Anda di halaman 1dari 42

Prosedur Transportasi dan

Distribusi ikan

Erlin Fitri Yanti S.Pi


PENGERTIAN
Transportasi dan Distribusi hasil Panen Perikanan 

Rangkaian kegiatan penyaluran hasil panen perikanan dari


suatu tempat ke tempat lain sejak produksi, pengolahan sampai
pemasaran.

Prinsip dalam proses distribusi hasil Panen perikanan 

Mempertahankan kondisi alat/wadah/sarana yang digunakan


dalam proses distribusi agar produk yang didistribusikan
sampai ke tempat tujuan dengan tetap mempertahankan
mutu/kualitasnya. Oleh karena itu, distributor/penyalur hasil
perikanan harus memahami persyaratan yang harus dipenuhi
dalam proses distribusi hasil perikanan.
Transportasi ikan hidup

sistem basah sistem kering

terbuka tertutup
Faktor yang Mempengaruhi
keberhasilan Pengangkutan
 Kualitas ikan
 Kebutuhan Oksigen
 Suhu
 Derajat Keasaman
 Karbondioksida
 amoniak
 Kepadatan ikan
 Kondisi klimatologis
Penanganan Sebelum Pengangkutan
 Penampungan  sebelum diangkut, ikan dipanen dan ditampung terlebih
dahulu. Penampungan biasanya :Berada di aliran air yang tenang agar tidak tidak
banyak bermetabolisme

 Tempat Penampungan : kantong jaring, keramba jaring, bak /kolam permanen

 Kuantitas Ikan Penampung ; tergantung pada spesies, ukuran ikan, aliran air,
kandungan oksigen dan suhu air. 
TUJUAN PENANGANAN IKAN HIDUP
SEBELUM TRANSPORTASI

 Untuk mengetahui ketahanan masing-masing jenis ikan yang


dikaitkan dengan lamanya transportasi
 Sebagai jaminan pasti kesegaran bahan baku.
 untuk menjaga agar derajat kelulusan ikan tetap tinggi selama
proses transportasi sampai ke tempat tujuan;
 Merupakan penentu keberhasilan proses selanjutnya;
 Mempersiapkan ikan agar mempunyai daya tahan yang cukup
selama proses transportasi
Persyaratan distribusi hasil perikanan

1.  Distribusi hasil perikanan yang menggunakan sarana


transportasi:
a.   Harus bersih dan mampu menghindari kontaminasi;
b.   Didesain  sedemikian  rupa  sehingga  tidak 
merusak  produk,  di  mana permukaannya harus rata,
mudah dibersihkan, dan disanitasi;
c.    Apabila menggunakan  es sebagai pendingin, harus
dilengkapi saluran pembuangan untuk menjamin lelehan
es tidak menggenangi produk;
.
 d.Dilengkapi  peralatan  untuk  menjaga  suhu  tetap 
terjaga  selama pengangkutan; dan
 e.Mampu melindungi produk dari resiko penurunan
mutu

 2.Sarana berupa kendaraan pengangkut tidak digunakan


untuk tujuan lain secara bersamaan untuk menghindari
terjadinya kontaminasi terhadap produk hasil perikanan;
 3. Apabila kendaraan pengangkut digunakan untuk
mengangkut produk lain secara  bersamaan,  harus 
dipisahkan  dan  dijamin  kebersihannya  agar tidak
mengkontaminasi produk hasil perikanan;
 4.    Pengangkutan  hasil  perikanan  tidak  boleh  dicampur 
dengan  produk  lain yang  dapat  mengakibatkan  kontaminasi 
atau  mempengaruhi  higiene,kecuali  produk  tersebut 
dikemas  sedemikian  rupa,  sehingga  mampu melindungi
produk tersebut; dan
 5.    Pengangkutan  hasil  perikanan  dalam  keadaan  hidup 
harus  mampu mempertahankan  hasil  perikanan  tersebut 
tetap terjaga mutu dan kualitasnya
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA
TRANSPORTASI IKAN

 PERSIAPAN IKAN YANG AKAN DITRANSPORTASIKAN

 JENIS PERALATAN DAN KENDARAAN YANG DIGUNAKAN

 KUALITAS AIR

 PERLAKUAN KIMIA YANG DIBERIKAN SELAMA


TRANSPORTASI.

 JARAK YANG HARUS DITEMPUH

 KECEPATAN SARANA TRANSPORTASI

 KONDISI PRASARANA TRANSPORTASI

 KEINGINAN DAN KEBUTUHAN PELANGGAN


A. PENGANGKUTAN  DENGAN MENGGUNAKAN
AIR SEBAGAI MEDIA (SYSTEM BASAH)
PENGANGKUTAN  DENGAN MENGGUNAKAN AIR
SEBAGAI MEDIA (SYSTEM BASAH) :

 SISTEM TERTUTUP:

 IKAN DITRANSPORTASIKAN DALAM WADAH YANG


DITUTUP DIMANA SEMUA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI DAN DIPERLUKAN SELAMA
TRANSPORTASI SUDAH DISIAPKAN DI DALAMNYA
(CONTOHNYA KEBUTUHAN AIR DAN OKSIGEN).
 PADA SISTEM TERTUTUP OKSIGEN BERASAL DARI OKSIGEN
MURNI YANG DIMASUKKAN KE DALAM WADAH DAN
TEKANAN UDARA DI DALAM WADAH DIBUAT MENJADI LEBIH
TINGGI DIBANDING DI LUAR
 PENGGUNAAN PLASTIK POLIETILEN SEBAGAI WADAH
TRANSPORTASI SUDAH UMUM DIGUNAKAN.
 PLASTIK YANG DIGUNAKAN BERVARIASI DALAM UKURAN,
KETEBALAN, DAN TINGKAT TRANSPARANSI TERTENTU
DENGAN BENTUK SEPERTI KANTONG ATAU MEMANJANG
SEPERTI TABUNG.
 UKURAN KANTONG UMUMNYA 0,8-1,1 X 0,35-0,45 m2.
14
Prosedur pengangkutan sistem tertutup
 Pengangkutan menggunakan kantong plastik yang diikat dan
ditambahkan oksigen dapat dilakukan dengan cara yaitu :
 Menyiapkan kantong plastik yag akan digunakan dan air bersih
 Memasukkan air bersih ke dalam kantong plastik
 Mengisi ikan dalam kantong plastik
 Memasukkan pipa oksigen sampai pada baggian dasar wadah
kantong plastik dalam keadaan berdiri pada saat diisi.
 Mengisi wadah dengan oksigen dan mengeluarkan udara dari
dalam wadah.
Lanjutan
Mencabut pipa oksigen dan mengikat bagian
ujung kantong plastik dengan erat.
Ikan yang akan diangkut lebih baiknya
diberokkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
dengan tujuan yaitu menghindari adanya
penumpukan kotoran ikan berupa feses
mengandung NH3 atau amoniak yang dapat
meracuni ikan pada saat pengangkutan di
dalam wadah.
 SISTEM TERBUKA:

 WADAH (KANTONG PLASTIK, POT DARI TANAH LIAT,


KOTAK KAYU DILAPISI PLASTIK, DRUM DAN BAK
FIBER.) YANG BERISI AIR UNTUK
MENTRANSPORTASIKAN IKAN DIBIARKAN TERBUKA
DIMANA KEBUTUHAN SARANA PENUNJANG
KEHIDUPAN IKAN DITUNJANG DARI LUAR
(CONTOHNYA AERATOR) SECARA TERUS MENERUS.
Langkah yang dapat dilakukan pada pengangkutan
ikan sistem terbuka yaitu sebagai berikut :
Menyiapkan ikan dengan cara mensortir ikan
berdasarkan ukuran, spesies dan umur serta
menyiapkan wadah ikan untuk diangkut.
Memasukkan air ke dalam wadah yang akan
digunakan untuk transportasi.
lanjutan
Memasukkan ikan dengan hati-hati ke dalam
wadah yang sudah berisi air.
Selama transportasi harus memperhatikan jalanan
yang dilewati. Jalan yang rusak dan banyak lubang
ditengah jalan maka akan membuat ikan mabuk di
dalam wadah akibat banyak goncangan. Hal ini
akan dapat mengakibatkan ikan stress. Tubuh ikan
sensitif terhadap gesekan akan mudah terluka.
PENGANGKUTAN IKAN SISTEM KERING

Pada transportasi sistem kering, media angkut


yang digunakan adalah bukan air. Oleh karena itu
ikan harus dikondisikan dalam keadaan aktivitas
biologis rendah sehingga konsumsi energi dan
oksigen juga rendah.Makin rendah metabolisme
ikan, terutama jika mencapai basal, makin rendah
pula aktivitas dan konsumsi oksigennya sehingga
ketahanan hidup ikan untuk diangkut diluar
habitatnya makin besar.
Tahapan dalam pengangkutan
sistem kering
1.Persiapan dan Pengambilan Ikan : pagi atau sore
hari
2. Aklimatisasi : ditampung, pemuasaan 12-18 jam
3.Pemilihan ikan; sehat, tidak cacat
4. pembiusan : ikan diletakkan di bak pembiusan –
suhu diturunkan-
dilakukan melalui penggunaan suhu rendah,
pembiusan menggunakan zat-zat kimia dan
penyetruman menggunakan arus listrik.
5. pembiusan , bahan anestesi (pembius).
Bahan anestasi yang digunakan untuk
pembiusan ikan yaitu MS-222, Novacaine,
Barbital sodium, dan bahan lainnya
tergantung berat dan jenis ikan. Selain
bahan-bahan anestesi sintetik, pembiusan
juga dapat dilakukan dengan zat cauler
pindan cauler picin yang berasal dari
ekstrak rumput laut Caulerpa sp, sesuai
yang di inginkan
 6. pengemasan:
 a) Pertama-tama tempatkan serbuk gergaji yang telah
didinginkan (suhu 8 – 10 oC) dibagian dasar wadah;
 b) Kemudian tempatkan lapisan ikan dengan ketebalan
tertentu diatasnya;
 c) Selanjutnya ditempatkan lagi lapisan serbuk gergaji
diatas lapisan ikan, demikian seterusnya berselang-
seling dengan yang terakhir (paling atas) adalah lapisan
serbuk gergaji;
 d) Sebaiknya box styrofoam ditutup sangat rapat untuk
menghindari udara panas dari luar masuk ke dalam
wadah.
Serbuk gergaji
 MEDIA TRANSPORTASI KERING:
 KEMASAN:
Styrofoam
Tabung plastik
Cool Box

 BAHAN:
SERBUK GERGAJI,

SERUTAN KAYU,

KERTAS,

ES DALAM PLASTIK


MEDIA PENGISI KEMASAN
(Junianto 2003)

 Media pengisi yang dapat digunakan dalam transportasi ikan hidup


sistem kering, antara lain serbuk gergaji, sekam padi, serutan kayu dan
rumput laut. Fungsi utama dari bahan pengisi tersebut adalah untuk:

 mencegah agar ikan hidup tidak bergeser dalam kemasan,

 menjaga lingkungan suhu rendah agar udang tetap pingsan atau


imotil,

 memberi lingkungan udara yang memadai untuk kelangsungan


hidup ikan.
Wadah Pengemas

 Jenis pengemas ikan karang melalui udara berbeda-beda, ikan karang


yang diekspor dari Asia Tenggara biasanya diangkut dengan kantung
plastik yang diberi oksigen dan dikemas dalam kotak polystyrene
sementara dari Australia dalam plastik cetak beraerasi atau bak yang
diberi oksigen yang dapat menyimpan hingga 300 kg ikan
Pengemas
IMOTILISASI IKAN
 Teknik anestesi/imotilisasi ikan yang efektif, efisien, ekonomis, serta
aman perlu dilakukan dalam kegiatan transportasinya.
 Bahan anesteti sintetik mahal dan dapat meninggalkan residu dalam
tubuh ikan.
 Perlu diupayakan bahan atau metoda lain untuk imotilisasi ikan yang
lebih murah, mudah, dan aman:
 Bahan alami: minyak cengkeh, ekstrak tembakau, ekstrak biji karet, dll.

 Arus listrik : kejutan listrik---terganggu kesetimbangan kationik—mati rasa


—syaraf tidak berfungsi

 Penurunan suhu

 Pemberian CO2
IMOTILISASI IKAN

 Bahan alami:

 minyak cengkeh,

 ekstrak tembakau,

 ekstrak biji karet,

 Rumput laut (caulerpa)

 dll.
Proses Pemingsanan/Imotilisasi meliputi 3 tahap :

 Berpindahnya bahan pembius dari lingkungan ke dalam alat


pernafasan suatu organisme
 Difusi membran dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya
penyerapan bahan pembius ke dalam darah
 Sirkulasi darah dan difusi jaringan menyebarkan substansi
pembius ke seluruh tubuh

33
 Bahan anestesi yang masuk ke dalam tubuh secara langsung
atau tidak langsung akan mengganggu kesetimbangan ionik
dalam otak ikan.
 Terjadi penurunan konsentrasi K+ dan peningkatan kation Na+,
Fe³+ dan Ca²+. Gangguan ini mempengaruhi syaraf motorik dan
pernapasan.

34
 Fase pingsan yang dianjurkan adalah fase pingsan ringan (deep
sedation), yaitu:
 Reaktivitas terhadap rangsangan luar tidak ada kecuali
dengan tekanan kuat.
 Pergerakkan operculum lambat.

35
Tabel 1. Hubungan metode suhu dan waktu pada pemingsanan

Jenis ikan Cara pemingsanan Waktu Suhu


(menit) ( ºC )

Ikan mas Pendinginan bertahap 30 6 -7


(Cyprinus carpio) Pendinginan cepat 10 6 -7

Ikan kakap Pendinginan bertahap 25 10 - 11


(Lates calcarifer) Pendinginan cepat 10 10 - 11

Kepiting Pendinginan bertahap 30 15 - 17


(Scylla serrata) Pendinginan cepat 20 15 - 17

36
 Pembiusan dengan MS-222 (Tricaine metanosulfonat) untuk

induk ikan adalah 5 ppm (5 gr dalam 100 l air). Induk ikan

dimasukkan dalam larutan pembius selama 15-20 menit akan

pingsan.

 Pembiusan lobster dengan MS-222 pada konsentrasi 100 ppm

selama 15-20 menit, kelulusan hidup 100% selama 24 jam dalam

kemasan tanpa air menggunakan serbuk gergaji dingin 14ºC.

37
Tabel 2. Suhu kritis dan tanda-tanda perubahan motilitas udang
dalam air ketika terjadi penurunan suhu (dalam pembiusan)

Suhu (ºC) Motilitas


19º - gerak udang mulai lamban
17º - gerak kejut dan panik
15º - gerak sempoyongan, linglung, badan masih
tegak
14º - gerak sempoyongan, posisi badan mulai roboh
13º - gerak pasif, posisi badan roboh, kaki renang
masih aktif
11º - posisi rebah, gerak kaki renang mulai lamban
10º - diam pasif, gerak kaki renang sangat lamban

38
 Keuntungan pada ikan yang dipingsankan pada
transportasi ikan hidup:
 Tidak memerlukan wadah transportasi yang besar.

 Resiko kematian akibat kelelahan/stress karena


pengaruh getaran, cahaya dan kebisingan mendekati
nol.
 Ikan tidak membuang kotoran, karena selama pingsan
tidak melakukan aktivitas makan.

39
PEMBUGARAN
 Pembugaran dilakukan setelah proses imotilisasi dilakukan dan ikan

telah sampai tujuan konsumsi. Ikan yang akan dibugarkan dimasukkan

ke dalam wadah yang berisi air bersih.

 Media pembugaran (air) minimal harus dalam kondisi yang sama

dengan tempat hidup ikan yang akan dibugarkan. Kandungan oksigen

media pembugaran harus diperhatikan dan sebaiknya menggunakan

sirkulasi atau aerator agar kandungan oksigen merata.

  
ALASAN UTAMA PEMILIHAN SISTEM
TRANSPORTASI KERING

 TRANSPORTASI BASAH  TRANSPORTASI KERING


 Kapasitas angkut terbatas  Kapasitas angkut lebih besar
karena keberadaan media air  Kurang sensisitif terhadap
 Sangat dipengaruhi oleh goncangan
 Waktu transportasi yang
goncangan
lebih lama (untuk ekspor)
 Hanya untuk waktu  Lebih disukai untuk
transportasi yang singkat transportasi udara
 Tidak disukai untuk  Perlu dilakukan imotilisasi
transportasi udara
 Tidak perlu dilakukan
imotilisasi
Pasaran Ikan Karang Hidup di Hong Kong

Ikan hidup yang dijual di supermarket


besar di Hong Kong

Ikan karang yang dipajang di


restoran lokal di Hong Kong

Anda mungkin juga menyukai