Anda di halaman 1dari 9

MORFOLOGI IKAN

LAPORAN IKHTIOLOGI

SAMUEL GIVEN PIDIE BARUS


B1A018012

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk
luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
mempelajari organisme. Adapun yang dimaksud dengan bentuk luar organisme ini adalah
bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh yang kelihatan dari luar. Pada dasarnya
bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai dari lahir hingga ikan
tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang mengalami
metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan (habitat). Namun
demikian pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi
perubahan, perubahan bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit (Sudarmanto, 2003). Metode
morfologi merupakan tahapan awal identifikasi spesies melalui pengamatan (Hebert et al.,
2003).
Ikan adalah anggota vertebrata yang berdarah dingin, hidup di air dan bernafas dengan
insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah
spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia. Keanekaragaman tempat hidup mempengaruhi
ikan penghuninya. Banyak variasi yang tak terhitung jumlahnya pada ikan yang menyangkut
masalah struktur, bentuk, sirip dan sebagainya, merupakan modifikasi yang dikembangkan
ikan dalam usahanya untuk menyesuaikan diri terhadap suatu lingkungan tertentu. Sungai
yang deras dan sungai yang tenang memiliki arus yang berbeda sehingga mempengaruhi
kehidupan ikan. Danau yang dangkal dan yang dalam mempunyai berbagai pola perubahan
suhu secara musiman. Kedalaman samudra menyajikan kemungkinan untuk pegkhususan
yang lain. 33 Lingkungan perairan samudera yang tampak sama di berbagai daerah di dunia
ini sebetulnya sama sekali berbeda dalam hal sifat kimiawi airnya, tipe dasarnya dan
perubahan musimnya. Ikan menyesuaikan diri terhadap segala kondisi tersebut (Khairuman,
2011).
Ciri umum ikan adalah memiliki rangka tulang sejati dan bertulang rawan,mempunyai sirip
tunggal atau berpasangan dan mempunyai operculum. Tubuh ditutupi dan berlendir. Serta
mempunyai bagian tubuh yang jelas antara kepala, badan, ekor. Ukuran ikan bervariasi mulai
dari kecil sampai besar. Kebanyakan bentuk ikan terpedo pipih, namun juga ada yang
berbentuk tidak teratur (Sudarmanto, 2003).

B. Tujuan
Praktikum morfologi ikan bertujuan untuk mengenal bentuk-bentuk luar ikan (bentuk
tubuh dan ciri-cirui luar lainnya).
II. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Ikan layur, ikan kuda laut,
ikan hiu, ikan keting, ikan tenggiri, ikan tongkol, ikan kembung, ikan lidah, ikan sebelah,
ikan bawal.

Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bak preparat, pinset, loup.

B. Metode
1. Ikan digambar dengan kepala terletak di sebelah kiri, punggung di atas
2. Ikan harus digambar dengan garis yang tegas, bukan arsiran
3. Agar gambar yang dibuat mirip dengan keadaan aslinya, harus dibuat sketsa terlebih
dahulu
4. Nama daerah dan nama ilmiah ikan ditulis dibawah gambar ikannya
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Nama Bentuk Bentuk Posisi Bentuk


No Ciri khusus
Ikan tubuh mulut mulut Sirip ekor

1. Depressed Tidak dapat Inferior Rounded Arborescent


Ikan Lele Compressed disembulkan
Fusiform
2. Ikan Pipih Dapat Terminal Berpinggiran Labyrinth
Tambakan vertikal disembulkan berlekuk
tunggal
3. Ikan Fusiform Dapat Terminal Lunated Finlet
Tongkol disembulkan

B. Pembahasan

Langah-langkah yang dilakukan untuk mengamati morfologi ikan ketika praktikum


yaitu ikan yang telah mati (diawetkan dengan formalin atau dirusak saraf pusatnya)
diletakkan pada baki bedah dengan posisi kepala disebelah kiri dan punggung di atas, lalu
sirip-sirip ikan diregangkang dengan bantuan jarum penusuk. Kemudian ikan dipotret
menggunakan kamera, lalu digambar dengan sketsa terlebih dahulu dengan mengukur bagian
tubuh ikan kemudian diperbesar/diperkecil sesuai dengan skala. Lalu posisi bagian tubuh ikan
diperiksa seperti bentuk tubuh, bentuk mulut, bentuk sirip, letak sirip, dan sebagainya.
Kemudian ikan digambar dengan garis tegas, lalu diberi nama ilmiah dan nama lokal dari
ikan tersebut. Setelah itu, diberi keterangan tentang bentuk tubuh, bentuk mulut, letak sungut,
posisi sirip perut terhadap sirip dada, bentuk-bentuk sirip ekor, dan ciri-ciri khusus pada ikan
(apabila ada).
Adapun langkah-langkah mengamati morfologi ikan berdasarkan referensi yang
diperoleh yaitu dalam melakukan praktikum ikan yang dijadikan objek praktikum dibersihkan
terlebih dahulu, kemudian diletakkan di atas nampan. Kemudian amatilah bentuk tubuhnya,
mengamati apakah spesies bilateral simetris atau non bilateral simetris. Lakukanlah
pengukuran terhadap tubuh ikan untuk mengetahui panjang total (TL), panjang baku (SL),
tinggi badan (Bdh), panjang kepala (Hdl), serta pengukuran tehadap bidang-bidang dari tubuh
ikan lainnya. Gambarlah ikan yang dipraktikumkan dengan memperhatikan bentuk tubuh,
dan ciri-ciri morfologi yang dimilikinya. Selanjutnya buatlah ciri-cirinya, klasifikasi, dan
menyatakan lingkungan hidupnya. Setelah praktikum selesai dilaksanakan cuci nampan
praktikum dan bereskan semua peralatan yang telah digunakan (Lagler, 1977).

Gambar 3.1 Ikan Lele

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ikan lele memiliki
bentuk tubuh kombinaaasi antara fusiform, depressed dan compressed. Mulutnya lebar dan
tidak dapat disembulkan, terletak di bawah hidung (inferior). Sirip ekornya berbentuk bulat
(rounded), memiliki ciri khusus yaitu 4 pasang sungut di mulutnya dan memiliki sepasang
patil. Letak sirip perut terhadap dada adalah letak sirip perut agak jauh ke belakang dari sirip
dada (abdominal) dan tubuhnya licin tidak memiliki sisik. Hasil pengamatan yang dilakukan
sesuai dengan referensi yang diperoleh, bentuk tubuh ikan lele memanjang, agak silindris
(membulat) dibagian depan dan mengecil ke bagian ekornya. Kulitnya tidak memiliki sisik,
berlendir, dan licin. Jika terkena sinar matahari, warna tubuh ikan lele dumbo berubah
menjadi pucat dan jika terkejut warna tubuhnya otomatis menjadi loreng seperti mozaik
hitam-putih. Mulut ikan lele dumbo relatif lebar, yaitu sekitar ¼ dari panjang total tubuhnya
(IDjunhanda, 1981). Ikan lele merupakan salah satu komoditas perikanan budidaya air tawar
yang diunggulkan peningkatan produksinya oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan
(Iswanto, 2015).
Gambar 3.2 Ikan Tambakan

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa ikan tambakan memiliki bentuk tubuh
yang pipih vertical, dengan mulut terminal yang dapat disembulkan, serta memiliki sirip ekor
berpinggiran berlekuk tunggal, dan ciri khusus dari ikan tambakan adalah lipatan membran
seperti bunga mawar yang merupakan derivate dari lengkung insang yang disebut labyrinth.
Hal ini sesuai dengan referensi yang diperoleh, dimana ikan tambakan memiliki tubuh
berbentuk pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip analnya memiliki bentuk dan ukuran yang
hampir serupa. Sirip ekornya sendiri berbentuk berlekuk tunggal, sementara sirip dadanya
yang berjumlah sepasang juga berbentuk nyaris bundar. Kedua sisi tubuhnya terdapat gurat
sisi, pola berupa garis tipis yang berawal dari pangkal celah insangnya sampai pangkal sirip
ekornya (Mashudi et al., 2001).

Gambar 3.3 Ikan Tongkol

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa ikan tongkol memiliki bentuk tubuh
fusiform, mulut terminal yang dapat disembulkan, bentuk ekor menyerupai sabit, dan
memiliki ciri khusus yaitu keel. Hal ini sesuai dengan referensi yang diperoleh dimana ikan
tongkol ini memiliki bagian kepala memanjang dan agak meruncing dengan mulut yang
meruncing kebawah, selain itu memiliki bagian kelapa berawarna abu – abu yang mengkilat.
Bagian badan memanjang dengan bentuk pipih disertai dengan adanya sirip punggung, dubur,
perut dan juga dada pada bagian pangkal melengkung pada tubuh. sehingga bagian sirip
tersebut dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut. Dan bagian belakang dari sirip
punggung dan sirip dubur tersebut merupakan sirip tambahan kecil yang disebut dengan
finlet. (Djunhanda, 1981).
DAFTAR PUSTAKA

Djunhanda,T. 1981. Dunia Ikan. Bandung: Penerbit Armiko.

Hebert, P. D., Ratnasingham, S., & De Waard, J. R., 2003. Barcoding animal life:
cytochrome c oxidase subunit 1 divergences among closely related species.
Proceedings of the Royal Society of London. Series B: Biological Sciences, 270, S96-
S99.

Iswanto, B., Suprapto, R., Marnis, H. and Imron, I., 2015. Karakteristik Morfologis Dan
Genetis Ikan Lele Afrika (Clarias gariepinus Burchell, 1822) Strain Mutiara. Jurnal
Riset Akuakultur, 10(3), pp.325-334

Khairuman., K, Amri. 2011. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan konsumsi. Agromedia Pustaka,
Jakarta.

Lagler. 1977. ICHTHYOLOGY . Lubuk Agung : Bandung.

Mashudi, Ediwarman dan Maskur. 2001. Pemijahan ikan tambakan (Helostoma temmincki).
Balai Budidaya Air Tawar Jambi. Jambi.

Sudarmanto. 2003. IKTIOLOGI jilid 2. Gramedia : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai