Anda di halaman 1dari 70

TEKNIK BUDIDAYA

IKAN LELE SANGKURIANG

Hendri Sutrisna
PPPK Penyuluh Perikanan

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali


LATAR BELAKANG
 Ikan lele lokal yang telah berhasil dibudidayakan
adalah C. batrachus dan C. meladerma, tetapi secara
umum spesies-spesies ikan lele lokal memiliki laju
pertumbuhan yang rendah dan rentan terhadap
patogenitas, sehingga budidayanya tidak berkembang

● C. gariepinus merupakan spesies ikan lele Afrika yang


potensial sebagai komoditas perikanan budidaya dan
telah berkembang serta dapat diterima oleh masyarakat
Indonesia.

● Budidaya ikan lele di Indonesia bertumpu pada spesies


C. gariepinus.
KEUNGGULAN BUDIDAYA LELE
1. Lahan & air terbatas
• Budidaya lele bisa menggunakan wadah yang
relatif kecil (umumnya untuk pendederan ukuran
wadah 2x3 m, 3x4m, 4x5m, sedangkan untuk
pembesaran 5x6m sd 100m2)
• menggunakan lahan yang kosong dihalaman
rumah
• drum
• Air mengalir kecil
• Tidak ganti air selama pemeliharaan
• Daur ulang air bekas pemeliharaan
LANJUTAN...
2. Padat tebar tinggi
- padat tebar pendederan sd 5.000 ekor/m2
- padat tebar pembesaran sd 1.000 ekor/m2
3. Modal rendah
- bisa menggunakan kolam plastik, kolam
tanah
- tidak tergantung pada bantuan peralatan
(contoh pompa atau kincir untuk
pemelihraaan kepadatan tinggi
- Treatment air sederhana
LANJUTAN...
4. Teknologi dikuasai
- peralatan sederhana
- teknis budidaya sederhana
- banyak pelatihan
- sudah berkembang di masyarakat
5. Pemasaran mudah
- Restoran
- Warung Pecel lele
- Pasar Modern
- Pasar tradisional
LANJUTAN...
6. Pertumbuhan cepat
- pendederan 2 bulan
- Pembesaran 2,5-3 bulan
- ukuran konsumsi size 6-10
7. Toleransi yang tinggi terhadap lingkungan
- oksigen terlarut rendah
- debit air kecil
- Kepadatan
8. Skala usaha : rumah tangga - industri
LANJUTAN...

9. Diversifikasi produk
 Selain dijual hidup bisa dibuat
olahan
 Dapat meningkatkan nilai jual
 Contoh olahan : abon, sosis,
asap, nugget
10. Tersedia SNI proses produksi >>
jaminan mutu
11. Broodstock center: network
pengembangan induk >>
ketersediaan induk berkualitas
RILIS IKAN LELE
1. LELE SANGKURIANG
- INDUK HASIL PERBAIKAN GENETIK MELALUI BACKCROSS lele dumbo
- KEPUTUSAN MENTERI KKP NO. KEP. 26/MEN/2004
- TANGGAL 21 JULI 2004
- ASAL BBPBAT SUKABUMI

2. LELE SANGKURIANG 2
- BENIH HIBRIDA HASIL PERSILANGAN JANTAN AF VS BETINA SK
- KEPUTUSAN MENTERI KKP NO, KEP. 28/MEN/2013
- TANGGAL 20 JUNI 2013
- ASAL BBPBAT SUKABUMI

3. LELE MANDALIKA
- BENIH HIBRIDA HASIL PERSILANGAN JANTAN MASAMO VS BETINA SANGKURIANG
- KEPUTUSAN MENTERI KKP NO, KEP. 42/KEPMEN-KP/2014
- TANGGAL 22 JULI 2014
- ASAL BBI BATUKUMBUNG-NTB

4. LELE MUTIARA
- INDUK HASIL SELEKSI INDIVIDU (mesir, paiton, sangkuriang, dumbo)
- KEPUTUSAN MENTERI KKP NO, KEP. 77/MEN/2015
- TANGGAL 14 JULI 2015
- ASAL BPPI SUKAMANDI
ASAL USUL LELE SANGKURIANG
Silang-Balik
Lele Dumbo betina F2 x jantan > F6
1985 2000

P
k
e Uji Keturunan Silang-Balik
u
n 2001
a
u
l
r
i
u
t
n
a
Aplikasi Produksi dan Diseminasi
a
s
Induk/Benih Silang-Balik
n 2002 – 2004

Lele Dumbo
2000 SANGKURIANG
2004
PERSYARATAN TEKNIS/LOKASI
BUDIDAYA
 Pasar tersedia,
 Akses jalan mudah,
 Tersedia sumber air: air sumur
dangkal/dalam, air hujan, irigasi teknis
(filtrasi awal)
 Tersedia lahan: tanah porositas rendah
 Bebas banjir dan pencemaran
 Filtrasi buangan akhir
 Sesuai tata ruang dan wilayah
KELAYAKAN FASILITAS
 Bangunan/ tempat penyimpanan alat, pakan dll
 Bak filtrasi dan pengolahan limbah
 Wadah pemeliharaan : induk, pemijahan,
penetasan, pendederan, pembesaran dll
 Mesin dan peralatan perikanan
 Sarana biosecurity
PENERAPAN BIOSECURITY

 Pengaturan tata letak : pemagaran, penyekatan,


penyimpanan bahan
 Pengaturan akses masuk ke lokasi
 Sterilisasi wadah, peralatan dan ruangan
 Pengendalian hama dan penyakit
 dll
PROSES PRODUKSI
 Manajemen induk :
- pemilihan induk dengan asal usul yang jelas
(sertifikat)
- karantina induk,
- Pemeliharaan : pemberian pakan, seleksi matang
gonad, pemijahan, penetasan telur dll
 Manajemen benih :
- Asal benih yang jelas
- pemberian pakan
- pengelolaan kesehatan benih dan kualitas air
 Panen, pengemasan dan distribusi benih
PENGELOLAAN INDUK
• Hasil proses produksi perbaikan mutu
atau perbanyakan induk (Sangkuriang)
dengan asal usul yang dapat ditelusuri
• Harus tidak berasal dari satu keturunan
• Perbanyakan induk : jumlah induk yang
dipijahkan dengan pemeliharaan
terkontrol dan sortasi
MANAJEMEN INDUK : PERBANYAKAN
INDUK LELE SANGKURIANG
PEMELIHARAAN INDUK
 Wadah : kolam tanah atau bak semen
 Kelamin betina & jantan dipelihara
terpisah
 Kepadatan : 5-20 ekor/m2
 Pakan : Pelet protein >35%) Dosis
pemberian 1-3%/bbm/hr
Frekuensi 2 kali sehari
 Pakan teratur mencukupi dan kontinyu
 Tinggi air 80 - 100 cm
VAKSINASI INDUK
 Vaksinasi diberikan
terhadap induk
jantan dan betina
 Dilakukan 2 minggu
sebelum pemijahan
 menggunakan vaksin
aeromonas Hydrophila
“Hydrovac”
 Cara vaksinasi dengan
penyuntikan dosis
0,1 ml/kg induk
SELEKSI INDUK MATANG GONAD
Kriteria induk betina
 Siap Pijah Pertama:

Umur : 1,0-1,2 tahun


Berat : 0,7-1,0 kg
 Tidak cacat, jelas asal usulnya

 Perut membuncit & lunak,

 Lubang genital merah

 Telur berwarna kehijauan inti dipinggir,

 Pengukuran keseragaman ukuran diameter telur

dengan mikrometer : diameter 1,2 -1,4mm


 Fekunditas 40.000 – 60.000 butir/kg betina

Kriteria induk Jantan


 Siap Pijah Pertama:

Umur : 1,0-1,2 tahun


Berat : 0,7-1,0 kg
 Tidak cacat, jelas asal usulnya
 Bentuk kelamin/papila menonjol yang berwarna kemerahan

dan memiliki panjang melewati pangkal sirip dubur


 Perut ramping
INDUK JANTAN DAN BETINA

Jantan

betina
PERSYARATAN TERJADINYA PEMIJAHAN

 Individu jantan dan betina yang sudah


matang gonad, terlihat dari alat
kelamin dan morfologi tubuh
 Adanya rangsangan lingkungan,
berhubungan dengan rangsangan
hormon : contoh hujan, habitat,
cahaya, suhu, dll
 Adanya rangsangan dari lawan jenis
 Adanya substrat : ikan yang memiliki
sifat telur menempel
CARA PEMIJAHAN
1. Pemijahan Alami (natural spawning)
Induk tidak diberi rangsangan dan memijah
secara alami
2.Pemijahan Semi Buatan (induced spawning)
Induk diberi rangsangan/suntikan dan memijah
secara alami
3.Pemijahan Buatan (induced breeding)
Induk diberi rangsangan/suntikan dan memijah
secara buatan
KEUNTUNGAN & KERUGIAN

ALAMI SEMI ALAMI BUATAN


INDUK ♂ TIDAK MATI TIDAK MATI MATI
TELUR TIDAK TIDAK DIPAKSA
DIPAKSA DIPAKSA
HORMON / K. TIDAK PAKAI PAKAI PAKAI
Hipofisa
KAKABAN/ PAKAI PAKAI TIDAK
PENEMPEL
TELUR
KEPASTIAN KURANG TERJAMIN LEBIH
TERJAMIN
WAKTU TIDAK DAPAT TIDAK DAPAT DAPAT
PENGELUARAN DIATUR DIATUR DIATUR
TELUR
PEMIJAHAN ALAMI
(NATURAL SPAWNING)
LANGKAH PEMIJAHAN ALAMI
 Induk yang terpilih dipasangkan dengan
Perbandingan jumlah 1 : 1
 Wadah pemijahan berupa bak beton/terpal
 Tinggi air 15-25 cm diberi kakaban
 Kakaban 5-6 buah/kg betina
 Ukuran kakaban lebar 25-40 cm, panjang 1 m
LANJUTAN………
 Kakaban dipasang didasar wadah pemijahan
dan diberi pemberat agar tidak lepas
 Induk dimasukan dalam wadah pemijahan pada
siang/sore hari
 Setelah memijah (pagi hari) induk diangkat dari
wadah pemijahan
 Setelah telur menetas kakaban posisinya di
balik
 Lama pemeliharaan selama 14-21 hari
(pendederan)
WADAH PEMIJAHAN ALAMI
PEMIJAHAN SEMI ALAMI
(INDUCED SPAWNING)
LANGKAH PEMIJAHAN SEMI
BUATAN :
 Memilih induk matang gonad
 Menimbang induk untuk
menentukan dosis hormon ovulasi
 Melakukan penyuntikan pada induk
betina : ovaprim 0,2 ml/kg induk
betina, hipofisa 1:1
 Induk dipijahkan secara alami
dengan Perbandingan 1 : 1
LANJUTAN…..
 Wadah pemijahan berupa bak
beton/terpal
 Tinggi air 15-25 cm, diberi kakaban
 Kakaban 5-6 buah/kg betina
 Ukuran kakaban lebar 25-40 cm,
panjang 100 cm
 Kakaban dipasang didasar wadah
pemijahan dan diberi pemberat agar
tidak lepas
LANJUTAN……..
 Induk dimasukan dalam wadah
pemijahan pada siang/sore hari
 Setelah memijah (pagi hari) induk
diangkat dari wadah pemijahan
 Setelah telur menetas kakaban
posisinya di balik
 Lama pemeliharaan selama 14-21 hari
(pendederan)
PEMIJAHAN BUATAN
(INDUCED BREEDING)
 Induk diberi rangsangan/suntikan dan
memijah secara buatan
 Penyuntikan:
- Kelenjar hipofisa lele : 1 kg
donor/kg induk btn atau
- Kelenjar hipofisa mas : 2 kg
donor/kg induk betina
- Ovaprim : 0,1 – 0,2 ml/kg induk
betina
HORMON

 Hipofisa adalah kelenjar yang


menghasilkan berbagai hormon antara
lain hormon gonadotropin (bekerja
terhadap gonad),
 Ovaprim : merk dagang yg
mengandung hormone gonadotropin
releasing hormone (GnRH) dan
domperidone (anti dopamin).
 Ovaprim digunakan untuk merangsang
ikan memijah
LANGKAH PEMIJAHAN
BUATAN
 Memilih induk jantan dan betina yang matang gonad
 Menimbang induk betina untuk menentukan jumlah
hormon ovulasi /kelenjar hipofisa
 Melakukan penyuntikan pada induk betina : ovaprim 0,2
ml/kg induk betina, hipofisa 1:1
 Rentang waktu ovulasi 8-14 jam (tergantung suhu)
 Memeriksa ovulasi telur pada induk betina
PENGHITUNGAN DOSIS OVAPRIM (MASAL)

 Berat induk = 15 kg
 Jumlah = 10 ekor
 Dosis Ovaprim = 0,2 ml/kg betina
 Jumlah Ovaprim = 0,2 x 15
= 3 ml (pengambilan 1 ovaprim)
 Dosis Campuran = 0,5 ml/ekor betina
(campuran = ovaprim + NaCl 0,9%)
 Jumlah Campuran = 0,5 x 10 = 5 ml (pengambilan 3
campuran)
 Jumlah NaCl 0,9% = Campuran – Ovaprim
= 5 ml – 3 ml
= 2ml (pengambilan 2 NaCl 0,9%)
LANJUTAN……

 Mengambil kantung sperma


pada induk jantan dengan
cara dibedah kemudian
cairannya dikeluarkan

 Sperma diencerkan dalam


larutan fisiologis 0,9% NaCl
dengan perbandingan 1: 50-
100
LANJUTAN……
 Mengurut induk betina
untuk mengeluarkan
telur dan ditampung
dalam wadah yang
kering
 Mencampurkan sperma
dengan telur dan
diaduk merata dengan
cara digoyangkan atau
dengan bulu ayam
LANJUTAN….
 Menambahkan air secukupnya
kedalam campuran telur dan
sperma tadi untuk mempercepat
pembuahan/fertilisasi
 Menebar telur yang sudah
dibuahi kedalam hapa penetasan
 Mengalirkan air/aerasi pada
penetasan
 Pemeliharaan larva selama 4-5
hari atau saat kuning telur
hampir habis
PENETASAN TELUR
 Padat tebar telur 100.000 butir/m2
 Sumber air bersih, mengalir dan/atau aerasi
 Waktu penetasan 30-36 jam (suhu 22 – 25 oC)
 Derajat penetasan >90%
PANEN LARVA DAN PENGEMASAN
PENDEDERAN
FASILITAS PENDEDERAN
PERSIAPAN WADAH
PENDEDERAN
 Pencucian bak
 Pengeringan minimal 1 hari
 Pemasukan air
 Pemberian garam
 Pemberian pupuk / probiotik
 Penebaran larva
PENDEDERAN 1
 Wadah yang digunakan untuk
pendederan 1 adalah kolam
terpal, fiberglass maupun kolam
tanah
 Ketinggian air : 40-50 cm
 Padat penebaran 3.000-5.000
ekor/m2
 SR : 50-60%
 Lama pemeliharaan 14 hari
 Target ukuran panen 1-3 cm
LANJUTAN..
Manajemen pakan :
 Minggu pertama : cacing 100%
dengan cara dicacah
 Minggu kedua : Cacing utuh
selanjutnya dikombinasi dengan
pelet halus
 Frekuensi pemberian pakan 3-4
kali/hari dengan dosis adlibithum
 Teknik pemberian disebar merata

Penggunaan pakan untuk 100.000 ekor


larva yaitu : cacing sebanyak 50L
FASILITAS PENAMPUNGAN
TUBIFEX
PANEN BENIH DAN
VAKSINASI
 Panen dilakukan pagi hari
 Dilakukan sortasi ukuran
 Vaksinasi dengan vaksin
aeromonas hydrophilla
“hydrovac”
 Teknik dengan perendaman
selama 15-30 menit
 Dosis 1 ml/10 L air
 Jumlah ikan 1000-2000 ekor
PENDEDERAN 2-4
P-2 P-3 P-4
Wadah Terpal, bak Terpal, bak Terpal, bak
beton, kolam beton, kolam beton, kolam
tanah tanah tanah
Ketinggian air 30-40 cm 30-40 cm 40-50 cm

Padat tebar 1000 750-1000 500-750


(ek/m2)
Lama 14 hari 14 hari 14 hari
pemeliharan
Target ukuran 3-5 cm 5-7 cm 7-9 cm

Target SR (%) 60-70 70-80 70-80


PERSIAPAN WADAH PEMELIHARAAN

 Membersihkan wadah
pemeliharaan
 Pengeringan : minimal 1 hari
 Pengapuran
 Pengisian air setinggi 30-40 cm
 Pemupukan
 Pemberian probiotik
 Penebaran benih
MANAJEMEN PAKAN
P-2 P-3 P-4
Bentuk pakan -Tepung -Remah -Butiran 1 mm
-Remah -Butiran 1mm -Butiran 2 mm
Protein (%) >35% >35% >32%

Dosis adlibitum 5-10% dari BBM 3-5% dari BBM

Frekuensi 3-4 kali/hari 2-3 kali/hari 2-3 kali/hari

Teknik Menyebar 1 titik 1 titik


pemberian
PANEN DAN DISTRIBUSI BENIH

 Panen dilakukan pada pagi hari / suhu rendah


 Dilakukan sortasi ukuran agar seragam
 Pengemasan dilakukan secara terbuka dan tertutup
CIRI-CIRI BENIH UNGGUL
• Berenang secara teratur dan gesit (tidak lamban)
• Nafsu makannya tinggi dan rakus
• Permukaan kulit bersih
• Lendir tebal
• Tidak terdapat luka atau kelainan fisik
• Insang berwarna merah muda, bersih, cerah, tidak
cacat atau kotor, dan tidak pucat
• Ukurannya harus seragam.
• Siap tebar ukuran 5-7 cm ke atas
PEMBESARAN
PEMBESARAN
 Wadah yang digunakan untuk
pembesaran adalah kolam terpal,
kolam tanah, kolam tembok, jaring
 Ketinggian air : 80-100 cm
 Padat penebaran 300-500 ekor/m2
 Penebaran benih ukuran 7-9 cm
WADAH PEMELIHARAAN
PERSIAPAN KOLAM TANAH UNTUK
PENDEDERAN ATAU PEMBESARAN

1. Perbaikan kolam
2. Pengeringan
3. Pengapuran
4. pemupukan
5. Pengisian air
6. Pemberian probiotik
7. penebaran benih
1. PERBAIKAN KOLAM
- Perbaikan pematang
kolam (teplok)
- Perbaikan dasar , caren
dan kobakan
- Pengeringan minimal 1
hari
2. PENGAPURAN DAN PEMUPUKAN
Menggunakan kapur tohor
dengan dosis 25-50
gram/m2

- Pemupukan dengan dosis 250 g/m2


MANAJEMEN PAKAN

 Frekuensi pemberian pakan 2-3 kali/hari


 Dosis 3 % dari BBM
 Protein pakan >30%
 Ukuran pakan 2mm (2 – 4 minggu awal
pemeliharaan)
 Ukuran pakan 3 mm (pemeliharaan lanjutan)
PEMBESARAN
PEMBESARAN
MANAJEMEN KUALITAS AIR

 Menggunakan air hijau/ ditumbuhi plankton


 Stagnan, tidak dilakukan pengaliran air
 Pergantian air dilakukan secara kondisional
 Menggunakan probiotik pada saat persiapan
air/kondisional
MANFAAT PROBIOTIK
 Meningkatkan pertumbuhan ikan
 Memperbaiki penggunaan nutrisi pakan
 Meningkatkan kesehatan
 Mengurangi pathogen dalam perairan
 Mejaga kualitas air
 Bau air Tidak mengganggu lingkungan sekitar

Kandungan mikroba yang terkandung


dalam probiotik antara lain :
 Lactobacillus sp
 Basillus sp
MANAJEMEN KESEHATAN IKAN
 Mengamati kondisi kesehatan ikan
berdasarkan respons makan dan gerakan ikan
yang dipelihara selama kegiatan
pemeliharaan.
 Memeriksa ikan secara mikroskopis apabila
terjadi/terlihat gejala sakit
 Melakukan pengobatan yang tepat bila
terdapat indikasi penyakit
DETEKSI DARI PERUBAHAN
TINGKAH LAKU

1. Ikan cenderung naik ke permukaan


2. Operculum bergerak cepat
3. Berenang lamban
4. Cenderung memisahkan diri
5. Nafsu makan berkurang
6. Menggosok-gosokkan tubuh ke dinding kolam
JENIS PENYAKIT YANG UMUM
MENYERANG LELE (PATHOGEN)
 SERANGAN AEROMONAS HYDROPHILA
CIRI CIRI : luka pada tubuh ikan, sirip ikan rusak, perut kembung
PENYEBAB : bakteri aeromonas sp.
PEMICU : penuruanan kualitas air, penumpukan sisa pakan di dasar
kolam

 BINTIK PUTIH (WHITE SPOT)


CIRI CIRI : bintik putih pada bagian permukaan kulit maupun insang. Dan
ikan menggosokan badan ke dinding kolam
PENYEBAB : Ichthyoptirius sp.
PEMICU : suhu teralu rendah, padat tebar, penumpukan sisa pakan

 COTTON WALL
CIRI CIRI : luka pada bagian tubuh, lapisan putih atau bintik putih pada
permukaan
PENYEBAB : bakteri Flexibacter
PEMICU : kualitas air yang buruk, pembusukan sisa pakan
PENYAKIT NON PATHOGEN
 PENYAKIT KUNING :
dikarenakan kesalahan nutrisi pakan/kualitas air
 BADAN BENGKOK :

Dikarenakan kekuranan vitamin C


 KERACUNAN

dikarenakan tercemar festisida atau bahan kimia


pabrikan
UPAYA PENGENDALIAN - INANG
1.Vaksin: memberikan kekebalan tubuh melalui
pembentukan antibodi spesifik
2. Imunostimulan: merangsang kekebalan non-
spesifik, misal: aktivitas fagositosis (sel
pembunuh kuman)
3. Vitamin C:
• mencegah kelainan tulang pada benih
• meningkatkan ketahanan terhadap penyakit
• mempercepat penyembuhan luka
• mempercepat pertumbuhan
4. Probiotik: meningkatkan kecernaan (daya
cerna)
UPAYA PENGENDALIAN -
LINGKUNGAN
 Persiapan Kolam yang baik meliputi
pengolahan tanah,pengeringan
 Padat Tebar Optimal
 Penggunaan pakan tepat waktu, ukuran,
jumlah, maupun kandungan nutrisinya
 Penggantian air secara berkala
 Disinfeksi Bak
 Disinfeksi peralatan perikanan
 Pemberian probiotik pada awal persiapan
air maupun kondisional
UPAYA PENGENDALIAN -
PATHOGEN

Disinfeksi Bak
Disinfeksi peralatan perikanan
 Penggunaan garam dengan dosis 1 ppt
 Ekstrak bawang putih 20-30 gram/kg
pakan
 Serbuk Meniran 10-15gram/kg pakan
 Vitamin C dengan dosis 50 gram/kg
pakan
HASIL PANEN
 Lama pemeliharaan : 3 -4 bulan
 Ukuran panen size : 8-10
 SR : >80%
 FCR : 1
 Sistem panen parsial/total
Terima Kasih

Wassalam

Anda mungkin juga menyukai