Anda di halaman 1dari 15

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Budidaya ikan membutuhkan adanya teknik-teknik pembenihan yang

menunjang pengembangan pemuliaan ikan (breeding program) baik dengan

teknik reproduksi alami maupun teknik reproduksi buatan yang merupakan

alternatif langkah dalam menyediakan benih ikan yang memadai, dengan

demikian kesinambungan penyediaan induk matang gonad yang sehat dan

berkualitas mutlak diperlukan.

Keberhasilan teknik penyimpanan gamet terutama yang diterapkan dalam

pembekuan sperma sangat menguntungkan dalam usaha pengembangan

insentifikasi pengelolaan dan perkembangbiakan ikan. Kesempatan memijahkan

akan semakin banyak, kapan dan dimanapun diperlukan jika gamet dapat

disimpan diluar tubuh ikan dan makin lama usianya. Dengan sperma beku pula

akan dapat menghemat pakaian induk jantan dan memungkinkan untuk

melestarikan ikan-ikan jenis langka.

Pembekuan sperma ikan belum banyak berkembang seperti pada ternak

misalnya pada sapi maka masih diperlukan penelitian penelitian tentang

pembekuan sperma pada ikan baik dari segi prosedur dan teknik pelaksanaannya,

karena yang banyak dipakai sekarang adalah teknik dan prosedur yang diadopsi

dari hewan ternak. Pada ikan masalah prosedur dan teknik masih diperlukan

banyak penilitian, antara lain adalah jenis-jenis larutan pengencer serta waktu

penyimpanan yang optimal masih belum banyak diketahui.


2

Masalah lain didalam aplikasinya adalah sperma beku yang ada saat ini

kurang efisien. Pada umumnya teknik pembekuan sperma ini menggunakan mini

straw sebagai wadahnya. Penyimpanan sperma beku dalam mini straw memang

mempunyai beberapa keunggulan. Penyimpanan dengan mini straw banyak

menghemat tempat, juga ringan dan praktis dibawa kemana-mana. Mini straw

dapat dibuat dalam berbagai warna dan setiap warna dapat sebagai identifikasi

pejantan tertentu. Huruf yang dicetak di atasnya juga tidak mudah terhapus

(Toelihere, 1981).

Disamping beberapa keunggulan tersebut, mini straw juga mempunyai

beberapa kekurangan. Pengisian sperma beku ke dalamya harus menggunakan

mesin, dimana mesin ini mahal harganya. Mini straw yang beredar selama ini

masih diimpor dari luar negeri, terutama dari prancis dengan harga yang relatif

mahal. Dengan demikian perlu dicari alternatif yang lebih murah dan lebih

sederhana teknik pemakaiannya.

Mini Straw hanya mampu menampung semen sebanyak 0,25 ml. Untuk

ukuran hewan ternak seperti sapi, domba atau kuda mungkin jumlah tersebut

sudah mencukupi karena telur yang dibuahi sedikit dan terbatas jumlahnya.

Sedangkan untuk ikan volume sperma tersebut belum sebanding dengan jumlah

telur yank akan di buahi. Ikan mampu menghasilkan telur sampai 2 juta butir.

Dengan keadaan tersebut maka volume sperma yang dibutuhkan untuk

membuahi telur ikan, terutama ikan mas akan lebih banyak jika dibandingkan

dengan hewan ternak seperti sapi, domba atau kuda. Hal itu disebabkan karena

semakin banyak volume sperma yang digunakan maka jumlah telur yang akan
3

dibuahi semakin banyak pula. Kemungkinan untuk fertilisasi juga akan meningkat

jika konsentrasi sperma yang digunakan semakin tinggi.

Proses pembentukan spermatozoa terjadi di dalam testes. Testes ikan

berbentuk memanjang dalam rongga badan di bawah gelembung renang di atas

usus. Jaringan pengikat yang disebut mesenterium (mesorchium) menempelkan

testes ini pada rongga dan di bagian depan gelembung renang (Sumantadinata,

1981).

Morfologi spermatozoa ikan mas sangat sederhana, terdiri dari kepala dan

ekor. Menurut Stoss dan Donaldson (1982), bagian kepala berbentuk membulat

(spherical) dan bagian leher mengalami reduksi, ekor memanjang 10 sampai 20

kali dari panjang ekornya. Sumantadinata (1981) menyatakan ekor sperma

berguna sebagai organ renang. Ada saat dikeluarkan dari alat kelamin jantan,

spermatozoa berada dalam seminal plasma. Campuran seminal plasma dengan

spermatozoa disebut milt. Inti spermatozoa terdapat pada bagian kepala yang

mengandung kromosom, dan tiap kromosom mengandung gen pembawa sifat

(Nielsen yang dikutip Sumantadinata, 1981).

1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara

penyimpanan sperma ikan.

Manfaat praktikum ini adalah kita dapat mengerti bagaimana prosedur

penyimpanan sperma ikan.


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengawetan sperma untuk beberapa lama perlu dicampur dengan bahan

pengencer yang mampu menjamin kebutuhan fisik dan kimiawinya. Pemakaian

bahan pengencer dimaksudkan untuk mengurangi aktivitas spermatozoa sehingga

menghambat pemakaian energi dan dapat memperpanjang hidup spermatozoa

tersebut. Berkurangnya aktivitas spermatozoa menyebabkan produksi asam laktat

menurun sehingga penurunan pH menjadi terhambat, akibatnya mengurangi

pengaruh negatif terhadap kehidupan spermatozoa (Hardjopranjoto, 1995).

Menurut Toelihere (1981) dalam penyimpanan sperma harus dihindarkan dari

pemanasan yang tinggi atau penurunan suhu secara mendadak, kontaminasi

dengan air, urine dan bahan-bahan kimia, goncangan yang berlebihan dan sinar

matahari langsung agar daya fertilisasi optimumnya terjaga.

Penilaian konsentrasi sperma (juta sel/ml) sangat penting, karena faktor inilah

yang menggambarkan sifat-sifat semen dan dipakai sebagai salah satu kriteria

penentuan kualitas sperma (Toelihere, 1981).

Semakin tinggi konsentrasi sperma maka kemungkinan terjadinya fertilisasi

akan semakin besar pula.. untuk ikan yang mampu menghasilkan telur sampai

ratusan ribu butir selain konsentrasi yang tinggi maka akan membutuhkan volume

sperma yang lebih banyak pula.

Untuk pembekuan sperma ini perlu ditambah bahan pengencer. Bahan

pengencer sperma sebagian besar didasarkan pada larutan garam faal dari ikan.

Disebutkan oleh Winarsih (1996) larutan Ringer’s yang telah ditambah DMSO

dan kuning telur sebesar 10 persen dari volume bahan pengencer merupakan
5

bahan pengencer yang paling baik dibandingkan dengan larutan fruktosa dan

larutan NaCl fisiologis dalam mempertahankan motilitas spermatozoa, fertilitas

dan daya tetas telur ikan mas.

Pembekuan sperma dilakukan dengan menyimpan sperma pada suhu -190°C

dalam nitrogen cair. Selama proses pembekuan berlangsung, spermatozoa

mengalami kejutan dingin (cold shock). Untuk menghindari terjadinya cold shock

selama proses pembekuan. Bahan pengencer harus ditambah zat anti beku

(cryoprotectant) dan penurunan suhu harus dilakukan secara perlahan-lahan dan

bertahap.

Menurut Stoss dan Donaldson (1982) cryoprotectant yang sering dipakai

pada proses pembekuan sperma ikan air tawar adalah gliserol dan DMSO

(dimethylsulfoxide). Cryoprotectant ini masih dibagi menjadi dua macam yaitu

permeating cryoprotectant yang berfungsi memberikan perlindungan yang lebih

baik pada laju pendinginan lambat, misalnya methanol, ethylen, glycol, gliserol

dan DMSO. Sedangkan satunya adalah non permeating cryoprotectant yang lebih

sesuai untuk laju pembekuan cepat misalnya polyvinylpirolidone (PVP), dextran

dan hydroxyetyl strach (HES).

Menurut Toelihere (1981) khasiat kuning telur sebagai campuran bahan

pengencer terletak pada kandungan lipirotein dan lechitin yang dapat bekerja

mempertahankan dan melindungi integritas selubung lipoprotein pada

spermatozoa.
6

III. METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Genetika dan Pemuliaan Ikan ini dilaksanakan mulai dari

tanggal 14 Desember 2017 dan 20 Desember 2017 di Laboratorium Pembenihan

dan Pemuliaan Ikan (PPI) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Genetika dan Pemuliaan

Ikan ini yaitu berupa ikan mas jantan matang gonad, aquades, larutan fisiologis,

air kelapa muda, es batu, tube,pipet, gelas objek, mikroskop, kertas label, lap dan

tissue.

