Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOLOGI PERIKANAN

PEMIJAHAN IKAN LAUT

Dosen Pembimbing :
Ibu Indah Wahyuni Abida
Disusun oleh :

Silvy Dwi Rismaya Putri 210351100005


Nurisa Fatmawati 210351100019
Fitri Sofia Rosanti 210351100043
Fatimatus zehroh 2103511000
Muhammad Ainalyaqin 210351100045
Shaibul Hamim 2103511000

PROGAM STUDY
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
KATA PENGANTAR 

         Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pemijahan Ikan Laut" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Kewarganegaraan. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang  bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
        Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari Kerjasama
kelompok yang dengan tulus memberikan saran dan kritik. Kami mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Indah Wahyuni Abida selaku dosen Mata Kuliah Biologi Perairan. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua anggota kelompok yang telah bekerjasama dalam
menyelesaikan makalah ini. 

      Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dari para pembaca agar kami dapat menjadi
lebih baik. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pembelajaran
bagi para pemebaca.  

Bangkalan, 09 September 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 2
3. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Konstitusi 3
2. Tujuan Konstitusi di Indonesia 3
3. Bentuk Konstitusi di Indonesia 5
4. Sejarah Konstitusi di Indonesia 6
5. Kedudukan Konstitusi di Indonesia 10
6. Studi Kasus Konstitusi 10
BAB III PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemijahan pada ikan air laut bertujuan untuk melestarikan suatu individu dari spesies
ikan tertentu. Selain itu, dalam budidaya pemijahan dilakukan hanya untuk beberapa jenis ikan.
Berhasilnya suatu pemijahan menyebabkan penambahan populasi ikan dimana penambahan
populasi ikan bergantung pada bagaimana kondisi tempat telur dan larva ikan diletakkan untuk
tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pemijahan menuntut suatu kepastian untuk keamanan
kelangsungan hidup keturunan ikan dengan memilih tempat, waktu dan kondisi yang
menguntungkan. Berdasarkan hal ini pemijahan tiap spesies ikan mempunyai kebiasaan yang
berbeda tergantung kepada habitat pemijahan itu untuk melangsungkan prosesnya.

Pemijahan adalah suatu cara dari proses reproduksi ikan yang digunakan untuh
mempertahankan kelangsungan hidup suatu spesies. Pemijahan merupakan satu titik awal dalam
budidaya ikan agar dapat tumbuh dan berkembang biak untuk memenuhi produksi budidaya
secara berkelanjutan. Pemijahan Ikan dalam budidaya dilakukan untuk mendapatkan manfaat
atau hasil, budidaya ikan laut yang sering dilakukan masyarakat adalah budidaya untuk ikan
yang dikonsumsi atau ikan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pemijahan dapat
dibedakan menjadi 3 cara yaitu pemijahan alami, pemijahan buatan dan pemijahan semibuatan.

Pemijahan dijadikan salah satu elemen produksi benih yang cukup penting dalam usaha
produksi benih berkualitas. Usaha untuk menghasilkan benih berkualitas dapat dilakukan dengan
proses pemijahan yang menghasilkan telur yang berkualitas juga. Telur yang berkualitas dapat
dihasilkan bila kondisi semua variabel pemeliharaan induk dan pemijahan juga baik. Salah satu
usaha untuk menghasilkan telur berkualitas adalah melakukan pemijahan pada tempat
pemeliharaan yang mendekati kondisi alaminya.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari pemijahan ?
2. Bagaimana teknik dari pemijahan ikan laut?
3. Bagaimana Karakteristik dari pemijahan ikan laut?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi pemijahan ikan laut?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari pemijahan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui teknik dari pemijahan ikan laut.
3. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dari pemijahan ikan laut.
4. Mahasiswa dapat mengetahui Faktor yang mempengaruhi pemijahan ikan laut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemijahan

Pemijahan adalah proses pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma oleh induk
jantan yang kemudian diikuti dengan perkawinan. Pemijahan sebagai salah satu proses dari
reproduksi merupakan mata rantai siklus hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies.
Pemijahan dapat dilakukan secara alami, semi buatan, dan buatan. Pengetahuan tentang tekhnik
pemijahan perlu kita pelajari. Pemijahan yang baik dapat meningkatkan produksi benih yang
unggul. Induk jantan yang matang gonad ditandai dengan keluarnya cairan yang berwarna putih
disebut dengan sperma dan induk betina dengan keluarnya cairan berwarna kuning telur (Ovum).
Pemijahan bisa dilakukan pada setiap ikan. Pemijahan pada ikan dikategorikan menjadi 3 macam
yaitu vivipar, ovovivipar, dan oviparvivipar Vivipar merupakan cara berkembangbiak dengan
melahirkan, contoh mamalia laut yang berkembangbiak dengan cara melahirkan adalah paus dan
lumba-lumba. Ovovivipar yaitu berkembang biak dengan cara bertelur-beranak contoh dari ikan
ovovivipar adalah ikan pari dimana embrio ikan pari tumbuh dan berkembang di dalam telur
betina dengan bantuan nutrisi yang terkandung di dalamnya. Ikan ovipar yaitu ikan yang
berkembangbiak dengan cara bertelur dimana ikan yang sudah bertelur akan menetas menjadi
anak ikan contoh dari ikan laut yang berkembangbiak ovipar adalah ikan tuna dan ikan bandeng.

Pemijahan sebagai salah satu fase dari reproduksi merupakan mata rantai siklus hidup
yang menentukan kelangsungan hidup spesies. Penambahan populasi ikan tergantung kepada ke
berhasilan pemijahan ini dan kepada kondisi di mana telur ikan kelak akan berkembang. Oleh
karena itu sesungguhnya pemijahan menuntut suatu kepastian untuk keamanan dan kelangsungan
hidup keturunannya dengan memilih tempat, waktu dan kondisi yang menguntungkan.
Berdasarkan hal ini pemijahan tiap spesies ikan mempunyai kebiasaan yang berbeda tergantung
kepada habitat pemijahan itu melangsungkan prosesnya.

2.2 Teknik Pemijahan


Teknik pemijahan merupakan proses perkawinan yang terjadi antara indukan jantan dan
indukan betina yang mengeluarkan sel sperma dan sel telur dan terjadi di luar tubuh ikan
(eksternal). Umumnya pemijahan dalam usaha pembenihan dilakukan yaitu untuk melestarikan
dan mendapatkan benih unggul yang nantinya dapat memiliki harga jual, sedangkan untuk usaha
pembesaran pemijahan dilakukan untuk mendapatkan calon indukan baru yang lebih berkualitas.
Berikut adalah beberapa teknik pemijahan:

1. Teknik Pemijahan Alami yaitu teknik pemijahan tanpa melibatkan bantuan dari manusia
pada saat proses pemijahan yang dilakukan dengan cara menyeleksi indukan terlebih
dahulu yang sudah matang gonad dengan perbandingan jantan dan betina 1 : 1, kemudian
induk jantan dan induk betina diletakkan ke dalam kolam. Khusus pemijahan dan di
dalam kolam tersebut sudah dimasukkan alat kakaban (ijuk yang diapit oleh bambu) guna
menempelnya telur setelah proses pemijahan, kemudian proses pemijahan memerlukan
waktu 1 x 24 jam (Susanto, 2011).
2. Teknik Pemijahan Semi Alami, teknik pemijahan ini memiliki metode yang hampir sama
teknik pemijahan buatan, dimulai dengan cara merangsang indukan betina dengan
menggunakan tambahan suntikan kelenjar hipofisa atau suntikkan hormon jenis ovaprim
kemudian dipijahkan alami dalam satu kolam khusus pemijahan. Perbedaan pemijahan
semi alami dengan pemijahan buatan yaitu terdapat pada proses setelah melakukan
penyuntikkan hormon, kemudian indukan jantan dan betina diletakkan ke dalam kolam
pemijahan hingga proses pembuahan selesai dan telur menempel pada kakaban yang
telah disediakan. Sedangkan pada proses pemijahan buatan dilakukan dengan mengambil
sel sperma indukan jantan dan sel telur indukan betina kemudian proses dilakukan di luar
kolam pemijahan atau diwadah khusus sampai proses pembuahan selesai kemudian
ditebar ke dalam kolam pemijahan hingga telur menetas (Susanto, 2011).
3. Teknik Pemijahan Buatan, yaitu dilakukan dengan cara merangsang indukan betina
dengan menggunakan tambahan suntikan hormon seperti ovaprim untuk mempercepat
matangnya gonad, kemudian dipijahkan secara buatan. Pada pemijahan buatan, induk
betina dan jantan yang digunakan adalah dengan perbandingan 1 : 1 (sel telur dari 1 kg
indukan betina dapat dibuahi dengan sperma dari indukan jantan 1 kg) dan dilakukan di
luar kolam pemijahan. Metode pengambilan sperma indukan jantan yaitu dengan
melakukan pembedahan dimulai dari bagian anus hingga ke belakang insang dan
dipotong secara vertikal tepat di belakang insang sehingga ikan terpisah antara badan dan
kepala (Susanto, 2011). Kantung sperma berjumlah 2 buah kemudian dipotong dan
diencerkan dengan menggunalkan Nacl sebanyak 50 ml. Cairan sperma hanya dapat
digunakan dalam jangka waktu kurang lebih 2 menit. sperma yang telah dihaluskan
hanya dapat bertahan kurang lebih 1 menit dan cairan berwarna keruh. Metode
pengambilan sel telur indukan betina yaitu dengan menggunakan teknik
Streeping/Pengurutan, dilakukan setelah 24 jam penyuntikkan hormon. Teknik
pengurutan dilakukan dengan cara mengurut perut dari arah kepala ke arah lubang genital
sampai dapat dirasakan sel telur telah habis. Setelah proses streeping kemudian
melakukan penghitungan fekunditas telur yang dihasilkan dengan cara menimbang berat
indukan betina sebelum proses Streeping dikurangi berat setelah proses Streeping.
Setelah itu melakukan pembuahan dengan cara mencampurkan sel sperma dan sel telur
pada wadah yang telah disiapkan. Pembuahan berlangsung cepat karena sperma hanya
aktif bergerak dan bertahan hidup kurang lebih satu menit setelah terkena air. Setelah itu
telur yang telah dibuahi ditebar secara merata pada kolam khusus pemijahan hingga
proses penetasan telur terjadi.
 Cara pemijahan ikan napoleon

Ikan napoleon termasuk jenis ikan yang dapat berkelamin ganda (betina/jantan) di sebut
hermaprodit. Ukuran tubuh saat matang gonad pada ukuran 65 cm dan jantan pada ukuran 84,5
cm. Ikan napoleon dapat membentuk daerah agregasi ( tempat berkumpulkan ikan) untuk
pemijahan di daerah terumbu karang. Aktivitas reproduksi ikan Cheilinus undulatus ( ikan
napoleon) terjadi beberapa kali dalam setahun dalam grup kecil atau besar dan selalu tidak
pernah jauh dari lokasi pemijahan yang sama tiap tahunnya. Lokasi pemijahan ikan napoleon
lebih suka di daerah re-promentori atau ujung terumbun karang yang memungkinkan terjadinya
arus ke laut lepas. Ikan napoleon menghasilkan telur dan larva yang bersifat pelagik yang akan
menetap di daerah terumbu karang sebagai habitnya. Diameter telur 0,65 mm berbentuk elips
tanpa adanya pigmen. Masing-masing fase dalam siklus hidup ikan napoleon memiliki habitat
sebagai berikut:
a. Fase Larva (biji beras). Fase ini banyak dijumpai di daerah seagrass dari jenis
Enhalus acoroides, makro alga (Sargassum spp), karang keras dari genus Acropora
dan Porites dan pada soft coral dari jenis Sarcophyton sp.
b. Fase Juvenil. Ikan fase ini berwarna hijau pucat dengan garis-garis berwarna gelap
pada sisiknya, ukuran 3-20 cm TL (Total Length), banyak dijumpai di daerah
terumbu di dalam goba dengan karang yang subur (inner reef), terutama dari karang
bertanduk dan Acropora spp, daerah padang lamun (seagrass bed), perairan yang
keruh di terumbu karang, perairan dangkal berpasir dekat goba dan daerah mangrove
yang berdekatan denganterumbu karang. Ikan napoleon fase juvenil di Anambas,
umumnya berada di daerah terumbu karang perairan dangkal yang ditumbuhi makro
alga dari jenis Sargassum spp.
c. Fase Dewasa. Ikan dewasa memiliki tonjolan dibagian dahinya dan memiliki bibir
yang padat dengan sepasang gigi yang keras. Warna tubuhnya menjadi hijau kebiru-
biruan dengan garisgaris lebih jelas. Ikan ini lebih umum dijumpai di perairan yang
lebih dalam, menyukai daerah lereng terumbu, daerah terumbu yang curam, rataan
terumbu, daerah kanal yang curam di dalam terumbu dan daerah goba sampai
kedalaman 100 meter. Ikan ini lebih menyukai hidup di daerah terumbu karang yang
banyak terdapat makanan kesukaannya yaitu beberapa jenis sea urchin, molusca, dan
crustacean. Ikan napoleon memijah di kolom perairan di daerah yang relatif dalam
terutama pada daerah karang yang bertebing. Ikan napoleon dapat melakukan
perubahan bentuk tubuh dan warna tubuh sepanjang hidupnya. Hal ini terjadi di Indo-
Pasifik, pada perairan pantai hingga pada kedalaman sekitar 100 m. Hal yang sama
ditemukan di Laut Merah dan pantai Afrika, di Samudera Hindia dan Pasifik, bagian
utara hingga ke selatan Jepang dan pantai Cina selatan, dan ke arah selatan hingga ke
New Caledonia
 Cara Pemijahan Ikan Kakap Putih
pemijahan pada ikan kakap putih (Lates calcarifer) dibagi atas 3 yaitu : pemijahan
alami (Natural spawning), pemijahan (Strip-ping atau artificial fertilization) dan
penyuntikan (induced spawning). Natural spawning atau pemijahan alami dalam
bak/tangki pemeliharaan biasanya berlangsung sama seperti pada pemijahan yang terjadi
diperairan terbuka. Pemijahan diperairan terbuka berlangsung dari bulan April sampai
akhir bulan September. Waktu pemijahan dalam bak berlangsung antara jam 20.00 —
24.00 pada bulan purnama. Telur yang dibuahi mengapung dipermukaan, sedangkan
yang tidak dibuahi tenggelam ke dasar bak. Kemudian telur yang mengapung dikoleksi
dan dipindahkan kedalam bak-bak penetasan. Guna melindungi perkembangan telur
secara layak, salinitas harus dipertahankan 2 5 — 3 2 °/oo dan temperatur 27— 30 °C.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan/kegagalan dalam pemijahan


adalah pakan, mutu air (oksigen terlarut, pH, salinitas) dan ukuran induk. Stripping atau
pemijahan dengan cara pemijatan merupakan cara yang baik untuk memperoleh produksi benih
secara besar-besaran. Induk jantan yang digunakan ber-ukuran 2 — 5 kg dan betina 3 — .7 kg.
Untuk melakukan pemijatan diperlukan 2 orang, satu orang memegang induk kakap diatas
sebuah wadah dan seorang lagi mengeluar-kan telur dengan jalan pemijatan perut ikan perlahan-
lahan dari depan kebelakang dengan ibu jari dan telunjuk. Pemijatan induk jantan juga sama
dengan induk betina, spefma disimpan dalam ice box (dapat disimpan selama 5 hari). Tanda-
tanda sperma yang baik tidak meng-gumpal dan tidak melekat pada plasma, apabila dipijat
spermanya akan keluar dengan mudah dan bila dilihat dibawah mikroskop mereka bergerak
secara aktif dan cepat. Setelah sperma dan telur dikeluarkan dari induknya segera dicampur
dalam sebuah wadah, lalu diaduk dengan bulu ay am. Kemudian telur yang sudah dibuahi dicuci
dengan air laut bersih berulang-ulang. Cara pembuahan demikian sering disebut dengan "dry
method of eggs fertilization". Induce spawning atau pemijahan dengan suntikan menggunakan
hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin), Puberogen dan LHRHa (Luteinizing Hormone
Releasing Hormone Analoque). Hormon tersebut disuntikan secara intramusculer lebih kurang 3
- 4 cm dibawah sirip dorsal. Menurut LIM et al (1986) dosis yang digunakan tergantung pada
jenis hormon-nya. Untuk hormon HCG 250 IU/kg berat badan (betina) dan 100 (IU/kg (jantan),
Puberogen 200 IU/kg (jantan dan betina), sedangkan hormon LHRHa adalah 75 kg ug/kg
(betina) dan 40 ug/kg (jantan). Pada Sub Balitdita Bojonegara-Serang menggunakan hormon
HCG dengan dosis 250 IU/kg (jantan dan betina) untuk penyuntikan I dan 500 IU/kg
penyuntikan II, sedangkan hormon LHRHa dengan dosis 50 ug/kg (jantan dan betina) baik untuk
penyuntikan I dan II. Interval penyuntikan I dan II lebih kurang 12 jam.
2.4 Faktor yang mempengaruhi pemijahan ikan laut :

1. Pembuahan Internal Pembuahan internal terjadi karena pada saat pemijahan ada beberapa
modifikasi pada tubuh ikan jantan yang diperlukan untuk mentransfer sperma ke dalam
organ reproduksi betina. Tidak semua ikan tetapi jenis ikan bertulang rawan
(Chondroichthyes) yaitu bangsa ikan cucut dan pari, mempunyai pola reproduksi dengan
pembuahan internal. Sedangkan pada ikan-ikan bertulang sejati ikan jantan akan
memodifikasi sirip anal menjadi lebih panjang dan lancip, atau pada ujung saluran tempat
sperma dilepaskan bentuknya membesar dan berubah. Pembuahan secara internal ini
terjadi apabila kebanyakan telur-telur yang telah dibuahi di dalam tubuh ikan betina tetap
berada di dalam tubuh induknya hingga menetas sampai menjadi cukup besar dan kuat
untuk dilahirkan.
2. Pembuahan secara Eksternal
Kebanyakan ikan laut, melakukan pemijahan secara eksternal yaitu individu jantan dan
betinanya sama-sama melepaskan sperma dan sel telurnya di perairan. Telur- telur yang
dilepaskan ke perairan, ada yang mengapung di permukaan dan ada pula yang tenggelam
di dasar perairan. Umumnya ikan- ikan betina meletakkan telur-telurnya di dasar perairan
untuk kemudian dibuahi oleh ikan jantan sementara ikan betina menungguinya. Pada
jenis ikan lain, ada yang memijah dengan cara berenang berdekatan secara bersama-
sama, dan ada pula yang memodifikasi sirip ekornya (pada ikan jantan) untuk
dilingkarkan pada tubuh betina, untuk kemudian keduanya secara bersama-sama
melepaskan sperma dan telur.
3. Pengaruh musim Faktor lingkungan lain yang mempengaruhi terjadinya pemijahan
adalah perubahan musim. Pada daerah subtropis, pemijahan biasa terjadi pada musim
semi dan awal musim panas, ketika itu makanan berlimpah dan tersedia waktu yang
cukup bagi larva ikan untuk tumbuh lebih kuat sebelum datang musim dingin
(Fahmi,2001).

Anda mungkin juga menyukai