yang dikeramatkan
atau dianggap keramat, misal ada pohon besar atau sumur tua atau makam
seseorang. Terkait dengan budaya tersebut, masyarakt memiliki tradisi
merasa memiliki objek tersebut walaupun objek tidak berada di dalam lahan
mereka, dan masyarakat suatu ketika melakukan ritual di objek tersebut.
Nah apabila di lahan ada objek/lokasi yang dikeramatkan oleh warga, maka
sebaiknya lebih berhati-hati dalam menentukan kebijakan terhadap objek
tersebut. Kalau objek tersebut dirombak menjadi kolam, maka sangat mungkin
ada perlawanan dari masyarakat, bahkan misal setelah objek itu dirombak
menjadi kolam, dan warga menghadapi kondisi yang tidak enak, maka warga
bisa menyalahkan pemilik kolam, bahkan memusuhi.
3. Aspek Hukum
Aspek ini mengarahkan kepada pemilik lahan, terkait hak kepemilikan
lahan, pastikan bahwa lahan yang akan dibangun kolam bukan merupakan
lahan sengketa, pastikan hak kepemilikannya jelas, hak milik atau hak sewa
atau hak yang lain selama periode waktu tertentu.
Aspek hukum juga mengingatkan kepada pemilik lahan, bahwa
pada lahan tersebut dalam jangka waktu tertentu tidak ada pengembangan
wilayah/institusi/bisnis yang ada di sekitar lahan, sehingga tidak akan timbul
gangguan tertentu pada saat kegiatan mulai menunjukkan keberhasilan,
berupa gugatan dari pihak lain atau penggusuran.
4. Aspek Teknis
Aspek teknis adalah aspek yang langsung terkait dengan persoalan
teknis pembesaran ikan di lapangan, meliputi teknis pembuatan kolam, teknis

12 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

pemeliharaan ikan sampai teknis pemasaran hasil.


Untuk bisa membuat kolam yang baik, maka perlu memperhatikan
beberapa hal, diantaranya faktor tanah, air, dan kondisi udara.
a. Tanah
Terdapat 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi
untuk kolam terkait dengan tanah, yaitu kemiringan tanah, ketinggian dari
permukaan air laut dan tekstur tanah.
Lahan dipilih yang memiliki kemiringan antara 5 – 10 %. Dengan
kemiringan lahan tersebut, maka dalam mengelola kolam bisa lebih mudah,
misal dalam memasukkan dan menguras air kolam, cukup mengandalkan
unsur kemiringan lahan, sehingga tidak memerlukan pompa, otomatis
bisa menghemat biaya.
Tekstur tanah adalah perbandingan fraksi-fraksi penyusun tanah, ada
tanah berpasir, tanah lempung, tanah liat. Tekstur tanah menjadi sangat
penting diperhatikan dalam menentukan lokasi kolam. Karena tekstur
tanah ini akan berpengaruh kepada kolam bisa menggenangkan air atau
tidak. Air merupakan unsur utama dalam kehidupan ikan, maka kolam
yang dibuat harus mampu menggenangkan air, tempat hidup ikan, tanpa
air tidak akan ada pemeliharaan ikan. Agar air bisa tergenang, maka tekstur
tanah yang menentukan. Tekstur tanah yang dapat menggenangkan air
adalah tekstur lempung/liat, dengan fraksi pasir yang sedikit. Memang
untuk bisa menggenangkan air bisa menggunakan semen atau plastik,
berarti menambah biaya yang harus dikeluarkan.
b. Air
Bagi ikan, air bukan sekedar untuk minum, tetapi air merupakan tempat
hidup ikan. Ikan melaksanakan seluruh aktivitasnya di dalam air, makan,
minum, memijah, bertelur, menetas, membuang kotoran dll. Maka air
harus diperhatikan dalam 2 (dua) hal, yaitu kuantitas (jumlah,volume,
debit air) dan kualitasnya (mutu air). Kualitas air harus meliputi 3
parameter, yaitu parameter fisika, parameter kimia dan parameter biologi.
Dalam memperhatikan aspek air, maka harus memperhatikan sumber air.
Sumber air yang dapat digunakan untuk dialirkan ke dalam lokasi kolam
berupa : air tanah dan air permukaan.
Air tanah yaitu air yang keluar dari dalam tanah, bisa berbentuk sumur
atau air dari mata air. Air tanah ini memiliki sifat, dalam hal kuantitas,
lebih kontinyu, bisa tersdia sepanjang tahun.Air tanah juga memiliki sifat
dalam hal kualitas, relatif bebas dari pencemaran, namun biasanya miskin
unsur hara.
Air permukaan adalah air yang menggenang atau mengalir di atas
permukaan tanah, berupa air waduk/ rawa, danau atau air laut, sungai.
Air jenis ini biasanya mengandung unsur hara yang diperlukan oleh
phytoplankton, tetapi kadang juga mengandung bahan pencemar.
Ketersediaannya tergantung musim.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 13
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

c. Ketinggian Tempat dari Permukaan Air Laut


Ketinggian dari permukaan air laut, hal ini akan berpengaruh terhadap
suhu udara daerah tersebut, semakin tinggi dari permukaan air laut
maka suhu udara semakin dingin. Ikan merupakan binatang yang
bersifat Poikilothermal atau suhu badan ikan hampir sama dengan suhu
lingkungannya. Hal ini memeiliki konskwensi, pada air yang suhunya
ideal, maka ikan lebih cepat tumbuh, karena proses pencernaannya lebih
cepat. Sebaliknya ikan yang hidup pada daerah yang suhunya lebih
dingin, maka pertumbuhan ikan lebih lambat, karena proses pencernaan
makanan lebih lambat. Ketinggian daerah yang ideal untuk pertumbuhan
ikan berkisar antara 0 – 600 meter DPL.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Sebutkan dan jelaskan 10 macam wadah untuk pembesaran ikan!
2. Jelaskan 4 aspek yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi kolam
pembesaran ikan!

14 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

DESAIN DAN TATA LETAK WADAH PEMBESARAN BAB


KOMODITAS PERIKANAN III
BAB III DESAIN DAN TATA LETAK WADAH PEMBESA-
RAN KOMODITAS PERIKANAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mempelajari materi tata letak wadah pembesaran komoditas


perikanan, peserta didik memahami tata letak wadah pembesaran komoditas
perikanan secara teliti dan cermat.
2. Setelah mempelajari materi desain wadah pembesaran komoditas perikanan ,
peserta didik dapat mengkomunikasikan desan wadah pembesaran komoditas
perikanan, secara tepat.

PETA KONSEP

Tata Letak Wadah


Wadah Pembesaran
Pembesaran Komoditas
Komoditas Perikanan
Perikanan

Desain Wadah Pembesaran


Komoditas Perikanan

KATA KUNCI

Desain wadah pembesaran, tata letak wadah pembesaran

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 15
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

A. Tata Letak Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan


Setelah lahan untuk perkolaman sudah ditentukan, maka sangat penting
merencakan tata letak kolam yang akan dibangun. Tata letak kolam akan sangat
menentukan efektivitas dan efisiensi dalam mengelola kolam. Secara umum
di dalam komplek perkolaman ikan air tawar, terdapat bangunan budidaya dan
bangunan pendukung.
1. Bangunan budidaya
Bangunan budidaya yang terdiri atas petakan-petakan kolam
yang ukuran dan fungsinya dapat berbeda-beda. Petakan-petakan kolam
dihubungkan oleh jaringan irigasi, yang meliputi saluran air masuk dan keluar,
pintu air masuk dan pintu pembuangan air.
2. Bangunan pendukung
Bangunan pendukung meliputi gudang untuk pakan, pupuk dan alat-
alat, rumah penjaga, tempat genset, jembatan, pagar dan lain-lain.
Tata letak setiap bangunan budidaya dan bangunan pendukung
diatur agar dapat efisien sesuai dengan topografi lahan, kebutuhan teknik
pengelolaan serta seni tata ruang. Dengan demikian lahan usaha budidaya
ikan disamping sebagai tempat produksi yang tidak terlalu eksklusif, juga
dapat dinikmati keindahannya. Berikut salah satu contoh tata letak komplek
perkolaman ikan air tawar.

Gambar 3.1. Tata Letak Kolam


(Sumber : https://perikanan38.blogspot.com/2018/05/trik-cara-budidaya-ikan-yang-baik.htm)

B. Desain Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan


Wadah pembesaran ikan yang paling banyak digunakan adalah kolam,
diantara jenis wadah pembesaran ikan yang lainnya. Biasanya kolam dibangun
di areal yang sudah dipilih dan dibangun tidak hanya satu atau dua petakan,
melainkan banyak petakan, sehingga membentuk komplek perkolaman.

16 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Desain kolam atau konstruksi kolam akan sangat menentukan mudah atau
sulitnya dalam pengelolaaan selanjutnya, akan sangat menentukan besarnya
biaya yang dikeluarkan dalam mengelola. Desain atau konstruksi kolam adalah
membuat kolam, dengan berbagai macam komponen yang harus ada dalam suatu
kolam, sehingga kolam yang dibuat akan dapat memudahkan dalam mengelola.
Komponen yang harus ada dalam sebuah kolam adalah : Saluran air masuk, saluran
air keluar, pintu air masuk kolam,pintu keluar air kolam, pematang, kolam, dasar/
pelataran kolam, caren/ kemalir, bak panen.

Gambar 3.2. Kolam Pembesaran ikan


(https://www.ikannila.com/2016/09/cara-praktis-membuat-kolam-ikan-nila.html)

Berdasarkan saluran dan pintu air masuk dan air keluar kolam, maka kolam
dibedakan ada 2, yaitu kolam seri dan kolam paralel. Kolam seri dan kolam paralel,
mesing-masing memiliki karakter yang berbeda, sehingga berpengaruh pada
mudah atau sulitnya dalam mengelola dan produksinya. Kolam paralel adalah
kolam yang setiap kolam memiliki saluran/ pintu air masuk air dan saluran/ pintu
air keluar kolam. Sedangkan kolam sistem seri adalah kolam yang saluran /pintu
air masuk hanya pada satu kolam yang pertama/yang bagian hulu, dari kolam
tersebut air keluar dan langsung masuk pada kolam di bawahnya dan seterusnya.
Dari sisi pengelolaan, tentu kolam sistem paralel memiliki karakter yang lebih
mudah dari pada kolam seri, karena kalau akan mengeringkan kolam yang mana
saja tidak tergantung pada kolam yang lainnya, berarti bisa dilakukan kapan saja,
sedangkan kolam seri kebalikannya, kalau akan mengeringkan satu kolam maka
akan tergantung oleh kolam yang lainnya. Lebih jelas bisa dilihat pada Gambar.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 17
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.3. Kolam Sistem Pengairan Paralel dan Seri


(https://alamtani.com/cara-membuat-kolam-ikan)

Agar bisa memiliki kolam yang baik dan memudahkan dalam mengelola dan
hasilnya optimal, maka kolam harus memiliki komponen yang benar.
Komponen yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah kolam adalah :
ukuran dan bentuk kolam, kedalaman air, Saluran air masuk, saluran air keluar,
pintu air masuk kolam,pintu keluar air kolam, pematang, kolam, dasar/pelataran
kolam, caren/ kemalir, bak panen.
1. Ukuran dan bentuk kolam
Ukuran dan bentuk kolam ditentukan oleh topografi, fungsi dan sistem
pengelolaannya. Tidak ada standar ukuran kolam yang paling baik untuk
budidaya, tetapi secara umum dihindari ukuran kolam yang terlalu luas
karena sulit pengelolaannya atau terlalu sempit karena biaya kostruksinya
lebih besar. Ukuran terkecil yang bisa disebut kolam adalah 100 m2 (satu
are). Bentuk kolam bisa lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang ataupun
tidak beraturan. Bentuk persegi panjang dengan rasio panjang dan lebar
1,5 – 2:1 relatif ideal untuk kolam ditinjau dan aliran airnya. Kolam ukuran
sempit berbentuk persegi panjang, relatif dalam, dengan konstruksi beton
biasanya digunakan untuk kolam air deras. Kolam tanah untuk pembesaran
yang mudah dikelola dan cukup produktif adalah berkisar 500 - 2.500 m2

18 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

dan berbentuk empat persegi panjang.


2. Kedalaman air
Kedalaman air kolam tergantung pada jenis, fungsi dan ukuran ikan serta
sistem pengeIoIaannya. Kedalaman air berhubungan dengan penghantaran
panas, penetrasi cahaya matahari serta perkembangan tumbuhan air. Kolam
yang terlalu dalam kurang baik karena penghantaran panas dan penestrasi
cahaya matahari tidak sampai dasar perairan, sehingga terjadi stratifikasi
suhu. Sedangkan kolam terlalu dangkal akan medorong perkembangan
tumbuhan air menjadi cepat. Pada kolam tradisional kedalaman kolam
berkisar 0,5 - 1,0 m, sedangkan untuk kolam intensif 1,0 - 1,5 m, bahkan ada
yang 2-3 m. Kedalaman air akan mempengaruhi tinggi dan lebar pematang.
3. Saluran air
Saluran air ada 2 yaitu saluran air masuk dan saluran air keluar komplek
perkolaman. Saluran air masuk adalah saluran yang menghubungkan antara
sumber air dengan kolam ikan, tempat mengalirny air dari sumber air menuju
ke komplek perkolaman. Sedangkan saluran keluar adalah saluran yang
berfungsi untuk mengalirkan air yang terbuang dari kolam untuk disalurkan
ke tempat yang lain atau dibuang.
4. Pintu air Masuk Kolam
Pintu air masuk kolam (inlet) adalah saluran air yang menghubungkan antara
saluran air masuk dengan kolam, saluran / pintu untuk memasukkan air dari
saluran air masuk ke dalam kolam. Konstruksi inlet yang baik secara teknis,
yaitu :
a. Mampu meningkatkan kandungan oksigen air dalam kolam, misal air
dibuat terjun.
b. Pintu air masuk harus mampu menahan hama, benda-benda yang tidak
berguna bagi ikan di dalam kolam, misal diberi saringan.

5. Pintu Air Keluar Kolam


Pintu air keluar kolam (outlet) adalah saluran air yang menghubungkn
antara kolam dengan saluran pembuangan air kolam, yang berfungsi untuk
membuang/mengeluarkan air kolam yang lebih pada saat pemeliharaan
ikan dan membuang keseluruhan air kolam pada saat panen atau kolam
dikeringkan. Pintu keluar air kolam (outlet) yang baik adalah pintu yang
mampu membuang air lebih pada saat pemeliharaan ikan, dari air lapisan
bawah, karena air lapisan itulah yang kualitasnya sudah tidak baik, maka air
lapisan itulah yang harus dibuang saat pemeliharan ikan. Berikut Gambar
Pintu air kolam.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 19
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.4. Pintu Air Kolam


(https://www.lalaukan.com/2017/01/wadah-budidaya-perikanan-kolam-tanah.htm)

6. Pematang Kolam
Pematang kolam adalah bagian kolam yang berfungsi utama untuk
membatasi genangan air dalam kolam, sekaligus berfungsi sebagai pembatas
antara petakan kolam satu dengan petakan kolam yang lain. Karena fungsi
utamanya adalah untuk membatasi genangan air, maka pematang kolam
harus kedap air, harus mampu menggenangkan air, air dalam kolam tidak
rembes atau bocor. Pematang kolam dapat dibuat dari tanah atau dengan
semen.
Satu unit perkolaman biasanya memiliki pematang yang berbeda-beda
ukurannya, yakni pematang primer, sekunder dan tersier. Pematang primer
adalah pematang utama yang mengelilingi seluruh unit perkolaman dan
dapat berfungsi sebagai jalan untuk pengangkutan sarana produksi dan
hasil panen. Pematang sekunder adalah pematang pembagi antara petakan
kolam, sedangkan pematang tersier adalah pematang pembagi berikutnya.
Besar kecilnya pematang juga pada luas kolam dan jenis tanah.
Ukuran profil pematang meliputi:

20 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

a. Lebar atas bervariasi dengan kisaran 1-3 m. Lebar 1 m biasanya untuk


pematang sekunder dan 2-3 m untuk pematang primer atau untuk jalan.
b. Tinggi pematang, dihitung dari hasil penambahan kedalaman air, kedalaman
untuk menahan aksi gelombang, kedalaman untuk bagian pematang yang
tidak terkena air, dan kedalaman air yang diperlukan karena penumnan
pematang akibat pengeringan tanah. Pematang yang tidak kena air
(freeboard) ditambahkan sebagai faktor keselamatan untuk mencegah
meluapnya air dan agar ikan tidak meloncat. Tinggi pematang untuk
freeboard adalah 0,3 - 0,5 m. Penurunan pematang akibat penyusutan
tanah (settlement allowance) terjadi karena pada waktu pembuatan
pematang, tanah harus basah atau mengandung kadar air optimum yang
tergantung pada tekstur tanah. Penurunan pematang akibat pengeringan
tanah dinyatakan dalam persen tinggi pematang, yaitu berkisar 10 - 15%.
Kemiringan sisi pematang (slope), menunjukkan rasio lebar dasar terhadap
tinggi pematang. Apabila lebar dasar sama dengan tinggi pematang, berarti
kemiringannya 1:1. Sedangkan apabila lebar dasar dua kali tingginya maka
kemiringannya 2:1. Dengan kata lain apabila kemiringan pematang 2:1, maka
setiap kenaikan tinggi 1 m terjadi penambahan lebar dasar 2 m. Kemiringan
sisi pematang tergantung pada jenis tanah. Pada jenis tanah liat dapat
digunakan kemiringan antara 1:1 sampai 2:1.Kemiringan sisi pematang bisa
dibuat berbeda untuk efisiensi lahan tanpa mengurangi kekuatannya. Sisi
miring yang menghadap air(basah) biasanya lebih landai daripada di luar
yaitu yang menghadap saluran pembuangan atau kolam lain. Volume tanah
untuk pematang adalah Volume (m3) = Luas trapesftm (m2) x panjang total
pematang (m).
7. Dasar kolam
Secara keseluruhan dasar kolam dibuat miring dari sisi pintu air masuk
ke arah sisi pintu air keluar, dengan kemiringan 0,2 - 0,3%, agar ketika
dilakukan panen, maka air kolam dapat keluar semua, tidak ada daerah yang
menggenang. Selanjutnya ketika dilakukan pengeringan, seluruh permukaan
tanah dasar kolam dapat dikeringkan secara sempurna, akhirnya bibit hama
dan penyakit dapat mati. Di dasar kolam dibuat kemalir.
8. Kemalir (Caren)
Kemalir adalah semacam saluran yang dibuat di dasar kolam, dibuat dari sisi
pintu air masuk menuju pintu air keluar, kedalaman kemalir kurang lebih
30-50 cm, lebar 50 cm. Fungsi kemalir ini adalah temat berkumpulnya ikan
apabila terjadi kolam bocor dan untuk memudahkan penangkapan ikan saat
panen. Di ujung kemalir, dekat dengan pintu keluar air kolam, dibuat petak
panen.
9. Petak Panen
Petak panen dibuat di ujung kemalir, dekat dengan pintu keluar air kolam,
dengan ukuran panjang x lebar x tinggi = 2 m x 1 m x 0,5 m, fungsi petak
panen adalah untuk berkumpulnya saat panen, sehingga mempermudah saat
panen.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 21
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.5. Kemalir di dasar kolam


(Sumber : Dokumen Pribadi)

LEMBAR PRAKTIKUM

1. Persiapkan alat yang diperlukan!


2. Tentukan satu petak kolam yang akan diamati!
3. Amatilah komponen-komponen kolam dari kolam yang sudah ditentukan,
apakah semua komponen tersedia, apakah semua komponen sesuai standar?
4. Buatlah rangkuman hasil pengamatan!
5. Presentasikan di depan teman-temanmu!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan mengapa perlu memperhatikan tata letak kolam!
2. Sebutkan 9 komponen kolam yang harus dipahami dan jelaskan!

22 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA PEMBESARAN BAB


KOMODITAS PERIKANAN IV
BAB IV PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA
PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mempelajari materi Persiapan Wadah dan media Pada Pembesaran


komoditas perikanan, peserta didik memahami pengolahan Tanah Dasar
Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan secara teliti dan cermat.
2. Setelah mempelajari materi Persiapan Wadah dan media Pada Pembesaran
komoditas perikanan, peserta didik memahami Pengapuran Dasar Wadah
Pembesaran Komoditas Perikanan secara teliti dan cermat.
3. Setelah mempelajari materi Persiapan Wadah dan media Pada Pembesaran
komoditas perikanan, peserta didik memahami Pemupukan Dasar Wadah
Pembesaran Komoditas Perikanan secara teliti dan cermat.

PETA KONSEP

Persiapan Wadah Dan


Pengolahan Tanah Dasar
Media Pembesaran Ikan

Pengapuran Dasar Wadah


Pembesaran

Pemupukan Dasar Wadah


Pembesaran

KATA KUNCI

Persiapan wadah, media pembesaran ikan, pengolahan tanah dasar, pengapuran


dasar wadah, pemupukan dasar wadah.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 23
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENDAHULUAN

Penyiapan wadah dan media dalam proses budidaya ikan berperan dalam
menciptakan suasana lingkungan hidup ikan, agar perairan kolam pembesaran mampu
memberikan kehidupan yang sesuai bagi ikan yaitu tersedianya air yang cukup karena
pematang kolam dan komponen-komponen pendukung lainnya seperti saluran air,
pintu pintu air dapat berfungsi dalam penyediaan air, menciptakan kualitas air yang
sesuai dengan persyaratan hidup ikan yang optimal (kimia air, fisika air, dan biologi
air) sesuai dengan parameter yang persyaratkan, tersedianya pakan alami yang cukup
dan sesuai, serta terhindarnya dari biota yang merugikan bagi kelangsungan hidup
dan perkemmbangan ikan (hama dan penyakit ikan). Kolam sebagai lingkungan hidup
ikan harus dipersiapkan, agar persyaratan kuantitas dan kualitas air budidaya dapat
terpenuhi. Keberhasilan budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh lingkunagn perairan.
Lingkungan yang baik akan mampu memberikan rangsangan bagi pertumbuhan
dan perkembangan ikan, sedangkan lingkungan perairan yang kurang baik akan
menghambat terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan ikan.
Ketersediaan air dalam wadah budi daya sangat ditentukan oleh kemampuan
pintu pemasukan air dan untuk menyalurkan air dari saluran air ke dalam kolam/
wadah budidaya, pematang kolam tetap setabil sesuai yang dikehendaki. Tersedianya
air dalam kolam belum cukup untuk pertumbuhan dan kehidupan ikan, tetapi perlu
adanya sirkulasi air yang baik dalam kolam.
Sirkulasi air ini diatur oleh pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air (pintu
pelimpahan dan pintu pengeringan). Pintu air kecuali untuk penyediaan air, juga
berperan untuk melindungai ikan agar tidak lepas dari kolam. Sarana fisik yang lain
seperti kemalir, bak pengumpulan ikan juga sangat penting di siapkan sebagai sarana
yang akan mempermudah dalam proses pemanenan ikan dengan cara pengeringa
kolam. Pengkondisian kualitas air sebagai upaya menciptakan parameter kualitas
air dan kesuburan air agar sesuai dengan persyaratan untuk hidup dan pertumbuhan
ikan, agar lingkungan perairan kolam mampu menyediakan suasana yang optimal bagi
kehidupan (survival rate) dan pertumbuhan ikan optimal, sehingga pada akhir masa
pemeliharaan dapat diperoleh produktivitas

24 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengolahan Tanah Dasar Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan


1. Pembersihan dan Mengolah Dasar Kolam
Prinsip utama kegiatan pembersihan atau mengolah dasar kolam,
adalah membersihkan perairan kolam dari semua komponen yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup dan perkembangan ikan, baik secara
langsung, maupun tidak langsung (Sampah, lumpur dan gas-gas beracun,
serta organisme pengganggu), serta menyiapkan lingkungan media kolam
agar mampu menciptakan ekosistem yang baik bagi ikan. Lingkungan perairan
dikatakan baik apabila keadaan fisika dan kimia untuk menjalankan pertukaran
zat (metabolisme), tersedia makanan yang cukup dan ada kesempatan untuk
berkembang biak. Konsep membersihkan lingkungan perairan/kolam dapat
ditelusuri pada komponen yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
ikan yaitu :
a. Pembersihan dasar kolam
Kolam yang akan digunakan untuk pembesaran sebelum ditebar
ikan, harus di bersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu, kegiatan
ini dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi lingkungan hidup ikan,
kolam dikeringkan setiap satu tahun sekali, terutama pada musim
kemarau. Endapan lumpur pada dasar kolam harus dibersihkan. Terlalu
banyak lumpur kurang baik dan sangat berbahaya bagi kehidupan dan
pertumbuhan ikan, sebab endapan lumpur banyak mengandung gas
beracun (anaerobic fermentasi) dan bakteri berbahaya yang hidup di
dalam lumpur.
Pembersihan lumpur dilakukan dengan tetap menyisakan sebagian
lumpur dengan ketebalan 3-5 cm untuk menjaga stabilitas kesuburan
kolam. Selain lumpur, kotorankotoran yang berada di kolam seperti
sampah plastik, sisa tanaman, rumput dan sampah lain yang dapat
mengganggu kelancaran pembuangan air harus dibersihkan juga. Setelah
lumpur dan sampah-sampah yang tidak berguna dibersihkan selanjutnya
dilakukan pengeringan sampai tanah permukaan dasar kolam retak-retak.
Sinar matahari dapat mengeringkan sampai kedalaman15 – 20 cm.
b. Pengeringan Kolam
Pengeringan kolam bertujuan untuk mempercepat proses perombakan
bahan organik dan pembentukan ekosistem perairan yang meliputi :
aerasi tanah menjadi baik, meningkatkan tekstur tanah, Meningkatkan pH
serta membunuh serangga dan bakteri yang berbahaya bagi ikan. Untuk
beberapa jenis tanah tertentu seperti liat, tidak boleh dikeringkan sampai
kering sempurna sebab tanah liat apabila proses pengeringan terlalu
lama dapat menimbulkan kebocoran, dan dapat menimbulkan masalah
pada saat pengairan kolam. Selama proses pengeringan, larfa serangga,
dan ikan-ikan pemangsa masih ada yang dapat hidup. Untuk itu perlu ada
perlakuan sebelum dilakukan pengairan kolam. Ada beberapa perlakuan
yang dapat dilakukan seperti pengapuran dengan menggunakan kapur
Ca O, Ca CO3 atau kapur pertanian lainnya, menggunakan insektisida
organik, atu dengan menggunakan bahan bahan pembasmi serangga
lainnya seperti minyak tanah.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 25
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

c. Pengeringan Dasar kolam


Kegiatan pengolahan tanah dasar kolam dilakukan dalam rangka
menciptakan struktur tanah yang gembur sebagai media pertumbuhan
pakan alami, terutama phytoplankton dan zooplankton. Pada kondisi
tanah yang gembur bila ditambahkan pupuk, maka akan terjadi proses
pencampuran pupuk dan butir tanah, sehingga unsur hara pupuk juga
akan terikat oleh tanah. Melalui proses seperti ini maka pelepasan hara
pupuk dapat terselenggara secara perlahan dalam waktu yang relatif
lebih lama.
Pengolahan tanah dengan cara membalikan permukaan tanah akan
mempercepat proses oksidasi tanah dan berfungsi mengeluarkan gas-
gas beracun sisa metabolisme/kegiatan budidaya sebelumnya yang
berbahaya bagi kelangsungan hidup ikan ( gas-gas yang bersifat racun
seperti H2S, NH3 ).
Pengolahan tanah dasar kolam dilakukan pada saat kondisi tanah
sudah mulai mengering. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan
menggunakan cangkul, bajak atau traktor. Selain melakukan pembukaan
tanah, dalam pengolahan tanah juga sekaligus dilakukan pembenahan
terhadap kemalir dan kobakan di dasar kolam.
B. Pengapuran Dasar Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan
Lahan pertanian secara umum seperti bekas hutan atau hutan mangrove
dipantai merupakan area yang sangat baik untuk digunakan sebagai tempat
untuk pembuatan kolam atau tambak. Akan tetapi bekas lahan / hutan umumnya
memiliki keadaan tanah asam. Tanah-tanah yang asam di daerah payau muncul
karena beberapa hal. biasanya pada tanah-tanah pantai yang baru terbentuk
seringkali tanah pirit terakumulasi. Selama tanah yang mengandung pirit bersifat
sangat peka terhadap perubahan yang kecil sekalipun. Bila lahan tambak diairi,
tanah pirit akan teroksidasi dan menghasilkan asam sulfur atau asam sulfat
yang menyebabkan keasaman tanah menjadi sangat rendah. Keasaman tanah
yang rendah dapat berasal dari keasaman air tambak yang sangat rendah karena
pencucian dasar tambak atau oleh aliran air hujan dari tanggul selama badai.
Tanah-tanah asam dapat menyebabkan rendahnya produktivitas tambak.
Asam sulfurik yang terbentuk karena teroksidasinya pirit akan mempengaruhi
mineral-mineral tanah. Pembebasan besi dan aluminium akan mengikat fosfat
dan hara alga esensial lainnya yang akan menyebabkan rendahnya produktivitas
alami tambak. Akibatnya, pemupukan tidak berdaya guna. Kekurangan makanan
alami demikian menyebabkan pertumbuhan alga melambat.
Akibat lain kehadiran asam sulfat menyebabkan lambatnya pertumbuhan
tanaman penutup pematang sehingga pematang mudah tererosi. Oleh karena itu,
kita perlu memperbaiki pematang agar tanah-tanah pematang tidak jatuh ke dalam
tambak. Tanah-tanah pematang yang mengandung asam sulfat, aluminium aktif,
dan besi bila tercuci lewat erosi dan masuk ke dalam tambak dapat memperburuk
kondisi kualitas air.
Tanah asam sulfat tidak baik untuk lokasi tambak. Namun, untuk
menjadikannya produktif dan dapat digunakan, perlu melakukan pengapuran.

26 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Dengan pengapuran, sifat keasaman tanah akan rusak sehingga pH tanah naik
menjadi netral atau basa.
1. Pengertian Pengapuran
Pengapuran adalah pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya
bukan karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu
masam. Oleh karena itu nilai pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unur
hara seperti P mudah diserap tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan.
Pengapuran adalah salah satu bentuk dari remediasi selain pengoksidasian
dan pembìlasan tanah Untuk mengatasi permasalahan utama pada tambak
tanah sulfat masam antara lain: pH rendah (S 3,5); kurang tersedia fosfor (P),
kalsium (Ca), dan magnesium kandungan unsur molibdium (Mo) dan besi
(Fe) serìng berlébihan sehingga dapat meracuni organisme; serta kelarutan
aluminium (Al) sering tinggi sehingga merupakan penghambat ketersediaan
P. Penambahan pupuk, terutama yang mengandung P sering tidak bermanfaat
pada tanah masam ini bila unsur-unsur yang bersifat racun sepertì AI, Fe, dan
Mn tidak diatasi.

2. Fungsi Pengapuran
Pengapuran berguna untuk memperbaiki keasaman (pH) dasar
tambak. Dasar tambak yang ber-pH rendah dapat menyebabkan rendahnya
pH air tambak. Oleh karena itu, perbaikan pH air tambak harus dimulai dari
perbaikan pH tanah dasar tambak. Selain untuk memperbaiki keasaman dasar
tambak, kapur juga berfungsi sebagai desinfektan dan penyedia unsur hara
(fosfor) yang dibutuhkan plankton. Tanah dasar tambak yang mengandung
pirit harus direklamasi terlabih dahulu selama kurang lebih 4 bulan sebelum
diberi kapur sejumlah 2-2,5 ton/ha.
Kapur yang digunakan di tambak berfungsi untuk meningkatkan
kesadahan dan alkalinitas air membentuk sistem penyangga (buffer)
yang kuat, meningkatkan pH, desinfektan, mempercepat dekomposisi
bahan organik, mengendapkan besi, menambah ketersediaan unsur P,
dan merangsang pertumbuhan plankton serta benthos. Selain itu fungsi
pengapuran menurut kordi et al (2010), antara lain: Meningkatkan pH tanah
dan air; Membakar jasad jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar;
Mengikat dan mengendapkan butiran lumpur halus; Memperbaiki kualitas
tanah; Kapur yang berlebihan dapat mengikat fosfat yang sangat dibutuhkan
untuk pertumbuhan plankton

3. Manfaat Pengapuran
Pengapuran dalam kegiatan pembesaran ikan bermanfaat untuk :
a. Menormalkan asam-asam bebas dalam air, sehingga pH meningkat
b. mencegah kemungkinan terjadinya perubahan pH air atau tanah yang
mencolok
c. mendukung kegiatan bakteri pengurai bahan organik sehingga garam dan
zat hara akan terbebas
d. mengendapkan koloid yang melayang layang dalam air tambak/ kolam

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 27
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

4. Teknik Pengapuran
Proses pengapuran pada kegiatan pembesaran ikan, harus dilakukan
setelah kegiatan pengeringan kolam. Metode pengapuran dilakukan dengan
cara menebar kapur secara merata di permukaan tambak dengan jumlah yang
disesuaikan dengan luas tambak dan tekstur tanah. Kapur yang diperlukan
adalah kapur pertanian atau kapur lain dengan takaran disesuaikan dengan
pH tanah. Pengapuran yang dilakukan dìbagi atas 2 tahap yaitu pengapuran
dasar dan pengapuran susulan. Pengapuran dasar dìlakukan setelah
pengerìngan kolam dengan dosis 1.000-1.875 kg/ha yang ditebaŕ secara
merata ke permukaan tanah dasar tambak,‘tergantung pH tanah dasar tambak
Pemberian kapur pada kolam/ tambak dapat dilakukan dengan
berbagai macam teknik diantaranya :
a. Disebar merata di permukaan tanah. Teknik pemberian kapur dilakukan
dengan cara disebar merata di permukaan tanah dasar kolam. setelah
pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan cangkul sehingga
kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar.
b. Dioleskan dengan menggunakan kuas. Pengapuran dengan metode kuas
ini diperuntukkan pada kolam semen dan terpal, yaitu dilakukan dengan
cara dinding kolam dan dasar terpal dikuas dengan kapur yang telah
dicampuri air .

Adapun cara-cara pengapuran untuk kolam pembesaran ikan agar


memperoleh hasil yang baik, sebaiknya dilakukan seperti tahapan tahapan
berikut ini :
a. Tanah dasar kolam setelah pengeringan dicangkul dengan kedalaman
sekitar 15 cm ( sedalam mata cangkul ), selanjutnya dicampur dengan
kapur dan diaduk.
b. Pengadukan harus baik dan benar hingga merupakan adonan yang
homogen serta sempurna.
c. Setelah adonan sempurna, bisa dikembalikan dan diratakan pada dasar
kolam.
d. Pengapuran dilakukan setiap akan menebarkan benih ikan pada setiap
siklus pembesaran ikan.
Cara pengapuran kolam yang baik harus didahului dengan mengukur
pH tanah pada beberapa titik yang berbeda pada dasar kolam dengan
menggunakan alat pengukur pH meter hingga sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun perbandingan antara hasil dari pengukuran pH tanah dengan dosis
pengapuran dasar kolam adalah sebagai berikut :

Hasil Pengukuran pH tanah Dosis pengapuran


4–5 500 – 1000 kg/ ha
5–6 250 – 500 kg/ ha
⮚ 6 100 – 250 kg/ ha
Pemberian kapur harus disesuaikan dengan tekstur dan pH tanah. Kemudian
dolomit/kapur ditebarkan ke seluruh dasar dan pematang kolam siap diisi
sampai ketinggian yang dinginkan.

28 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

5. Jenis Jenis Kapur yang Biasa Digunakan


Jenis kapur yang digunakan pada kegiatan budidaya ikan adalah :
a. Kapur dari jenis dolomite (Ca Mg(CO3)2, karena kapur ini memiliki
pengaruh yang lebih lama, mudah diperoleh, meninggalkan residu dan
kecepatan reaksìnya lebih lambat, serta juga mengandung Mg selaìn Ca.
b. Kapur aktif atau kapur tohor (CaO) dan kapur pertanian (CaCO3)
atau CaMg(CO3)2. Kapur tohor atau kapur sirih adalah kapur yang
pembuatannya melaluin proses pembakaran. bahan penyusunnya berupa
batuan tohor gunung dan kulit kerang. Kapur pertanian adalah kapur
karbonat yang bahan penyusunnya berupa batuan kapur tanpa melaluin
proses pembakaran, tetapi langsung digiling. terdapat dua macam kapur
pertanian, yaitu kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg(CO3)2). Kalsit bahan
bakunya didominasi oleh kandungan karbonat dan sedikit magnesium
(CaCO3), sementara dolomit bahan bakunya didominaso oleh kalsium
karbonat dan magnesium karbonat (CaMg(CO3)2).
Bentuk kapur yang paling tepat digunakan pada air payau atau salin (air laut)
adalah kapur bakar CaO atau kapur hidrat Ca(OH)2, karena kalsium karbonat
CaCO3 kurang larut dalam air laut. Jenis kapur yang dapat diaplikasikan
di tambak yaitu kapur karbonat, kapur oksida dan kapur hidrat. Kapur
karbonat : kapur karbonat diperoleh dengan menggiling batu kapur tanpa
pemanasan. Yang tergolong kapur karbonat adalah: Kalsit (CaCO3) dan
dolomit (CaMg(CO3)2). Kapur oksida adalah kapur ini diproduksi setelah
pemanasan kapur karbonat. kapur oksida dikenal pula sebagai kapur bakar
atau kapur tohor (CaO). Kapur hidrat adalah kapur yang diperoleh dengan
menambahkan air pada kapur oksida. Kapur hidrat dikenal pula dengan nama
kapur bangunan atau kapur tembok Ca(OH)2
Kesesuaian jenis kapur untuk digunakan sebagai material penertal
tergantung pada beberapa faktor antara lain kekuatan menetralisir, harga,
tingkat reaksi dengan tanah, tingkat kehalusan butir, dan kemudahan untuk
digunakan dan tidak berIsiko. Biasanya dolomit dan kalsit yang lebih umum
digunakan oleh para petani kolam / tambak, dengan alasan tersebut di
atas. Kapur dolomit memiliki pengaruh lebih lama, mudah diperoleh, tidak
meninggalkan residu dan kecepatan reaksi lebih lambat.
6. Dosis Kapur dalam Pengapuran
Sebelum menentukan dosis kapur pada persiapan tambak, maka
perlu diketahui cara pengukuran pH menggunakan pH meter. Setelah nilai
pH tanah diketahui maka dosis kapur yang digunakan disesuaikan dengan
tingkat keasaman tanah. Kebutuhan kapur untuk budidaya ikan tergantung
dari derajat keasaman tanah tambak (pH). Umumnya, kolam yang sudah
beberapa kali digunakan untuk pemeliharaan ikan akan memiliki nilai pH
rendah karena telah terjadi proses pembusukan bahan organik berupa sisa
pakan dan kotoran ikan sehingga menghasilkan asam dari proses oksidasi.
Semakin rendah pH tanah, jumlah kapur yang diperlukan juga semakin
banyak.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 29
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

C. Pemupukan Dasar Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan


Perairan yang subur adalah perairan yang banyak mengandung unsur
hara, yang subur dapat mendukung kehidupan organisme dalam air tawar
terutama algae atau phytoplankton dalam mempercepat pertumbuhannya dan
kelimpahannya. Kesuburan perairan adalah kapasitas atau kesanggupan atau
kemampuan perairan untuk menyediakan unsur hara yang sesuai bagi kehidupan
phytoplankton sehingga dapat menghasilkan produksi yang optimum.
Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung unsur-unsur hara yang
dibutuhkan oleh organisme nabati. Kadar suatu pupuk diukur berdasarkan
persentase kandungan zat hara di dalamnya. Tujuan utama pemupukan di kolam
atau tambak adalah untuk menumbuhkan pakan alami yang berupa: plankton,
klekap dan lumut. Namun demikian pemberian pupuk ini juga sering menimbulkan
masalah seperti :
1. Kolam yang keruh karena keberadaan lumpur akan menghalangi sinar
matahari yang masuk. Hal ini akan menyebabkan pupuk tidak berfungsi dan
tidak dapat tumbuh fitoplankton.
2. Pemberian pupuk pada kolam yang banyak tumbuh pakropyta pada waktu
musim panas, maka pupuk ini akan lebih banyak di gunakan oleh makropyta
tersebut dibandingkan yang digunakan oleh phytoplankton, sehingga
pemupukan akan si-sia
3. Pemupukan yang tidak sesuai dengan dosis, sering menimbulkan adanya
blooming plankton yang tidak dikehendaki. Kolam yang sedang mengalami
blooming, jangan dilakukan pemupukan, tunggu sampai jumlah plankton
menurun
Mengenali Unsur Hara dalam Perairan Budidaya
Air mengandung unsur hara atau nutrisi yang berguna untuk kelangsungan
hidup ikan dan udang yang dibudidayakan. Jenis dan jumlah kandungan unsur
hara dalam perairan berbeda di setiap lokasi. Sebagai contoh, air laut mengandung
ion chloride, sodium dan magnesium lebih banyak dibandingkan kandungan yang
terdapat di air payau dan air tawar. Keberadaan unsur hara dalam air berpengaruh
pada stabilitas dan jenis plankton yang terdapat pada perairan tersebut. Apabila
pembudidaya mengetahui jumlah dan jenis unsur hara yang terdapat dalam air
tambak/kolam, maka dapat diketahui jenis pupuk apa yang harus dipakai, berapa
jumlah dosis pupuk yang dibutuhkan.
Untuk menumbuhkan plankton dalam perairan budidaya harus menggunakan
prinsip redfield ratio, yakni perbandingan antara Karbon, Nitrogen, Fosfor adalah
106 : 16 : 1.
Jenis unsur hara yang terdapat dalam budidaya perairan adalah Klorida (Chloride/
Cl), Sodium (Natrium/ Na), Sulfat (Sulphate/ SO), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca),
Potassium (Kalium/ K), Bicarbonate (HCO3), Nitrogen (N), Besi (Fe), Mangan (Mn)
Fosfat (Phospate/ P).
Terdapat dua jenis pupuk yang digunakan untuk memenuhi unsur hara dalam
air, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk kompos merupakan pupuk
organik. Sedangkan pupuk urea dan sejenisnya merupakan jenis pupuk anorganik.
Penggunaan pupuk kompos atau fermentasi mempunyai efek jangka panjang
dapat menjaga kelestarian lingkungan perairan. Walau reaksi pemupukan

30 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

menggunakan kompos agak lambat, namun unsur hara dalam pupuk organik
lebih tinggi dibandingkan pupuk anorganik. Sedangkan reaksi pemupukan
menggunakan pupuk anorganik lebih cepat, namun efeknya tidak bertahan lama
sehingga pemberiannya harus beriringan dengan pemberian pupuk organik.
Jumlah pupuk yang diberikan harus sesuai analisis unsur hara yang terdapat dalam
tambak. Pemupukan sebaiknya diberikan secara bertahap daripada dilakukan
sekaligus dalam jumlah besar, untuk menjaga kestabilan lingkungan budidaya.
Waktu pemupukan sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari saat ada pancaran
sinar matahari.
Unsur hara dalam budidaya perairan sangat berpengaruh terhadap pH dan
alkalinitas. Dalam kondisi kadar alkalinitas tinggi dan pH rendah, maka plankton
sangat mudah tumbuh. Hal penting untuk melakukan pemerikasaan nilai pH dan
alkalinitas sebelum melakukan penebaran di dalam tambak/kolam, agar dapat
diketahui jenis pupuk apa yang akan digunakan untuk mengoptimalkan pH dan
alkalinitas
Pemupukan
Pada prinsipnya, tanah yang subur adalah tanah yang secara konsisten
memberikan hasil yang baik tanpa penambahan pupuk. Apabila diperlukan
penambahan pupuk maka terjadi tanggapan tanaman dalam bentuk peningkatan
hasil yang cukup tinggi terhadap pemupukan kimia maupun organic serta
pemberian air migrasi.
Pemupukan kolam pada prinsipnya adalah untuk menyuburkan air, dengan
terbentuknya pakan alami dan pupuk dapat menjaga kesetimbangan air agar
fluktuasi komponen perairan tidak besar. Kesuburan perairan ditandai dengan
air yang telah berwarna hijau cerah. Kegiatan pemupukan bertujuan antara lain
: penumbuhan phytoplankton dan zooplankton, menciptakan suhu, pH yang
konstan dengan indikasi perubahan warna air hijau cerah dan menciptakan
keseimbangan ekosistem bio aquatic yang berfungsi sebagai penyediaan pakan
alami untuk starter maupun bakteri decomposer.
Pupuk yang digunakan berasal dari pupuk kandang atau kotoran hewan. Pupuk
kandang digolongkan dalam dua jenis yaitu pupuk yang bersifat panas dan pupuk
bersifat dingin. Pupuk kandang bersifat panas dinamakan demikian karena jenis
pupuk ini lebih cepat terurai oleh jasad renik dan menimbulkan panas, seringkali
penguraian tersebut tidak terjadi secara sempurna atau tidak terurai dengan baik
yang merubah bahan organik sisa tersebut menjadi gas, dampaknya terhadap
kondisi kolam adalah timbulnya panas berlebih yang dapat membunuh ikan. Pupuk
kandang panas sebaiknya harus melalui dekomposisi secara baik yaitu melalui
jalan penjemuran sampai kering. Kotoran kambing, domba dan kuda termasuk
kedalam jenis pupuk panas. Pupuk yang kedua adalah pupuk dingin seperti kotoran
babi, sapi, kotoran ayam dan kerbau. Jenis pupuk dingin mengalami penguraian
secara lambat yang menghindarkannya dari panas berlebih. Tetapi sebagaimana
pupuk panas, pupuk dingin pun harus mengalami dekomposisi secara baik.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 31
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Penggolongan Pupuk
Menurut asalnya, pupuk di bagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Pupuk alami
2. Pupuk buatan.
Disamping pupuk alami dan buatan juga terdapat adanya pupuk hewani (padatan/
dung) dan pupuk nabati (hijauan).
Menurut jenisnya, pupuk dibagi menjadi 2 macam yaitu :
1. Pupuk organik
2. Pupuk anorganik
Sedangkan menurut macamnya, pupuk organik dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Pupuk padatan
2. Pupuk cairan
Pupuk anorganik tergantung pada zat hara yang dikandungnya, Ca, N, P, K dan P
merupakan kunci kesuburan perairan.

Teknik Pemupukan
Penentuan jumlah pupuk yang akan ditebarkan dalam areal budidaya sangat
penting, begitu pula jenis pupuknya. Banyak faktor yang mempengaruhi
penentuan jumlah pupuk dan jenisnya, diantaranya adalah kondisi tanah dan air
baik sifat fisik, kimiawi dan biologi. Setelah ditentukan jumlah pupuknya, langkah
selanjutnya adalah merencanakan tata cara atau teknik pemupukan yang akan
dilakukan. Kekeliruan dalam tata cara pemupukan dapat menimbulkan pengaruh
yang merugikan atau tidak tercapainya tujuan pemupukan tersebut.
Salah satu contoh teknik pemupukan yang dilakukan dalam budidaya ikan di
kolam/tambak sebagai berikut :
1. Mula-mula tanah dasar kolam/tambak dibiarkan dijemur sampai kering atau
retak-retak, lalu cangkullah untuk menggemburkan tanah dasar kolam/
tambak.
2. Sebarkan pupuk organik, seperti pupuk kandang/kompos kering sebanyak
2000 – 3000 kg/ha.
3. Metode pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara ditebarkan,
(dionggokkan) di dasar kolam/tambak atau digantungkan dalam karung di
badan air. Pupuk diaduk rata kemudian disebar ke seluruh permukaan tanah
dasar kolam/tambak.
4. Masukkan air ke dalam kolam/tambak dengan ketinggian 20 – 30 cm,
kemudian dibiarkan selama 3 - 5 hari. Hal ini dimaksudkan agar proses
fotosintesis berjalan dengan maksimal sehingga pakan alami dapat tumbuh
dengan baik.
5. Selanjutnya dapat ditambah pupuk anorganik yaitu Urea + TSP dengan
perbandingan 2 : 1 atau sebanyak 50 kg/ha : 25 kg/ha
6. Apabila pada petakan pentokolan ketinggian air selanjutnya dapat dinaikkan
secara perlahan-lahan sampai ketinggian 40 -60 cm, dan untuk petak
pembesaran akan terus dinaikkan dan dipertahankan pada ketinggian 75
-100 cm.

32 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

7. Biasanya 7 – 10 hari setelah pemupukan warna air akan berubah air sudah
hijau terang atau hijau muda menandakan pakan alami telah tumbuh dan
benih sudah dapat ditebar.
8. Untuk menjaga pertumbuhan pakan alami bisa berjalan terus secara teratur,
pemupukan dapat diulang 3– 4 kali selama masa pemeliharaan benih. Pupuk
lanjutan cukup dengan pemberian Urea dan TSP yang dicampur dengan
perbandingan 2 : 1 atau sebanyak 25 kg/ha : 12,5 kg/ha setiap pemberian.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 33
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL
Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Berikut komoditas perikanan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi,
kecuali :
A. Claroias gariepenus
B. Chanos chanos
C. Cyprinus carpio L
D. Orechromis niloticus.
E. Osphronemus gouramy.

2. Sistem pemeliharaan ikan secara intensif memiliki ciri-ciri sebagai berikut....


A. Kolam yang digunakan relatif luas.
B. Padat penebaran ikan tinggi.
C. Mengandalkan pakan alami.
D. Penerapan teknologi relatif rendah.
E. Hasil rendah.

3. Lingkungan hidup dan kelestarian alam dapat dijaga, artinya lahan yang
digunakan tidak merusak lingkungan yang sudah ada sehingga nantinya
dapat terjalin hubungan yang baik dengan masyarakat pengguna tanah
disekitarnya merupakan kriteria dari aspek ....
A. Sosial
B. Teknik
C. Ekonomis
D. Budaya
E. Sosial dan budaya

4. Ikan lele dumbo termasuk jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomi
yang tinggi. Berikut nama ilmiah lele dumbo dan sifatnya yang benar adalah :
A. Clarias gariepenus, sifatnya dapat hidup pada perairan yang rendah
oksigen
B. Clarias batrachus, sifatnya diurnal.
C. Cyprinus carpio L, sifatnya induk jantannya bila distriping keluar sperma
D. Penaeus monodon, sifatnya hidup di air payau.
E. Oreochromis niloticus, sifatnya mengerami telurnya di dalam mulutnya

34 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

5. Dalam menentukan lokasi kolam pembesaran ikan, harus memperhatikan


syarat teknis, diantaranya adalah :
A. Mudah mendapatkan sarana produksi.
B. Lahan yang akan dibuat kolam bukan tanah sengketa.
C. Tanahnya berstektur pasir dan topografinya datar.
D. Airnya memiliki kualitas : Suhu 25- 30 o Celcius, ph 6,5 – 8,0
E. Daerahnya aman.
6. Ikan Nila memiliki kebiasaan memijah secara liar bila dipelihara dalam satu
petak kolam, untuk menghindari hal tersebut, dikembangkan pemeliharaan
ikan Nia secara ....
A. Mono kultur
B. Poli kultur
C. Terpadu denan komoditas yang lain.
D. Mono sek kultur.
E. Intensif.

7. Memelihara ikan bersamaan dengan memelihara tanaman padi di sawah,


disebut....
A. Terpadu,
B. Penyelang.
C. Palawija
D. Minapadi.
E. Longpadi.

8. Kolam air deras dengan panjang 20 meter, lebar 3 meter, kedalaman air rata-
rata 1 meter, maka pada inlet harus diatur memiliki debit air sebanyak....
A. 50 liter per deti.
B. 75 liter per detik
C. 100 liter per detik.
D. 125 liter per detik.
E. 150 liter per detik.

9. Wadah pembesaran ikan yang termasuk dalam golongan Water- Based


Aquaculture, adalah....
A. Akuarium.
B. Kolam.
C. Bak.
D. Jaring apung.
E. Bak fiber glass.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 35
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

10. Faktor yang paling membedakan antara air laut, air payau dan air tawar
adalah ....
A. Suhu.
B. Salinitas.
C. Derajad keasaman.
D. Kadar oksigen terlarut.
E. Kecerahan air.

11. Kolam yang digunakan untuk menyimpan sementara sebelum ikan konsumsi
dijual disebut....
A. Kolam pengendapan lumpur
B. Kolam pemijahan.
C. Kolam pemberokan.
D. Kolam pendederan.
E. Kolam paralel.

12. Kelemahan kolam sistem paralel adalah....


A. Kualitas Air setiap kolam baik.
B. Mudah memasukkan dan membuang air kolam.
C. Hemat air.
D. Penyakit ikan relatif lebih sulit menyebar.
E. Pertumbuhan ikan pada setiap kolam seragam.

13. Wadah pembesaran ikan yang dibuat dengan jaring dan dibuat pada perairan
umum, dengan cara menancapkan di dasar perairan dan jaring membatasi
wadah pemeliharaan ikan dengan perairan di luarnya, disebut....
A. Karamba
B. Jaring apung
C. Pen Culture
D. Orchide.
E. Longline.

14. Wadah pembesaran ikan ini tergolong unik, karena berada di perairan umum,
namun memerlukan kerjasama yang kuat antar warga masyarakat dan sangat
baik untuk menjaga kelestarian lingkungan, wadah tersebenut adalah....
A. Jaring apung.
B. Pen kulture.
C. Karamba.
D. Parit olektif
E. Orchide.

36 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

15. Tidak dianjurkan membangun kolam pada lahan sengketa, hal ini teknik
memilih lokasi koam dari aspek....
A. Sosial.
B. Budaya.
C. Ekonomi
D. Hukum
E. Teknis.

16. Ketinggian lokasi kolam dari permukaan laut, faktor yang penting dalam
menentukan lokasi kolam, karena ikan memiliki sifat, suhu badannya hampir
sama dengan suhu lingkungan, yang disebut....
A. Poikilothermal.
B. Aklimatisasi.
C. Geothermal.
D. Nokturnal.
E. Epithermal.

17. Perbandingan fraksi penyusun tanah sangat penting diperhatikan supaya air
dapat menggenang, Perbandingan fraksi penyusun tanah disebut ....
A. Tekstur tanah.
B. Struktur tanah.
C. Horison tanah.
D. Partikel tanah.
E. Top Soil.

18. Yang termasuk dalam bangunan budidaya dalam lokasi kolam adalah....
A. Petakan kolam.
B. Pagar.
C. Rumah penjaga.
D. Ruang genset.
E. Ruang pakan.

19. Kelebihan dari kolam sistem seri adalah ...


A. Penggunaan air lebih maksimal.
B. Hama penyakit ikan mudah menular.
C. Ada kesulitan saat mengeringkan kolam
D. Kualitas air pada setiap kolam tidak sama.
E. Boros konstruksi.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 37
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

20. Saluran kecil di dasar kolam yang menghubungkan antara pintu masuk air
dengan pintu air keluar adalah...
A. Kemalir.
B. Inlet
C. Outlet
D. Monnik.
E. Berm.

21. Salah satu faktor yang penting agar perairan kolam pembesaran mampu
memberikan kehidupan yang sesuai bagi ikan adalah ….
A. Saluran pemasukan dibuat yang permanen
B. Konstruksi kolam dibangun permanen
C. Air mengalir sepanjang tahun
D. Tersedianya air yang cukup sepanjang tahun
E. Pakan alami melimpah
22. Komponen-komponen kolam yang mampu menjamin ketersediaan air dalam
wadah budiadaya adalah ….
A. Pintu pemasukan yang mampu menyalurkan air secara baik
B. Adanya pintu pelimpasan air
C. Bentuk dari saluran pemasukan yang ideal
D. Pintu pembuangan dengan sistem monik
E. Saluran pemasukan dibuat lebih besar

23. Tiga parameter kualitas air yang digunakan untuk menentukan persyaratan
perairan sebagai media hidup bagi ikan agar mampu tumbuh maksimal….
A. Tersedianya pakan alami, arus air dan kecerahan air
B. Aspek fisika, aspek kimia dan aspek biologi
C. Oksigen terlarut, CO2 bebas dan tidak beracun
D. Suhu air, kecepatan arus dan kandungan oksigen
E. Plankton, Pakan alami dan kecepatan arus

24. Tujuan utama dalam kegiatan pembersihan dasar kolam dari endapan lumpur
adalah untuk :
A. Menjaga air kolam agar tidak mudah keruh
B. Volume air kolam agar lebih stabil
C. Sisa pakan biar tidak masuk ke dalam lumpur
D. Menjaga pintu pengeluaran agar tidak mudah terhampat oleh lumpur
E. Menghilangkan sisa-sisa gas baeracun dan bakteri yang berbahaya

38 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

25. Selain pembersihan lumpur, dasar kolam juga perlu dikeringkan dengan
tujuan :
A. Dasar kolam menjadi retak-retak
B. Mudah untuk melakukan pengolahan dasar wadah
C. Menguapkan gas-gas yang beracun dan membunuh bakteri yang
berbahaya
D. Memperkuat struktur tanah dasar
E. Meningkatkan nilai keasaman tanah dasar

26. Dasar kolam yang diberi kapur CaO atau Ca CO3 berfungsi untuk ….
A. Memperkuat struktur tanah dan menambah mineral
B. Merangsang pertumbuhan ikan
C. Meningkatkan pH dan membunuh serangga
D. Memperbanyak unsur hara dalam tanah
E. Memperbaiki tekstur tanah

27. Teknik pengapuran yang baik dan benar dalam kegiatan pembesaran ikan
dilakukan seperti pernyataan berikut :
A. Pengapuran dilakukan setiap akan menebarkan benih ikan pada setiap
siklus pembesaran ikan
B. Pengapuran dilakukan bersama-sama saat memasukkan air ke dalam
kolam
C. Kapur dibenamkan dalam dasar wadah
D. Kapur diletakkan di dekat pintu pemasukan
E. Pengapuran dilakukan setelah penebaran ikan

28. Dosis pengapuran diantaranya ditentukan oleh nilai pH tanah. Apabila dari
pengukuran nilai pH tanah diperoleh hasil 4 -5 maka dosis pengapuran yang
disarankan adalah :
A. 100 – 200 kg / ha
B. 200 – 300 kg / Ha
C. 300 – 400 kg / ha
D. 400 – 500 kg / ha
E. 500 – 1000 kg / ha

29. Dosis pemupukan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan, karena dengan
pemberian pupuk yang tidak tepat/ terlalu berlebihan akan menimbulkan….
A. blooming plankton yang tidak dikehendaki
B. mengurangi nafsu makan ikan
C. mempercepat proses dekomposisi bahan organik
D. banyak tumbuh serangga air
E. menghambat difusi oksigen ke dalam air

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 39
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

30. Berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi penentuan jumlah pupuk
dalam kegiatan pembesaran ikan yaitu :
A. kondisi tanah dan air baik sifat fisik, kimiawi dan biologi
B. Kondisi pupuk baik dari sifat fisik, kimia dan biologi
C. Asal pupuk, jenis pupuk dan harga pupuk
D. Bentuk pupuk, asal pupuk dan kandungan mineral dalam pupuk
E. Kandungan mineral dalam pupuk, jenis pupuk dan asal pupuk

40 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENEBARAN BENIH PADA PEMBESARAN KOMODITAS BAB


PERIKANAN V
BAB V PENEBARAN BENIH PADA PEMBESARAN KO-
MODITAS PERIKANAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mempelajari materi Penebaran Benih Ikan pada Pembesaran Komoditas


Perikanan, peserta didik memahami identifikasi benih ikan yang berkualitas
pembesaran komoditas perikanan secara teliti dan cermat.
2. Setelah mempelajari materi Penebaran Benih Ikan pada Pembesaran Komoditas
Perikanan, peserta didik dapat menentukan tingkat kepadatan penebaran
benih ikan pada pembesaran komoditas perikanan, secara tepat.
3. Setelah mempelajari materi Penebaran Benih Ikan pada Pembesaran
Komoditas Perikanan, peserta didik dapat prosedur penebaran benih ikan
pada pembesaran komoditas perikanan, secara tepat.
4. Setelah mempelajari materi Penebaran Benih Ikan pada Pembesaran Komoditas
Perikanan, peserta didik dapat memahami sortasi dan grading benih ikan pada
pembesaran komoditas perikanan, secara tepat.
5. Setelah mempelajari materi Penebaran benih ikan Pada Pembesaran Komoditas
Perikanan, peserta didik dapat memahami sistem pengangkutan benih ikan
pada pembesaran komoditas perikanan, secara tepat.

PETA KONSEP

Penebaran Benih Ikan Pada Identifikasi Benih Ikan


Pembesaran Komoditas Peri-
kanan
Tingkat Kepadatan
Penebaran Benih Ikan

Prosedur Penebaran Benih Ikan

Sortasi Dan Grading Benih Ikan

Sistem Pengangkutan Benih Ikan

KATA KUNCI

Penebaran benih, identifikasi benih ikan, tingkat kepadatan penebaran, prosedur


penebaran, sortasi, grading, sistem pengangkutan.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 41
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENDAHULUAN

Sumber daya perikanan cukup memberikan sumbangan dalam rangka


pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. Karena ikan merupakan salah
satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui, mengandung gizi lengkap dan aman
dikonsumsi, yaitu mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan asam
lemak tak jenuh yang dapat meningkatkan kecerdasan. Dalam usaha pembesaran ikan
pada sistem teknologi budidaya. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilannya
adalah ketersediaan benih. Dalam penyediaannya, benih dapat diperoleh dengan dua
cara yaitu: dari alam, dan dari panti-panti pembenihan (Hatchery).
Benih ikan hasil kegiatan pembenihan di panti pembenihan (hatchery),
merupakan benih yang relatif lebih baik, karena melalui suatu tahapan-tahapan yang
selektif seperti pemilihan induk berkualitas, pemijahan induk, pemeliharaan larva
dan benih, pendederan benih, dan panen benih, dari hasil panen diperoleh benih
dilakukan sortasi dan grading sehingga diperoleh benih-benih dengan kriteria ukuran
dan biomassa yang berbeda. Sortasi adalah memilih benih-benih berdasarkan kriteria
kualitas misalnya baik dan jelek. Pengertian benih jelek apabila benih-benih ada yang
badannya cacat, sangat kecil, dan sakit. Sedangkan grading adalah mengelompokkan
benih-benih ikan berdasarkan kriteria ukuran panjang tubuh, misalnya benih ukuran
3 – 5 cm, 5 – 7 cm, 8 – 10 cm.
Penebaran benih bertujuan untuk memasukkan ikan dalam wadah budidaya
dengan padat penebaran tertentu. Kriteria benih yang digunakan baik yang berasal
dari alam maupun yang berasal dari produksi pembenihan adalah sebgai berikut.
1. Spesies definitif tidak tercampur dengan spesies lain,
2. Organ tubuh lengkap, tidak cacat,
3. Berukuran seragam,
4. Respon terhadap gangguan
5. Berenang dengan normal,
6. Menghadap dan melawan arus ketika diberi arus,
7. Berwarna cerah, dan
8. Tidak membawa penyakit.

Ukuran benih yang akan ditebar, akan menentukan lama waktu pemeliharaan
untuk mencapai ukuran atau biomassa panen tertentu. Namun benih berukuran
kecil biasanya harga satuannya lebih murah dibanding benih yang berukuran besar.
Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih benih yang bisa dibesarkan pada sistem
teknologi budidaya yang digunakan, diantaranya adalah:
1. Ketersediaan spesies benih yang akan dibesarkan. Apabila spesies atau jenis
benih yang tersedia banyak, maka kita tidak menemukan masalah dalam
menggunakan sistem teknologi buddidaya (wadah) yang akan kita pakai, namun
apabila spesiesnya terbatas maka sistem teknologi budidaya yang akan dipakai
harus sesuai dengan sifat dan tingkah laku spesies ikan tersebut.
2. Kecocokan spesies benih. Apabila kita sudah memilih sistem teknologi budidaya
tertentu (misalnya kolam), maka kita harus memilih spesies apa yang cocok
hidup dan tumbuh dengan baik di kolam. Sebagai contoh ikan yang agresif
seperti gabus akan sangat riskan apabila dipelihara di kolam karena akan bisa

42 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENDAHULUAN

kabur pada saat hujan atau kolam penuh dengan air.


3. Daya adaptasi benih (SR-nya) ketika dipelihara. Spesies ikan yang SR-nya tinggi
seperti ikan mas, beresiko dipelihara di KJA, apalagi apabila ada peristiwa atau
kejadian up-welling maka biasanya yang banyak mengalami kematian adalah
ikan mas.
4. Ukuran benih. Ukuran benih merupakan kriteria yang umum menjadi
pertimbangan dalam menentukan benih yang akan ditebar. Sebagai contoh
untuk budidaya di Karamba Jaring Apung baik di perairan tawar maupun laut,
ukuran benih yang layak ditebar adalah benih yng tidak lolos mata jaring KJA-
nya.
5. Harga benih. Harga benih yang terlalu mahal bisa menjadi pertimbangan untuk
tidak memilih benih tersebut untuk dibesarkan, apalagi kalau ikan sudah dipanen
dan ketika dipasarkan harga jualnya tidak sesuai harapan (ekspektasi) maka
pengelola dan pemilik usaha akan merugi.
Penebaran benih merupakan langkah awal yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan budidaya. Penebaran yang baik harus menggunakan prosedur dan waktu
yang baik. Sebelum penebaran benih dilakukan, air kolam harus memenuhi syarat
budidaya. Air kolam untuk budidaya berkedalaman sekitar 50 cm. Untuk budidaya
dengan karamba dan KJA, persyaratan kedalam sesuai ketentuan karamba dan
KJA. Pakan alami yang berupa plankton sudah mulai berkembang, ditandai dengan
munculnya warna kehijauan pada air kolam. Parameter kualitas air sesuai persyaratan
budidaya ikan air tawar.
Benih ikan yang baru tiba mudah mengalami stres. Benih menjadi lemah dan
kemudian mati bila langsung ditebar di kolam budidaya. Oleh sebab itu, sebelum
ditebar, benih perlu diaklimatisasikan dengan lingkungan yang baru mengingat
lingkungan yang baru sangat dimungkinkan untuk mempunyai kondisi yang berbeda,
terutama yang berkaitan dengan suhu dan pH air.
Pada awal pemeliharaan, ketinggian air dipertahankan minimal 70 cm, dan bila
masa pemeliharaan telah telah mencapai dua bulan ketinggian air dinaikan, sehingga
menjelang pemeliharaan empat bulan ketinggian diusahakan mencapai 1,5 m.

Khusus penebaran benih di Kolam Jaring Apung benih ditebar di dalam hapa
untuk memudahkan pengontrolan dan pada umumnya mata jaring KJA berukuran
besar sehingga jika langsung dilepas maka ikan akan lolos dari jaring.
Cara mengukur panjang total ikan menurut SNI: 01-6484.4-2000 yaitu dengan
membentangkan tubuh ikan kemudian ukur ikan mulai dari ujung mulut sampai
ujung ekor menggunakan jangka sorong atau penggaris yang dinyatakan dalam satua
centimater atau millimeter.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 43
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

A. Identifikasi Benih Ikan yang Berkualitas


1. Kesehatan Benih
Salah satu faktor penyebab ketidakberhasilan suatu kegiatan budidaya
adalah penyakit. Benih ikan yang terserang penyakit dapat diatasi melalui
kegiatan pengendalian penyakit secara dini. Usaha pengendalian penyakit
dilakukan melalui tindak pencegahan dengan cara pengkarantinaan pada
benih ikan yang akan didistribusikan dan tindak pengobatan sebagai
alternatif terakhir usaha pengendalian penyakit.
Perbaikan mutu benih hibrida dan kegiatan pemurnian induk
diharapkan mampu menanggulangi kebutuhan benih berkualitas dengan
pertumbuhan yang cepat dan toleran terhadap penyakit. Untuk itu diperlukan
informasi tentang tingkat ketahanan benih ikan mas dan hasil pemurnian
dan hibridisasi terhadap jenis parasit dan bakteri pathogen.
Pengamatan terhadap prevalensi dan intensitas serangan Trichodina sp.
menunjukan bahwa hasil perkawinan antara Sinyonya-Sinyonya  lebih
rentan dibandingkan dengan hasil perkawinan Sinyonya-Majalaya, Majalaya-
Sinyonya dan Majalaya-Majalaya. Demikian pula terhadap serangan
bakteri Aeromonas hydrophylla.
Ikan nila hasil pemurnian  lebih rentan  terhadap  Trichodina  sp. dan
bakteri  Aeromonas hydrophylla  dibandingkan dengan ikan nila hasil
persilangan antar strain ( NIFI, GIFT, Citralada dan lokal). Sedangkan ketahanan
tubuh benih nila hasil persilangan antar strain terhadap serangan Aeromonas
hydrophylla dan Trichodina sp. relatif sama.
Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang
dapat menimbulkan gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada prinsipnya penyakit
yang menyerang ikan tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses
hubungan tiga faktor, yaitu kondisi lingkungan (kondisi dalam air), kondisi
inang (ikan), dan adanya jasad patogen (jasad penyakit). Dengan demikian,
timbulnya serangan penyakit itu merupakan hasil interaksi yang tidak serasi
ini menyebabkan stres pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang
memilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang penyakit. Penyakit
adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap ikan dapat
disebabkan oleh organisme lain, pakan maupun kondisi linkungan yang
kurang menunjang kehidupan lain. Dengan demikian, timbulnya serangan
penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara
ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi
ini telah menyebabkan stres pada ikan sehingga mekanisme pertahanan diri
dari yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang penyakit.
Penyakit dapat diartikan sebagai organisme yang hidup dan
berkembang dalam tubuh ikan, sehingga organ tubuh ikan terganggu,
akan terganggu pula seluruh jaringan tubuh ikan (Gusrina, 2008). Hal yang
sering menyebabkan terjadinya penyakit yang disebabkan oleh organisme
parasit adalah terjadinya infeksi sekunder. Tubuh ikan dapat terluka karena
gesekan dengan benda keras, jika terlambat mengobatinya maka tubuh

44 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

ikan dapat mengalami infeksi skunder karena serangan organisme parasit.


Infeksi sekunder yang disebabkan oleh organisme parasit terbukti telah
menimbulkan banyak kematian pada ikan.

2. Keseragaman Benih
Ukuran benih ikan yang baru saja dipanen dari sebuah kolam secara umum
memiliki ukuran yang tidak seragam. Secara umum variasi ukuran yang ada
antara dua sampai tiga ukuran di dalamnya, artinya, ukuran benih ada yang
besar, ada yang berukuran sedang, dan ada yang memiliki ukuran relatif
kecil. Ketidakseragaman ukuran benih ikan disebabkan karena kecepatan
pertumbuhan setiap benih tidak sama, yang disebabkan oleh :
a. Sifat genetik yang dibawa dari induknya. Sifat genetik yang dibawa oleh
induk akan menyebabkan keturunannya.
b. Perbedaan jenis kelamin ikan. Seperti diketahui pada ikan nila, jantan
cenderung memiliki pertumbuhan lebih cepat dari ikan nila betina.
Sehingga setelah panen sudah bisa menebak, mana jantan dan mana
betina. Selanjutnya pada kasus ikan mas, justru terjadi sebaliknya, yaitu
ikan betina memiliki ukuran yang lebih besar dari ikan jantan.
c. Lama waktu pendederan. Waktu pendedran benih yang terlalu lama
akan menyebabkan ketidakseragaman ukuran. Keadaan itu menjadikan
peluang dalam mendapatkan pakan berbeda. Yang besar lebih agresif dan
berpeluang untuk mendapatkan pakan, sedangkan yang kecil sebaliknya.
Untuk menyeragamkan benih bisa dilakukan dengan seleksi.
d. Asal usul induk ikan tidak memiliki kriteria induk yang sehat, tidak cacat
dan umur yang belum layak untuk dipijahkan.
e. Pengaruh pada saat pemeliharaan, yaitu pada saat pengelolaan
pemeliharaan benih, pemberiaan pakan yang tidak memenuhi standar
kualitas maupin kualitas .
f. Persiapan wadah atau kolam yang digunakan untuk memelihara benih
ikan. Wadah/ tempat/ kolam yang akan digunakan untuk memelihara
benih sebaiknya harus dipersiapkan sesuai dengan prosedur pengelolaan
pemeliharaan benih, seperti kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan
ikan budidaya, pemupukan untuk menumbuhkan pakan alami maupun
sanitasi wadah untuk menghindari benih ikan terserang penyakit.
g. Faktor kepadatan benih atau jumlah benih tidak sesuai dengan luas kolam
benih. Setiap kolam yang akan digunakan untuk pemeliharaan benih harus
memiliki luasan tertentu sehingga daya dukung kolam (carrying capacity).
Bila kepadatan pemeliharaan benih melebihi batas maksimum maka akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan, sehingga benih ikan tidak dapat
tumbuh secara normal.
Seleksi benih merupakan kegiatan yang rutin dilakukan untuk pemerataan
ukuran benih. Ukuran benih yang seragam akan mengurangi adanya
persaingan dalam mencari makan. Benih ikan yang memiliki ukuran
lebih besar dari pada benih lainnya merupakan benih yang paling baik,
karena memiliki pertumbuhan yang cepat. Selanjutnya benih ikan yang
berukuran kecil akan dipacu dengan peningkatan pemberian pakan agar

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 45
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

mampu menyamai ukuran benih di atasnya.


Seleksi benih adalah kegiatan memisahkan antara benih yang besar
dengan benih yang kecil. Tujuannya agar benih yang ditebar berukuran
seragam. Kegiatan ini dilakukan sehari setelah panen. Selama semalam
benih dibiarkan di tempat penampungan, berupa hapa yang disimpan
di kolam atau bak agar kondisinya pulih kembali. Seleksi benih bisa
dilakukan dengan tangan bisa juga dengan memakai ayakan seleksi.
Seleksi dengan tangan kurang baik, karena selain tidak efektif juga tidak
efisien. Seleksi yang baik adalah dengan memakai ayakan seleksi. Alat
ini dibuat dari baskom besar yang telah dilubangi sesuai dengan ukuran
benih.
Cara melakukan seleksi dengan ayakan :
1) Lakukan pengambilan benih dengan menggunakan seser/ sekup net
atau ayakan alumunium/ plastik dan masukan benih itu ke dalam
ayakan seleksi yang diletakan dalam hapa atau bak yang lain. Biarkan
beberapa saat agar benih yang berukuran kecil keluar.
2) Secara perlahan-lahan masukan benih yang tertahan atau benih
yang berukuran besar ke dalam hapa atau bak yang lain.
3) Lakukan kegiatan itu berulang-ulang hingga benih habis.

B. Menentukan tingkat Kepadatan penebaran Benih Ikan


Padat penebaran benih ikan merupakan perbandingan antara jumlah
individu benih ikan yang ditebar dengan luas permukaan kolam atau volume air
kolam tempat ikan dibudidayakan. Untuk lebih sederhananya pengertian padat
penebaran adalah jumlah benih ikan yang ditebar per satuan luas atau volume.
Nilai padat penebaran ikan sangat dipengruhi oleh beberapa faktor seperti
jenis komoditas ikan yang dipelihara, kualitas air, pakan, umur dan ukuran ikan,
daya dukung kolam/ media budidaya. Pada keadaan lingkungan yang baik dan
pakan yang mencukupi, peningkatan padat penebaran akan disertai dengan
peningkatan hasil (produksi).
Akan tetapi apabila peningkatan padat penebaran yang tidak disertai oleh
daya dukung kolam yang memadai maka akan berakibat terjadinya penurunan
pertumbuhan (critical standing crop) dan pada padat penebaran tertentu
pertumbuhan akan berhenti (carrying capacity). Untuk mencegah terjadinya hal
tersebut, peningkatan padat penebaran haruslah sesuai dengan daya dukung
(carrying capacity).
Peningkatan padat penebaran yang tinggi akan mengganggu proses
fisiologi dan tingkah laku ikan terhadap ruang gerak yang pada akhirnya
dapat menurunkan kondisi kesehatan dan fisiologis ikan. Akibat lanjut dari
proses tersebut adalah penurunan pemanfaatan makanan, pertumbuhan dan
kelangsungan hidup mengalami penurunan. Sedangkan jika terlalu rendah
pemanfaatan ruang tidak maksimum dan produksi juga menurun.

46 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

C. Prosedur Penebaran Benih Ikan


1. Waktu Penebaran Benih Ikan
Waktu penebaran benih harus diperhatikan karena sangat erat
hubungannya dengan perubahan suhu yang terjadi terutama dalam kolam
atau air media yang akan menjadi tempat tumbuh ikan yang akan dipelihara.
Waktu penebaran yang disarankan adalah pada waktu pagi hari antara pukul
07.00 s.d jam 09.00 dan sore hari antara pukul 17.00 s.d 18.00. Di waktu
pagi dan sore hari juga tidak ada perbedaan yang signifikan antara suhu di
permukaan dan di dalam air. Di waktu tersebut, cuaca belum terlalu panas
sehingga benih bisa mudah menyesuaikan diri di kolam yang baru. Dengan
demikian suhu sudah rendah agar memberikan rasa ketenangan pada ikan
yang dipelihara. Penentuan waktu tebar benih yang tepat bertujuan untuk
menghindari stres dan mengurangi risiko kematian yang lebih besar.
2. Cara Penebaran Benih Ikan
Penebaran benih ikan bertujuan untuk menempatkan benih dalam
wadah budidaya dengan padat penebaran tertentu. Benih ikan dapat berasal
dari produksi pembenihan atau hasil tangkapan dari alam. Penebaran benih
merupakan proses awal kegiatan budidaya. Dengan jumlah padat tebar yang
sesuai dan benih yang baik dan sehat, maka diharapkan akan mendapatkan
hasil panen yang maksimal
a. Padat Penebaran
Padat penebaran benih adalah jumlah atau biomassa benih yang
ditebar per satuan luas atau volume dalam sistem teknologi budidaya.
Pada penebaran benih akan menentukan tingkat intensitas pemeliharaan.
Semakin tinggi padat penebaran benih berarti semakin banyak jumlah
atau biomasssa benih per satuan luas, maka semakin tinggi tingkat
pemeliharaannya. Padat penebaran tinggi menyebabkan kebutuhan
Oxigen menjadi tinggi dan jumlah pakan juga semakin besar. Dampak lain
yang ditimbulkan oleh padat penebaran yang tinggi maka jumlah ikan
yang melakukan metabolisme juga semakin bertambah besar, sehingga
limbah buangannya berupa feses, NH3 , H2S dan CO2 juga semakin
bertambah banyak.
Dengan demikian penentuan padat penebaran benih ikan sangat
tergantung pada daya dukung kolam atau dengan kata lain penebaran
benih berkaitan erat dengan daya dukung kolam dan sistem teknologi
budidaya yang digunakan. Daya dukung kolam merupakan kemampuan
sumberdaya kolam untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan
oleh ikan sehingga ikan dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.
Daya dukung kolam dalam sistem budidaya ikan meliputi : kesuburan,
sistem pengairan, kondisi kualitas air serta kelengkapan sarana dan
prasarana yang digunakan meliputi kincir air, pompa dan lain sebagainya.
Sedangkan kondisi kualitas air meliputi : DO, suhu jumlah fitoplankton
dan zooplankton, debit air dan lain sebagainya.
Besar kecilnya padat penebaran ikan sangat bervariasi menurut
pola pemeliharaannya, serta jenis ikan yang akan dibudidayakan. Berikut
ini merupakan padat penebaran dari beberapa jenis ikan :

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 47
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

1) Padat tebar lele dumbo 50 ekor/ m2, dengan biomassa benih 7 gram/
ekor s.d 10 gram/ ekor, lama pemeliharaan 60 – 70 hari, diperoleh
hasil panen 8 – 10 ekor / kg atau 100 – 125 gram / ekor.
2) Padat tebar ikan mas 5 – 10 ekor/ m2, dengan biomassa benih 8 – 10
gram/ekor , lama pemeliharaan 120 hari,
3) Padat tebar ikan nila 5 – 10 ekor/ m2, dengan biomassa benih 8 – 10
gram/ekor , lama pemeliharaan 120 hari,
b. Teknik Penebaran Benih
Teknik penebaran benih ikan pada kolam budidaya bertujuan untuk
meminimalkan tingkat stres dan kematian benih ikan yang ibudidaya,
akibat adanya perubahan kualitas air. Teknik penebaran benih ikan
pada kolam budidaya berfungsi untuk dilakukannya proses aklimatisasi
benih ikan sehingga cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Teknik Penebaran  benih  merupakan proses  menempatkan benih ikan
dalam kolam pemeliharaan dengan  padat penebaran tertentu. Padat
penebaran adalah jumlah biomassa benih yang ditebarkan per satuan
luas atau volume. Padat penebaran benih akan menentukan tingkat
intensitas pemeliharaan. Semakin tinggi padat penebaran benih, maka
semakin banyak jumlah atau biomassa benih per satuan luas, sehingga
pemeliharaannya juga harus semakin intens. Selain itu, semakin tinggi
padat penebaran benih, maka semakin tinggi pula tingkat teknologi yang
digunakan.
Benih  ditebar  pada  pagi  atau  sore  hari  saat  suasana  teduh  untukmenghindari 
fluktuasi  suhu  yang  panas,  sehingga  benih  yangditebarkan tidak
mengalami stress. Sebelum larva/ benih ikan dilepas terlebih dahulu
dilakukan aklimatisasi.
Aklimatisasi adalah suatu cara ikan untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan baru. Lingkungan baru tersebut adah suhu, pH dan salinitas.
Suhu merupakan “Controlling factor” yaitu apabila suhu air berubah
maka faktor lain juga akan berubah. Sedangkan pH termasuk “Masking
facto “ yaitu sebagai faktor pengendali perubahan kimia dalam air. Ikan
mempunya alat dan cara untuk beradaptasi terhadap lingkungannya.
Alat-alat tersebut akan dipergunakan pada saat sedang mengadakan
proses osmoregulasi. Alat-alat tersebut antara lain: kulit, insang, ginjal.
Namun demikian ikan mempunyai batas toleransi terhadap perubahan
lingkungannya. Sebagai contoh ikan hanya mampu mentolelir perubahan
suhu hanya 5o C perubahan ini hanya mampu ditolelir 0,5 o C per menit.
Hal ini menjadi perhatian bagi para pelaku budidaya untuk senantiasa
menerapkan prinsip kehati-hatian saat pelepasan benih ikan.
Berdasarkan fakta referensi tersebut di atas menjadi bukti bahwa
larva ikan yang akan ditebar sangat perlu untuk dilakukan proses
aklimatisasi terlebih dahulu, karena ikan merupakan binatang/ hewan ”
poikilothermal” dimana suhu tubuhnya sama dengan suhu lingkungannya.
Jadi apabila lingkungannya berganti dimana suhu lingkungan hidupnya
berganti. Pengertian dasar dari proses aklimatisasi seperti telah disebutkan

48 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

di atas adalah proses penyesuaian dua kondisi lingkungan yang berbeda


(dari tempat asal ke perairan selanjutnya) sehingga perubahan kondisi
tersebut tidak menimbulkan stress bagi benih. Kegiatan ini perlu dilakukan
secara cermat dan penuh kesabaran agar tingkat stress benih terhadap
perubahan lingkungan dapat ditekan seminimal mungkin sehingga secara
kualitas dan kondisi benih dapat dipertahankan secara optimal. Dengan
demikian sebelum benih ikan ditebar langsung dalam wadah budidaya
perlu dilakukan kegiatan aklimatisasi dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Pemindahan benih  yang masih dalam kemasan ke perairan baru.
Usahakan agar kemasan-kemasan benih tersebut dikumpulkan pada
suatu tempat yang mudah untuk dijangkau di dalam petakan kolam
(biasanya di pinggir petakan atau di pojok petakan kolam) yang diberi
pembatas sehingga kemasan benih tidak menyebar. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan pengamatan kondisi dan aktivitas benih selama
proses aklimatisasi. Selama proses ini kemasan benih sebaiknya
tidak dibuka terlebih dahulu (kecuali kemasan yang telah digunakan
untuk sampling) dan biarkan selama beberapa saat di dalam perairan
dalam keadaan tertutup.
2) Selanjutnya lakukan pengamatan pada beberapa kemasan benih
tersebut, jika di dalam kemasan benur tersebut telah terlihat
berembun maka kemasan benih sudah dapat dibuka. Indikator
ini menunjukkan bahwa suhu antara perairan kolam / tambak dan
kemasan benih relatif telah sama. Lakukan hal sama pada kemasan-
kemasan benih yang telah menunjukkan indikator yang sama.
3) Pada saat membuka kemasan benih, lakukan penambahan air
tambak ke dalam kemasan benih tersebut secara perlahan dengan
menggunakan telapak tangan sehingga sebagian kemasan benih
dalam kondisi berada di dalam perairan tambak. Biarkan kondisi
tersebut untuk beberapa saat, dan lakukan kegiatan yang sama untuk
kemasan-kemasan benih lainnya.
4) Selanjutnya lakukan pengamatan terhadap kondisi dan aktifitas
benih pada beberapa kemasan tersebut. Jika benih-benih di dalam
kemasan sudah terlihat secara aktif di pinggir kemasan (pada
beberapa kasus benih terlihat konvoi) maka hal ini menunjukkan
bahwa benih sudah siap dipindahkan ke dalam kolam. Indikator ini
menunjukkan bahwa kondisi kualitas air secara umum antara kolam
dan kemasan benih relatif telah sama
5) Pindahkan benih di dalam kemasan ke perairan tambak secara
perlahan-lahan jika hasil pengamatan telah menunjukkan indikator
seperti item no.3 di atas. Lakukan kegiatan yang sama untuk
kemasan-kemasan benih lainnya.
Secara umum hal yang perlu diperhatikan dalam proses tebar benih selain
faktor teknis budidaya adalah faktor kecermatan, ketekunan/kesabaran
baik dalam melakukan proses tebar maupun pengamatan terhadap
indikator-indikator dalam proses aklimatisasi agar tidak menimbulkan

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 49
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

kesalahan dalam pengambilan keputusan terkait dengan teknis budidaya


ikan.

c. Teknik Sampling Benih


Sebelum penebaran larva ikan di media pendederan, dilakukan juga
pendataan awal larva ikan. Data yang dikumpulkan terdiri dari panjang
baku rat-rata, biomassa rata-rata dan biomassa total. Panjang larva yang
diukur biasanya ada dua, yaitu panjang total dan panjang baku. Panjang
total ikan diukur dari ujung ekor sampai kepala, sedangkan panjang
baku adalah panjang ikan diukur mulai dari pangkal ekor sampai kepala.
Penimbangan biomassa larva ikan yang akan ditebar meliputi biomassa
rata-rata dan biomassa total.
Teknik mengukur panjang rata-rata larva ikan adalah sebagai berikut :
1) Ambillah 5 – 10 ekor larva pada masing-masing kantong kemasan
larva ikan menggunakan seser halus.
2) Masukkan larva-larva ke dalam baskom berisi air dari wadah
budidaya.
3) Ukurlah secara acak contoh ikan dalam baskom, misal diperoleh data
dari 10 ekor benih seperti pada tabel.

Panjang Total
No. Ikan
( cm )
1 5,4
2 5,6
3 4,9
4 5,6
5 4,8
6 5,2
7 5,9
8 5,1
9 4,9
10 5,3
Panjang rata-rata 5,27

4) Selanjutnya setelah ikan diukur panjang rata-ratanya, lakukan


penimbangan dari ke 10 ikan tersebut, misalkan diperoleh hasil
sebagi berikut ; 10,

50 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Berat biomassa ikan / ekor


(gram)
No. Ikan

1 10,2
2 9,5
3 9,2
4 10,2
5 8,7
6 9,3
7 9,7
8 10,1
9 9,0
10 8,5
Berat biomassa ikan 94,4
rata-rata per ekor

5) Dengan demikian apabila ingin mengetahui atau menghitung


biomassa ikan yang ditebar adalah dengan cara mengalikan jumlah
ikan total dengan berat biomassa rata-rata ikan per ekor.

D. Sortasi dan Grading Benih Ikan


Proses sortasi adalah memilah ukuran atau grading ikan dengan
menggunkan alat sortir dengan berbagai ukuran. Proses sortasi ini sangat penting
untuk menentukan tahap produksi ikan. Setelah ikan yang dipanen di kolam
pendederan maupun pembesaran langkah selanjutnya adalah melakukan sortasi.
Grading bertujuan untuk mengelompokkan benih ikan berdasarkan grade/
ukurannya. Selain itu grading juga bertujuan untuk memenuhi ukuran-ukuran
benih yang diminati peternak. Sebagian pelaku usaha pembenihan lebih memilih
benih lele dengan ukuran 2-3, 3-5 atau 4-6 dengan alasan harga yang lebih murah.
Sedangkan untuk benih ikan nila Alat sortasi yang digunakan ini berupa ayakan
sabetan dengan berbagai ukuran yaitu untuk pendederan satu ayakan penyabetan
ini memilki diameter 1 cm, pada pendederan II ayakan sabetan memilki diameter
1,5 cm, dan pada ayakan yang tidak masuk kedalam ayakan diatas masuk ke dalam
pendederan ke III. Pada proses sortasi ikan ini tidak langsung dilakukan grading
setelah pemanenan harus melihat kondisi ikan apakah lemah atau sehat, supaya
proses grading bisa lancar biasanya proses grading ini dilakukan apabila ikan a
sudah terlihat sehat. Pada proses grading ini hapa pada kolam ini diseret pada
salah satu sisi untuk mempermudah proses penangkapan sehingga hapa ini bisa
dijadikan penampungan kembali untuk ikan yang tidak masuk ukuran untuk tahap
pendederan dan yang masuk ukuran dimasukan ke dalam ember kemudian ditebar
pada kolam pendederan yang ditentukan.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 51
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Selanjutnya kegiatan grading pada benih lele dari penetasan mulai


dilakukan pada umur 17-20 hari. Pada praktiknya grading pada benih yang
ditetaskan sendiri ini dilakukan pada usia 30 hari mengingat benih yang lambat
dalam bertumbuh karena beberapa kondisi. Cuaca dingin dan hujan yang terus
menerus kemungkinan dapat menyebabkan perkembangan benih menjadi sedikit
lambat sehingga grading dilakukan setelah benih berusia satu bulan atau 30 hari.
Tujuan grading sortir benih sebagian lagi lebih menyukai benih ikan lele dengan
ukuran lebih tinggi dari 5-7 hingga 7-9 cm bahkan 9-12 cm dengan alasan lebih
cepat panen. Jika ada peternak yang panen lele dalam waktu hanya 30 hari atau
45 hari, bolehlah dipercaya saja, kemungkinan benih yang ditebar pun berukuran
super. Bagi pembenih sendiri, grading juga bertujuan dalam menentukan harga
benihnya. Ikan-ikan yang telah digrading ini kemudian dapat dipisahkan dalam
kolam yang berbeda untuk menunggu penjualan atau pemeliharaan lebih lanjut.
Saat grading sekaligus dapat disortir ikan-ikan yang sakit atau tumbuh tidak
normal.
Peralatan Grading yang diperlukan terlebih dahulu disiapkan seperti :
satu ember besar penampung air, beberapa ember grading, serok atau jaring
halus, beberapa ember tampungan sementara ikan, mangkok kecil atau piring dan
sendok. Ember grading dengan berbagai ukuran dapat dibeli di toko-toko ikan
atau poultry terdekat. Isi ember besar dengan air hampir penuh. Susun ember-
ember grading bertumpuk di dalam ember besar ini. Pada praktiknya, seringkali
hanya diperlukan satu ember atau dua ember grading saja. Ember dengan lubang
lebih kecil diletakkan paling bawah, paling atas adalah ember dengan lubang yang
paling besar. Dalam penyusunan ember grading, pastikan harus ada ruang yang
cukup antara alas ember satu dengan ember di bawahnya. Ember yang terlalu
dempet alasnya dapat menyebabkan benih yang turun ke ember di bawahnya
tergencet dan mati. Pasang kayu atau suatu penyangga yang lain di antara ember-
ember grading agar memberikan ruang yang cukup bagi benih yang turun ke
bawah.
Untuk kolam yang didesain khusus, proses pengambilan benih ini biasanya
dilakukan dengan membuka lubang air pembuangan. Pada keluaran air kemudian
dipasang jaring hingga ikan-ikan dapat berkumpul di situ dan mulai dimasukkan
ke alat grading.
Untuk kolam benih dengan kepadatan tinggi dan mode cepat di depan
pembeli, pengambilan benih dapat dilakukan dengan jaring atau serok saja. Benih
yang telah terambil kemudian diletakkan dalam ember grading paling atas.
Benih yang berukuran besar akan tertinggal di ember bagian atas, benih
yang lebih kecil akan turun ke ember grading di bawahnya. Untuk memastikan ikan
yang berukuran kecil turun ke bawah, sebelum benih dikumpulkan berdasarkan
kelompoknya ember grading dapat diangkat-celup dalam air beberapa kali atau
sedikit dimiringkan. Ikan-ikan kemudian dikelompokkan berdasarkan ukuran yang
diperoleh. Untuk itu idealnya tersedia beberapa kolam lain yang kosong selain
kolam pendederan pada proses pembenihan ikan lele ini.
Berok sebelum Grading
Umumnya sebelum dilakukan proses grading ini, pada benih ikan dilakukan
pemberokan terlebih dahulu. Ikan tidak diberikan pakan selama beberapa jam

52 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

sebelumnya dengan tujuan ikan tidak akan buang kotoran selagi dikirimkan ke
tempat yang jauh. Air yang tetap bersih saat pengiriman akan mempertinggi
tingkat kehidupan benih saat tiba di tempat konsumen.
Selesai proses grading ini dapat dilakukan proses penghitungan benih.
Perhitungan bisa dilakukan manual satu persatu dengan alat mangkok dan
pengambilan dilakukan dengan tangan langsung atau menggunakan sendok.
Dalam jumlah besar, benih lele kadang dijual berdasarkan sampling bobot
dengan gram, atau sampling volume dengan gelas takar. Tentunya berdasarkan
kesepakatan dengan konsumen.

E. Pengangkutan Benih Ikan


Pengertian Transportasi secara umum adalah rangkaian kegiatan
memindahkan/ mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen
dengan menggunakan salah satu moda transportasi, yang dapat meliputi moda
transportasi darat, laut/ sungai maupun udara. Menurut Kamaludin (1987)
dalam Romli (2008), Transportasi berasal dari kata latin tranpotare, dimana
tran berarti seberang atau sebelah dan portare berarti mengangkut atau
membawa. Jadi tansportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke
sebelah lain atau dari satu tempat ke tempat lainnya. Menurut Tamin (1997),
Transportasi adalah suatu sistem yang terdiri dari prasarana/sarana dan sistem
pelayanan yang memungkinkan adanya pergerakan ke seluruh wilayah sehingga
terakomodasi mobilitas penduduk, dimungkinkan adanya pergerakan barang, dan
dimungkinkannya akses ke semua wilayah.
Metode Transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur
distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk-produk yang sama
di tempat-tempat yang membutuhkan secara optimal. Pada dasarnya, ada dua
metode transportasi ikan hidup, yaitu dengan menggunakan air sebagai media
atau sistem basah, dan media tanpa air atau sistem kering.
1. Pengangkutan Sistem Basah
Transportasi sistem basah (menggunakan air sebagai media
pengangkutan) terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Pengemasan Ikan Sistem Terbuka
Yaitu ikan hidup yang diangkut dengan wadah atau tempat
yang media airnya masih dapat berhubungan dengan udara bebas.
Pengankutan sistem ini biasa digunakan untuk pengangkutan jarak dekat
dan membutuhkan waktu yang tidak begitu lama. Terdapat kelebihan dan
kekurangan dari sistem ini. Kelebihannya antara lain difusi oksigen melalui
udara ke media air masih dapat berlangsung, dapat dilakukan penambahan
oksigen melalui aerator, dan dapat dilakukan pergantian air sebagian
selama perjalanan. Sementara kekurangannya dapat membahayakan
ikan dan tidak dapat dilakukan untuk pengiriman menggunakan pesawat
terbang. Sistem ini sangat cocok untuk pengiriman ikan ukuran konsumsi

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 53
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

b. Pengangkutan sistem tertutup


Yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan dengan tempat
atau wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam
media tersebut. Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan untuk
pengangkutan jarak jauh. Seperti halnya dengan sistem terbuka,
pengemasan sistem tertutup ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya antara lain media air tahan terhadap guncangan selama
pengangkutan, dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh (dengan
pesawat terbang), memudahkan penataan dalam pemanfaatan tempat
selama pengangkutan. Sementara kekurangannya antara lain adalah
media air tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada
difusi oksigen dari udara) sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan,
tidak dapat dilakukan pergantian air, dan memerlukan kecermatan dalam
memperhitungkan kebutuhan oksigen dengan lama waktu perjalanan
2. Pengangkutan sistem kering
Pada transportasi sistem kering, media angkut yang digunkan adalah
bukan air, Oleh karena itu ikan harus dikondisikan dalam keadaan aktivitas
biologis rendah sehingga konsumsi energi dan oksigen juga rendah. Makin
rendah metabolisme ikan, terutama jika mencapai basal, makin rendah pula
aktivitas dan konsumsi oksigennya sehingga ketahanan hidup ikan untuk
diangkut di luar habitatnya makin besar .
Penggunaan transportasi sistem kering dirasakan merupakan cara
yang efektif meskipun risiko mortalitasnya cukup besar. Untuk menurunkan
aktivitas biologis ikan (pemingsanan ikan) dapat dilakukan dengan
menggunakan suhu rendah, menggunakan bahan metabolik atau anestetik,
dan arus listrik.
Pada kemasan tanpa air, suhu diatur sedemikian rupa sehingga
kecepatan metabolisme ikan berada dalam taraf metabolisme basal, karena
pada taraf tersebut, oksigen yang dikonsumsi ikan sangat sedikit sekedar
untuk mempertahankan hidup saja. Secara anatomi, pada saat ikan dalam
keadaan tanpa air, tutup insangnya masih mangandung air sehingga melalui
lapisan inilah oksigen masih diserap.
Cara pengangkutan/pengiriman benih ikan jarak jauh tіdаk bіѕа
dіlakukan sembarangan, harus dеngаn persiapan уаng matang. Hal-hal yang
perlu dіpersiapkan adalah: Kantong plastik, Oksigen dan Air bersih. Saat ini,
pengangkutan benih ikan antar pulau ѕudаh bіаѕа dilakukan karena sarananya
cukup tersedia. Nаmun begitu, salah penanganan dalam pengangkutan benih
ikan antar pulau bіѕа berakibat pada kematian benih atau penurunan kondisi
kesehatan benih. Faktor utama уаng menjadi penentuan keselamatan
benih ikan selama pengangkutan аdаlаh air media. Kondisi air media harus
diusahakan dalam keadaan normal, baik temperatur, pH, maupun kandungan
oksigennya. Dі ѕаmріng itu, kepadatan dan jumlah benih ikan уаng diangkut
serta lamanya waktu pengangkutan јugа perlu mendapat perhatian.
Pernyataan Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan menguatkan
hal tersebut. Dikatakan bаhwа kesehatan ikan dipengaruhi оlеh perubahan
parameter kualitas air. Parameter уаng harus dipertimbangkan аdаlаh suhu,

54 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

oksigen terlarut, pH, karbondioksida, amoniak, dan keseimbangan garam


dalam darah ikan. Tingkat perubahan ѕеtіар parameter dipengaruhi оlеh
berat dan ukuran ikan уаng аkаn diangkut dan durasi transportasi. Benih ikan
sensitif terhadap perubahan temperatur air. Mеnurut Murtidjo, temperatur
air уаng tіdаk cocok saat pengangkutan membuat benih ikan mengalami
cekaman. Olеh karena itu, pengangkutan dilakukan pada saat temperatur
rendah, misalnya pada pagi hari atau sore hari. Jіkа terpaksa, misalnya pada
siang hari, pengangkutan benih dараt menggunakan es.
Kandungan oksigen dalam pengangkutan benih ikan ѕаngаt erat
hubungannya dеngаn kepadatan, jumlah benih ikan, dan lamanya waktu
pengangkutan. Jіkа oksigennya sedikit, jumlah benih ikan уаng ditampung
dalam media јugа sedikit dan waktu angkut рun menjadi singkat. Mеnurut
Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, dasar уаng bіаѕа digunakan untuk
mengukur konsumsi ikan аtаѕ oksigen selama pengangkutan аdаlаh berat
ikan dan suhu air. Sеlаіn itu, nilai pH, CO2, dan amoniak јugа berpengaruh
penting. Ada batasan tertentu аntаrа perbandingan air dan kandungan
oksigen. Mеnurut Murtidjo, bеbеrара faktor уаng dараt mempengaruhi
kegiatan pengangkutan benih ikan dіantaranya ѕеbаgаі berikut :
a. Jenis ikan. Hal іnі disebabkan kebutuhan oksigen untuk ѕеtіар spesies
ikan berbeda-beda. Misalnya аntаrа ikan mas dan ikan lele.
b. Usia dan ukuran ikan. Semakin besar ukuran benih ikan, semakin besar
рulа kebutuhan oksigennya.
c. Resistensi ikan. Benih ikan уаng diberi pakan buatan memiliki daya tahan
lebih rentan dibandingkan dеngаn benih ikan уаng diberi makanan alami
d. Temperatur air. Pengangkutan benih ikan harus dilakukan dalam kondisi
temperatur air normal atau lebih rendah. Pengangkutan benih ikan dalam
temperatur air lebih rendah аkаn mengurangi respirasi ikan sehingga
kandungan oksigen terlarut dalam air tinggi. Temperatur air уаng tinggi
аkаn mengurangi oksigen dalam air.
e. Lama waktu pengangkutan. Semakin dekat jarak tempuh, semakin besar
tingkat hidup benih ikan уаng dicapai.
f. Sistem pengangkutan. Semakin cepat dan mudah sistem pengangkutan
уаng digunakan, peluang mencapai keberhasilan dalam pengangkutan
рun lebih besar.

Cara Pengangkutan Pengiriman Benih Ikan Dengan Oksigen.


Proses іnі bіаѕа dіnamakan pengepakan ikan. Pada proses pengepakan
perhatikan keadaan ikan, sehat atau tidak. Jіkа keadaan ikan lemah,
baiknya ikan dі rawat dahulu dan tunda keberangkatan ikan karena
risikonya ѕаngаt besar. Bеrіkut hal-hal уаng perlu diperhatikan dalam
penanganan benih ikan agar tetap sehat:
1) Pemilihan Benih Ikan
Benih ikan harus dipilih уаng sehat уаіtu bebas dаrі penyakit, parasit
dan tіdаk cacat. Sеtеlаh benih itu dipastikan sehat maka langkah
selanjutnya benih ikan baru dimasukkan ke dalam wadah atau media
pengirimanan. Ada beberapa media yang di gunakan setelah benih

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 55
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

sehat lantas dimasukkan kе dalam kantong plastik (sistem tertutup)


atau keramba (sistem terbuka).
2) Air yang digunakan
Air уаng dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas
hama dan penyakit serta bahan organik lainya. Sеbаgаі соntоh dараt
digunakan air sumur уаng telah diaerasi semalam
3) Penetralan dengan sistem pemberokan sebelum dikirim
Gunakan tempat pemberokan berupa bak уаng berisi air bersih dan
dеngаn aerasi уаng baik. Pada proses pemberokan di perlukan waktu
beberapa hari. Tempat atau bak pemberokan dараt dibuat dеngаn
ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dеngаn menggunakan ukuran
luas tersebut maka tempat atau bak pemberokan dараt menampung
benih dengan jumlah yang sesuai, seperti menampung ikan mas
sejumlah 5000–6000 ekor dеngаn ukuran 3-5 cm atau menampung
benih ikan lele ukuran 3- 5 sebanyak 10 ribu ekor.
Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dеngаn ukuran
benihnya
4) Bеrdаѕаrkаn lama/jarak pengiriman
Pengangkutan benih ikan bіаѕа dilakukan dalam kemasan kantong
plastik dеngаn kepadatan benih ikan berkisar 5.000-8.000 ekor
untuk ѕеtіар 5 - 8 liter air, volume oksigen аntаrа 15-20 liter.
Jіkа menggunakan kontainer atau wadah уаng dilengkapi sarana
saluran oksigen, jumlah benih уаng diangkut sekira 1 juta ekor, benih
ikan berusia 2-3 hari atau benih ikan уаng baru mulai makan.
Jіkа menggunakan wadah bervolume 100 liter, benih уаng bіѕа
diangkut sebanyak 100.000 ekor.
Minimal, benih ikan berusia 2-4 minggu dараt diangkut dalam
kantong plastik sebanyak 500-2.000 ekor benih ikan per kantong.
Sеlаіn itu, јіkа wadah bervolume 100 liter dараt dipakai untuk
mengangkut benih air sebanyak 10.000.
5) Sistem Pengangkutan terbuka
Yаng dіmaksud pengangkutan sistem terbuka іnі аdаlаh dеngаn
wadah terbuka seperti jerigen atau bak seperti keramba. Perkiraan
isi dan perbandingan biasanya: 10 liter air dеngаn benih ikan уаng
mampu dіtampung sekitar 3000 benih. Semakin sedikit benih maka
semakin aman.
6) Sistem Pengangkutan tertutup
Pengangkutan sistem tertutup іnі ѕаngаt cocok diterapkan untuk
pengiriman jarak jauh atau рun antarpulau. Hаnуа saja, faktor oksigen
merupakan hal уаng mutlak dibutuhkan. Wadah pengangkutan dараt
menggunakan kantong plastik dеngаn ketebalan 0,015 mm-0,2 mm,
уаng cukup kuat untuk diisi air sekitar 10 liter. Mеnurut Murtidjo,
pengangkutan sistem tertutup terbagi dua, уаіtu :
a) Pengangkutan уаng lamanya dі bаwаh 8 jam. Pengangkutan
benih ikan уаng menempuh waktu perjalanan kurаng dаrі 8 jam
dараt dilakukan dеngаn cara berikut. :

56 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

(1) Volume media pengangkutan terdiri dаrі air bersih 5 liter


уаng diberi buffer Na2 (hpo) 4.1H2O sebanyak 9 gram
(2) Siapkan Air Bersih dari hasil pembersihan akan bakteri
dengan mengendapkan selama sehari
(3) Masukkan air bersih kе dalam kantong plastik kеmudіаn
benih
(4) Hilangkan udara dеngаn menekan kantong plastik kе
permukaan air
(5) Alirkan oksigen dаrі tabung dialirkan kе kantong plastik
sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga (air:oksigen=1:1)
(6) Kantong plastik lаlu diikat
(7) Kantong plastik dimasukkan kе dalam dos dеngаn posisi
membujur atau ditidurkan.
(8) Dos уаng berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi
0,50 m dараt diisi 2 buah kantong plastik
(9) Untuk menghindari kebocoran, kantong plastik berisi benih
ikan sebaiknya dimasukkan dalam kardus dan temperaturnya
tetap dipertahankan dеngаn kisaran 27—29 ◦C
b) Pengangkutan уаng lamanya lebih dаrі 12 jam. Sementara,
pengangkutan benih ikan уаng menempuh waktu perjalanan
lebih dаrі 12 jam dараt dilakukan dеngаn cara berikut :
(1) Kantong plastik (2 lapis) diisi air sekitar 10 lier, lаlu dеngаn
masukkan benih ikan kе dalam kantong plastik dеngаn hati-
hati.
(2) Masukkan kantong plastik tеrѕеbut kе dalam kotak karton
уаng bagian pinggir dan alas bagian dalamnya dilapisi gabus.
(3) Masukkan pecahan es sebanyak 10% dаrі volume air kе
dalam kantong plastik, lаlu tempatkan dіаntаrа kantong
plastik berisi benih dan kotak karton.
(4) Jіkа temperatur air berkisar 20 ◦C, tambahkan lаgі es ѕаmраі
temperatur air dі bаwаh 20◦C
(5) Tambahkan oksigen kе dalam kantong plastik berisi benih
ikan secara perlahan ѕаmраі perbandingan volume air dan
oksigen 1 : 1, lаlu ikat erat kantong plastik tersebut.
Tidak semua teknik pengangkutan уаng ѕаmа dараt diterapkan
untuk ѕеmuа jenis ikan. Olеh karena itu, diperlukan percobaan
pendahuluan tеntаng kepadatan уаng layak, kualitas air, volume
wadah уаng baik dan aman, serta alat angkut уаng efisien.
Bеbеrара hal уаng perlu diperhatikan ѕеtеlаh benih ѕаmраі dі
tempat tujuan аdаlаh ѕеbаgаі berikut :
(1) Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom atau
wadah piring (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter air bersih).
(2) Buka kantong plastik dan Taruh kantong Plastik Di tempat
kolam yang akan ditebar benih.
(3) Tambahkan air bersih уаng berasal dаrі kolam setempat
sedikit dеmі sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong
AGRIBISNIS PERIKANAN AIR
TAWAR 57
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

plastik terjadi perlahan-lahan.


(4) Pindahkan benih ikan kе waskom уаng berisi larutan
tetrasiklin selama 1-2 menit
(5) Masukan benih ikan kе dalam bak pemberokan. Dalam bak
pemberokan benih ikan diberi pakan secukupnya
(6) Sеlаіn itu, dilakukan pengobatan dеngаn tetrasiklin 25 ppm
selama 3 hari berturut-turut
(7) Sеlаіn tetrsikli dараt јugа digunakan obat lаіn seperti KMNO4
sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5
menit
(8) Sеtеlаh memakan waktu 1 minggu dipisahkan dan dikarantina
maka baru bisa tebar benih ikan dі kolam budidaya

Pengemasan benih harus dараt menjamin keselamatan benih


selama pengangkutan. Hal-hal atau faktor penting уаng perlu
diperhatikan para pembudidaya ikan dalam pengemasan benih
ikan patin yaitu :
(1) Sediakan kantong plastik yang mempunyai ketebalan tinggi
dan sesuai kebutuhan.
(2) Sеtіар kantong plastik dibuat rangkap untuk menghindari
kebocoran dan oksigen tidak keluar
(3) Sediakan karet gelang untuk simpul sederhana atau bisa
juga menggunakan tali rafia
(4) Masing-masing kantong plastik diisi air sumur уаng telah
diaerasi selama 24 jam.
(5) Benih ikan уаng telah dipuasakan atau tidak di berikanan
makan selama 18 jam ditangkap dеngаn serokan halus
kеmudіаn dimasukan ke dalam kantong plastik tadi.
(6) Bеrdаѕаrkаn penelitian terbukti bаhwа benih patin mаѕіh
aman diangkut selama 14 jam dеngаn kapadatan 300 ekor
per liter. Pada ukuran benih ikan nila2-3cm volume air yang
dimasukan sebanyak 4 liter dan kepadatan ekor 1500 – 2000
ekor/kantong, benih ikan ukuran 3-5 cm air dengan volume
4 liter dan kepadatan 400 -500 ekor/ kantong.

58 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA PEMBESARAN BAB


KOMODITAS PERIKANAN VI
BAB VI PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA PEM-
BESARAN KOMODITAS PERIKANAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada bab ini peserta didik diharapkan mampu
menjelaskan dan melakukan pengelolaan kualitas air pada pembesaran komoditas
perikanan dengan benar.

PETA KONSEP

PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA PEMBESARAN KOMODITAS


PERIKANAN

Parameter fisika Parameter Kimia Parameter biologi

KATA KUNCI

Pengelolaan kualitas air, debit air,

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 59
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengelolaan Kualitas Air Pada Pembesaran Komoditas Perikanan


Air merupakan media hidup untuk ikan dan makhluk hidup lain yang berada
berada di dalam air. Untuk memperoleh kelangsungan hidup yang maksimal bagi
seluruh biota perairan diperlukan suatu upaya untuk menjaga kualitas perairan
sesuai dengan peruntukannya. Pengelolaan kualitas air merupakan suatu kegiatan
untuk pemeliharaan kualitas air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan
sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi
alamiahnya. Dalam kegiatan budidaya perikanan, yang dimaksud pengelolaan
kualitas air meliputi program kegiatan yang mengarahkan perairan budidaya
pada keseimbangan ekosistem perairan dalam suatu wadah yang terbatas, agar
tercipta suatu kondisi perairan yang menyerupai habitat alami biota air yang
dibudidayakan, baik dari sifat fisika, kimia maupun biologi perairan.
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan cara mengamati parameter-parameter
kualitas air yang dibutuhkan. Oleh karena itu, dengan pemahaman yang baik
tentang terminologi, karakteristik dan interkoneksi dari parameter-parameter
kualitas air akan membantu dalam melakukan pengelolaan kualitas air yang
sesuai dengan kegiatanm budidaya.
Identifikasi parameter kualitas air merupakan materi dasar yang harus dilakukan
dalam kegiatan pengelolaan kualitas air. Pada identifikasi parameter kualitas air,
akan dipelajari antar lain :
1. Parameter fisika perairan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya
2. Parameter kimia perairan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya
3. Parameter biologi perairan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

1. Parameter fisika
a. Suhu
Suhu merupakan salah satu parameter air yang sering diukur, karena
kegunaannya dalam mempelajari proses fisika, kimia dan biologi. Suhu air
berubah-ubah terhadap keadaan ruang dan waktu. Suhu perairan tropis
pada umumnya lebih tinggi daripada suhu perairan sub tropis utamanya
pada musim dingin. Penyebaran suhu di perairan terbuka terutama
disebabkan oleh gerakan air, seperti arus dan turbulensi. Penyebaran
panas secara molekuler dapat dikatakan sangat kecil atau hampir tidak
ada.
Suhu adalah suatu sifat fisika perairan yang secara langsung
dipengaruhi oleh adanya radiasi dan perambatan ke dalam perairan.
Suhu air mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap proses
kimiawi dan biologis dalam suatu perairan. Suhu air yang optimal di
daerah tropis biasaanya berkisar 25 o C – 35 oC. Suhu air yang ideal adalah
perbedaan antara siang dan malam tidak lebih dari 5 o C, yaitu antara
25 o C – 305 oC. Suhu air juga mempengaruhi pertukaran zat-zat atau
metabolisme dari mahluk hidup dan semakin tinggi suhu, maka semakin
sedikit Oksigen yang terlarut di dalamnya. Karena suhu air mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap proses kimiawi dalam perairan.
Suhu juga menyebabkan stratifikasi atau tingkat pelapisan air dimana
suhu air di permukaan lebih panas dibandingkan suhu air yang berada

60 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

di lapisan bawahnya. Oksigen yang berkurang berdampak pada aktivitas


ikan berkurang atau berhenti karena nafsu makannya berhenti. Makanan
akan tersisa dan berdampak pada meningkatnya akumulasi ammoniak di
dalam air. suhu juga berpengaruh terhadap munculnya serangan penyakit
dan jumlah ikan yang terkena penyakit. Secara umum sistem kekebalan
sistem ikan akan optimum pada suhu 25o C.
Suhu air sangat berpengaruh terhadap jumlah oksigen terlarut di
dalam air. Jika suhu tinggi, air akan lebih cepat jenuh dengan oksigen
dibanding dengan suhunya rendah. Suhu air pada suatu perairan dapat
dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut
(altitude), waktu dalam satu hari, penutupan awan, aliran dan kedalaman
air.
Peningkatan suhu air mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi
kimia, evaporasi dan volatisasi serta penurunan kelarutan gas dalam air
seperti O2, CO2, N2, CH4 dan sebagainya. Kisaran suhu air yang sangat
diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada perairan tropis dapat
berlangsung berkisar antara 25-32°C. Kisaran suhu tersebut biasanya
berlaku di Indonesia sebagai salah satu negara tropis sehingga sangat
menguntungkan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan.
Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan
biologi di dalam perairan,sehingga dengan perubahan suhu pada suatu
perairan akan mengakibatkan berubahnya semua proses di dalam
perairan. Hal ini dilihat dari peningkatan suhu air, maka kelarutan
oksigen akan berkurang. Peningkatan suhu perairan 10°C mengakibatkan
meningkatnya konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2–3 kali
lipat, sehingga kebutuhan oksigen oleh organisme akuatik meningkat
Pada perairan tergenang, berdasarkan perbedaan panas pada
setiap kedalaman, perairan dapat dikelompokkan (stratifikasi) menjadi
tiga, yaitu :
1) lapisan epilimnion, yaitu lapisan sebelah atas perairan yanghangat
dengan penurunan suhu relatif kecil, seluruh masa air tercampur
dengan baik karena adanya angin dan gelombang
2) lapisan termoklin atau metalimnion, yaitu lapisan tengah yang
mempunyai penurunan suhu sangat tajam, pada daerah ini setiap
penambahan kedalaman 1 m maka suhu juga akan berkurang 1 °C
3) lapisan hipolimnion, yaitu lapisan paling bawah dimana padalapisan
ini perbedaan suhu sangat kecil dan relatif konstan. pada lapisan ini
hampir tidak terjadi pencampuran massa air sehingga suhu relatif
dingin
Stratifikasi suhu ini terjadi karena masuknya panas dari cahaya matahari
ke dalam kolom air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu secara
vertikal. Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meter biasanya
terjadi stratifikasi suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para
pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan budidaya ikan kedalaman air
sebaiknya tidak lebih dari 2 meter. Selain itu untuk memecah stratifikasi
suhu pada wadah budidaya ikan diperlukan suatu alat bantu dengan

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 61
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

menggunakan aerator/ blower/ kincir air.


Sifat-sifat tersebut merupakan sifat yang unik dari air dan sangat penting
dalam penyebaran (dinamika) panas di dalam air. Dengan sifat-sifat air
yang unik tersebut, maka air mendukung:
1) Kehidupan organisme dimusim dingin, karena air hanya membeku
pada bagian permukaan.
2) Dengan perubahansuhu secara perlahan-lahan, hewan air mampu
menyesuaikan diri pada setiap perubahan sifat-sifat air.

Sumber panas yang sangat mempengaruhi suhu air terutama dari:


1) Pancaran (radiasi) langsung dari sinar matahari.
2) Kondensasi (pengembusan) dari uap air.
3) Panas dari dasar perairan (pusat bumi).
4) Pengaruh panas dari atmosfir.
5) Panas dari hasil proses kimia dalam air.

Sedang faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan suhu air adalah


pada umumnya dari:
1) Penguapan (evaporasi).
2) Pemantulan/pelepasan panas kembali.
3) Pemantulan kembali cahaya matahari dari permukaanair ke atmosfir.

b. Kecerahan
Kecerahan merupakan parameter fisika yang erat kaitannya dengan
proses fotosintesis pada suatu ekosistem perairan. Kecerahan perairan
berkaitan dengan kekeruhan perairan. Kecerahan yang rendah disebabkan
karena kekeruhan yang tinggi. Tingkat kecerahan suatu perairan
tergantung pada partikel-partikel koloid dan bahan-bahan tersuspensi
yang terkandung diperairan. Kecerahan air yang baik untuk kehidupan
organisme perairan berkisar antara 30 cm sampai 50 cm. Kecerahan
perairan berkaitan dengan kekeruhan perairan. Kecerahan yang rendah
disebabkan oleh kekeruhan yang tinggi. Tingkat kecerahan suatu perairan
tergantung pada partikel-partrikel koloid dan padatan tersuspensi yang
terkandung dalam perairan. Padatan tersebut berupa lumpur, bahan
organik, plankton, dan zat-zat garam, dimana tingkat kecerahan suatu
perairan tersebut menunjukkan tingkat kedalaman perairan. Tingkat
kecerahan menyatakan tingkat cahaya yang diteruskan ke dalam kolom air
dan dinyatakan dalam persentase (%) dari beberapa panjang gelombang
yang ada yang jatuh tegak lurus pada permukaan air.
Pengukuran kecerahan air sebaiknya dilakukan pada saat siang hari
dan cuaca relatif cerah. Pada perairan kecerahan air erat hubungannya
dan berbanding terbalik dengan kelimpahan plankton terutama jenis
phytoplankton yang berada di dalam perairan tersebut, atau dengan kata
lain semakin tinggi tingkat kecerahan air maka kelimpahan phytoplankton
akan semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah tingkat kecerahan
air maka kelimpahan phytoplankton di perairan tersebut semakin tinggi.

62 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Phytoplankton merupakan jenis tanaman berukuran renik yang


mempunyai zat hijau daun (klorofil) dan selalu melakukan fotosintesa
dengan bantuan sinar matahari. Produktivitas plankton akan meningkat
dengan semakin meningkatnya intensitas penyerapan cahaya matahari ke
dalam perairan, sehingga kelimpahan plankton akan semakin meningkat
pula dan akan mengurangi tingkat penetrasi cahaya matahari ke dalam
perairan. Berdasarkan uraian tersebut maka kecerahan air merupakan
suatu variable dari kelimpahan plankton dan tingkat intensitas matahari.
Penetrasi cahaya pada suatu perairan sangat dipengaruhi oleh:
1) Intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan air,
2) Kelarutan bahan/zat-zat di dalam air, dan
3) Suspensi bahan dalam air.
Intensitas dan kualitas cahaya yang masuk ke dalam air (perairan) dapat
menentukan:
1) Aktivitas fotosintesis bagi jasad nabati, yang pada akhirnya
menentukan kehidupan hewan dalam air. Proses fotosintesis tersebut
adalah sebagai berikut:
6H2O + 6CO2  C6H12O6 + 6O2
2) Iklim (keadaan) cahaya pada kedalaman tertentu pada suatu perairan.
Cahaya yang diserap ini menghasilkan panas yang sangat penting
untuk proses kehidupan hewan dan tumbuhan

c. Warna air
Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Air laut
berwarna karena proses alami, baik yang berasal dari proses biologis
maupun nonbiologis. Produk dari proses biologis dapat berupa humus,
gambut dan lain-lain, sedangkan produk dari proses nonbiologis dapat
berupa senyawa-senyawa kimia yang mengandung unsur Fe, Ni, Co, Mn,
dan lain-lain. Selain itu, perubahan warna air laut dapat pula disebabkan
oleh kegiatan manusia yang menghasilkan limbah berwarna. Air laut
dengan tingkat warna tertentu dapat mengurangi proses fotosintesa serta
dapat menganggu kehidupan biota akuatik terutama fitoplankton dan
beberapa jenis bentos.
Warna air pada suatu perairan yang kita lihat adalah merupakan:
1) Berkas cahaya yang tidak diserap dan keluar kembali dari perairan
tersebut.
2) Warna yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang-layang
baik berupa organisme maupun benda mati. Warna-warni air tersebut
seperti: warna biru, hijau, hijau kuning dan warna coklat.
Warna pada air disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan
organik, ion-ion metalalam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan
industri, dan tanaman air. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna
kemerahan, sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna
kecoklatan atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l dan kadar
mangan sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup dapat menimbulkan warna
pada perairan (peavy et al., 1985 dalam Effendi, 2003). Kalsium karbonat

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 63
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

yang berasal dari daerah berkapur menimbulkan warna kehijauan pada


perairan. Bahan-bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan asam humus
yang berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah mati menimbulkan
warna kecoklatan.
Pada lingkungan budidaya warna air yang didapati juga bermacam-macam,
antara lain dipengaruhi oleh kandungan plankton yang tergandung di
dalam air baik fitoplankton maupun zooplankton, larutan tersuspensi,
dekomposisi bahan organik, mineral maupun bahan lain yang terlarut
dalam air. Warna air yang disebabkan oleh dominasi plankton dapat
mempengaruhi warna air, sehingga secara tidak langsung dari warna
perairan juga dapat menggambarkan kesuburan perairan. warna air yang
disebabkan oleh dominasi plankton antara lain:
1) Hijau, disebabkan oleh Dunaleilla dan Chlorella yang merupakan
pakan alami yang baik untuk biota budidaya, namun ada juga warna
hijau yang didominasi oleh Chaetomorpha dan Enteromorpha yang
memeiliki pengaruh kurang baik terhadap kehidupan biota budidaya.
2) Hijau tua, disebabkan oleh dominasi Mycrocystis, Spirulina, Oscillatoria
dan Phormidium yang termasuk blue green algae. plankton ini
mengindikasikan banyaknya bahan organik dalam perairan seperti
ammonia dan hydrogen sulfide, sehingga perairan dengan warna ini
kurang baik untuk kegiatan budidaya biota air.
3) Kuning kecoklatan, disebabkan oleh Chaetocheros, Nitzchia, Gyrossigma
dan Skletonema atau yang termasuk Diatom. diatom akan tumbuh
cepat pada lingkungan yang bersuhu rendah.
4) Hijau kecoklatan, disebabkan karena kandungan Bacillariophyta,
warna air ini bagus untuk area pertambakan karena mengindikasikan
banyaknya fitoplankton yang dapat dimanfaatkan langsung oleh
zooplankton
5) Coklat kemerahan, disebabakan karena Peridinium dan Schizothrix
calcicolla atau dari jenis Phytoflagellata yang berbahaya karena
beracun sebagian plankton dapat mengeluarkan endotoksin yang
merugikan biota budidaya.

Bahan anorganik juga sering memberikan warna-warna tertentu seperti


kalsium karbonat memberikan warna kehijau-hijauan, belerang dapat
memberikan warna hijau dan besi oksida memberikan warna merah.Ada
beberapa warna-warna air alami karena beberapa sebab:
1) Pada umumnya lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar
matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih
banyak dari pada sinar lain.
2) Warna kuning, karena di dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya
Sungai Kuning di Cina.
3) Warna hijau, karena adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang
memantulkan warna hijau dan juga karena adanya plankton-plankton
dalam jumlah besar.

64 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

4) Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es seperti di laut


kutub utara dan selatan.
5) Warna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar-
sinar fosfor seperti di laut ambon.
6) Warna hitam, karena di dasarnya terdapat lumpur hitam seperti di laut
hitam
7) Warna merah, karena banyaknya binatang-binatang kecil berwarna
merah yang terapung-apung.
d. Intensitas Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi utama dalam ekosistem perairan.
Secara biologi cahaya sangat berperan penting, tanpa cahaya matahari
semua proses kehidupan tidak akan berlangsung dan tidak akan dijumpai
bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi ini. Sedangkan dari sudut
fisika, cahaya matahari merupakan sumber energi bagi terjadinya arus,
gelombang, pemanasan perairan dan lain-lain. Cahaya memiliki dua
fungsi utama yaitu pertama memanasi air sehingga terjadi perubahan
suhu dan berat jenis (densitas) yang selanjutnya menyebabkan terjadinya
percampuran massa dan kimia air. Kedua, cahaya merupakan sumber
energi bagi proses fotosintesis alga dan tumbuhan air. Apabila penetrasi
cahaya dalam perairan semakin besar akan menyebabkan semakin
besarnya daerah berlangsungnya fotosintesis, sehingga kandungan
oksigen terlarut masih relatif tinggi pada lapisan air yang lebih dalam.
Perairan sebagai media hidup bagi biota sangat sinar mempunyai
arti penting dalam hubungannya dengan beraneka gejala, termasuk
penglihatan, fotosintesa, dan pemanasan. Mata sensitif terhadap
kekuatan sinar yang berbeda-beda. Binatang-binatang mangsa mudah
mengetahui pemangsanya pada bulan terang daripada bulan gelap. Dalam
hubungannya dengan fotosintesis, intensitas dan panjang gelombang
sinar sangat penting.
Radiasi matahari menentukan intensitas cahaya pada suatu kedalaman
tertentu dan juga sangat mempengaruhi suhu perairan. Variasi suhu
harian atau tahunan dari suatu perairan merupakan hasil dari (a) pancaran
sinar, (b) penguapan (evaporasi) dan (c) konduksi panas.
Sinar matahari yang jatuh di permukaan air, sebagian akan dipantulkan dan
sebagian lagi menembus ke dalam air. Sinar yang dipantulkan tergantung
pada:
1) Bila di dalam perairan sudut jatuh (sudut inklinasi). Sudut jatuh ialah
sudut yang dihitung dari garis tegak lurus pada permukaan air. Pada
sudut jatuh 60o cahaya dipantulkan sebesar 6%; pada 70o sebesar
13,4% dan 80o sebesar 34,8%.
2) Naungan
3) Keadaan permukaan air. Untuk permukaan yang tenang cahaya yang
dipantulkan lebih besar dibandingkan dengan permukaan air yang
bergelombang.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 65
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

4) Lamanya penyinaran. Selama sehari terjadi perubahan tinggi


matahari sehingga menyebabkan perubahan-perubahan yang besar
dalam bagian cahaya yang dipantulkan. Hal ini dapat dilihat dari
intensitas penyinaran pada sore hari berkurang lebih cepat di bawah
permukaan air daripada di atasnya, sehingga pada waktu malam hari
cahaya bulan yang dipantulkan akan lebih besar.
5) Sifat perairan itu sendiri. Banyak terdapat partikel-partikel, baik
berupa tanah liat yang sangat halus, butiran-butiran lumpur,
fitoplankton maupun zooplankton akan mempengaruhi cahaya
matahari yang menembus perairan.
Ditinjau dari segi produktivitas perairan, cahaya yang menembus
permukaan air sangat penting. Cahaya ini mengalami pembauran
(disperse) dan terserap (absorbsi) dan yang terserap akan dirubah menjadi
energi panas.

Cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan sangat berarti bagi proses
kehidupan organisme. Tanpa cahaya matahari, proses fotosintesis tidak
akan berlangsung. Hubungan antara intensitas cahaya matahari dengan
kemungkinan berlangsungnya fotosintesis di perairan secara vertikal
dibagi menjadi tiga bagian.

e. Kekeruhan
Kekeruhan pada suatu perairan disebabkan oleh sekumpulan
partikel yang umumnya tak dapat dilihat oleh mata telanjang secara
individual, mirip dengan asap di udara. Kekeruhan diukur untuk menguji
kualitas air. Kekeruhan merupakan gambaran sifat optik air oleh adanya
bahan padatan terutama bahan tersuspensi dan sedikit dipengaruhi oleh
warna air. Bahan tersuspensi ini berupa partikel tanah liat, lumpur, koloid
tanah dan organisme perairan (mikroorganisme). Padatan tersuspensi
tidak hanya membahayakan ikan tetapi juga menyebabkan air tidak
produktif karena menghalangi masuknya sinar matahari untuk fotosintesa.
Kekeruhan merupakan kondisi air, dimana air mengandung materi
tersuspensi/terlarut yang dapat menghalangi masuknya cahaya matahari
sehingga jarak pandang dalam air menjadi terbatas ( untuk melihat
kedalaman air yang makin dalam akan sulit). Materi tersuspensi tersebut
memiliki variasi ukuran, mulai dari yang berukuran koloidal hingga yang
berukuran agregat kasar. Dimana, semakin besar total suspended solids
yang terdapat dalam air maka akan semakin besar turbiditas nya. Kekeruhan
juga dapat menunjukkan nilai air disaat kehilangan transparansinya
ataupun warna aslinya karena partikel yang tersuspensi. Semakin banyak
padatan yang tersuspensi di dalam air akan mengakibatkan warnanya
semakin terlihat gelap dan semakin besar kekeruhannya. Selain itu,
sifat kekeruhan yang menghambat masuknya cahaya ke dalam air,
mengakibatkan tumbuhan didalam air terhambat proses fotosintesisnya
sehingga menurunkan kadar oksigen terlarut (dissolved oxygen).

66 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Kekeruhan dapat juga menunjukkan sifat optis air, yang mengakibatkan


pembiasan cahaya ke dalam air. Semakin keruh air, semakin tinggi daya
hantar listriknya dan semakin banyak pula padatannya.
Kekeruhan di perairan terbuka bisa disebabkan oleh pertumbuhan
fitoplankton, kegiatan manusia yang berhubungan dengan tanah, seperti
konstruksi, industri tertentu seperti penggalian, pertambangan batubara
dan pemulihan. Penyebab lain dari kekeruhan yaitu, tingginya debit
limbah, sedimen dan erosi, partikel koloid batuan, aktifitas pertanian, air
buangan dari daerah perkotaan dan industri. Selain itu, kekeruhan juga
dapat terjadi karena adanya materi yang terapung dan terurainya zat
tertentu, seperti bahan organik, jasad renik, lumpur, tanah liat dan benda
lain yang melayang atau terapung dan sangat halus.
Konsentrasi kekeruhan dalam penyebarannya di dalam air
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, dipengaruhi intensitas
penyinaran matahari dan komponen materi tersuspensi yang terkandung
di dalamnya. Kedua, dipengaruhi faktor dinamika seperti arus dan
turbulensinya. Daerah tengah atau pusat air memiliki turbiditas yang
tinggi, karena pada daerah inilah terdapat arus atau aliran yang maksimum.
Dalam air permukaan seperti danau, sungai dan waduk, tingkat kekeruhan
yang tinggi dapat mengurangi jumlah cahaya yang mencapai kedalaman
lebih rendah, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman air dan
akibatnya mempengaruhi spesies, seperti ikan dan kerang. Tingkat
kekeruhan yang tinggi juga dapat mempengaruhi kemampuan insang ikan
menyerap oksigen terlarut. Kekeruhan yang tinggi dapat menghambat dan
merusak fungsi insang pada ikan. Dampak dari kekeruhan yang lain adalah
dapat menurunkan nilai estetika pada air minum. Selain itu, kekeruhan
akan membentuk endapan pada saluran-saluran air serta mempercepat
proses pendangkalan pada kolam-kolam pengendapan akibatnya kerja
sistem pengolahan akan mengalami gangguan.
Materi tersuspensi juga menjadi transport bagi kontaminan
(partikulat nutrisi, logam dan toxicants potensial lainnya), mendorong
pertumbuhan patogen dan penyakit yang ditularkan melalui air, serta dapat
menyebabkan penipisan oksigen terlarut dalam air. Hal ini merupakan
dampak dari adanya partikulan bahan organik. Secara keseluruhan,
tingkat kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan penurunan produksi
dan keragaman spesies.
Kekeruhan menjadi parameter kualitas air dan penting untuk
dilakukan pengukuran karena tiga alasan penting, yaitu masalah estetika,
desinfeksi dan filtrasi. Tingkat kekeruhan pada air akan memperngaruhi
ketertarikan konsumen walaupun kekeruhan tidak berpengaruh langsung
pada kesehatan. Desinfektan yang digunakan pun akan berbeda sesuai
dengan kandungan organisme berbahaya penyebab kekeruhan pada air
tersebut. Kekeruhan merupakan parameter air yang penting karena secara
langsung mempengaruhi jumlah cahaya yang tersedia untuk fotosintesis
oleh ganggang laut, termasuk vegetasi terendam air.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 67
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Apabila bahan tersuspensi ini berupa padatan organisme, maka pada


batas-batas tertentu dapat dijadikan indikator terjadinya pencemaran
suatu perairan. Oleh sebab itu kekeruhan dapat mempengaruhi/
menentukan:
1) Terjadinya gangguan respirasi,
2) Dapat menurunkan kadar oksigen dalam air,
3) Terganggunya daya lihat (visual) organisme akuatik
4) Terjadinya gangguan terhadap habitat.
5) Menghambat penetrasi cahaya ke dalam air
6) mengurangi efektifitas desinfeksi pada proses penjernihan air

Padatan tersuspensi berkorelasi positif dengan kekeruhan, semakin tinggi


padatan tersuspensi yang terkandung dalam suatu perairan maka perairan
tersebut senakin keruh. kekeruhan pada perairan yang tergenang (lentik)
lebih banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid
dan partikel-partikel halus, sedangkan pada sungai yang sedang banjir
disebabkan karena adanya larutan tersuspensi yang terbawa arus air.
Kekeruhan yang ditimbulkan oleh bahan-bahan dalam suspensi sangat
mudah dihilangkan dengan cara pengendapan (sedimentasi), bentuk
ini terdiri antara lain bakteria, bahan-bahan anorganik seperti pasir dan
lempung serta bahan-bahan organik seperti daun-daunan. Bahan-bahan
koloid hanya dapat dihilangkan dengan proses penyaringan (filtrasi)
dengan saringan pasir.

f. Padatan tersuspensi total (TSS)


Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah
residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran
partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS
menyebabkan kekeruhan pada air akibat padatan tidak terlarut dan tidak
dapat langsung mengendap. TSS terdiri dari partikel-partikel yang ukuran
maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-
bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya.
Yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, logam oksida, sulfida,
ganggang, bakteri dan jamur. TSS umumnya dihilangkan dengan flokulasi
dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan (turbidity)
dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di
perairan. Sehingga nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke nilai TSS.
Kekeruhan adalah kecenderungan ukuran sampel untuk
menyebarkan cahaya. Sementara hamburan diproduksi oleh adanya
partikel tersuspensi dalam sampel. Kekeruhan adalah murni sebuah
sifat optik. Pola dan intensitas sebaran akan berbeda akibat perubahan
dengan ukuran dan bentuk partikel serta materi. Sebuah sampel yang
mengandung 1.000 mg/L dari fine talcum powder akan memberikan
pembacaan yang berbeda kekeruhan dari sampel yang mengandung 1.000
mg/L coarsely ground talc . Kedua sampel juga akan memiliki pembacaan

68 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

yang berbeda kekeruhan dari sampel mengandung 1.000 mg / L ground


pepper. Meskipun tiga sampel tersebut mengandung nilai TSS yang sama.
TSS merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang
heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling
awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu
perairan (Tarigan dan Edward, 2003).

g. Padatan terlarut Total (TDS)


Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat
organik maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS
menggambarkan jumlah zat terlarut dalam part per million (ppm) atau
sama dengan milligram per liter (mg/L). Umumnya berdasarkan definisi
diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat
melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (2×10-6 meter).
Aplikasi yang umum digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan
pada pengairan, pemeliharaan aquarium, kolam renang, proses kimia,
pembuatan air mineral, dan lain-lain (Misnani, 2010).
Total padatan terlarut dapat pula merupakan konsentrasi jumlah
ion kation (bermuatan positif) dan anion (bermuatan negatif) di dalam
air. Analisis total padatan terlarut merupakan pengukuran kualitatif dari
jumlah ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan
ion. Selain itu, pengujian tidak memberikan wawasan dalam masalah
kualitas air yang spesifik. Oleh karena itu, analisis total padatan terlarut
digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan kualitas umum dari air.
Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua kation dan anion
terlarut (Oram, B.,2010).
Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari
pertanian, limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling
umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida. Bahan
kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan
molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul
dari aliran permukaan. Beberapa padatan total terlarut alami berasal
dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah (Anonymous, 2010). Batas
ambang dari TDS yang diperbolehkan di sungai adalah 1000mg/L.
Peningkatan padatan terlarut dapat membunuh ikan secara langsung,
meningkatkan penyakit dan menurunkan tingkat pertumbuhan ikan
serta perubahan tingkah laku dan penurunan reproduksi ikan. Selain itu,
kuantitas makanan alami ikan akan semakin berkurang (Alabaster dan
Lloyd ,1982).

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 69
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

h. Kekentalan
Kekentalan air ialah ukuran kekentalan air yg dapat menyatakan
besarn kecilnya suatu gesekan di dalam suatu perairan, maka dari itu
jika Viskositas makin besar didalam cairan tersebut maka akan semakin
sulit suatu cairan itu mengalir, dan akan semakin sulit juga bahwa suatu
benda bisa bergerak didalam cairana tersebut. Perlu diketahui juga bahwa
diantara molekul zat cair itu sendiri, namun viskositas di dalam gas maka
akan timbul oleh tumbukan antara molekul gas tersebut.
Kekentalan air merupakan sifat fisika air yang tidak boleh diabaikan.
Hal ini merupakan akibat dari tahanan gesekan yang ditimbulkan
oleh suatu zat cair pada benda bergerak. Besarnya nilai kekentalan air
sebanding dengan :
1) Luas permukaan benda yang berhubungan dengan air.
2) Kecepatan gerak benda.
3) Konstanta yang tergantung pada suhu dan sifat-sifat zat cair.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekentalan air, antara lain adalah


suhu. Faktor suhu sangatberpengaruh terhadap kekentalan air, jika suhu
naik, maka kekentalan air akan menurun, sehingga kekentalan air pada
suhu 0ºC dua kali lebih besar daripada suhu 25ºC pada keadaan faktor
lainnya sama. Jasad plankton pada suhu 25ºC akan tenggelam dua kali
lebih cepat daripada 0ºC.
Kekentalan air kira-kira 100 kali lebih besar daripada udara,
maka hewan-hewan air harus mengatasi tekanan yang lebih besar jika
dibandingkan dengan hewan yang hidup di udara. Hal ini menunjukkan
bahwa kekentalan air dapat menentukan:
1) Kebiasaan hidup organisme.
2) Bentuk tubuh (morfologi) dari hewan air.
3) Penggunaan energi oleh hewan-hewan air.
4) Merupakan penghalang besar bagi pergerakannya.

i. Kedalaman
Kedalaman suatu perairan berhubungan erat dengan produktivitas, suhu
vertikal, penetrasi cahaya, densitas, kandungan oksigen, serta unsur hara
(Hutabarat dan Evans, 2008). Kedalaman perairan sangat berpengaruh
terhadap biota yang dibudidayakan. Hal ini berhubungan dengan tekanan
yang diterima di dalam air, sebab tekanan bertambah seiring dengan
bertambahnya kedalaman (Nybakken, 1992).
Kedalaman merupakan parameter yang penting dalam memecahkan
masalah teknik berbagai pesisir seperti erosi. Pertambahan stabilitas
garis pantai, pelabuhan dan kontraksi, pelabuhan, evaluasi, penyimpanan
pasang surut, pergerakan, pemeliharaan, rute navigasi. Kedalaman juga
sangat berpengaruh terhadap penentuan teknologi budidaya perairan
yang dilakukan di laut ataupun di perairan tergenang ataupun mengalir.
Kedalaman berhubungan erat dengan Batimetri yang berarti ilmu yang

70 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai
samudra atau danau. Sebuah peta batimetri umumnya menampilkan relief
pantai atau daratan dengan garis-garis kontur (contor lines) yang disebut
kontur kedalaman (depth contous atau subath).
Berdasarkan kedalamannya perairan laut dapat dikelompokkan menjadi 4
zona, antara lain :
1) Zona Litoral
Zona Litoral yaitu wilayah antara garis pasang dan garis surut air
laut. Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan
tergenang pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya
terdapat di daerah yang pantainya landai.
Zona litoral adalah bagian dari laut, danau atau sungai yang dekat
dengan pantai. Dalam lingkungan pesisir zona pesisir memanjang
dari tanda air yang tinggi, yang jarang terendam, untuk daerah
pantai yang secara permanen terendam. Ini selalu mencakup ini
zona intertidaldan sering digunakan untuk berarti sama dengan zona
intertidal. Namun, arti dari “zona litoral” dapat meluas melewati
zona intertidal.

2) Zona Neritik
Zona neritik adalah zona laut yang memiliki kedalaman dangkal,
sampai kedalaman200 meter. Zona neritik ini adalah zona indah
primadona dengan aneka ragam terumbu karang sekaligus tempat
bekumpulnya ikan-ikan. Zona neritik adalah wilayah laut mulai zona
pasang surut sampai kedalaman 200 meter, zona ini sering disebut
wilayah laut dangkal. Ciri-ciri zona neritik diantaranya :
a) Sinar matahari masih menembus dasar laut
b) Kedalamannya ±200 m
c) Bagian paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut

Zona neritik berada di paparan benua yang dihuni oleh biota laut
yang berbeda dengan zona oseanik karena :
a) Kandungan zat hara di mintakat neritik melimpah.
b) Sifat kimiawi perairan neritik berbeda dengan perairan oseanik
karena berbeda-bedanya zat-zat terlarut yang dibawa ke laut
dari daratan.
c) Perairan neritik sangat berubah-ubah, baik dalam waktu maupun
dalam ruang, jika dibandingkan dengan perairan oseanik. Hal ini
dapat terjadi karena dekatnya mintakat ini dengan daratan dan
adanya tumpahan berbagai zat terlarut dari darat ke laut.
d) Penembusan cahaya, kandungan sedimen dan energi fisik dalam
kolom air berbeda antara mintakat neritik dan mintakat oseanik.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 71
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

3) Zona Batial
Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki
kedalaman antara 150 hingga ± 2000 meter. Wilayah ini tidak dapat
ditembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya
tidak sebanyak yang terdapat di zona neritic.
Zona batial laut dimulai dari batas bawah dari rak (biasanya 130-200
m) atas dasar lereng, yang terletak di kedalaman 2000 m zona ini
ditandai dengan air yang tenang, tidak adanya cahaya, hewan hidup
sangat miskin dan pengaruh yang lemah tanah dengan proses yang
terjadi dalam lingkungan. Dengan tidak adanya cahaya di sana, tidak
ada tanaman.

4) Zona Abisal
Zona abisal adalah suatu zona di dasar laut yang amat dalam, dimulai
dari kedalaman 1000meter sampai 6000meter. Zona ini termasuk
kedalam lubuk lautdan palung laut.Tekanan air laut sangat besar
sehingga hanya sedikit binatang-binatang laut yang dapat hidup di
zona ini. Binatang laut yang dapat hidup di zona ini cenderung pipih
dan panjang.
Tepat di atas zona abisal terdapat zona bathyal, daerah yang terakhir
mendapatkan cahaya dimana sebagian besar kehidupan laut itu
ada. Sedangkan tepat dibawah zona abisal yaitu zona hadal, daerah
yang diliputi oleh kegelapan abadi. Materi sedimentasi sangat
halus, berupa sejenis lumpuryang kemerah-merahan dan terdiri dari
hancuran diatomeadan radiolaria, karena dalam kedalaman sekitar
3000 meter kerangpun sebelum mencapai dasar laut telah hancur
dan larut.
Dikarenakan tekanan air di zona abisal ini bertambah satu atmosfer
setiap kedalaman 33kaki, hewan di zona abisal harus mampu
menahan tekanan yang besar. Tekanan ini membuat manusia sangat
sulit untuk mengeksplorasi laut dalam. Contoh binatang yang dapat
hidup di zona abisal ini adalah cumi-cumi raksasa.
Karakteristik dari zona ini antara lain cahaya, tekanan, suhu, oksigen,
dan makanan. Karena sangat dalam dan gelap, lapisan abysal tidak
mendapat cahaya. Sehingga sebagian besar dari makhluk hidup di
lapisan ini memiliki tubuh yang menghasilkan cahaya biru-hijau
(bioluminescence). Selain itu, mereka juga memiliki mata yang lebih
besar untuk menangkap cahaya lebih banyak.
Menurut Hutabarat dan Evans (1985), kedalaman perairan merupakan
petunjuk keberadaan parameter oseanografi. Intensitas cahaya
matahari akan berkurang secara cepat dan akan menghilang pada
kedalaman tertentu, begitu pula temperatur dan kandungan oksigen
terlarut semakin berkurang pada kedalaman tertentu sampai dasar
perairan. Jadi kadar oksigen terlarut sangat berkaitan juga dengan
variabel kedalaman suatu perairan atau kolam. Fitoplankton dalam
melakukan fotosintesis membutuhkan cahaya matahari. Penyinaran

72 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

cahaya matahari akan berkurang secara cepat dengan makin


tingginya kedalaman. Ini sebabnya fitoplankton sebagai produsen
primer hanya dapat didapat di suatu daerah atau kedalaman dimana
sinar matahari dapat menembus pada badan perairan.
j. Debit air
Salah satu faktor dalam kehidupan di muka bumi ini yaitu adanya air. Air
menjadi faktor yang sangat penting, maka tidak heran jika hingga saat ini
banyak ahli hidrologi berlomba-lomba untuk menemukan sumber air di
bumi dan yang menjadi syarat utama untuk kehidupan. Maka tidak heran
jika air sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan makhluk hidup
di dunia.
Berbicara mengenai air, wujud atau bentuk air yang terdapat di bumi
ada berbagai macam. Secara garis besar, jenis-jenis air terbagi menjadi
air permukaan, air angkasa dan air tanah. Pengertian dari air permukaan
merupakan air yang berasal dari air hujan yang jatuh hingga akhirnya
mengalir di atas permukaan bumi sebab air tersebut tidak dapat diserap
oleh tanah. Air permukaan terbagi menjadi 2 macam yaitu air sungai dan
air danau. Berbicara mengenai air sungai pasti kita tahu tahu jika sungai
memiliki banyak manfaatnya salah satunya sebagai sarana transportasi.
Dahulu kegiatan perdagangan banyak dilakukan di sekitar hilir sungai
yang dekat dengan laut. Maka tidak heran daerah atau negara yang berada
di dekat pesisir atau perairan biasanya lebih maju ketimbang daerah yang
berada jauh dari wilayah perairan atau lebih dikenal dengan sebutan
daerah atau negara pedalaman.
Berbicara mengenai sungai, maka sangat erat kaitannya dengan debit air.
Istilah debit air sendiri tidak hanya ditemui di sungai saja, namun juga
di tempat-tempat lain yang memiliki aliran air seperti bendungan atau
waduk. Pada penjelasan kali ini akan dibahas mengenai pengertian debit
air hingga faktor apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya debit air.

Pengertian Debit Air


Secara umum, debit erat kaitannya dengan ilmu hidrologi dan merupakan
sejumlah besar dari volume air yang mengalir termasuk sedimen padatan
(pasir), mineral terlarut (magnesium klorida), dan bahan biologis lainnya
seperti alga secara bersama-sama mengalir melalui luas penampang
melintang tertentu. Sedangkan debit air dapat diartikan sebagai ukuran
dari banyaknya volume air yang mampu melewati suatu tempat ataupun
yang dapat ditampung di dalam sebuah tempat per satuan waktu. Ternyata
istilah debit tidak hanya berhubungan dengan air saja, namun juga dapat
ditemukan di bidang lain seperti aliran gas.

Untuk debit air sungai sendiri merupakan tinggi permukaan air sungai
yang diukur dengan menggunakan alat ukur khusus permukaan air sungai.
Pengukuran dapat dilakukan setiap hari, terutama saat musim hujan tiba,
sebab saat itu biasanya debit air sungai akan meningkat jika dibandingkan
pada hari biasa. Debit air sungai juga bisa disebut dengan istilah laju aliran

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 73
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

air yang melewati sebuah penampang melintang sungai per satuan waktu.
Debit air mempunyai satuan khusus yaitu volume per satuan waktu yaitu
m3/s (dibaca meter kubik per detik) dalam satuan internasional.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Debit Air


Faktor-faktor yang mempengaruhi besar dan kecilnya debit air terutama
debit air yang terdapat di sungai antara lain :
1) Curah Hujan
Curah hujan menjadi faktor utama dari besarnya debit air. Jika
curah hujan dalam keadaan tidak tinggi, ada kemungkinan debit
air sungaipun juga tidak akan tinggi dan sudah tentu aliran di
sungai tidak begitu deras. Sedangkan saat curah hujan berada pada
kondisi tinggi terutama di daerah hulu sungai, kemungkinan besar
debit air juga akan meningkat disertai dengan tingginya volume
air sungai. Aliran sungai di sekitar hilir juga akan sangat deras, jika
terus menerus terjadi ada kemungkinan daerah di sekitar hilir akan
mengalami banjir jika volume air sungai semakin tinggi dan melebihi
batas kemampuan sungai untuk menampung air.

2) Bentuk Topografi
Topografi juga berpengaruh pada debit air terutama yang terdapat
pada lereng baik berupa derajat kemiringan tanah, panjang lereng
dan lain sebagainya. Dapat dikatakan jika semakin miring suatu
permukaan tanah atau daratan maka debit air juga akan semakin
besar. Sehingga tidak heran jika debit air yang berada di hulu lebih
besar dibandingkan dengan debit air yang berada di wilayah hilir.
Menurut Direktorat Tata Guna Tanah Departemen Dalam Negeri,
kemiringan tanah dibagi menjadi:
a) Lereng dengan kemiringan 0% – 2%
b) Lereng dengan kemiringan 2% – 15%
c) Lereng dengan kemiringan 15% – 40%
d) Lereng dengan kemiringan lebih dari 40%.

3) Banyaknya Vegetasi
Jika daerah di sekitar sungai banyak ditumbuhi oleh vegetasi, besar
kemungkinan air hujan yang jatuh akan terhalangi oleh bagian
dari tanaman seperti daun dan dahan sehingga tanah tidak terlalu
banyak menerima air yang berasal dari hujan. Selain itu, vegetasi
yang tumbuh juga akan menyerap air yang jatuh ke tanah, jika
tidak air tersebut akan terus mengalir menuju ke sungai. Vegetasi
yang tumbuh juga memperbesar porositas tanah serta kapasitas
penyerapan air oleh akar tanaman sehingga struktur tanah menjadi
lebih baik dan membantu tanah dalam mengurangi kandungan air di
dalamnya dengan cara transpirasi.

74 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

4) Luas Wilayah Aliran


Luas daerah atau sungai yang tidak memiliki ukuran besar atau
dengan kata lain termasuk sungai kecil, biasanya debit air akan kecil
saat musim kemarau. Namun debit air akan menjadi meningkat dan
besar ketika musim hujan tiba. Debit air terbesar akan terjadi pada
sungai yang berukuran kecil dan biasanya volume air akan melebihi
kapasitas dari sungai itu sendiri sehingga tidak heran jika daerah di
sekitar sungai akan terkena dampaknya berupa banjir.

Untuk mengetahui besarnya debit air, menggunakan rumus:

Dari perhitungan di atas dapat diketahui satuan dari debit air


yaitu m3/detik, m3/jam, liter/jam, liter/detik dan lain sebagainya,
tergantung dari satuan yang digunakan.

2. Parameter Kimia
a. Derajat keasaman (pH air)
derajat keasaman sering dikenal dengan istilah pH (puissance negative
de H) yaitu logaritma dari kepekatan ion-ion H (hydrogen) yang terlepas
dalam suatu cairan. Ion hidrogen bersifat asam. Keberadaan ion hidrogen
menggambarkan nilai pH (derajat keasaman) pada suhu tertentu atau
dapat ditulis dengan persamaan pH = - log [H+].
Air murni (H2O) berasosiasi secara sempurna sehingga memiliki ion H+
dan ion H- dalam konsentrasi yang sama dan membentuk kesetimbangan
seperti:
2H2O ↔ H3O+ + OH-
(Ion hidronium) (Ion hidroksil)
H2O ↔ H+ + OH-

Oleh karena itu, pH air murni memiliki nilai 7. Semakin tinggi konsentrasi
ion H+, maka ion OH- akan semakin rendah, sehingga pH mencapai nilai
< 7 (perairan asam). Sebaliknya, apabila konsentrasi ion OH- lebih tinggi
dibandingkan dengan konsentrasi ion H+, maka perairan tersebut sifatnya
basa karena memiliki nilai pH > 7.
Ion hidrogen merupakan unsur yang sangat berpengaruh terhadap faktor
kimia lainnya, seperti alkalinitas, kesadahandankeasamanair. Ada dua
cara dalam mengungkapkan (merumuskan) tentang ion H dalam air yaitu:
1) Merupakan jumlah molekul ion hidrogen per liter air.
2) pH air yang dirumuskan seperti berikut:
3) pH = - log(H+)
Kadar ion H atau pH dalam air merupakan salah satu faktor kimia yang
sangat berpengaruh terhadap kehidupan organisme yang hidup dalam
suatu lingkungan perairan. Dari kedua ungkapan tersebutmenunjukkan
pH air dapat diukur dan nilai pH berkisar antara 0-14. Pada pH tertentu

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 75
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

dapat menggambarkan keadaan air apakah asam atau basa. Tinggi atau
rendahnya nilai pH air tergantung pada beberapa faktor yaitu:
1) Konsentrasi gas-gas dalam air seperti CO2
2) Konsentrasi garam-garam karbonat dan bikarbonat
3) Proses dekomposisi bahan organik di dasar perairan.

Secara alamiah, pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida


(CO2) dan senyawa bersifat asam. Perairan umum dengan aktivitas
fotosintesis dan respirasi organisme yang hidup didalamnya akan
membentuk reaksi berantai karbonat-karbonat sebagai berikut:
CO2 + H2O → H2CO3→ H+ + HCO3→ 2H+ + CO32-
Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari hasil respirasi, reaksi bergerak
ke kanan dan secara bertahap melepaskan ion H+ yang menyebabkan
pH air turun. Reaksi sebaliknya terjadi pada peristiwa fotosintesis
yang membutuhkan banyak ion CO2, sehingga menyebabkan pH air
naik. Pada peristiwa fotosintesis, fitoplankton dan tanaman air lainnya
akan mengambil CO2 dari air selama proses fotosintesis sehingga
mengakibatkan pH air meningkat pada siang hari dan menurun pada
waktu malam hari.

Tabel 6.1. Pengaruh pH terhadap komunitas biologi perairan
Nilai Ph Pengaruh Umum
6,0 – 6,5 a. keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun

b. kelimpahan total, biomassa dan produktivitas tidak


mengalami perubahan
5,5 – 6,0 a. penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos
semakin tampak
b. kelimpahan total, biomassa dan produktivitas masih
belum mengalami perubahan yang berarti
c. alga hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral
5,0 – 5,5 a. penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis
plankton, perifiton dan bentos semakin besar
b. terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa
zooplankton dan bentos
c. alga hijau berfilamen semakin banyak
d. proses nitrifikasi terhambat
4,5 – 5,0 a. penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis
plankton, perifiton dan bentos semakin besar
b. penurunan kelimpahan total dan biomassa
zooplankton dan bentos
c. alga hijau berfilamen semakin banyak
d. proses nitrifikasi terhambat

Konsentrasi ion H dalam air mempunyai pengaruh terhadap organisme


baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada dua hal penting

76 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

mengenai pH air terhadap kehidupan organisme dalam air yaitu:


1) Merupakan faktor pembatas karena organisme tertentu dapat hidup
dengan baik pada pH rendah, sedang organisme yang lain hidup
pada pH tinggi atau pH netral (pH 7).
2). pH sangat erat kaitannya atau merupakan petunjuk terhadap faktor
kimia lainnya seperti alkalinitas dan kesadahan.
Nilai pH pada banyak perairan alami berkisar antara 4 – 9, kehadiran CO2
dan sifat basa yang kuat dari ion natrium, kalium dan kalsium dalam air
laut cenderung mengubah keadaan ini, sehingga air laut sedikit lebih
basa berkisar antara 7,5 – 8,4. sistem karbondioksida – asam karbonat
– bikarbonat berfungsi sebagai buffer yang dapat mempertahankan pH
air laut dalam suatu kisaran yang sempit. pH air mempengaruhi tingkat
kesuburan perairan karena mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan
asam akan kurang produktif, malah dapat membunuh hewan budidaya.
Pada pH rendah kandungan oksigen terlarut akan berkurang, sebagai
akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktifitas pernafasan menurun,
aktifitas pernafasan naik dan selera makan akan berkurang, hal sebaliknya
terjadi pada suasana basa. Atas dasar ini maka usaha budidaya perairan
akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9,0 dengan kisaran optimal
7,5 – 8,7.

Tabel 6.2. Hubungan antara pH air dan kehidupan ikan budidaya


pH air Pengaruh terhadap Budidaya Perikanan
< 4,5 Air bersifat racun bagi ikan
5 – 6,5 Pertumbuhan ikan terhambat dan ikan sangat
sensitive terhadap bakteri dan parasit
6,5 – 9,0 Ikan mengalami pertumbuhan optimal
>9,0 Pertumbuhan ikan terhambat

b. Oksigen terlarut (DO)


Oksigen sangat penting karena dibutuhkan oleh organisme perairan.
Kebutuhan akan oksigen terlarut bagi jenis dan stadium (fase) kehidupan
ikan berbeda-beda. Demikian pula dalam lingkungan yang sama,
kebutuhan akan oksigen berbeda-beda tergantung pada jenis ikannya.
Pada umumnya kebutuhan akan oksigen pada stadium dini lebih tinggi dari
pada stadium yang lanjut. Batas-batas kritis bagi ikan sangat tergantung
pada aklimatisasi dan faktor-faktor lingkungan lainnya.

Oksigen terlarut diperlukan oleh hampir semua bentuk kehidupan


perairan untuk proses pembakaran dalam tubuh. Beberapa bakteri dan
binatang dapat hidup tanpa O2 (anaerobik) sama sekali; organisme dapat
hidup dalam keadaan anaerobik hanya sebentar, tetapi memerlukan
penyediaan O2 yang berlimpah setiap saat. Kebanyakan dapat hidup
dalam keadaan kandungan O2 yang rendah sekali, tapi tak dapat hidup
tanpa O2 sama sekali.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 77
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Keadaan oksigen dalam air sangat memengaruhi kehidupan organisme,


baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan keadaan oksigen
dalam air sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah
suhu.

1) Sumber oksigen terlarut


Oksigen terlarut dalam air diperoleh dari:
a) Langsung dari udara.
Penyerapan oksigen dari udara dapat dengan melalui dua cara
yaitu: Dengan difusi langsung dari atmosfir (udara), dan dengan
melalui pergerakan air yang teratur seperti gerakan gelombang,
air terjun dan perputaran (rotasi) air.
b) Hasil fotosintesis dari tanaman berklorofil.
Aktivitas tanaman berklorofil melepaskan oksigen langsung ke
dalam air melalui asimilasi karbondioksida (fotosintesis) sebagai
berikut:
6H2O + 6CO2C6H12O6 + 6O2

Jumlah oksigen yang diperoleh dari hasil fotosintesis tumbuhan


tergantung pada dua faktor yaitu: jumlah tanaman air dalam suatu
perairan (konsentrasi fitoplankton dalam air) dan lamanya cahaya
yang efektif diterima oleh tanaman air.

Di perairan-perairan umum, pemasukan oksigen ke dalam air


itu dibawa pula oleh aliran air yang masuk. Aliran air ini akan
mengaduk-aduk air, sehingga mendorong proses difusi yang
telah dibicarakan di atas. Air yang mengalir, walaupun debitnya
kecil, membawa oksigen baru yang sudah larut air yang datang
dari tempat lain.
Hujan yang jatuhpun ikut menambah pemasukan oksigen ke
dalam air. Biasanya, jatuhnya hujan itu mengakibatkan turunnya
suhu juga. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kemampuan
air untuk mengikat oksigen lebih banyak. Selain itu, hujan akan
menambah volume air yang sekaligus juga menambah oksigen
terlarut pada perairan tersebut.

2) Menurunnya kadar oksigen.


Pada dasarnya proses penurunan oksigen dalam air disebabkan oleh
proses kimia, fisika dan biologi yaitu:
a) Proses pernafasan (respirasi) baik oleh hewan maupun tanaman.
b) Proses penguraian (dekomposisi) bahan organik.
c) Dasar perairan yang bersifat mereduksi. Dasar perairan ini hanya
dapat ditumbuhi oleh bakteri-bakteri anaerob saja, yang dapat
menimbulkan hasil pembongkaran yang bersifat mereduksi
seperti metana, asam sulfide dan sebagainya. Bila zat-zat yang

78 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

berupa gas tersebut naik ke atas, maka air yang dilaluinya


melarutkan gas ini sambil melepaskan sebagian dari oksigen
yang dikandungnya. Akibatnya air makin kekurangan oksigen.
d) Tingkat kejenuhan gas-gas dalam air seperti karbondioksida.
e) Proses penguapan (evaporasi) di musim panas.
f) Peresapan air ke dalam tanah dasar perairan
3) Kelarutan oksigen
Kelarutan oksigen ke dalam air terutama dipengaruhi oleh faktor
suhu. Kelarutan gas oksigen pada suhu rendah relative lebih tinggi.
Hubungan antara suhu dengan kelarutan oksigen dalam air dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 6.3. Kelarutan oksigen pada suhu berbeda
Suhu ( o C ) Oksigen ( ppm)
0 14,62
5 12,80
10 11,33
15 10,15
20 9,17
25 8,38
30 7,63
Kelarutan oksigen tersebut berlaku untuk air tawar, sedangkan
kelarutan oksigen pada air laut relatif lebih rendah 1–5 ppm dari
angka tersebut di atas karena pengaruh salinitas (kadar garam).
Kadar garam ini mempengaruhi kelarutan gas-gas air.

Kelarutan oksigen ini sangat penting karena menentukan jumlah


(kadar) oksigen terlarut dalam air. Besarnya kandungan oksigen
di dalam air pada suatu perairan sangat menentukan kehidupan
organisme air. Batas-batas toleransi organisme terhadap kadar
oksigen tergantung pada jenis organisme tersebut dalam air. Secara
umum batas minimum kadar oksigen yang mendukung kehidupan
organisme akuatik adalah 3-5 ppm.
Selain untuk proses respirasi, oksigen juga memengaruhi kehidupan
organisme yang lain yaitu:
a) Menambah nafsu makan ikan atau organisme air lainnya.
b) Mempengaruhi kesehatan ikan, yang mana pada batas 12 ppm
akan menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh gelembung
gas (gas bubble diseases)
c) Memengaruhi fungsi fisiologis dan lambatnya pertumbuhan ikan,
bahkan dapat menyebabkan kematian
d) Memengaruhi proses penguraian dan perombakan bahan organik
yang ada di dasar kolam

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 79
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan mengalami fluktuasi


selama sehari semalam (24 jam). Konsentrasi terendah terjadi pada
waktu subuh (dini hari) kemudian meningkat pada siang hari dan
menurun kembali pada malam hari. Perbedaan konsentrasi oksigen
terlarut tertinggi terdapat pada perairan yang mempunyai kepadatan
planktonnya tinggi dan sebaliknya.
Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain suhu, kadar garam (salinitas) perairan, pergerakan air
dipermukaan air, luas daerah permukaan perairan yang terbuka,
tekanan atmosfer dan persentase oksigen sekelilingnya. Bila pada
suhu yang sama konsentrasi oksigen terlarut sama dengan jumlah
kelarutan oksigen yang ada di dalam air, maka air tersebut dapat
dikatakan sudah jenuh dengan oksigen terlarut. Bila air mengandung
lebih banyak oksigen terlarut daripada yang seharusnya pada suhu
tertentu, berarti oksigen dalam air tersebut sudah lewat jenuh (super
saturasi).

c. Karbondioksida bebas (CO2)


Karbondioksida dalam air, dapat berupa gas karbondioksida bebas (CO2),
ion bikarbonat (HCO3)2, ion karbonat (CO3) dan asam karbonat (H2CO3).
Karbondioksida bebas ini diperlukan dalam proses fotosintesis oleh
tumbuhan berhijau daun. Sedangkan garam karbonat dan bikarbonat
terutama garam kalsium diperlukan untuk menyangga pH air.
Karbondioksida bersenyawa dengan air membentuk asam karbonat
(H2CO3) yang menghasilkan kondisi asam dalam perairan menjadi H+ dan
HCO3- reaksinya adalah sebagai berikut :
CO3 + H2O H2CO3 H+ + HCO3- 2H+ + CO3-
1) Sumber Karbondioksida.
Karbondioksida yang terdapat di dalam air dapat diperoleh dari:
a) Difusi dari atmosfer secara langsung
b) Air tanah yang melewati tanah organik
c) Air hujan, air hujan yang jatuh ke permukaan bumi secara
teoritis memiliki kandungan karbondioksida sebesar 0,55 – 0,6
mg/l
d) Hasil penguraian bahan organik di dasar perairan
e) Dari hasil proses pernafasan (respirasi) hewan dan tumbuhan
air,
f) Hasil proses pemecahan/penguraian senyawa-senyawa kimia.

2) Penurunan Karbondioksida dalam air.


Sebagaimana dengan faktorkimia lainnya, kelarutan karbondioksida
ini dipengaruhi oleh faktor suhu, pH dan senyawa karbondioksida.
Kelarutan karbondioksida dalam air dapat dilihat pada Tabel 4.

80 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 6.4. Pengaruh suhu terhadapkelarutan karbondioksida diperairan


alami
Suhu ( C )
o
CO2 (ppm )
0 1,10
5 0,91
10 0,76
15 0,65
20 0,56
25 0,48
30 0,42

Pengaruh karbondioksida terhadap kehidupan organisme air dapat secara


langsung (proses respirasi) maupun tidak langsung (proses fotosintesis).
Secara umum pengaruh karbondioksida terhadap organisme air adalah
sebagai berikut:
1) Pada kisaran 15 ppm akan mempengaruhi kehidupan ikan (organisme
akuatik) karena merupakan racun bagi organisme tersebut.
2) Dibutuhkan oleh tanaman berhijau daun (berklorofil) untuk proses
fotosintesis.
3) Dapat mempertahankan kestabilan pH dalam air, terutama dalam
bentuk senyawa karbonat/bikarbonat. Hal tersebut, berarti dapat
mempertahankan kondisi lingkungan perairan yang stabil untuk
mendukung kehidupan organisme.

d. Biochemical Oxygen Demand (BOD)


BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik
yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh
mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi
bahan organik dalamkondisi aerobik. Bahan organik yang terdekomposisi
dalam BOD adalah bahan organik yang siap terdekomposisi (readily
decomposable organic matter). BOD sebagai suatu ukuran jumlah oksigen
yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan
sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai.
Dari pengertian-pengertian ini dapat dikatakan bahwa walaupun nilai
BOD menyatakan jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga
diartikan sebagai gambaran jumlah bahan organik yang mudah terurai
(biodegradable organics) yang ada di perairan.
Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban
pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem pengolahan
secara biologis. Adanya bahan organik yang cukup tinggi (ditunjukkan
dengan nilai BOD dan COD) menyebabkan mikroba menjadi aktif dan
menguraikan bahan organik tersebut secara biologis menjadi senyawa
asam-asam organik.
Penguraian ini terjadi disepanjang saluran secara aerob dan
anaerob. Timbul gas CH4, NH3 dan H2S yang berbau busuk. Uji BOD ini

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 81
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

tidak dapat digunakan untuk mengukur jumlah bahan-bahan organik


yang sebenarnya terdapat di dalam air, tetapi hanya mengukur secara
relatif jumlah konsumsi oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi
bahan organik tersebut. Semakin banyak oksigen yang dikonsumsi, maka
semakin banyak pula kandungan bahan-bahan organik di dalamnya.
Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran
akibat air buangan penduduk atau industri, dan untuk mendisain sistem-
sistem pengolahan biologis bagi air yang tercermar tersebut. Penguraian
zat organik adalah peristiwa alamiah; kalau sesuatu badan air dicemari
oleh zat organik, bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut, dalam air
selama proses oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan-
ikan dalam air dan keadaan menjadi anaerobik dan dapat menimbulkan
bau busuk pada air. Pemeriksaan BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat
organik dengan oksigen di dalam air, dan proses tersebut berlangsung
karena adanya bakteri aerob.
Atas dasar reaksi tersebut, yang memerlukan kira-kira 2 hari dimana
50% reaksi telah tercapai, 5 hari supaya 75 % dan 20 hari supaya 100%
tercapai maka pemeriksaan BOD dapat digunakan untuk menaksir beban
pencemaran zat organik.
Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen tidak terkecuali
organisme yang hidup dalam air. Kehidupan akuatik seperti ikan
mendapatkan oksigennya dalam bentuk oksigen terlarut yang sebagian
besar berasal dari atmosfer. Tanpa adanya oksigen terlarut pada tingkat
konsentrasi tertentu banyak jenis organisme akuatik tidak akan ada dalam
air. Banyak ikan akan mati dalam perairan tercemar bukan diakibatkan
oleh toksitasi zat pencemar langsung, tetapi karena kekurangan oksigen
sebagai akibat dari digunakannya gas tersebut pada proses penguraian/
penghancuran zat pencemar. Di dalam lingkungan bahan organik banyak
terdapat dalam bentuk karbohidrat, protein, dan lemak yang membentuk
organisme hidup dan senyawa-senyawa lainnya yang merupakan sumber
daya alam yang sangat penting dan dibutuhkan oleh manusia. Secara
normal, bahan organik tersusun oleh unsur-unsur C, H, O, dan dalam
beberapa hal mengandung N, S, P, dan Fe.
Senyawa-senyawa organik pada umumnya tidak stabil dan mudah
dioksidasi secara biologis atau kimia menjadi senyawa stabil, antara lain
menjadi CO2 dan H2O. Proses inilah yang menyebabkan konsentrasi
oksigen terlarut dalam perairan menurun dan hal ini menyebabkan
permasalahan bagi kehidupan akuatik.

e. Chemical Oxygen Demand (COD)


Chemical oxygen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia
(KOK) merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
zat- zat organik yang ada dalam sampel air atau banyaknya oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik menjadi CO2 dan H2O.
Pada reaksi ini hampir semua zat yaitu sekitar 85% dapat teroksidasi
menjadi CO2 dan H2O dalam suasana asam, sedangkan penguraian secara

82 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

biologi (BOD) tidak semua zat organik dapat diuraikan oleh bakteri. Angka
COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat- zat organik yang
secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air.
COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi senyawa organik dalam air, sehingga parameter COD
mencerminkan banyaknya senyawa organik yang dioksidasi secara kimia.
Tes COD digunakan untuk menghitung kadar bahan organik yang dapat
dioksidasi dengan cara menggunakan bahan kimia oksidator kuat dalam
media asam.
Beberapa bahan organik tertentu yang terdapat pada air limbah,
kebal terhadap degradasi biologis dan ada beberapa diantaranya yang
beracun meskipun pada konsentrasi yang rendah. Bahan yang tidak
dapat didegradasi secara biologis tersebut akan didegradasi secara
kimiawi melalui proses oksidasi, jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi tersebut dikenal dengan Chemical Oxygen Demand. Kadar
COD dalam air limbah berkurang seiring dengan berkurangnya konsentrasi
bahan organik yang terdapat dalam air limbah, konsentrasi bahan organik
yang rendah tidak selalu dapat direduksi dengan metode pengolahan
yang konvensional.
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat
organik yang secara alamiah dapat dioksidasi dan mengakibatkan
berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Maka konsentrasi COD dalam
air harus memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan agar tidak
mencemari lingkungan.
Air yang telah tercemar limbah organik sebelum reaksi berwarna
kuning dan setelah reaksi oksidasi berubah menjadi warna hijau. Jumlah
oksigen yang diperlukan untuk reaksi oksidasi terhadap limbah organik
seimbang dengan jumlah kalium dikromat yang digunakan pada reaksi
oksidasi.

f. Total Organic Mater (TOM)


Bahan organik merupakan salah satu bentuk partikel (komponen)
yang terdapat di dalam air. Air di perairan umum seperti sungai dan danau
yang diduga hanya mengandung unsur organik, ternyata mengandung
bahan organik dari jasad-jasad dan detritus.
Bahan organik ini mengalami proses perombakan oleh bakteri nitrifikasi
dan menghasilkan beberapa komponen (unsur) seperti:
1) Nitrogen terlarut (nitrogen organik)
Nitrogen ini ditunjukkan oleh jenis asam amino yang dihasilkan dari
proses nitrifikasi oleh bakteri nitrit. Jenis asam amino dan jumlah
nitrogen organik dalam air dapat dilihat pada Tabel 6.
2) Karbon organik terlarut.
Unsur karbon adalah bagian dari suatu senyawa seperti karbohidrat,
protein dan lemak. Unsur karbon ini diperoleh dari hasil prosesoksidasi

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 83
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

senyawa karbohidrat dan protein. Senyawa karbohidrat, proteindan


lemak banyak terkandung dalam organisme (hewan dan tumbuhan).
Total karbon organik di dalam air ditentukan oleh organisme dalam
air dan karbon terlarut yang terkandung dalam larutan sejati/ larutan
koloid.

Tabel 6.5. Jumlah Nitrogen Organik dalam air.


Jenis Asam Amino ppm
Tryptophane 10,1
Tyrosine 10,4
Hystidine 5,7
Cystine 1,5
Jumlah Nitrogen Organik 27,7

Bahan organik dalam air pada suatu perairan berasal dari beberapa
sumber yaitu:
1) Dari sisa-sisa organisme yang telah mati
2) Dari hasilekskresi organisme
3) Dari hasil ikutan aliran air yang masuk dalam areal perairan tertentu.

Bahan organik dalam suatu perairan mempunyai pengaruh secara


langsung dan tidak langsung terhadap kehidupan organisme (biota)
perairan. Pengaruh bahan organik ini secara umum digunakan oleh:
1) Jasad renik untuk pertumbuhan dan perkembangannya seperti
bakteri, alga tertentu dan protozoa tertentu.
2) Secara tidak langsung dengan konsentrasi relatif tinggi dapat
mengurangi kadar oksigen dan meningkatkan gas-gas yang beracun
bagi organisme air seperti H2S dan metana.

g. Kesadahan
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam
karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral
yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang
rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa
merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat.
Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan
sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada
air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit
sekali busa. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per
volume (w/v) dari CaCO3.
Kesadahan merupakan parameter kimia dalam air yang ditunjukkan
dengan konsentrasi kation bervalensi dua terutama Ca++ dan Mg++. Total
kesadahan dinyatakan dalam ppm ekuivalen CaCO3. Total kesadahan erat
kaitannya dengan alkalinitas sebab anion dari alkalinitas dan kation dari

84 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

kesadahan diperoleh dari senyawa yang sama seperti senyawa karbonat


atau seperti pada reaksi berikut:
CaCO3 + CO2 + H2  Ca2+ + 2HCO3-

Oleh sebab itu kesadahan dan alkalinitas dapat menggambarkan tingkat


kesuburan air dan daya sangga suatu perairan. Klasifikasi perairan
berdasarkan nilai kesadahan adalah sebagai berikut :

Tabel 6.6. Klasifikasi perairan berdasarkan nilai kesadahan
Kesadahan (mg/liter CaCO3) Klasifikasi Perairan
< 50 Lunak ( soft )
50 – 150 Menengah (Moderately hard)
150 – 300 Sadah ( Hard )
> 300 Sangat Sadah ( Very hard )

Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu: (1) kesadahan
umum (“general hardness” atau GH) dan (2) kesadahan karbonat
(“carbonate hardness” atau KH). Disamping dua tipe kesadahan tersebut,
dikenal pula tipe kesadahan yang lain yaitu yang disebut sebagai kesadahan
total atau total hardness. Kesadahan total merupakan penjumlahan
dari GH dan KH. Kesadahan umum atau “General Hardness” merupakan
ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium
(Mg++) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai
GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur
sehingga diabaikan.
GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu
persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau
dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan
Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air.
Kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan
demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm
CaCO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8
dH = 50 ppm.

Tabel 6.7. Konversi tingkat kesadahan dengan kadar CaCO3 dan tingkat
kekerasan perairan.
Kadar CaCO3
Tingkat Kesadahan
Tingkat Kekerasan
(dH) (ppm CaCO3)
0–4 0 – 70 Sangat rendah (sangat lunak)
4–8 70 – 140 Rendah ( lunak )
8 – 12 140 – 210 Sedang
12 – 18 210 – 320 Agak Tinggi (agak keras)
18 – 30 320 – 530 Tinggi ( Keras )

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 85
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Dalam kaitannya dengan proses biologi, GH lebih penting perananannya


dibandingkan dengan KH ataupun kesadahan total. Apabila ikan atau
tanaman dikatakan memerlukan air dengan kesadahan tinggi (keras)
atau rendah (lunak), hal ini pada dasarnya mengacu kepada GH. Ketidak
sesuaian GH akan mempengaruhi transfer hara/gizi dan hasil sekresi
melalui membran dan dapat mempengaruhi kesuburan, fungsi organ
dalam (seperti ginjal), dan pertumbuhan. Setiap jenis ikan memerlukan
kisaran kesadahan (GH) tertentu untuk hidupnya. Pada umumnya, hampir
semua jenis ikan dan tanaman dapat beradaptasi dengan kondisi GH lokal,
meskipun demikian, tidak demikian halnya dengan proses pemijahan.
Pemijahan bisa gagal apabila dilakukan pada nilai GH yang tidak tepat.
Dari uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa alkalinitas dan kesadahan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan organisme air. Pengaruh
kesadahan dan alkalinitas air ini yaitu:
1) Dapat mempertahankan (menstabilkan) fluktuasi pH air.
2) Berdasarkan butir a berarti secara tidak langsung dapat
mempertahankan “ketersediaan” unsur hara dalam air yang sangat
dibutuhkan oleh organisme nabati.

h. Alkalinitas
Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan
indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas
adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan
nilai pH larutan
Alkalinitas mampu menetralisir keasaman di dalam air. Secara
khusus alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan
kapasitas pembufferan dari ion bikarbonat, dan tahap tertentu ion
karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut dalam air akan
bereaksi dengan ion hydrogen sehingga menurunkan kemasaman dan
menaikkan pH.
Alkalinitas optimal pada nilai 90 – 150 ppm. Alkalinitas rendah
diatasi dengan pengapuran dosis 5 ppm. Dan jenis kapur yang digunakan
disesuaikan kondisi pH air sehingga pengaruh pengapuran tidak membuat
pH air tinggi, serta disesuaikan dengan keperluan dan fungsinya.
Perbedaan antara basa tingkat tinggi dengan alkalinitas yang tinggi
adalah sebagai berikut :
1) Tingkat basa tinggi ditunjukkan oleh pH tinggi;
2) Alkalinitas tinggi ditunjukkan dengan kemampuan menerima proton
tinggi.
Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk
mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini
dikarenakan pengaruh sistem buffer dari alkalinitas.Alkalinitas berfungsi
sebagai reservoir untuk karbon organik. Sehingga alkalinitas diukur
sebagai faktor kesuburan air.
Perairan mengandung alkalinitas ≥ 20 ppm menunjukkan bahwa
perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam/basa sehingga

86 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH,
alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan
ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3.
Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai
oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan
yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi.Air dengan kandungan
kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan
air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau
tingkat alkalinitas sedang.
Penyusun alkalinitas yang utama di perairan adalah anion
bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3=) dan hidroksida (OH-). Kation utama
yang mendominasi perairan tawar adalah kalsium dan magnesium,
sedangkan pada perairan laut adalah sodium dan magnesium. Anion
utama pada perairan tawar adalah bikarbonat dan karbonat, sedangkan
pada perairan laut adalah klorida. Persentase ion-ion utama yang terdapat
pada perairan tawar dan laut ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 6.8. Kation dan anion utama pada perairan tawar dan laut.
Ion Utama Air tawar (%) Air Laut (%)
Kation
Kalsium (Ca2+) 60,9 3,2
Magnesium (Mg2+) 19,0 10,1
Sodium/Kalsium (Na+) 16,6 83,7
Kalium (K+) 3,5 3,0
Anion
Bikarbonat (HCO3-) dan Karbonat 72,4 0,6
(CO32-)
Sulfat (SO42-) 16,1 12,2
Klorida (Cl-) 11,5 87,2

Alkalinitas juga berhubungan dengan pH dan karbondioksida bebas dalam


perairan, semakin tinggi pH perairan maka semakin tinggi pula alkalinitas
dan karbondioksida yang terkandung dalam perairan tersebut. Alkalinitas
perairan berperan dalam hal-hal berikut :
1) Sistem penyangga (buffer)
Bikarbonat yang terdapat pada perairan dengan nilai alkalinitas
total tinggi berperan sebagai penyangga (buffer capacity) perairan
terhadap perubahan pH yang drastis.
2) Koagulasi kimia
Bahan kimia yang digunakan dalam proses koagulasi air atau air
limbah bereaksi dengan air membentuk presipitasi hidroksida yang
tidak larut.
3) Pelunakan air (water softening)
Alkalinitas perlu dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soda
abu dan kapur yang bertujuan untuk menurunkan kesadahan.
AGRIBISNIS PERIKANAN AIR
TAWAR 87
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

i. Fosfat
Fosfat dapat ditemukan di bumi di dalam air, tanah dan sedimen.
Tidak seperti senyawa materi lain siklus fosfor tidak dapat ditemukan di
udara yang mempunyai tekanan tinggi. Hal ini karena fosfor biasanya cair
pada suhu dan tekanan normal. Hal ini terutama melakukan siklus kembali
melalui air, tanah dan sedimen.
Fosfat yang paling sering ditemukan dalam formasi batuan sedimen
dan laut sebagai garam fosfat. Garam fosfat yang dilepaskan dari pelapukan
batuan melalui tanah biasanya larut dalam air dan akan diserap oleh
tanaman. Karena jumlah fosfor dalam tanah pada umumnya kecil, sering
kali faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Itu sebabnya manusia
sering menggunakan fosfat sebagai pupuk pada tanah pertanian. Fosfat
juga faktor-faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman di ekosistem
laut, karena mereka tidak begitu larut dalam air. Hewan menyerap fosfat
dengan makan tumbuhan atau binatang pemakan tumbuhan Siklus fosfor
melalui tanaman dan hewan jauh lebih cepat daripada yang dilakukannya
melalui batu dan sedimen. Ketika hewan dan tanaman yang mati, fosfat
akan kembali ke tanah atau lautan lagi selama pembusukan.
Fosfor atau dalam ilmu kimia disimbolkan dengan huruf (P) ialah
unsur hara (nutrisi) yang diperlukan oleh flora (tumbuhan air) untuk
pertumbuhan dan perkembangan hidupnya. Unsur tersebut ada dalam
bentuk (PO4). Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau
sedimen dengan kandungan fosfor ekonomis. Kadang kadang, endapan
fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit
kompleks dan sienit. Fosfor berperan dalam transfer energi di dalam
sel, misalnya yang terdapat pada ATP (Adenosine Triphospate) dan ADP
(Adenosine Diphosphate)
Fosfat dalam air laut berbentuk ion fosfat. Ion fosfat dibutuhkan
pada proses fotosintesis dan proses lainnya dalam tumbuhan (bentuk ATP,
ADP dan Nukleotid koenzim). Penyerapan dari fosfat dapat berlangsung
terus walaupun dalam keadaan gelap. Ortofosfat (H3PO4) adalah bentuk
fosfat anorganik yang paling banyak terdapat dalam siklus fosfat.
Distribusi bentuk yang beragam dari fosfat di air laut dipengaruhi oleh
proses biologi dan fisik.
Di permukaan air, fosfat diangkut oleh fitoplankton sejak proses
fotosintesis. Konsentrasi fosfat di atas 0,3 µm akan menyebabkan
kecepatan pertumbuhan pada banyak spesies fitoplankton. Untuk
konsentrasi dibawah 0,3 µm ada bagian sel yang cocok menghalangi dan
sel fosfat kurang diproduksi. Mungkin hal ini tidak akan terjadi di laut
sejak NO3 selalu habis sebelum PO4 jatuh ke tingkat yang kritis. Pada
musim panas, permukaan air mendekati 50% seperti organik-P.
Dalam perairan laut yang normal, rasio N/P adalah sebesar 15:1.
Ratio N/P yang meningkat potensial menimbulkan blooming atau
eutrofikasi perairan, dimana terjadi pertumbuhan fitoplankton yang
tidak terkendali. Eutrofikasi potensial berdampak negatif terhadap
lingkungan, karena berkurangnya oksigen terlarut yang mengakibatkan

88 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

kematian organisme akuatik lainnya (asphyxiation), selain keracunan


karena zat toksin yang diproduksi oleh fitoplankton (genus Dinoflagelata).
Fitoplankton mengakumulasi N, P, dan C dalam tubuhnya, masing – masing
dengan nilai CF (concentration factor) 3 x 104 untuk P, 16(3 x 104) untuk
N dan 4 x 103 untuk C.
Di perairan, bentuk unsur fosfor berubah secara terus menerus
akibat proses dekomposisi dan sintesis antara bentuk organik, dan bentuk
anorganik yang dilakukan oleh mikroba. Semua polifosfat mengalami
hidrolisis membentuk ortofosfat. Perubahan ini bergantung pada suhu
yang mendekati titik didih, perubahan polifosfat menjadi ortofosfat
berlangsung cepat. Kecepatan ini meningkat dengan menurunnya
nilai pH. Perubahan polifosfat menjadi ortofosfat pada air limbah yang
mengandung banyak bakteri lebih cepat dibandingkan dengan perubahan
yang terjadi pada air bersih.
Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai menjadi senyawa
ionisasi, antara lain dalam bentuk ion H2PO4-, HPO42-, PO43-. Senyawa
fosfat dalam perairan berasal dari sumber alami seperti erosi tanah,
buangan dari hewan dan pelapukan tumbuhan, dan dari laut sendiri.
Fosfat diabsorpsi oleh fitoplankton dan seterusnya masuk kedalam rantai
makanan. Senyawa fosfat dalam perairan berasal dari sumber alami seperti
erosi tanah, buangan dari hewan dan pelapukan tumbuhan, dan dari laut
itu sendiri. Peningkatan kadar fosfat dalam air laut, akan menyebabkan
terjadinya ledakan populasi (blooming) fitoplankton yang akhirnya dapat
menyebabkan kematian ikan secara massal. Batas optimum fosfat untuk
pertumbuhan plankton adalah 0,27 – 5,51 mg/liter
Ortofosfat yang merupakan produk ionisasi dari asam ortofosfat
adalah bentuk fosfor yang paling sederhana di perairan . Ortofosfat
merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara langsung
oleh tumbuhan akuatik, sedangkan polifosfat harus mengalami hidrolisis
membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber fosfat.
Berdasarkan kadar fosfat total, perairan diklasifikasikan menjadi
tiga yaitu:
1) perairan dengan tingkat kesuburan rendah yang memiliki kadar
fosfat total berkisar antara 0 – 0.02 mg/liter
2) perairan dengan tingkat kesuburan sedang memiliki kadar fosfat
0.021 – 0.05 mg/liter
3) perairan dengan tingkat kesuburan tinggi, memiliki kadar fosfat total
0.051 – 0.1 mg/liter.

j. Amoniak (Total Amonia Nitrogen)


Amonia di perairan berasal dari sisa metabolisme (eksresi) hewan
dan proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme. Pada
kegiatan budidaya, keberadaaan amonia dihasilkan dari aktivitas ekskresi
biota sendiri dan proses dekomposisi bahan organik dari sisa pakan
dan kotoran selamapemeliharaan. Ssumber amonia lainnya di perairan

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 89
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

adalah gas nitrogen dari proses difusi udara yang tereduksi di dalam
air. Amonia di perairan dapat dijumpai dalam bentuk amonia total yang
terdiri dari amonia bebas (NH3) dan ion amonium (NH4+). Kesetimbangan
antara kedua bentuk amonia di atas bergantung pada kondisi pH dan
suhu perairan. Berikut ini adalah bentuk kesetimbangan gas amonia dan
ionamonium di perairan:
NH3 + H2O -------------> NH4+ + OH –
Amonia di perairan akan ditemukan lebih banyak dalam bentuk ion
amonium jika pH perairan kurang dari 7, sedangkan pada perairan dengan
pH lebih dari 7, amonia bebas atau amonia tak terionisasi yang bersifat
toksik terdapat dalam jumlah yang lebih banyak. Tingkat toksisitas
amonia tak-terionisasi tergantung pada kondisi pH dan suhu di suatu
perairan, sehingga kenaikan nilai pH dan suhu menyebabkan proporsi
amonia bebas di perairan meningkat.
Toksisitas amonia tak terionisasi berbahaya bagi organisme
akuatik, khususnya bagi ikan. Karena konsentrasi NH3 bebas yang tinggi
di perairan dapat menyebabkan kerusakan insang pada ikan. Selain itu
tingginya konsentrasi NH3 bebas dapat menyebabkan meningkatnya kadar
amonia dalam darah dan jaringan tubuh ikan, sehingga dapat mengurangi
kemampuan darah untuk mengangkut oksigen serta mengganggu
kestabilan membran sel. Kadar amonia pada perairan alami tidak lebih
dari 0.1 ppm. Kemudian jika konsentrasi ammonia tak-terionisasi lebih
dari 0.2 ppm/liter akan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan.

k. Nitrat
Nitrat (NO3) adalah ion-ion anorganik alami yang merupakan bagian
dari siklus nitrogen. Di alam, nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa
organik seperti urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa
anorganik seperti amonia, nitrit dan nitrat. Nitrat dibentuk dari asam nitrit
yang berasal dari amonia melalui proses oksidasi katalitik. Nitrit juga
merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen. Nitrat dan nitrit adalah
komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan atom oksigen.
Nitrat merupakan salah satu bentuk nitrogen di perairan yang dapat
dimanfaatkan oleh tumbuhan (fitoplankton dan alga) selain ion amonium
dalam menunjang proses pertumbuhan. Senyawa NO3-N sangat mudah
larut dalam air dan bersifat stabil. Nitrat nitrogen di perairan merupakan
hasil dari proses oksidasi nitrogen secara sempurna melalui proses
nitrifkasi yang melibatkan bakteri, diantaranya; bakteri Nitrosomonas
yang mengoksidasi amonia menjadi nitrit, dan bakteri Nitrobacter yang
mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Berikut ini adalah proses oksidasi
nitrogen menjadi nitrat:
Nitrosomonas 2NH3 + 3O2 -------> 2NO2- + 2H+ + 2H2O
Nitrobacter 2NO2- + O2 -------> 2NO3-

Proses nitrifikasi sangat ditentukan oleh kondisi pH, suhu,


kandungan oksigen terlarut, kandungan bahan organik, dan aktivitas

90 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

bakteri lain di perairan. Pada perairan yang tidak tercemar biasanya kadar
nitrat lebih tinggi darikadar amonium. Kadar NO3-N pada perairan alami
biasanya tidak pernahmelebihi nilai 0.1 ppm. Kadar NO3-N di perairan
mencapai nilai 0.2 ppm dapat menyebabkan eutrofikasi yang berakibat
pada tumbuh pesatnya fitoplanktondan alga. Terjadinya pencemaran
antropogenik dapat digambarkan apabila kadar nitrat di perairan lebih
dari 5 ppm. Kadar nitrat di perairan dapat dibagi menjadi tiga kelompok
berdasarkan tingkat penyuburannya; kadar nitrat antara 0 ppm hingga 1
ppm untuk perairan oligotrofik; kadar nitrat antara 1 ppm hingga 5 ppm
untuk perairan mesotrofik; dan kadar nitrat 5 ppm hingga 50 ppm untuk
perairan eutrofik.
l. Nitrit
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan
nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi)
oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen.
Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001
ppm. kadar nitrit yang lebih dari 0.06 ppmL adalah bersifat toksik bagi
organisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya
proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen
terlarut yang rendah.
Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin
dalam darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, disamping
itu juga nitrit membentuk nitrosamin (RRN-NO) pada air buangan
tertentu dan dapat menimbulkan kanker. Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-
) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari siklus
nitrogen. Aktivitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang
mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia,
kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat
dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah senyawa
yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang
terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk
ammonia anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia,
dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung
nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan
air bawah tanah.
Kandungan nitrit yang meningkat dikarenakan terjadinya proses
nitrifikasi, yaitu proses pengubahan amonia menjadi nitrat dengan
nitrit sebagai senyawa perantaranya. Dalam suatu badan perairan, jika
didalamnya cukup banyak mengandung kation-kation, asam nitrit yang
terbentuk akan segera berubah menjadi garam-garam nitrit kemudian
diubah lebih lanjut menjadi garam-garam nitrit dengan reaksi sebagai
berikut :
2 NaNO2 + O2 -------> 2 NaNO3

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 91
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Walaupun tidak setoksik amonium, level nitrit yang tinggi dapat


menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena nitrit dalam level
tinggi mampu secara aktif melewati insang melalui transport aktif
dan menuju aliran darah yang bisa mengoksidasi hemoglobin normal
menjadi methemoglobin. Hemoglobin normal mengambil oksigen pada
insang dan mentransportasikannya dalam jaringan tubuh yang kemudian
diubah menjadi karbondioksida, sedangkan methemoglobin tidak mampu
mentransportasikan oksigen, sehingga mengakibatkan stress pada ikan
karena sulit bernafas.
3. Parameter biologi
Parameter biologi masih jarang digunakan sebagai parameter
penentu pencemaran. Padahal, pengukuran menggunakan parameter
fisika dan kimia hanya memberikan kualitas lingkungan sesaat dan
cenderung memberikan hasil dengan interpretasi dalam kisaran lebar.
Indikator Biologis digunakan untuk menilai secara makro
perubahan keseimbangan ekologi, khususnya ekosistem, akibat pengaruh
limbah. Spesies yang tahan hidup pada suatu lingkungan terpopulasi,
akan menderita stress fisiologis yang dapat digunakan sebagai indikator
biologis.
Dibandingkan dengan menggunakan parameter fisika dan kimia,
indikator biologis dapat memantau secara kontinyu. Hal ini karena
komunitas biota perairan (flora/fauna) menghabiskan seluruh hidupnya
di lingkungan tersebut, sehingga bila terjadi pencemaran akan bersifat
akumulasi atau penimbunan.
Disamping itu, indikator biologis merupakan petunjuk yang
mudah untuk memantau terjadinya pencemaran. Adanya pencemaran
lingkungan, maka keanekaragaman spesies akan menurun dan mata rantai
makanannya menjadi lebih sederhana, kecuali bila terjadi penyuburan.
Flora dan fauna yang dapat dijadikan indikator biologis pencemaran
sungai dapat diamati dari keanekaragaman spesies, laju pertumbuhan
struktur dan seks ratio. Keanekaragaman flora dan fauna ekosistem sungai
tinggi menandakan kualitas air sungai tersebut baik/belum tercemar.
Tetapi sebaliknya bila keanekaragamannya kecil, sungai tersebut tercemar.
Indikator biologis pencemaran sungai harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
a. Mudah diidentifikasi
b. Mudah dijadikan sampel, artinya tidak perlu bantuan operator khusus,
maupun peralatan yang mahal dan dapat dilakukan secara kuantitatif.
c. Mempunyai distribusi yang kosmopolit.
d. Kelimpahan suatu spesies dapat digunakan untuk menganalisa indeks
keanekaragaman.
e. Mempunyai arti ekonomi sebagai sumber penghasilan (seperti ikan),
atau hama/organisme penggangu (contoh : algae)
f. Mudah menghimpun/menimbun bahan pencemar.
g. Mudah dibudidayakan di laboratorium.
h. Mempunyai keragaman jenis yang sedikit.

92 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Yang perlu diperhatikan dalam memilih indikator biologi adalah


tiap spesies mempunyai respon terhadap pencemaran yang spesifik.Ikan
sulit digunakan sebagai indikator populasi. Lebih mudah menggunakan
spesies air lain yang tidak lincah geraknya.

Parameter biologis yang biasa diukur dalam pengamatan kualitas


air untuk budidaya perairan adalah plankton, nekton, neuston, perifiton
dan bentos karena masing-masing memiliki karakteristik yang khas.
a. Plankton
Plankton berasal dari bahasa Yunani ‘planktos’ yang berarti mengembara
atau berkeliaran. Kemudian plankton didefinisikan sebagai kumpulan
organisme (umumnya berukuran mikro), yang diwakili oleh hampir
semua kelompok dunia tumbuhan maupun hewan, baik sebagai produser
primer, herbivore, karnivor, maupun sebagai transformer (seperti jamur
dan bakteri). Cara hidup organisme ini dapat sebagai saprophyte ataupun
parasit. Kelompok ini hidup dalam air terapung secara pasif, sehingga
dapat hanyut. Walaupun ada yang dapat bergerak dengan organ dan
mekanisme tertentu, pergerakannya relatif lemah. Margalef (1955) dan
Dussart (1965) dalam Subandiyo (1992) membuat penggolongan atau
klasifikasi plankton berdasarkan atas perbedaan ukurannya, seperti pada
Tabel 10.

Tabel 6.9. Plankton berdasarkan perbedaan ukuran


Dussart
Margalef
Klasifikasi (plankton air tawar
(plankton air tawar)
dan laut)
Ultraplankton <5µ -
Ultranannoplankton - <2µ
Nannoplankton 5 – 50 µ 2 – 20 µ
Microplankton 50 – 500 µ 20 – 200 µ
Mesoplankton 500 – 1000 µ 200 – 2000 µ
Makroplankton > 1000 µ -
Megaplankton - > 2000 µ

Secara umum keberadaan plankton di perairan akan dipengaruhi oleh tipe


perairannya (mengalir dan tergenang), kualitas kimia dan fisika perairan
(misalnya: suhu, kecerahan, arus, pH, kandungan CO2 bebas, kandungan
unsur-unsur hara), dan adanya kompetitor-kompetitor dan atau pemangsa-
pemangsa plankton. Pada perairan tergenang (misalnya; kolam, rawa, situ,
danau), keberadaan plankton akan berbeda dari waktu ke waktu (temporal
differences) dan berbeda pula dalam menempati ruang atau kolom air
(spatial differences). Sedangkan pada perairan mengalir unsur waktu dan
ruang relative tidak berbeda nyata, kecuali jika ada kasus pencemaran
sungai oleh aktivitas manusia.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 93
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Berdasarkan jenisnya plankton dibedakan menjadi :


1) Phytoplankton (tumbuhan) mendapat makanan dari difusi air dan
beberapa mampu berfotosintesis, berperan sebagai produser
primer dalam perairan. Cyanophyta, Chlorophyta dan Euglena adalah
jenis fitoplankton yang melimpah di perairan tawar, sedangkan
dinoflagellata dan pyrrophyta banyak terdapat di perairan laut.
Peran phytoplankton dalam perairan berperan sebagai :
a) digunakan sebagai pakan alami hewan budidaya perairan
b) dipakai untuk mengetahui iklim pada periode geologi yang
berbeda dalam penentuan palaentologi (fosil) seperti
cocolithopora dan diatom yang memiliki kulit (skeleton) yang
mampu berperan mengidentifikasi daerah alami laut.
c) Ciri spesifik spesies yang melimpah pada suatu daerah terentu
digunakan sebagai indikator kesuburan perairan daerah tropis
dan subtropics.
d) Berperan sebagai indikator pencemaran sekunder, sebagai
deteksi keberadaan zooplankton yang mengkonsumsinya.
e) Pada perairan laut 100% fitoplankton dimakan oleh zooplankton,
sedangkan di perairan laut hanya 10 % fitoplankton yang
dimakan oleh zooplankton

2) Zooplankton (binatang) mampu bergerak secara horizontal dan


vertical namun lemah, didominasi oleh crustacean dan cladosera.
Zooplankton dapat juga digunakan sebagai indicator pencemaran.
Zooplankton dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan fase
hidupnya yaitu :
a) Holoplankton, organisme yang seluruh fase hidupnya memiliki
sifat planktonik (contoh: Diatom, Dinoflagellata, Copepode)
b) Meroplankton, organisme yang sebagian dari fase hidupnya
bersifat planktonik sebelum berkembang menjadi nekton atau
benthos (contoh: larva teripang, larva bintang laut, larva cacing
laut)

Plankton dalam perairan berperan sebagai :


a) Penyedia makanan pemula bagi seluruh konsumen: zooplankton
& anak ikan
b) Sumber oksigen terlarut (fotosintesis)
c) Fondasi dari siklus makanan di perairan
d) Indikasi pencemaran suatu perairan

b. Benthos
Benthos adalah organisme yang menempel atau istirahat pada dasar
atau yang hidup pada sedimen dasar perairan. Bentos dapat dibedakan
menjadi zoobentos (hewan) dan fitobentos (tumbuhan)
Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan
sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan

94 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

limbah yang masuk ke habitatnya.  Kelompok hewan tersebut dapat lebih


mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu
ke waktu, karena hewan bentos terus menerus terdedah oleh air yang
kualitasnya berubah-ubah. Diantara hewan bentos yang relatif mudah
diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah
jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok invertebrata makro.  Kelompok
ini lebih dikenal dengan makrozoobentos.
Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik.  Faktor
biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan
salah satu sumber makanan bagi hewan bentos.  Adapun faktor abiotik
adalah fisika-kimia air yang diantaranya: suhu, arus, oksigen terlarut
(DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD) dan kimia (COD), serta kandungan
nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar.
Zoobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus
hidupnya berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun
menggali lubang (Odum 1993).  Hewan ini memegang beberapa
peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan
mineralisasi material organik yang memasuki perairan, serta menduduki
beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan (Odum, 1993). 
Benthos memegang beberapa peran penting dalam perairan
seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik
yang memasuki perairan serta menduduki beberapa tingkatan trofik
dalam rantai makanan. Suwondo dkk, (2004) juga mengemukakan bahwa
Benthos merupakan organisme perairan yang keberadaannya dapat
dijadikan indikator perubahan kualitas biologi perairan sungai. Selain itu,
organisme bentos juga dapat digunakan sebagai indikator biologis dalam
mempelajari ekosistem sungai. Hal ini disebabkan adanya respon yang
berbeda terhadap suatu bahan pencemar yang masuk dalam perairan
sungai dan bersifat immobile.
Benthos sendiri mempunyai berbagai ciri-ciri yang diantaranya
adalah:
1) Mempunyai toleransi yang berbeda terhadap berbagai tipe
pencemaran dan mempunyai reaksi yang cepat.
2) Ditemukan melimpah di perairan, terutama di ekosistem sungai,
dipengaruhi oleh berbagai tipe polutan yang ada.
3) Mempunyai keanekaragaman yang tinggi dan mempunyai respon
terhadap lingkungan yang stress.
4) Hidup melekat didasar perairan.
5) Mempunyai siklus hidup yang panjang.

Berdasarkan ukurannya, organisme hewan benthos digolongkan atas:


1) Makrobentos (0, 425 – 15 mm)
2) Meiobentos (0,05 – 1 mm)
3) Mikrobentos (< 50 µ, misalnya Protozoa, Rotifer, dan Nematode)

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 95
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Organisme yang termasuk makrozoobentos diantaranya adalah:


Crustacea, Isopoda, Decapoda, Oligochaeta, Mollusca, Nematoda dan
Annelida. Taksa-taksa tersebut mempunyai fungsi yang sangat penting
di dalam komunitas perairan karena sebagian dari padanya menempati
tingkatan trofik kedua ataupun ketiga.  Sedangkan sebagian yang lain
mempunyai peranan yang penting di dalam proses mineralisasi dan
pendaurulangan bahan-bahan organik, baik yang berasal dari perairan
maupun dari daratan.
Mahmudi, dkk, (1999), juga mempertegas bahwa makrozoobentos
mempunyai peranan penting di ekosistem sungai, yaitu : (1) dapat
memberikan informasi mengenai pemindahan dan penggunaan energi
dalam ekosistem sungai, (2) mempunayi peranan dalam proses self
purification sungai, dan (3) dapat digunakan untuk kepentingan restorasi
perairan sungai dengan cara menciptakan habitat yang mendorong
kolonisasi makrozoobentos. Komunitas makrozoobentos bahkan menjadi
sumber energi untuk perikanan di ekosistem sungai.
Cara menentukan kualitas perairan berdasarkan Benthos yang ada
di perairan tersebut salah satunya yaitu dengan pendekatan kualitatif
dimana kita melihat jenis-jenis daripada Benthos yang hidup di perairan
itu sendiri. Jenis-jenis bentos berdasarkan tingkat kerusakan perairan
dikemukakan oleh Mulyanto (1995) sebagai berikut :
1) Perairan bersih adalah Planaria, Perla, Isoperia,  Leuctra, Nemoura,
Eodyonurus dan Ephemera.
2) Perairan tercemar organik ringan adalah Caenis, Ephemerella, Baetis,
Limnophillus dan Hydropsyche.
3) Perairan tercemar organik sedang adalah Simulium, Lymnaea dan
Physa.
4) Perairan tercemar organik berat adalah Chironomous dan Tubifex.
Penggunaan makrozoobentos sebagai indikator kualitas perairan
dinyatakan dalam bentuk indeks biologi. Cara ini telah dikenal sejak abad
ke 19 dengan pemikiran bahwa terdapat kelompok organisme tertentu
yang hidup di perairan tercemar.  Jenis-jenis organisme ini berbeda
dengan jenis-jenis organisme yang hidup di perairan tidak tercemar.
Kemudian oleh para ahli biologi perairan, pengetahuan ini dikembangkan,
sehingga perubahan struktur dan komposisi organisme perairan karena
berubahnya kondisi habitat dapat dijadikan indikator kualitas perairan.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, organisme bentos
melakukan migrasi vertical di dalam substrat. Penyebab migrasi diduga
karena beberapa kemungkinan, yaitu:
1) menghindar dari predator,
2) menghindar dari intensitas cahaya yang sampai ke dasar,
3) menghindar dari adanya bahan-bahan pencemar di permukaan
substrat.

Organisme benthos juga dapat dibagi menjadi 2 kelompok, berdasarkan


habitat hidupnya antara lain :

96 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

1) Infauna, kelompok zoobenthos dan bakteri dari berbagai ukuran yang


hidup di dalam dasar sedimen, yang termasuk ke dalam golongan ini
adalah cacing dan kerang. Meskipun hidup di dalam dasar sedimen.
Kelompok ini memiliki bentuk tubuh yang dapat menghubungkan
dengan air yaitu dengan menggunakan organ yang menyerupai pipa
atau membuat terowongan dalam sedimen.
2) Epifauna, kelompok zoobentos yang hidup berhimpitan dengan
permukaan yang kasar atau keras (seperti batu karang, kerang-
kerangan dan tumpukan pasir) atau di atas permukaan teluk. Yang
termasuk kelompok ini adalah tiram, kerang, remis, siput, bintang
laut, teripang
Berdasarkan pertimbangan dan uraian di atas, maka metode pengambilan
sampel organisme bentos dapat digolongkan sebagai berikut
1) Metode kolonisasi (container sampler atau core sampler)
2) Metode perangkap (trap sampler)
3) Metode tangkap segera (impedite sampler, seperti surbur dan eikman
dragde)

c. Nekton
Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air (water
column) baik di perairan tawar maupun laut. Kata “nekton” diberikan oleh
Ernst Haeckel tahun 1890 yang berasal dari kata Yunani (Greek) yang
artinya berenang yang meliputi (biofluidynamics, biomechanics, functional
morphology of fluid locomotion, locomotor physiology). Ilmunya disebut
Nektology dan orangnya disebut sebagai nektologis.
Sementara pengertian dari nekton bahari adalah hewan-hewan nektonik
yang tersebar di zona epipelagik pada laut terbuka. Nekton bahari
merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat bagi manusia
terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi. Tumpukan
bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut
seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam
jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
Nekton (hewan) laut sebagian besar terdiri dari tiga kelas :
1) Vertebrata, bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga
didukung oleh tulang atau tulang rawan.
2) Moluska, merupakan hewan seperti cumi-cumi dan kerang.
3) Crustacea, adalah hewan seperti lobster dan kepiting.
Berdasarkan kelompok ikan yang berbeda dijumpai dalam kelompok
nekton :
1) Holoepipelagik
Holoepipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan
seluruh waktunya di daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup
ikan-ikan hiu tertentu (cucut, martil, hiu mackerel, cucut biru),
kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan
dayung, dan lain-lain.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 97
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

2) Meropilagik
Meropipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan
sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik. Meropelagik dapat
dibagi lagi berdasarkan pola hidup masing-masing organisme,
diantaranya :
a) Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di
daerah epipelagik, kelompok ini beragam dan mencakup ikan
yang menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi
memijah di daerah pantai. Contohnya : haring, geger lintang jinak,
dolpin, kacang-kacang.
b) Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada waktu-
waktu tertentu, seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera
yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari
makan.
c) Organisme yang menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik,
tetapi masa dewasanya di daerah lain. Contohnya : juvenile.

Beberapa kondisi lingkungan perlu diperhatikan karena memberikan


perbedaan yang jelas bagi nekton dan di mana adaptasi terjadi ;
1) laut merupakan daerah “tiga dimensi” yang sangat besar.
2) tidak ada substrat padat dimana pun, sehingga hewan-hewan ini
selalu melayang dalam medium yang transparan tanpa perlindungan
terhadap predator yang potensial. Oleh sebab itu, tidak ada tempat
perlindungan bagi hewan yang berpindah dari satu tempat ke tempat
lain secara horizontal.
3) kurangnya subtrat, yang berarti tidak adanya pendukung yang kuat
bagi hewan yang kebanyakan mempunyai daging yang lebih padat
daripada air laut di sekelilingnya.

Kombinasi antara keadaan tiga dimensi dan kurangnya rintangan,


memudahkan evolusi adaptasi untuk mobilitas yang besar. Besarnya
mobilitas dan kemampuan untuk menempuh jarak-jarak jauh pada
gilirannya menyebabkan perkembangan sistem saraf dan indra (sensory)
yang akan menangkap dan mengolah informasi yang diperlukan untuk
menjelajahi daerah, mencari dan menangkap makanan, serta untuk
menghindari predator. Kurangnya perlindungan serta besarnya ukuran
kebanyakan nekton, juga menyebabkan perkembangan kecepatan
renang yang tinggi untuk menghindari predator dan sekaligus untuk
mencari makanan. Kamuflase juga merupakan usaha yang lain. Keadaan
tersuspensinya tubuh hewan nektonik yang kerapatan tubuhnya lebih
besar daripada kerapatan air laut secara terus-menerus menyebabkan
perkembangan progresif berbagai adaptasi agar dapat tetap terapung.

98 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

d. Neuston
Neuston adalah istilah untuk organisme yang mengapung di atas air
(epineuston) atau tinggal tepat di bawah permukaan (hyponeuston).
neuston terkadang hanya mengandalkan tegangan permukaan air
untuk mempertahankan posisinya mengapung di atas permukaan air.
Neustonsterdiri dari beberapa spesies ikan yang senang hidup di atas
permukaan air seperti ikan terbang. Contoh lain neuston adalah, kumbang,
protozoa, bakteri dan laba-laba.
e. Perifiton
Istilah perifiton diartikan sebagai sekumpulan organisme (berukuran
mikro) yang menempel atau menetap pada suatu substrat. Sedangkan pada
literature berbahasa jerman, istilah Aufwuchs dipakai untuk menggantikan
istilah perifiton karena memiliki arti yang lebih luas. Aufwuchs adalah
sekumpulan organisme yang menempel atau menentap pada suatu
substrat, termasuk didalamnya kelompok organisme hewani atau nabati
yang bergerak lambat (merayap atau merangkak) pada substrat tersebut.
Kelompok ini, tidak seperti bentos, tidak dapat menembus substrat.
Pada tulisan ini akan digunakan perifiton, karena hanya kelompok
organisme yang tetap melekat saja yang terambil ketika substrat diangkat
dari air pada waktu pengambilan sampel, sedangkan kelompok lainnya
(sebagaimana definisi kelompok aufwuchs) akan terlepas atau lari dari
substrat.
Berdasarkan tipe substrat tempat menempelnya perifition dapat
digolongkan :
1) Epiphytic, yaitu organisme perifiton yang menempel pada bagian-
bagian dari tumbuhan, misalnya pada daun, batang atau akar dari
tumbuhan air
2) Epizoich, yaitu organisme perifiton yang menempel pada bagian
tubuh hewan air, misalnya pada sisik ikan, cangkang penyu, dan
sebagainya.
3) Epipelic, yaitu organisme perifiton yang menempel pada lumpur di
dasaran perairan
4) Epilitic, organisme perifiton yang menempel pada batu-batuan
5) Episammic, organisme perifiton yang menempel pada butiran-
butiran pasir, misalnya pada butiran pasir di pantai atau di sungai.

Selain dipengaruhi oleh tipe substrat keberadaan perifiton, baik


kelimpahan jenis maupun individu, banyak dipengaruhi oleh iklim, arus
air, kekeruhan, suhu air dan adanya bahan pencemar di perairan. Oleh
karena itu pengetahuan tentang perifiton disamping berguna untuk
mengetahui produktifitas (kesuburan) suatu perairan juga dapat menjadi
indikator dalam pencemaran air.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 99
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

BAB
PEMBERIAN PAKAN IKAN
VII
BAB VII PEMBERIAN PAKAN IKAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada bab ini peserta didik diharapkan mampu
menentukan pakan ikan yang dibutuhkan untuk setiap jenis ikan dengan benar.

PETA KONSEP

Sifat dan Kebiasaan Makan Ikan

Jenis dan Ukuran Pakan

Penentuan Jumlah Pemberian Pakan Ikan


PEMBERIAN PAKAN IKAN

Teknik Pemberian Pakan Sesuai dengan Kebutuhan dan Tingkah Laku


Komoditas

Feeding Time

Feeding behaviour

Feeding Habits

Feeding Frekuensi

Feeding rate

KATA KUNCI

Pakan ikan, penentuan jumlah pemberian pakan ikan, teknik pemberian pakan,
waktu pemberian pakan, feeding behaviour, feeding habits, frekuensi memberi
pakan, feeding rate.

100 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENDAHULUAN

Pakan  merupakan  faktor  yang  penting  untuk  pertumbuhan   ikan.  Dalam  usaha
pembesaran, ikan diharuskan tumbuh sampai mencapai ukuran pasar. Jumlah dan   
jenis  pakan  yang   dikonsumsi  ikan   akan   menentukan   masukan energi yang dibutuhkan 
untuk  pertumbuhan  daging.

MATERI PEMBELAJARAN
A. Sifat dan Kebiasaan Makan Ikan
Menurut kebiasaan makannya ikan bisa dikelompokkan menjadi empat kelompok.
Menurut jenis yang dimakan ikan dikelompokkan menjadi : 1) Carnivora, 2)
Herbivora, 3) Omnivora dan 4) Plankton Feeder.
1. Ikan Herbivora
Ikan herbivore adalah ikan yang suka makan daun – daunan atau rumput.
Contohnya adalah sebagai berikut : Tawes (Puntius javanicus), Nilem
(Osteochilus haselti), Jelawat (leptobarbus hauveni), Sepat siam (Trichogaster
pectoralis), Bandeng (Chanos chanos), Gurami besar (Osphronemus gouramy)
dan Beronang (Siganus javus) Ikan herbivora umumnya mudah menerima
makanan tambahan maupun pakan buatan. Beberapa makanan tambahan
yang diberikan misalnya : Dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah,
isi perut hewan ternak dan sayuran. Pemberian pakan buatan sebaiknya
dicampur dengan hijauan, seperti tepung daun turi, tepung daun lamtoro,
tepung daun singkong, tepung phitoplankton yang terbuat dari Chlorella sp,
spirulina sp, Tetraselmis sp, dll.

Gambar 7.1. Ikan Herbivora

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 101
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

2. Ikan Carnivora
Ikan carnivore adalah ikan pemakan berdaging. Kelompok ikan tersebut
sering juga dinamakan ikan buas. Jika demikian adanya maka jika memberikan
pakan tambahan berupa pellet atau bentuk yang lain dipersyaratkan bahwa
pellet harus mudah tenggelam dan stabilitynya cukup tinggi, serta berbahan
dasar daging. Waktu pemberian pakanpun sebaiknya pad malam hari, agar
pakan bisa habis dimakan oleh ikan tersebut. contoh ikan karnivora antara
lain gabus (Ophiocephalus striatus), betutu (Oxyeleoris marmorata), sidat
(Anguilla sp.) Oskar (Astronotus ocellatus), belut sawah (Monopterus albus),
arwana (Schleropages formosus), kakap putih (Lates calcalifer), kerapu
(Epinephelus sp), kakap merah (Lutjanus argentimaculatus), dan cucut macan
(Galeocerdo rayneri).

Gambar 7.2. Ikan Carnivora

3. Ikan Omnivora
Ikan omnivore adalah makanan yang berasal dari dari bahan nabati dan
hewani. Contoh ikan omnivora, antara lain : Ikan mas tombro (Cyprinus carpio),
maskoki (Carasius auratus) dan mujair (Tilapia mossambica). Ikan omnivora
lebih mudah menerima pakan tambahan maupun pakan buatan sewaktu
masih burayak, benih atau setelah dewasa, misalnya lele (Clarias batracus).
Selain memangsa hewani, lele dapat diberi berupa makanan pelet.

102 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.3. Ikan Omnivora

4. Ikan Plankton Feeder (Pemakan Plankton)


Plankton adalah organisme yang hidup melayang-layang di dalam air,
gerakannya pasif dan hanya mengikuti arah arus air karena tidak mampu
melawan gerakan air. Plankton dibagi kedalam 2 golongan, yaitu Phytoplankton
dan zooplankton. Ikan yang makanan utamanya plankton disebut pemakan
plankton atau plankton feeder. Beberapa contoh Phytoplankton Chlorella,
Tetraselmis, Skeletonema, Isochrysis, Dunaliella, Spirulina. Contoh zooplankton
antara lain adalah Brachionus, Daphnia, Moina, Cyclops, Calanus, Trigiopus dan
Artemia. Contoh ikan pemakan plankton antara lain, tambakan (Helostoma
temminckii) dan ikan layang (Decapterus russeli).

Gambar 7.4. Ikan Plankton Feeder

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 103
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

5. Ikan detritus feeder


Ikan ini suka makann detritus yang berada di dasar perairan. detritus tentu
saja merupakan beberapa bahan oganik yang telah rapuh atau terdegradasi
kemudian tenggelam di dasar perairan. Ikan yang suka makan detritus ini
adalah disebut detritus feeder.
B. Jenis dan Ukuran Pakan
Jenis pakan ikan secara umum bisa dikelompokkan menjadi dua besaran yaitu :
1. Pakan alami,
Pakan alami ada dua macam yaitu Phyto plankton dan zooplankton.
Fitoplankton adalah sejenis tumbuhan yang sangat kecil tidak terlihat
oleh mata Contoh phytoplankton adalah sebagai berikut: Skeletonema,
Chaetoceros, Isochrysis, Coccolithus, Pavlova, Tetraselmis, Dunaliella,
Nanochloropsis, Nanochloris, Spirulina, Brachionus, Oithona sp, Acartia sp,
Tigriopus sp, Diaphanosoma sedangkan Zooplankton adalah hewan kecil yang
hidup di air. Mereka umumnya adalah perenang lemah dan memiliki berbagai
ukuran panjang, mulai  dari 2 mikrometer sampai 8 inci; Contoh zooplankton
adalah: Copepode, Rotifera, Artemia, Daphnia Moina

Gambar 7.5. Phytoplankton

104 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.6. Zooplankton

2. Pakan buatan,
Pakan buatan  adalah  pakan  yang dibuat oleh manusia untuk  ikan/biota air
peliharaan yang berasal dari berbagai macam bahan baku yang mempunyai
kandungan gizi yang baik sesuai dengan kebutuhan  ikan  dan dalam
pembuatannya sangat memperhatikan sifat dan ukuran  ikan. Pakan buatan
yang berkualitas baik harus memenuhi kriteria-kriteria seperti:   Kandungan
gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan/biota air.
Diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan mulut ikan/biota air. Pakan
mudah dicerna, kandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh, memiliki rasa
yang disukai ikan, kandungan abunya rendah, tingkat efektivitasnya tinggi.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 105
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.7. Pakan Buatan

Pengelompokkan jenis-jenis pakan ikan  dapat dibuat berdasarkan bentuk,


berdasarkan kandungan airnya, berdasarkan sumber dan berdasarkan
konstribusinya pada pertumbuhan ikan.

Jenis-jenis pakan buatan berdasarkan bentuk antara lain adalah:


a. Bentuk larutan
Digunakan sebagai pakan burayak ikan (berumur 2 - 20 hari). Larutan
ada 2 macam, yaitu: 1) Emulsi, bahan yang terlarut menyatu dengan air
pelarutnya; 2) Suspensi, bahan yang terlarut tidak menyatu dengan air
pelarutnya. Bentuk larutan ini biasanya diberikan pada saat larva dengan
komposisi bahan baku yang utama adalah kuning telur bebek atau ayam
dengan tambahan vitamin dan mineral.

b. Bentuk tepung/meals
Digunakan sebagai pakan larva sampai benih (berumur 2-40 hari). Tepung
halus diperoleh dari remah yang dihancurkan atau dibuat  komposisi dari
berbagai sumber bahan baku seperti menyusun formulasi pakan, dan
biasanya diberikan pada larva sampai benih ikan.

c. Bentuk butiran/granules
Digunakan sebagai pakan benih gelondongan (berumur 40-80 hari).
Tepung kasar juga diperoleh dari remah yang dihancurkan atau dibuat
sama seperti membuat formulasi pakan lengkap dan bentuknya dibuat
menjadi butiran.

106 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

d. Bentuk remahan/crumble
Digunakan sebagai pakan gelondongan besar/ikan tanggung (berumur
80-120 hari). Remah berasal dari pellet yang dihancurkan menjadi butiran
kasar
e. Bentuk lembaran/flake.
Biasa diberikan pada ikan hias atau ikan laut dan dibuat dari berbagai
bahan baku disesuaikan dengan kebutuhan dan pada saat akan dibentuk
dapat menggunakan peralatan pencetak untuk bentuk lembaran atau
secara sederhana dengan cara membuat komposisi pakan kemudian
komposisi berbagai bahan baku tersebut dibuat emulsi yang kemudian
dihamparkan di atas alas aluminium atau seng dan dikeringkan, kemudian
diremas-remas.

f. Bentuk pellet tenggelam/ sinking.


Biasa digunakan untuk kegiatan pembesaran ikan air tawar maupun ikan
air laut yang mempunyai kebiasaan tingkah laku ikan tersebut berenang
di dalam perairan. Ukuran ikan yang mengkonsumsi pakan bentuk pellet
bervariasi dari ukuran bukaan mulut lebih dari 2 mm maka ukuran pelet
yang dibuat biasanya 50%nya yaitu 1 mm. Bentuk pellet ini juga dapat
digunakan sebagai pakan ikan dewasa yang sudah mempunyai berat > 60-
75 gram dan berumur > 120 hari.

g. Bentuk pellet terapung/floating.


Biasa digunakan untuk kegiatan pembesaran ikan air tawar maupun ikan
air laut yang mempunyai kebiasaan tingkah laku ikan tersebut berenang
di permukaan perairan. Ukuran ikan yang mengkonsumsi pakan bentuk
pellet bervariasi tergantung pada ukuran bukaan mulut ikan/biota air.
Jika ukuran bukaan mulut lebih dari 2 mm maka ukuran pelet yang dibuat
biasanya 50% dari ukuran bukaan mulutnya yaitu 1 mm. Bentuk pellet ini
juga dapat digunakan sebagai pakan ikan dewasa yang sudah mempunyai
berat > 60-75 gram perekor dan berumur > 120 hari.

Jenis pakan ikan berdasarkan kandungan airnya  dapat dikelompokkan


menjadi tiga yaitu :
a. Pakan basah
Pakan basah adalah pakan yang mengandung air biasanya lebih dari 50%.
Pakan basah biasanya terdiri dari pakan segar atau pakan beku, berupa
cincangan atau gilingan daging ikan yang tidak bernilai ekonomis. Jenis
pakan ini biasa diberikan kepada induk-induk ikan laut/udang, contoh
pakan basah antara lain adalah cincangan daging cumi-cumi atau ikan laut.
b. Pakan lembab
Pakan lembab adalah pakan yang mengandung air berkisar antara 20 -40%.
Pakan lembab dibuat sebagai alternatif dari pakan basah yang banyak
kekurangannya antara lain dapat mencemari perairan dan kekurangan asam
amino tertentu. Pakan lembab ini dibuat dengan komposisi pakan sesuai

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 107
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

kebutuhan ikan tetapi dalam prosesnya tidak dilakukan pengeringan,


dibiarkan lembab dan disimpan dalam bentuk pasta kemudian dibekukan.
Tetapi ada juga pakan basah ini dibuat dengan komposisi ikan yang
dipasteurisasi ditambah beberapa Pambahan seperti perekat, vitamin dan
mineral atau silaseikan yang diberi beberapa komposisi zat tambahan.
Pakan lembab ini dapat diberikan pada ukuran ikan dari benih sampai ke
pembesaran.
c. Pakan kering
Pakan kering adalah pakan yang mengandung air kurang dari 10%. Jenis
pakan ini yang biasa digunakan pada budidaya ikan secara intensif karena
sangat mudah dalam proses distribusi, penyimpanan dan penanganannya.
Jenis pakan kering ini dapat dibuat dengan berbagai macam bentuk
disesuaikan dengan kebutuhan ikan dan pada setiap tahapan budidaya
dapat menggunakan pakan kering ini disesuaikan dengan ukuran dan jenis
ikan yang akan mengonsumsinya.
C. Penentuan Jumlah Pemberian Pakan Ikan
Jumlah pakan diberikan tiap hari rata-rata dengan dosis 3 – 5% dari biomassa,
dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari, yaitu pada pagi,
siang dan sore hari. Pada dasarnya, jumlah pakan yang diberikan tersebut harus
disesuaikan dengan pertambahan bobot ikan dan populasi.
D. Teknik Pemberian Pakan Sesuai dengan Kebutuhan dan Tingkah Laku Komoditas
1. Macam-macam metode pemberian pakan
Berdasarkan peralatan yang digunakan dalam melakukan pemberian pakan
pada usaha budidaya ikan, ada beberapa metode pemberian pakan yang
dapat dilakukan yaitu :
a. Pemberian pakan dengan tangan
Pemberian pakan dengan menggunakan tangan (disebar), dilakukan
oleh manusia. Tenaga kerja yang melakukan pemberian pakan, biasanya
mengelilingi kolam/tambak budidaya ikan/udang sambil menebarkan
pakan dengan menggunakan tangannya. Pakan disebarkan secara merata
keseluruh bagian kolam, baik pada bagian tepi ataupun tengah kolam.
Metode pemberian pakan dengan tangan ini biasanya disesuaikan dengan
stadia dan umur ikan yang dibudidayakan.
b. Pemberian pakan secara mekanik
Pemberian pakan dengan cara menggunakan alat bantu sederhana,
biasanya pakan digerakkan oleh tenaga mekanik. Alat pemberian pakan
sederhana ini, akan mengeluarkan pakan apabila mekaniknya bergerak.
Mekanik dapat bergerak apabila ada bagian yang tersenggol ikan atau
digerakan secara mekanik oleh manusia.
c. Pemberian pakan secara automatic
Pemberian pakan secara outomatis adalah apabila pakan disebarkan
dengan bantun alat yang digerakkan oleh listrik secara otomatis. Waktu
dan jumlah pakan yang disebar diatur sesuai dengan penyetelan alat,
sebagai contoh adalah automatically feeder yang biasa digunakan pada
budidaya ikan di kolam air deras.

108 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

d. Pemberian pakan di Hatchery


Pada beberapa unit hatchery ikan air laut atau ikan air tawar biasanya
dibutuhkan suatu alat bantu untuk memudahkan proses pemberian pakan.
Stadia larva pada ikan merupakan fase kritis dimana pada fase tersebut
dibutuhkan pakan yang sesuai jenis, ukuran dan jumlahnya. Di hatchery
pakan alami yang telah diatur jenis, ukuran dan jumlahnya tersebut
dimasukkan ke dalam pipa-pipa yang telah disediakan, dan pipa yang
berisi pakan alami tersebut masuk kedalam wadah pemeliharaan secara
otomatis.
e. Pemberian pakan secara ad libitum (excess)
Pemberian pakan secara berlebihan atau disebut ad libitium merupakan
salah satu cara pemberian pakan yang biasa diberikan pada fase larva
ikan sampai ukuran benih ikan di hatchery. Pada stadia tersebut tingkat
konsumsi pakan masih tinggi hal ini berkaitan dengan kapasitas tampung
lambung larva atau benih ikan masih sangat terbatas, struktur alat
pencernaan yang masih belum sempurna dan ukuran bukaan mulut larva
yang masih sangat kecil, sehingga dengan memberikan pakan dengan
sekenyangnya atau ad libitum, maka pakan selalu tersedia dalam jumlah
yang tidak dibatasi dan larva atau benih ikan ini dapat makan kapanpun
juga sesuai dengan keinginan ikan. Tetapi pemberian pakan secara
berlebihan pada fase setelah larva atau lebih akan membawa dampak
yang merugikan bagi sistem perairan dalam suatu usaha budidaya.
Dimana pakan ikan yang berlebihan akan berpengaruh langsung terhadap
organisme akuatik (ikan) yang hidup dalam wadah budidaya dan kondisi
lingkungan budidaya tersebut. Pakan ikan yang berlebihan tidak akan
dimakan oleh ikan, sehingga akan terjadi penumpukan pakan pada wadah
budidaya di dasar perairan. Penumpukan pakan ikan di dasar budidaya
akan tercampur dengan hasil buangan ikan seperti feses, urine yang
nantinya akan menghasilkan bahan-bahan toksik seperti amoniak, H2S dan
sebagainya. Bahan-bahan toksis tersebut dihasilkan dari perombakan
bahan-bahan organik di dasar perairan. Kandungan toksik yang tinggi
dalam wadah budidaya akan menyebabkan aktivitas ikan akan terganggu.
Oleh karena itu manajemen pemberian pakan pada ikan harus dilakukan
dengan benar disesuaikan dengan melihat jenis dan umur ikan, lingkungan
perairan serta teknik budidaya yang digunakan. Pemberian pakan secara
ad libitum dengan menggunakan pakan buatan akan memberikan dampak
negatif karena mengakibatkan peningkatan biaya produksi.
f. Pemberian pakan sekenyangnya (satisfaction)
Pada sistem pemberian pakan sekenyangnya adalah suatu usaha para
pembudidaya ikan untuk melakukan pemberian pakan pada ikan yang
dibudidayakan dalam jumlah yang maksimal. Hal ini dapat dilakukan
pada ikan budidaya yang benar-benar sudah diketahui daya tampung
lambungnya secara maksimal dalam setiap pemberian pakan, sehingga
pakan ikan yang diberikan semuanya dikonsumsi oleh ikan. Tetapi pada
kenyataannya sangat sulit bagi para pembudidaya untuk menerapkan
sistem pemberian pakan ini karena untuk menghindari pakan yang

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 109
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

terbuang itu sangat sulit. Oleh karena itu dalam pemberian pakan secara
maksimal akan mudah diterapkan jika ikan yang dibudidayakan sudah
terbiasa dengan jumlah pemberian pakan tersebut setiap hari berdasarkan
pengalaman di lapangan.
g. Pemberian pakan yang dibatasi (restricted)
Pemberian pakan tipe ini adalah pemberian pakan buatan yang biasa
dilakukan dalam suatu usaha budidaya ikan dimana para pembudidaya
melakukan pembatasan jumlah pakan yang diberikan setiap hari. Jumlah
pakan yang akan diberikan setiap hari ini dibatasi berdasarkan hasil suatu
penelitian dengan jumlah pakan tertentu akan diperoleh pertumbuhan
ikan yang optimal. Pemberian pakan dalam budidaya ikan secara intensif
biasanya jumlah pakan yang diberikan dibatasi jumlahnya berdasarkan
hasil penelitian dan pengalaman dilapangan.
E. Feeding Time
Feeding time atau waktu pemberian pakan adalah waktu yang tepat untuk
melakukan pemberian pakan pada setiap jenis ikan. Waktu pemberian pakan
ini juga sangat khas untuk setiap jenis ikan. Berdasarkan waktu pemberian
pakan, jenis ikan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu ikan pemakan malam hari
atau aktivitas makannya meningkat pada malam hari yang biasa disebut dengan
nocturnal, misalnya ikan kelompok catfish. Sedangkan ikan yang aktivitas
makannya lebih meningkat pada siang hari disebut diurnal. Oleh karena itu pada
kelompok ikan yang mempunyai aktivitas makan pada malam hari, maka dalam
melakukan manajemen pemberian pakan, waktu pemberian pakannya sebaiknya
lebih banyak pada malam hari. Agar pakan yang diberikan lebih efisien dan efektif.
Sebaliknya untuk kelompok dijurnal, manajemen pemberian pakan diarahkan
dengan memberikan pakan lebih sering atau lebih banyak pada siang hari.
F. Feeding behaviour
Dalam kehidupannya di dalam perairan, dimana ikan berdasarkan tingkah
lakunya dalam media hidupnya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ikan
yang hidupnya di atas permukaan air, ikan yang hidupnya lebih senang berada
di tengah-tengah air dan ikan yang hidupnya lebih senang di dasar perairan.
Oleh karena itu dalam pemberian pakan terhadap jenis-jenis ikan tersebut harus
disesuaikan dengan tingkah laku ikan yang dibudidayakan. Apabila ikan yang
dibudidayakan adalah kelompok ikan yang hidup di permukaan air, maka pakan
yang diberikan sebaiknya memiliki berat jenis lebih kecil dari berat jenis air,
agar pakan dapat terapung di permukaan air dan dapat dimakan oleh ikan yang
dibudidayakan. Sedangkan apabila ikan yang dibudidayakan adalah kelompok
ikan yang senang hidup di dasar perairan, maka pakan yang diberikan sebaiknya
pakan yang memiliki berat jenis lebih besar dari berat jenis air, agar pakan dapat
tenggelam sehingga termakan oleh ikan yang dibudidayakan.
G. Feeding Habits
Ikan yang dibudidayakan dapat dikelompokkan menjadi ikan herbivora, ikan
omnivora dan ikan karnivora. Oleh karena itu pemberian pakan untuk ikan
herbivora, omnivora dan karnivora harus berbeda. Ikan-ikan herbivora biasanya

110 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

memiliki usus yang lebih panjang dibandingkan dengan ikan-ikan kelompok


omnivora dan karnivora. Untuk itu kelompok ikan karnivora memiliki waktu makan
yang lebih cepat selesai dibandingkan dengan kelompok ikan herbivora, karena
selulosa yang terdapat pada pakan ikan herbivora memerlukan waktu lebih lama
untuk dapat dicerna dibandingkan dengan pakan dari hewani.
H. Feeding Frekuensi
Feeding frekuensi atau frekuensi pemberian pakan mempunyai makna jumlah
waktu ikan untuk makan dalam sehari. Setiap jenis ikan mempunyai kebiasaan
makan yang berbeda. Oleh karena itu dalam pemberian pakan kepada ikan setiap
hari biasanya bergantung kepada jenis dan ukuran ikan, ketersediaan tenaga
kerja, pakan dan ukuran pakan budidaya. Biasanya semakin kecil ikan, frekuensi
pemberian pakannya semakin banyak sedangkan semakin besar ikan frekuensi
pemberian pakannya setiap hari semakin berkurang. Frekuensi pemberian
pakan dihitung dalam waktu sehari (24 jam). Pada ikan tawar misalnya ikan patin
merupakan salah satu jenis ikan tawar yang mempunyai fase kritis pada saat
berusia larva yaitu 0-14 hari. Untuk meningkatkan kelangsungan hidup larvanya
salah satu solusinya adalah memberi pakan alami selama fase tersebut sebanyak
12 kali sehari dimana pakan alami tersebut diberikan setiap dua jam sekali selama
sehari. Pada ikan laut frekuensi pemberian pakan pada masa larva lebih banyak
dibandingkan pada fase pembesaran. Oleh karena itu pemberian pakan pada masa
larva bagi ikan budidaya mempunyai jumlah yang lebih banyak dibandingkan
dengan fase lainnya dan setiap jenis ikan mempunyai kekhasan dalam frekuensi
pemberian pakan.
I. Feeding rate
Feeding rate atau tingkat permintaan pakan dipengaruhi oleh: ukuran ikan,
jenis ikan, jenis pakan, tujuan budidaya, sistem dan teknologi budidaya, kondisi
lingkungan pemeliharaan (suhu).
Jumlah pakan ikan yang diberikan setiap hari pada ikan yang dibudidayakan,
biasanya diekspresikan dalam persen biomass ikan. Di dalam ilmu perikanan
ini biasa disebut dengan feeding rate. Feeding rate pada pemberian pakan ikan
berkisar antara 3-5% perhari atau bahkan lebih. Sedangkan biomass adalah
jumlah total ikan perunit area pada waktu tertentu dan diekspresikan dalam
kg/ha atau kg/meter persegi. Biasanya dalam pemberian pakan pada ikan yang
berukuran besar jumlah pakan yang diberikan setiap hari semakin berkurang
dan semakin kecil ukuran ikan jumlah pakan yang diberikan semakin banyak. Hal
ini dikarenakan ikan yang berukuran kecil mempunyai masa pertumbuhan yang
lebih besar dibandingkan dengan ikan berukuran besar. Seperti diketahui bahwa
pertumbuhan ikan mempunyai kurva pertumbuhan yang sigmoid yaitu ada masa
dalam kurva tersebut adalah masa pertumbuhan emas dan itu biasanya terjadi
pada ikan yang berukuran larva dan benih. Oleh karena itu, dibutuhkan jumlah
pakan yang lebih banyak dibandingkan dengan ikan yang berukuran dewasa.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 111
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

LEMBAR PRAKTIKUM

Judul : Memberi pakan Ikan


1 Alat dan Bahan : Timbangan, ember, pakan buatan,
2 Keselamatan Kerja 1. Berdoalah sebelum bekerja
2. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
3. Usahakan alat dan bahan tidak rusak
3 Langkah Kerja 1. Siapkan referensi pemberian pakan!
2. Tentukan waktu yang tepat pemberian pakan!
3. Tentukan tingkahlaku ikan dalammengambil 
makanan!
4. Tentukan frekuensipemberian pakan!
5. Lakukanpemberian  pakan sesuai metode yang 
benar!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Apakah yang saudara ketahui tentang Sifat dan kebiasaan makan ikan?
2. Apakah perlunya mempelajari jenis dan ukuran pakan ikan?
3. Bagaimana caranya menentukan jumlah pemberian pakan ikan?
4. Sebutkan teknik pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan dan tingkah laku
komoditas yang saudara ketahui!
5. Apa yang kau ketahui tentang : feeding time, feding habits, feeding behafior,
feeding frekuensi, dan feding rate?
6. Dalam pendederan ikan mas diperoleh data sebagai berikut :
Jumlah
Bobot Feeding
Panjang Populasi Bobot Pakan
Bln Rata-rata Rate
(cm) (ekor) Biomasa (kg) Harian
(g) (%)
(kg)

A b c d=bxc e f=dxe

I 8 – 10 10 1250 ........... ? 7 .......... ?

II 11- 13 20 1100 ........... ? 5 ...........?

III 15-18 100 1050 ........... ? 4 .......... ?

IV 19-20 200 1000 ........... ? 3 ...........?

Dari data tersebut diatas hitung kebutuhan pakan selama pemeliharaan !

112 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

BAB
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN
VIII
BAB VIII PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada bab ini peserta didik diharapkan mampu
menerapkan pencegahan hama pada ikan dengan benar serta mampu
melaksanakan prosedur pemeriksaan ikan sakit dengan benar.