3.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum praktikum Genetika dan

Pemuliaan Ikan ini adalah metode secara langsung yaitu pengambilan sampel,

pengujian dan pengamatan.

3.4. Prosedur Praktikum

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebelumnya sebelum

melakukan praktek. Hitung dosis pengencer yaitu kuning telur dan air kelapa yang

akan digunakan. Setelah itu masukkan pengencer ke dalam gelas pengukur yang

berada di atas es batu, kemudian aduk. Selanjutnya ambil sperma ikan mas dengan

squit dan dimasukkan ke dalam tabung penyimpanan sperma. Kemudian

campurkan sperma dengan bahan pengencer dengan perbandingan anatara

spermadan pengencer yaitu 1 : 3. Aduk sperma dan bahan pengencer, setelah itu
7

simpan ke dalam tabung penyimpanan sperma. Setelah itu simpan ke dalam

freezer.
8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun hasil yang didapat pada saat praktikum yaitu:

Gambar 1. Hasil pengamatan sperma ikan setelah 1 minggu

Tabel 1. Hasil pengamatan sperma sesudah pengamatan


No Pengamatan Setelah penyimpanan 1
minggu

1 Mortalitas Menit pertama pergerakan


sperma terlihat lemah
2 Viabilitas Persentasi sperma yang hidup<
50%
3 Konsentrasi sel Persentasi jumlah sel/ml <50
%

4.2. Pembahasan
Sel sperma adalah sel padat yang tidak tumbuh atau membelah diri. Cairan

sperma adalah larutan spermatozoa yang berada dalam cairan seminal dan

dihasilkan oleh hidrasi testis. Sperma memiliki bagian antara lain, kepala yang
9

berinti tebal dan sedikit sitoplasma diselubungi oleh selubung tebal yang disebut

akrosom; badan sperma terletak dibagian tengah sperma dan banyak mengandung

mitokondria sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma; ekor untuk alat

pergerakan sperma (Anonim 2008). Adapun sel sperma pada ikan cyprinidae

dalam hal ini adalah ikan mas menurut Affandi dan Tang (2002), memiliki kepala

sperma yang berbentuk oval sedikit memanjang dimana perbandingan panjang

lebih kepala sedikit lebih besar daripada leher kepala dan memiliki lebar kepala

sperma lebih besar dibanding ikan nilem, tawes dan barbir, sehingga ikan mas

digunakan untuk membuahi telur ikan nilem, tawes, dan barber maka diperoleh

jumlah larva yang relative rendah karena kepala sperma tidak mampu membuahi

telur. Sebaliknya sperma ikan nilem, tawes, dam barber dapat membuahi telur

ikan mas yang berukuran diameter mikrofilnya lebih besar. Menurut Risnawati

dalam Affandi dan Tang (2002), ukuran lebar kepala ikan mas berkisar 1.832 +-

0.178 im dengan panjang ekor 33.733 +- 2.093 im.

Motilitas sperma bergantung terhadap suhu, pH, tekanan osmotic,

elektrolit, non elektrolit, dan cahaya. Pada umumnya, sperma sangat aktif dan

tahan hidup lebih lama pada pH yang berkisar 7.0. Mortilitas partial dapat

dipertahankan pada pH 5 sampai 10. Sperma tetap motil untuk waktu lama di

dalam media yang isotonic dengan darah. Pada umumya, sperma lebih mudah

dipengaruhi oleh keadaan hipertonik daripada keadaan hipotonik (Affandi dan

Tang 2002). Suhu mempengaruhi daya tahan hidup sperma. Peningkatan suhu

akan mempengaruhi kualitas sperma dan dapat meningkatkan kadar metabolisme

sehingga dapat mengurangi daya tahan hidup sperma pembekuan yang cepat dapat

melindungi sperma dari kerusakan akibat efek larutan tetapi dapat mengakibatkan
10

cold shock dan pembentukan kristal es yang akan merusak sperma. Pembekuan

yang lambat akan mencegah munculnya kristal es tetapi akan menyebabkan

naiknya konsentrasi garam dan tekanan osmotik yang akan merusakan protein

yang dikandung oleh sel. Proses pembekuan yang salah akan menyebabkan

kerusakan permanen pada sperma yang ditandai dengan bentuk yang tidak

normal, pergerakan yang tidak normal, motilitas yang rendah, kerusakan membran

plasma dan kematian sel (Scot dan Baynes 1980 dalam Hidayaturrahmah 2007).
11

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari praktikum pengambilan, penyimpanan, dan pengamatan sperma dapat

disimpulkan, penyimpanan dan pengamatan sperma sangat berguna dilakukan

dimana dengan cara itu maka akan sangat mudah dan kita tidak susah lagi untuk

mendatangkan induk baru. Daya tahan sperma dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu suhu, pH, tekanan osmotic, dan cahaya. Selain itu ukuran lebar kepala

sperma dan panjang ekor juga memngaruhi gerak sperma dan daya tahan sperma.

Dengan dilakukan penyimpanan sperma dapat mengatasi ketersediaan benih, serta

dapat menyingkronisasi waktu pemijahan.

5.2. Saran

Praktikum selanjutnya dapat gunakan jenis ikan yang berbeda pula, agar

dapat mengetahui perbedaan lama waktu bertahan sperma setiap jenis ikan yang

diuji.
12

DAFTAR PUSTAKA

Almquist, J. O & E. B. Hale., 1956. An Approach to the Measurement of sexual


Behavior and Milt Production in Dairy Bulls, III Internat. Congr. On Animal
Reproduction, Cambridge.

Djuhanda, T. 1981. Embrio Perbandingan. C.V. Armico, Bandung. Gasparini C,


Evans JP. 2013. Ovarian Fluid Mediates the Temporal Decline in Sperm
Viability in a Fish with Sperm Storage. PLoS ONE8(5): pp. 1-5.

Higginson DM, Henn KRH. 2012. Effects of Sperm Conjugation and Dissociation
on Sperm Viability In Vitro. PLoS ONE 7(3): pp. 1-4.

Jamieson, Barrie GM. 1991. Fish Evolution and Sistematics : Evidence from
Spermatozoa. Cambridge University Press, Cambridge

Jauhari, M.A. 2005. Penyediaan Induk dan Benih Bermutu serta Teknik
Pembesaran Ikan. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, Balai Budidaya Air
Tawar 7(2):1-6.

Maria, A. N. 2006. Effects Of Cooling and Freezing On Sperm Motility Of The


Endangered Fish Pirajancuba Brycon Orbygnyanus (Characiformes,
Characidae). Animal Science Departement, Brazil.

Partodiharjo, Soebadi. 1990. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya,


Surabaya.

Simmons LW, Beveridge M (2011) Seminal Fluid Affects Sperm Viability in a


Cricket. PLoS ONE 6(3): pp. 1-4.

Sistina, Yulia. 2000. Biologi Reproduksi. Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto.

Toelihere, M. R. 1975. Phisiology of Reproduction and Artificial Insemination of


Water Buffaloes. Food and fertilizer technology center for the Asian and Pasific
Region ( ASPAC) 5(1) : pp. 110-116.

Yatim, W. 1992. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito, Bandung.


13

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA DAN PEMULIAAN IKAN

PENYIMPANAN SPERMA IKAN

OLEH:
ONI S SITUMORANG
1404118263
BUDIDAYA PERAIRAN-A

LABORATORIUM PEMBENIHAN DAN PEMULIAAN IKAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan praktikum Ilmu

Penyakit Ikan yang berjudul “ Penyimpanan Sperma Ikan” dapat diselesaikan

tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah

Genetika dan Pemuliaan ikan dan asisten yang telah memberikan pengarahan

selama melaksanakan praktikum ini.

Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis menyadari bahwa

penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat mendukung dari semua pihak demi kesempurnaan

penulisan laporan berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Pekanbaru, Desember 2017

Oni S Situmorang
15

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... . iv

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat Praktikum................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1. Waktu dan tempat ..................................................................... 6
3.2. Alat dan Bahan .......................................................................... 6
3.3. Metode praktikum ..................................................................... 6
3.4. Prosedur praktikum ................................................................... 6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil .......................................................................................... 8
4.2. Pembahasan ............................................................................... 8

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ............................................................................... 11
5.2. Saran .......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai