Anda di halaman 1dari 13

Baronang

Untuk mencapai produksi jenis komoditas budidaya laut secara optimal


memerlukan kecermatan dalam penentuan lokasi budidaya yang akan
dikembangkan serta kecocokan metoda yang digunakan. Dalam hal ini,
pemilihan lokasi untuk budidaya ikan di laut harus akan mempertimbangkan
dari aspek teknis dan non teknis.
Dari segi aspek teknis hal-hal yang harus diperhatikan meliputi:
a. Perairan/lokasi yang dipilih harus terlindung dari pengaruh angin/musim
dan gelombang, hal ini untuk mengamankan/melindungi salinitas
budidaya.
b. Pergerakan air harus cukup baik dengan kecepatan arus antara 20 ~ 40
cm/detik, apabila kecepatan arus kurang mengakibatkan penyediaan air
kurang dan O2 yang di supplay juga akan berkurang dan sebaliknya
apabila kecepatan arus cukup besar pertumbuhan ikan akan terganggu
sebab energi yang didapatkan dari makanan banyak keluar untuk
melawan arus.
c. Lokasi harus bebas dari pengaruh pencemaran atau polusi baik limbah
industri maupun limbah rumah tangga.
d. Lokasi juga harus bebas dari hama yang meliputi antara lain ikan-ikan
besar dan buas, binatang yang selain potensial dapat mengganggu
(predator).
e. Hal yang sangat penting lokasi harus memenuhi persyaratan kualitas air
yang baik untuk pertumbuhan ikan seperti :
- Kadar garam berkisar antara 27 ~ 32 ppt.
- Suhu air berkisar antara 28 ~ 320C.
- O2 (oksigen) berkisar antara 7 ~ 8 ppm.
- Nitrat 0,9 ~ 3,2 ppm dan phospat 0,2 ~ 0,5 ppm.
f. Untuk mempermudah kelancaran kegiatan yang berhubungan dengan
usaha budidaya yang meliputi sarana jalan, telpon, listrik, sumberdaya
manusia, pakan, pasar, ketersediaan bimbingan harus dalam jumlah yang
cukup memadai serta bahan-bahan untuk komoditi budidaya mudah
diperoleh.
Sedangkan aspek dari aspek non teknis harus memperhatikan sektor-sektor
yang berkaitan dengan kebijaksanaan penggunaan lahan dalam hubungan
dengan kepentingan sektor lain seperti pariwisata, pelayaran, dll.

Syarat Lokasi Pembenihan

Untuk mencapai produksi jenis komoditas budidaya laut secara optimal memerlukan kecermatan
dalam menentukan lokasi budidaya. Dalam hal ini, pemilihan lokasi untuk budidaya ikan laut
harus mempertimbangkan aspek teknis dan non-teknis. Dari aspek teknis hal-hal yang perlu
diperhatikan yaitu (Tarwiyah, 2001) :

a. Perairan atau lokasi yang dipilih harus terlindung dari pengaruh angin/musim dan
gelombang, hal ini untuk mengamankan atau melindungi salinitas.
b. Pergerakan air harus cukup baik dengan kecepatan arus antara 20-40 cm/detik, apabila
kecepatan arus kurang mengakibatkan penyediaan air kurang dan O 2 yang disuplai juga akan
berkurang dan begitu pula sebaliknya apabila kecepatan arus cukup besar pertumbuhan ikan
akan terganggu sebab energi yang didapatkan dari makanan banyak keluar untuk melawan
arus.
c. Lokasi harus bebas dari pengaruh pencemaran atau polusi baik limbah industri maupun
limbah rumah tangga.
d. Lokasi juga harus bebas dari hama yang meliputi antara lain ikan-ikan besar dan buas,
binatang yang selain potensial dapat mengganggu (predator).
e. Hal yang sangat penting lokasi harus memenuhi persyaratan kualitas air yang baik untuk
pertumbuhan ikan seperti :

- Kadar garam berkisar antara 27-32 ppt.


- Suhu air berkisar antara 28o-32oC.
- O2 (oksigen) berkisar antara 7-8 ppm.
- Nitrat 0,9 - 3,2 ppm dan phospat 0,2 - 0,5 ppm.

Sedangkan aspek non-teknis harus memperhatikan sektor-sektor yang berkaitan dengan


kebijaksanaan penggunaan lahan dalam hubungan dengan kepentingan sektor lain seperti
pariwisata, pelayaran, dll (Tarwiyah, 2001).

Kakap
Pemilihan lokasi pemeliharan merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan
budidaya ikan kakap ini. Ikan kakap seperti diketahui memiliki toleransi terhadap salinitas
yang cukup tinggi yang berarti ikan kakap dapat dipelihara di segala tipe perairan. Budidaya
ikan kakap dapat dilakukan di kolam, tambak, atau pinggir pantai dengan memperhatikan
kualitas airnya. Karena ikan kakap merupakan jenis ikan tropis, setelah memiliki tempat
budidaya berupa kolam maka pastikan bahwa suhu kolam ideal yaitu sekitar 27°C-32°C dan
pastikan selalu kolam tidak terlalu keruh. Dan apabila memilih budidaya ikan kakap di
tambak pinggir laut, pastikan arus air tidak terlalu deras karena jika air terlalu deras maka
dapat merusak tambak.

Kakap

Pemilihan lokasi pemeliharan merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan
budidaya ikan kakap ini. Ikan kakap seperti diketahui memiliki toleransi terhadap salinitas
yang cukup tinggi yang berarti ikan kakap dapat dipelihara di segala tipe perairan. Budidaya
ikan kakap dapat dilakukan di kolam, tambak, atau pinggir pantai dengan memperhatikan
kualitas airnya. Karena ikan kakap merupakan jenis ikan tropis, setelah memiliki tempat
budidaya berupa kolam maka pastikan bahwa suhu kolam ideal yaitu sekitar 27°C-32°C dan
pastikan selalu kolam tidak terlalu keruh. Dan apabila memilih budidaya ikan kakap di
tambak pinggir laut, pastikan arus air tidak terlalu deras karena jika air terlalu deras maka
dapat merusak tambak.

Kakap Putih

Persyaratan Lokasi Pembenihan

Letak unit produksi di sekitar pantai, pantai tidak terlalu landai, dasar tidak berlumpur dan mudah
dijangkau. Selanjutnya, air laut harus bersih, dan tidak tercemar serta bersalinitas 28 – 35 ppt dan
dapat di pompa minimal 20 jam perhari. Selain itu, sumber air tawar atau air payau harus tersedia
dengan salinitas maksimal 5 ppt.

Letak unit produksi sebaiknya berada di sekitar pantai yang tidak


terlalu landai
Dasar tidak berlumpur dan mudah dijangkau.
Air laut harus bersih, dan tidak tercemar serta bersalinitas 28 – 35
ppt dan dapat di pompa minimal 20 jam perhari
Sumber air tawar atau air payau juga harus tersedia dengan salinitas
maksimal 5 ppt.
Wadah yang digunakan selama proses produksi berupa KJA, ukuran bingkai karamba yang
digunakan minimal berukuran 3 x 3 meter. Material bingkai KJA dapat terbuat dari bahan kayu,
galvanis, besi, dan HDPE. Pelampung yang digunakan bisa berupa drum plastik atau Styrofoam.
Jaring yang digunakan terbuat dari bahan polyethylene dengan ukuran minimal 3 x 3 x 3 meter
dengan mata jarring ¾ - 1 inchi, ukuran benang D15 untuk masa penggelondongan. Sedangkan
untuk menggunakan kantong jaring berukuran minimal 3 x 3 x 3 meter dengan mata jaring masa
pembesaran 1,5 - 2 inchi, ukuran benang berkisar D18-D21. Pergantian jaring dilakukan
secarakondisional (maksimal 2 minggu sekali).

Rakit (Frame) KJA terbuat dari jenis kayu yang kuat berukuran 6 x 12 cm,
papan selebar 20 cm, tebal 3 cm. Bingkai rakit juga dapat digunakan balok
ukuran 7 cm x 14 cm x 800 cm, papan berukuran tebal 3 – 4 cm, panjang 400
cm untuk pijakan. Rakit berukuran 8 x 8 m yang terbagi empat kotak berukuran
3 x 3 m/kotak. Koneksi antar bagian KJA menggunakan paku dan baut stainless
steel serta tali berdiameter 4 – 8 mm.

2. Waring dan Jaring


•Waring adalah bahan yang digunakan untuk membuat kantong pemeliharaan
ikan pada fase awal atau pendederan (penggelondongan). Waring yang
dipergunakan terbuat dari bahan PE berwarna hitam dengan ukuran mata waring
4 mm. Kantong waring berbentuk kubus dengan ukuran 3 x 3 x 3 m atau 3 x 1,5
x 2 m.
•Jaring untuk pembesaran berbentuk kantong berukuran 3 x 3 x 3 m dengan
ukuran mata jaring 1-2 inchi. pemberat dari beton yang dilapisi plastik dan
diikatkan di masing-masing sudut luar jaring.

Kerapu bebek

Kerapu Macan

1. Persyaratan Lokasi Pembenihan


Pensyaratan Produksi telur Produksi benih Produksi benih Produksi benih
lokasi 3 cm – 4 cm 6 cm – 7 cm 7 cm – 8 cm
pembenihan s/d 9 cm – 10 s/d 9 cm – 10 s/d 9 cm – 10
berdasarkan cm di bak cm di Tambak cm di KJA
BSN 6488.3
adalah sebagai
berikut :
Parameter
Letak Sebaiknya di Sebaiknya di Sebaiknya di Teluk, laut yang
tepi pantai, tepi pantai, tepi pantai, tenang, mudah
mudah mudah mudah di jangkau
dijangkau dijangkau dijangkau
Dasar Perairan Tidak berlumpur Tidak berlumpur Tidak Tidak berlumpur
berlumpur, liat
berpasir, pH
tanah minimal
5,5
Air laut Bersih tidak Bersih tidak Bersih tidak Bersih tidak
tercemar, tercemar, tercemar, tercemar,
salinitas 28 g/l – salinitas 28 g/l – salinitas 24 g/l – salinitas 28 g/l –
33 g/l 33 g/l 28 g/l 33 g/l
Ketersediaan air Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia
laut sepanjang sepanjang sepanjang sepanjang
waktu waktu waktu waktu
Ketersediaan air Salinitas Salinitas - -
tawar maksimum 5 g/l maksimum 5 g/l
Peruntukan Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan Sesuai dengan
lokasi RUTRD / RUTRD / RUTRD / RUTRD /
RUTRW RUTRW RUTRW RUTRW
Kedalaman air - - Minimal 1 m Minimal 5 m

Comparison of production of cage-cultured marine fish

Species Seriola T: Trachinotus Polydactylus Epinephelus


quinqueradiata carolinus sexfilis salmoides*
Country of culture Japan Florida, USA Hawaii, USA Penang, Malaysia
Initial stocking density
fish/m3 10 250 50 60
kg/m3 0.15-0.55 1.75 0.4 3.4
Rearing period
225 273 300 240
(days)
Production (kg/m3) 0.85-14.45 44.7 - 41.4
Average production
0.004-0.06 0.16 - 0.17
rate (kg/m3/day)
Mean size of fish
Initial (g) 10-50 7 9 55.7
At harvest (g) 1 000-2 000 213.6 300 795.9
Average growth rate
4.40-8.67 0.76 0.97 3.08
(g/fish/day)

*Based on existing commercial culture.

Source: SEAFDEC/IDRC, 1979

Table 11. Factors to be considered in the selection of cage/pen sites

Marine Brackishwater Freshwater

Protection from Elements


Wind direction Water current Wind direction
Lagoons, bays and Erosion and Water current
Natural coves offer
differing accretion Floods
situations siltation Typhoons
Artificial Breakwaters Deflectors Breakwaters
Water Circulation
Related to protection Currents Currents Currents
Tidal levels Tidal levels Stratification and up-
welling
Net pen spacing Well-spaced Well-spaced Well-spaced
Water Quality and Soil Type
Salinity Salinity Soil type
Type of bottom Type of bottom pH, NH3, BOD,
Chemical hardness
Pesticides and fertilizer Saltwater intrusion
run-off
Temperature Temperature Temperature
Siltation and turbidity Siltation and turbidity Siltation and turbidity
Tidal fluctuation Tidal fluctuation Depth fluctuation
Physical Topography Topography Texture of the
substratum
Floating objects Topography
Floating objects
Predators, pests and Predators, pests and Algal bloom
competitors competitors
Vegetation Vegetation Predators, pests and
Biological competitors
Plankton bloom Plankton and benthos Vegetation
Diseases and parasites Diseases and parasites Diseases and parasites
Natural productivity
Industrial pollutants Industrial pollutants Industrial pollutants
Thermal pollution
Pollution
Domestic pollutants Domestic pollutants Agricultural pollutants
Agricultural pollutants Agricultural pollutants Mine pollution
Access and Security
Materials Materials Materials
Supplies Feeds Feeds Feeds
Fingerlings Fingerlings Fingerlings
Markets (live and Close to market Close to market Close to market
fresh sales)
Availability Availability Availability
Labor
Cost Cost Cost
Monitoring Easy access necessary for regular monitoring visits.
Security Efficient precautions and security from interference of all sorts.
Frequency of Frequency of navigation Frequency of
navigation navigation
Others Property rights, Property rights, policies Property rights,
policies and laws and laws policies and laws
Social aspects Social aspects Social aspects

Source: SEAFDEC/IDRC, 1979

Salah satu keuntungan budidaya ikan dengan KJA dibandingkan dengan teknologi selain
KJA yaitu :
- ikan dapat dipelihara dengan kepadatan tinggi tanpa khawatir akan kekurangan
oksigen
- hemat lahan, tingkat produkivitasnya tinggi
- tidak memerlukan pengelolaan air yang khusus sehingga dapat menekan input biaya
produksi
- mudah dipantau
- unit usaha dapat diatur sesuai kemampuan modal
- jumlah dan mutu air selalu memadai
- tidak perlu pengolahan tanah
- pemangsa mudah dikendalikan dan mudah dipanen
- Banyak jenis ikan yang dibudidayakan menggunakan KJA, salah satunya adalah
Siganus spp (ikan Baronang).

Anda mungkin juga menyukai