Anda di halaman 1dari 49

BIOLOGI REPRODUKSI DAN

TEKNOLOGI PEMBENIHAN
IKAN LELE DAN IKAN PATIN
BIOLOGI REPRODUKSI &
PEMBENIHAN IKAN LELE
(Clarias sp)
-Ukuran Luas Maksimum 50m2
-Kepadatan 3 – 5 ekor/m2
PENGELOLAAN INDUK

 Membedakan Induk Jantan dan Betina


- Betina : Bentuk alat kelamin bulat dengan 2
lubang
- Jantan : Bentuk alat kelamin panjang dan
hanya satu lubang
PENGELOLAAN INDUK
 Pemeliharaan Induk
- Manajemen Pengelolaan pakan (Protein tinggi
30 – 40%),
- Pakan alternatif bekicot dan keong mas
- Manajemen Kualitas Air
- Pemberian vitamin E, D, B kompleks dan C
- Waktu pematangan gonad 8 – 10 Minggu
SELEKSI INDUK
- Induk betina : Perut membesar, Lubang
kelamin memerah, jika perut diurut akan
keluar telur dan gerakan lambat
- Induk jantan: Alat kelamin jelas dan lebih
runcing, Warna tubuh dan sungut kemerah-
merahan, tumbuh ramping dan gerakannya
lincah
PEMBEROKAN
 Tujuannya untuk mengurangi kandungan
lemak dan kotoran (feses) dalam tubuh.
Kandungan lemak yang tinggi dan menempel
pada gonad justru dapat menghambat proses
pemijahan.
 Pemberokan juga bertujuan untuk
memudahkan dalam membedakan perut
induk yang buncit karena telur atau karena
pakan.
PEMIJAHAN
 Macam-macam pemijahan (Intensif, Semi
intensif, Alami)
 Menyiapkan Alat dan Bahan
- Wadah pemijahan (kolam
tanah/terpal/beton)
- Substrat pemijahan (Ijuk/Waring)
- Serok/seser
PEMIJAHAN
 Teknik Pemijahan
- Wadah pemijahan diisi air dengan ketinggian 20-40
cm
- Substrat dipasang melayang pada bak pemijahan
- Induk yang siap pijah dimasukkan pada bak
pemijahan (pada pemijahan semi intensif induk
terlebih dahulu disuntik hormon)
- Dianjurkan untuk memasukkan induk pada sore
hari (pemijahan terjadi 8-10 jam dari masuknya
induk)
PROSEDUR PENETASAN TELUR
- Wadah/bak yang telah bersih diisi dengan air
bersih yang berasal dari sumur hingga
mancapai ketinggian 30 cm.
- Pasang aerasi guna mensuplai kebutuhan
oksigen terlarut dalam air wadah penetasan.
- Cek suhu air penetasan dengan alat
thermometer, bila suhu dibawah 27ºC
gunakan water heater agar suhu bisa
mencapai 28ºC (Thermometer)
PERAWATAN LARVA
 Manajemen Pengelolaan Pakan
- Pakan awal emulsi kuning telur atau rotifer (umur 3-5
hari)
- Pakan lanjutan cacing tubifek (umur 5 – 10 hari),
alternatif susu bubuk, Alternatif Daphnia, jentik nyamuk
- Pemberian cacing tanah diteruskan sampai umur 12-15
hari
PERAWATAN LARVA

 Manajemen Pengelolaan Kualitas Air


- Melakukan penyiponan untuk membuang
kotoran dalam media budidaya
- Pergantian air sebanyak 50%
PEMANENAN LARVA
 Prosedur Pemanenan Benih
- Larva umur 3-4 minggu (Uk. 1-2 cm) sudah siap dipasarkan
(Harga 10-15,-/ekor atau dilanjutkan ke pendederan 1
- Benih dipuasakan terlebih dahulu (1 hari sebelum waktu
pemanenan)
- Surutkan air secara perlahan
- Tangkap benih dengan menggunakan seser
- Lakukan grading untuk memisahkan benih sesuai dengan
ukuran
PEMANENAN LARVA
 Pengemasan benih
- Pengemasan terbuka: Menggunakan Drigen/Drum
(untuk transportasi lebih dari 6 jam)
- Pengemasan tertutup: menggunakan oksigen
(Waktu transportasi kurang dari 6 jam)
- Penggunaan teknik pengemasan tergantung jarak
transportasi
SELEKSI BENIH
(PENDEDERAN 1)
 Umur benih 3 minggu dari menetas
 Ukuran seragam (uk. 1- 2 cm atau 2-3 cm)
 Gerakan lincah
 Bebas penyakit (parasit, bakteri dan virus)
PENEBARAN BENIH
 Ketinggian air 20 – 30 cm
 Waktu penebaran dilakukan pada suhu
rendah (pagi atau sore hari)
 Aklimatisasi (wadah yang berisi benih lele
diletakkan pelan2 ke dalam air, lalu air kolam
dibiarkan masuk wadah benih dengan pelan2
 Padat penebaran 1000 – 2000 ekor/m2
MANAJEMEN PENGELOLAAN
PAKAN
 Pakan awal berupa pakan buatan berbentuk
tepung (kandungan protein 40%), diberikan
selama 2 minggu pertama.
 Pakan lanjutan berupa crumble (umur 2-4
minggu) dan pelet butiran kecil (umur 4-6
minggu)
 Pemberian pakan dilakukan sebanyak 4-5
kali/hari pada waktu pagi, siang sore dan
malam hari
PEMANENAN (PENDEDERAN
1)
 Lama pendederan adalah 5-7 minggu
 Ukuran benih yang dihasilkan 4-6 cm dan 5-7
cm
 Waktu pemanenan pagi atau sore hari
 Pemanenan dimulai dengan cara mengurangi
air secara pelan-pelan
 Benih akan terkumpul di kamalir
 Benih diambil secara bertahap menggunakan
seser halus
SELEKSI BENIH
(PENDEDERAN II)
 Umur benih 8 – 9 minggu dari menetas
 Ukuran seragam (uk. 4-6 cm atau 5-7 cm)
 Gerakan lincah
 Bebas penyakit (parasit, bakteri dan virus)
PENEBARAN BENIH
 Ketinggian air 20 – 30 cm
 Waktu penebaran dilakukan pada suhu
rendah (pagi atau sore hari)
 Aklimatisasi (wadah yang berisi benih lele
diletakkan pelan2 ke dalam air, lalu air kolam
dibiarkan masuk wadah benih dengan pelan2
 Padat penebaran 500 – 1000 ekor/m2
MANAJEMEN PENGELOLAAN
PAKAN
 Pakan awal berupa pakan buatan berbentuk
crumble (kandungan protein 40%), diberikan
selama 1 minggu pertama.
 Pakan lanjutan berupa pelet butiran kecil
(umur 2 - 5 minggu)
 Pemberian pakan dilakukan sebanyak 4-5
kali/hari pada waktu pagi, siang sore dan
malam hari
PEMANENAN (PENDEDERAN
II)
 Lama pendederan adalah 4-5 minggu
 Ukuran benih yang dihasilkan 7-9 cm dan 9-
11 cm
 Waktu pemanenan pagi atau sore hari
 Pemanenan dimulai dengan cara mengurangi
air secara pelan-pelan
 Benih akan terkumpul di kamalir
 Benih diambil secara bertahap menggunakan
seser halus
BIOLOGI REPRODUKSI &
PEMBENIHAN IKAN PATIN
(Pangasius sp)
• Kegiatan pembenihan ikan patin biasanya
dilakukan selama 2 – 3 minggu sejak
persiapan induk, pemijahan, sampai
menghasilkan benih berukuran 1-2 cm

• Induk dipelihara di kolam khusus dengan


kepadatan 0,25 – 1 kg/m2
A. Pemeliharaan induk

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan induk,Yaitu


padat tebar induk, jenis dan jumlah pakan yang diberikannya serta
lingkungan atau kondisi kolam.
a. Wadah Pemeliharaan. induk
- Kolam tembok atau kolam tanah
- KJA atau Karamba
- Kedalaman minimal 80 cm
b. Kepadatan induk 4-5 kg/m2
c. Pakan tambahan
- Pelet dengan kadar protein 25-35 %
Dosis pemberian 3 - 4 % per hari diberikan 3 kali
- Keong mas atau Kijing 10 % diberika 2 kali/minggu
B. SELEKSI INDUK
Kriteria Induk Matang Gonad
B. Induk Jantan
• Umur minimum di atas 1,5
A. Induk Betina tahun
• Umur ≤ 2,5 tahun • Berat minimal 2 kg
• Berat minimal 3 kg • Kulit dibagian perut lembek
• Perut membesar kearah anus dan tipis
• Perut terasa empuk dan halus • Kelamin membengkak dan
saat diraba berwarna merah
• Kloaka membengkak dan • Keluar sperma jika perut
berwarna merah diurut kearah anus
• Kulit dibagian perut lembek dan
tipis
Cara membedakan induk jantan dan betina
Induk jantan Induk betina

a. Saat berumur 3 tahun memiliki berat a. Saat berumur 3 tahun memiliki berat
minimal 2 kg. minimal 2 kg.
b.Mulai mengandung sperma pada umur 2,5 b.Mulai bertelur pada umur 3 tahun, tidak
bulan. bertelur muda.

c. Bentuk tubuhnya normal, atau tidak cacat c. Bentuk tubuhnya normal, atau tidak cacat
d. Bertubuh gemuk, atau tidak kurus d. Bertubuh gemuk, atau tidak kurus

e. Kepala relatif kecil e. Kepala relatif kecil

f. Tidak luka, dan sehat f. Tidak luka, dan sehat

g. Bila diraba, kulitnya halus, atau tidak kasar g. Bila diraba, kulitnya halus, atau tidak kasar

h. Respon terhadap pakan tambahan h. Respon terhadap pakan tambahan


KOLAM PEMELIHARAAN INDUK

Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas


pengelolaannya. Sebagai contoh untuk 100 kg induk
memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya
mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk
memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk
kolam sebaiknya persegi panjang dengan dinding bisa
ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman
bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa
dengan paralon dan dipasang sarinya, sedangkan untuk
pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
Pemijahan
Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan
yang sulit dipijahkan secara alami, karena
sulit menciptakan atau memanipulasi
lingkungan yang sesuai dengan habitatnya
di alam. Karena itu, pemijahan ikan patin
hanya dapat dilakukan secara buatan (
induce breeding ) yaitu dengan cara
menyuntikan hormon perangsang kedalam
tubuh ikan.
Induce breeding ikan patin dapat dilakukan
dengan menggunakan kelenjar hypopisa
ikan mas atau hormon buatan (ovaprim)
yang mengandung hormon Gonadotropin.
A. Menggunakan Kelenjar hypopisa ikan

Teknis pelaksanaan pemijahan buatan dengan


menggunakan kelenjar hypopisa adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui jumlah donor yang akan diambil
hypopisanya, terlebih dahulu induk yang akan di pijahkan
ditimbang beratnya.
2. Dosis Penyuntikan sebanyak 3 dosis, yaitu 3 kg donor/kg induk
Penyuntikan ke1=1/3 dosis. Penyuntikan ke 2 = 2/3 dosis
interval penyuntikan 6 jam – 12 jam
3. Ikan donor yang akan diambil
kelenjar hypopisanya dipotong
tegak lurus atau vertikal
dibelakang tutup insang.
4. Potongan kepala diletakan dengan
posisi mulut menghadap keatas,
kemudian dipotong vertikal dari
permukaan sedikit diatas mulut sehingga
akan terlihat organ otak yangdilingkupi
lendir atau lemak.

5. Otak ikan ikan diangkat dan lendir


dibuang atau dibersihkan dengan
menggunakan kapas atau tisue.
Setelah bersih akan tampak butiran
putih seperti beras dalam lekukan
tulang, itulah kelenjar hypopisa.

6. Kelenjar hypopisa diambil dengan menggunkan pinset,


kemudian disimpan pada alu penggerus. Demikian selanjutnya
hypopisa diambil satu persatu dari setiap ikan yang dijadikan
donor. Setelah semuanya dikerjakan, selanjutnya hypopisa
dihancurkan dalam gelas penggerus sampai halus.
7. Kelenjar hypopisa diambil dengan menggunkan pinset, kemudian
disimpan pada alu penggerus. Demikian selanjutnya hypopisa
diambil satu persatu dari setiap ikan yang dijadikan donor.
Setelah semuanya dikerjakan, selanjutnya hypopisa dihancurkan
dalam gelas penggerus sampai halus.

8. Untuk memudahkan dalam penyuntikan, kelenjar hypopisa yang


sudah halus tadi dilarutkan kedalam aquabides sebanyak 1.5 –
2 ml. Agar larutan tersebut benar-benar tercampur gunakan
sentrifuse

9. Larutan hypopisa yang telah tercampur menjadi ekstrak,


selanjutnya diambil atau disedot dengan menggunakan alat
suntik.
10. Penyuntikan dilakukan dua kali secara intramuscular( didalam
daging ) yaitu pada bagian punggung ikan dengan
menggunakan jarum suntik berukuran 0,12 ml sedalam 2 cm
dengan kemiringan jarum 45 derajat.
B. Menggunakan Ovaprim

Urutan pekerjaan pemijahan buatan dengan menggunakan ovaprim


sebagi hormon perangsangnya adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui berapa banyak ovaprim yang aka digunakan maka


terlebih dahulu timbang induk yang akan dipijahkan
b. Dosis penyuntikannya 0.6 ml/kg induk
c. Penyuntikan dilakukan dua kali secara intra muscular yaitu pada bagian
punggung ikan dengan menggunakan jarum suntik berukuran 0.12 ml
sedalam 2 cm dengan kemiringan jarum 45 derajat
Penyuntikan ke I = 1/3 dosis dan penyuntikan ke II = 2/3 dosis
Interval penyuntikan 6 atau 12 jam
d. Induk yang telah disuntik selanjutnya disimpan dalam bak pemijahan/ bak
inkubasi
KOLAM PEMIJAHAN
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok.
Ukuran/luas kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan
dengan bentuk kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa
untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18
m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah
pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan.
Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga
memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik.
Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan
dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada
kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke
daerah yang ada telurnya.
a. Sediakan wadah penampung telur
b. Siapkan sperma induk jantan dalam larutan NaCl
c. Perut induk betina diurut secara perlahan, lalu
telur di tampung dalam wadah
d. Masukan sperma dan lakukan pengadukan dengan
menggunakan bulu ayam selama 0.5 menit
e. Tebar telur dalam akuarium
Penetasan telur
• Penetasan telur dilakukan dalam akuarium berukuran panjang 80 cm, lebar
60 cm dan tinggi 40 cm. Akuarium-akuarium itu diletakan dalam rak-rak
besi yang disimpan dalam sebuah ruangan.
• Akuarium diisi air bersih setinggi 25 – 30 cm. Caranya dengan
mengalirkan air itu dari bak penampungan dengan selang berdiameter ¾
inchi. Setelah penuh, pada setiap akuarium dipasang masing-masing dua
buah titik aerasi sebagai pensuplay oksigen. Aerasi dihidupkan selama
penetasan.
• Penetasan telur ikan patin perlu suhu tinggi, antara 28 – 30 O C. Pada suhu
ini telur menetas cepat. Agar bisa mencapai suhu tersebut, maka setiap
akuarium dipasang pemanas air (heater). Heater dihidupkan selama
penetasan. Alat itu dipasang pada suhu 28 O C.
• Pada suhu 28 – 30 O C, telur-telur akuarium akan menetas dalam waktu 18
– 28 jam. Tentu saja tidak semua telur menetas. Telur-telur yang tidak
menetas dapat mengotori dan menurunkan kualitas air dalam akuarium.
Karena itu 10 jam kemudian, sebagian atau 50 persen air harus dibuang
dengan cara disipon, kemudian diganti dengan air baru.
Kolam Pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat.
Untuk kegiatan
pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu
• Pendederan Pertama luas 25-500 m2
• Pendederan Kedua (lanjutan) 500-1000 m2 per petak.

Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/


pembuangan dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam
dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu
pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah
tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan
untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam
dibuat miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air
yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu
dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
Pemeliharaan larva

• Setelah telur menetas seluruhnya, larva dipindah


ke akuarium lain yang bersih airnya atau
dilakukan penyiponan untuk membuang telur
yang tidak menetas dan penggantian air.
• Larva umur 2 hari mulai diberi pakan Artemia
secukupnya sampai umur 9 hari.
• Larva umur 10-13 hari diberi cacing sutra yang
telah dicincang, setelah umur 14 hari diberi
cacing utuh sampai umur 21 hari (ukuran 1 inch).
• Untuk menjaga kualitas air dilakukan penyiponan
setiap hari dan penggantian air setiap 2 hari
sekali.
• TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai