Anda di halaman 1dari 21

Pembenihan Ikan Mas Rajadanu

(Cyprinus carpio Linn)


di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan
(BPPI) Sukamandi, Subang,
Jawa Barat
Oleh :
JAMIATI NURUL CHOLIFAH

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
Pendahuluan
Morfologi Ikan Mas Rajadanu
(Cyprinus carpio Linn)
 Berasal dari Kab. Kuningan, Jawa Barat.
 Memiliki bentuk tubuh memanjang dan tingginya
relatif lebih pendek dibanding strain lainnya
 Badan bersisik penuh dengan ukuran sisik normal
 Punggung bewarna hijau keabuan dan semakin ke
arah perut warna sisik semakin memutih
 Perbandingan panjang total dan tinggi 3,5 : 1
Klasifikasi Ikan Mas Rajadanu

Menurut Saanin (1984) klasifikasi ikan mas adalah


sebagai berikut:
 Kingdom : Invertebrata
 Filum : Chordata
 Kelas : Pisces
 Subkelas : Teleostei
 Ordo : Ostariophysi
 Subordo : Cyprinidea
 Famili : Cyprinidae
 Genus : Cyprinus
 Spesies : Cyprinus carpio Linn
Keunggulan Ikan Mas Rajadanu

 Memiliki laju pertumbuhan lebih cepat


 Daya tahan terhadap penyakit terutama
Koi Herpes Virus (KHV) relatif lebih
baik dibanding strain lainya
 Presentase keberhasilan telur menetas
lebih besar
 Masa hidup lebih lama
Teknik Pembenihan Ikan Mas Rajadanu
Secara Buatan
Pemberokan Penyuntikan

Seleksi Induk Matang Stripping dan


Gonad Fertilisasi

Persiapan Lahan Penetasan Telur

Pemeliharaan Induk Pemeliharaan Larva


Pemeliharaan Induk
- Dilakukan di kolam tanah outdoor dengan
luas 200 m2 dan 400 m2 dengan kepadatan 1
kg/1-4 m2
-
Pakan Indukan yang digunakan bermerk
komersil “Vitality” dengan biomasa 3-5% yang
dilakukan 2 kali sehari pada pukul 08.00 dan
pukul 16.00
Kualitas Air Kolam Induk
Persiapan Lahan
 Persiapan Kolam Indoor Pemeliharaan Induk
(Pemberokan)

 Persiapan Kolam Penetasan Telur


 Persiapan Bak Pendederan
Pupuk Kandang
dengen dosis 10
kg /25 m2
Seleksi Induk Matang Gonad
No Induk Betina Induk Jantan

1 Umur ikan mencapai 1,5-2 Umur minimum 8 bulan


tahun dengan bobot dengan berat berkisar 0,8-1,5
berkisar 2-3 kg/ekor kg/ekor
2 Gerakan Lambat Gerakan Lincah dan Gesit
3 Jika perut distripping akan Jika perut distripping
keluar cairan bewarna mengeluarkan cairan bewarna
kuning putih
4 Bagian perut membuncit, Badan tampak langsing
bila dipegang akan terasa
lembek dan lunak
5 Organ tubuh lengkap Organ tubuh lengkap
JANTAN BETINA
Pemberokan
 Dilakukan di kolam indoor dengan ukuran
2x2x1 m yang dilengkapi dengan sistem
resirkulasi air dan sistem aerasi yang cukup
 Dilakukan selama 1-2 hari
 Selama pemberokan tidak diberi pakan
Pemijahan
-Dengan sistem pemijahan buatan
menggunakan hormon perangsang pemijahan
(Ovaprim)
- Dilakukan secara intramuscular (punggung)
dengan dosis:
a. Betina : 0,3 ml/kg bobot induk betina
b. Jantan : 0,15 ml/kg bobot induk jantan
- Setelah 8 jam paska penyuntikan, dilakukan
pengecekan kesiapan induk betina untuk
distriping setiap setengah jam sekali
 Telur hasil striping ditampung dalam wadah
dan ditimbang
 Selanjutnya telur difertilisasi dengan sperma
yang diperoleh dari induk jantan dengan cara
striping
 Telur yang sudah difertilisasi selanjutnya
ditebar pada media penempelan telur
(kakaban)
 Kakaban ditempatkan di 16 unit bak
penetasan telur ukuran 2x1x0,8 m dengan
kedalaman air 60 cm
Tahapan Pemijahan Buatan
-Penyuntikan

Diamati setiap
setengah jam
setelah 8 jam
penyuntikan
- Stripping dan fertilisasi

Telur menetas 2-3 hari


setelah pemijahan
Pemeliharaan Larva
 Larva dipindahan ke bak pemeliharaan larva
yang terdapat sistem resirkulasi air dan aerasi
yang cukup dengan kepadatan 1000 ekor/m 2
 Setelah berumur 3-4 hari, larva harus diberi
pakan sebanyak 3 kali sehari
 Pakan yang digunakan berupa emulsi kuning
telur, pakan buatan dan pakan alami
Kualitas Air
Parameter Nilai

DO 7,2 ppm

pH 8,6

Suhu 28,3 o C

Conductivity 19

Turbidity 48
Pendederan I
 Dilakukan di kolam outdoor dengan luas 25
m2 dengan padat tebar 20000-24000/ 25 m2
 Pemindahan larva dari bak pemeliharaan larva
dilakukan pada pagi atau sore hari
 Pakan yang diberikan adalah pakan buatan
berupa tepung dengan merk komersil PS-P
dengan biomasa 3-5% dari bobot tubuhnya
Penanganan Parasit dan Penyakit

 Pencegahan : menjaga kualitas air agar tetap


stabil
 Pengobatan : perendaman dengan ke dalam air
garam dengan salinitas 10 ppt
SEKIAN
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai