pembesaran
Mengeringkan dasar kolam/tambak
Mengolah dasar kolam/tambak
Memberantas Hama
Mengapur dasar kolam/tambak
Memupuk dasar kolam/tambak
Mengairi kolam/tambak
Pengeringan dan penjemuran dasar kolam/tambak dapat dilakukan dengan bantuan sinar matahari
atau dapat didukung dengan cara pembakaran sekam di dalam kolam/tambak pembesaran ikan
Tujuan pembakaran sekam selain untuk mempercepat pengeringan terutama pada waktu musim
hujan, yaitu untuk membunuh/mengusir hama penyakit yang bersembunyi pada lubang-lubang tanah,
dan sebagai pupuk organik. Proses pengeringan berlangsung kurang lebih selama 1 – 2 minggu (pada
cuaca normal)
Secara umum, pengeringan kolam/tambak bertujuan untuk :
Mengoksidasi bahan organik yang terkandung dalam lumpur dasar tersebut
menjadi mineral (hara).
Menguapkan zat/bahan beracun yang dapat mengganggu kehidupan ikan seperti
NH3 (Amonia), H2S (Asam Sulfida), dan NO2 (Nitrit ) pada tanah/lumpur .
Memutus/membunuh siklus hidup organisme pengganggu yang terdapat pada
lumpur/tanah
Mempercepat proses dekomposisi oleh bakteri pengurai.
Mengolah dasar kolam/tambak
Pengolahan dasar kolam/tambak dilakukan setelah pengeringan dasar
kolam/tambak selesai dilakukan. Tujuan dari pengolahan dasar kolam/tambak
adalah
agar tanah dasar menjadi gembur sehingga memungkinkan aliran udara masuk ke
sela-sela tanah, sehingga proses oksidasi dapat berlangsung dengan baik.
membunuh organisme patogen yang masih tertinggal di lapisan tanah bagian
dalam.
Memperbaiki kondisi tekstur dan struktur tanah, sehingga tanah porous menjadi
kedap air
Membuat dasar kolam atau pelataran tambak memiliki kemiringan ke
pintu pengeluaran agar air mudah dikuras apabila waktu penggantian air atau pada
waktu pengeringan kolam/tambak.
Menghilangkan atau mengurangi bahan-bahan kimia beracun dalam tanah akibat
pembusukan dan penguraian (mineralisasi) unsur-unsur yang dapat mengganggu
kehidupan ikan seperti Asam Belerang (H2S), Amonia (NH3), Nitrit (NO2 -), dan
sebagainya.
Pengolahan bisa dilakukan dengan menggunakan cangkul, bajak, dan mesin traktor. Untuk
mengurangi kandungan bahan organik di dasar kolam/tambak, lapisan tanah dasar
kolam/tambak dicangkul sedalam 5 – 10 cm
Memberantas hama ikan
Hama dapat digolongkan dalam 3, yaitu golongan pemangsa (predator), golongan penyaing
(kompetitor), dan golongan pengganggu.
Golongan pemangsa benar-benar sangat merugikan kita, karena dapat memangsa ikan secara
langsung. Hama yang termasuk golongan ini antara lain adalah:
Ikan buas, seperti Gabus (Channa striatus), Toman (Channa micropeltus), Belut (Pluta alba), dan
lain-lain.
Ketam ketaman diantaranya adalah kepiting
Bangsa burung, seperti blekok (Ardeola ralloides speciosa), cangak (Ardea cinerea rectirostris), dn
lain-lain.
Bangsa ular seperti ular air atau ular kadut (Cerberus rhynchops Fordonia leucobalia, dan
Chersidrus granulatus).
Wlingsang, sero atau otter (Amblonyc cinerea dan Lutrogale perspiciliata).
Golongan penyaing (kompetitor) adalah hewan-hewan yang menyaingi ikan dalam
hidupnya, baik dalam mengambil pakan maupun dalam ruang geraknya. Termasuk ke
dalam golongan ini adalah:
Bangsa siput seperti keong mas.
Ikan liar seperti ikan seribu, ikan sapu-sapu dan lain-lain.
Golongan pengganggu, walaupun tidak memangsa atau mengganggu namun merusak
pematang, merusak pintu air, dan merusak dasar tanah kolam/tambak. Beberapa
diantaranya adalah :
Bangsa ketam yang suka membuat lubang-lubang di pematang, sehingga dapat
menyebabkan kebocoran pada kolam/tambak.
Ikan Belut juga suka membuat lubang di pematang.
Pemberian pupuk pada tanah dasar kolam/tambak akan memberikan pengaruh terhadap komposisi
jenis pakan alami dan tingkat produktifitasnya. Tanah dan air merupakan media untuk pertumbuhan
pakan alami di kolam/tambak budidaya. Produktifitasnya ditentukan oleh kelengkapan unsur-unsur
hara sebagai pembentuk komponen bahan esensial dalam pertumbuhan pakan alami tersebut.
Pemupukan diperlukan untuk memberikan asupan agar unsur-unsur yang dibutuhkan tersebut
menjadi lengkap.
Dalam kegiatan pembesaran ikan, secara umum pupuk yang sering digunakan dapat dibedakan
menjadi dua yakni pupuk anorganik dan organik.
MENGAIRI AIR