Anda di halaman 1dari 20

1

I. PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang

telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Pengetahuan

tentang fekunditas dibidang budidaya perikanan sangatlah penting artinya untuk

memprediksi berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh

individu ikan pada waktu mijah sedangkan dibidang biologi perikanan untuk

memprediksikan berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam lingkungan

perairan (Heriyanto, 2011).

Banyaknya telur yang belum dikeluarkan sesaat sebelum ikan memijah

atau  biasa disebut dengan fekunditas memiliki nilai yang bervariasi sesuai dengan

spesies. Jumlah telur yang dihasilkan merupakan hasil dari pemijahan yang

tingkatkelangsungan hidupnya di alam sampai menetas dan ukuran dewasa

sangatditentukan oleh faktor lingkungan. Dalam pendugaan stok ikan dapat

diketahuidengan tingkat fekunditasnya. Tingkat fekunditas ikan air laut biasanya

relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar. Telur yang dihasilkan

memilikiukuran yang bervariasi. Ukuran telur dapat dilihat dengan menghitung

diameter telur. Diameter telur merupakan garis tengah atau ukuran panjang dari

suatu telur dengan mikrometer yang berskala yang sudah ditera. Pengamatan

fekunditas dandiameter telur dilakukan pada ikan dengan TKG III dan IV

(Arief, 2009).

Di alam, pemijahan (spawing) dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

(eksternal) misalnya : hujan, habitat, oksigen terlarut, daya hantar listrik, cahaya,
2

suhu, kimia, fisika air, waktu (malam hari) dan lain – lain. Kondisi lingkungan ini

akan mempengaruhi kontrol endokrin untuk menghasilkan hormon – hormon

yang mendukung proses perkembangan gonad dan pemijahan (Fujaya, 2004).

Faktor – faktor tersebut berpengaruh terhadap jumlah telur yang akan dihasilkan

(Heriyanto, 2011).

Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur yang

diukur dengan mikrometer  berskala yang sudah ditera. Semakin meningkat

tingkat kematangan gonad garistengah telur yang ada dalam ovarium semakin

besar.Masa pemijahan setiap spesies ikan berbeda-beda, ada pemijahan

yang berlangsung singkat (total leptolepisawner), tetapi banyak pula pemijahan

dalam waktu yang panjang (partial leptolepisawner ) ada pada ikan yang

berlangsung beberapa hari. Semakin meningkat tingkat kematangan, garis tengah

telur yang adadalam ovarium semakin besar pula (Arief, 2009).

Menurut Nikolsky (1967) jumlah telur yang terdapat dalam ovarium ikan

dinamakan fekunditas individu. Dalam hal ini ia memperhitungkan telur yang

ukurannya berlain-lainan. Oleh karena itu dalam memperhitungkannya harus

diikutsertakan semua ukuran telur dan masing-masing harus mendapatkan

kesempatan yang sama. Bila ada telur yang jelas kelihatan ukurannya berlainan

dalam daerah yang berlainan dengan perlakuan yang sama harus dihitung terpisah

(Wahyuningsih dan Barus, 2006).

Secara garis besar susunan saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut,

oesophagus, lambung, intestinum dan anus. Selain itu pada mulut ikan dapat

dijumpai gigi yang berperan untuk membantu mendapatkan makanan. Sedangkan

pada ikan plankton feeder insang ikan juga sangat berperan seklai untuk
3

menyaring makanan yang akan dimakan. Sehingga bentuk dan ukuran insang ikan

plankton feeder berbeda dengan ikan karnivor.

1.2.  Tujuan dan Manfaat

Tujuan  dan manfaat dari praktikum ini yaitu :

a.     Untuk mengetahui jumlah telur dari seekor hewan uji

b.      Untuk mengetahui ukuran telur terhadap perkembangan individu menjelang

pemijahan

c.     Untuk menduga atau studi dalam menduga produktivitas dalam potensi

produksi dari kelompok ikan


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam proses reproduksi, sebelum terjadi pemijahan sebagian besar hasil

metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Gonad semakin bertambah berat

diimbangi dengan bertambah besar ukuran  ikan (Effendi,1979 dalam Imeilda,

2008). Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang

telah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Pengetahuan

tentang fekunditas dibidang budidaya perikanan sangatlah penting artinya untuk

memprediksi berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh

individu ikan pada waktu mijah sedangkan dibidang biologi perikanan untuk

memprediksikan berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam lingkungan

perairan (Heriyanto, 2011).

Fekunditas adalah jumlah telur yang dihasilkan dalam satu siklus

reproduksi. Fekunditas terdiri dari fekunditas mutlak, fekunditas relatif dan

fekunditas nisbi. Faktor yang mempengaruhi fekunditas adalah umur induk,

makanan dan lingkungan (Prabowo, 2007).

Gonad pada ikan akan mengalami perkembangan seiring dengan

perkembangan organ reproduksi ikan tersebut. Perkembangan gonad ikan dapat

menjadi acuan untuk mengetahui kapan ikan akan memijah, lama waktu

pemijahan dan frekuensi pemijahan pada ikan selain itu dapat juga diketahui

kemungkinan populasi ikan yang akan hidup di perairan (Effendi, 2002).

Nilai fekunditas suatu individu ikan sangat bervariasi karena dipengaruhi

oleh umur/ukuran individu ikan, jenis dan jumlah dari makanan yang dimakan

serta sifat ikan, kepadatan populasi, lingkungan hidup dimana individu ikan itu
5

berada dan faktor fisiologi tubuh dari individu ikan itu sendiri sangat mempenga-

ruhi nilai fekunditasnya. Selain itu diameter relur juga berpengaruh terhadap nilai

fekunditas dari suatu individu ikan, semakin besar ukuran diameter telur maka

akan semakin kecil nilai fekunditasnya dan semakin kecil diameter telur maka

akan semakin besar nilai fekunditasnya. Ukuran diameter telur dari setiap individu

ikan sangat bervariasi. Hal ini tergantung dari jenis individu ikan itu sendiri

(Penuntun praktikum Biologi Perikanan, 2012).

Menurut Pulungan (2006) metoda penghitungan telur ada beberapa, antar

lain: Metoda Jumlah, Metoda Volumetrik, Metoda Grafimetrik dan Metoda Von

Bayer. Dalam pengawetan telur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

menggunakan bahan pengawet yang terdiri dari larutan formalin serta larutan

Gilson. Kemudian melalui pendinginan, ini merupakan cara yang baik dalam

mencegah pembusukkan telur dalam ovary. Kemudian dalam metoda

penghitungan telur terbagi atas metoda jumlah, metoda volumetrik, metoda

gravimetrik, dan metoda von bayer (Penuntun Pratikum Biologi Perairan, 2012).

Saluran pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran

pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria).

Saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, kerongkongan, esofagus, lambung

dan usus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan kantong empedu.

Lambung dan usus juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan (Mudjiman, 2001).
6

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan tempat

     Praktikum tentang ”Fekunditas dan Diameter telur” ini dilaksanakan pada

hari Senin tanggal 12 November 2018 pada pukul 07.30 WIB sampai selesai.

Yang bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas Riau.

3.2. Bahan Dan Alat

     Adapun bahan yang digunakan dalam pratikum  ini adalah Ovari, dan saluran

pencernaan Ikan Merah (Lutjanus malabaricus). Sedangkan alat yang digunakan

adalah gelas piala, cawan petri, kain lap, buku praktikum, mikroskop penggaris

dan alat tulis.

3.3. Metode Pratikum

Metode praktikum adalah metode volumetrik dan kemudian diukur

volumenya dengan teknik pemindahan air dengan bantuan gelas ukur. Ambil

sebagian kecil dari ovari itu sebanyak minimal 3 kali ulangan dengan ukuran yang

sama, kemudian hitung jumlah telurnya disetiap pengambilan itu.

3.4. Prosedur Pratikum

3.4.1 Fekunditas dan Diameter Telur

Terlebih dahulu keluarkan sampel dari dalam wadah lalu ukur panjang

ovari. Bedah ovari menjadi 6 bagian yaitu, anterior kanan, tengah kanan, posterior

kanan, anterior kiri, tengah kiri dan posterior kiri. Lalu ambil sub sampel ovari

sebanyak 1 gr. Hitung jumlah telurnya. Cari nilai x dengan menjumlahkan seluruh
7

telur yang ada disetiap bagian ovary dan dibagi dengan enam. Hitung nilai

fekunditas menggunakan medote volumetrik.

V
X= x
v

Keterangan:

X = Julah teur dalam ovari yang akan dihitung

x = Jumlah rataan telur dari sub sampel ovari

V = Volume ovari

v = Volume sub sampel ovari

3.4.2 Analisa Isi Saluran Pencernaan

Masukkan saluran pencernaan ikan kedalam gelas piala yang telah diiisi

dengan 10 ml aquades. Amati perubahan volume pada gelas piala. Lalu hitung

volume saluran pencernaan dengan:

Volume saluran pencernaan = volume akhir – volume awal

Keluarkan isi dari saluran pencernaan, masukkan saluran pencernaan ikan

yang telah dikeluarkan isinya kedalam gelas piala yang telah diiisi dengan 10 ml

aquades. Amati perubahan volume pada gelas piala. Lalu hitung volume saluran

pencernaan dengan:

Volume saluran pencernaa kosong = volume akhir – volume awal

Sedangkan isi salulan pencernaan ditampung pada cawan petri. Encerkan

lalu amati menggunakan mikroskop untuk melihat apa saja jenis makanannya.

Identifikasi jenis makanannya lalu hitung kebiasaan makannya dengan metode

volumetrik.
8

V1 = ¿ ¿

Keterangan:

V1 = Presentase volume satu jenis makanan

n = Jumlah satu jenis makanan

∑ n = Jumlah semua jenis makanan


Vp = Volume makanan ikan
9

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.  Hasil

Dari praktikum diperoleh nilai fekunditas sebesar 116,45 butir telur. Pada

saluran pencernaan terdapat dua jenis makanan yang berupa plankton yaitu

Cyclotella sp.

4.1.1.Fekunditas dan Diameter Telur

Ikan merah ini berada dalam Tingkat Kematangan Gonad IV. Panjang ovari

adalah 35mm, volume ovari adalah 0,25 gr, volume sub sampel ovari adalah 1 gr,

dan didapatkan hasil dari perhitungan fekunditas dengan menggunakan metode

volumetrik adalah 116,45 butir.

Tabel 1. Jumlah telur pada sub sampel


Sub Sampel Jumlah
Anterior kanan 650
Tengah kanan 480
Posterior kanan 400
Anterior kiri 500
Tengah kiri 415
Posterior kiri 350

Gambar 1. Ovari

4.1.2. Analisa Isi Saluran Pencernaan

Panjang saluran pencernaan pada ikan merah adala 22 cm. Pengukuran

pada pratikum ini menggunakan teknik pemindahan air dengan bantuan gelas
10

ukur. Volume awal air digelas ukur sebelum dimasukkan saluran pencernaan

adalah 10 ml. Setelah dimasukkan saluran pencernaan yang masih berisi, volume

bertambah menjadi 13 ml. Sehingga Vp nya adalah 3 ml. Lalu dimasukkan

saluran pencernaan yang sudah kosong kedalam gelas ukur yang volume awalnya

adalah 10 ml. Setelah dimasukkan saluran pencernaan yang kosong, volume

berubah menjadi 11 ml, sehingga didapatkan Vp nya adalah 1 ml, dan didapatkan

hasil perhitungan dari presentase jenis makanan Ikan Merah (Lutjanus

malabaricus) adalah 0.14% dan 0.85%.

Setelah diamati dibawah mikroskop, diperoleh jenis makanan Ikan Merah

yang berupa plankton adalah Cyclotella sp dan Skeletonema costatum. Adapun

klasifikasi dari jenis makanan ikan ini adalah :

1. Cyclotella sp, merupakan diatom dan habitatnyapada air jernih dan

diperairan laut.

Filum : Bacillariophyta

Kelas : Bacillariophyceae

Ordo : Centrales

Famili : Thalassiosiracceae

Genus : Cyclotella

Spesies : Cyclotella sp

2. Skeletonema costatum, ber sel satu, berbentuk panjang, memiliki

sitoplasma, hidup diperairan tawar atau laut.

Filum : Chrysophyta

Kelas : Bacillariophyceae

Ordo : Centrales
11

Famili : Coscinodiscaeae

Genus : Skeletonema

Spesies : Skeletonema costatum

Gambar 2. Saluran pencernaan

4.2 Pembahasan

Batasan fekunditas secara umum adalah jumlah telur yang terdapat didalam

ovari ikan yang sudah matang gonad dan akan dikeluarkan pada waktu mijah.

         Nikolsky (1963) mengatakan bahwa fekunditas adalah semua telur – telur

yang akan dikeluarkan pada waktu pemijahan. Pada praktikum yang praktikan

lakukan ukuran diameter telur pada tiap bagian berbeda, hal ini disebabkan tingkat

kematangan gonad pada ikan setiap bagian tidak sama, semakin matang gonad

ikan maka diameter telurnya semakin besar karna adanya pembentukan kuning

telur begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat kematangan gonad ikan maka

diameter telur semakin kecil. Selain hal – hal tersesbut ada faktor lain yang bisa

mempengaruni jumlah telur pada ovari ikan yaitu umur / ukuran individu ikan,

jenis dan jumlah makanan yang dimakan, lingkungan tempat ikan itu hidup dan

faktor fisiologi tubuh.

Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang dari pada dengan berat,

karena panjang penyusutannya relatif kecil sekali  tidak seperti berat yang dapat

berkutang dengan mudah. Hal ini terjadi pada pengambilan sampel secara
12

berulang-ulang harus berhati-hati, karena apabila ikan yang diambil pada waktu

gonad sedang tumbuh hal ini tidak merupakan pertumbuhan somatik. Jadi disini

harus ada perbedaan antara pertumbuhan somatik dengan pertumbuhan gonad.

Ikan-ikan yang tua dan berukuran besar mempunyai fekunditas relatif kecil.

Umumnya fekunditas relatif lebih besar bila dibandingkan dari pada fekunditas

individu.

Menurut Nikolsky (1969), untuk spesies tertentu, pada umur yang berbeda-

beda memperlihatkan fekunditas yang bervariasi sehubungan dengan persediaan

makanan tahunan. Pengaruh ini terjadi juga untuk individu yang berukuran sama

dan dapat pula untuk populasi secara keseluruhan. Sebagian dari pengaruh tadi

mempengaruhi telur dan persediaan telur. Dengan demikian sekarang jelas bahwa

fekundiatas pada ikan berukuran tertentu atau kelompok tertentu variasinya besar.

Apabila suatu populasi dalam beberapa tahun jumlahnya menjadi sangat

berkurang akibat penangkapan (mortalitas) hal ini berarti  akan memperbaiki

persediaan makanan untuk populasi sisa. Ternyata dari populasi sisa tadi

fekunditasnya semakin menjadi bertambah, sedangkan ketika populasi tadi masih

lengkap atau jumlahnya besar, fekunditasnya kecil.

Ikan sungai yang baru menjadi penghuni resevoar yang baru dibuat, yang

persediaan makanan pada tahun-tahun pertama biasanya banyak, menyababkan

ikan itu cepat masak gonad pada umur muda dan terdapat pertambahan fekunditas

baik fekunditas relatif maupun mutlak. Tetapi hal ini kemudian di ikuti oleh

jumlah yang berpijah menjadi berkurang sehingga jumlah seluruh telur yang

dikeluarkan  oleh individu ikan menjadi berkurang pula. Selain dari itu ikan-ikan

yang hidup disungai fekunditasnya mempunyai hubungan dengan tinggi air.


13

Apabila sampai pada tahun-tahun tertentu permukaan air selalu tinggi,

fekunditasnya tinggi pula, jika dibadingkan dengan tahun yang permukaan airnya

rendah.

Secara garis besar susunan saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut,

oseophagus, lambung, intestinum, dan anus. Selain itu pada mulut ikan dapat

dijumpai gigi yang berperan untuk membantu mendapatkan makanan. Sedangkan

pada ikan plankton feeder insang ikan juga sangat berperan sekali untuk

menyaring makanan yang akan dimakan. Sehingga bentuk dan ukuran insang ikan

plankton feeder berbeda debgan ikan karnivor.


14

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pratikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa dalam

perhitungan fekunditas dan diameter telur dilakukan beberapa metode yaitu

metode jumlah, metode volumetrik, metode gravimetrik, metode gabungan dan

metode von bayer.

Adapun cara mendapatkan telur telur dari ovary individu ikan untuk

dihitung fekunditasnya adalah telur diambil dari induk ikan betina yang sudah

matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu mijah, kalau ikan tersebut

masih hidup gunakan cara striping atau pengurutan. Dan induk ikan tersebut

dimatikan dan ovary diawetkan dengan formalin.

Panjang saluran pencernaan pada ikan merah adala 22 cm. Pengukuran pada

pratikum ini menggunakan teknik pemindahan air dengan bantuan gelas ukur.

Setelah diamati dibawah mikroskop, diperoleh jenis makanan Ikan Merah yang

berupa plankton adalah Cyclotella sp dan Skeletonema costatum

5.2. Saran

 Perkembangan  ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sudah maju

dan modren diharapkan sarana dan prasarana  yang mendukung kegiatan pratikum

ini cukup memadai sehingga memudahkan dalam objek yang akan kita teliti.

Didalam melakukan praktikum fekunditas dan diameter telur serta analisa isi

saluran pencernaan penulis menyarankan agar untuk praktikum kedepannya

semua praktikan dapat melakukan praktikum dengan mengunakan semua metoda

perhitungan telur.
15

DAFTAR PUSTAKA

Effendie Ichsan Moch, M.Sc, H, Dr, Prof, 2002. Biologi Perikanan. Yayasan
Pustaka Nusantara: Yogyakarta.

Effendie, M. I. 1997.  Metodologi Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.


122 hal.

Heriyanto, T. 2010. Fekunditas dan Diameter Telur.

Mudjiman, A. 2001. Makanan ikan. cetakan ke-15. PT Penebar Swadaya. Jakarta.


190 hal.

Nikolsky, G. V. 1963. The Ecology of Fishes. Translated By L. Birkett. Academic


Press.

Nikolsky, G. V. 1969. Theory of Fish Population Dynamic, as the Biological


Bacground of rational Exploitation and the management of Fishery
Resources.

Prabowo, Wisnu. 2007. Pengaruh Dosis Bacitracine Methyle Disalisilat (Bmd)


dalam Egg Stimulant yang Dicampur dengan Pakan Komersil terhadap
Produktivitas Ikan Lele Sangkuriang Clarias sp. IPB: Bogor.

Pulungan et, al. 2003. Kumpulan Hand Out Kuliah. Mata Ajaran Biologi
Perikanan. Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru.
16

LAMPIRAN
17

1. Alat

Kain lap Penggaris dan Gunting bedah

Gelas piala Pisau cutter

Cawan petri
18

2. Bahan

Ovari Saluran pencernaan

Isi saluran penernaan Makanan ikan

Makanan ikan
19

3. Perhitungan

 Fekunditas

Volume ovari = 0,25 gram

Volume sub sampel ovari = 1 gram

Jumlah rataan telur pada subsampel ovar

jumlah telur padasampel


x=
6

650+480+ 400+500+ 415+350


x=
6

x = 465, 8

Nilai Fekunditas

V
X= x
v

o , 25
X= 465,8
1

X = 116,5 butir telur

 Analisa Isi Saluran Pencernaan

Panjang saluran pencernaan awal = 22 cm

Panjang saluran pencernaan akhir == 26 cm

Volume saluran pencernaan = V akhir – V awal

= 13 ml – 10 ml

=3 ml

Volume saluran pencernaan kosong = V akhir – V awal

= 11 ml – 10 ml

= 1 ml
20

Pertitungan presentase makanan menggunakan metode volumetrik

1. Cyclotella sp.

V1 = ¿ ¿

V1 = ¿ ¿

V1 = 0,14%

2. Skeletonema costatum

V1 = ¿ ¿

V1 = ¿ ¿

V1 = 0,85%

Anda mungkin juga menyukai