Anda di halaman 1dari 7

Paper Biologi Perikanan

Seksualitas Pada Ikan

Disusun Oleh :
Angga Nugraha
230110150123
Perikanan B

PROGRAM STUDI PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2017
Seksualitas Ikan

A. Istilah istilah seksualitas ikan

Pada prinsipnya, seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan
betina. Begitu pula seksualitas pada ikan, yang dikatakan ikan jantan adalah ikan yang
mempunyai organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai
organ penghasil telur. Suatu populasi terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya, maka
populasi tersebut disebut populasi heteroseksual, bila populasi tersebut terdiri dari ikan-ikan
betina saja maka disebut monoseksual. Namun, penentuan seksualitas ikan disuatu perairan
harus berhati-hati karena secara keseluruhan terdapat bermacam-macam seksualitas ikan
mulai dari hermaprodit sinkroni, protandri, protogini, hingga gonokorisme yang
berdiferensiasi maupun yang tidak.

B. Ikan hermaprodit

Ikan hermaprodit mempunyai baik jaringan ovarium maupun jaringan testis yang
sering dijumpai dalam beberapa famili ikan. Kedua jaringan tersebut terdapat dalam satu
organ dan letaknya seperti letak gonad yang terdapat pada individu normal. Pada umumnya,
ikan hermaprodit hanya satu sex saja yang berfungsi pada suatu saat, meskipun ada beberapa
spesies yang bersifat hemaprodit sinkroni. Berdasarkan perkembangan ovarium dan atau
testis yang terdapat dalam satu individu dapat menentukan jenis hermaproditismenya.
Berdasarkan sifat perubahannya, hermaprodit dibagi menjadi 3, yaitu hermaprodit sinkroni,
hermaprodit protogini, dan hermaprodit protandri.
a. Hermaprodit Sinkron
Hermaprodit sinkroni adalah sifat pematangan sel kelamin jantan dan betina pada
waktu yang sama. Dalam gonad individu terdapat sel kelamin betina dan sel kelamin jantan
yang dapat masak bersama-sama dan siap untuk dikeluarkan. Ikan hermaprodit jenis ini ada
yang dapat mengadakan pembuahan sendiri dengan mengeluarkan telur terlebih dahulu
kemudian dibuahi oleh sperma dari individu yang sama, ada juga yang tidak dapat
mengadakan pembuahan sendiri.
Ikan ini dalam satu kali pemijahan dapat berlaku sebagai jantan dengan
mengeluarkan sperma untuk membuahi telur dari ikan yang lain, dapat pula berlaku sebagai
betina dengan mengeluarkan telur yang akan dibuahi sperma dari individu lain. Di alam atau
akuarium yang berisi dua ekor atau lebih ikan ini, dapat menjadi pasangan untuk berpijah.
Ikan yang berfase betina mempunyai tanda warna yang bergaris vertikal, sesudah berpijah
hilang warnanya dan berubah menjadi ikan jantan. Contoh ikan hermaprodit sinkroni yaitu
ikan-ikan dari Famili Serranidae. Ikan yang tidak mengadakan pembuahan sendiri, dalam
satu kali pemijahan ia dapat berlaku sebagai ikan jantan dan dapat pula sebagai ikan betina.
Contoh Serranus cabrilla dan Hepatus hepatus.

Serranus Cabrilla Hepatus hepatus

b. Hermaprodit Protandri
Hermaprodit protandri adalah perubahan kelamin dari jantan menjadi betina. Ikan
ini mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina.
Ketika ikan masih muda gonadnya mempunyai daerah ovarium dan daerah testis, tetapi
jaringan testis mengisi sebagian besar gonad pada bagian lateroventral. Setelah jaringan
testisnya berfungsi dan dapat mengeluarkan sperma, terjadi masa transisi yaitu ovariumnya
membesar dan testis mengkerut. Pada ikan yang sudah tua, testis sudah tereduksi sekali
sehingga sebagian besar dari gonad diisi oleh jaringan ovarium yang berfungsi, sehingga ikan
berubah menjadi fase betina.
Contoh ikan yang termasuk Hermaprodit Protandri adalah ikan kakap putih
(Lates calcariver) dimana kakap jantan akan mengalami perubahan kelamin menjadi betina,
yang terjadi pada berat 2-4 kg. Hasil penelitian menunjukkan, proporsi jantan menurun
seiring bertambahnya berat badan. Pada berat badan 2,4 kg terjadi peningkatan jumlah betina
dari jantan dewasa setelah mengalami perubahan kelamin (secondary female). Ukuran biologi
minimal induk jantan yang matang adalah 1,4 kg dan panjang 45 cm dan induk betina adalah
1,5 kg dan panjang 47 cm. Pengamatan ini juga menunjukkan bahwa perubahan kelamin
kakap putih dari jantan menjadi betina berlangsung selang waktu antara umur 21-157 hari,
dimana perubahan ini banyak dijumpai pada ikan berukuran 2,0 3,0 kg. Dari hasil ini dapat
diasumsikan bahwa pada ukuran tersebut kakap putih mengalami masa transisi (intersex) atau
masa perubahan kelamin (Mayunar dan Ahmad,1994 dalam Kordi, 2010).
Kakap putih (Lates calcariver)
c. Hermaprodit Protagini
Hermaprodit protogini adalah sifat perubahan kelamin dari betina menjadi jantan.
Keadaan yang sebaliknya dengan hermaprodit protandri. Pada beberapa ikan yang termasuk
golongan ini sering terjadi sesudah satu kali pemijahan, jaringan ovariumnya mengkerut
kemudian jaringan testisnya berkembang. Ikan-ikan dari famili Serranidae dan famili
Labridae tergolong hermaprodit protogini. Ikan Kerapu (Cromileptes, Epinephelus,
Pletropomus) dan ikan napoleon (Cheilinus undulatus) merupakan ikan yang bersifat
hermaprodit protogini. Perubahan kelamin (change sex) dari betina ke jantan dipengaruhi
oleh ukuran, umur dan spesiesnya. Pada kerapu lumpur (Epinephelus suillus/ Epinephelus
tauvina) transisi dari betina ke jantan terjadi setelah ikan mencapai ukuran panjang badan
660-720 mm. Testes mulai matang pada ukuran 740 mm atau berat 11 kg. Transformasi dari
betina ke jantan ini memerlukan waktu yang cukup lama dan dalam kondisi alami.
Salah satu spesies ikan di Indonesia yang sudah dikenal termasuk ke dalam
golongan hermaprodit protogini ialah ikan belut sawah (Monopterus albus). Ikan ini memulai
siklus reproduksinya sebagai ikan betina yang berfungsi, kemudian berubah menjadi ikan
jantan yang berfungsi. Urutan daur hidupnya yaitu : masa juvenile yang hermaprodit, masa
betina yang berfungsi, masa intersek dan masa terakhir masa jantan yang berfungsi.

Ikan Kerapu (Cromileptes, Epinephelus, Pletropomus)

d. Gonokhorisme
Kondisi seksual berganda dimana pada ikan fase juvenil gonadnya tidak
mempunyai jaringan yang jelas status jantan dan betinanya. Gonad tersebut pada tahap
selanjutnya ada yang berkembang menjadi ovarium dan juga ada yang berkembang menjadi
testes. Dengan kata lain, setengahnya menjadi jantan dan setengah yang lainnya menjadi
betina, namun kondisinya tidak stabil, sewaktu-waktu dapat terjadi intersex yang spontan.
(Gonokhorisme yang tidak berdiferensiasi), Contoh : Anguilla anguilla dan Salmo gairdneri
irideus.
Anguila anguila

C. Cara Membedakan Ikan Betina dan Ikan Jantan berdasarkan Sifat Primer dan
Sekunder
a. Sifat Seksual Primer
Sifat seksual primer pada ikan tandai dengan adanya organ yang secara langsung
berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina,
dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan.

Ciri seksual primer:


Alat/organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi
Contoh:
Testis dan salurannya pd ikan jantan
Ovarium dan salurannya pd ikan betina

b. Sifat Seksual Sekunder


Sifat Sekunder adalah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan
jantan dan ikan betina dengan jelas, maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme. Namun
apabila ada satu spesies ikan dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna,
maka ikan itu bersifat seksual dikromatisme.
Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik dari
pada ikan betina. Pada dasarnya sifat seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara hanya muncul pada waktu musim
pemijahan saja misalnya "bripositor" yaitu alat yang dipakai untuk menyalurkan telur ke
balvavia, adanya semacam jerawat diatas kepalanya pada waktu musim pemijahan.
Contohny Ikan Nocomis biguttatus dan Semoticus atromaculatus jantan.
2. Sifat seksual sekunder yang bersifat permanen atau tetap, yaitu tanda pembulatan hitam
yaitu tanda ini ada sebelum dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda pembulatan
hitam pada ekor ikan Amla carlua jantan, gonadium pada gambar usia affinis, dasper
pada ikan golongan elasmobrachia, warna yang lebih menyala pada ikan lebister, beta
dan ikan-ikan karang. Biasanya tanda seksual itu terdapat positif pada ikan jantan saja,
apabila tanda seksual menghilang, tetapi pada ikan betina tidak menunjukkan suatu
perubahan.

Ciri seksual sekunder terdiri dari 2 jenis:


1. Tidak berhubungan dengan kegiatan reproduksi
Contoh:
- Bentuk tubuh ( lebih besar)
- Buncak pemijahan pd ikan minnow (Osmerus)
- Sirip ekor lebih panjang pd cinggir putri (Xiphophorus helleri)
- Warna tubuh lebih cemerlang pd misal pada Lepomis Humilis Lepomis Humilis Sirip
ekor lebih panjang pd cinggir putri (Xiphophorus helleri)
2. Alat bantu pemijahan
Contoh:
- Gonopodium pd ikan seribu ( Lebistes reticulatus)
- Modifikasi sirip dada heteorchir pd Xenodexia untuk memegang gonopodium pd
kedudukannya shg memudahkan masuk ke oviduct betina
- Sirip perut yg termodifikasi menjadi myxopterygium (clasper) pada Elasmobranchii
menjamin fertilisasi internal
- Tenaculum ( semacam clasper yg terdapat pd bagian atas kepala) pd ikan Chimera
- Ovipositor pd ikan Rhodes amarus dan Careproctus

D. Manfaat Seksualitas ikan di Bidang Perikanan


Dalam bidang aquaculture atau budidaya seksualitas ikan ini sangat penting karena
bila ingin membudidayakan ikan, terlebih dahulu kita harus mengetahui dan dapat
membedakan kelamin si ikan tersebut. Karena dalam reproduksi membutuhkan dua jenis
kelamin ikan yang berbeda untuk bereproduksi dan ada juga yang bersifat hemaprodit yang
bisa bereproduksi sendiri, sehingga kita tahu bahwa kita akan membudidayakan apa nanti

DAFTAR PUSTAKA

Way u n a r , S . D i a n i d a n B . S l a m e t . 1 9 9 1 . Fekunditas, derajat pembuahan dan


derajat penetasan telur ikan kerapu Macan, Epinephelus fuscoguttatus
.Jurnal penelitian Budidaya Pantai

Effendi, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Cetakan Pertama Yayasan


Dewi Cukaray.
Bogor.

K o r d i , M . G h u f r a n K . 2 0 1 0 . pembenihan ikan laut ekonomis secara buatan.


Yogyakarta : Lily Publisher

Anda mungkin juga menyukai