Anda di halaman 1dari 9

DEMONTRASI CARA

Teknik Pemijahan Dengan Bantuan Suntik Ovaprim


pada Iakan Lele (Clarias gariepinus)

OLEH :
MUHAMMAD RIDWAN, S.Pi
NIP. 19771010 201102 1 001
PENYULUH PERIKANAN PERTAMA

BALAI PELATIHAN DAN PENYULUHAN PERIKANAN


MEDAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : DEMCAR Teknik Pemijahan Dengan Bantuan Sistim


Suntik Ovaprim pada Ikan Lele

NAMA : MUHAMMAD RIDWAN S.Pi

NIP : 19771010 201102 1 001

JABATAN : Penyuluh Perikanan Pertama

KECAMATAN : Siak

Siak, 03 Februari 2020

Mengetahui

Kepala Dinas
Perikanan dan Peternakan PenyuluhPerikanan
KabupatenSiak

drh. Hj. SUSILAWATI, MM MUHAMMAD RIDWAN, S.Pi


Pembina UtamaMuda (IV-c) NIP. 19771010 201102 1 001
NIP.19710902 199703 2 004
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan akan benih ikan lele yang berkualitas dan unggul sangat dibutuhkan oleh
para pembudidaya, sedangkan kondisi di lapangan ketersediaan benih masih sangat
terbatas. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu cara untuk mengatasi akan kebutuhan benih
lele tersebut, sehingga Penyuluh Perikanan melakukan pendampingan dan Pembinaan
dalam melakukan Demonstrasi Cara Pemijahan dengan sisitem suntik hormon ovaprim.

Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah Meningkatkan
pengetahuan pembudidaya tentang Pemijahan ikan lele dengan bantuan suntik hormon
ovaprim.

Teknik Pemijahan

Teknik Pemijahan dengan bantuan suntik hormon ovaprim pada ikan lele sebagai
berikut :

Pembenihan ikan lele dapat dilakukan dilahan-lahan terbatas dengan menggunakan kolam
yang terbuat dari bahan yang sederhana, maupun di kolam tembok yang memanfaatkan
akuarium maupun kolam tanah dalam pendederannya.

Umumnya induk-induk ikan lele mempunyai interval pengisian telur sekitar 2-2.5 bulan
jika diberi pakan berupa pelet komersial, namun jika menggunakan pakan formulasi khusus
buatan BRPBAT maka induk-induk ikan lele hanya memerlukan waktu sekitar 1 bulan untuk
dapat terisi kembali gonadnya. Langkah-langkah teknis yang diperlukan dalam suatu
pembenihan ikan lele adalah sebagai berikut:
1.  Pengelolaan Induk

Kolam Induk

Kolam induk dapat menggunakan kolam dengan dinding beton dan dasar dari tanah.
Luasan 50 m2 dapat menampung induk 70 – 120 kg induk (jantan dan betina dipisah). Air
masuk dapat diatur dengan debit 4-7 l/menit. Kedalaman kolam 80 – 100 cm. Untuk
merangsang pembentukan gonad pada musim kemarau dapat dilakukan dengan
menurunkan dan menaikkan permukaan air kolam.

Gambar Kolam Indukan Lele

Syarat Induk

Induk yang digunakan harus dalam keadaan sehat, tidak cacat, tidak ada tanda-
tanda yang dapat menyebabkan terganggunya proses pembenihan dan
kemungkinan terjadinya penurunan kualitas benih contohnya jangan gunaka induk
yang bengkok, kelamin jantan pendek atau bengkok, banyak terdapat luka pada
tubuh induk, atau berat induk tidak proporsional.
Diusahakan agar induk tidak berasal dari satu keturunan. Induk pejantan bisa
didapatkan dari daearah lain misalnya untuk induk betina dihasilkan dari proses
seleksi di farm sendiri sedangkan pejantan didapatkan dari daerah yang jauh dari
lokasi farm dan yakin induk yang digunakan tidak sedarah.
Umur induk lebih dari 8 bulan untuk betina dan satu tahun untuk pejantan. Secara
ideal induk betina mempunyai bobot 800 – 2000 gram, sedangkan induk jantan lebih
dari 1000 gram atau minimal sama dengan berat induk betina.
Induk di pelihara secara terpisah antara jantan dan betina. Induk betina pun dipisah
berdasarkan tingkat kematangan gonad dan proses rotasi pemijahan sehingga
diharapkan pada satu kelompok induk didapatkan induk dengan tingkat kematangan
telur yang sama.

Pemilihan Induk untuk Pemijahan

2. Pematangan Gonad

Pematangan gonad lele dilakukan di kolam tanah, ikan hasil seleksi dari kolam calon
induk. Caranya, siapkan kolam ukuran 50 m2 (lebih baik kolam indukan jumlahnya
banyak dengan ukuran/luasan minimal, dari pada hanya 1 -2 kolam dengan ukuran luas);
keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 60 – 100
cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 25 ekor induk ukuran 0.8 – 2 kg; beri pakan
tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari, kadar minimal protein pelet
27%, atau 1.8 -2% per hari dengan pellet berkadar protein 35%, sebaiknya induk jantan
betina dipelihara secara terpisah.
Seleksi induk untuk dipijahkan

 Pemanenan induk yang akan di pijahkan dapat menggunakan hapa hitam yang pada
sisi bawahnya diberi pemberat rantai timah, ukuran hapa (panjang hapa bisa
menutup luasan lebar kolam), setelah ikan terkumpul dalam hapa dilakukan
penyeleksian. Seleksi induk lele dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh.
Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut dan lunak; gerakan lamban
dan lubang kelamin kemerahan. Metode yang efektif adalah dengan jalan mengambil
sampel telur dari rongga ovarium dengan menggunakan alat kateter, telur yang
terambil diamati warna dan diameternya, apabila ukuran diameter telur sudah
seragam pada ukuran 1,0 -1.3 mm dan berwarna abu-kecoklatan, induk tersebut
sudah siap untuk dilakukan pemijahan. Tanda induk jantan matang kelamin: gerakan
lincah, alat kelamin panjang berwarna kemerahan, hendaknya ukuran panjang
papilla genetalia sudah mencapai sirip anal.

 Pemberokan
Induk yang telah terseleksi untuk pemijahan hendaknya dilakukan pemberokan
terlebih dahulu. Pemberokan induk lele dilakukan di bak selama semalam. Caranya,
siapkan wadah ukuran 1x1 m kemudian isi dengan air bersih setinggi 40 – 50;
masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir selama pemberokan.

Catatan: Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan dalam tubuh dan
mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan
tambahan. Ikan jantan dan betina hendaknya dilakukan pemberokan secara terpisah.

3. Pemijahan.

Pemijahan ikan lele dumbo awalnya hanya dapat dilakukan melalui pemijahan buatan,
namun setelah ikan beradaptasi pada kondisi budidaya dan sudah domestikasi
pemijahan secara semi buatan bahkan secara alamipun dapat dilakukan. Adua metode
pemijahan yang sudah biasa dilakukan pada saat sekarang yaitu: pemijahan semi alami
dan pemijahan buatan. Pada pemijahan semi alami ikan lele di biarkan memijah secara
alami namun sebelumnya indukan ikan tersebut dilakukan penyuntikan rangsang
menggunakan hormon reproduksi. Sedangkan pemijahan buatan setelah ikan disuntik
rangsang dengan hormon reproduksi, penyatuan telur dan sperma dilakukan secara
buatan oleh manusia.
3.1.  Pemijahan Buatan

Pemijahan buatan berdasrkan teknik penggunakan hormon reproduksi bisa


dibedakan atas dua teknik.

 Penyuntikan dengan ovaprim


 Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk
betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya,
tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6-0,75 ml ovaprim untuk
setiap kilogram induk; suntikan kebagian punggung induk tersebut; masukan induk
yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan dibiarkan selama 10 - 12 jam.

Teknik Penyuntikan Ovaprim pada Ikan Lele

Catatan : Penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan
pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,25 ml/kg induk) dan
penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,5 ml/kg induk betina).
Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan
dosis 0,5 ml/kg induk jantan.

 Pada proses penyuntikan dengan cara ini ikan jantan dan betina ditempatkan pada
penampungan yang terpisah.

5. Penetasan Telur
 Pada pemijahan semi alami: Setelah memijah telur-telur yang menempel pada
kakaban diambil dan dibilas dengan air bersih kemudian ditetaskan di lain bak yang
sudah dipersiapkan, tapi pada umumnya yang dilakukan oleh para pembenih,
memilih jalan lain yaitu memindahkan induk-induk dan mengembalikan induk
tersebut kekolam pemeliharaan, kemudian mengganti air media dengan air bersih
yang sudah siap, tanpa memindahkan kakaban dari kolam pemijahan. Kolam
penetasan hendaknya dilengkapi dengan aerasi , untuk menghindari jamur
Saprolegnia obat yang lazim di pakai adalah metileneblue, Telur-telur akan menetas
dalam waktu 20- 28 jam.

 Larva yang menetas biasanya akan mengumpul di bawah kakaban, dan


pengangkatan kakaban dilakukan setelah 3-4 hari dari menetas. Selanjutnya adalah
tahapan pemeliharaan larva dan benih.

PUSTAKA ACUAN
 Insan, I., H. Mundriyanto dan Kusdiarti. 1992. Efek pemberian pakan alami dan
pakan buatan pada tingkat umur berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan
hidup benih lele dumbo (C. gariepinus). Bull. Penelitian Perikanan Darat, Vol 11 No.
1.
 Warta Pasar Ikan.2006. Lele kampung dari kampung lele. Direktorat Pemasaran
Dalam Negeri. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan.
Departemen Kelautan dan Perikanan

Anda mungkin juga menyukai