PETA KONSEP

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN

Prosedur
Pencegahan Hama Pemberantasan Pemeriksaan Ikan
dan Penyakit Ikan Penyakit Sakit

KATA KUNCI

Pengendalian hama, penyakit ikan, pencegahan hama, pemberantasan penyakit,


prosedur pemeriksaan ikan sakit

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 113
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENDAHULUAN

Timbulnya penyakit terhadap ikan disebabkan oleh ketiga faktor dari hasil
interaksi antara ketiga komponen, yaitu nutrisi tidak baik, agen pembawa (hama,
parasit, non parasit, virus) dan lingkungan kurang baik. Interaksi antara ketiga
komponen seperti tersebut di atas, menyebabkan ikan menjadi mudah stres sehingga
pertahanan diri ikan menjadi lemah dan mudah terserang penyakit. Pada umumnya
kematian ikan yang diakibatkan oleh serangan penyakit tidak disebabkan oleh
suatu penyebab saja tetapisudah komplikasi. Ikan sakit akibat pakan dengan nutrisi
yang kurang baik sehingga ikan mudah lemas, kurang gizi sakit ini disebut malnutrition,
sakit berikutnya adalah apabila ikan hidup pada lingkungan yang kurang optimal
sehingga ikan akan lemas, stress karena mengeluarkan energi yang banyak untuk
melawan lingkungan yang tidak cocok tersebut sehingga mudah terserang penyakit.
Berikutnya adalah ikan terserang penyakit apabila memang dengan adanya inang/
agen/perantara pembawa penyakit apabilakondisi ikan sudahlemas baik kurang gizi
maupun hidup pada lingkungan. Banyak hal yang ditimbulkan akibat oleh serangan
penyakit, diantaranya adalah kerugian produksi. Kerugian produksi akibat serangan
penyakit tersebut meliputi :
1. Ikan luka
2. Ikan bisa mati
3. Bobot tubuh ikan menjadi berkurang
4. Nafsu makan berkurang sehingga Efisiensi pemanfaatan pakan kurang
5. Membutuhkan biaya pengobatan tinggi
6. Membutuhkan Biaya pengontrolan
7. Menambah biaya tenaga kerja
8. Jika ikan dijual penampakan ikan kurang menarik.
Sebagai  akibat  terakhir  adalah  apabila  pembesaran  ikan  ini  dilakukan  dalam
Sekala  usaha   maka  j elas  akan   menderita   kerugian  yang   besar.  Jika  pembesaran
ikan  ini  memiliki   tujuan   untuk  mendapatkan   induk  ikan  maka  sudah  hampir
pasti induk i  kan tersebut tidak akan didapatkan.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pencegahan Hama dan Penyakit Ikan


Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit
pada kegiatan pembesaran ikan adalah antara lain adalah: Pengeringan dasar
kolam secara teratur setiap selesai panen; Pemeliharaan ikan yang bebas
penyakit; Hindari penebaran ikan melebihi kapasitas atau daya dukung
kolam pemeliharaan; Sistem pemasukan air yang ideal adalah parallel; Tiap
kolam diberi satu pintu pemasukan air dan dipasang saringan air; Pemberian
pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya; Penanganan saat panen atau
pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan tidak menyebabkan
ikan stress.

114 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

1. Pencegahan Hama
a. Pada pemeliharaan ikan di kolam, hama yang mungkin menyerang
antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air. Untuk menghindari
serangan hama tersebut pada kolam sebaiknya dipasang pagar yang rapat
dan pemasangan saringan pemasukan air, agar hewan tersebut tidak
dapat masuk kekolam. Selain itu semak belukar yang tumbuh di pinggir
dan di sekitar kolam dibersihkan.
b. Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau (Leptotilus
javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbosinensis), blekok (Ramphalcyon
capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian atas kolam dengan
lembaran jaring. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat
masuk, juga ikan tidak akan melompat keluar. Burung selain sebagai
pemangsa ikan juga dapat sebagai pembawa penyakit dari kotoran yang
dihasilkan.
2. Pemberantasan Hama di Kolam Pemeliharaan Ikan
Hama seperti; udang, ikan mujair, ikan seribu, keong mas, siput air, bila masuk
ke dalam kolam akan menjadi pesaing ikan yang dipelihara dalam hal mencari
makan dan memperoleh oksigen. Sedangkan ikan gabus, ikan belut, larva capung,
kepik bila berada pada kolam akan menjadi pemangsa ikan yang dipelihara.
Hama-hama tersebut dapat dicegah dengan melakukan pemberantasan hama
menggunakan bahan-bahan yang dapat membunuh hama tersebut.Beberapa
bahan organic yang dapat digunakan untuk memberantas hama dan penyakit
antara lain :
a. Akar tuba (Derris elliptica (Wallich) Benth)
Tumbuhan Tuba merupakan jenis tumbuhan yang merambat, tumbuhan
ini banyak ditemukan hampir diseluruh wilayah Nusantara. Bagian
tanaman tuba yang paling banyak dimanfaatkan adalah bagian akar.
Kandungan kimia yang terdapat dalam akar tuba adalah alkaloid, saponin,
falvonoid, tanin, dan polifenol. Salah satu produksi metabolit sekunder
yang dikandung oleh tanaman tuba adalah rotenon (C23H22O6) yang
merupakan senyawa aktif untuk membunuh hama tanaman dan ikan liar.
Kandungan rotenon tertinggi terdapat pada akar, yaitu 0,3-12%. Senyawa
aktif lainnya yang terkandung dalam akar tuba adalah dequelin (0,15-
2,9%), eliptone (0,35-4,6%) dan toxicarol (0-4,4%).
b. Biji teh (Camellia sinensis)
Biji teh mengandung saponin 10-13% sehingga penggunaannya sebagai
racun disarankan sebanyak 15-18 kg/ha. Tepung biji teh mempunyai
kandungan saponin lebih rendah sehingga dosis harus lebih besar
sekitar 150 – 180 kg / ha. Selain digunakan sebagai pemupukan juga dapat
dilakukan sebagai racun membunuh predator atau pesaing makanan di
kolam. Sebelum dicampurkan biji teh dikeringkan atau digiling halus.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal bungkil teh direndam selama
semalam, airnya tak perlu disaring karena sisa bijinya dapat sebagai
pupuk.
c. Extrak daun tembakau (Nicotiana tabcum L)
Tembakau mengandung bahan beracun yang disebut nikotin. Konsentrasi

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 115
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

tertinggi terdapat pada ranting dan tulang daun. Kandungan lain adalah
saponin, alkaloid, flavanoid, dan polifenol. Umumnya yang digunakan
adalah daun tetapi agar lebih praktis dapat menyertakan batangnya.
Tembakau efektif untuk memberantas hama, seperti cacing polichaeta,
atau trisipan. Daun digunakan langsung atau dihaluskan terlebih
dahulu, cara lain dikeringkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan
menjadi bentuk tepung. Dosis yang dianjurkan 300-400 kg/ha luas
kolam. Air kolam dikurangi ketinggian 5-10 cm. Selanjutnya serbuk
ditebar secara merata keseluruh permukaan kolam.
3. Pencegahan terhadap beberapa penyakit
a. Pencegahan terhadap white spot (penyakit bintik putih)
Tindakan karantina terhadap ikan yang akan dipelihara merupakan
tindakan pencegahan yang sangat dianjurkan dalam menghindari
berjangkitnya white spot. Selama proses karantina ikan yang baru datang
dan akan dipelihara diamati gejala penyakitnya. Apabila terdapat penyakit
segera dilakukan pengobatan. Peralatan di ruang karantina tidak boleh
digunakan pada kegiatan pemeliharaan ikan. Hal ini dikarenakan untuk
menghindari kontaminasi penyakit. Setelah ikan benar-benar sehat
sebelum dilepas ke kolam pemeliharaan ikan, dilakukan perendaman
dahulu pada larutan Methylene Blue 2 ppm selama 60 menit.
b. Pencegahan terhadap jamur
Pada umumnya penyakit oleh jamur merupakan infeksi sekunder setelah
terjadi penyerangan oleh bakteri, maupun oleh adanya luka terkena
goresan seser maupun wadah penampungan sementara. Oleh karena itu
penanganan benih maupun induk harus dilakukan secara hati-hati
c. Pencegahan terhadap bakteri
Pada umumnya penyakit yang disebabkan bakteri mudah menyebar ke
suatu areal budidaya, sehingga sukar sekali diberantas sampai tuntas.
Karena air merupakan media penular penyakit bakteri secara luas. Ikan
akan terhindar dari wabah penyakit apabila ikan selalu dalam kondisi
yang baik. Kondisi baik artinya: makanan bernutrisi tinggi, keadaan
lingkungan bersih dari kotoran, bersih dari segala pencemaran,
d. Pencegahan terhadap virus
Virus selama hidupnya selalu berada pada inang. Selama inang tersebut
hidup maka virus akan berkembang. Oleh karena itu untuk mencegah
penyebaran virus maka ikan yang terkena virus harus dimusnakan.
B. Pemberantasan Penyakit
Penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh : Parasit seperti dari golongan protozoa,
crustacea, cacing, jamur dan lain-lain; Mikroba seperti bakteri dan virus; Lingkungan
yang tidak sesuai; Makanan yang tidak sesuai; Faktor daya tahan tubuh ikan itu
sendiri.
1. Penyakit yang disebabkan oleh Protozoa
a. Ichthiophthirius multifillis (penyakit bintik putih)
Tanda-tandanya adalah adanya bintik-bintik putih berdiamater 0,5-1
mm. Penyakit ini sering disebut white spot.

116 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gejala lain ikan sering menggosok-gosokan tubuhnya pada dasar/


dinding kolam/bak, nafas megap-megap dan sering berkumpul di sekitar
air masuk. Menurut Bucher (1934) dan Suryanto (1981) siklus hidup
Ichtiopthirius dapat dibagi menjadi:
1) Fase Parasiter. Pada fase ini Ichtiopthirius multifilis berada ditubuh
ikan hingga menjadi dewasa dan akhirnya akan melepaskan diri dari
tubuh ikan untuk berenang di air.
2) Fase Pre-Cyste. Fase dimana Ichtiopthirius multifilis sudah melepaskan
diri dari tubuh ikan, tetapi masih mencari tempat yang cocok untuk
membentuk kista.
3) Fase Cyste. Pada fase ini Ichtiopthirius multifilis sudah melekat pada
suatu benda dan membentuk cyste. Didalam cyste ini terjadi
pembelahan diri sehingga terbentuk individu baru dalam jumlah
besar.
4) Fase Post Cyste. Fase dimana Ichtiopthirius multifilis muda akan keluar
dari cyste dan mencari ikan untuk digunakan sebagai inangnya.

Gambar 8.1. Ichthiophthirius multifillis


Adapun pengendaliannya dapat dilakukan sebagai berikut : dilakukan
perendaman pada: garam dapur ( NaCl ) selama 5 – 10 menit dalam larutan
dengan kadar 0,1 – 0,3 ppm; perendaman dalam larutan formalon 25 cc /
meter kubik air ditambah malachite green 0,15 gram / meter kubik selama
24 jam.
b. Myxobolus sp.
Organisme ini merupakan penyebab penyakit myxosporeasis yang
sering dijumpai pada ikan mas dan tawes. Ciri-ciri ikan yang terserang
adalah : Timbulnya bintil berwarna kemerah-merahan; Bintil tersebut
merupakan kumpulan dari ribuan spora. Bintil ini sering menyebabkan
tutup insang ikan selalu terbuka; Penyebaran spora dapat terjadi jika
ikan mati atau melalui luka pada tubuh. Adapun pencegahannya dapat
dilakukan dengan jalan dasar kolam ditebari kapur ( CaO ) sebanyak 250
Kg / hektar dan dibiarkan selama seminggu untuk membunuh myxobolus

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 117
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.2. Myxobolus sp.


c. Trichodina sp.
Penyakit ini menyerang jenis ikan air tawar, terutama pada ukuran
benih. Ciri-ciri ikan yang terserang adalah :Terjadi kerusakan pada kulit,
sirip dan disertai infeksi sekunder;Beberapa infeksi menyebabkan
kerusakan sirip pada bebarapa bagian dan pendarahan pada dasar sirip.
Pengobatannya adalah dengan jalan diolesi Formalin 25 ppm selama 24
jam, Pk 3 ppm selama 24 jam, garam 2 – 3 % selama 2 – 5 menit

Gambar 8.3. Trichodina sp.

d. Oodinium sp.
Oodinium sp. jenis protozoa yang merupakan parasit bagi ikan. Penyakit
yang disebabkan oleh jenis protozoa ini disebut infeksi Oodinium.
Pengobatannya diberi Formalin 25 ppm selama 24 jam

Gambar 8.4. Oodinium


(sumber : https://en.wikipedia.org)

118 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

2. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Jamur


Penyakit ikan yang disebabkan oleh jamur antara lain :
a. Saprolegnia sp.
Tanda-tanda ikan yang terserang adalah adanya kumpulan benang halus
(hypa) di bagian kepala, tutup insang atau di sekitar sirip. Benang-benang
halus tampak seperti kapas. Pada telur ikan yang terserang terlihat
seperti dilapisi kapur. Serangan Saprolegnia biasanya berkaitan dengan
kondisi kualitas air yang buruk, seperti sirkulasi air rendah, kadar oksigen
terlarut rendah, atau kadar amonia tinggi, dan kadar bahan organik tinggi.
Kehadiran Saproglegnia sering pulang disertai dengan kahadiran infeksi
bakteri Columnaris, atau parasit eksernal lainnya. Pencegahannya adalah
dengan jalan : merendam telur dalam malachite, anseptic Bethadine 1 %
selama 10 menit
b. Branchiomyces sp.
Penyakit ini sering dijumpai di kolam dimana proses pembusukan
tanaman terjadi secara besar-besaran dan suhu air diatas 200C. Tanda-
tanda ikan yang terserang Branchiomyces sanguinis dan B. demigrans
akan menunjukkan gejala bernafas dengan tersengal-sengal di permukaan
air dan malas. Insang tampak mengeras dan berwarna pucat, khususnya
pada daerah yang terjangkit. Pencegahannya dengan jalan menebar kapur
( CaO ) sebanyak 150 – 200 kg per hektar luas kolam

Gambar 8.5. Branchiomyces sp.


(sumber : www.proprofs.com)

3. Penyakit yang Disebabkan Oleh Crustacea


Yang termasuk penyakit yang disebabkan oleh Crustacea adalah :
a. Argulus sp
Argulus atau kutu ikan merupakan parasit ikan dari golongan
udang- udangan keluarga Branchira. Parasit ini masuk ke dalam kolam
melalui aliran air. Tanda ikan terserang Argulus adanya memar
merah pada bekas "gigitannya".
Ikan yang terjangkit akan menjadi gelisah, meluncur kesana kemari, atau
terkadang melompat keluar dari permukaan air; serta menggosokan
badannya pada dasar akuarium atau dekorasi dan benda lainnya. Serangan
yang parah bisa menyebabkan ikan manjadi malas, kehilangan nafsu
makan, dan warna tubuh berubah mejadi keabu-abuan sebagai akibat
produksi lendir yang berlebihan. Pengobatannya adalah diberi abate 10
gram / 100 liter air.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 119
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.6. Argulus


b. Lernae sp
Lernae sp, atau kutu jangkar merupakan parasit ikan berukuran besar yang
sering menyerang ikan. Kutu ini pada umumnya lebih sering menyerang
ikan yang dipelihara di kolam dibandingkan dengan di bak. Sebagai kutu
jangkar, karena hewan ini menancapkan kepalanya ke dalam tubuh ikan
dengan menggunakan semacam perangkat mirip jangkar.

Gambar 8.7. Lernea

4. Penyakit Yang Disebabkan Cacing


a. Class Monogenea
Monogenea adalah sejenis cacing yang menyerang bagian luar tubuh ikan,
berdasarkan organ yang diserang dibagi menjadi dua jenis yaitu: Cacing
Dactylogyrus menyerang insang dan Cacing Gyrodactylus menyerang kulit
dan sirip. Tanda-tanda pada ikan yang terserang penyakit ini adalah :
Insang ikan rusak, luka dan timbul perdarahan; Sirip ikan menguncup,
bahkan kadang terjadi kerontokan pada sirip ekor; Ikan menggosok-
gosokkan badannya ke dasar kolam atau benda keras lainnya; Kulit
menjadi berlendir dan berwarna pucat. Pengobatannya adalah dengan
jalan direndam dalam larutan PK 3 ppm selama 24 jam, Formalin 100 ppm
selama 1 jam , larutan garam 5 % selama 5 menit.

120 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.8. Dactylogirus

Gambar 8.9. Gyrodactylus

b. Capillaria
Capillaria adalah nama jenis cacing dari genus nematode yang
menyerang tubuh bagian dalam ikan. Cacing ini merupakan parasit pada
sistem pencernaan dan juga pada hati ikan.
Tanda-tanda ikan yang terserang penyakit ini adalah ditandai dengan
gejala "emaciation" atau badan kurus, kehilangan nafsu makan,
mengeluarkan kotoran berwarna putih dan tipis, atau kotoran dengan
warna berselang- seling antara gelap (hitam) dan terang (putih).

5. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri


a. Aeromonas
Tanda-tanda ikan yang terserang penyakit Aeromonas adalah sebagai
berikut: Kulitnya kasar dan timbul pendarahan yang selanjutnya akan
menjadi borok (haeamarrhage); Sisik terkuak dan siripnya rusak; Mata rusak
dan agak menonjol; Insang berwarna keputih-putihan; Pendarahan pada
organ bagian dalam seperti hati, ginjal dan limpa, sering pula perutnya
agak kembung (dropsi); Sering megap-megap di permukaan air. Adapaun
pemberantasannya adalah dengan jalan Perendaman   dalam  larutan  Pk  10-
20 ppm selama  30-60 menit atau  5 ppm selama 12-24 jam

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 121
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.10. Aeromonas


b. Flexibacter Columnaris
Tanda-tanda ikan yang terserang Flexibacter Columnaris adanya
luka terutama di kepala, ekor dan insang. Sirip dan insang rontok,
ikan lemah dan nafsu makan hilang. Adapun pemberantasannya
dengan merendam dalam  larutan 
c. Myxobacter sp.
Tanda-tanda ikan yang terserang Myxobacter sp adalah sebagai
berikut :Tubuh ikan menjadi berwarna agak gelap; Perut ikan
mulai agak membengkak; Jika perut dibedah, akan terlihat
bintil-bintil terutama dihati, ginjal dan limpa. Pengobatannya
dengan menyuntikan  antibiotik  kamamycin  0,02mg  per    gram  ikan
atau atau  dengan  Strptomycin  0,01-0,02  mg  per gram ikan atau
merendam ikan dalam larutan streptomycin 10 mg per liter air.
d. Pseudomonas Flourescens
Ikan yang terserang penyakit Pseudomonas menyebabkan anemia karena
pendarahan adanya bisul di kulit, sirip, rongga .

6. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Lingkungan Yang Tidak sesuai


Penyakit ini dibedakan menjadi 2 golongan yaitu faktor abiotik dan biotik.
a. Faktor Abiotik
1) Suhu/temperatur
Suhu rendah akan menyebabkan kecepatan metabolisme turun
sehingga nafsu makan ikan dan udang jadi menurun.
2) PH
Dampak dari pH rendah dan pH yang terlalu tinggi dapat merusakkan
sel epitel, baik kulit maupun insang. Hal ini akan mengganggu
pada proses penyerapan oksigen terutama bagi ikan dan udang yang
bernafas dengan menggunakan insang.
3) Kesadahan
Ikan berada pada kondisi kesadahan yang tidak sesuai dapat
menyebabkan gangguan pada fisiologis ikan yang menyebabkan
ikan mudah terserang penyakit.

122 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

4) Bahan cemaran
Pencemaran konsentrasi rendah dalam jangka waktu yang lama akan
menimbulkan efek yang tidak mematikan ikan tetapi mengganggu
proses kehidupan ikan (sublethal) hal ini akan mengganggu
kesehatan ikan. Pada kondisi demikian ikan dan akan mudah
terinfeksi oleh segala macam penyakit-penyakit misalnya penyakit
akibat infeksi jamur dan bakteri
b. Faktor Biotik
Contoh faktor biotik adalah beberapa algae yang tumbuh berlebih
(blooming) akan berpengaruh pada pengurangan kandungan oksigen
dalam air terutama pada waktu malam hari yaitu proses metabolisme
algae. Selain itu akibat dari proses pembusukan algae yang mati dapat
menimbulkan bahan beracun seperti amoniak.

7. Penyakit yang Disebabkan Oleh Makanan yang tidak sesuai


Pakan ikan harus mengandung komposisi gisi yang cukup karena kalau tidak
cukup kandungan gisinya maka akan berpengaruh pada pertumbuhan ikan
. Protein yang dibutuhkan oleh ikan cukup tinggi. Kekurangan protein akan
menurunkan daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit. Selain itu zat nutrisi
lainnya seperti karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral juga harus sesuai
dengan kebutuhan ikan.

8. Penyakit yang Disebabkan Oleh Faktor Genetik


Perkawinan inbreeding ( sekerabat ) pada ikan dapat menimbulkan masalah
pada penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi suatu penyakit. Hal ini
disebabkan miskinnya variasi genetik dalam tubuh ikan itu sendiri. Kelainan
lain yang ditimbulkan karena perkawinan kekerabatan yaitu tutup insang
tidak bisa tertutup dengan sempurna, sehingga hal tersebut akan mengganggu
proses pernafasan ikan
C. Prosedur Pemeriksaan Ikan Sakit
Adapun prosedur pemeriksaan ikan yang sakit memliputi beberapa tahapan yaitu:
identifikasi penyakit , sampling ikan yang sakit, dan pengobatan ikan yang sakit.
1. Identifikasi dan mendiagnosis ikan yang sakit
Diagnosa artinya mengenali adanya ketidaknormalan pada ikan-
ikan yang dibudidayakan serta  dilanjutkan dengan  mengidentifikasi agen
penyebabnya. Tahapan diagnosis meliputi  pengenalan atau pengamatan
terhadap kelainan-kelainan yang terdapat pada tubuh ikan  termasuk  juga
kelainan perilaku. Ikan sakit secara visual bisanya ditujukkan dengan
gejala klinis seperti: warna kusam atau pucat, sirip rusak/rontok, sisik
lepas dan kadang tidak rapi, luka, pendarahan, produksi lendir berlebihan
atau berkurang, tutup insang selalu terbuka dan warna lembar insang
pucat, benjolan pada insang atau daging, mata menonjol, ukuran badan
dan kepala tidak proporsional dan mungkin terjadi kelainan bentuk tubuh.
Ikan yang kurang sehat biasanya menunjukkan perilaku yang
menyimpang seperti: memisahkan diri dari kelompok, ikan sering

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 123
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

menggosok-gosokkan tubuhnya pada benda-benda yang ada di sekelilingnya,


frekwensi pernafasan meningkat dan lebih banyak berkumpul di sumber air
masuk, pergerakan renangnya lamban dan kurang terarah dan nafsu makan
berkurang (anorexia), serta diam di dasar atau menggantung di permukaan
air. Diagnosa juga melakukan tindakan pengamatan dilapangan termasuk
ada atau tidaknya kematian ikan, kalau ada  berapa banyak kematian tersebut
dan pada ukuran ikan yang mana kematian tersebut terjadi. Pengamatan
juga dilakukan pada kondisi lingkungan budidaya dan kondisi air seperti
suhu, warna, kekeruhan, dan bau.
2. Sampling Ikan yang sakit
Sampel ikan untuk keperluan diagnosa  penyakit ikan sebaiknya diambil
secara periodic. Spesimen ikan yang diambil harus dapat mewakili populasi
ikan yang hendak didiagnosa. Misalnya, pada populasi yang secara klinis
telah menunjukkan adanya gejala infeksi patogen, maka sampel harus
diambil (a) ikan yang kelihatan sehat, (b) ikan yang sakit dengan gejala klinis
sangat jelas, dan (c) ikan yang baru mengalami kematian (30 – 60 menit).
Frekuensi sampling sebaiknya terencana , misalnya setiap 1 bulan sekali
untuk ikan-ikan di kolam pembesaran, atau 3 - 6 bulan sekali untuk induk-
induk ikan. Melalui program monitoring yang dilakukan secara teratur, maka
munculnya kasus penyakit akan terdeteksi lebih dini.
3. Pemeriksaan Ikan sampel
a. Pemeriksaan parasit.
Pemeriksaan parasit dilakukan secara menyeluruh  termasuk ekto dan
endoparasit. Pemeriksaan parasit pada kulit sirip dan insang dapat
diamati melalui pembuatan preparat “smear” kemudian diamati
dibawah mikroskop. Pemeriksaan endo parasit dapat dilanjtkan setelah
kita melaksanakan  pembedahan ikan. Amati secara seksama kelainan
dan adanya parasit dalam rongga perut dan pada organ dalam lain
seperti ginjal hati kantung empedu, baik menggunakan mata telanjang
maupun dengan bantuan mikroskope. Usus ikan kemudian dbuka untuk
mengetahui ada atau tidaknya parasit terutama cacing. Korne mata juga
sebaiknya dibedah untuk diamati ada atau tidaknya parasit.
b. Pemeriksaan Jamur
Jamur dapat diisolasi dari kulit, sirip dan insang. Isolat kemudian
ditanamkan diatas media jamur baik media umum maupun media
specifik tergantung dari tujuannya. Untuk mendeteksi adanya jamur
yang bersifat sistemik kita dapat mengambil isolat dari alat-alat dalam
terutama ginjal dan limfa.
c. Pemeriksaan bakteri
Bakteri luar dapat diisolasi dari bagian tubuh luar speri kulit sirip
dan insang terutama yang menunjukkan gejala infeksi. Untuk bakteri
yang sistemik isolat dapat diambil dari  darah ikan atau alat-alat dalam
seperti ginjal, limfa dan jantung. Isolat kemudian ditanamkan di atas
media baik umum maupun spesifik, dan kemudian dilanjutkan dengan
mengidentifikasi baik dengan metoda biokimia ataupun dengan teknik
serologis atau teknik lain yang lebih moderen.

124 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

d.
Pemeriksaan  virus
Isolat virus dapat diambil  baik organ luar maupun organ dalam yang
diduga terinfeksi. Pengambilan isolat biasanya tergantung dari sifat
infeksi virus. Karena masing-masing virus mempunyai target infeksi
yang berlainan.  Sampel kemudian dianalisis berdasarkan metoda
yang tepat baik dengan menggunakan “cell line”, serologis ataupun
menggunakan tekhnik PCR.
e. Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan ini berdasarkan pada perubahan-perubahan yang ada
pada jaringan tertentu yang diakibatkan karena adanya infeksi suatu
penyakit. Perubahan struktur jaringan ada yang secara umum dan ada
pula yang spesifik bagi suatu patogen.  Biasanya sebelum bisa diamati
jaringan tersebut perlu diproses terlebih dahulu dengan teknik tertentu
dan dicat dengan pengecatan yang diperlukan tergantung kebutuhan.
4. Pengobatan ikan yang sakit

Faktor
No Jenis penyakit Gejala Klinis Pencegahan pemberantasan
Penunjang
1. Penyakit 1. Pendarahan   Kualitas air 1.  Sanitasi   1.   Pemberian
Aeromonas pada tubuh yang buruk, air pakan y   ang
dicampur
sp dan ikan terutama dan  kolam dengan
Pseodomonas 2.   Sisik terkuak bila bahan 2.   Desinfeksi oxytetracylin
3.  N
  ekrosa organik peralatan 50 mg/kg
setiap hari
4.   Borok tinggi dan 3.  Ikan  selama 7-10
5. Ikan terjadi  pada yang hari.
 lemas perubahan baru 2.   Ikan 
yang
sering musim datang diobati
tampak panas/ dikarantina| dengan
6. dibagian kering ke kan antibiotik
baru d  apat
permukaan musim dikonsumsi 
/ dasar kolam penghujan. minggu
setelah
pengobatan
3.   Air
 bekas
rendaman
harus
dibuang
ketempat
kering dan
tidak
mencemari
ke tempat
umum.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 125
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

LEMBAR PRAKTIKUM

Amati ikan yang ada di kolam sekolah anda dengan tabel seperti di bawah ini!
NO JENIS IKAN TANDA – TANDA JENIS PENYAKIT CARA
IKAN SAKIT PENGOBATAN
1 Lele
2 Nila
3 Karper
4 Gurame
5 Patin

TUGAS MANDIRI

Amati ikan yang ada di kolam kemudian identifikasi ikan yang terserang penyakit!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan bagaimana caranya supaya kolam ikan bebas dari hama dan penyakit!
2. Gambarkan   siklus   hidup   penyebab   penyakit  ikan  (jamur,  protozoa,  bakteri,
virus)!
3. Bagaimana  saudara  akan  melakukan  pemeriksaan  ikan  sakit!

126 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

BAB
SAMPLING
IX
BAB IX SAMPLING

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada bab ini peserta didik diharapkan mampu
melakukan pencegahan penyakit yang terjadi pada ikan dengan benar dan mampu
memeriksa penyakit yang terjadi pada ikan sesuai prosedur dengan benar.

PETA KONSEP

SAMPLING

Laju Survival Rate


Faktor-faktor 
Teknik  Sampling  Pertumbuhan (SR) atau
yang  mempen-
Pertumbuhan  harian dan Laju Sintasan atau
garuhi  pertum-
Ikan Pertumbuhan Kelangsungan
buhan  ikan Mutlak Hidup

KATA KUNCI

Hama, penyakit ikan, pengendalian hama, prosedur pemeriksaan

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 127
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Sampling dilakukan bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan mingguan


dan pendugaan total bobot biomass ikan yang dipelihara. Manfat lain dari sampling
adalah untuk menentukan ukuran serta prosentase dan intensitas pemberian pakan.
Sampling dapat dilakukan setiap 15 hari sekali. Teknik pelaksanaanya adalah dengan
mengambil 1 s.d. 2% ikan sampel dari total populasi kemudian menimbang dan
menghitung berat rataannya. Agar ikan tidak stress sampling sebaiknya dilakukan
pada pagi hari. Apabila cuaca pada musim pemeliharaan adalah normal dimana
tidak terjadi serangan penyakit atau up welling, maka total biomasa ikan yang
dipelihara dapat lebih akurat untuk diestimasikan. Selain untuk mengetahui laju
tumbuh, sampling juga untuk mengecek kesehatan ikan yang dipelihara khususnya
pengecekan terhadap sisik, sirip dan insang karena jika diketahui salah satu insang
terserang penyakit dapat segera dilakukan pemisahan dari populasinya untuk diobati.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  pertumbuhan  ikan


Pertumbuhan  adalah  pertambahan  ukuran  panjang    dan  atau  bobot  badan
periode  tertentu.    Banyak  faktor  yang  dapat  mempengaruhi
pertumbuhan yaitu  suhu,  oksigen  terlarut  dan  keasaman air  serta  jumlah
dan jenis makanan serta  faktor  daya  cernanya  dari  ikan  tersebut.
Pertumbuhan  ikan  hanya   akan  terajadi  apabila  energi   yang   diserap   oleh
tubuh    lebih    besar    dari    pada    energi    yang    digunakan    untuk    melakukan
aktivitas,  proses  pencernaan,  dan  yang   terbuang melalui  proses  ekskresi.
Pertumbuhan merupakan      parameter      penting      dalam      budidaya      ikan
terutama  yang  bernilai  ekonomis karena  pertumbuhan  akan  menentukan nilai
produksi. Pertumbuhan  dan kelangsungan
  hidup 
  ikan  dipengaruhi  oleh  faktor  dalam
dan luar    ikan.  Faktor    dalam  ikan  adalah  faktor    genetik,  kesehatan  serta
keseragaman  ukuran  ikan  tersebut.  Sedangkan  faktor  luar  meliputi   kondisi
kualitas  air,  serangan  hama  dan  penyakit  serta  kondisi  pakan  ikan.
1. Genetis Ikan
Kecepatan      pertumbuhan    ikan      ditentukan    oleh    gen.    Gen    tersebut
merupakan  sifat  warisan  dari  induknya  yang  dibawa  melalui  telur.  Gen
merupakan  bagian  kecil  dari  kromosom  merupakan penyimpan   sifat
sifat    individu   tersebut.Jika   ikan  memiliki  sifat  tahan  terhadap  serangan
hama  penyakit  (sehat), pertumbuhannya cepat, maka induknya pun
bahkan      keturunannya  pun  akan  memiliki  sifat  yang  demikian.  Sehingga untuk
mendapatkan ikan dengan pertumbuhan cepat maka perlu ditelusuri sifat 
induknya.
2. Kesehatan  benih ikan
Kesehatan    benih    ikan    besar    pengaruhnya    terhadap    pertumbuhan,
karena  jika  ikan  sakit  maka  tahap  pertama  energi  yang  dipengaruhi
oleh  ikan  tersebut  akan  digunakan  sebagai  penganti  sel-sel  yang  rusak,
serta  anti  toksin/kekebalan  tubuhnya  akan  melawan  penyakit   yang  ada.
Dari  persoalan  ini  jelas  bahwa  yang  seharusnya  energi   dipergunakan
sebagai    pertumbuhan   malah   dipergunakan  untuk  penyembuhan,  atau
melawan  penyakit  sehingga  otomatis   pertumbuhannya  terganggu,  atau

128 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

malah tidak  sembuh.  Jika penyakitnya ternyata  kondisinya lebih kuat maka  ikan 


tersebut  tidak  sembuh  hingga  mati.
3. Keseragaman  ukuran  benih  ikan
Keseragaman      ukuran      benih      ikan      secara      keseluruhan      jelas      akan
memengaruhi   produksi  total.  Bagaimana  tidak,  jika  benih  satu  sama
lain    tidak    sama     ukurannya    sudah    barang     tentu    benih     yang    kecil
pertumbuhannya  akan  lebih   lambat  untuk   periode  tertentu  atau  malah
terus  hingga  panen.  Banyak  terjadi  benih  yang   ukurannya   lebih  kecil
pada    periode    setarter    tetap    lebih    kecil    ukurannya    tetapi    setelah
melewati   periode  grower   pertumbuhannya  menjadi  seimbang.  Hal  ini
disebabkan  bahwa  laju  pertumbuhan  ikan  dari  waktu  ke  waktu  atau
periode    ke    periode    berbeda.    Ada    tiga    periode    pertumbuhan    yaitu starter, 
grower  dan  finisher.
4. Faktor  air
Kualitas  air  mempunyai  3  faktor  yaitu  faktor  fisika,  kimia  dan  biologi.
Yang    termasuk    faktor    fisika  adalah  suhu,  kecerahan  dan  kekeruhan.
Faktor      kimia     meliputi    kelarutan     oksigen,    CO2,    NH3    –    N    dan    pH.
Sedangkan    faktor  biologi    adalah    kandungan    plankton    dan    lain-lain.
Apabila  suhu  berubah   maka  faktor  kimia  air  akan  berubah,  serta  apabila
suhu  naik  maka  segala  proses   dipercepat  hingga  pada  batas  tertentu.
Termasuk  metabolisme  dipercepat.   Sudah  menjadi  gejala  alam  apabila
kondisi      cuaca      cerah,      intensitas      cahaya    matahari  tinggi,    suhu    air
meningkat   (nafsu   makan  meningkat)  sehingga  pertumbuhan  ikan  pun
cepat.  Hal  itu  terjadi   kebalikan   apabila  kondisi  cuaca  mendung,  suhu  air
menurun  akibatnya  nafsu    makan    ikan    menurun    atau    kondisi    air
kekurangan  oksigen  sehingga  pertumbuhan  ikan  terhambat.
5. Serangan  hama  dan  penyakit
Hama  dan  penyakit  akan  muncul  jika  lingkungan  media  memungkinkan,
biasanya  lingkungan   tidak    menguntungkan    bagi    ikan.    Akibat    dari
kondisi     lingkungan    media     yang    tidak     sesuai     maka    lama    kelamaan
stamina ikan akan menurun sehingga rentan dan mudah terserang
penyakit.   Sebagai  akibat  pertama   adalah   nafsu  makan   ikan  menurun.
Dibutuhkan    energi    untuk    menaikkan    stamina    bahkan     penyembuhan
penyakit   tersebut.  Dengan  demikian   sudah  jelas   energi  tidak  digunakan
untuk    pertumbuhan. Ikan    tidak    tumbuh.    Jika    serangan    hama    dan
penyakit  lebih    kuat    dari    stamina  ikan    maka    ikan    akan    mati.    Untuk
menghindari  kematian  ikan  usahakan  kualitas air tetap baik.
6. Kondisi pakan ikan
Pada  perairan  umum  secara  liar  atau  dipelihara 
secara  tradisional   tidak begitu  masalah  pemberianpakannya.
Tetapi  pada   pemeliharaan  sisitem instensif  pemberian  pakan 
mesti  instensif  yaitu   jumlah   dan   pemberianpakannya  harus  teratur. 
Apabila  jumlah   pakan  yang  diberikan  kurang maka
energi yang dibutuhkan tdak terpenuhi sehingga pertumbuhannya
terhambat.Begitu      juga      kandungan      proteinnya apabila kurang
dari  20%  maka  pertumbuhannyapun  akan  terhambat. Kondisi  protein  ini 

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 129
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

bisa d
  iakibatkan k  arena  rusak o  leh  jamur  sehingga kandungan p   rotein  menurun.
Jumlah   pakan  yang   dimakan   ikanpun  kadang-kadang  kurang   akibat  cara
pemberian pakan      kurang    baik,    bisa    karena    frekuensi    pemberian
pakannya    berkurang    atau    pembagian    pakan    per    frekuensinya    tidak imbang.
Pakan  ikan   adalah  campuran   dari   berbagai   bahan,  baik  nabati  maupun
hewani  yang  diolah  sehingga  mudah  dimakan  dan  sekaligus  merupakan sumber 
nutrisi  bagi  ikan.  
B. Teknik  Sampling  Pertumbuhan  Ikan
Untuk  mengetahui  pertambahan  panjang  atau  bobot tersebut perlu
dilakukan pengukuran  atau  penimbangan.  Mengingat  jumlah populasi
ikan yang di  dalam  kolam  yang   luas  adalah banyak maka untuk
melakukan  ini  disarankan  dengan  menggunakan  pendekatan sampling.
Teknik  sampling  hampir  sama  dengan  sampling  pada  saat  untuk menentukan
menentukan  jumlah  pakan  yang  diberikan  setiap  harinya.  Langkah s ampling:
1. Membaca  data  awal  (luas  kolam,  padat  penebaran,  luas  alat,  panjang
dan  bobot  benih  pada  saa t awal
2. Menghitung  populasi  awal
3. Menentukan    5    titik    secara    acak    di kolam    untuk    ditangkap    ikannya dengan 
menggunakan  alat  tangkap  tersebut
4. Menghitung  ikan  tertangkap  tiap  titik  dan  menimbang  bobot  ikan  tiap titik
5. Menghitung  jumlah  ikan  pada  5  titik  dan  bobot  ikan  pada  5  titik
6. Menghitung  rataan  jumlah  ikan  per  titik  dan  bobot  ikan  per titik  atau
Menghitung  bobot  ikan  per individu
7. Menghitung  jumlah  populasi  ikan  dengan  rumus :

C. Laju Pertumbuhan harian dan Laju Pertumbuhan Mutlak


Untuk menghasilkan pertumbuhan, makanan diproses terlebih dahulu agar
dihasilkan energi. Hasil energi tersebut akan digunakan untuk proses-proses
fisiologi dan sisa energi digunakan untuk pertumbuhan. Laju pertumbuhan ikan
ada dua yaitu pertumbuhan harian dan pertumbuhan mutlak.
1. Laju pertumbuhan harian/ GR (Growth Rate)
Pengukuran pertumbuhan ikan terdapat dua parameter yaitu laju pertumbuhan
ikan harian dan pertumbuhan mutlak ikan Laju pertumbuhan harian adalah
kecepatan pertumbuhan ikan perhari. Sedangkan pertumbuhan mutlak adalah
selisih pertumbuhan dua waktu tertentu.
Rumus laju pertumbuhan harian adalah:

Keterangan:
Wx = Rata-rata bobot akhir ikan (mg)
Wo = Rata-rata bobot awal ikan (mg)
A = Laju pertumbuhan harian (%)
t = Lama pemeliharaan (hari)

130 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

Rumus laju pertumbuhan mutlak adalah:

Keterangan :
W = Pertumbuhan pada periode waktu tertentu
Wt2 = Bobot rata-rata pada hari akhir
Wt1 = Bobot rata-rata hari awal
D. Survival Rate (SR) atau Sintasan atau Kelangsungan Hidup
Survival Rate (SR) atau Sintasan atau Kelangsungan Hidup adalah salah satu dari
unsur yang harus dievaluasi dalam pembesaran ikan. Evaluasi ini dimaksudkan
untuk mendapatkan balikan dari kegiatan tersebut, apakah kegiatan yang
dikakukan sudah benar, atau kurang benar. Jika kegiatan yang dilakukan kurang
benar maka segera dilakukan perbaikan, apa yang salah. Untuk menelusuri
hal tersebut perlu diketahui indicator keberhasilannya. Indikator keberhasilan
tersebut adalah apabila: Survival Rate (SR) atau Sintasan nya telah baik (≥90%),
Growth Rate (GR) telah dianggap cepat/normal atau Feed Convertion Ratio (FCR)
telah mencapai target.
Ikan akan tumbuh apabila hidup. Jadi persyaratan untuk hidup ikan mesti
terpenuhi, diantaranya adalah lingkungan media yang cocok bagi spesies
ikan tersebut. Masing-masing spesies ikan menghendaki lingkungan media
yang berbeda. Tetapi apa mau dikata jika kita memelihara ikan dalam jumlah
yang besar kemungkinan ikan mati pasti ada. Kematian ikan tersebut biasanya
diakibatkan oleh saingan antar ikan itu sendiri, karena lingkungan media tidak
cocok, atau bahkan serangan hama penyakit. Kematian ikan akibat saingan antar
ikan itu sendiri terjadi apabila jumlah pakan yang diberikan kurang. Demikian
terjadi terus menerus, hingga ikan yang kecil tersebut mati. Kejadian lain apabila
kondisi ikan lapar maka kecenderungan ikan akan saling menyerang, hal ini juga
berakibat menambah potensi menaikkan angka kematian.
Ikan hidup membutuhkan kondisi kualitas air tertentu sehingga apabila
salah satu dari parameter kualitas air tersebut tidak sesuai hingga diluar batas
toleransinya maka ikan tersebut akan mati. Ikan mampu merespon perubahan
suhu tidak lebih dari 5 oc, hal ini juga dilakukan bertahap, tidak bisa drastis. pH 11
dan 4 juga merupakan titik kematian ikan. Begitu juga serangan hama penyakit
adalah masalah. Dari hari ke hari kematian ini semakin banyak, hingga populasi
ikan akan habis apabila tanpa perlakuan yang baik. Mengetahui angka kematian
ikan merupakan awal untuk mengetahui angka kelangsungan hidup ikan.
Bagaimana caranya menghitung angka kelangsungan hidup ikan, lihat rumus di
bawah ini:

Keterangan :
SR = Angka kelangsungan hidup
Nt = Jumlah ikan pada hari ke t (saat ini)
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 131
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

LEMBAR PRAKTIKUM

Judul : Menghitung Pertumbuhan Ikan


1. Alat : Timbangan, seser, ember, penggaris
2. Bahan : Ikan
3. Langkah Kerja 1. Melakukan sampling ikan
2. Menghitung sampling ikan
3. Menghitung jumlah ikan keseluruhan
4. Menghitung berat ikan per individu
5. Menghitung berat keseluruhan
6. Lakukan setiap dua minggu sekali
7. Buat grafik pertumbuhan ikan
8. Buat laporan

TUGAS MANDIRI

Hitung pertumbuhan ikan mas setiap dua minggu sekali pada kolam yang saudara
pelihara dan buat grafik pertumbuhannya!

PENILAIAN AKHIR BAB


Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Data terakhir hasil sampling ikan nila adalah: Jumlah tebar awal = 1.000 ekor,
SR terakhir = 80% ABW (bobot rerata) = 400 gram, Perkiraan biomass hasil
panen dari usaha pembesaran ikan nila tersebut adalah …
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan!
3. Jelaskan langkah-langkah sampling Ikan !
4. Tuliskan rumus laju pertumbuhan ikan harian!
5. Tuliskan rumus laju pertumbuhan ikan mutlak!
6. Dalam sampling ikan mas menggunakan alat jala dengan diameter jala 200
cm didapat data sebagai berikut :
NO SAMPLING JUMLAH ( EKOR ) BERAT PER EKOR
1 I 40 10 GRAM
2 II 35 8 GRAM
3 III 30 9 GRAM
4 IV 25 11 GRAM
5 V 40 15 GRAM
6 VI 45 12 GRAM
7 VII 45 13 GRAM

Jika Luas kolam 400 meter persegi. Berapa :


a. Jumlah ikan seluruhnya?
b. Berat ikan seluruhnya?

132 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

BAB
PANEN
X
BAB X PANEN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi pada bab ini peserta didik diharapkan mampu
melaksanakan prosedur pemanenan ikan dengan benar.

PETA KONSEP

Menentukan  Ukuran  Ikan  yang  Akan  


Dipanen

Ukuran  ikan  ditentukan  permintaan  pasar


PANEN

Melakukan  Pemanenan

Penanganan  Hasil  Panen

Menghitung  Hasil  Produksi  Ikan  yang  Di-


panen

KATA KUNCI

Panen, penentuan ukuran ikan, hasil panen, perhitungan hasil produksi

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 133
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENDAHULUAN

Kurangnya pengetahuan tentang pemanenan ikan sering menjadi salah


satu penyebab menurun pendapatan petani ikan. Harga ikan khususnya benih
ikan sangat ditentukan oleh kesehatan ikan. Ikan yang telah dipeliharan secara
baik selama kegiatan budidaya dapat mengalami kerugian karena kekeliruan
dalam pemanenan. Cara pemanenan setiap jenis dan ukuran ikan berbeda-beda
baik waktu panen, cara panen dan sebagainya. Perbedaan cara pemanenan tersebut
disebabkan daya toleransi ikan terhadap suhu, oksigen terlarut dan penanganan
ikan juga berbeda.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Menentukan  Ukuran  Ikan  yang  Akan  Dipanen


Sebelum melakukan pemanenan ikan atau benih ikan, biasanya petani ikan akan
melakukan pengamatan dan pengambilan sampel pada ikan-ikan atau benih ikan
peliharaannya. Pengambilan sampel ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ukuran ikan atau benih ikan yang dipelihara sudah mencapai
ukuran untuk dipanen. Untuk benih atau ikan yang sudah siap dijual, bisanya
ditentukan dari jenis ikan dan kebiasaan petani dalam melakukan proses
budidaya. Ada tingkatan-tingkatan petani ikan dalam melakukan usahanya,
antara lain petani pembenih ikan, petani pendeder benih ikan dan petani
pembesaran ikan. Ukuran ikan yang akan dipanen sangat beragam, dari
ukuran larva sampai ikan yang siap dikonsumsi bisa dipanen tergantung
pada permintaan pasar atau pembeli. Setiap daerah memiliki ukuran yang
berbeda dalam pemasaran ikan baik ikan konsumsi maupun benih ikan.
Contoh untuk ukuran ikan/benih dan jenis ikan yang dapat dipanen :
1. Ikan    Mas    :    larva    umur    3    hari,    benih    (ukuran    0,5-1    cm,    3 5    cm),    konsumsi
(ukuran 1 kg isi 3 – 10 ekor).
2. Ikan    Nila    :  larva    umur    3  hari,    benih    (ukuran    0,5-1    cm,    3-5    cm),    konsumsi (ukuran 
1 kg  isi 1 – 6 ekor).
3. Ikan  Lele  :  larva  umur  3  hari,  benih  (ukuran  0,5-1  cm,  3-5  cm,  6-8  cm,  10  -12
cm), konsumsi (ukuran 1 kg isi 5 – 12 ekor).
4. Ikan  bawal  :  larva  umur  8  hari,  benih  (ukuran  1  –  3  inci),  konsumsi  (ukuran  1
kg isi 1 – 5 ekor)
5. Ikan  patin  :  larva  umur  1  hari,  benih  (ukuran  0,5  –  3  inci),  konsumsi  (ukuran  1
kg isi 1 – 2 ekor)
6. Ikan      gurame      :      larva      umur      1      hari,      benih      (ukuran      0,5      –      5      inci),      konsumsi
(ukuran 1 kg isi 1 – 2 ekor).
B. Ukuran  ikan  ditentukan  permintaan  pasar
Sebelum melaksanakan pemanenan ikan atau benih ikan, tentukan dulu
konsumen pasarnya. Biasanya konsumen/pembeli yang datang ke produsen
untuk melihat produk yang dihasilkan, cocok apa tidak dengan yang
diinginkan untuk ukuran ikan atau benih yang akan dibelinya. Ukuran ikan
atau benih juga akan mempengaruhi harga jual. Makin besar ukuran benih
atau ikan, makin tinggi harga jualnya. Ini berlaku untuk ikan-ikan jenis tertentu

134 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

seperti ikan gurame, patin, dan bawal, sebaliknya pada Ikan mas, lele, nila
dan sebagainya semakin murah.
C. Melakukan  Pemanenan
Bila      masa      pemeliharaan      ikan      sudah      berakhir      atau      ukurannya      sudah      layak
konsumsi,    ikan dapat segera    dipanen.      Cara      panen      masing-masing      tempat
pemeliharaan berbeda-beda.
1. Panen di kolam
Panen ikan yang dipelihara dikolam dilakukan dengan cara
penangkapan. Namun, sebelum ikan ditangkap, air kolam harus disurutkan
terlebih dahulu agar penangkapannya mudah. Cara penyurutan air kolam
dengan membuka pintu pengeluaran air. Agar ikan tidak keluar terbawa
air, pintu pengeluaran air diberi alat penyaring. Setelah air kolam surut
dan ikan mulai berkumpul pada kemalir atau kobakan yang terdapat
dalam kolam, ikan mulai ditangkap dengan menggunakan alat berupa
seser. Ikan yang ditangkap ditampung dalam ember besar atau tong
plastik dan selanjutnya ditampung dalam hapa besar. Setelah seluruh
ikan dipanen, air kola terus disurutkan hingga kering dan dipersiapkan
untuk masa pemeliharaan selanjutnya.

Gambar 10.1. Panen Ikan di Kolam

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 135
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

2. Panen di kolam jaring apung
Seperi di kolam, ikan yang dipelihara di kolam jaring apung pun dapat
dipanen setelah masa pembesaran berlangsung 3 – 4 bulan atau sudah
mencapai ukuran konsumsi. Panen ikan di kolam jaring terapung
lebih mudah dibanding di kolam darat. Ini disebabkan air tidak perlu
disurutkan, tetapi hanya dengan menarik jaring atau menggiring ikan ke
salah satu sudut jaring, lalu ikan ditangkap. Ikan yang sudah ditangkap
ditampung dalam wadah penampungan, lalu beratnya ditimbang untuk
dipasarkan atau ditangani lebih lanjut.

Gambar 10.2. Panen Ikan di jaring Apung

3. Panen di Bak / Akuarium
Panen ikan di bak/akuarium dan di kolam prinsipnya sama. Pemanenan ikan
di bak dilakukan lebih sederhana dengan menurunkan air dan selanjutnya
ikan ditangkap menggunakan seser/lambit. Ikan yang ditangkap dapat
langsung dimasukkan kedalam packing untuk diangkut. Saat pemanenan di
bak/akuarium dapat dilakukan sekaligus grading. Pemanenan ikan baik di
bak, akuarium, kolam harus dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada
suhu air wadah rendah.

Gambar 10.3. Panen Ikan di akuarium

136 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

D. Penanganan  Hasil  Panen


Ikan atau benih ikan yang baru dipanen ada yang dapat langsung dijual dan ada
yan haru ditangani lebih lanjut. Penanganan hasil panen ini dilakukan untuk
memenuhi standar permintaan pasar. Ikan yang memenuhi standar dapat dijual
dengan harga menguntungkan. Beberapa kegiatan penanganan hasil panen
meliputi seleksi, penimbangan, pemberokan dan pengangkutan.
1. Seleksi
Dalam satu periode pemeliharaan ikan biasanya ukuran ikan sangat
beragam. Untuk itu, ikan perlu diseleksi dan dipisahkan menurut
ukuran. Ikan yang berukuran kecil atau tidak memenuhi kebutuhan standar
pasar sebaiknya dipelihara kembali dalam kolam. Penyeleksian ikan ini
sebaiknya dilakukan bersamaan dengan panen. Ikan dari kolam sebaiknya
diseleksi saat berada di dalam hapa. Caranya dengan menggiring ikan
ke salah satu sudut hapa, lalu diseleksi satu persatu. Ikan yang
dipelihara di jaring terapung pun harus digiring ke salah satu sudut
jaring sebelum diseleksi.
2. Penimbangan
Sebelum dijual, ikan yang sudah diseleksi perlu ditimbang untuk
mengetahui bobot ikan dari satu periode pemeliharaan. Dari bobot
tersebut dapat diketahui pendapatan dan keuntungan yang bakal diperoleh.
Penimbangan dilakukan bertahap atau sedikit demi sedikit. Ikan yang akan
ditimbangan dimasukan dalam jerigen plastik yang sudah dibuka bagian
atasnya sebagai tempat memasukkan ikan. Bagian bawah dan pinggirnya
dilubangi 1 – 2 cm agar air dapat keluar saat penimbangan. Pengambilan
ikan yang akan ditimbang dilakukan dengan jerigen. Setelah ditimbang,
ikan dimasukkan dalam wadah berbeda.
3. Pemberokan
Pemberokan dapat diartikan sebagai kegiatan penyimpanan sementara
sebelum ikan dipasarkan dengan tujuan untuk membuang kotoran
dalam tubuh ikan. Pemberokan harus dilakukan terutama ikan konsumsi
yang akan diangkut ke daerah lain. Cara ini dapat menyebabkan air dalam
wadah angkut tidak kotor. Pemberokan dapat dilakukan dalam kolam
atau hapa. Ikan tidak boleh diberi makanan selama proses pemberokan.
Tujuannya agar ikan tidak mengeluarkan kotoran lagi. Pemberokan
sebaiknya dilakukan selama 1 – 2 hari.
4. Melakukan Grading
Pada proses pengemasan ikan, perlu dilakukan proses pengelompokkan
dan sortasi ikan,baik berdasarkan jenis ikan, ukuran, maupun kesehatannya.
Pengelompokkan ikan berdasarkan ukuran dilakukan untuk untuk
menyeragamkan ukuran ikan dalam suatu kemasan. Hal ini juga
nantinya akan mempengaruhi kepadatan ikan dalam satu kemasan.
Pada saat pengepakan ikan perlu dibedakan apakah ikan yang akan
dikemas termasuk benih atau ikan konsumsi. Semakin besar ukuran ikan
yang akan dikemas, maka kepadatannya semakin rendah. Selain sortasi
berdasarkan ukuran, juga dilakuakan sortasi berdasarkan kesehatannya. Ikan

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 137
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

yang sehat jangan disatukan dengan ikan yang sakit. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kemungkinan penularan penyakit. Jika ikan dikemas dalam
keadaan sakit, maka kondisinya lemah dan persentasi kemungkinan mati
tinggi. Ikan yang kondisi fisiknya jelek atau cacat harus dipisahkan, karena
akan mempengaruhi dari nilai jual ikan tersebut. Selain sortasi berdasarkan
ukuran, juga dilakukan sortasi berdasarkan kesehatannya. Ikan yang sehat
jangan disatukan dengan ikan yang sakit. Hal ini dilakukan u n t u k
menghindari kemungkinan penularan penyakit.Jika ikan dikemas dalam
keadaan sakit, maka kondisinya lemah dan persentasi kemungkinan mati
tinggi
E. Menghitung  Hasil  Produksi  Ikan  yang  Dipanen
Dalam suatu kegiatan produksi budidaya ikan, pemanenan merupakan proses
akhir dari kegiatan produksi. Untuk menentukan kapan ikan atau benih ikan akan
dipanen, kita harus melihat dari permintaan pasar atau konsumen. Pasar
atau konsumen sangat menentukan bisa atau tidaknya ikan atau benih
ikan dipanen. Permintaan pasar atau konsumen terhadap ukuran ikan atau
benih ikan yang dipanen sangat bervariasi ukurannya. Misalkan untuk ikan
mas, ukuran yang bisa masuk pasar adalah dari 1 kilogram isi 10 ekor sampai 1
kilogram isi 3 ekor. Ikan nila, dari ukuran 1 kilogram isi 6 sampai 1 kilogram
isi 1 ekor. Ikan lele, dari ukuran 1 kilogram isi 10 ekor sampai 1 kilogram isi
4 ekor. Demikian juga halnya dengan penjualan benih ikan dipengaruhi oleh
permintaan konsumen atau pasar. Untuk ikan mas dan ikan nila, konsumen
menginginkan yang 1 kilogram isi 50 – 100 ekor. Ukuran benih sangat
berpengaruh terhadap waktu (periode) pemeliharaan. Makin besar benih
yang ditebar, makin cepat periode pemeliharaannya. Banyaknya ikan atau
benih ikan yang dipanen ditentukan oleh konsumen atau pasar. Konsumen
akan datang langsung ke tempat proses produksi berlangsung.. Penghitungan
ikan dari hasil panen dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu penghitungan
langsung, volumetrik dan gravimetrik.
1. Penghitungan langsung
Penghitungan langsung dilakukan dengan cara ikan atau benih dihitung
satu persatu. Cara ini sangat efektif untuk ikan atau benih yang
jumlahnya sedikit.
2. Penghitungan volumetrik
Penghitungan volumetrik didasarkan pada volume benih yang ada. Sistem
ini sangat efektif untuk jumlah benih yang banyak. Penghitungan-
nya diawali dengan pengambilan beberapa sampel benih yang masing-
masing bervolume sama, misalnya satu liter. Jumlah benih masing-masing
sampel dihitung, lalu dirata-ratakan. Setelah itu, benih ditakar sehingga
diketahui volume keseluruhannya. Adapun jumlah keseluruhan benih
dapat diperoleh dari perkalian jumlah rata-rata setiap sampel dengan
volume benih keseluruhan. Selain dengan cara memakai takaran liter,
penghitungan juga bisa menggunakan sistem gelas, sendok dan tutup sirop.
3. Penghitungan gravimetrik
Penghitungan gravimetrik didasarkan pada berat ikan atau benih

138 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

MATERI PEMBELAJARAN

yang ada. Sistem ini sangat efektif untuk jumlah ikan atau benih
yang banyak. Selain itu, dapat diketahui berat total ikan atau benih
sehingga jumlah pakan selama masa pemeliharaan dapat ditentukan.
Penghitungannya diawali dengan mengambil beberapa sampel ikan atau
benih yang masing masing berbobot sama, misalnya 1 kilogram. Jumlah
ikan atau benih masing-masing sampel dihitung dan dirata-ratakan.
Setelah itu, seluruh ikan atau benih hasil panen ditimbang secara
bertahap untuk mengetahui berat total. Adapun jumlah keseluruhan
ikan atau benih dapat diperoleh dari perkalian jumlah rata-rata dengan
berat total.

LEMBAR PRAKTIKUM

a. Elemen  Kompetensi : Melakukan  Penimbangan  Ikan  Hasil  Panen


b. Waktu  Penyelesaian   : 180 menit
Capaian  Unjuk  Kerja  :
a. Setelah  menyelesaikan  tugas  Melakukan  Penimbangan  Ikan  Hasil  Panen
peserta mampu:
b. Menjelaskan  Teknik  dan  prosedur  penimbangan  ikan  hasil  panen
c. Menyiapkan  Wadah   penampungan  ikan  hasil  panen  sesuai  kebutuhan
d. Melakukan  penampungan  ikan  hasil  panen    dalam    wadah
e. Melakukan  grading  atau  seleksi  ukuran  ikan  hasil  panen
f. Melakukan    penimbangan    ikan    hasil    penen    sesuai    prosedur    yang    telah
ditetapkan.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Sebutkan  teknik  pemanenan  ikan  yang  baik!
2. Jelaskan  cara  pembuangan  air  kolam!
3. Jelaskan  bagaimana  cara  mengangkat  ikan  pada  jaring!
4. Sebutkan  teknik  dan  prosedur  penimbangan  ikan  hasil  panen!
5. Jelaskan  cara  grading  dan  seleksi  ukuran  ikan  hasil  panen!

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 139
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP

A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Kriteria benih yang digunakan baik yang berasal dari alam maupun yang berasal
dari produksi pembenihan adalah sebagai berikut
A. Berukuran seragam, tidak cacat, tidak dari satu induk
B. Respon terhadap gangguan, nafsu makan tinggi, berukuran seragam
C. Tidak membawa penyakit, tidak satu induk, respon terhadap perubahan suhu
D. Berukuran seragam, organ tubuh lengkap, tidak membawa penyakit
E. Berukuran seragam, Organ tubuh lengkap, tahan terhadap perubahan suhu

2. Salah satu kelebihan benih ikan hasil kegiatan pembenihan di panti pembenihan
(hatchery) adalah ….
A. dari hasil panen diperoleh benih dilakukan sortasi dan grading
B. harganya relatif lebih murah
C. sesuai dengan kondisi air antara panti dan tempat pembesaran
D. tahan terhadap fluktuasi suhu
E. perkembangan lebih cepat

3. Tujuan utama dari kegiatan sortasi dan grading dalam usaha pembenihan ikan
adalah….
A. Memisahkan antara benih yang kecil dan yang berukuran besar
B. Memilih benih yang baik dan jelek serta mengelompokkan kriteria
berdasarkan ukuran dan bimass
C. Memilih benih yang berkuran seragam
D. Memilih ikan yang sehat
E. Mengelompokkan ikan yang seragam

4. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi padat penebaran :


A. Luas kolam, volume air dan, banyaknya pakan
B. Volume air kolam , volume pakan, lama pemeliharaan
C. jumlah benih, kualitas pakan dan kualitas air
D. Banyaknya air, jenis ikan, konstruksi kolam dan ketinggian air kolam
E. kualitas air, pakan, umur dan ukuran ikan, daya dukung kolam/ media budidaya

5. Padat penebaran yang terlalu tinggi/ tidak sesuai dengan ketentuan yang
dipersyaratkan akan menyebabkan …
A. Terganggunya ruang gerak dan menyebabkan kanibalisme
B. Tergannggunya ruang gerak sehingga terjadi kompetisi dalam memperoleh
pakan
C. Terganggunya proses fisiologi yang pada akhirnya dapat menurunkan kondisi
kesehatan
D. Terganggunya proses metabolisme sehingga mengurangi nafsu makan
E. Terganggunya proses metabolisme sehingga menurunkan produktifitas

6. Waktu penebaran benih yang tepat agar diperoleh hasil yang baik adalah pada
saat ….

140 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

A. Cuaca cerah sehingga penyesuaian suhu lebih cepat


B. Cuaca sedang hujan karena suhu relatih rendah dan O2 tinggi
C. Sore hari pada pukul 17.00 – 18.00 WIB
D. Malam hari saat cuaca cerah
E. Sewaktu-waktu saat udara cerah

7. Suhu merupakan salah satu parameter fisika perairan yang harus diamati dalam
kurun waktu tertentu, karena dengan peningkatan suhu air akan mengakibatkan….
A. Peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan penurunan kelarutan
gas dalam air
B. Penurunan nafsu makan, peningkatan kelarutan gas dan penurunan viskositas
C. Peningkatan nafsu makan, penurunan kelarutan gas dalam air dan penurunan
evaporasi
D. Peningkatan evaporasi, peningkatan kelarutan gas dan penurunan reaksi
kimia
E. Penurunan reaksi kimia, peningkatan nafsu makan dan peningkatan
metabolisme

8. Dari data pengukuran saluran air pada areal perkolaman diperoleh data : luas
penampang saluran (A )= 1200 cm2 , kecepatan arus (V) = 20 cm / detik, hitung
debit air yang mengalir (Q)!
A. 24 m3 / detik
B. 240 liter / detik
C. 2400 liter / detik
D. 24 cm 3 / detik
E. 24 liter / detik

9. pH merupakan salah satu parameter kimia yang sangat menentukan dalam


pengelolaan kualitas air. Ikan akan tumbuh optimal akan terjadi pada kisaran
nilai pH ….
A. 4,5 – 5,0
B. 5,0 – 6,5
C. 6,5 – 9,0
D. 9,0 – 9,5
E. 9,5 – 10,0

10. Secara umum batas minimum kadar oksigen yang mendukung kehidupan
organisme akuatik adalah 3-5 ppm. Selain untuk proses respirasi, salah satu
kegunaan oksigen dalam air adalah …..
A. Menambah nafsu makan ikan atau organisme air lainnya
B. Konsentrasi 12 ppm akan mempercepat pertumbuhan
C. Memperlambat proses penguraian bahan organik
D. Mempercepat penguapan
E. Konsentrasi 6 ppm mematikan ikan

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 141
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

11. Pada bak pemeliharaan induk ikan bawal terdapat 2 pasang induk dengan bobot
rata-rata 1,5 kg, jika dosis pemberian pakan 5% per hari maka pakan yang
dibutuhkan setiap hari adalah ….
A. 1500 gram
B. 150 gram
C. 15 gram
D. 1,5 gram
E. 0,15 gram

12. Berdasarkan sampling yang dilakukan pada kolam seluas 20 m2 diperoleh hasil
: bobot rata-rata = 10 gram padat penebaran 200 ekor /m2 Jika dosis pakan 4 %
per hari maka jumlah pakan yang dibutuhkan setiap harinya adalah ….
A. 160 kg
B. 16 kg
C. 1,6 kg
D. 1 kg
E. 10 kg

13. Dalam rangka uji pakan secara biologi dengan cara melakukan budidaya
pembesaran ikan. Benih yang ditebar pada usaha pembesaran ikan 5000 ekor.
Dari hasil sampling yang dilakukan pada bulan ke-3, diketahui: SR ikan sebesar
90%,l ABW ikan =150 gr Jika FR-nya sebesar 4%, maka kebutuhan pakan
hariannya adalah….
A. 27,0 kg
B. 27,7 kg
C. 28,0 kg
D. 28,5 kg
E. 29,0 kg

14. Di bawah ini yang termasuk zooplankton perairan asin adalah..


A. Artemia, Skeletonema, Daphnia
B. Artemia, Branchionus plicatilis, Rotifera
C. Artemia, Tetraselmis, Paramecium
D. Artemia, Tubifex, Rotifera
E. Artemia, Infusoria, Paramecium

15. Bak dengan volume air 6 ton akan ditebari Chlorella sp. Jika padat penebaran
20.000 sel/ml dan kepadatan bibit murni 5 juta sel/ml, maka kebutuhan bibit
Chlorella sp. adalah….
A. 20 liter
B. 24 liter
C. 28 liter
D. 32 liter
E. 34 liter

142 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

16. Langkah-langkah kerja penetasan cyste Artemia salina :1.menyiapkan wadah


dan media penetasan, 2. memasukkan Artemia salina ke dalam media
penetasan, 3. memanen Artemia salina, 4. menimbang bobot cyste Artemia
salina yang akan ditetaskan, 5. menghidrasi dengan air tawar selama 1-2 jam,
6 . mencuci cyste Artemia salina dengan larutan hipoklorit. Urutan langkah
penetasan Artemia salina dengan proses decapsulasi adalah ….
A. 1-2-3-5-4-6
B. 1-4-5-6-2-3
C. 1-3-5-4-2-6
D. 2-4-5-3-6-1
E. 2-3-5-6-5-1

17. Uji kualitas pakan yang dilakukan dengan cara memberikan pakan pada ikan
kemudian dianalisa FCRnya, termasuk….
A. Uji Kimia
B. Uji Laboratorium
C. Uji Fisika
D. Uji Biologi
E. Uji Proximat

18. Benih yang ditebar pada usaha pembesaran ikan nila 5000 ekor. Dari hasil
sampling yang dilakukan pada bulan ke-3, diketahui: SR ikan sebesar 90%, ABW
ikan =150 gr. Jika FR-nya sebesar 4%, maka kebutuhan pakan hariannya adalah….
A. 27,0 kg
B. 27,7 kg
C. 28,0 kg
D. 28,5 kg
E. 29,0 kg

19. Data terakhir hasil sampling ikan nila adalah:Jumlah tebar awal = 8.000 ekor, SR
terakhir = 85%, ABW (bobot rerata) = 400 gram, Perkiraan biomas hasil panen
nila tersebut adalah ….
A. 2200 kg
B. 2270 kg
C. 2700 kg
D. 2720 kg
E. 3720 kg

20. Bak dengan volume 20 liter akan ditebar larva gurami sejumlah 12.000 ekor,
Jika padat tebar larva 40 ekor/liter, maka berapa jumlah bak yang dibutuhkan…
A. 10 buah
B. 15 buah
C. 20 buah
D. 25 buah
E. 30 buah

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 143
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

21. Jika terlihat gejala sebagai berikut : Tubuh berwarna lebih gelap terutama pada
bagian punggung;Terdapat pendarahan pada pangkal sirip dan luka disekujur
tubuh.; Terdapat luka dan pendarahan pada mulut, alat kelamin,dan dubur.; Mata
terlihat buram dan menonjol.; Sirip dan ekor geripis serta rontok. Maka diagnosa
kita, ikan tersebut terinfeksi.. …
A. Bakteri Vibrio
B. Achlya sp
C. Icthyopthrius multivilis
D. Saprolegnia sp.
E. Gyrodactilus sp.

22. Perhatikan gambar di samping!

Gambar di atas menunjukkan parasit ikan yang disebut ....


A. Argulus sp
B. Ichthyiuptirius multifiliis
C. Lernea sp
D. Trichodina sp
E. Vorticella sp

23. Pada bak beton dengan volume air 1 ton terdapat benih ikan patin terserang
bakteri Aeromonas sp. Jika dosis bawang putih yang akan digunakan untuk
mengobati 25 mg/liter, maka bawang putih yang dibutuhkan adalah …….
A. 25000 Gram
B. 2500 gram
C. 250 gram
D. 25 gram
E. 0,25 gram

24. Pada bak pemeliharaan larva terlihat kondisi air berbusa dan tercium bau busuk
maka langkah yang paling tepat yang harus dilakukan adalah ……
A. Melakukan pergantian air
B. Meningkatkan pH air
C. Menambahkan aerasi
D. Menambah pakan yang diberikan
E. Menurunkan suhu air
25. Berdasarkan morfologinya gambar di bawah ini merupakan jenis parasit…

144 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

A. Lernea sp
B. Argulus sp
C. Dactylogyrus sp
D. Gyrodactilus sp
E. Thellohanellus sp

26. Untuk mengobati Saprolegnea sp (Jamur) yang menyerang pada ikan dengan
NaCl dosis 20 ppm. Jika akan dilakukan perendaman pada air 10 liter selama 1-2
detik, maka kebutuhan NaCl adalah…
A. 0.002 gram
B. 0.02 gram
C. 0.2 gram
D. 2 gram
E. 20 gram

27. Berikut adalah langkah kerja pemanenan:


1. sortasi
2. membuka outlet
3. tunggu sampai air berkurang/surut
4. menutup outlet
5. ambil ikan dengan alat tangkap.
6. siapkan peralatan panen
Urutan langkah kerja pemanenan yang benar adalah ….
A. 6-2-3-4-5-1
B. 6-3-2-4-5-1
C. 2-3-4-5-1-6
D. 3-2-4-5-6-1
E. 3-4-5-6-1-2

28. Yang merupakan tujuan sortasi adalah ….


A. menentukan harga jual hasil panen
B. memisahkan panen berdasar ukuran
C. memudahkan pengangkutan hasil panen
D. memudahkan pengemasan hasil panen
E. mempercepat proses pemanenan

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 145
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

29. Dalam kegiatan panen dan pemasaran hasil ikan, dikenal istilah grading,
artinya…….
A. Mengambil ikan yang rusak/sakit.
B. Mengambil kotoran yang berada dalam wadah ikan yang dipanen.
C. Mengelompokkan ikan berdasar ukurannya.
D. Menempatkan ikan yang dipanen pada bak dengan air yang mengalir.
E. Melakukan pengawetan ikan sebelum dijual.

30. Pada pemanenan total, pengambilan ikan agar mutunya tetap terjaga pada saat
kolam telah dikeringkan dimulai dengan ....
A. menangkap ikan yang di kamalir
B. mengiring ikan ke pintu pengeluaran
C. menyurutkan air di kamalir
D. menangkap ikan yang ada di jaring
E. mengambil ikan yang ada di kamalir dengan seser

146 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

_______. 2007. Modul Memanen dan Pasca Panen Benih Ikan. PPPPTK Pertanian Cianjur.
_______. 2013. Teknik Pembesaran Ikan. Direktorat Pembinaan SMK Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
_______. 2013. Buku Paket Budidaya Ikan. Teknik Pembesaran Ikan Kelas XI Semester 4 .
Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
_______. 2018. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Berbasis Skkni Level IV. Klaster
Pembesaran Ikan Air Tawar. Memanen Ikan Prk.Cf02.007.01. Direktorat Jenderal
Guru Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
http://balebetenajuku.blogspot.com/2016/04/hama-dan-penyakit-ikan-
bagian-2_28.html . diakses tanggal 8 Desember 2019
http://pritadasa.blogspot.com/2013/12/ichthyophthirius-multifiliis-white-spot.html.
Diakses tanggal 8 Desember 2019
http://ternakberkualitas.com/budidaya-ikan-mas-komet-dalam-akuarium-bagi-
pemula/
https://www.wwf.or.id/?46722/Budidaya-Ikan-Nila-dengan-Sistem-Karamba-Jaring-
Apung-dan-Kolam-yang-Lebih-Bertanggung-Jawab
La OdeMuhammadApdy Poto,S.St.Pi.,M.Si. 2018. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Level IV Klaster Pembesaran Ikan Air Tawar Buku Informasi Memberi pakan.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Supriyadi, Hambali . 2012. http://dhariyan.blogspot.com/2012/10/dasar-dasar-
pemeriksaan-penyakit-ikan.html . Diakses tanggal 8 Desember 2019
Wawan Karwani Roeslani. 2018. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Berbasis Skkni
Level Iv Klaster Pembesaran Ikan Air Tawar Pbd.At.02.011.01buku Informasi
Pendalian Hama Dan Penyakit Ikan. Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 147
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

GLOSARIUM

Intensif Tingkat teknologi yang digunakan untuk kegiatan


pembesaran ikan
Monosek kulture Teknik pemeliharaan ikan, di dalam satu wadah
hanya dipelihara satu jenis kelamin tertentu ikan
yang sedang dipelihara.
Minapadi Teknik pemeliharaan ikan bersama-sama dengan
memelihara padi.
Land Based aquaculture Wadah budidaya ikan yang berada pada wilayah
daratan.
Water Based aquaculture Wadah budidaya ikan yang berada pada wilayah
perairan
Poikilothermal Sifat ikan, suhu badan ikan sama dengan suhu air
sebagai media
Kolam Seri Kolam yang memiliki konstruksi air masuk ke
kolam A, kemudian air terbuang dan langsung
masuk ke kolam B dan seterusnya
Kolam Paralel Kolam yang memiliki konstruksi air masuk
ke kolam A, dan air yang terbuang, tidak
dimanfaatkan lagi oleh kolam yang lain
Monnik Pintu keluar air kolam yang bisa membuang air
lapisan bawah
Sortasi Menyeleksi ikan yang sakit/cacat dari kelompok
ikan yang ada
Grading Mengelompokkan ikan yang dipanen berdasarkan
ukurannya.
Feeding Rate Prosentase jumlah pakan yang akan diberikan
kepada ikan berdasarkan berat biomassa ikan yang
sedang dipelihara di kolam
Feeding Frekuensi Frekuensi pemberian pakan dalam satu hari.
Feeding Behavior Teknik pemberian pakan ikan berdasar tingkah
laku ikan
Feeding Habbit Pemberian pakan kepada berdasar kebiasaan jenis
makanannya.
Feeding Time Waktu pemberian pakan ikan yang paling tepat.

148 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS 1

Nama Lengkap : Reboanto, SP


Telepon/HP?WA : 087833720528
E-mail : reboanto 2016@gmail.com
Akun facebook : Rebo Anto
Alamat Kantor : SMK Negeri 1 Kedawung Sragen
Desa Bendungan, Kecamatan
Kedawung, Kab. Sragen
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Perikanan Air Tawar

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tshun Terakhir)


1. SMT Pertanian Negeri Pematang Raya (Sekarang SMKN 1 Raya), Kabupaten
Simalungun, Propinsi Sumatera Utara (Tahun 1989 – 1997)
2. SMK Negeri 1 Jepara, Provinsi Jawa Tengah (Tahun 1997 – 2011)
3. SMK Negeri 1 Kedawung, Kabupaten Sragen ( Tahun 2011 – 2019)

Riwayat Pendidikan Tinggi Dan Tahun Belajar


1. D.III/A.III , Budidaya Ikan, Institut Pertanian Bogor, Fakultas Politeknik Pertanian,
Program Pendidikan Guru Kejuruan Pertanian (PGKP) (Lulus Tahun 1988).
2. S1, Fakultas Pertanian (Agribisnis), Universitas Veteran Bangun Nusantara
Sukoharjo ( Lulus Tahun 2013).

Informasi Lain Dari Penulis


Tinggal di Badranasri RT 01 RW 12, Kalurahan Cangakan, Kecamatan/Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah, Lahir di Boyolali, 29 Juli 1965. Sekolah Dasar dilalui di SD
Negeri Ketitang, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali dan SMP Negeri 8 Surakarta
dan SMT Pertanian Boyolali. Tahun 1985 kuliah di IPB Bogor Jurusan Budidaya Ikan,
lulus tahun 1988. Tahun 2011 melanjutkan kuliah S1 di Universitas Veteran Bangun
Nusantara Sukoharjo Fakultas Pertanian, Program Study Agribisnis, lulus tahun 2013.
Menjadi guru di SMT Pertanian Negeri Pematang Raya (sekarang SMK Negeri 1 Raya),
Kabupaten Simalungun, Prov. Sumatera Utara dari tahun 1989 – 1997, menjadi guru
di SMK Negeri 1 Jepara, Jawa Tengah dari tahun 1997 – 2011 dan menjadi guru di SMK
Negeri 1 Kedawung, Kabupaten Sragen, Prov Jawa Tengah, dari tahun 2011 sampai
2019.

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 149
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS 2

Nama Lengkap : FAHMI KHOIRUMAN, S.P., M.T.


Telepon /HP/WA : 081215127897
Email : fahmi.khoiruman@yahoo.com
AkunFacebook : fahmi2khoiruman@yhoo.com
Alamat Kantor : SMK Negeri 1 Kedawung Desa
Bendungan, Kec. Kedawung, Kab.
Sragen Prov.Jawa Tengah
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Perikanan Air Tawar

Riwayat Pekerjaan/Profesi
1. Guru diSMK N 1 Kedawung mulai Th 1989 s.d. sekarang

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1..D-III Pendidikan Guru Pertanian IPB ( Tahun 1988)
2..Sarjana Pertanian Universitas Soerjo Ngawi ( Tahun 1996)
3..Pascasarjana UGM Konsentrasi Teknologi Industri Kecil dan Menengah (Lulus Tahun
2008)

Informasi Lain dariPenulis


Tinggal di Jl Dewi Sartika, Margoasri RT 42/ 08, Desa Puro, Kecamatan Karangmalang,
Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Lahir di BoJonegoro, 10 Januari 1967. Sekolah
Dasar dilalui di SD Negeri Padangan I di Bojonegoro dan SMP Negeri 1 Padangan.
Pendidikan STM N 1 di daerah Bojonegoro. Tahun 1985 kuliah di Institut Pertanian Bogor,
lulus tahun 1988. Pendidikan Sarjana Pertanian di Universitas Soerjo Ngawi lulus Tahun
1996. Tahun 2008 menyelesaikan pendidikan Pascasarjana di Universitas Gadjahmada
Jogjakarta. Pelatiah pelatihan kedinasan telah dilakuakan baik di dalam maupun di luar
Negeri. Pada tahun 1997 pernah melaksanakan Fellowship Fissheries di taiwan selama
10 bulan. Pengalaman mengajar di bidang perikanan diawali di SMT Pertanian Sragen(
sekarang SMKN 1 Kedawung ) dari semenjak lulus dari DIII IPB Tahun 1998 s.d. sekarang.

150 AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS 3

Nama Lengkap : SUTOPO, SP


Telp : 085229251212
Email : sutopoo_sp@yahoo.com
Alamat Kantor : SMK Negeri 1 Kedawung
Bendungan Kedawung Sragen
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Perikanan Air Tawar

Riwayat Pekerjaan / Profesi ( 10 Tahun Terakhir )


Guru SMK Negeri 1 Kedawung Kabupaten Sragen

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


D.III Pendidikan Guru Kejuruan Pertanian ( PGKP ) IPB Bogor ( Lulus Tahun 1992 )
S 1 Pertanian Universitas Soerjo Ngawi ( Lulus Tahun 2001 )

Informasi Lain dari Penulis


Tinggal di Dk. Sukorame RT. 20 Desa Kedawung Kecamatan Kedawung Kabupaten
Sragen, Lahir di Boyolali, 19 September 1968. Sekolah Dasar dilalui di SD Negeri Gedong
Boyolali dan SMP Negeri 4 Boyolali serta SMT Pertanian Negeri Mojosongo Boyolali.
Tahun 1989 Kuliah D.III di IPB Bogor Jurusan Pendidikan Guru Kejuruan Pertanian (
PGKP ), lulus tahun 1992, tahun 1998 melanjutkan S1 Fakultas Pertanian di Universitas
Soejo Ngawi dan lulus tahun 2001. Sejak tahun 1992 diangkat menjadi Guru di SMT
Pertanian Negeri Kedawung Sragen yang sekarang menjadi SMK Negeri 1 Kedawung
Kabupaten Sragen

AGRIBISNIS PERIKANAN AIR


TAWAR 151

Anda mungkin juga menyukai