Anda di halaman 1dari 14

0

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Laporan Pratikum Biologi Perikanan yang diberi judul
“Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Tambakan (Helostoma
temminckii)”. Meskipun saya menyadari masih adanya kekurangan yang
terdapat pada laporan yang saya lampirkan ini.
Saya berterimakasih kepada asisten Lulu Mayna Nabilla, Laboratorium
Biologi Perairan serta pihak lainnya yang telah membantu saya dalam
melaksanakan pratikum di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan
dan Keluatan Universitas Riau.
Semoga laporan yang saya buat ini bisa berguna dan menambah
wawasan kita semua. Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
banyak kekurangan. Karena hingga saat ini saya masih dalam proses belajar.
Oleh karena, itu saya mengharapkan kritik dan sarannya demi kesempurnaan
laporan ini juga demi kemajuan bersama.

Pekanbaru, September 2022

Putri Maharani
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gonad adalah organ reproduksi yang terdapat dalam tubuh individu ikan,
pada ikan gonad berada disamping kiri dan kanan gelembung renang, dibawah
vertebrae dan diatas saluran pencernaan. Berjumlah sepasang yang
menggantung pada selaput mesorchia atau mesovaria. Bentuk dan ukuran gonad
pada setiap spesies ikan selalu bervariasi yaitu tergantung pada bentuk tubuh
dan rongga tubuh individu ikan itu sendiri.
Batasan fekunditas secara umum adalah jumlah telur yang terdapat dalam
ovari ikan yang sudah matang gonad dan akan dikeluarkan pada waktu mijah.
Pengetahuan tentang fekunditas dalam bidang budidaya perikanan sangat
penting artinya untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva/benih yang
akan dihasilkan jika individu ikan itu mijah dan dalam bidang biologi perikanan
adalah untuk memprediksi berapa jumlah stok suatu populasi ikan yang hidup
di suatu lingkungan perairan.
Nilai fekunditas sutu individu ikan selalu bervariasi, karena dipengaruhi
oleh umur/ukuran individu ikan, jenis dan jumlah dari makanan yang dimakan,
sifat ikan, kepadatan populsi, lingkungan hidup dimana ikan itu berada dan
faktor fisiologi tubuh.Dengan mengetahui fekunditas, dapat ditaksir jumlah
anak ikan yang akan dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah anak ikan
dalam kelas umur, perubahan faktor lingkunganseperti suhu dan ketersediaan
makanan berpengaruh pada tingkah laku dan metabolisme ikan menurutnya
kondisi ikan dapat mengakibatkan penurunan fekunditas yang direfleksikan
dalam rendahnya jumlah oisit yang berkembang/terjadi atresia.
2

Oleh karena itu sangat diperlukan pengetahuan tentang tingkat kematangan


gonad dari setiap individu ikan sehingga membantu mereka yang berkecimpung
di bidang budidaya perikanan dan biologi perikanan untuk menghitung jumlah
ikan dewasa yang siap bereproduksi dan memijah, kapan mereka akan memijah
dan bertelur serta kapan dan berapa telur yang akan dibuahi dan menetas serta
perbandingan antara ikan yang belum matang gonad dengan yang sudah
matang, ikan yang belum dewasa dengan yang sudah dewasa dan ikan yang
belum bereproduksi dengan yang sudah (Pulungan, 2006).

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui nilai
fekunditas dan diameter telur ikan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan
mengetahui ada berapa butir telur yang dihasilkan oleh ovari ikan yang telah
diteliti atau yang dinamakan fekunditas dengan menggunakan metode tertentu.

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat yang diambil dari praktikum kali ini adalah praktikkan dapat
mengetahui nilai fekunditas dan diameter telur dari ikan tersebut serta
mengetahui sedikit mengenai jumlah larva dan jumlah populasi yang akan
terbentuk dalam suatu perairan tersebut yang mana tempat hidup maupun
habitat dari ikan Tambakan (Helostoma temminckii).
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) merupakan salah satu ikan air


tawar ekonomis di Indonesia. Ikan ini dapat hidup dengan baik pada habitat
sungai atau danau yang memiliki vegetasi yang lebat dan arus air yang lambat.
Ikan ini cukup digemari masyarakat di beberapa wilayah Jawa, Sumatera, dan
Kalimantan sebagai ikan konsumsi dalam bentuk kering (ikan asin) maupun
dalam keadaan segar. Oleh karena itu, prospek pengembangan budidaya ikan
tambakan sebagai salah satu sumber protein merupakan hal yang penting. Ikan
tambakan merupakan salah satu komoditas potensial untuk dibudidayakan
karena toleransinya terhadap lingkungan dan fekunditasnya tinggi (Efriyeldi &
Pulungan, 1995).
Fekunditas merupakan salah satu fase yang memegang peranan penting
untuk melangsungkan populasi dengan dianmikanya. Dari fekunditas kita dapat
menaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dan akan menentukan jumlah
ikan dalam kelas umur yang bersangkutan. Fekunditas adalah semua telur-telur
yang akan dikeluarkan pada waktu pemijahan. (Effendie, 2002).
Umumnya fekunditas lebih tinggi dibandingkan dengan fekunditas
individu. Fekunditas relatif maksimal dijumpai pula pada golongan ikan yang
masih muda. Selanjutnya (Effrendie, 2001) mengemukakan bahwa kapasitas
reproduksi dari pemijahan populasi tertentu untuk mengetahui harus
menggunakan fekunditas populasi relatif. Fekunditas ini dapat berbeda dari
tahun ke tahun karena banyak individu yang memijah tiap-tiap tahun.
Untuk menghitung telur ada beberapa metoda yang dapat digunakan. Setiap
metoda memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu sebelum
memutuskan untuk memilih metoda dalam menghitung nilai fekunditas ikan
harus dikenali dengan baik sifat dari setiap spesies ikan yang diteliti agar pada
4

pelaksanaan menghitung nilai fekunditas ikan tidak terjadi kesalahan


(Pulungan, 2005).
Ikan-ikan yang tua dan besar ukurannya mempunyai fekunditas relatif yang
lebih kecil. Umumnya fekunditas relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
fekunditas individu. Fekunditas relatif akan menjadi maksimum pada golongan
ikan yang masih muda (Nikolsky, 2001).
Nilai fekunditas suatu individu ikan sangat bervariasi karena dipengaruhi
oleh umur/ukuran individu ikan, jenis dan jumlah dari makanan yang dimakan
serta sifat ikan, kepadatan populasi, lingkungan hidup dimana individu ikan itu
berada dan faktor fisiologi tubuh dari individu ikan itu sendiri sangat
mempengaruhi nilai fekunditasnya. Selain itu diameter telur juga berpengaruh
terhadap nilai fekunditas dari suatu individu ikan, semakin besar ukuran
diameter telur maka akan semakin kecil nilai fekunditasnya dan semakin kecil
diameter telur maka akan semakin besar nilai fekunditasnya. Ukuran diameter
telur dari setiap individu ikan sangat bervariasi. Hal ini tergantung dari jenis
individu ikan itu sendiri (Penuntun praktikum Biologi Perikanan, 2022).
Dalam pengawetan telur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
menggunakan bahan pengawet yang terdiri dari larutan formalin serta larutan
Gilson. Kemudian melalui pendinginan, ini merupakan cara yang baik dalam
mencegah pembusukkan telur dalam ovari. Kemudian dalam metoda
penghitungan telur terbagi atas metoda jumlah, metoda volumetrik, metoda
gravimetrik, dan metoda von bayer (Penuntun Pratikum Biologi Perairan,
2022).
5

III. METODE PRATIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 21 September 2022 pada
pukul 10:30-12:30 WIB di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan
dan Kelautan , Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang di pakai pada saat melakukan pratikum adalah kertas label, alat
tulis, buku penuntun praktikum, pingset, timbangan, cawan petri, objek glass,
mikroskop, dan gunting bedah.Sedangkan bahan yang digunakan adalah telur
ikan tambakan yang sebelumnya sudah diawetkan dengan cairan formalin.

3.3 Metode Praktikum


Metode praktikum adalah metode survey dengan mengamati dan mengenali
langsung objek praktikum dengan mengikuti petunjuk yang terdapat di dalam
buku penuntun praktikum. Kemudian dilakukan perhitungan fekunditas dan
diameter telur.

3.4 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur praktikum yang dilakukan yaitu setibanya di
Laboratorium, praktikan langsung mempersiapkan alat dan bahan, setelah itu
melakukan pengamatan terhadap bahan praktikum diantaranya mengambil
telur pada bagian anterior, tengah, dan posterior baik pada sisi kanan maupun
sisi kiri. Letakkan sebanyak 3 telur yang telah diambil dari tempat tadi pada
objek glass untuk dilihat nilai sebaran telur pada ovari ikan tersebut. Kemudian
setelah diukur berapa diameter telur masukkan kedalam tabel dengan syarat
nilai yang telah didapat dikalikan dengan perbesarannya yaitu 40x10 (0,025).
6

Pengamatan selanjutnya menghitung fekunditas ikan dengan menggunakan


metode gabungan yaitu menghancurkan telur yang telah diberikan formalin ke
dalam sebuah cawan petri. Kemudian timbang berat telur ikan tersebut dengan
timbangan digital. Telur yang ditimbang tadi dihitung satu persatu untuk
mendapatkan nilaix. Jika telah didapat semua nilai, masukkan ke dalam rumus
dan hitung nilai fekunditasnya.
7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil :
Keterangan:
1. Anterior
2. Tengah
3. Posterior

Gambar 1. Ovari ikan sebelum di bedah

Keterangan:
1. Anterior Kiri
2. Tengah Kiri
3. Posterior Kiri
4. Anterior Kanan
5. Tengah Kanan
6. Posterior Kanan
Gambar 2. Ovari ikan setelah di bedah

Telur yang telah diambil dari bagian anterior, tengah, posterior kanan dan
kiri, kemudian dihitung jumlahnya dengan meletakkan telur yang telah
diencerkan dengan air ke dalam cawan petri. Maka didapatkan jumlah telur
pada tiap bagiannya adalah sebagai berikut :
8

Tabel 1. Fekunditas Telur Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)

No Ovari Ikan Berat Frekuensi

1. Anterior Kanan 0,20 76

.2. Tengah Kanan 0,25 105

3. Posterior Kanan 0,35 120

4. Anterior Kiri 0,25 105

5. Tengah Kiri 0,20 78

6. Posterior Kiri 0,25 105

Jumlah 1,5 529


Dari tiap bagian anterior, tengah, dan posterior, maka diambil telur-
telurnya 3 butir, kemudian diletakkan di atas kaca preparat. Dan selanjutnya
menghitung diameter telur tersebut menggunakan mikroskop. Dari pengamatan
yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Diameter Telur Ikan Tambakan (Helostoma temminckii)


Ovari Unit mm
1. 30 0,75
Anterior Kiri 2. 35 0,075
3. 45 1,125
1. 41 1,025
Tengah Kiri 2. 36 0,9
3. 37 0,925
Posterior Kiri 1. 30 0,75
2. 32 0,8
9

3. 23 0,575
1. 25 0,625
Anterior Kanan 2. 33 0,825
3. 40 1
1. 40 1
Tengah Kanan 2. 30 0,75
3. 35 0,075
1. 28 0,7
Posterior Kanan 2. 30 0,75
3. 20 0,5

4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan terdapat ukuran diameter telur yang
berbeda-beda, begitu juga dengan jumlah telur yang mana pada bagian anterior
terdapat 181 butir, bagian tengah 183 butir dan bagian posterior 225 butir. Hal
tersebut disebabkan oleh tingkat kematangan gonad pada setiap bagian ikan
tidak sama, semakin matang gonad ikan maka diameter telurnya semakin besar
karena adanya pembentukan kuning telur begitu juga sebaliknya.
Praktikum yang dilakukan ini menggunakan metode jumlah yaitu
menghitung secara langsung satu persatu telur yang ada pada individu ikan.
Selain itu pada praktikum ini juga menggunakan metode jumlah dan
menggunakan metode gravimetrik yang dalam pengukurannya menggunkan
satuan berat. Alasan menggunkan kedua metode ini dikarenkan lebih efesien
dalam waktu dan lebih mudah di lakukan.
Berdasarkan tabel 1. didapatkan hasil dari perhitungan fekunditas telur
pada ikan tambakan. Dari tabel dapat dilihat berat ovari yang di timbang
dengan timbangan digital, untuk bagian-bagian yang ditimbang tersebut ada
ovari seblah kanan dan kiri dan lengkap dengan bagiannya masing-masing yaitu
bagian anterior, tengah dan posterior. Dengan jumlah total berat ovari yang
10

ditimbang seberat 1.5 gram dan jumlah frekuensi yang didapatkan 13,225 butir
untuk sepasang sebalah kanan dan kiri beserta bagiannya.
Berdasarkan tabel 2. didapatkan data hasil pengukuran diameter telur pada
ikan tambakan dengan bantuan alat mikrpskop untuk mengukurnya. Dan dalam
pengukuran tersebut dapat dilihat telur bagian-bagian mana saja yang diukur
dengan bantuan alat mikroskop yakni pada bagian anterior, tengah dan
posterior. Dalam pengukuran tersebut hanya terdapat untuk gonad seblah kiri
yang masing-masing bagian diambil untuk dijadikan sebagai sampel objek
sebanyak 3 butir yang diukur dan diletakan diobjek glass kemudian diamati di
bawah mikroskop diameter telur tersebut.
Salah satu fase penting pada siklus reproduksi ikan adalah proses
pematangan gonad. Proses pematangan gonad ikan membutuhkan waktu yang
cukup lama bisa sampai berbulan-bulan dan proses ini bergantung pada
peningkatan hormon gonadotropin dan steroid gonad. Disamping itu ikan
menunggu sinyal-sanyal lingkungan sebagai rangsangan dalam perkembangan
gonad yang tidak tersedia sepanjang tahun. Proses pematangan gonad kembali
dimulai dari sintesis vitelogenin yang merupakan prekusor kuning telur. Kuning
telur merupakan komponen penting oosit, dimana pembesaran oosit terutama
disebabkan oleh penimbunan kuning telur (Setijaningsih dan Sidi, 2010).
Hasil perhitungan fekunditas mutlak diperoleh jumlah telur yang bervariasi
menurut panjang total ikan, berat tubuh, dan berat gonad. Ikan dengan
ukuranyang sama belum tentu memiliki fekunditas yang sama pula. Hal ini
diduga disebabkan faktor ikan dalam pegambilan makanannya yang berboda,
juga karena faktor lain, yang mana setiap individu meskipun satu spesies dan
memiliki ukuran yang sama pun akan memiliki fekunditas yang berbeda serta
bervariasi jumlahnya (Patriono et al. 2010)
11

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum fekunditas dan diameter telur ikan ini
dapat disimpulkan bahwa fekunditas adalah jumlah telur-telur yang dihasilkan
pada waktu memijah. Faktor yang mempengaruhi fekunditas antara lain faktor
internal berat, panjang, hormone, dan usia sedangkan faktor eksternal antara
lain lingkungan dan pakan. Cara menghitung telur yaitu dengan cara metode
gravimetrik, cara mengawetkan telur bisa menggunakan formalin, larutan
gylson.
Pada praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ukuran diameter
telur pada ikan Tambakan ( Helostoma temmincki ) tiap bagian berbeda, begitu
juga dengan jumlah telur yang dihasilkan pada tiap bagian seperti anterior,
tengah, posterior. Hal ini disebabkan tingkat kematangan gonad pada ikan
setiap bagian tidak sama, semakin matang gonad ikan maka diameter telurnya
semakin besar karna adanya pembentukan kuning telur begitu juga sebaliknya
semakin rendah tingkat kematangan gonad ikan maka diameter telur semakin
kecil.

5.2 Saran
Sebelum melaksanakan praktikum para praktikan harus sudah menyiapkan
bahan dan peralatan individu yang telah disuruh oleh asisten laboratorium. Para
praktikan juga harus sudah menguasai materi praktikum yang telah diberikan
oleh asisten laboratorium agar memudahkan praktikan pada saat memulai
praktikum.
12

DAFTAR PUSTAKA

Effendie, M. I. 1997. Metodologi Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.


112 hal.
Efriyeldi & Pulungan, C.P. (1995). Hubungan Panjang Berat dan Fekunditas
Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) dari perairan sekitar Taratak
Buluh. Pusat Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru, 26 pp
(unpublished).
Nikolsky, G. V. 1963. The Ecology of Fishes. Translated By L. Birkett.
Academic Press.
Patriono, E., Junaidi E., Sastra F. 2010. Fekunditas Ikan Bilih (Mystacoleucus
padangensis Blkr) di Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak. Jurnal
Penelitian Sains. 13 (3): 56.
Pulungan, C.P., M. Ahmad dan Y.I. Siregar. 1985. Morphometrik Ikan Selais
(Siluroidea lais) dari Perairan Kecamatan Kampar Kiri, Kampar. Pusat
Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru.
Putra. R. M., Efizon. D., Yoswaty. D., Safrani. N., Mulyani. I., dan Windarti
2022. Buku Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.
Setijaningsih, L. dan Sidi Asih, 2010, Keberhasilan Pembenihan Ikan Kelabau
(Osteochilus melanopleura blkr) Sebagai Upaya Konservasi Ikan Lokal Melalui
Manipulasi Lingkungan Dan Hormon. Riset Plasma Jurnal Balai
Penelitian Budidaya Air Tawar Cijeruk, Bogor. KSI-01
13

Anda mungkin juga menyukai