SMK/MAK
jilid 1
Teknik
Pembesaran Komoditas
Perikanan Air Tawar
Reboanto
Fahmi Khoiruman
Sutopo
TEKNIK PEMBESARAN
KOMODITAS PERIKANAN
AIR TAWAR
REDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Reboanto
Fahmi Khoiruman
Sutopo
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor:
Nur Aini Farida
Desain Sampul
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Indah Mustika Ar Ruum
Apfi Anna Krismonita
Ratna Murni Asih
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.
PRAKATA
PRAKATA
Kurikulum yang diterapkan di SMK selalu menyesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga kurikulum senantiasa direvisi dan satuan
pendidikan diberi kesempatan untuk berperan aktif. Kurikulum yang dimaksud tidak
hanya sekadar mencakup materi pembelajaran, metode pembelajaran, strategi
pembelajaran, teknik penilaian, melainkan juga termasuk ketersediaan bahan ajar.
Yogyakarta, 2019
Reboanto
Fahmi Khoiruman
Sutopo
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................iv
PRAKATA............................................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ix
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU ............................................................................ x
PETA KONSEP BUKU ............................................................................................. xi
APERSEPSI .......................................................................................................... xii
BAB I TEKNIK PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN............................................ 1
A. Teknik Pembesaran Ikan Berdasarkan Sistem Pemeliharaan........................ 3
B. Teknik Pembesaran Ikan Berdasarkan Komoditas yang Dipelihara............. 3
BAB II LOKASI PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN........................................... 5
A. Macam-Macam Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan........................... 6
B. Menentukan Lokasi Pembesaran Komoditas Perikanan............................. 12
BAB III DESAIN DAN TATA LETAK WADAH PEMBESARAN KOMODITAS
PERIKANAN......................................................................................................... 15
A. Tata Letak Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan................................. 16
B. Desain Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan....................................... 16
BAB IV PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN.. 23
A. Pengolahan Tanah Dasar Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan...... 25
B. Pengapuran Dasar Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan.................. 26
C. Pemupukan Dasar Wadah Pembesaran Komoditas Perikanan.................. 30
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL.................................................................... 34
BAB V PENEBARAN BENIH PADA PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN.............. 41
A. Identifikasi Benih Ikan yang Berkualitas......................................................... 44
B. Menentukan tingkat Kepadatan penebaran Benih Ikan.............................. 46
C. Prosedur Penebaran Benih Ikan........................................................................ 47
D. Sortasi dan Grading Benih Ikan......................................................................... 51
E. Pengangkutan Benih Ikan................................................................................... 53
BAB VI PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA PEMBESARAN KOMODITAS
PERIKANAN......................................................................................................... 59
A. Pengelolaan Kualitas Air Pada Pembesaran Komoditas Perikanan.......... 60
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PETUNJUK
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU
PENGGUNAAN BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Teknik Pembesaran Komoditas Perikanan
Air Tawar yang diharapkan dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya
buku ini, disarankan mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam
buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum
benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Akhir Bab. Jika anda
belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk
mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila anda masih mengalami
kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan
teman atau guru anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebuut adalah:
PETA KONSEP
BUKU
BAB IX SAMPLING
BAB X PEMANENAN
APERSEPSI
Berdasarkan habitatnya, ikan dikelompokkan menjadi ikan air laut, ikan air
payau dan ikan air tawar. Ikan air tawar adalah ikan yang hidup dan berkembang di air
tawar dengan kadar garam (salinitas) 0-5 ppt. Contoh komoditas ikan air tawar yang
memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan lele dumbo, ikan gurami, ikan Nila, ikan
Patin, ikan Bawal, ikan Mas dll. Kegiatan pembesaran ikan menjadi hal yang penting,
karena untuk memenuhi kebutuhan manusia akan protein yang selalu meningkat
dari tahun ke tahun, dan tidak bisa hanya mengandalkan ikan hasil tangkapan para
nelayan serta ketersediaan ikan di perairan umum semakin sedikit karena adanya
penangkapan yang terus menerus.
1. Wadah yang baik dalam desain maupun tata letaknya agar mudah dalam
pengelolaannya.
2. Wadah dan media harus dipersiapkan, agar air sebagai media memiliki kualitas
yang cocok untuk pertumbuhan ikan.
3. Benih yang ditebarkan harus memiliki kualitas yang baik dan padat tebar yang
sesuai dengan sistem pemeliharaan yang diterapkan.
4. Kualitas air harus senantiasa dikontrol secara periodik, untuk memastikan air
yang di kolam tetap memiliki kualitas yang baik.
5. Ikan diberi pakan yang berkualitas dan jumlah yang cukup agar ikan cepat
pertumbuhannya.
6. Keberadaan hama dan penyakit ikan harus selalu dipantau (dicegah/ dilakukan
pengobatan terhadap ikan yang sakit).
7. Pertumbuhan ikan harus selalu dipantau dengan kegiatan sampling, untuk
melakukan evaluasi kegiatan.
8. Menjelang panen, harus mencari peluang-peluang pasar, agar pemasaran hasil
dapat sukses.
BAB
TEKNIK PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN
I
BAB I TEKNIK PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Berdasarkan Berdasarkan
Komoditas Yang Berdasarkan Wadah
Sistem
Dipelihara Budidaya
Pemeliharaan
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
BAB
LOKASI PEMBESARAN KOMODITAS PERIKANAN
II
BAB II LOKASI PEMBESARAN KOMODITAS
PERIKANAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Macam-Macam Wadah
Pembesaran Komoditas
Pembesaran Komoditas
Perikanan
Perikanan
KATA KUNCI
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
tanaman padi membutuhkan air yang sedikit, di kemalir ikan akan berlindung.
Pemeliharaan ikan di sawah sistem penyelang adalah memelihara ikan
di sawah bersamaan dengan menunggu umur bibit siap untuk ditanam di
petakan sawah, lama pemeliharaan ikan sistem penyelang kurang lebih 20-
30 hari, pada saat ini petakan sawah belum ada tanaman padinya,sehingga
petakan sawah digenangi air untuk memelihara ikan.
Pemeliharaan ikan di sawah sistem palawija yaitu memelihara ikan di sawah
selama satu musim tanaman padi, pada saat ini petakan sawah tidak ditanami
padi, melainkan digunakan untuk memelihara ikan satu musim penuh. Pada
saat ini di daerah lain sawah ditanami palawija terutama di daerah yang kurang
tersedia air, tetapi di daerah yang banyak air, maka tidak ditanami palawija,
melainkan digunakan untuk memelihara ikan.
MATERI PEMBELAJARAN
6. Akuarium
Akuarium juga dapat digunakan untuk membesarkan ikan, disamping untuk
memajang ikan hias, karena ukuran akuarium juga sangat beragam, ada yang
kecil tetapi juga bisa dibuat besar.
7. Karamba
Karamba adalah wadah untuk membesarkan ikan yang dipasang di perairan
umum (sungai, parit atau danau), karamba terbuat dari bambu.
MATERI PEMBELAJARAN
8. Kandang (penculture)
Kandang/pen culture yaitu wadah pembesaran ikan yang dibuat dengan
jaring dan dibuat pada perairan umum, dengan cara menancapkan di dasar
perairan dan jaring membatasi wadah kandang dengan perairan di luarnya.
9. Jaring Apung
Jaring apung adalah wadah pembesaran ikan yang dipasang di perairan
umum yang dalam, jaring dibuat terapung di permukaan air.
10. Gorong-gorong
Gorong-gorong yang biasa digunakan untuk saluran air pun dapat /biasa
digunakan untuk wadah pembesaran ikan, dengan cara lubang gorong-gorong
dihadapkan ke atas dan ke bawah, lubang yang di tanah ditutup sehingga
dapat menampung air dan digunakan untuk memelihara ikan.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Desain kolam atau konstruksi kolam akan sangat menentukan mudah atau
sulitnya dalam pengelolaaan selanjutnya, akan sangat menentukan besarnya
biaya yang dikeluarkan dalam mengelola. Desain atau konstruksi kolam adalah
membuat kolam, dengan berbagai macam komponen yang harus ada dalam suatu
kolam, sehingga kolam yang dibuat akan dapat memudahkan dalam mengelola.
Komponen yang harus ada dalam sebuah kolam adalah : Saluran air masuk, saluran
air keluar, pintu air masuk kolam,pintu keluar air kolam, pematang, kolam, dasar/
pelataran kolam, caren/ kemalir, bak panen.
Berdasarkan saluran dan pintu air masuk dan air keluar kolam, maka kolam
dibedakan ada 2, yaitu kolam seri dan kolam paralel. Kolam seri dan kolam paralel,
mesing-masing memiliki karakter yang berbeda, sehingga berpengaruh pada
mudah atau sulitnya dalam mengelola dan produksinya. Kolam paralel adalah
kolam yang setiap kolam memiliki saluran/ pintu air masuk air dan saluran/ pintu
air keluar kolam. Sedangkan kolam sistem seri adalah kolam yang saluran /pintu
air masuk hanya pada satu kolam yang pertama/yang bagian hulu, dari kolam
tersebut air keluar dan langsung masuk pada kolam di bawahnya dan seterusnya.
Dari sisi pengelolaan, tentu kolam sistem paralel memiliki karakter yang lebih
mudah dari pada kolam seri, karena kalau akan mengeringkan kolam yang mana
saja tidak tergantung pada kolam yang lainnya, berarti bisa dilakukan kapan saja,
sedangkan kolam seri kebalikannya, kalau akan mengeringkan satu kolam maka
akan tergantung oleh kolam yang lainnya. Lebih jelas bisa dilihat pada Gambar.
MATERI PEMBELAJARAN
Agar bisa memiliki kolam yang baik dan memudahkan dalam mengelola dan
hasilnya optimal, maka kolam harus memiliki komponen yang benar.
Komponen yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah kolam adalah :
ukuran dan bentuk kolam, kedalaman air, Saluran air masuk, saluran air keluar,
pintu air masuk kolam,pintu keluar air kolam, pematang, kolam, dasar/pelataran
kolam, caren/ kemalir, bak panen.
1. Ukuran dan bentuk kolam
Ukuran dan bentuk kolam ditentukan oleh topografi, fungsi dan sistem
pengelolaannya. Tidak ada standar ukuran kolam yang paling baik untuk
budidaya, tetapi secara umum dihindari ukuran kolam yang terlalu luas
karena sulit pengelolaannya atau terlalu sempit karena biaya kostruksinya
lebih besar. Ukuran terkecil yang bisa disebut kolam adalah 100 m2 (satu
are). Bentuk kolam bisa lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang ataupun
tidak beraturan. Bentuk persegi panjang dengan rasio panjang dan lebar
1,5 – 2:1 relatif ideal untuk kolam ditinjau dan aliran airnya. Kolam ukuran
sempit berbentuk persegi panjang, relatif dalam, dengan konstruksi beton
biasanya digunakan untuk kolam air deras. Kolam tanah untuk pembesaran
yang mudah dikelola dan cukup produktif adalah berkisar 500 - 2.500 m2
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
6. Pematang Kolam
Pematang kolam adalah bagian kolam yang berfungsi utama untuk
membatasi genangan air dalam kolam, sekaligus berfungsi sebagai pembatas
antara petakan kolam satu dengan petakan kolam yang lain. Karena fungsi
utamanya adalah untuk membatasi genangan air, maka pematang kolam
harus kedap air, harus mampu menggenangkan air, air dalam kolam tidak
rembes atau bocor. Pematang kolam dapat dibuat dari tanah atau dengan
semen.
Satu unit perkolaman biasanya memiliki pematang yang berbeda-beda
ukurannya, yakni pematang primer, sekunder dan tersier. Pematang primer
adalah pematang utama yang mengelilingi seluruh unit perkolaman dan
dapat berfungsi sebagai jalan untuk pengangkutan sarana produksi dan
hasil panen. Pematang sekunder adalah pematang pembagi antara petakan
kolam, sedangkan pematang tersier adalah pematang pembagi berikutnya.
Besar kecilnya pematang juga pada luas kolam dan jenis tanah.
Ukuran profil pematang meliputi:
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
PETA KONSEP
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Penyiapan wadah dan media dalam proses budidaya ikan berperan dalam
menciptakan suasana lingkungan hidup ikan, agar perairan kolam pembesaran mampu
memberikan kehidupan yang sesuai bagi ikan yaitu tersedianya air yang cukup karena
pematang kolam dan komponen-komponen pendukung lainnya seperti saluran air,
pintu pintu air dapat berfungsi dalam penyediaan air, menciptakan kualitas air yang
sesuai dengan persyaratan hidup ikan yang optimal (kimia air, fisika air, dan biologi
air) sesuai dengan parameter yang persyaratkan, tersedianya pakan alami yang cukup
dan sesuai, serta terhindarnya dari biota yang merugikan bagi kelangsungan hidup
dan perkemmbangan ikan (hama dan penyakit ikan). Kolam sebagai lingkungan hidup
ikan harus dipersiapkan, agar persyaratan kuantitas dan kualitas air budidaya dapat
terpenuhi. Keberhasilan budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh lingkunagn perairan.
Lingkungan yang baik akan mampu memberikan rangsangan bagi pertumbuhan
dan perkembangan ikan, sedangkan lingkungan perairan yang kurang baik akan
menghambat terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan ikan.
Ketersediaan air dalam wadah budi daya sangat ditentukan oleh kemampuan
pintu pemasukan air dan untuk menyalurkan air dari saluran air ke dalam kolam/
wadah budidaya, pematang kolam tetap setabil sesuai yang dikehendaki. Tersedianya
air dalam kolam belum cukup untuk pertumbuhan dan kehidupan ikan, tetapi perlu
adanya sirkulasi air yang baik dalam kolam.
Sirkulasi air ini diatur oleh pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air (pintu
pelimpahan dan pintu pengeringan). Pintu air kecuali untuk penyediaan air, juga
berperan untuk melindungai ikan agar tidak lepas dari kolam. Sarana fisik yang lain
seperti kemalir, bak pengumpulan ikan juga sangat penting di siapkan sebagai sarana
yang akan mempermudah dalam proses pemanenan ikan dengan cara pengeringa
kolam. Pengkondisian kualitas air sebagai upaya menciptakan parameter kualitas
air dan kesuburan air agar sesuai dengan persyaratan untuk hidup dan pertumbuhan
ikan, agar lingkungan perairan kolam mampu menyediakan suasana yang optimal bagi
kehidupan (survival rate) dan pertumbuhan ikan optimal, sehingga pada akhir masa
pemeliharaan dapat diperoleh produktivitas
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Dengan pengapuran, sifat keasaman tanah akan rusak sehingga pH tanah naik
menjadi netral atau basa.
1. Pengertian Pengapuran
Pengapuran adalah pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya
bukan karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu
masam. Oleh karena itu nilai pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unur
hara seperti P mudah diserap tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan.
Pengapuran adalah salah satu bentuk dari remediasi selain pengoksidasian
dan pembìlasan tanah Untuk mengatasi permasalahan utama pada tambak
tanah sulfat masam antara lain: pH rendah (S 3,5); kurang tersedia fosfor (P),
kalsium (Ca), dan magnesium kandungan unsur molibdium (Mo) dan besi
(Fe) serìng berlébihan sehingga dapat meracuni organisme; serta kelarutan
aluminium (Al) sering tinggi sehingga merupakan penghambat ketersediaan
P. Penambahan pupuk, terutama yang mengandung P sering tidak bermanfaat
pada tanah masam ini bila unsur-unsur yang bersifat racun sepertì AI, Fe, dan
Mn tidak diatasi.
2. Fungsi Pengapuran
Pengapuran berguna untuk memperbaiki keasaman (pH) dasar
tambak. Dasar tambak yang ber-pH rendah dapat menyebabkan rendahnya
pH air tambak. Oleh karena itu, perbaikan pH air tambak harus dimulai dari
perbaikan pH tanah dasar tambak. Selain untuk memperbaiki keasaman dasar
tambak, kapur juga berfungsi sebagai desinfektan dan penyedia unsur hara
(fosfor) yang dibutuhkan plankton. Tanah dasar tambak yang mengandung
pirit harus direklamasi terlabih dahulu selama kurang lebih 4 bulan sebelum
diberi kapur sejumlah 2-2,5 ton/ha.
Kapur yang digunakan di tambak berfungsi untuk meningkatkan
kesadahan dan alkalinitas air membentuk sistem penyangga (buffer)
yang kuat, meningkatkan pH, desinfektan, mempercepat dekomposisi
bahan organik, mengendapkan besi, menambah ketersediaan unsur P,
dan merangsang pertumbuhan plankton serta benthos. Selain itu fungsi
pengapuran menurut kordi et al (2010), antara lain: Meningkatkan pH tanah
dan air; Membakar jasad jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar;
Mengikat dan mengendapkan butiran lumpur halus; Memperbaiki kualitas
tanah; Kapur yang berlebihan dapat mengikat fosfat yang sangat dibutuhkan
untuk pertumbuhan plankton
3. Manfaat Pengapuran
Pengapuran dalam kegiatan pembesaran ikan bermanfaat untuk :
a. Menormalkan asam-asam bebas dalam air, sehingga pH meningkat
b. mencegah kemungkinan terjadinya perubahan pH air atau tanah yang
mencolok
c. mendukung kegiatan bakteri pengurai bahan organik sehingga garam dan
zat hara akan terbebas
d. mengendapkan koloid yang melayang layang dalam air tambak/ kolam
MATERI PEMBELAJARAN
4. Teknik Pengapuran
Proses pengapuran pada kegiatan pembesaran ikan, harus dilakukan
setelah kegiatan pengeringan kolam. Metode pengapuran dilakukan dengan
cara menebar kapur secara merata di permukaan tambak dengan jumlah yang
disesuaikan dengan luas tambak dan tekstur tanah. Kapur yang diperlukan
adalah kapur pertanian atau kapur lain dengan takaran disesuaikan dengan
pH tanah. Pengapuran yang dilakukan dìbagi atas 2 tahap yaitu pengapuran
dasar dan pengapuran susulan. Pengapuran dasar dìlakukan setelah
pengerìngan kolam dengan dosis 1.000-1.875 kg/ha yang ditebaŕ secara
merata ke permukaan tanah dasar tambak,‘tergantung pH tanah dasar tambak
Pemberian kapur pada kolam/ tambak dapat dilakukan dengan
berbagai macam teknik diantaranya :
a. Disebar merata di permukaan tanah. Teknik pemberian kapur dilakukan
dengan cara disebar merata di permukaan tanah dasar kolam. setelah
pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan cangkul sehingga
kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar.
b. Dioleskan dengan menggunakan kuas. Pengapuran dengan metode kuas
ini diperuntukkan pada kolam semen dan terpal, yaitu dilakukan dengan
cara dinding kolam dan dasar terpal dikuas dengan kapur yang telah
dicampuri air .
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
menggunakan kompos agak lambat, namun unsur hara dalam pupuk organik
lebih tinggi dibandingkan pupuk anorganik. Sedangkan reaksi pemupukan
menggunakan pupuk anorganik lebih cepat, namun efeknya tidak bertahan lama
sehingga pemberiannya harus beriringan dengan pemberian pupuk organik.
Jumlah pupuk yang diberikan harus sesuai analisis unsur hara yang terdapat dalam
tambak. Pemupukan sebaiknya diberikan secara bertahap daripada dilakukan
sekaligus dalam jumlah besar, untuk menjaga kestabilan lingkungan budidaya.
Waktu pemupukan sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari saat ada pancaran
sinar matahari.
Unsur hara dalam budidaya perairan sangat berpengaruh terhadap pH dan
alkalinitas. Dalam kondisi kadar alkalinitas tinggi dan pH rendah, maka plankton
sangat mudah tumbuh. Hal penting untuk melakukan pemerikasaan nilai pH dan
alkalinitas sebelum melakukan penebaran di dalam tambak/kolam, agar dapat
diketahui jenis pupuk apa yang akan digunakan untuk mengoptimalkan pH dan
alkalinitas
Pemupukan
Pada prinsipnya, tanah yang subur adalah tanah yang secara konsisten
memberikan hasil yang baik tanpa penambahan pupuk. Apabila diperlukan
penambahan pupuk maka terjadi tanggapan tanaman dalam bentuk peningkatan
hasil yang cukup tinggi terhadap pemupukan kimia maupun organic serta
pemberian air migrasi.
Pemupukan kolam pada prinsipnya adalah untuk menyuburkan air, dengan
terbentuknya pakan alami dan pupuk dapat menjaga kesetimbangan air agar
fluktuasi komponen perairan tidak besar. Kesuburan perairan ditandai dengan
air yang telah berwarna hijau cerah. Kegiatan pemupukan bertujuan antara lain
: penumbuhan phytoplankton dan zooplankton, menciptakan suhu, pH yang
konstan dengan indikasi perubahan warna air hijau cerah dan menciptakan
keseimbangan ekosistem bio aquatic yang berfungsi sebagai penyediaan pakan
alami untuk starter maupun bakteri decomposer.
Pupuk yang digunakan berasal dari pupuk kandang atau kotoran hewan. Pupuk
kandang digolongkan dalam dua jenis yaitu pupuk yang bersifat panas dan pupuk
bersifat dingin. Pupuk kandang bersifat panas dinamakan demikian karena jenis
pupuk ini lebih cepat terurai oleh jasad renik dan menimbulkan panas, seringkali
penguraian tersebut tidak terjadi secara sempurna atau tidak terurai dengan baik
yang merubah bahan organik sisa tersebut menjadi gas, dampaknya terhadap
kondisi kolam adalah timbulnya panas berlebih yang dapat membunuh ikan. Pupuk
kandang panas sebaiknya harus melalui dekomposisi secara baik yaitu melalui
jalan penjemuran sampai kering. Kotoran kambing, domba dan kuda termasuk
kedalam jenis pupuk panas. Pupuk yang kedua adalah pupuk dingin seperti kotoran
babi, sapi, kotoran ayam dan kerbau. Jenis pupuk dingin mengalami penguraian
secara lambat yang menghindarkannya dari panas berlebih. Tetapi sebagaimana
pupuk panas, pupuk dingin pun harus mengalami dekomposisi secara baik.
MATERI PEMBELAJARAN
Penggolongan Pupuk
Menurut asalnya, pupuk di bagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Pupuk alami
2. Pupuk buatan.
Disamping pupuk alami dan buatan juga terdapat adanya pupuk hewani (padatan/
dung) dan pupuk nabati (hijauan).
Menurut jenisnya, pupuk dibagi menjadi 2 macam yaitu :
1. Pupuk organik
2. Pupuk anorganik
Sedangkan menurut macamnya, pupuk organik dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Pupuk padatan
2. Pupuk cairan
Pupuk anorganik tergantung pada zat hara yang dikandungnya, Ca, N, P, K dan P
merupakan kunci kesuburan perairan.
Teknik Pemupukan
Penentuan jumlah pupuk yang akan ditebarkan dalam areal budidaya sangat
penting, begitu pula jenis pupuknya. Banyak faktor yang mempengaruhi
penentuan jumlah pupuk dan jenisnya, diantaranya adalah kondisi tanah dan air
baik sifat fisik, kimiawi dan biologi. Setelah ditentukan jumlah pupuknya, langkah
selanjutnya adalah merencanakan tata cara atau teknik pemupukan yang akan
dilakukan. Kekeliruan dalam tata cara pemupukan dapat menimbulkan pengaruh
yang merugikan atau tidak tercapainya tujuan pemupukan tersebut.
Salah satu contoh teknik pemupukan yang dilakukan dalam budidaya ikan di
kolam/tambak sebagai berikut :
1. Mula-mula tanah dasar kolam/tambak dibiarkan dijemur sampai kering atau
retak-retak, lalu cangkullah untuk menggemburkan tanah dasar kolam/
tambak.
2. Sebarkan pupuk organik, seperti pupuk kandang/kompos kering sebanyak
2000 – 3000 kg/ha.
3. Metode pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara ditebarkan,
(dionggokkan) di dasar kolam/tambak atau digantungkan dalam karung di
badan air. Pupuk diaduk rata kemudian disebar ke seluruh permukaan tanah
dasar kolam/tambak.
4. Masukkan air ke dalam kolam/tambak dengan ketinggian 20 – 30 cm,
kemudian dibiarkan selama 3 - 5 hari. Hal ini dimaksudkan agar proses
fotosintesis berjalan dengan maksimal sehingga pakan alami dapat tumbuh
dengan baik.
5. Selanjutnya dapat ditambah pupuk anorganik yaitu Urea + TSP dengan
perbandingan 2 : 1 atau sebanyak 50 kg/ha : 25 kg/ha
6. Apabila pada petakan pentokolan ketinggian air selanjutnya dapat dinaikkan
secara perlahan-lahan sampai ketinggian 40 -60 cm, dan untuk petak
pembesaran akan terus dinaikkan dan dipertahankan pada ketinggian 75
-100 cm.
MATERI PEMBELAJARAN
7. Biasanya 7 – 10 hari setelah pemupukan warna air akan berubah air sudah
hijau terang atau hijau muda menandakan pakan alami telah tumbuh dan
benih sudah dapat ditebar.
8. Untuk menjaga pertumbuhan pakan alami bisa berjalan terus secara teratur,
pemupukan dapat diulang 3– 4 kali selama masa pemeliharaan benih. Pupuk
lanjutan cukup dengan pemberian Urea dan TSP yang dicampur dengan
perbandingan 2 : 1 atau sebanyak 25 kg/ha : 12,5 kg/ha setiap pemberian.
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL
Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Berikut komoditas perikanan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi,
kecuali :
A. Claroias gariepenus
B. Chanos chanos
C. Cyprinus carpio L
D. Orechromis niloticus.
E. Osphronemus gouramy.
3. Lingkungan hidup dan kelestarian alam dapat dijaga, artinya lahan yang
digunakan tidak merusak lingkungan yang sudah ada sehingga nantinya
dapat terjalin hubungan yang baik dengan masyarakat pengguna tanah
disekitarnya merupakan kriteria dari aspek ....
A. Sosial
B. Teknik
C. Ekonomis
D. Budaya
E. Sosial dan budaya
4. Ikan lele dumbo termasuk jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomi
yang tinggi. Berikut nama ilmiah lele dumbo dan sifatnya yang benar adalah :
A. Clarias gariepenus, sifatnya dapat hidup pada perairan yang rendah
oksigen
B. Clarias batrachus, sifatnya diurnal.
C. Cyprinus carpio L, sifatnya induk jantannya bila distriping keluar sperma
D. Penaeus monodon, sifatnya hidup di air payau.
E. Oreochromis niloticus, sifatnya mengerami telurnya di dalam mulutnya
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
8. Kolam air deras dengan panjang 20 meter, lebar 3 meter, kedalaman air rata-
rata 1 meter, maka pada inlet harus diatur memiliki debit air sebanyak....
A. 50 liter per deti.
B. 75 liter per detik
C. 100 liter per detik.
D. 125 liter per detik.
E. 150 liter per detik.
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
10. Faktor yang paling membedakan antara air laut, air payau dan air tawar
adalah ....
A. Suhu.
B. Salinitas.
C. Derajad keasaman.
D. Kadar oksigen terlarut.
E. Kecerahan air.
11. Kolam yang digunakan untuk menyimpan sementara sebelum ikan konsumsi
dijual disebut....
A. Kolam pengendapan lumpur
B. Kolam pemijahan.
C. Kolam pemberokan.
D. Kolam pendederan.
E. Kolam paralel.
13. Wadah pembesaran ikan yang dibuat dengan jaring dan dibuat pada perairan
umum, dengan cara menancapkan di dasar perairan dan jaring membatasi
wadah pemeliharaan ikan dengan perairan di luarnya, disebut....
A. Karamba
B. Jaring apung
C. Pen Culture
D. Orchide.
E. Longline.
14. Wadah pembesaran ikan ini tergolong unik, karena berada di perairan umum,
namun memerlukan kerjasama yang kuat antar warga masyarakat dan sangat
baik untuk menjaga kelestarian lingkungan, wadah tersebenut adalah....
A. Jaring apung.
B. Pen kulture.
C. Karamba.
D. Parit olektif
E. Orchide.
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
15. Tidak dianjurkan membangun kolam pada lahan sengketa, hal ini teknik
memilih lokasi koam dari aspek....
A. Sosial.
B. Budaya.
C. Ekonomi
D. Hukum
E. Teknis.
16. Ketinggian lokasi kolam dari permukaan laut, faktor yang penting dalam
menentukan lokasi kolam, karena ikan memiliki sifat, suhu badannya hampir
sama dengan suhu lingkungan, yang disebut....
A. Poikilothermal.
B. Aklimatisasi.
C. Geothermal.
D. Nokturnal.
E. Epithermal.
17. Perbandingan fraksi penyusun tanah sangat penting diperhatikan supaya air
dapat menggenang, Perbandingan fraksi penyusun tanah disebut ....
A. Tekstur tanah.
B. Struktur tanah.
C. Horison tanah.
D. Partikel tanah.
E. Top Soil.
18. Yang termasuk dalam bangunan budidaya dalam lokasi kolam adalah....
A. Petakan kolam.
B. Pagar.
C. Rumah penjaga.
D. Ruang genset.
E. Ruang pakan.
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
20. Saluran kecil di dasar kolam yang menghubungkan antara pintu masuk air
dengan pintu air keluar adalah...
A. Kemalir.
B. Inlet
C. Outlet
D. Monnik.
E. Berm.
21. Salah satu faktor yang penting agar perairan kolam pembesaran mampu
memberikan kehidupan yang sesuai bagi ikan adalah ….
A. Saluran pemasukan dibuat yang permanen
B. Konstruksi kolam dibangun permanen
C. Air mengalir sepanjang tahun
D. Tersedianya air yang cukup sepanjang tahun
E. Pakan alami melimpah
22. Komponen-komponen kolam yang mampu menjamin ketersediaan air dalam
wadah budiadaya adalah ….
A. Pintu pemasukan yang mampu menyalurkan air secara baik
B. Adanya pintu pelimpasan air
C. Bentuk dari saluran pemasukan yang ideal
D. Pintu pembuangan dengan sistem monik
E. Saluran pemasukan dibuat lebih besar
23. Tiga parameter kualitas air yang digunakan untuk menentukan persyaratan
perairan sebagai media hidup bagi ikan agar mampu tumbuh maksimal….
A. Tersedianya pakan alami, arus air dan kecerahan air
B. Aspek fisika, aspek kimia dan aspek biologi
C. Oksigen terlarut, CO2 bebas dan tidak beracun
D. Suhu air, kecepatan arus dan kandungan oksigen
E. Plankton, Pakan alami dan kecepatan arus
24. Tujuan utama dalam kegiatan pembersihan dasar kolam dari endapan lumpur
adalah untuk :
A. Menjaga air kolam agar tidak mudah keruh
B. Volume air kolam agar lebih stabil
C. Sisa pakan biar tidak masuk ke dalam lumpur
D. Menjaga pintu pengeluaran agar tidak mudah terhampat oleh lumpur
E. Menghilangkan sisa-sisa gas baeracun dan bakteri yang berbahaya
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
25. Selain pembersihan lumpur, dasar kolam juga perlu dikeringkan dengan
tujuan :
A. Dasar kolam menjadi retak-retak
B. Mudah untuk melakukan pengolahan dasar wadah
C. Menguapkan gas-gas yang beracun dan membunuh bakteri yang
berbahaya
D. Memperkuat struktur tanah dasar
E. Meningkatkan nilai keasaman tanah dasar
26. Dasar kolam yang diberi kapur CaO atau Ca CO3 berfungsi untuk ….
A. Memperkuat struktur tanah dan menambah mineral
B. Merangsang pertumbuhan ikan
C. Meningkatkan pH dan membunuh serangga
D. Memperbanyak unsur hara dalam tanah
E. Memperbaiki tekstur tanah
27. Teknik pengapuran yang baik dan benar dalam kegiatan pembesaran ikan
dilakukan seperti pernyataan berikut :
A. Pengapuran dilakukan setiap akan menebarkan benih ikan pada setiap
siklus pembesaran ikan
B. Pengapuran dilakukan bersama-sama saat memasukkan air ke dalam
kolam
C. Kapur dibenamkan dalam dasar wadah
D. Kapur diletakkan di dekat pintu pemasukan
E. Pengapuran dilakukan setelah penebaran ikan
28. Dosis pengapuran diantaranya ditentukan oleh nilai pH tanah. Apabila dari
pengukuran nilai pH tanah diperoleh hasil 4 -5 maka dosis pengapuran yang
disarankan adalah :
A. 100 – 200 kg / ha
B. 200 – 300 kg / Ha
C. 300 – 400 kg / ha
D. 400 – 500 kg / ha
E. 500 – 1000 kg / ha
29. Dosis pemupukan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan, karena dengan
pemberian pupuk yang tidak tepat/ terlalu berlebihan akan menimbulkan….
A. blooming plankton yang tidak dikehendaki
B. mengurangi nafsu makan ikan
C. mempercepat proses dekomposisi bahan organik
D. banyak tumbuh serangga air
E. menghambat difusi oksigen ke dalam air
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
30. Berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi penentuan jumlah pupuk
dalam kegiatan pembesaran ikan yaitu :
A. kondisi tanah dan air baik sifat fisik, kimiawi dan biologi
B. Kondisi pupuk baik dari sifat fisik, kimia dan biologi
C. Asal pupuk, jenis pupuk dan harga pupuk
D. Bentuk pupuk, asal pupuk dan kandungan mineral dalam pupuk
E. Kandungan mineral dalam pupuk, jenis pupuk dan asal pupuk
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Ukuran benih yang akan ditebar, akan menentukan lama waktu pemeliharaan
untuk mencapai ukuran atau biomassa panen tertentu. Namun benih berukuran
kecil biasanya harga satuannya lebih murah dibanding benih yang berukuran besar.
Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih benih yang bisa dibesarkan pada sistem
teknologi budidaya yang digunakan, diantaranya adalah:
1. Ketersediaan spesies benih yang akan dibesarkan. Apabila spesies atau jenis
benih yang tersedia banyak, maka kita tidak menemukan masalah dalam
menggunakan sistem teknologi buddidaya (wadah) yang akan kita pakai, namun
apabila spesiesnya terbatas maka sistem teknologi budidaya yang akan dipakai
harus sesuai dengan sifat dan tingkah laku spesies ikan tersebut.
2. Kecocokan spesies benih. Apabila kita sudah memilih sistem teknologi budidaya
tertentu (misalnya kolam), maka kita harus memilih spesies apa yang cocok
hidup dan tumbuh dengan baik di kolam. Sebagai contoh ikan yang agresif
seperti gabus akan sangat riskan apabila dipelihara di kolam karena akan bisa
PENDAHULUAN
Khusus penebaran benih di Kolam Jaring Apung benih ditebar di dalam hapa
untuk memudahkan pengontrolan dan pada umumnya mata jaring KJA berukuran
besar sehingga jika langsung dilepas maka ikan akan lolos dari jaring.
Cara mengukur panjang total ikan menurut SNI: 01-6484.4-2000 yaitu dengan
membentangkan tubuh ikan kemudian ukur ikan mulai dari ujung mulut sampai
ujung ekor menggunakan jangka sorong atau penggaris yang dinyatakan dalam satua
centimater atau millimeter.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
2. Keseragaman Benih
Ukuran benih ikan yang baru saja dipanen dari sebuah kolam secara umum
memiliki ukuran yang tidak seragam. Secara umum variasi ukuran yang ada
antara dua sampai tiga ukuran di dalamnya, artinya, ukuran benih ada yang
besar, ada yang berukuran sedang, dan ada yang memiliki ukuran relatif
kecil. Ketidakseragaman ukuran benih ikan disebabkan karena kecepatan
pertumbuhan setiap benih tidak sama, yang disebabkan oleh :
a. Sifat genetik yang dibawa dari induknya. Sifat genetik yang dibawa oleh
induk akan menyebabkan keturunannya.
b. Perbedaan jenis kelamin ikan. Seperti diketahui pada ikan nila, jantan
cenderung memiliki pertumbuhan lebih cepat dari ikan nila betina.
Sehingga setelah panen sudah bisa menebak, mana jantan dan mana
betina. Selanjutnya pada kasus ikan mas, justru terjadi sebaliknya, yaitu
ikan betina memiliki ukuran yang lebih besar dari ikan jantan.
c. Lama waktu pendederan. Waktu pendedran benih yang terlalu lama
akan menyebabkan ketidakseragaman ukuran. Keadaan itu menjadikan
peluang dalam mendapatkan pakan berbeda. Yang besar lebih agresif dan
berpeluang untuk mendapatkan pakan, sedangkan yang kecil sebaliknya.
Untuk menyeragamkan benih bisa dilakukan dengan seleksi.
d. Asal usul induk ikan tidak memiliki kriteria induk yang sehat, tidak cacat
dan umur yang belum layak untuk dipijahkan.
e. Pengaruh pada saat pemeliharaan, yaitu pada saat pengelolaan
pemeliharaan benih, pemberiaan pakan yang tidak memenuhi standar
kualitas maupin kualitas .
f. Persiapan wadah atau kolam yang digunakan untuk memelihara benih
ikan. Wadah/ tempat/ kolam yang akan digunakan untuk memelihara
benih sebaiknya harus dipersiapkan sesuai dengan prosedur pengelolaan
pemeliharaan benih, seperti kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan
ikan budidaya, pemupukan untuk menumbuhkan pakan alami maupun
sanitasi wadah untuk menghindari benih ikan terserang penyakit.
g. Faktor kepadatan benih atau jumlah benih tidak sesuai dengan luas kolam
benih. Setiap kolam yang akan digunakan untuk pemeliharaan benih harus
memiliki luasan tertentu sehingga daya dukung kolam (carrying capacity).
Bila kepadatan pemeliharaan benih melebihi batas maksimum maka akan
berpengaruh terhadap pertumbuhan, sehingga benih ikan tidak dapat
tumbuh secara normal.
Seleksi benih merupakan kegiatan yang rutin dilakukan untuk pemerataan
ukuran benih. Ukuran benih yang seragam akan mengurangi adanya
persaingan dalam mencari makan. Benih ikan yang memiliki ukuran
lebih besar dari pada benih lainnya merupakan benih yang paling baik,
karena memiliki pertumbuhan yang cepat. Selanjutnya benih ikan yang
berukuran kecil akan dipacu dengan peningkatan pemberian pakan agar
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
1) Padat tebar lele dumbo 50 ekor/ m2, dengan biomassa benih 7 gram/
ekor s.d 10 gram/ ekor, lama pemeliharaan 60 – 70 hari, diperoleh
hasil panen 8 – 10 ekor / kg atau 100 – 125 gram / ekor.
2) Padat tebar ikan mas 5 – 10 ekor/ m2, dengan biomassa benih 8 – 10
gram/ekor , lama pemeliharaan 120 hari,
3) Padat tebar ikan nila 5 – 10 ekor/ m2, dengan biomassa benih 8 – 10
gram/ekor , lama pemeliharaan 120 hari,
b. Teknik Penebaran Benih
Teknik penebaran benih ikan pada kolam budidaya bertujuan untuk
meminimalkan tingkat stres dan kematian benih ikan yang ibudidaya,
akibat adanya perubahan kualitas air. Teknik penebaran benih ikan
pada kolam budidaya berfungsi untuk dilakukannya proses aklimatisasi
benih ikan sehingga cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Teknik Penebaran benih merupakan proses menempatkan benih ikan
dalam kolam pemeliharaan dengan padat penebaran tertentu. Padat
penebaran adalah jumlah biomassa benih yang ditebarkan per satuan
luas atau volume. Padat penebaran benih akan menentukan tingkat
intensitas pemeliharaan. Semakin tinggi padat penebaran benih, maka
semakin banyak jumlah atau biomassa benih per satuan luas, sehingga
pemeliharaannya juga harus semakin intens. Selain itu, semakin tinggi
padat penebaran benih, maka semakin tinggi pula tingkat teknologi yang
digunakan.
Benih ditebar pada pagi atau sore hari saat suasana teduh untukmenghindari
fluktuasi suhu yang panas, sehingga benih yangditebarkan tidak
mengalami stress. Sebelum larva/ benih ikan dilepas terlebih dahulu
dilakukan aklimatisasi.
Aklimatisasi adalah suatu cara ikan untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungan baru. Lingkungan baru tersebut adah suhu, pH dan salinitas.
Suhu merupakan “Controlling factor” yaitu apabila suhu air berubah
maka faktor lain juga akan berubah. Sedangkan pH termasuk “Masking
facto “ yaitu sebagai faktor pengendali perubahan kimia dalam air. Ikan
mempunya alat dan cara untuk beradaptasi terhadap lingkungannya.
Alat-alat tersebut akan dipergunakan pada saat sedang mengadakan
proses osmoregulasi. Alat-alat tersebut antara lain: kulit, insang, ginjal.
Namun demikian ikan mempunyai batas toleransi terhadap perubahan
lingkungannya. Sebagai contoh ikan hanya mampu mentolelir perubahan
suhu hanya 5o C perubahan ini hanya mampu ditolelir 0,5 o C per menit.
Hal ini menjadi perhatian bagi para pelaku budidaya untuk senantiasa
menerapkan prinsip kehati-hatian saat pelepasan benih ikan.
Berdasarkan fakta referensi tersebut di atas menjadi bukti bahwa
larva ikan yang akan ditebar sangat perlu untuk dilakukan proses
aklimatisasi terlebih dahulu, karena ikan merupakan binatang/ hewan ”
poikilothermal” dimana suhu tubuhnya sama dengan suhu lingkungannya.
Jadi apabila lingkungannya berganti dimana suhu lingkungan hidupnya
berganti. Pengertian dasar dari proses aklimatisasi seperti telah disebutkan
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Panjang Total
No. Ikan
( cm )
1 5,4
2 5,6
3 4,9
4 5,6
5 4,8
6 5,2
7 5,9
8 5,1
9 4,9
10 5,3
Panjang rata-rata 5,27
MATERI PEMBELAJARAN
1 10,2
2 9,5
3 9,2
4 10,2
5 8,7
6 9,3
7 9,7
8 10,1
9 9,0
10 8,5
Berat biomassa ikan 94,4
rata-rata per ekor
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
sebelumnya dengan tujuan ikan tidak akan buang kotoran selagi dikirimkan ke
tempat yang jauh. Air yang tetap bersih saat pengiriman akan mempertinggi
tingkat kehidupan benih saat tiba di tempat konsumen.
Selesai proses grading ini dapat dilakukan proses penghitungan benih.
Perhitungan bisa dilakukan manual satu persatu dengan alat mangkok dan
pengambilan dilakukan dengan tangan langsung atau menggunakan sendok.
Dalam jumlah besar, benih lele kadang dijual berdasarkan sampling bobot
dengan gram, atau sampling volume dengan gelas takar. Tentunya berdasarkan
kesepakatan dengan konsumen.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada bab ini peserta didik diharapkan mampu
menjelaskan dan melakukan pengelolaan kualitas air pada pembesaran komoditas
perikanan dengan benar.
PETA KONSEP
KATA KUNCI
MATERI PEMBELAJARAN
1. Parameter fisika
a. Suhu
Suhu merupakan salah satu parameter air yang sering diukur, karena
kegunaannya dalam mempelajari proses fisika, kimia dan biologi. Suhu air
berubah-ubah terhadap keadaan ruang dan waktu. Suhu perairan tropis
pada umumnya lebih tinggi daripada suhu perairan sub tropis utamanya
pada musim dingin. Penyebaran suhu di perairan terbuka terutama
disebabkan oleh gerakan air, seperti arus dan turbulensi. Penyebaran
panas secara molekuler dapat dikatakan sangat kecil atau hampir tidak
ada.
Suhu adalah suatu sifat fisika perairan yang secara langsung
dipengaruhi oleh adanya radiasi dan perambatan ke dalam perairan.
Suhu air mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap proses
kimiawi dan biologis dalam suatu perairan. Suhu air yang optimal di
daerah tropis biasaanya berkisar 25 o C – 35 oC. Suhu air yang ideal adalah
perbedaan antara siang dan malam tidak lebih dari 5 o C, yaitu antara
25 o C – 305 oC. Suhu air juga mempengaruhi pertukaran zat-zat atau
metabolisme dari mahluk hidup dan semakin tinggi suhu, maka semakin
sedikit Oksigen yang terlarut di dalamnya. Karena suhu air mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap proses kimiawi dalam perairan.
Suhu juga menyebabkan stratifikasi atau tingkat pelapisan air dimana
suhu air di permukaan lebih panas dibandingkan suhu air yang berada
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Kecerahan
Kecerahan merupakan parameter fisika yang erat kaitannya dengan
proses fotosintesis pada suatu ekosistem perairan. Kecerahan perairan
berkaitan dengan kekeruhan perairan. Kecerahan yang rendah disebabkan
karena kekeruhan yang tinggi. Tingkat kecerahan suatu perairan
tergantung pada partikel-partikel koloid dan bahan-bahan tersuspensi
yang terkandung diperairan. Kecerahan air yang baik untuk kehidupan
organisme perairan berkisar antara 30 cm sampai 50 cm. Kecerahan
perairan berkaitan dengan kekeruhan perairan. Kecerahan yang rendah
disebabkan oleh kekeruhan yang tinggi. Tingkat kecerahan suatu perairan
tergantung pada partikel-partrikel koloid dan padatan tersuspensi yang
terkandung dalam perairan. Padatan tersebut berupa lumpur, bahan
organik, plankton, dan zat-zat garam, dimana tingkat kecerahan suatu
perairan tersebut menunjukkan tingkat kedalaman perairan. Tingkat
kecerahan menyatakan tingkat cahaya yang diteruskan ke dalam kolom air
dan dinyatakan dalam persentase (%) dari beberapa panjang gelombang
yang ada yang jatuh tegak lurus pada permukaan air.
Pengukuran kecerahan air sebaiknya dilakukan pada saat siang hari
dan cuaca relatif cerah. Pada perairan kecerahan air erat hubungannya
dan berbanding terbalik dengan kelimpahan plankton terutama jenis
phytoplankton yang berada di dalam perairan tersebut, atau dengan kata
lain semakin tinggi tingkat kecerahan air maka kelimpahan phytoplankton
akan semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah tingkat kecerahan
air maka kelimpahan phytoplankton di perairan tersebut semakin tinggi.
MATERI PEMBELAJARAN
c. Warna air
Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Air laut
berwarna karena proses alami, baik yang berasal dari proses biologis
maupun nonbiologis. Produk dari proses biologis dapat berupa humus,
gambut dan lain-lain, sedangkan produk dari proses nonbiologis dapat
berupa senyawa-senyawa kimia yang mengandung unsur Fe, Ni, Co, Mn,
dan lain-lain. Selain itu, perubahan warna air laut dapat pula disebabkan
oleh kegiatan manusia yang menghasilkan limbah berwarna. Air laut
dengan tingkat warna tertentu dapat mengurangi proses fotosintesa serta
dapat menganggu kehidupan biota akuatik terutama fitoplankton dan
beberapa jenis bentos.
Warna air pada suatu perairan yang kita lihat adalah merupakan:
1) Berkas cahaya yang tidak diserap dan keluar kembali dari perairan
tersebut.
2) Warna yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang-layang
baik berupa organisme maupun benda mati. Warna-warni air tersebut
seperti: warna biru, hijau, hijau kuning dan warna coklat.
Warna pada air disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan
organik, ion-ion metalalam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan
industri, dan tanaman air. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna
kemerahan, sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna
kecoklatan atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l dan kadar
mangan sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup dapat menimbulkan warna
pada perairan (peavy et al., 1985 dalam Effendi, 2003). Kalsium karbonat
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan sangat berarti bagi proses
kehidupan organisme. Tanpa cahaya matahari, proses fotosintesis tidak
akan berlangsung. Hubungan antara intensitas cahaya matahari dengan
kemungkinan berlangsungnya fotosintesis di perairan secara vertikal
dibagi menjadi tiga bagian.
e. Kekeruhan
Kekeruhan pada suatu perairan disebabkan oleh sekumpulan
partikel yang umumnya tak dapat dilihat oleh mata telanjang secara
individual, mirip dengan asap di udara. Kekeruhan diukur untuk menguji
kualitas air. Kekeruhan merupakan gambaran sifat optik air oleh adanya
bahan padatan terutama bahan tersuspensi dan sedikit dipengaruhi oleh
warna air. Bahan tersuspensi ini berupa partikel tanah liat, lumpur, koloid
tanah dan organisme perairan (mikroorganisme). Padatan tersuspensi
tidak hanya membahayakan ikan tetapi juga menyebabkan air tidak
produktif karena menghalangi masuknya sinar matahari untuk fotosintesa.
Kekeruhan merupakan kondisi air, dimana air mengandung materi
tersuspensi/terlarut yang dapat menghalangi masuknya cahaya matahari
sehingga jarak pandang dalam air menjadi terbatas ( untuk melihat
kedalaman air yang makin dalam akan sulit). Materi tersuspensi tersebut
memiliki variasi ukuran, mulai dari yang berukuran koloidal hingga yang
berukuran agregat kasar. Dimana, semakin besar total suspended solids
yang terdapat dalam air maka akan semakin besar turbiditas nya. Kekeruhan
juga dapat menunjukkan nilai air disaat kehilangan transparansinya
ataupun warna aslinya karena partikel yang tersuspensi. Semakin banyak
padatan yang tersuspensi di dalam air akan mengakibatkan warnanya
semakin terlihat gelap dan semakin besar kekeruhannya. Selain itu,
sifat kekeruhan yang menghambat masuknya cahaya ke dalam air,
mengakibatkan tumbuhan didalam air terhambat proses fotosintesisnya
sehingga menurunkan kadar oksigen terlarut (dissolved oxygen).
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
h. Kekentalan
Kekentalan air ialah ukuran kekentalan air yg dapat menyatakan
besarn kecilnya suatu gesekan di dalam suatu perairan, maka dari itu
jika Viskositas makin besar didalam cairan tersebut maka akan semakin
sulit suatu cairan itu mengalir, dan akan semakin sulit juga bahwa suatu
benda bisa bergerak didalam cairana tersebut. Perlu diketahui juga bahwa
diantara molekul zat cair itu sendiri, namun viskositas di dalam gas maka
akan timbul oleh tumbukan antara molekul gas tersebut.
Kekentalan air merupakan sifat fisika air yang tidak boleh diabaikan.
Hal ini merupakan akibat dari tahanan gesekan yang ditimbulkan
oleh suatu zat cair pada benda bergerak. Besarnya nilai kekentalan air
sebanding dengan :
1) Luas permukaan benda yang berhubungan dengan air.
2) Kecepatan gerak benda.
3) Konstanta yang tergantung pada suhu dan sifat-sifat zat cair.
i. Kedalaman
Kedalaman suatu perairan berhubungan erat dengan produktivitas, suhu
vertikal, penetrasi cahaya, densitas, kandungan oksigen, serta unsur hara
(Hutabarat dan Evans, 2008). Kedalaman perairan sangat berpengaruh
terhadap biota yang dibudidayakan. Hal ini berhubungan dengan tekanan
yang diterima di dalam air, sebab tekanan bertambah seiring dengan
bertambahnya kedalaman (Nybakken, 1992).
Kedalaman merupakan parameter yang penting dalam memecahkan
masalah teknik berbagai pesisir seperti erosi. Pertambahan stabilitas
garis pantai, pelabuhan dan kontraksi, pelabuhan, evaluasi, penyimpanan
pasang surut, pergerakan, pemeliharaan, rute navigasi. Kedalaman juga
sangat berpengaruh terhadap penentuan teknologi budidaya perairan
yang dilakukan di laut ataupun di perairan tergenang ataupun mengalir.
Kedalaman berhubungan erat dengan Batimetri yang berarti ilmu yang
MATERI PEMBELAJARAN
mempelajari kedalaman di bawah air dan studi tentang tiga dimensi lantai
samudra atau danau. Sebuah peta batimetri umumnya menampilkan relief
pantai atau daratan dengan garis-garis kontur (contor lines) yang disebut
kontur kedalaman (depth contous atau subath).
Berdasarkan kedalamannya perairan laut dapat dikelompokkan menjadi 4
zona, antara lain :
1) Zona Litoral
Zona Litoral yaitu wilayah antara garis pasang dan garis surut air
laut. Wilayah ini kadang-kadang kering pada saat air laut surut dan
tergenang pada saat air laut mengalami pasang. Zona litoral biasanya
terdapat di daerah yang pantainya landai.
Zona litoral adalah bagian dari laut, danau atau sungai yang dekat
dengan pantai. Dalam lingkungan pesisir zona pesisir memanjang
dari tanda air yang tinggi, yang jarang terendam, untuk daerah
pantai yang secara permanen terendam. Ini selalu mencakup ini
zona intertidaldan sering digunakan untuk berarti sama dengan zona
intertidal. Namun, arti dari “zona litoral” dapat meluas melewati
zona intertidal.
2) Zona Neritik
Zona neritik adalah zona laut yang memiliki kedalaman dangkal,
sampai kedalaman200 meter. Zona neritik ini adalah zona indah
primadona dengan aneka ragam terumbu karang sekaligus tempat
bekumpulnya ikan-ikan. Zona neritik adalah wilayah laut mulai zona
pasang surut sampai kedalaman 200 meter, zona ini sering disebut
wilayah laut dangkal. Ciri-ciri zona neritik diantaranya :
a) Sinar matahari masih menembus dasar laut
b) Kedalamannya ±200 m
c) Bagian paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut
Zona neritik berada di paparan benua yang dihuni oleh biota laut
yang berbeda dengan zona oseanik karena :
a) Kandungan zat hara di mintakat neritik melimpah.
b) Sifat kimiawi perairan neritik berbeda dengan perairan oseanik
karena berbeda-bedanya zat-zat terlarut yang dibawa ke laut
dari daratan.
c) Perairan neritik sangat berubah-ubah, baik dalam waktu maupun
dalam ruang, jika dibandingkan dengan perairan oseanik. Hal ini
dapat terjadi karena dekatnya mintakat ini dengan daratan dan
adanya tumpahan berbagai zat terlarut dari darat ke laut.
d) Penembusan cahaya, kandungan sedimen dan energi fisik dalam
kolom air berbeda antara mintakat neritik dan mintakat oseanik.
MATERI PEMBELAJARAN
3) Zona Batial
Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki
kedalaman antara 150 hingga ± 2000 meter. Wilayah ini tidak dapat
ditembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya
tidak sebanyak yang terdapat di zona neritic.
Zona batial laut dimulai dari batas bawah dari rak (biasanya 130-200
m) atas dasar lereng, yang terletak di kedalaman 2000 m zona ini
ditandai dengan air yang tenang, tidak adanya cahaya, hewan hidup
sangat miskin dan pengaruh yang lemah tanah dengan proses yang
terjadi dalam lingkungan. Dengan tidak adanya cahaya di sana, tidak
ada tanaman.
4) Zona Abisal
Zona abisal adalah suatu zona di dasar laut yang amat dalam, dimulai
dari kedalaman 1000meter sampai 6000meter. Zona ini termasuk
kedalam lubuk lautdan palung laut.Tekanan air laut sangat besar
sehingga hanya sedikit binatang-binatang laut yang dapat hidup di
zona ini. Binatang laut yang dapat hidup di zona ini cenderung pipih
dan panjang.
Tepat di atas zona abisal terdapat zona bathyal, daerah yang terakhir
mendapatkan cahaya dimana sebagian besar kehidupan laut itu
ada. Sedangkan tepat dibawah zona abisal yaitu zona hadal, daerah
yang diliputi oleh kegelapan abadi. Materi sedimentasi sangat
halus, berupa sejenis lumpuryang kemerah-merahan dan terdiri dari
hancuran diatomeadan radiolaria, karena dalam kedalaman sekitar
3000 meter kerangpun sebelum mencapai dasar laut telah hancur
dan larut.
Dikarenakan tekanan air di zona abisal ini bertambah satu atmosfer
setiap kedalaman 33kaki, hewan di zona abisal harus mampu
menahan tekanan yang besar. Tekanan ini membuat manusia sangat
sulit untuk mengeksplorasi laut dalam. Contoh binatang yang dapat
hidup di zona abisal ini adalah cumi-cumi raksasa.
Karakteristik dari zona ini antara lain cahaya, tekanan, suhu, oksigen,
dan makanan. Karena sangat dalam dan gelap, lapisan abysal tidak
mendapat cahaya. Sehingga sebagian besar dari makhluk hidup di
lapisan ini memiliki tubuh yang menghasilkan cahaya biru-hijau
(bioluminescence). Selain itu, mereka juga memiliki mata yang lebih
besar untuk menangkap cahaya lebih banyak.
Menurut Hutabarat dan Evans (1985), kedalaman perairan merupakan
petunjuk keberadaan parameter oseanografi. Intensitas cahaya
matahari akan berkurang secara cepat dan akan menghilang pada
kedalaman tertentu, begitu pula temperatur dan kandungan oksigen
terlarut semakin berkurang pada kedalaman tertentu sampai dasar
perairan. Jadi kadar oksigen terlarut sangat berkaitan juga dengan
variabel kedalaman suatu perairan atau kolam. Fitoplankton dalam
melakukan fotosintesis membutuhkan cahaya matahari. Penyinaran
MATERI PEMBELAJARAN
Untuk debit air sungai sendiri merupakan tinggi permukaan air sungai
yang diukur dengan menggunakan alat ukur khusus permukaan air sungai.
Pengukuran dapat dilakukan setiap hari, terutama saat musim hujan tiba,
sebab saat itu biasanya debit air sungai akan meningkat jika dibandingkan
pada hari biasa. Debit air sungai juga bisa disebut dengan istilah laju aliran
MATERI PEMBELAJARAN
air yang melewati sebuah penampang melintang sungai per satuan waktu.
Debit air mempunyai satuan khusus yaitu volume per satuan waktu yaitu
m3/s (dibaca meter kubik per detik) dalam satuan internasional.
2) Bentuk Topografi
Topografi juga berpengaruh pada debit air terutama yang terdapat
pada lereng baik berupa derajat kemiringan tanah, panjang lereng
dan lain sebagainya. Dapat dikatakan jika semakin miring suatu
permukaan tanah atau daratan maka debit air juga akan semakin
besar. Sehingga tidak heran jika debit air yang berada di hulu lebih
besar dibandingkan dengan debit air yang berada di wilayah hilir.
Menurut Direktorat Tata Guna Tanah Departemen Dalam Negeri,
kemiringan tanah dibagi menjadi:
a) Lereng dengan kemiringan 0% – 2%
b) Lereng dengan kemiringan 2% – 15%
c) Lereng dengan kemiringan 15% – 40%
d) Lereng dengan kemiringan lebih dari 40%.
3) Banyaknya Vegetasi
Jika daerah di sekitar sungai banyak ditumbuhi oleh vegetasi, besar
kemungkinan air hujan yang jatuh akan terhalangi oleh bagian
dari tanaman seperti daun dan dahan sehingga tanah tidak terlalu
banyak menerima air yang berasal dari hujan. Selain itu, vegetasi
yang tumbuh juga akan menyerap air yang jatuh ke tanah, jika
tidak air tersebut akan terus mengalir menuju ke sungai. Vegetasi
yang tumbuh juga memperbesar porositas tanah serta kapasitas
penyerapan air oleh akar tanaman sehingga struktur tanah menjadi
lebih baik dan membantu tanah dalam mengurangi kandungan air di
dalamnya dengan cara transpirasi.
MATERI PEMBELAJARAN
2. Parameter Kimia
a. Derajat keasaman (pH air)
derajat keasaman sering dikenal dengan istilah pH (puissance negative
de H) yaitu logaritma dari kepekatan ion-ion H (hydrogen) yang terlepas
dalam suatu cairan. Ion hidrogen bersifat asam. Keberadaan ion hidrogen
menggambarkan nilai pH (derajat keasaman) pada suhu tertentu atau
dapat ditulis dengan persamaan pH = - log [H+].
Air murni (H2O) berasosiasi secara sempurna sehingga memiliki ion H+
dan ion H- dalam konsentrasi yang sama dan membentuk kesetimbangan
seperti:
2H2O ↔ H3O+ + OH-
(Ion hidronium) (Ion hidroksil)
H2O ↔ H+ + OH-
Oleh karena itu, pH air murni memiliki nilai 7. Semakin tinggi konsentrasi
ion H+, maka ion OH- akan semakin rendah, sehingga pH mencapai nilai
< 7 (perairan asam). Sebaliknya, apabila konsentrasi ion OH- lebih tinggi
dibandingkan dengan konsentrasi ion H+, maka perairan tersebut sifatnya
basa karena memiliki nilai pH > 7.
Ion hidrogen merupakan unsur yang sangat berpengaruh terhadap faktor
kimia lainnya, seperti alkalinitas, kesadahandankeasamanair. Ada dua
cara dalam mengungkapkan (merumuskan) tentang ion H dalam air yaitu:
1) Merupakan jumlah molekul ion hidrogen per liter air.
2) pH air yang dirumuskan seperti berikut:
3) pH = - log(H+)
Kadar ion H atau pH dalam air merupakan salah satu faktor kimia yang
sangat berpengaruh terhadap kehidupan organisme yang hidup dalam
suatu lingkungan perairan. Dari kedua ungkapan tersebutmenunjukkan
pH air dapat diukur dan nilai pH berkisar antara 0-14. Pada pH tertentu
MATERI PEMBELAJARAN
dapat menggambarkan keadaan air apakah asam atau basa. Tinggi atau
rendahnya nilai pH air tergantung pada beberapa faktor yaitu:
1) Konsentrasi gas-gas dalam air seperti CO2
2) Konsentrasi garam-garam karbonat dan bikarbonat
3) Proses dekomposisi bahan organik di dasar perairan.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
biologi (BOD) tidak semua zat organik dapat diuraikan oleh bakteri. Angka
COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat- zat organik yang
secara alamiah dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan
mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air.
COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi senyawa organik dalam air, sehingga parameter COD
mencerminkan banyaknya senyawa organik yang dioksidasi secara kimia.
Tes COD digunakan untuk menghitung kadar bahan organik yang dapat
dioksidasi dengan cara menggunakan bahan kimia oksidator kuat dalam
media asam.
Beberapa bahan organik tertentu yang terdapat pada air limbah,
kebal terhadap degradasi biologis dan ada beberapa diantaranya yang
beracun meskipun pada konsentrasi yang rendah. Bahan yang tidak
dapat didegradasi secara biologis tersebut akan didegradasi secara
kimiawi melalui proses oksidasi, jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi tersebut dikenal dengan Chemical Oxygen Demand. Kadar
COD dalam air limbah berkurang seiring dengan berkurangnya konsentrasi
bahan organik yang terdapat dalam air limbah, konsentrasi bahan organik
yang rendah tidak selalu dapat direduksi dengan metode pengolahan
yang konvensional.
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat
organik yang secara alamiah dapat dioksidasi dan mengakibatkan
berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Maka konsentrasi COD dalam
air harus memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan agar tidak
mencemari lingkungan.
Air yang telah tercemar limbah organik sebelum reaksi berwarna
kuning dan setelah reaksi oksidasi berubah menjadi warna hijau. Jumlah
oksigen yang diperlukan untuk reaksi oksidasi terhadap limbah organik
seimbang dengan jumlah kalium dikromat yang digunakan pada reaksi
oksidasi.
MATERI PEMBELAJARAN
Bahan organik dalam air pada suatu perairan berasal dari beberapa
sumber yaitu:
1) Dari sisa-sisa organisme yang telah mati
2) Dari hasilekskresi organisme
3) Dari hasil ikutan aliran air yang masuk dalam areal perairan tertentu.
g. Kesadahan
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam
karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral
yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang
rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa
merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat.
Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan
sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada
air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit
sekali busa. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per
volume (w/v) dari CaCO3.
Kesadahan merupakan parameter kimia dalam air yang ditunjukkan
dengan konsentrasi kation bervalensi dua terutama Ca++ dan Mg++. Total
kesadahan dinyatakan dalam ppm ekuivalen CaCO3. Total kesadahan erat
kaitannya dengan alkalinitas sebab anion dari alkalinitas dan kation dari
MATERI PEMBELAJARAN
Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu: (1) kesadahan
umum (“general hardness” atau GH) dan (2) kesadahan karbonat
(“carbonate hardness” atau KH). Disamping dua tipe kesadahan tersebut,
dikenal pula tipe kesadahan yang lain yaitu yang disebut sebagai kesadahan
total atau total hardness. Kesadahan total merupakan penjumlahan
dari GH dan KH. Kesadahan umum atau “General Hardness” merupakan
ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium
(Mg++) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai
GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur
sehingga diabaikan.
GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu
persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau
dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan
Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air.
Kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan
demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm
CaCO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8
dH = 50 ppm.
Tabel 6.7. Konversi tingkat kesadahan dengan kadar CaCO3 dan tingkat
kekerasan perairan.
Kadar CaCO3
Tingkat Kesadahan
Tingkat Kekerasan
(dH) (ppm CaCO3)
0–4 0 – 70 Sangat rendah (sangat lunak)
4–8 70 – 140 Rendah ( lunak )
8 – 12 140 – 210 Sedang
12 – 18 210 – 320 Agak Tinggi (agak keras)
18 – 30 320 – 530 Tinggi ( Keras )
MATERI PEMBELAJARAN
h. Alkalinitas
Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan
indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas
adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan
nilai pH larutan
Alkalinitas mampu menetralisir keasaman di dalam air. Secara
khusus alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan
kapasitas pembufferan dari ion bikarbonat, dan tahap tertentu ion
karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut dalam air akan
bereaksi dengan ion hydrogen sehingga menurunkan kemasaman dan
menaikkan pH.
Alkalinitas optimal pada nilai 90 – 150 ppm. Alkalinitas rendah
diatasi dengan pengapuran dosis 5 ppm. Dan jenis kapur yang digunakan
disesuaikan kondisi pH air sehingga pengaruh pengapuran tidak membuat
pH air tinggi, serta disesuaikan dengan keperluan dan fungsinya.
Perbedaan antara basa tingkat tinggi dengan alkalinitas yang tinggi
adalah sebagai berikut :
1) Tingkat basa tinggi ditunjukkan oleh pH tinggi;
2) Alkalinitas tinggi ditunjukkan dengan kemampuan menerima proton
tinggi.
Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk
mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini
dikarenakan pengaruh sistem buffer dari alkalinitas.Alkalinitas berfungsi
sebagai reservoir untuk karbon organik. Sehingga alkalinitas diukur
sebagai faktor kesuburan air.
Perairan mengandung alkalinitas ≥ 20 ppm menunjukkan bahwa
perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam/basa sehingga
MATERI PEMBELAJARAN
kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH,
alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan
ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3.
Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai
oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan
yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi.Air dengan kandungan
kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan
air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau
tingkat alkalinitas sedang.
Penyusun alkalinitas yang utama di perairan adalah anion
bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3=) dan hidroksida (OH-). Kation utama
yang mendominasi perairan tawar adalah kalsium dan magnesium,
sedangkan pada perairan laut adalah sodium dan magnesium. Anion
utama pada perairan tawar adalah bikarbonat dan karbonat, sedangkan
pada perairan laut adalah klorida. Persentase ion-ion utama yang terdapat
pada perairan tawar dan laut ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 6.8. Kation dan anion utama pada perairan tawar dan laut.
Ion Utama Air tawar (%) Air Laut (%)
Kation
Kalsium (Ca2+) 60,9 3,2
Magnesium (Mg2+) 19,0 10,1
Sodium/Kalsium (Na+) 16,6 83,7
Kalium (K+) 3,5 3,0
Anion
Bikarbonat (HCO3-) dan Karbonat 72,4 0,6
(CO32-)
Sulfat (SO42-) 16,1 12,2
Klorida (Cl-) 11,5 87,2
MATERI PEMBELAJARAN
i. Fosfat
Fosfat dapat ditemukan di bumi di dalam air, tanah dan sedimen.
Tidak seperti senyawa materi lain siklus fosfor tidak dapat ditemukan di
udara yang mempunyai tekanan tinggi. Hal ini karena fosfor biasanya cair
pada suhu dan tekanan normal. Hal ini terutama melakukan siklus kembali
melalui air, tanah dan sedimen.
Fosfat yang paling sering ditemukan dalam formasi batuan sedimen
dan laut sebagai garam fosfat. Garam fosfat yang dilepaskan dari pelapukan
batuan melalui tanah biasanya larut dalam air dan akan diserap oleh
tanaman. Karena jumlah fosfor dalam tanah pada umumnya kecil, sering
kali faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman. Itu sebabnya manusia
sering menggunakan fosfat sebagai pupuk pada tanah pertanian. Fosfat
juga faktor-faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman di ekosistem
laut, karena mereka tidak begitu larut dalam air. Hewan menyerap fosfat
dengan makan tumbuhan atau binatang pemakan tumbuhan Siklus fosfor
melalui tanaman dan hewan jauh lebih cepat daripada yang dilakukannya
melalui batu dan sedimen. Ketika hewan dan tanaman yang mati, fosfat
akan kembali ke tanah atau lautan lagi selama pembusukan.
Fosfor atau dalam ilmu kimia disimbolkan dengan huruf (P) ialah
unsur hara (nutrisi) yang diperlukan oleh flora (tumbuhan air) untuk
pertumbuhan dan perkembangan hidupnya. Unsur tersebut ada dalam
bentuk (PO4). Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau
sedimen dengan kandungan fosfor ekonomis. Kadang kadang, endapan
fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit
kompleks dan sienit. Fosfor berperan dalam transfer energi di dalam
sel, misalnya yang terdapat pada ATP (Adenosine Triphospate) dan ADP
(Adenosine Diphosphate)
Fosfat dalam air laut berbentuk ion fosfat. Ion fosfat dibutuhkan
pada proses fotosintesis dan proses lainnya dalam tumbuhan (bentuk ATP,
ADP dan Nukleotid koenzim). Penyerapan dari fosfat dapat berlangsung
terus walaupun dalam keadaan gelap. Ortofosfat (H3PO4) adalah bentuk
fosfat anorganik yang paling banyak terdapat dalam siklus fosfat.
Distribusi bentuk yang beragam dari fosfat di air laut dipengaruhi oleh
proses biologi dan fisik.
Di permukaan air, fosfat diangkut oleh fitoplankton sejak proses
fotosintesis. Konsentrasi fosfat di atas 0,3 µm akan menyebabkan
kecepatan pertumbuhan pada banyak spesies fitoplankton. Untuk
konsentrasi dibawah 0,3 µm ada bagian sel yang cocok menghalangi dan
sel fosfat kurang diproduksi. Mungkin hal ini tidak akan terjadi di laut
sejak NO3 selalu habis sebelum PO4 jatuh ke tingkat yang kritis. Pada
musim panas, permukaan air mendekati 50% seperti organik-P.
Dalam perairan laut yang normal, rasio N/P adalah sebesar 15:1.
Ratio N/P yang meningkat potensial menimbulkan blooming atau
eutrofikasi perairan, dimana terjadi pertumbuhan fitoplankton yang
tidak terkendali. Eutrofikasi potensial berdampak negatif terhadap
lingkungan, karena berkurangnya oksigen terlarut yang mengakibatkan
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
adalah gas nitrogen dari proses difusi udara yang tereduksi di dalam
air. Amonia di perairan dapat dijumpai dalam bentuk amonia total yang
terdiri dari amonia bebas (NH3) dan ion amonium (NH4+). Kesetimbangan
antara kedua bentuk amonia di atas bergantung pada kondisi pH dan
suhu perairan. Berikut ini adalah bentuk kesetimbangan gas amonia dan
ionamonium di perairan:
NH3 + H2O -------------> NH4+ + OH –
Amonia di perairan akan ditemukan lebih banyak dalam bentuk ion
amonium jika pH perairan kurang dari 7, sedangkan pada perairan dengan
pH lebih dari 7, amonia bebas atau amonia tak terionisasi yang bersifat
toksik terdapat dalam jumlah yang lebih banyak. Tingkat toksisitas
amonia tak-terionisasi tergantung pada kondisi pH dan suhu di suatu
perairan, sehingga kenaikan nilai pH dan suhu menyebabkan proporsi
amonia bebas di perairan meningkat.
Toksisitas amonia tak terionisasi berbahaya bagi organisme
akuatik, khususnya bagi ikan. Karena konsentrasi NH3 bebas yang tinggi
di perairan dapat menyebabkan kerusakan insang pada ikan. Selain itu
tingginya konsentrasi NH3 bebas dapat menyebabkan meningkatnya kadar
amonia dalam darah dan jaringan tubuh ikan, sehingga dapat mengurangi
kemampuan darah untuk mengangkut oksigen serta mengganggu
kestabilan membran sel. Kadar amonia pada perairan alami tidak lebih
dari 0.1 ppm. Kemudian jika konsentrasi ammonia tak-terionisasi lebih
dari 0.2 ppm/liter akan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan.
k. Nitrat
Nitrat (NO3) adalah ion-ion anorganik alami yang merupakan bagian
dari siklus nitrogen. Di alam, nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa
organik seperti urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa
anorganik seperti amonia, nitrit dan nitrat. Nitrat dibentuk dari asam nitrit
yang berasal dari amonia melalui proses oksidasi katalitik. Nitrit juga
merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen. Nitrat dan nitrit adalah
komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan atom oksigen.
Nitrat merupakan salah satu bentuk nitrogen di perairan yang dapat
dimanfaatkan oleh tumbuhan (fitoplankton dan alga) selain ion amonium
dalam menunjang proses pertumbuhan. Senyawa NO3-N sangat mudah
larut dalam air dan bersifat stabil. Nitrat nitrogen di perairan merupakan
hasil dari proses oksidasi nitrogen secara sempurna melalui proses
nitrifkasi yang melibatkan bakteri, diantaranya; bakteri Nitrosomonas
yang mengoksidasi amonia menjadi nitrit, dan bakteri Nitrobacter yang
mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Berikut ini adalah proses oksidasi
nitrogen menjadi nitrat:
Nitrosomonas 2NH3 + 3O2 -------> 2NO2- + 2H+ + 2H2O
Nitrobacter 2NO2- + O2 -------> 2NO3-
MATERI PEMBELAJARAN
bakteri lain di perairan. Pada perairan yang tidak tercemar biasanya kadar
nitrat lebih tinggi darikadar amonium. Kadar NO3-N pada perairan alami
biasanya tidak pernahmelebihi nilai 0.1 ppm. Kadar NO3-N di perairan
mencapai nilai 0.2 ppm dapat menyebabkan eutrofikasi yang berakibat
pada tumbuh pesatnya fitoplanktondan alga. Terjadinya pencemaran
antropogenik dapat digambarkan apabila kadar nitrat di perairan lebih
dari 5 ppm. Kadar nitrat di perairan dapat dibagi menjadi tiga kelompok
berdasarkan tingkat penyuburannya; kadar nitrat antara 0 ppm hingga 1
ppm untuk perairan oligotrofik; kadar nitrat antara 1 ppm hingga 5 ppm
untuk perairan mesotrofik; dan kadar nitrat 5 ppm hingga 50 ppm untuk
perairan eutrofik.
l. Nitrit
Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan
nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi)
oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen.
Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung nitrit sekitar 0.001
ppm. kadar nitrit yang lebih dari 0.06 ppmL adalah bersifat toksik bagi
organisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya
proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen
terlarut yang rendah.
Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin
dalam darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, disamping
itu juga nitrit membentuk nitrosamin (RRN-NO) pada air buangan
tertentu dan dapat menimbulkan kanker. Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-
) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari siklus
nitrogen. Aktivitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang
mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia,
kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat
dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah senyawa
yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang
terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk
ammonia anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia,
dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung
nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan
air bawah tanah.
Kandungan nitrit yang meningkat dikarenakan terjadinya proses
nitrifikasi, yaitu proses pengubahan amonia menjadi nitrat dengan
nitrit sebagai senyawa perantaranya. Dalam suatu badan perairan, jika
didalamnya cukup banyak mengandung kation-kation, asam nitrit yang
terbentuk akan segera berubah menjadi garam-garam nitrit kemudian
diubah lebih lanjut menjadi garam-garam nitrit dengan reaksi sebagai
berikut :
2 NaNO2 + O2 -------> 2 NaNO3
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Benthos
Benthos adalah organisme yang menempel atau istirahat pada dasar
atau yang hidup pada sedimen dasar perairan. Bentos dapat dibedakan
menjadi zoobentos (hewan) dan fitobentos (tumbuhan)
Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan
sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
c. Nekton
Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air (water
column) baik di perairan tawar maupun laut. Kata “nekton” diberikan oleh
Ernst Haeckel tahun 1890 yang berasal dari kata Yunani (Greek) yang
artinya berenang yang meliputi (biofluidynamics, biomechanics, functional
morphology of fluid locomotion, locomotor physiology). Ilmunya disebut
Nektology dan orangnya disebut sebagai nektologis.
Sementara pengertian dari nekton bahari adalah hewan-hewan nektonik
yang tersebar di zona epipelagik pada laut terbuka. Nekton bahari
merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat bagi manusia
terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi. Tumpukan
bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut
seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam
jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
Nekton (hewan) laut sebagian besar terdiri dari tiga kelas :
1) Vertebrata, bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga
didukung oleh tulang atau tulang rawan.
2) Moluska, merupakan hewan seperti cumi-cumi dan kerang.
3) Crustacea, adalah hewan seperti lobster dan kepiting.
Berdasarkan kelompok ikan yang berbeda dijumpai dalam kelompok
nekton :
1) Holoepipelagik
Holoepipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan
seluruh waktunya di daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup
ikan-ikan hiu tertentu (cucut, martil, hiu mackerel, cucut biru),
kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan
dayung, dan lain-lain.
MATERI PEMBELAJARAN
2) Meropilagik
Meropipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan
sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik. Meropelagik dapat
dibagi lagi berdasarkan pola hidup masing-masing organisme,
diantaranya :
a) Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di
daerah epipelagik, kelompok ini beragam dan mencakup ikan
yang menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi
memijah di daerah pantai. Contohnya : haring, geger lintang jinak,
dolpin, kacang-kacang.
b) Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada waktu-
waktu tertentu, seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera
yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari
makan.
c) Organisme yang menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik,
tetapi masa dewasanya di daerah lain. Contohnya : juvenile.
MATERI PEMBELAJARAN
d. Neuston
Neuston adalah istilah untuk organisme yang mengapung di atas air
(epineuston) atau tinggal tepat di bawah permukaan (hyponeuston).
neuston terkadang hanya mengandalkan tegangan permukaan air
untuk mempertahankan posisinya mengapung di atas permukaan air.
Neustonsterdiri dari beberapa spesies ikan yang senang hidup di atas
permukaan air seperti ikan terbang. Contoh lain neuston adalah, kumbang,
protozoa, bakteri dan laba-laba.
e. Perifiton
Istilah perifiton diartikan sebagai sekumpulan organisme (berukuran
mikro) yang menempel atau menetap pada suatu substrat. Sedangkan pada
literature berbahasa jerman, istilah Aufwuchs dipakai untuk menggantikan
istilah perifiton karena memiliki arti yang lebih luas. Aufwuchs adalah
sekumpulan organisme yang menempel atau menentap pada suatu
substrat, termasuk didalamnya kelompok organisme hewani atau nabati
yang bergerak lambat (merayap atau merangkak) pada substrat tersebut.
Kelompok ini, tidak seperti bentos, tidak dapat menembus substrat.
Pada tulisan ini akan digunakan perifiton, karena hanya kelompok
organisme yang tetap melekat saja yang terambil ketika substrat diangkat
dari air pada waktu pengambilan sampel, sedangkan kelompok lainnya
(sebagaimana definisi kelompok aufwuchs) akan terlepas atau lari dari
substrat.
Berdasarkan tipe substrat tempat menempelnya perifition dapat
digolongkan :
1) Epiphytic, yaitu organisme perifiton yang menempel pada bagian-
bagian dari tumbuhan, misalnya pada daun, batang atau akar dari
tumbuhan air
2) Epizoich, yaitu organisme perifiton yang menempel pada bagian
tubuh hewan air, misalnya pada sisik ikan, cangkang penyu, dan
sebagainya.
3) Epipelic, yaitu organisme perifiton yang menempel pada lumpur di
dasaran perairan
4) Epilitic, organisme perifiton yang menempel pada batu-batuan
5) Episammic, organisme perifiton yang menempel pada butiran-
butiran pasir, misalnya pada butiran pasir di pantai atau di sungai.
BAB
PEMBERIAN PAKAN IKAN
VII
BAB VII PEMBERIAN PAKAN IKAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada bab ini peserta didik diharapkan mampu
menentukan pakan ikan yang dibutuhkan untuk setiap jenis ikan dengan benar.
PETA KONSEP
Feeding Time
Feeding behaviour
Feeding Habits
Feeding Frekuensi
Feeding rate
KATA KUNCI
Pakan ikan, penentuan jumlah pemberian pakan ikan, teknik pemberian pakan,
waktu pemberian pakan, feeding behaviour, feeding habits, frekuensi memberi
pakan, feeding rate.
PENDAHULUAN
Pakan merupakan faktor yang penting untuk pertumbuhan ikan. Dalam usaha
pembesaran, ikan diharuskan tumbuh sampai mencapai ukuran pasar. Jumlah dan
jenis pakan yang dikonsumsi ikan akan menentukan masukan energi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan daging.
MATERI PEMBELAJARAN
A. Sifat dan Kebiasaan Makan Ikan
Menurut kebiasaan makannya ikan bisa dikelompokkan menjadi empat kelompok.
Menurut jenis yang dimakan ikan dikelompokkan menjadi : 1) Carnivora, 2)
Herbivora, 3) Omnivora dan 4) Plankton Feeder.
1. Ikan Herbivora
Ikan herbivore adalah ikan yang suka makan daun – daunan atau rumput.
Contohnya adalah sebagai berikut : Tawes (Puntius javanicus), Nilem
(Osteochilus haselti), Jelawat (leptobarbus hauveni), Sepat siam (Trichogaster
pectoralis), Bandeng (Chanos chanos), Gurami besar (Osphronemus gouramy)
dan Beronang (Siganus javus) Ikan herbivora umumnya mudah menerima
makanan tambahan maupun pakan buatan. Beberapa makanan tambahan
yang diberikan misalnya : Dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah,
isi perut hewan ternak dan sayuran. Pemberian pakan buatan sebaiknya
dicampur dengan hijauan, seperti tepung daun turi, tepung daun lamtoro,
tepung daun singkong, tepung phitoplankton yang terbuat dari Chlorella sp,
spirulina sp, Tetraselmis sp, dll.
MATERI PEMBELAJARAN
2. Ikan Carnivora
Ikan carnivore adalah ikan pemakan berdaging. Kelompok ikan tersebut
sering juga dinamakan ikan buas. Jika demikian adanya maka jika memberikan
pakan tambahan berupa pellet atau bentuk yang lain dipersyaratkan bahwa
pellet harus mudah tenggelam dan stabilitynya cukup tinggi, serta berbahan
dasar daging. Waktu pemberian pakanpun sebaiknya pad malam hari, agar
pakan bisa habis dimakan oleh ikan tersebut. contoh ikan karnivora antara
lain gabus (Ophiocephalus striatus), betutu (Oxyeleoris marmorata), sidat
(Anguilla sp.) Oskar (Astronotus ocellatus), belut sawah (Monopterus albus),
arwana (Schleropages formosus), kakap putih (Lates calcalifer), kerapu
(Epinephelus sp), kakap merah (Lutjanus argentimaculatus), dan cucut macan
(Galeocerdo rayneri).
3. Ikan Omnivora
Ikan omnivore adalah makanan yang berasal dari dari bahan nabati dan
hewani. Contoh ikan omnivora, antara lain : Ikan mas tombro (Cyprinus carpio),
maskoki (Carasius auratus) dan mujair (Tilapia mossambica). Ikan omnivora
lebih mudah menerima pakan tambahan maupun pakan buatan sewaktu
masih burayak, benih atau setelah dewasa, misalnya lele (Clarias batracus).
Selain memangsa hewani, lele dapat diberi berupa makanan pelet.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
2. Pakan buatan,
Pakan buatan adalah pakan yang dibuat oleh manusia untuk ikan/biota air
peliharaan yang berasal dari berbagai macam bahan baku yang mempunyai
kandungan gizi yang baik sesuai dengan kebutuhan ikan dan dalam
pembuatannya sangat memperhatikan sifat dan ukuran ikan. Pakan buatan
yang berkualitas baik harus memenuhi kriteria-kriteria seperti: Kandungan
gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan/biota air.
Diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan mulut ikan/biota air. Pakan
mudah dicerna, kandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh, memiliki rasa
yang disukai ikan, kandungan abunya rendah, tingkat efektivitasnya tinggi.
MATERI PEMBELAJARAN
b. Bentuk tepung/meals
Digunakan sebagai pakan larva sampai benih (berumur 2-40 hari). Tepung
halus diperoleh dari remah yang dihancurkan atau dibuat komposisi dari
berbagai sumber bahan baku seperti menyusun formulasi pakan, dan
biasanya diberikan pada larva sampai benih ikan.
c. Bentuk butiran/granules
Digunakan sebagai pakan benih gelondongan (berumur 40-80 hari).
Tepung kasar juga diperoleh dari remah yang dihancurkan atau dibuat
sama seperti membuat formulasi pakan lengkap dan bentuknya dibuat
menjadi butiran.
MATERI PEMBELAJARAN
d. Bentuk remahan/crumble
Digunakan sebagai pakan gelondongan besar/ikan tanggung (berumur
80-120 hari). Remah berasal dari pellet yang dihancurkan menjadi butiran
kasar
e. Bentuk lembaran/flake.
Biasa diberikan pada ikan hias atau ikan laut dan dibuat dari berbagai
bahan baku disesuaikan dengan kebutuhan dan pada saat akan dibentuk
dapat menggunakan peralatan pencetak untuk bentuk lembaran atau
secara sederhana dengan cara membuat komposisi pakan kemudian
komposisi berbagai bahan baku tersebut dibuat emulsi yang kemudian
dihamparkan di atas alas aluminium atau seng dan dikeringkan, kemudian
diremas-remas.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
terbuang itu sangat sulit. Oleh karena itu dalam pemberian pakan secara
maksimal akan mudah diterapkan jika ikan yang dibudidayakan sudah
terbiasa dengan jumlah pemberian pakan tersebut setiap hari berdasarkan
pengalaman di lapangan.
g. Pemberian pakan yang dibatasi (restricted)
Pemberian pakan tipe ini adalah pemberian pakan buatan yang biasa
dilakukan dalam suatu usaha budidaya ikan dimana para pembudidaya
melakukan pembatasan jumlah pakan yang diberikan setiap hari. Jumlah
pakan yang akan diberikan setiap hari ini dibatasi berdasarkan hasil suatu
penelitian dengan jumlah pakan tertentu akan diperoleh pertumbuhan
ikan yang optimal. Pemberian pakan dalam budidaya ikan secara intensif
biasanya jumlah pakan yang diberikan dibatasi jumlahnya berdasarkan
hasil penelitian dan pengalaman dilapangan.
E. Feeding Time
Feeding time atau waktu pemberian pakan adalah waktu yang tepat untuk
melakukan pemberian pakan pada setiap jenis ikan. Waktu pemberian pakan
ini juga sangat khas untuk setiap jenis ikan. Berdasarkan waktu pemberian
pakan, jenis ikan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu ikan pemakan malam hari
atau aktivitas makannya meningkat pada malam hari yang biasa disebut dengan
nocturnal, misalnya ikan kelompok catfish. Sedangkan ikan yang aktivitas
makannya lebih meningkat pada siang hari disebut diurnal. Oleh karena itu pada
kelompok ikan yang mempunyai aktivitas makan pada malam hari, maka dalam
melakukan manajemen pemberian pakan, waktu pemberian pakannya sebaiknya
lebih banyak pada malam hari. Agar pakan yang diberikan lebih efisien dan efektif.
Sebaliknya untuk kelompok dijurnal, manajemen pemberian pakan diarahkan
dengan memberikan pakan lebih sering atau lebih banyak pada siang hari.
F. Feeding behaviour
Dalam kehidupannya di dalam perairan, dimana ikan berdasarkan tingkah
lakunya dalam media hidupnya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ikan
yang hidupnya di atas permukaan air, ikan yang hidupnya lebih senang berada
di tengah-tengah air dan ikan yang hidupnya lebih senang di dasar perairan.
Oleh karena itu dalam pemberian pakan terhadap jenis-jenis ikan tersebut harus
disesuaikan dengan tingkah laku ikan yang dibudidayakan. Apabila ikan yang
dibudidayakan adalah kelompok ikan yang hidup di permukaan air, maka pakan
yang diberikan sebaiknya memiliki berat jenis lebih kecil dari berat jenis air,
agar pakan dapat terapung di permukaan air dan dapat dimakan oleh ikan yang
dibudidayakan. Sedangkan apabila ikan yang dibudidayakan adalah kelompok
ikan yang senang hidup di dasar perairan, maka pakan yang diberikan sebaiknya
pakan yang memiliki berat jenis lebih besar dari berat jenis air, agar pakan dapat
tenggelam sehingga termakan oleh ikan yang dibudidayakan.
G. Feeding Habits
Ikan yang dibudidayakan dapat dikelompokkan menjadi ikan herbivora, ikan
omnivora dan ikan karnivora. Oleh karena itu pemberian pakan untuk ikan
herbivora, omnivora dan karnivora harus berbeda. Ikan-ikan herbivora biasanya
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
A b c d=bxc e f=dxe
BAB
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN
VIII
BAB VIII PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada bab ini peserta didik diharapkan mampu
menerapkan pencegahan hama pada ikan dengan benar serta mampu
melaksanakan prosedur pemeriksaan ikan sakit dengan benar.
PETA KONSEP
Prosedur
Pencegahan Hama Pemberantasan Pemeriksaan Ikan
dan Penyakit Ikan Penyakit Sakit
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
Timbulnya penyakit terhadap ikan disebabkan oleh ketiga faktor dari hasil
interaksi antara ketiga komponen, yaitu nutrisi tidak baik, agen pembawa (hama,
parasit, non parasit, virus) dan lingkungan kurang baik. Interaksi antara ketiga
komponen seperti tersebut di atas, menyebabkan ikan menjadi mudah stres sehingga
pertahanan diri ikan menjadi lemah dan mudah terserang penyakit. Pada umumnya
kematian ikan yang diakibatkan oleh serangan penyakit tidak disebabkan oleh
suatu penyebab saja tetapisudah komplikasi. Ikan sakit akibat pakan dengan nutrisi
yang kurang baik sehingga ikan mudah lemas, kurang gizi sakit ini disebut malnutrition,
sakit berikutnya adalah apabila ikan hidup pada lingkungan yang kurang optimal
sehingga ikan akan lemas, stress karena mengeluarkan energi yang banyak untuk
melawan lingkungan yang tidak cocok tersebut sehingga mudah terserang penyakit.
Berikutnya adalah ikan terserang penyakit apabila memang dengan adanya inang/
agen/perantara pembawa penyakit apabilakondisi ikan sudahlemas baik kurang gizi
maupun hidup pada lingkungan. Banyak hal yang ditimbulkan akibat oleh serangan
penyakit, diantaranya adalah kerugian produksi. Kerugian produksi akibat serangan
penyakit tersebut meliputi :
1. Ikan luka
2. Ikan bisa mati
3. Bobot tubuh ikan menjadi berkurang
4. Nafsu makan berkurang sehingga Efisiensi pemanfaatan pakan kurang
5. Membutuhkan biaya pengobatan tinggi
6. Membutuhkan Biaya pengontrolan
7. Menambah biaya tenaga kerja
8. Jika ikan dijual penampakan ikan kurang menarik.
Sebagai akibat terakhir adalah apabila pembesaran ikan ini dilakukan dalam
Sekala usaha maka j elas akan menderita kerugian yang besar. Jika pembesaran
ikan ini memiliki tujuan untuk mendapatkan induk ikan maka sudah hampir
pasti induk i kan tersebut tidak akan didapatkan.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
1. Pencegahan Hama
a. Pada pemeliharaan ikan di kolam, hama yang mungkin menyerang
antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air. Untuk menghindari
serangan hama tersebut pada kolam sebaiknya dipasang pagar yang rapat
dan pemasangan saringan pemasukan air, agar hewan tersebut tidak
dapat masuk kekolam. Selain itu semak belukar yang tumbuh di pinggir
dan di sekitar kolam dibersihkan.
b. Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau (Leptotilus
javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbosinensis), blekok (Ramphalcyon
capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian atas kolam dengan
lembaran jaring. Cara ini berfungsi ganda, selain burung tidak dapat
masuk, juga ikan tidak akan melompat keluar. Burung selain sebagai
pemangsa ikan juga dapat sebagai pembawa penyakit dari kotoran yang
dihasilkan.
2. Pemberantasan Hama di Kolam Pemeliharaan Ikan
Hama seperti; udang, ikan mujair, ikan seribu, keong mas, siput air, bila masuk
ke dalam kolam akan menjadi pesaing ikan yang dipelihara dalam hal mencari
makan dan memperoleh oksigen. Sedangkan ikan gabus, ikan belut, larva capung,
kepik bila berada pada kolam akan menjadi pemangsa ikan yang dipelihara.
Hama-hama tersebut dapat dicegah dengan melakukan pemberantasan hama
menggunakan bahan-bahan yang dapat membunuh hama tersebut.Beberapa
bahan organic yang dapat digunakan untuk memberantas hama dan penyakit
antara lain :
a. Akar tuba (Derris elliptica (Wallich) Benth)
Tumbuhan Tuba merupakan jenis tumbuhan yang merambat, tumbuhan
ini banyak ditemukan hampir diseluruh wilayah Nusantara. Bagian
tanaman tuba yang paling banyak dimanfaatkan adalah bagian akar.
Kandungan kimia yang terdapat dalam akar tuba adalah alkaloid, saponin,
falvonoid, tanin, dan polifenol. Salah satu produksi metabolit sekunder
yang dikandung oleh tanaman tuba adalah rotenon (C23H22O6) yang
merupakan senyawa aktif untuk membunuh hama tanaman dan ikan liar.
Kandungan rotenon tertinggi terdapat pada akar, yaitu 0,3-12%. Senyawa
aktif lainnya yang terkandung dalam akar tuba adalah dequelin (0,15-
2,9%), eliptone (0,35-4,6%) dan toxicarol (0-4,4%).
b. Biji teh (Camellia sinensis)
Biji teh mengandung saponin 10-13% sehingga penggunaannya sebagai
racun disarankan sebanyak 15-18 kg/ha. Tepung biji teh mempunyai
kandungan saponin lebih rendah sehingga dosis harus lebih besar
sekitar 150 – 180 kg / ha. Selain digunakan sebagai pemupukan juga dapat
dilakukan sebagai racun membunuh predator atau pesaing makanan di
kolam. Sebelum dicampurkan biji teh dikeringkan atau digiling halus.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal bungkil teh direndam selama
semalam, airnya tak perlu disaring karena sisa bijinya dapat sebagai
pupuk.
c. Extrak daun tembakau (Nicotiana tabcum L)
Tembakau mengandung bahan beracun yang disebut nikotin. Konsentrasi
MATERI PEMBELAJARAN
tertinggi terdapat pada ranting dan tulang daun. Kandungan lain adalah
saponin, alkaloid, flavanoid, dan polifenol. Umumnya yang digunakan
adalah daun tetapi agar lebih praktis dapat menyertakan batangnya.
Tembakau efektif untuk memberantas hama, seperti cacing polichaeta,
atau trisipan. Daun digunakan langsung atau dihaluskan terlebih
dahulu, cara lain dikeringkan terlebih dahulu kemudian dihaluskan
menjadi bentuk tepung. Dosis yang dianjurkan 300-400 kg/ha luas
kolam. Air kolam dikurangi ketinggian 5-10 cm. Selanjutnya serbuk
ditebar secara merata keseluruh permukaan kolam.
3. Pencegahan terhadap beberapa penyakit
a. Pencegahan terhadap white spot (penyakit bintik putih)
Tindakan karantina terhadap ikan yang akan dipelihara merupakan
tindakan pencegahan yang sangat dianjurkan dalam menghindari
berjangkitnya white spot. Selama proses karantina ikan yang baru datang
dan akan dipelihara diamati gejala penyakitnya. Apabila terdapat penyakit
segera dilakukan pengobatan. Peralatan di ruang karantina tidak boleh
digunakan pada kegiatan pemeliharaan ikan. Hal ini dikarenakan untuk
menghindari kontaminasi penyakit. Setelah ikan benar-benar sehat
sebelum dilepas ke kolam pemeliharaan ikan, dilakukan perendaman
dahulu pada larutan Methylene Blue 2 ppm selama 60 menit.
b. Pencegahan terhadap jamur
Pada umumnya penyakit oleh jamur merupakan infeksi sekunder setelah
terjadi penyerangan oleh bakteri, maupun oleh adanya luka terkena
goresan seser maupun wadah penampungan sementara. Oleh karena itu
penanganan benih maupun induk harus dilakukan secara hati-hati
c. Pencegahan terhadap bakteri
Pada umumnya penyakit yang disebabkan bakteri mudah menyebar ke
suatu areal budidaya, sehingga sukar sekali diberantas sampai tuntas.
Karena air merupakan media penular penyakit bakteri secara luas. Ikan
akan terhindar dari wabah penyakit apabila ikan selalu dalam kondisi
yang baik. Kondisi baik artinya: makanan bernutrisi tinggi, keadaan
lingkungan bersih dari kotoran, bersih dari segala pencemaran,
d. Pencegahan terhadap virus
Virus selama hidupnya selalu berada pada inang. Selama inang tersebut
hidup maka virus akan berkembang. Oleh karena itu untuk mencegah
penyebaran virus maka ikan yang terkena virus harus dimusnakan.
B. Pemberantasan Penyakit
Penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh : Parasit seperti dari golongan protozoa,
crustacea, cacing, jamur dan lain-lain; Mikroba seperti bakteri dan virus; Lingkungan
yang tidak sesuai; Makanan yang tidak sesuai; Faktor daya tahan tubuh ikan itu
sendiri.
1. Penyakit yang disebabkan oleh Protozoa
a. Ichthiophthirius multifillis (penyakit bintik putih)
Tanda-tandanya adalah adanya bintik-bintik putih berdiamater 0,5-1
mm. Penyakit ini sering disebut white spot.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
d. Oodinium sp.
Oodinium sp. jenis protozoa yang merupakan parasit bagi ikan. Penyakit
yang disebabkan oleh jenis protozoa ini disebut infeksi Oodinium.
Pengobatannya diberi Formalin 25 ppm selama 24 jam
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
b. Capillaria
Capillaria adalah nama jenis cacing dari genus nematode yang
menyerang tubuh bagian dalam ikan. Cacing ini merupakan parasit pada
sistem pencernaan dan juga pada hati ikan.
Tanda-tanda ikan yang terserang penyakit ini adalah ditandai dengan
gejala "emaciation" atau badan kurus, kehilangan nafsu makan,
mengeluarkan kotoran berwarna putih dan tipis, atau kotoran dengan
warna berselang- seling antara gelap (hitam) dan terang (putih).
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
4) Bahan cemaran
Pencemaran konsentrasi rendah dalam jangka waktu yang lama akan
menimbulkan efek yang tidak mematikan ikan tetapi mengganggu
proses kehidupan ikan (sublethal) hal ini akan mengganggu
kesehatan ikan. Pada kondisi demikian ikan dan akan mudah
terinfeksi oleh segala macam penyakit-penyakit misalnya penyakit
akibat infeksi jamur dan bakteri
b. Faktor Biotik
Contoh faktor biotik adalah beberapa algae yang tumbuh berlebih
(blooming) akan berpengaruh pada pengurangan kandungan oksigen
dalam air terutama pada waktu malam hari yaitu proses metabolisme
algae. Selain itu akibat dari proses pembusukan algae yang mati dapat
menimbulkan bahan beracun seperti amoniak.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
d.
Pemeriksaan virus
Isolat virus dapat diambil baik organ luar maupun organ dalam yang
diduga terinfeksi. Pengambilan isolat biasanya tergantung dari sifat
infeksi virus. Karena masing-masing virus mempunyai target infeksi
yang berlainan. Sampel kemudian dianalisis berdasarkan metoda
yang tepat baik dengan menggunakan “cell line”, serologis ataupun
menggunakan tekhnik PCR.
e. Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan ini berdasarkan pada perubahan-perubahan yang ada
pada jaringan tertentu yang diakibatkan karena adanya infeksi suatu
penyakit. Perubahan struktur jaringan ada yang secara umum dan ada
pula yang spesifik bagi suatu patogen. Biasanya sebelum bisa diamati
jaringan tersebut perlu diproses terlebih dahulu dengan teknik tertentu
dan dicat dengan pengecatan yang diperlukan tergantung kebutuhan.
4. Pengobatan ikan yang sakit
Faktor
No Jenis penyakit Gejala Klinis Pencegahan pemberantasan
Penunjang
1. Penyakit 1. Pendarahan Kualitas air 1. Sanitasi 1. Pemberian
Aeromonas pada tubuh yang buruk, air pakan y ang
dicampur
sp dan ikan terutama dan kolam dengan
Pseodomonas 2. Sisik terkuak bila bahan 2. Desinfeksi oxytetracylin
3. N
ekrosa organik peralatan 50 mg/kg
setiap hari
4. Borok tinggi dan 3. Ikan selama 7-10
5. Ikan terjadi pada yang hari.
lemas perubahan baru 2. Ikan
yang
sering musim datang diobati
tampak panas/ dikarantina| dengan
6. dibagian kering ke kan antibiotik
baru d apat
permukaan musim dikonsumsi
/ dasar kolam penghujan. minggu
setelah
pengobatan
3. Air
bekas
rendaman
harus
dibuang
ketempat
kering dan
tidak
mencemari
ke tempat
umum.
LEMBAR PRAKTIKUM
Amati ikan yang ada di kolam sekolah anda dengan tabel seperti di bawah ini!
NO JENIS IKAN TANDA – TANDA JENIS PENYAKIT CARA
IKAN SAKIT PENGOBATAN
1 Lele
2 Nila
3 Karper
4 Gurame
5 Patin
TUGAS MANDIRI
Amati ikan yang ada di kolam kemudian identifikasi ikan yang terserang penyakit!
BAB
SAMPLING
IX
BAB IX SAMPLING
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada bab ini peserta didik diharapkan mampu
melakukan pencegahan penyakit yang terjadi pada ikan dengan benar dan mampu
memeriksa penyakit yang terjadi pada ikan sesuai prosedur dengan benar.
PETA KONSEP
SAMPLING
KATA KUNCI
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
bisa d
iakibatkan k arena rusak o leh jamur sehingga kandungan p rotein menurun.
Jumlah pakan yang dimakan ikanpun kadang-kadang kurang akibat cara
pemberian pakan kurang baik, bisa karena frekuensi pemberian
pakannya berkurang atau pembagian pakan per frekuensinya tidak imbang.
Pakan ikan adalah campuran dari berbagai bahan, baik nabati maupun
hewani yang diolah sehingga mudah dimakan dan sekaligus merupakan sumber
nutrisi bagi ikan.
B. Teknik Sampling Pertumbuhan Ikan
Untuk mengetahui pertambahan panjang atau bobot tersebut perlu
dilakukan pengukuran atau penimbangan. Mengingat jumlah populasi
ikan yang di dalam kolam yang luas adalah banyak maka untuk
melakukan ini disarankan dengan menggunakan pendekatan sampling.
Teknik sampling hampir sama dengan sampling pada saat untuk menentukan
menentukan jumlah pakan yang diberikan setiap harinya. Langkah s ampling:
1. Membaca data awal (luas kolam, padat penebaran, luas alat, panjang
dan bobot benih pada saa t awal
2. Menghitung populasi awal
3. Menentukan 5 titik secara acak di kolam untuk ditangkap ikannya dengan
menggunakan alat tangkap tersebut
4. Menghitung ikan tertangkap tiap titik dan menimbang bobot ikan tiap titik
5. Menghitung jumlah ikan pada 5 titik dan bobot ikan pada 5 titik
6. Menghitung rataan jumlah ikan per titik dan bobot ikan per titik atau
Menghitung bobot ikan per individu
7. Menghitung jumlah populasi ikan dengan rumus :
Keterangan:
Wx = Rata-rata bobot akhir ikan (mg)
Wo = Rata-rata bobot awal ikan (mg)
A = Laju pertumbuhan harian (%)
t = Lama pemeliharaan (hari)
MATERI PEMBELAJARAN
Keterangan :
W = Pertumbuhan pada periode waktu tertentu
Wt2 = Bobot rata-rata pada hari akhir
Wt1 = Bobot rata-rata hari awal
D. Survival Rate (SR) atau Sintasan atau Kelangsungan Hidup
Survival Rate (SR) atau Sintasan atau Kelangsungan Hidup adalah salah satu dari
unsur yang harus dievaluasi dalam pembesaran ikan. Evaluasi ini dimaksudkan
untuk mendapatkan balikan dari kegiatan tersebut, apakah kegiatan yang
dikakukan sudah benar, atau kurang benar. Jika kegiatan yang dilakukan kurang
benar maka segera dilakukan perbaikan, apa yang salah. Untuk menelusuri
hal tersebut perlu diketahui indicator keberhasilannya. Indikator keberhasilan
tersebut adalah apabila: Survival Rate (SR) atau Sintasan nya telah baik (≥90%),
Growth Rate (GR) telah dianggap cepat/normal atau Feed Convertion Ratio (FCR)
telah mencapai target.
Ikan akan tumbuh apabila hidup. Jadi persyaratan untuk hidup ikan mesti
terpenuhi, diantaranya adalah lingkungan media yang cocok bagi spesies
ikan tersebut. Masing-masing spesies ikan menghendaki lingkungan media
yang berbeda. Tetapi apa mau dikata jika kita memelihara ikan dalam jumlah
yang besar kemungkinan ikan mati pasti ada. Kematian ikan tersebut biasanya
diakibatkan oleh saingan antar ikan itu sendiri, karena lingkungan media tidak
cocok, atau bahkan serangan hama penyakit. Kematian ikan akibat saingan antar
ikan itu sendiri terjadi apabila jumlah pakan yang diberikan kurang. Demikian
terjadi terus menerus, hingga ikan yang kecil tersebut mati. Kejadian lain apabila
kondisi ikan lapar maka kecenderungan ikan akan saling menyerang, hal ini juga
berakibat menambah potensi menaikkan angka kematian.
Ikan hidup membutuhkan kondisi kualitas air tertentu sehingga apabila
salah satu dari parameter kualitas air tersebut tidak sesuai hingga diluar batas
toleransinya maka ikan tersebut akan mati. Ikan mampu merespon perubahan
suhu tidak lebih dari 5 oc, hal ini juga dilakukan bertahap, tidak bisa drastis. pH 11
dan 4 juga merupakan titik kematian ikan. Begitu juga serangan hama penyakit
adalah masalah. Dari hari ke hari kematian ini semakin banyak, hingga populasi
ikan akan habis apabila tanpa perlakuan yang baik. Mengetahui angka kematian
ikan merupakan awal untuk mengetahui angka kelangsungan hidup ikan.
Bagaimana caranya menghitung angka kelangsungan hidup ikan, lihat rumus di
bawah ini:
Keterangan :
SR = Angka kelangsungan hidup
Nt = Jumlah ikan pada hari ke t (saat ini)
No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan
LEMBAR PRAKTIKUM
TUGAS MANDIRI
Hitung pertumbuhan ikan mas setiap dua minggu sekali pada kolam yang saudara
pelihara dan buat grafik pertumbuhannya!
BAB
PANEN
X
BAB X PANEN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada bab ini peserta didik diharapkan mampu
melaksanakan prosedur pemanenan ikan dengan benar.
PETA KONSEP
Melakukan Pemanenan
KATA KUNCI
PENDAHULUAN
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
seperti ikan gurame, patin, dan bawal, sebaliknya pada Ikan mas, lele, nila
dan sebagainya semakin murah.
C. Melakukan Pemanenan
Bila masa pemeliharaan ikan sudah berakhir atau ukurannya sudah layak
konsumsi, ikan dapat segera dipanen. Cara panen masing-masing tempat
pemeliharaan berbeda-beda.
1. Panen di kolam
Panen ikan yang dipelihara dikolam dilakukan dengan cara
penangkapan. Namun, sebelum ikan ditangkap, air kolam harus disurutkan
terlebih dahulu agar penangkapannya mudah. Cara penyurutan air kolam
dengan membuka pintu pengeluaran air. Agar ikan tidak keluar terbawa
air, pintu pengeluaran air diberi alat penyaring. Setelah air kolam surut
dan ikan mulai berkumpul pada kemalir atau kobakan yang terdapat
dalam kolam, ikan mulai ditangkap dengan menggunakan alat berupa
seser. Ikan yang ditangkap ditampung dalam ember besar atau tong
plastik dan selanjutnya ditampung dalam hapa besar. Setelah seluruh
ikan dipanen, air kola terus disurutkan hingga kering dan dipersiapkan
untuk masa pemeliharaan selanjutnya.
MATERI PEMBELAJARAN
2. Panen di kolam jaring apung
Seperi di kolam, ikan yang dipelihara di kolam jaring apung pun dapat
dipanen setelah masa pembesaran berlangsung 3 – 4 bulan atau sudah
mencapai ukuran konsumsi. Panen ikan di kolam jaring terapung
lebih mudah dibanding di kolam darat. Ini disebabkan air tidak perlu
disurutkan, tetapi hanya dengan menarik jaring atau menggiring ikan ke
salah satu sudut jaring, lalu ikan ditangkap. Ikan yang sudah ditangkap
ditampung dalam wadah penampungan, lalu beratnya ditimbang untuk
dipasarkan atau ditangani lebih lanjut.
3. Panen di Bak / Akuarium
Panen ikan di bak/akuarium dan di kolam prinsipnya sama. Pemanenan ikan
di bak dilakukan lebih sederhana dengan menurunkan air dan selanjutnya
ikan ditangkap menggunakan seser/lambit. Ikan yang ditangkap dapat
langsung dimasukkan kedalam packing untuk diangkut. Saat pemanenan di
bak/akuarium dapat dilakukan sekaligus grading. Pemanenan ikan baik di
bak, akuarium, kolam harus dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada
suhu air wadah rendah.
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
yang sehat jangan disatukan dengan ikan yang sakit. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kemungkinan penularan penyakit. Jika ikan dikemas dalam
keadaan sakit, maka kondisinya lemah dan persentasi kemungkinan mati
tinggi. Ikan yang kondisi fisiknya jelek atau cacat harus dipisahkan, karena
akan mempengaruhi dari nilai jual ikan tersebut. Selain sortasi berdasarkan
ukuran, juga dilakukan sortasi berdasarkan kesehatannya. Ikan yang sehat
jangan disatukan dengan ikan yang sakit. Hal ini dilakukan u n t u k
menghindari kemungkinan penularan penyakit.Jika ikan dikemas dalam
keadaan sakit, maka kondisinya lemah dan persentasi kemungkinan mati
tinggi
E. Menghitung Hasil Produksi Ikan yang Dipanen
Dalam suatu kegiatan produksi budidaya ikan, pemanenan merupakan proses
akhir dari kegiatan produksi. Untuk menentukan kapan ikan atau benih ikan akan
dipanen, kita harus melihat dari permintaan pasar atau konsumen. Pasar
atau konsumen sangat menentukan bisa atau tidaknya ikan atau benih
ikan dipanen. Permintaan pasar atau konsumen terhadap ukuran ikan atau
benih ikan yang dipanen sangat bervariasi ukurannya. Misalkan untuk ikan
mas, ukuran yang bisa masuk pasar adalah dari 1 kilogram isi 10 ekor sampai 1
kilogram isi 3 ekor. Ikan nila, dari ukuran 1 kilogram isi 6 sampai 1 kilogram
isi 1 ekor. Ikan lele, dari ukuran 1 kilogram isi 10 ekor sampai 1 kilogram isi
4 ekor. Demikian juga halnya dengan penjualan benih ikan dipengaruhi oleh
permintaan konsumen atau pasar. Untuk ikan mas dan ikan nila, konsumen
menginginkan yang 1 kilogram isi 50 – 100 ekor. Ukuran benih sangat
berpengaruh terhadap waktu (periode) pemeliharaan. Makin besar benih
yang ditebar, makin cepat periode pemeliharaannya. Banyaknya ikan atau
benih ikan yang dipanen ditentukan oleh konsumen atau pasar. Konsumen
akan datang langsung ke tempat proses produksi berlangsung.. Penghitungan
ikan dari hasil panen dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu penghitungan
langsung, volumetrik dan gravimetrik.
1. Penghitungan langsung
Penghitungan langsung dilakukan dengan cara ikan atau benih dihitung
satu persatu. Cara ini sangat efektif untuk ikan atau benih yang
jumlahnya sedikit.
2. Penghitungan volumetrik
Penghitungan volumetrik didasarkan pada volume benih yang ada. Sistem
ini sangat efektif untuk jumlah benih yang banyak. Penghitungan-
nya diawali dengan pengambilan beberapa sampel benih yang masing-
masing bervolume sama, misalnya satu liter. Jumlah benih masing-masing
sampel dihitung, lalu dirata-ratakan. Setelah itu, benih ditakar sehingga
diketahui volume keseluruhannya. Adapun jumlah keseluruhan benih
dapat diperoleh dari perkalian jumlah rata-rata setiap sampel dengan
volume benih keseluruhan. Selain dengan cara memakai takaran liter,
penghitungan juga bisa menggunakan sistem gelas, sendok dan tutup sirop.
3. Penghitungan gravimetrik
Penghitungan gravimetrik didasarkan pada berat ikan atau benih
MATERI PEMBELAJARAN
yang ada. Sistem ini sangat efektif untuk jumlah ikan atau benih
yang banyak. Selain itu, dapat diketahui berat total ikan atau benih
sehingga jumlah pakan selama masa pemeliharaan dapat ditentukan.
Penghitungannya diawali dengan mengambil beberapa sampel ikan atau
benih yang masing masing berbobot sama, misalnya 1 kilogram. Jumlah
ikan atau benih masing-masing sampel dihitung dan dirata-ratakan.
Setelah itu, seluruh ikan atau benih hasil panen ditimbang secara
bertahap untuk mengetahui berat total. Adapun jumlah keseluruhan
ikan atau benih dapat diperoleh dari perkalian jumlah rata-rata dengan
berat total.
LEMBAR PRAKTIKUM
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP
A. Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Kriteria benih yang digunakan baik yang berasal dari alam maupun yang berasal
dari produksi pembenihan adalah sebagai berikut
A. Berukuran seragam, tidak cacat, tidak dari satu induk
B. Respon terhadap gangguan, nafsu makan tinggi, berukuran seragam
C. Tidak membawa penyakit, tidak satu induk, respon terhadap perubahan suhu
D. Berukuran seragam, organ tubuh lengkap, tidak membawa penyakit
E. Berukuran seragam, Organ tubuh lengkap, tahan terhadap perubahan suhu
2. Salah satu kelebihan benih ikan hasil kegiatan pembenihan di panti pembenihan
(hatchery) adalah ….
A. dari hasil panen diperoleh benih dilakukan sortasi dan grading
B. harganya relatif lebih murah
C. sesuai dengan kondisi air antara panti dan tempat pembesaran
D. tahan terhadap fluktuasi suhu
E. perkembangan lebih cepat
3. Tujuan utama dari kegiatan sortasi dan grading dalam usaha pembenihan ikan
adalah….
A. Memisahkan antara benih yang kecil dan yang berukuran besar
B. Memilih benih yang baik dan jelek serta mengelompokkan kriteria
berdasarkan ukuran dan bimass
C. Memilih benih yang berkuran seragam
D. Memilih ikan yang sehat
E. Mengelompokkan ikan yang seragam
5. Padat penebaran yang terlalu tinggi/ tidak sesuai dengan ketentuan yang
dipersyaratkan akan menyebabkan …
A. Terganggunya ruang gerak dan menyebabkan kanibalisme
B. Tergannggunya ruang gerak sehingga terjadi kompetisi dalam memperoleh
pakan
C. Terganggunya proses fisiologi yang pada akhirnya dapat menurunkan kondisi
kesehatan
D. Terganggunya proses metabolisme sehingga mengurangi nafsu makan
E. Terganggunya proses metabolisme sehingga menurunkan produktifitas
6. Waktu penebaran benih yang tepat agar diperoleh hasil yang baik adalah pada
saat ….
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
7. Suhu merupakan salah satu parameter fisika perairan yang harus diamati dalam
kurun waktu tertentu, karena dengan peningkatan suhu air akan mengakibatkan….
A. Peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan penurunan kelarutan
gas dalam air
B. Penurunan nafsu makan, peningkatan kelarutan gas dan penurunan viskositas
C. Peningkatan nafsu makan, penurunan kelarutan gas dalam air dan penurunan
evaporasi
D. Peningkatan evaporasi, peningkatan kelarutan gas dan penurunan reaksi
kimia
E. Penurunan reaksi kimia, peningkatan nafsu makan dan peningkatan
metabolisme
8. Dari data pengukuran saluran air pada areal perkolaman diperoleh data : luas
penampang saluran (A )= 1200 cm2 , kecepatan arus (V) = 20 cm / detik, hitung
debit air yang mengalir (Q)!
A. 24 m3 / detik
B. 240 liter / detik
C. 2400 liter / detik
D. 24 cm 3 / detik
E. 24 liter / detik
10. Secara umum batas minimum kadar oksigen yang mendukung kehidupan
organisme akuatik adalah 3-5 ppm. Selain untuk proses respirasi, salah satu
kegunaan oksigen dalam air adalah …..
A. Menambah nafsu makan ikan atau organisme air lainnya
B. Konsentrasi 12 ppm akan mempercepat pertumbuhan
C. Memperlambat proses penguraian bahan organik
D. Mempercepat penguapan
E. Konsentrasi 6 ppm mematikan ikan
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
11. Pada bak pemeliharaan induk ikan bawal terdapat 2 pasang induk dengan bobot
rata-rata 1,5 kg, jika dosis pemberian pakan 5% per hari maka pakan yang
dibutuhkan setiap hari adalah ….
A. 1500 gram
B. 150 gram
C. 15 gram
D. 1,5 gram
E. 0,15 gram
12. Berdasarkan sampling yang dilakukan pada kolam seluas 20 m2 diperoleh hasil
: bobot rata-rata = 10 gram padat penebaran 200 ekor /m2 Jika dosis pakan 4 %
per hari maka jumlah pakan yang dibutuhkan setiap harinya adalah ….
A. 160 kg
B. 16 kg
C. 1,6 kg
D. 1 kg
E. 10 kg
13. Dalam rangka uji pakan secara biologi dengan cara melakukan budidaya
pembesaran ikan. Benih yang ditebar pada usaha pembesaran ikan 5000 ekor.
Dari hasil sampling yang dilakukan pada bulan ke-3, diketahui: SR ikan sebesar
90%,l ABW ikan =150 gr Jika FR-nya sebesar 4%, maka kebutuhan pakan
hariannya adalah….
A. 27,0 kg
B. 27,7 kg
C. 28,0 kg
D. 28,5 kg
E. 29,0 kg
15. Bak dengan volume air 6 ton akan ditebari Chlorella sp. Jika padat penebaran
20.000 sel/ml dan kepadatan bibit murni 5 juta sel/ml, maka kebutuhan bibit
Chlorella sp. adalah….
A. 20 liter
B. 24 liter
C. 28 liter
D. 32 liter
E. 34 liter
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
17. Uji kualitas pakan yang dilakukan dengan cara memberikan pakan pada ikan
kemudian dianalisa FCRnya, termasuk….
A. Uji Kimia
B. Uji Laboratorium
C. Uji Fisika
D. Uji Biologi
E. Uji Proximat
18. Benih yang ditebar pada usaha pembesaran ikan nila 5000 ekor. Dari hasil
sampling yang dilakukan pada bulan ke-3, diketahui: SR ikan sebesar 90%, ABW
ikan =150 gr. Jika FR-nya sebesar 4%, maka kebutuhan pakan hariannya adalah….
A. 27,0 kg
B. 27,7 kg
C. 28,0 kg
D. 28,5 kg
E. 29,0 kg
19. Data terakhir hasil sampling ikan nila adalah:Jumlah tebar awal = 8.000 ekor, SR
terakhir = 85%, ABW (bobot rerata) = 400 gram, Perkiraan biomas hasil panen
nila tersebut adalah ….
A. 2200 kg
B. 2270 kg
C. 2700 kg
D. 2720 kg
E. 3720 kg
20. Bak dengan volume 20 liter akan ditebar larva gurami sejumlah 12.000 ekor,
Jika padat tebar larva 40 ekor/liter, maka berapa jumlah bak yang dibutuhkan…
A. 10 buah
B. 15 buah
C. 20 buah
D. 25 buah
E. 30 buah
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
21. Jika terlihat gejala sebagai berikut : Tubuh berwarna lebih gelap terutama pada
bagian punggung;Terdapat pendarahan pada pangkal sirip dan luka disekujur
tubuh.; Terdapat luka dan pendarahan pada mulut, alat kelamin,dan dubur.; Mata
terlihat buram dan menonjol.; Sirip dan ekor geripis serta rontok. Maka diagnosa
kita, ikan tersebut terinfeksi.. …
A. Bakteri Vibrio
B. Achlya sp
C. Icthyopthrius multivilis
D. Saprolegnia sp.
E. Gyrodactilus sp.
23. Pada bak beton dengan volume air 1 ton terdapat benih ikan patin terserang
bakteri Aeromonas sp. Jika dosis bawang putih yang akan digunakan untuk
mengobati 25 mg/liter, maka bawang putih yang dibutuhkan adalah …….
A. 25000 Gram
B. 2500 gram
C. 250 gram
D. 25 gram
E. 0,25 gram
24. Pada bak pemeliharaan larva terlihat kondisi air berbusa dan tercium bau busuk
maka langkah yang paling tepat yang harus dilakukan adalah ……
A. Melakukan pergantian air
B. Meningkatkan pH air
C. Menambahkan aerasi
D. Menambah pakan yang diberikan
E. Menurunkan suhu air
25. Berdasarkan morfologinya gambar di bawah ini merupakan jenis parasit…
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
A. Lernea sp
B. Argulus sp
C. Dactylogyrus sp
D. Gyrodactilus sp
E. Thellohanellus sp
26. Untuk mengobati Saprolegnea sp (Jamur) yang menyerang pada ikan dengan
NaCl dosis 20 ppm. Jika akan dilakukan perendaman pada air 10 liter selama 1-2
detik, maka kebutuhan NaCl adalah…
A. 0.002 gram
B. 0.02 gram
C. 0.2 gram
D. 2 gram
E. 20 gram
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
29. Dalam kegiatan panen dan pemasaran hasil ikan, dikenal istilah grading,
artinya…….
A. Mengambil ikan yang rusak/sakit.
B. Mengambil kotoran yang berada dalam wadah ikan yang dipanen.
C. Mengelompokkan ikan berdasar ukurannya.
D. Menempatkan ikan yang dipanen pada bak dengan air yang mengalir.
E. Melakukan pengawetan ikan sebelum dijual.
30. Pada pemanenan total, pengambilan ikan agar mutunya tetap terjaga pada saat
kolam telah dikeringkan dimulai dengan ....
A. menangkap ikan yang di kamalir
B. mengiring ikan ke pintu pengeluaran
C. menyurutkan air di kamalir
D. menangkap ikan yang ada di jaring
E. mengambil ikan yang ada di kamalir dengan seser
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
_______. 2007. Modul Memanen dan Pasca Panen Benih Ikan. PPPPTK Pertanian Cianjur.
_______. 2013. Teknik Pembesaran Ikan. Direktorat Pembinaan SMK Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
_______. 2013. Buku Paket Budidaya Ikan. Teknik Pembesaran Ikan Kelas XI Semester 4 .
Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia
_______. 2018. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Berbasis Skkni Level IV. Klaster
Pembesaran Ikan Air Tawar. Memanen Ikan Prk.Cf02.007.01. Direktorat Jenderal
Guru Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
http://balebetenajuku.blogspot.com/2016/04/hama-dan-penyakit-ikan-
bagian-2_28.html . diakses tanggal 8 Desember 2019
http://pritadasa.blogspot.com/2013/12/ichthyophthirius-multifiliis-white-spot.html.
Diakses tanggal 8 Desember 2019
http://ternakberkualitas.com/budidaya-ikan-mas-komet-dalam-akuarium-bagi-
pemula/
https://www.wwf.or.id/?46722/Budidaya-Ikan-Nila-dengan-Sistem-Karamba-Jaring-
Apung-dan-Kolam-yang-Lebih-Bertanggung-Jawab
La OdeMuhammadApdy Poto,S.St.Pi.,M.Si. 2018. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi
Level IV Klaster Pembesaran Ikan Air Tawar Buku Informasi Memberi pakan.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Supriyadi, Hambali . 2012. http://dhariyan.blogspot.com/2012/10/dasar-dasar-
pemeriksaan-penyakit-ikan.html . Diakses tanggal 8 Desember 2019
Wawan Karwani Roeslani. 2018. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Berbasis Skkni
Level Iv Klaster Pembesaran Ikan Air Tawar Pbd.At.02.011.01buku Informasi
Pendalian Hama Dan Penyakit Ikan. Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
GLOSARIUM
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS 1
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS 2
Riwayat Pekerjaan/Profesi
1. Guru diSMK N 1 Kedawung mulai Th 1989 s.d. sekarang
BIODATA PENULIS
BIODATA PENULIS 3