KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Laporan Pratikum Biologi Perikanan yang diberi judul
“Fekunditas dan Diameter Telur Ikan Tambakan (Helostoma
temminckii)”. Meskipun saya menyadari masih adanya kekurangan yang
terdapat pada laporan yang saya lampirkan ini.
Saya berterimakasih kepada asisten Lulu Mayna Nabilla, Laboratorium
Biologi Perairan serta pihak lainnya yang telah membantu saya dalam
melaksanakan pratikum di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan
dan Keluatan Universitas Riau.
Semoga laporan yang saya buat ini bisa berguna dan menambah
wawasan kita semua. Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
banyak kekurangan. Karena hingga saat ini saya masih dalam proses belajar.
Oleh karena, itu saya mengharapkan kritik dan sarannya demi kesempurnaan
laporan ini juga demi kemajuan bersama.
Putri Maharani
1
I. PENDAHULUAN
4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil :
Keterangan:
1. Anterior
2. Tengah
3. Posterior
Keterangan:
1. Anterior Kiri
2. Tengah Kiri
3. Posterior Kiri
4. Anterior Kanan
5. Tengah Kanan
6. Posterior Kanan
Gambar 2. Ovari ikan setelah di bedah
Telur yang telah diambil dari bagian anterior, tengah, posterior kanan dan
kiri, kemudian dihitung jumlahnya dengan meletakkan telur yang telah
diencerkan dengan air ke dalam cawan petri. Maka didapatkan jumlah telur
pada tiap bagiannya adalah sebagai berikut :
8
3. 23 0,575
1. 25 0,625
Anterior Kanan 2. 33 0,825
3. 40 1
1. 40 1
Tengah Kanan 2. 30 0,75
3. 35 0,075
1. 28 0,7
Posterior Kanan 2. 30 0,75
3. 20 0,5
4.2 Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan terdapat ukuran diameter telur yang
berbeda-beda, begitu juga dengan jumlah telur yang mana pada bagian anterior
terdapat 181 butir, bagian tengah 183 butir dan bagian posterior 225 butir. Hal
tersebut disebabkan oleh tingkat kematangan gonad pada setiap bagian ikan
tidak sama, semakin matang gonad ikan maka diameter telurnya semakin besar
karena adanya pembentukan kuning telur begitu juga sebaliknya.
Praktikum yang dilakukan ini menggunakan metode jumlah yaitu
menghitung secara langsung satu persatu telur yang ada pada individu ikan.
Selain itu pada praktikum ini juga menggunakan metode jumlah dan
menggunakan metode gravimetrik yang dalam pengukurannya menggunkan
satuan berat. Alasan menggunkan kedua metode ini dikarenkan lebih efesien
dalam waktu dan lebih mudah di lakukan.
Berdasarkan tabel 1. didapatkan hasil dari perhitungan fekunditas telur
pada ikan tambakan. Dari tabel dapat dilihat berat ovari yang di timbang
dengan timbangan digital, untuk bagian-bagian yang ditimbang tersebut ada
ovari seblah kanan dan kiri dan lengkap dengan bagiannya masing-masing yaitu
bagian anterior, tengah dan posterior. Dengan jumlah total berat ovari yang
10
ditimbang seberat 1.5 gram dan jumlah frekuensi yang didapatkan 13,225 butir
untuk sepasang sebalah kanan dan kiri beserta bagiannya.
Berdasarkan tabel 2. didapatkan data hasil pengukuran diameter telur pada
ikan tambakan dengan bantuan alat mikrpskop untuk mengukurnya. Dan dalam
pengukuran tersebut dapat dilihat telur bagian-bagian mana saja yang diukur
dengan bantuan alat mikroskop yakni pada bagian anterior, tengah dan
posterior. Dalam pengukuran tersebut hanya terdapat untuk gonad seblah kiri
yang masing-masing bagian diambil untuk dijadikan sebagai sampel objek
sebanyak 3 butir yang diukur dan diletakan diobjek glass kemudian diamati di
bawah mikroskop diameter telur tersebut.
Salah satu fase penting pada siklus reproduksi ikan adalah proses
pematangan gonad. Proses pematangan gonad ikan membutuhkan waktu yang
cukup lama bisa sampai berbulan-bulan dan proses ini bergantung pada
peningkatan hormon gonadotropin dan steroid gonad. Disamping itu ikan
menunggu sinyal-sanyal lingkungan sebagai rangsangan dalam perkembangan
gonad yang tidak tersedia sepanjang tahun. Proses pematangan gonad kembali
dimulai dari sintesis vitelogenin yang merupakan prekusor kuning telur. Kuning
telur merupakan komponen penting oosit, dimana pembesaran oosit terutama
disebabkan oleh penimbunan kuning telur (Setijaningsih dan Sidi, 2010).
Hasil perhitungan fekunditas mutlak diperoleh jumlah telur yang bervariasi
menurut panjang total ikan, berat tubuh, dan berat gonad. Ikan dengan
ukuranyang sama belum tentu memiliki fekunditas yang sama pula. Hal ini
diduga disebabkan faktor ikan dalam pegambilan makanannya yang berboda,
juga karena faktor lain, yang mana setiap individu meskipun satu spesies dan
memiliki ukuran yang sama pun akan memiliki fekunditas yang berbeda serta
bervariasi jumlahnya (Patriono et al. 2010)
11
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum fekunditas dan diameter telur ikan ini
dapat disimpulkan bahwa fekunditas adalah jumlah telur-telur yang dihasilkan
pada waktu memijah. Faktor yang mempengaruhi fekunditas antara lain faktor
internal berat, panjang, hormone, dan usia sedangkan faktor eksternal antara
lain lingkungan dan pakan. Cara menghitung telur yaitu dengan cara metode
gravimetrik, cara mengawetkan telur bisa menggunakan formalin, larutan
gylson.
Pada praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ukuran diameter
telur pada ikan Tambakan ( Helostoma temmincki ) tiap bagian berbeda, begitu
juga dengan jumlah telur yang dihasilkan pada tiap bagian seperti anterior,
tengah, posterior. Hal ini disebabkan tingkat kematangan gonad pada ikan
setiap bagian tidak sama, semakin matang gonad ikan maka diameter telurnya
semakin besar karna adanya pembentukan kuning telur begitu juga sebaliknya
semakin rendah tingkat kematangan gonad ikan maka diameter telur semakin
kecil.
5.2 Saran
Sebelum melaksanakan praktikum para praktikan harus sudah menyiapkan
bahan dan peralatan individu yang telah disuruh oleh asisten laboratorium. Para
praktikan juga harus sudah menguasai materi praktikum yang telah diberikan
oleh asisten laboratorium agar memudahkan praktikan pada saat memulai
praktikum.
12
DAFTAR PUSTAKA