Anda di halaman 1dari 14

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Ikan lele merupakan salah satu komoditas perikanan yang


pengembangannya diminati oleh para pembudidaya di Indonesia. Ikan lele dumbo
merupakan salah satu ikan lele unggul yang budidayanya pernah mengalami
perkembangan pesat di Indonesia. Secara umum ikan lele dumbo dipercaya
sebagai ikan lele hibrida hasil hibridisasi antara spesies ikan lele Afrika Clarias
gariepinus ddengan spesies ikan lele Taiwan C. fuscus (Iswanto, 2013).
Untuk mendapatkan benih yang berkualitas baik dalam jumlah yang cukup
dan berkesinambungan, haruslah melalui pembenihan secara terkontrol. Selama
tahap pembenihan, pasti melewati fase embriogenesis. Secara umum
embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel yang terjadi pada
saat tahap-tahap awal dari perkembangan hewan (Marhaeni, 2021). Tepatnya
embriogenesis terjadi saat spermatozoa menyatu dengan ovum yang disebut
fertilisasi, sel embrio tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase. Fase awal
adalah pembentukan sel zigot merupakan sel tunggal yang telah dibuahi.
Tahap-tahap perkembangan embriogenesis menjadi sebuah larva dimulai
dari fase cleavage (pembelahan sel), morula, blastula (pembentukan blastoderm),
gastrula (penutupan kantung kuning telur),organogenesis hingga embrio menetas
dan keluar dari cangkang telur (Ardhardiansyah dkk., 2017). Penetasan
merupakan saat terakhir masa pengeraman sebagai hasil beberapa proses sehingga
embrio keluar dari cangkangnya. Semakin aktif embrio bergerak, semakin cepat
terjadinya penetasan (Tang & Affandi, 2017). Aktivitas embriodi pengaruhi oleh
faktor dalam (kualitas telur dan hormon) dan faktor luar (suhu,alkalinitas,
salinitas, amonia, pencahayaan dan pH). Selama tahap perkembangan awal
embrio dapat meningkatkan angka kematian hingga menetas dan beberapa hari
setelah menetas, morfologi selama embriogenesis telah menjadi indikator kualitas
embrio yang baik, oleh karena itu studi dan informasi sejarah awal perkembangan
kehidupan embrio dapat mengungkapkan masalah yang terkait dengan
perkembangan embrio dan larva ikan.
2

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilaksanakannya


praktikum tentang “Embriogenesis Pada Ikan Lele (Clarias gariepinus)” di
Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau.

I.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari laporan praktikum ini adalah untuk mengetahui
Embriogenensis ikan lele (Clarias gariepinus).
Manfaat dari laporan praktikum ini adalah dapat memberikan informasi
dan keterampilan kepada mahasiswa sehingga ilmu tersebut dapat mendukung
kegiatan mahasiswa selanjutnya

II.
3

II.METODOLOGI PRAKTIKUM

II.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Teknologi Pembenihan Ikan ini telah dilaksanakan pada tanggal
Senin Tanggal 25 November sampai 26 November 2022. Bertempat di
Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan Fakultas Perikanan dan Kelautan,
Universitas Riau.
II.2 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum Organogenesis ikan lele
dumbo ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Bahan
No Bahan Alat
.
1. Telur ikan lele Mikroskop
2. Cawan Petri

II.3 Metode Praktikum


Metode yang digunakan pada saat praktikum adalah metode pengamatan
dan penelitian secara langsung di Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.

II.4 Prosedur Praktikum


Prosedur praktikum teknik pemijahan ikan lele dumbo yaitu sebagai
berikut.
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang induk jantan dan betina ikan lele dumbo
3. Siapkan dosis hormon yang akan digunakan sesuai dengan berat tubuh
ikan
4. Tutup bagian kepala ikan dengan menggunakan serbet saat akan
menyuntik hormon agar ikan tidak stress
4

5. Suntik kedua indukan dengan hormon ovaprim pada bagian dekat


linea lateralis (suntikan dilakukan sebanyak 2 kali dengan jeda waktu
6 jam)
6. Setelah 6 jam kemudian, berikan suntikan kedua pada induk ikan.
Untuk selanjutnya dilakukan stripping
7. Urut perut (stripping) induk betina ke arah lubang genital secara
berlahan dengan tangan hingga telurnya keluar
8. Tampung telur didalam piring, jangan sampai terkena tetesan air.
9. Bedah perut induk jantan dengan gunting bedah untuk mengeluarkan
gonadnya
10. Gunting gonad jantan dan keluarkan cairan spermanya kemudian
masukkan dalam wadah
11. Sperma yang dimasukkan kedalam wadah dicampur dengan Nacl
0,9% dan diaduk merata
12. Campurkan sperma dan telur ikan hingga merata dengan
menggunakan bulu ayam
13. Bilas dengan air
14. Masukkan telur kedalam baskom masing-masing praktikan untuk
selanjutnya diamati.

15. Ambil sample telur untuk di amati


16. Amati telur yang terbuahi dengan yang tidak terbuahi berdasarkan
warna dan morfologinya. .
17. Letakkan beberapa telur yang telah dibuahi diatas gelas objek
18. Lakukan pengamatan terhadap larva ikan lele tersebut selama fase
perkembangan embrio dan amati viabilitasnya sampai menetas
menjadi larva.
19. Di foto dan catat setiap perkembangan yang terjadi dan waktu
terjadinya.

II.5 Parameter Praktikum


Parameter yang digunakan yaitu pengamatan setiap berubahan fase
embriogenesis dan da diabadikan melalui kamera ponsel.
5

III.
6

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil

Hasil yang didapatkan mengenai proses embriogenesis pada ikan lele adalah
sebagai berikut.

Gambar 1. Tahapan Perkembangan Embriogenesis Ikan Lele

Blastodik 2 Sel 4 Sel 8 Sel


08.04 WIB 08.14 WIB 08.26 WIB 08.31 WIB

16 Sel 32 Sel Morula Blastula


08.46 WIB 09.01 WIB 09.33 WIB 11.41 WIB

Gastrula Perisai Embrio Organogenesis Menetas


12.45 WIB 17.44 WIB 20.03 WIB 04.08 WIB

3.2 Pembahasan
7

Ikan lele dumbo adalah salah satu jenis ikan air tawar yang dapat
dibudidayakan. Pemijahan ikan lele dumbo secara buatan memiliki keunggulan
penetasan dan sintasan yang tinggi serta tahan terhadap penyakit. Dikatakan oleh
(Laila, 2018) untuk mendapatkan benih yang berkualitas baik dalam jumlah yang
cukup dan berkesinambungan, haruslah melalui pembenihan secara terkontrol
yaitu dengan melakukan pemijahan buatan (artifical fertilization). Selain itu,
melakukan pemijahan buatan dapat mengamati perkembangan embriogenesis ikan
lele.
Pemijahan yang telah dilakukan pada praktikum kali ini merupakan
pemijahan ikan lele dumbo secara buatan. Berat ikan jantan adalah 3,2 kg dan
berat ikan betina adalah 1,2 kg. Dosis hormon penyuntikan pertama pada ikan
jantan adalah 0,8 ml dan dosis hormon penyuntikan pertama pada ikan betina
adalah 0,3ml. Pada penyuntikan kedua dosis hormon yang diberikan yaitu sama
dengan penyuntikan pertama.. Penyuntikan hormon pertama dilakukan pada
malam hari jam 08.00 WIB di laboratorium pembenihan dan pemuliaan ikan
Universitas Riau. Kemudian penyuntikan kedua dilakukan pada jam 02.00 WIB
dini hari. Setelah penyuntikan kedua diberi waktu lagi sekitar 6 jam untuk
dilakukan pemijahan buatan. Pengeluaran gonad betina dengan cara stripping
untuk mengeluarkan telurnya. Sedangkan pengeluaran gonad jantan dengan cara
membedah perut induk ikan lele jantan menggunakan gunting bedah. Setelah
dilakukan pemijahan, maka dilakukan fertilisasi buatan yaitu dengan
mencampurkan telur dan sperma menggunakan bulu ayam sekitar pukul 08.00
WIB. selanjutnya dilakukan peletakan sampel telur untuk diamati dibawah
microskop.
fase awal dimulai dengan fase blastodik dan pembelahan sel menajdi 2,
hingga pembelahan 32 sel. Fase ini terjadi kurang lebih selama satu jam, dengan
interval waktu perubahaan sekitar 10-15 menit. Pada pukul 09.33 WIB terjadi fase
morula dan dalam 2 berikutnya terjadi fase Blastula, tepatnya terjadi pada pukul
11.41 WIB. Tidak lama berselang, tepatnya pukul 12.45 WIB terjadi fase
Gastrula. 5 jam kemudian, tepatnya pukul 17.45 WIB mulai terbentuk perisai
embrio dan pada pukul 20.03 terjadi fase organogenesis. Tepat pada pukul 04.08
8

WIB, telur menetas. Larva berusaha keluar dengan mengeluarkan ekornya terlebih
dahulu.

IV.
9

IV.PENUTUP

IV.1 Simpulan
Dari semua pembahasan yang telah dijelaskan pada laporan praktikum ini
didapatkan simpulan berupa telurikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dapat
menetas dalam waktu 24 jam. Fase pembelahan sel menjadi 2 sel hingga 32 sel
terjadi dalam waktu yang singkat, hanya dalam waktu satu jam, dengan interval
setiap pembelahan sel berkisar 10-15 menit. Fase terlama terjadi pada fase
organogenesis, yaitu terjadi selama kurang lebih 8 jam. Barulah pada pukul 04.08
WIB telur ikan menetas dan larva keluar dari cangkang telur.

4.2 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis jelaskan dari laporan
praktikum berjudul Embriogenesis Ikan Lele Dumbo, penulis mempunyai
masukan untuk penulisan selanjutnya. Terdapat beberapa point yang dapat
dilakukan untuk penulis selanjutnya. Penulis memberikan saran sebagai harapan
untuk dapat melanjutkan penulisan makalah dengan topik pembahasan baru.
Berikut beberapa saran yang bisa dilakukan oleh penulis selanjutnya.

1. Fase yang paling rawan pada embriogenesis


2. Penyebab yang dapat menyebabkan percepatan penetasan telur
10
11

DAFTAR PUSTAKA

Aziz AE dan Ockstan K. 2017. Pengaruh Ovaprim, Aromatase Inhibitor, dan


Hipofisa Terhadap Kualitas Telur Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus).
Budidaya Perairan, 5(1): 12 – 20.
Ferdian, F., & Maulina, I. (2012). Analisis Permintaan Ikan Lele Dumbo (Clarias
Gariepinus) Konsumsi Di Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu.
Jurnal Perikanan Kelautan, 3(4).
Iswanto, B. (2013). Menelusuri identitas ikan lele dumbo. Media Akuakultur,
8(2), 85-96.
Laila, K. (2018). Perbandingan pemijahan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)
secara alami dan buatan terhadap jumlah telur yang dihasilkan. JURNAL
PIONIR, 2(5)
Muhammad, W. N., & Andriyanto, S. (2013). Manajemen budidaya ikan lele
dumbo (Clarias gariepinus) di kampung lele, kabupaten Boyolali, Jawa
Tengah. Media Akuakultur, 8(1), 63-72.

Ardhardiansyah, A., Subhan, U., & Yustiati, A. (2017). Embriogenesis dan


karakteristik larva persilangan ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus)
jantan dengan ikan Baung (Hemibagrus nemurus) betina. Jurnal Perikanan
dan Kelautan Unpad, 8(2), 482766.
MARHAENI, M. (2021). EMBRIOGENESIS IKAN NILA SALIN (Oreochromis
niloticus) PADA pH BERBEDA (Doctoral dissertation, Universitas
Hasanuddin).
12
13

Lampiran
14

1. Lampiran Alat dan Bahan

Cawan petri Telur lele yang sudah microskop


difertilisasi

2. Lampiran prosedur kerja

Pengambilan gonad Pengambilan gamed Fertilisasi buatan


jantan

Pengamatan
perkembangan
embriogenesis

Anda mungkin juga menyukai