BIOLOGI PERIKANAN
“Pemijahan Ikan Lele dengan cara Semi Buatan”
Oleh :
1. Ardi Saputra : 211016154246006
2. Bayu Krisna Hati : 211016154246008
3. Jeriyan Sapuutra : 211016154246003
4. M. Nasrul Hadi : 211016154246007
5. Muhamad Fahri Delfi : 211016154246002
6. Mayora Pupit Arini : 211016154246004
7. Monika : 211016154246005
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga laporan praktikum BIOLOGI PERIKANAN tentang “ Pemijahan Ikan Lele Semi
Buatan” ini dapat disusun dan di selesaikan. Laporan ini disusun guna untuk sebagai acuan
data yang di dapatkan pada praktikum lapangan yang dilakukan di UPTD Balai Benih Ikan
Sungai Alai Tebo. Dan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah BIOLOGI PERIKANAN
Unversitas Muara Bungo.
Laporan ini disusun sesuai dengan data yang di dapatkan pada praktikum lapangan
dan juga referensi lain yang bertujuan untuk memberikan deskripsi tambahan,namun,tidaklah
menutup kemungkinan kekurangan pada laporan ini. Oleh karena itu saran,masukan serta dan
bimbingan dari segala pihak selalu diharapkan yang bersifat membangun dalam penyusunan
dan pembuatan laporan.
Kepada semua pihak yang ikut mebantu dan berpatisipasi dalam penyusunan laporan
ini,kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Permintaan produk perikanan terus mengalami peningkatan, hal ini dilihat dari
tingginya permintaan pasar pada produk perikanan, tidak hanya pada pasar dalam negeri,
pasar ekspor pun demikian, sehingga untuk memenuhi permintaan tersebut secara kontinyu
dibutuhkan produksi melalui usaha budidaya, baik ikan tambak, ikan laut, ikan hias, maupun
ikan tawar. Pengembangan usaha perikanan saat ini memegang peranan penting dalam
pembangunan perikanan, dimana tidak hanya berkembang disektor budidaya, tetapi juga
diharapkan berkembang disektor hilir, sehingga akan menambah nilai komersilnya.
Untuk meningkatkan nilai komersil, hendaknya usaha ini dikelola secara profesional,
bukan hanya sebagai usaha sampingan sebatas pemenuhan kebutuhan hidup atau tidak
mengacu pada pencapaian target keuntungan (profit oriented) maka untuk mencapai target
keuntungan, usaha ini perlu dikelola secara baik dengan kemampuan manajemen yang baik
pula.
Dalam sektor budidaya, salah satu faktor yang sangat penting adalah ketersediaan
benih secara kontinyu, baik kualitas maupun kuantitasnya. Ketersediaan benih yang
berkualitas tinggi akan memacu perkembangan budidaya ikan dengan cepat di daerah-daerah
pedesaan yang pada akhirnya dapat memenuhi sumber pangan khususnya dari ikan.
Peningkatan perkembangan sektor perikanan saat ini cukup pesat, hal ini tentunya banyak
menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, sehingga akan mengurangi angka pengangguran
serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung dan memungkinkan berkembangnya bidang lain yang saling berkaitan satu dengan
lainnya.
Teknologi Pemijahan ikan dapat dilakukan dengan memanipulasi yaitu dengan cara
induced breeding, yaitu dengan pembuahan buatan setelah sebelumnya diberikan suntikan
hormon perangsang pada induk jantan dan betina. Perlakuaannya adalah dengan dosis
penyuntikan induk jantan diberikan setengah dari dosis betina, yang dilakukan satu kali
bersamaan penyuntikan kedua induk betina.
Setelah disuntik, kedua induk dimasukan ke dalam bak pemijahan. Mencapai hal
tersebut, perlu dilakukan usaha-usaha yang mampu menghasilkan benih ikan unggul, seperti
cara yang di atas. Salah satu cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan merangsang
kultivan dengan menggunakan hormone sehingga lebih cepat melakukan pemijahan dengan
hasil yang baik dan berkualitas.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu diharapkan mahasiswa mampu melakukan
pemijahan Ikan Lele (Clarias batracus) secara Semi-Intensif atau Semi Buatan.
BAB II
DASAR TEORI
Dalam memilih induk lele harus cermat dan teliti agar memperoleh induk lele dumbo
yang baik dan mampu menghasilkan benih yang bermutu. Dalam memilih induk harus
memenuhi persyratan sebagai berikut :
• Calon induk lele dumbo harus sehat, tidak cacat dan lincah
• Calon induk lele dumbo sudah berumur minimum 1 tahun.
• Calon induk lele dumbo memiliki ukuran panjang 20-25 cm dengan berat badan 150-350
gram.
• Calon induk sudah jinak dan tidak liar (Soetomo, 1987).
Secara alamiah ikan lele memijah pada musim hujan. Banyak jenis ikan yang
terangsang untuk memijah setelah turun hujan. Dengan pemeliharaan yang baik ternyata ikan
lele dapat dipijahkan sepanjang tahun. Saat ini lele dumbo sudah dapat dipijahkan secara
alami. Pemijahan ikan lele diawali dengan terlihatnya sepasang induk berkejar-kejaran.
Namun demikian banyak orang yang sukan memijahkan dengan cara buatan (disuntik) karena
penjadwalan produksi dapat dilakukan lebih cepat dan tepat (Kheruman, 2002).
Penetasan terjadi bila embrio telah menjadi panjang daripada lingkaran kuning telur
dan telah terbentuk dirip perut. Penetasan terjadi dengan cara penghancuran chorion oleh
enzim yang dikeluarkan oleh kelenjar ekstoderm. Selain itu penetasan disebabkan oleh
gerakan-gerakan larva akibat peningkatan suhu, intensitas cahaya dan pengurangan oksigen.
Telur akan menetas antara 20-57 jam setelah terjadi pembuahan, dengan derajat penetasan
antara 25-350C (Riflanto, 1998).
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 6-7 Juni 2023 di UPTD Balai Benih Ikan
(BBI) Sungai Alai Tebo. Jalan lintas Tebo-Bungo KM 10. Kecamatan Tebo Tengah
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi.
1 Kolam pemijahan 1
2 Kakaban Secukupnya
3 Air Secukupnya
7 NaCl Secukupnya
9 Timbangan 1 buah
4.2 Pembahasan
– Persiapan wadah
Langkah awal yang dilakukan dalam kegiatan pemijahan ikan lele sangkuriang adalah
mempersiapkan wadah berupa bak penetasan telur. persiapan wadah perlu dilakukan sebelum
kegiatan pemijahan dilakukan, sebelum wadah digunakan untuk penetasan telur wadah
tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara mengeringkan air yang ada di bak
tersebut setelah dikeringkan barulah menyikat kotoran-kotoran atau lumut-lumut yang ada di
bak tersebut yang bertujuan untuk menghilangkan bibit penyakit yang ada setelah disikat
barulah bak tersbut dibilas dengan air bersih agar kotoran-kotoran dan lumut terbuang atau
terbawa air ke saluran pembuangan. Pembersihan bak harus benar-benar bersih karena
kebersihan bak berpengaruh terhadap keseterilan kualitas air, sehingga tidak menggangu
dalam proses penetasan telur. setelah dibilas bak dikeringkan kemudian diisi air setinggi 30
cm. Setelah diisi air barulah pemasangan happa dilakukan, happa di pasang dengan cara
mengikat pada keempat sudutnya ke kayu yang terdapat di sudut bak. happa yang digunakan
berukuran 2 m x 1 m dan kemudian memastikan sirkulasi air berjalan lancar untuk penetasan
telur.
– Seleksi induk
Seleksi induk dilakukan dengan tujuan untuk memilih calon induk yang baik dan
sehat, serta untuk melihat tingkat kematangan gonad apakah calon induk tersebut layak untuk
dipijahkan atau tidak. Induk ikan lele sangkuriang yang baik harus dinyatakan lolos seleksi
baik dari segi umur, berat, kesehatan maupun kematangan telurnya. Sebab jika kurang hati-
hati memilih induk, maka keturunan yang dihasilkan jumlahnya akan lebih sedikit atau
kualitas benihnya kurang baik. Kegiatan seleksi induk yang dilakukan di BBI dengan cara
menangkap induk dengan menggunakan jaring dimana jaring ditarik oleh beberapa orang
untuk mempersempit ruang gerak induk agar induk mudah di tangkap . Berdasarkan
pengamatan pada seleksi induk didapat 1 pasang induk yang sudah matang gonad. Ciri –ciri
induk matang gonad yaitu induk jantan berumur ± 2 tahun dan betina 1,5 tahun, berat badan
jantan ± 2 kg dan betina 2,5 kg, panjang jantan 48 cm dan betina 50 cm dan kelamin pada
ikan berwarna merah.
– Pemberokan
Menurut Hernowo (2003), pemberokan adalah memuasakan induk selama 12-24 jam
dengan tujuan agar kotoran (feses) keluar dan sekaligus meyakinkan hasil seleksi induk
betina. UPTD Balai Benih Ikan Sungai Alai Tebo 8-10 jam.
Pemberokan bertujuan untuk memuasakan induk ikan lele karena jika induk lele
diberi makan perut induk ikan lele kelihatan besar dan itu akan mempersulit untuk
mengetahui induk yang matang gonad, serta sulit dalam ovulasi. Selama proses pemberokan
induk jantan dan induk betina dipisahkan agar tidak memijah secara liar. Hal ini sesuai
dengan pendapat Mahyudin (2008), pemberokan adalah tahapan dalam pemijahan yang
dilakukan dengan cara ikan atau induk dipuasakan saat induk ikan selesai diseleksi dan
sebelum dipijahkan selama 1-2 hari. Pemberokan induk jantan dan betina dilakukan pada
wadah terpisah.
– Proses pemijahan
Pada praktikum, ikan lele dipijahkan secara semi buatan (induced breeding) Adapun
kegiatan pemijahan sebagai berikut:
• Induk harus di timbang agar mudah dalam pembentukan dosis hormone yang di gunakan.
• Setelah ditimbang induk betina disuntik dengan ovaprim dengan dosis 0,2ml/kg kemudian
ditambahkan 1 ml NaCl sebagai pengencer. Data perhitungan dosis hormone.
• Penyuntikan induk lele betina dilakukan pada bagian punggung dengan kemiringan 45˚
penyuntikan dilakukan malam hari sekitar jam 19.30 WIB. Setelah disuntik induk lele betina
di masukan lagi ke kolam pemberokan dan dibiarkan 8-10 jam.
• Sekitar jam 00.00- 01.00 WIB induk di cek tingkat ovulasinya, dan kemudian induk
jantan dan betina di satukan dalam kolam pemijahan dengan dilengkapai happa dan kakaban
yang diletakkan didasar kolam yang bertujuan untuk melekatnya telur, induk jantan dan
betina disatukan dalam satu kolam yang sama, sampai masa penetasan telur.
– Penetesan telur
Sebelum telur menetas terlebih dahulu telur tersebut akan dibuahi. Untuk
membedakan telur yang terbuahi dengan telur yang tidak terbuahi dapat dilihat dari warna
telurnya, biasanya telur yang terbuahi akan berwarna bening dan transparan sedangkan untuk
telur yang tidak terbuahi yaitu bewarna putih susu dan berjamur. Jumlah telur yang dibuahi
tidak dapat diketahui secara pasti karena sifat telur ikan lele yang menempel (adesif)
sehingga penghitungan menggunakan metode sampling tidak memungkinkan dilakukan.
Dalam kegiatan praktek, tempat penetasan telur merupakan wadah yang juga digunakan
untuk pemeliharaan larva. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (1993), yang menyatakan
bahwa happa penetasan sekaligus digunakan sebagai bak pemeliharaan larva.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami peroleh dari praktikum ini adalah :
– Pemberokan adalah memuasakan induk selama 12-24 jam dengan tujuan agar kotoran
(feses) keluar dan sekaligus meyakinkan hasil seleksi induk betina
– Pada pemijahan semi buatan hanya dilakukan penyuntikan opafrin pada induk jantan
yaitu 0.2 ml dan induk betina 0.5 ml
– Digunakan kakaban pada kolam guna untuk tempat penempelan pada telur saat lele
melakukan pemijahan
– Guna penutupan kolam pada terpal pada proses pemijahan semi-buatan adalah dikarnakan
ikan lele merupakan hewan nocturnal.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Ir, Yusuf. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Lele Dumbo. Agro Media
Pustaka.Jakarta
Hernowo, Suyanto dan Rachmatun. 2002. Pembenihan dan pembesaran Lele. Kanisius.
Yogyakarta
Khairuman, 2002. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif. Argo Media Pustaka. Jakarta
Mahyudin, Kholis. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya. Jakarta
Santoso, Budi. 1995. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Lele Dumbo dan Lokal. Kanisius.
Yokyakarta.
Santoso, Heru. 2002. Teknik Kawin Suntik Ikan Ekonomis. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soetomo, 2003. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar baru Algensindo. Jakarta.