Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK

PENGANTAR OSEANOGRAFI

Oleh:

MUH. ADHIM ADRIAN


I1F119018

PROGRAM STUDI
OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktek Pengantar Oseanografi


Nama : Muh. Adhim Adrian
Stambuk : I1F119108
Program Studi : Oseanografi

Laporan disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada


Matakuliah Pengantar Oseanografi Semester Genap 2019/2020

pada
Program Studi Oseanografi

Disetujui Oleh
Penanggung Jawab Paktikum

…………………………………

2
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Oseanografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata oceanus yang berarti
lautan/samudera dan graphos yang berarti gambaran/deskripsi sehingga oseanografi
bermakna deskripsi tentang lautan. Pengetahuan tentang oseanografi sangat diperlukan
terutama sebagai pengetahuan dasar bagi ilmu-ilmu perikanan, manajemen perairan,
budidaya laut, dan kelautan. Pengetahuan dasar tentang parameter oseanografi mmeliputi
pengertiannya, karakteristiknya, faktor-faktor yang mempenaruhinya, dinamikanya dan
keterkaitan antara parameter yang satu dengan parameter lainnya.
Deskripsi tentang lautan yang baik haruslah menggunakan indikator-indikator
berupa parameter-parameter oseanografi dengan kaidah pengamatan yang ilmiah.
Pengumpulan data untuk masing-masing parameter menggunakan peralatan-peralatan yang
memadai dan metode-metode yang benar. Kelebihan dan kekurangan dari peralatan dan
metode pengamatan yang digunakan perlu diketahui dan dikemukakan secara terbuka.
Persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pengumpulan data perlu di
pahami dan diaplikasikan dengan baik sehingga diperoleh data-data yang valid. Data-data
itu kemudian harus di sajikan dengan bentuk-bentuk penyajian data yang menarik dan
mudah dipahami.
Dalam rangka mendapatkan kompetensi tentang penguasaan metode pengamatan
parameter-parameter oseanografi dan penyajian datanya maka diperlukan suatu kegiatan
praktik di lapangan. Idealnya kegiatan pengumpulan data lapangan didukung dengan studi
pustaka diharapkan dapat memberikan keterampilan untuk melengkapi pengetahun teoritis
yang diperoleh di ruang kuliah. Namun karena adanya kendala yang menyebabkan kita
tidak mungkin melakukan pengamatan lapangan, maka kegiatan praktikum pengantar
oseanografi ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang dipadukan dengan
studi pustaka dan pengamatan dengan media video.
Beberapa parameter oseanografi yakni suhu, salinitas, dan arus menjadi topik
dalam praktikum ini. Secara toritis suhu perairan, salintas dan arus merupakan parameter
yang paling umum diamati dalam pengamatan oseanografi. Ketiga parameter ini sangat
penting perannya secara biologi dan fisik di laut. Suhu berkaitan erat dengan metabolisme
biota laut sehingga menjadi faktor pembatas distribusi biota laut. Salinitas berkaitan
dengan proses osmoregulasi biota laut yakni pengaturan kesimbangan osmosis cairan
tubuh dengan lingkungan perairan. Arus berperan penting dalam transport sedimen,
nutrient dan larva hewan air.

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum masing-masing parameter adalah sebagai berikut:
a. Suhu:
 Menggambarkan grafik fluktuasi harian suhu permukaan perairan di lokasi
praktek, selama 24 jam.
 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi suhu
permukaan perairan pantai di lokasi praktek.
b. Salinitas:
 Menggambarkan grafik fluktuasi harian salinitas permukaan perairan di
lokasi praktek, selama 24 jam.
 Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan bervariasi/tidaknya
salinitas permukaan perairan di lokasi praktek.
c. Arus:
 Menentukan kecepatan dan arah arus di lokasi praktek
 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dan arah
arus.
1.3 Kegunaan
Kegunaan dari praktek lapang ini adalah memberikan pemahaman praktis kepada
mahasiswa tentang pengamatan beberapa parameter oseanografi.

2
II. LANDASAN TEORI

II.1. Suhu Perairan


Suhu merupakan parameter laut yang sangat penting. Oleh karena itu pada setiap
penelitian oseanografi pengukuran suhu air laut selalu dilakukan. Pentingnya mengetahui
suhu perairan ialah untuk mempelajari proses-proses fisika, kimia maupun bilogi di laut.
Sebagai gambaran, arus yang merupakan suatu proses fisika laut dapat terjadi karena
antara lain adanya perbedaan densitas (kerapatan) massa-massa air. Sedangkan densitas
sangat ditentukan oleh suhu. Dengan mempelajari distribusi suhu di perairan pada waktu
dan tempat tertentu diharapkan pola arus diperairan itu dapat diketahui.
Demikian pula dalam mempelajari kimia oseanografi, suhu adalah merupakan
salah satu faktor yang perlu diketahui. Hal ini disebabkan peranan suhu dalam pelarutan
unsur-unsur maupun senyawa kimia. Makin tinggi suhu perairan, maka akan semakin
tinggi pula derajat kelarutan perairan atau reaksi kimia antara unsur atau senyawa satu
dengan lainya. Pada kegiatan usaha perikanan, peranan suhu dapat ikut menentukan
keberhasilan penangkapan ikan. Hal ini disebabkan oleh sifat ikan yang menyukai hidup
pada kisaran suhu tertentu. Apabila distribusi suhu perairan pada permukaan dan pada
berbagai kedalaman diketahui, tempat-tempat gerombolan ikan tertentupun akan dapat
diduga, sehingga untuk mendapat hasil optimal alat penangkapan ikan pun dapat ditujukan
ketempat tersebut. Pada usaha pertambakan di daerah pantai, suhu akan mempengaruhi
produktivitas perairan.
Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Laut
Seperti proses yang terjadi di atmosfir, radiasi matahari yang masuk kelaut
sebagian akan diserap dan sebagian lainya akan mengalami pembauran. Di dalam proses
penyerapan tersebut, radiasi yang berbentuk gelombang elektromagnetik diubah menjadi
energi kinetis yang lazim kita kenal sebagai panas. Panas inilah yang menjadi faktor utama
pembentuk suhu air laut. Sedangkan penguapan juga mempengaruhi suhu laut, tetapi
bersifat negatif. Keadaan tersebut disebabkan karena semua proses penguapan akan
memerlukan energi atau panas. Dua faktor diatas, radiasi matahari dan penguapan,
merupakan faktor-faktor yang paling berperan dan menentukan besarnya suhu perairan.
Beberapa faktor lain seperti proses kimia, proses biologi, pergerakan arus dan panas yang
berasal dari pusat bumi, mempunyai peranan sangat kecil terhadap suhu perairan. Seperti

3
telah kita pelajari, proses atau reaksi kimia dapat bersifat menghasilkan panas dan ada pula
yang memerlukan panas, demikian pula proses biologi. Namun demikian proses tersebut
sangat sangat kecil peranannya. Berdasarkan pengamatan yang pernah dilakukan, suhu
perairan-perairan di dunia ini berkisar antara 35oC sampai –2oC. Untuk perairan di daerah
tropis seperti perairan indonesia, variasi yang terjadi kecil.

Penyebaran Suhu Horizontal


Penyebaran suhu secara horisiontal untuk perairan Indonesia tidak mengalami
variasi. Dari hasil-hasil penelitian, tempat-tempat atau perairan yang mempunyai suhu
yang sama dihubungkan dan membentuk garis. Garis-garis tersebut dikenal dengan garis
isotherm. (iso = sama ; therm = suhu) pada sebaran suhu samudra dunia garis-garis
isotherm dipermukaan pada umumnya sejajar dengan garis lintang bumi. Hal ini
disebabkan karena daerah-daerah yang terletak pada lintang yang sama, pada umumnya
akan mengalami radiasi matahari yang sama besar pula. Karena radiasi matahari adalah
sumber utama pembentuk suhu laut, maka daerah-daerah tersebut akan mengalami suhu
yang sama pula.
Metode pengukuran suhu laut
Suhu di laut diukur dengan menggunakan alat pengukur suhu yaitu
termometer. Mengukur suhu dipermukaan laut mudah dilakukan. Tetapi untuk mengukur
kedalaman tertentu agak sukar. Hal ini dapat dimengerti, karena apabila kita mengambil
contoh air dari kedalaman 100 meter dan kemudian suhu baru diukur di atas permukaan
laut, maka suhu tersebut sudah berubah karena sudah mendapat pengaruh dari lapisan air di
atas. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, para ahli telah menciptakan termometer khusus
yang disebut thermometer bolak-balik (reversing thermometer).
Bila kita menginginkan pengukuran suhu secara terus menerus atau
berkesinambungan (continuous) ke arah dalam, hal ini dapat digunakan alat
bathythermograph. Alat ini terdiri dari dua bagian, yaitu pengindera panas dan pengukuran
tekanan air. Jadi dengan menggunakan alat ini kita dapatkan catatan suhu dan tekanan dan
kedalaman air.

4
II.2. Salinitas

Salinitas sama halnya dengan suhu merupakan parameter penting dalam


oseanografi. Salinitas berperan besar dalam kehidupan biota laut. Seperti halnya terhadap
suhu, ikan juga mempunyai kesenangan hidup di perairan dengan harga salinitas tertentu.
Pengetahuan ini akan sangat bermanfaat pada usaha penangkapan ikan. Karena salinitas
dipengaruhi oleh pencampuran massa air, maka salinitas juga merupakan parameter
penting dalam mempelajari gerakan mesa air.
Air laut merupakan campuran yang sangat kompleks dari senyawa-senyawa yang
ada di dalam air. Perbandingan antara komponen-komponen yang ada di semua air laut
menunjukan suatu kesamaan. Sedangkan penguapan dan penambahan air dari sungai akan
menimbulkan variasi kandungan senyawa-senyawa yang ada. Perbandingan antara
komponen-komponen senyawa kimia yang terlarut di air laut adalah tetap pada perairan
atau laut terbuka di dunia ini. Hal ini merupakan hasil penemuan terpenting pada ekspedisi
Challenger yang dilakukan oleh Inggris pada tahun 1872 – 1876.
Untuk mengukur kandungan total senyawa-senyawa kimia laut adalah mudah.
Ambillah 1 kilogram air laut dan panaskanlah sampai kering, kemudian timbanglah sisa
yang ada. Sisa dari satu kilogram air laut kira-kira adalah 35 gram. Salinitas dapat
didefinisikan sebagai jumlah (gram) zat-zat yang larut dalam satu kilogram air laut, dengan
anggapan bahwa semua karbonat-karbonat telah diubah menjadi oksida-oksidanya, brom
dan jodium digantikan oleh chlor dan semua bahan-bahan organik telah dioksidasi dengan
sempurna. Di dalam bidang oseanografi, ketelitian yang diharapkan dalam menentukan
salinitas adalah 0,01 gram per kilogram. Dengan cara penguapan tadi akan sulit
mendapatkan ketelitian seperti itu. Untuk menganalisa seluruh senyawa di dalam air laut
tentu bukan pekerjaan yang mudah. Dari semua kemungkinan yang ada, dipilih bahwa
penentuan kandungan chlor (CL) dalam air laut adalah yang termudah. Banyaknya chlor di
dalam air laut disebut chlorinitas, yang pada umumnya dinyatakan dalam permil atau gram
per kilogam air laut (‰). Karena perbandingan antara senyawa-senyawa laut yang selalu
konstan, maka didapatkan hubungan antara chloronitas dengan salinitas:
Salinitas = 1,80655 x chlorinitas
Untuk menyamakan derajat ketelitian dalam penentuan chlorinitas, dibangunlah
laboratorium di Copenhagen, Denmark, yang menghasilkan air-air laut standard atau

5
normal yang dikirim ke seluruh dunia. Air laut normal ini mempunyai kadar chlor sekitar
19,3755‰ yang sangat mantap. Air normal dikirim ke berbagai tempat dalam ampul gelas
berukuran sekitar 300 cc. Dengan demikian penentuan chlorinitas air laut di seluruh dunia
dapat distandarisasi. Disamping mengukur kandungan chlor air laut saat ini telah
digunakan pula daya hantar listrik sebagai cara untuk menentukan salinitas. Alat ini
disebut salinometer. Dalam perkembangan selanjutnya dibuatlah suatu alat pengukur
salinitas yang dinamakan refraktometer bahkan dalam bentuk portable yang disebut hand
refractometer.
Diagram Temperatur-Salinitas (T-S DIAGRAM)
Bila pada suatu perairan dilakukan pengukuran suhu serta salainitas secara vertikal,
maka kita tidak akan melihat suatu yang khas. Grafik-grafik hasil pengukuran itu akan
selalu berubah-ubah tergantung dari banyak faktor. Tetapi bila suhu dan salinitas yang
didapat pada perairan tersebut kita plotkan pada suatu sumbu koordinat tertentu (suhu
sebagai ordinat dan salinitas sebagai absis), maka titik-titik itu akan membentuk grafik
tertentu. Hal ini dapat terjadi meskipun titik-titik tersebut hasil penelitian yang berbeda-
beda waktunya. Titik-titik tersebut dapat dihubungkan menjadi satu garis lurus atau
lengkug. Garis seperti inilah yang dinamakan dengan T-S diagram. T-S diagram di
beberapa perairan merupakan sifat khas, yang berarti pula tidak ada duanya. Pada perairan
yang homogen (seragam), yang ditandai oleh salinitas dan suhu sama di mana-mana, maka
kita akan mendapatkan T-S diagram yang berupa titik saja. Kalau perairan itu bercampur
dengan massa air dengan sifat-sifat yang tidak sama, maka T-S diagram akan mengalami
perubahan letak. Perubahan itu tergantung pada besar massa. Perbedaan suhu, dan salinitas
dari dua massa air tersebut.
Karena T-S diagram merupakan suatu yang khas untuk suatu perairan, maka dapat
dipergunakan untuk:
 Melihat apakah pengukuran suhu atau salinitas pada berbagai kedalaman baik atau
tidak. Pengkuran yang baik akan selalu dekat dengan T-S diagram yang ada dari
perairan tersebut.
 Dengan mengetahui salah satu parameter suhu atau salinitas, kita dapat mengetahui
parameter lainnya.
 Dengan mempertimbangkan T-S diagram dari beberapa perairan, maka kita dapat
mempelajari proses percampuran massa air yang terjadi.

6
II.3. Arus
Di darat kita mengenal sungai yang mengalirakan airnya dari tempat tinggi ke
tempat yang rendah. Aliran ”sungai” seperti keadaan diatas juga terjadi di laut. Aliran
”sungai” tadi lebih kenal dengan nama arus. Bahkan ada arus dibawah permukaan laut
yang tidak tampak dari permukaan. Adanya arus dilaut di sebabkan oleh:
- Perbedaan densitas dari air laut.
- Angin yang bertiup terus-menerus diatas permukaan air laut,seperti angin passat dan
muson.
- Pasang-surut terutama di daerah-daerah pantai.
Jika ditanya faktor apa yang menyababkan adanya arus di dilaut? Jawabanya ialah
radiasi matahari.
Pemanasan matahari tidak sama di satu tempat dengan tempat lain,karena berbagai faktor
seperti:
- Sudut datang dari sinar matahari yang berbeda.
- Keadaan awan di tempat tersebut.
- Keadaan tempat itu sendiri.
- Benda-benda yang ada pada tempat itu.
Akibat pemanasan udara di atas tempat tadi akan menerima panas yang berbeda
pula. Makin panas udara di tempat tersebut makin renggang udaranya. Dengan makin
renggangnya udara, tekanannya akan semakin kecil. Dengan adanya perbedaan tekanan
udara tadi, akan ada angin yang berhembus dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang
bertekanan rendah. Jika angin ini bertiup diatas permukaan laut, air laut akan terseret dan
menimbulkan arus laut.
Akibat pemanasan yang berbeda dari permukaan laut, maka terjadi pula perbedaan
penguapan. Tempat-tempat dengan penguapan yang besar mengakibatkan densitas dan
berat jenis air laut bertambah besar dibandingkan dengan densitas air laut di tempat dengan
penguapan kurang. Perbedaan densitas air laut diberbagai tempat di laut menimbulkan
arus. Kejadian tersebut dapat diterangkan secara sederhana sebagai berikut(Gambar 1 dan
2).

7
Pemanasan kurang Pemanasan banyak
Penguapankurang Penguapan besar
Udara padat Udara regang
Penguapan Penguapan
Hembusan angin kecil besar
A B

Arah arus Permukaan Arah


laut arus Massa
air
turun

Gambar 1. Arus laut disebabkan oleh angin Gambar 2. Arus laut akibat perbedaan
densitas

Di suatu tempat A di permukaan laut penguapan kecil. Sedangkan di tempat B


pengupan yang besar. Keadaan ini menyebabkan densitas massa air di tempat B manjadi
lebih tinggi dari massa air di sekitanya. Massa air di B akan tengelam. ”Kekosongan” di
tempat B akan di isi oleh massa air di tempat A. sedangkan “Kekosongan” di A akan diisi
oleh air dari dasar perairan A. Gerakan akibat desakan massa air yang tenggelam di muka
perairan B. Gerkan massa air laut atau sirkulasi tadi disebut pula arus.
Di daerah pantai pengaruh pasang-surut dapat terlihat dengan jelas yaitu naik dan
turunnya permukaan air laut. Naik turunnya permukaan air laut mempengaruhi aliran
massa air terutama di muara-muara sungai. Jika surut, permukaan air laut lebih rendah dari
permukaan laut rata-rata, sehingga air alaut mengalir menjaui pantai. Aliran massa air
tersebut disebut pula arus. Perubahan arah aliran arus sesuai dengan waktu pasang surutnya
air laut yang terjadi yaitu sekitar 12 jam sekali. Sehingga bila jam 06.00 pagi terjadi pasang
(arus mengalir ke arah daratan)dan pada jam 18.00 sore akan terjadi pasang kembali yang
berarti arus mengalir kembali ke arah daratan.
Arus akibat pasang surut air laut ini dan arus-arus akibat angin dan perbedaan densitas
masih dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat meredam atau mengubah arahnya. Faktor
yang dapat meredam arus adalah gaya gesekan dengan dasar perairan.

8
III. METODE PRAKTEK

3.1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktek ini meliputi peralatan pengumpulan
data dan peralatan analisis, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam parktikum.


No Nama Kegunaan
.
1. Thermometer raksa Mengukur suhu perairan
2. Hand Refractometer Mengukur salinitas perairann
3. Tissu Membersihkan hand refractometer
4. Aquades Membilas hand refractometer
5. Layangan arus Mengukur kecepatan arus
6. Stopwatch Mengukur kecepatan arus
7. Alat tulis Mencatat Data
8. Microsoft Excels dan Word Menganalisis data dan menyusun laporan

3.2. Prosedur Pengamatan

a. Pengamatan Suhu:
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran suhu adalah sebagai berikut:
1) Mencelupkan thermometer secara langsung ke dalam perairan dan biarkan
beberapa saat ( ± 2 menit )
2) Secara cepat diangkat llalu dibaca nilai suhu pada skala thermometer sebelum
terpengaruh oleh suhu sekitar dan untuk memperoleh suhu yang maksimal.
3) Melakukan pengukuran ini sebanyak satu jam sekali.
4) Catat pengamatan tersebut selama pengulangan tersebut.

b. Pengamatan Salinitas
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran salinitas yang berfungsi untuk
mengetahui kadar garam dalam satu liter air laut adalah sebagai berikut :

9
1) Menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahannya adalah refraktometer untuk
mengukur salinitas air laut, pipet tetes untuk memindahkan cairan dalam skala
kecil, aquades sebagai kalibrasi refraktometer, tissu untuk mengeringkan
refraktometer.
2) Mengkalibrasi membran refraktometer dengan aquades dan dikeringkan
menggunakan tissu secara searah.
3) Mengambil air laut dengan menggunakan pipet tetes
4) Meneteskannya sebanyak 1-2 tetes pada refraktometer
5) Catat pengamatan tersebut.

c. Pengamatan Arus
Prosedur kerja dalam melakukan pengukuran arus adalah sebagai berikut:
1) Sediakan tali sepaanjang 5 meter untuk mengikat botol, parasut arus dan
pelampung yang dipasang pada tali, stopwatch untuk menghitung lamanya tali
menegang dan kompas sebagai penunjuk arah.
2) Parasut arus dihubungkan dengan tali sepanjang ± 30 cm, kemudian
hubungkan lagi dengan tali sepanjang 5 meter.
3) Menghanyutkan parasut meter mengikuti arus bersamaan dengan menyalakan
stopwatch.
4) Setelah tali meneganga maka stopwatch dimatikan dan mencatat lama waktu
yang digunakann untuk menegangkan tali yang sepanjang 5 meter tersebut.
5) Menghitung kecepatan arus : waktu tempuh dan dicatat dalam satuan
meter/detik.
6) Catat pengamatan tersebut.

3.3. Analisis Data

Data-data hasil pengamatan suhu dan salinitas ditabulasi kemudian disajikan dalam
bentuk grafik yang menghubungkan suhu/salinitas dengan jam pengamatan selama 24 jam.
Adapun data hasil pengamatan kecepatan arus dihitung dengan rumus :
V = S/T

10
Dimana : V = kecepatan arus (m/detik)
S = jarak yang di tempuh layangan arus (panjang tali layangan arus)(m)
T = waktu tempuh layangan arus hingga talinya terrentang sempurna (detik)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

11
Hasil pengukuran suhu perairan selama 24 jam di lokasi praktek disajikan pada
Gambar 3.

Gambar 3. Grafik Fluktuasi Suhu Perairan di Lokasi Praktek Selama 24 Jam

Hasil pengukuran salinitas perairan di Lokasi Praktek setiap jam selama 24 jam
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengukuran Salinitas di Perairan Pantai Pulau Bokori
Setiap Jam Selama 24 jam
Jam (Wita) Salinitas (o/oo) Jam (Wita) Salinitas (o/oo)
10.00 29 22.00 31
11.00 29 23.00 32
12.00 28 24.00 33
13.00 30 01.00 33
14.00 31 02.00 34
15.00 30 03.00 33
16.00 35 04.00 33
17.00 32 05.00 33
18.00 32 06.00 34
19.00 35 07.00 33
20.00 33 08.00 31
21.00 31 09.00 31

Hasil pengamatan kecepatan dan arah arus di lokasi praktek saat air dalam kondisi
pasang dan surut disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

12
Tabel 2. Hasil Pengukuran Kecepatan dan Arah Arus di Perairan Pantai P.Bokori saat air
laut dalam keadaan surut.
Stasiu Kecepatan Arus
n (m/det) Arah Arus Arah Angin Dasar Perairan
I 0,066 Barat Laut Barat Pasir, Landai
II 0,070 Barat laut Barat Pasir, Landai
III 0,055 Barat Daya Barat Pasir, Landai
IV 0,058 Barat Daya Barat Pasir, Landai
V 0,034 Barat Daya Barat Pasir, Landai
VI 0,057 Barat Daya Barat Pasir, Landai
VII 0,016 Barat Daya Barat Pasir, Landai
VIII 0,024 Barat Daya Barat Pasir, Landai

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kecepatan dan Arah Arus di Perairan Pantai P.Bokori saat air
laut dalam keadaan pasang
Stasiu
n Kecepatan Arus (m/det)  Arah Arus Arah Angin Dasar Perairan
I 0.059 Barat laut Timur Pasir, Landai
II 0,179 Barat laut Timur Pasir, Landai
III 0,054 Timur Laut Timur Pasir, Landai
IV 0,016 Timur Laut Timur Pasir, Landai
V 0,024 Timur Laut Timur Pasir, Landai
VI 0,082 Timur Laut Timur Pasir, Landai
VII 0,012 Timur Laut Timur Pasir, Landai
VIII 0,007 Barat Daya Timur Pasir, Landai

4.2. Pembahasan
4.2.1. Suhu

- Pada tabel diatas menunjukkan suhu tertinggi terletak pada jam 15:00 dengan suhu
tertinggi mencapai 33 derajat. Hal ini dikarenakan pada jam tersebut, intensitas
cahaya matahari tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin. Intensitas cahaya
terlambat mempengaruhi suhu karena sifat air laut yang tidak mudah panas dan
tidak mudah dingin, sehingga suhu air tidak sesuai dengan suhu di permukaan.
seperti saat siang hari udara panas namun air laut dingin. Sebaliknya saat malam
hari, udara dingin tetapi suhu air hangat. Dapat kita lihat bahwa pada pukul 21.00 -
02.00 suhu kembali konstan dikarenakan pada jam tersebut perbedaan panas
dipermukaan air laut yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin pula.

13
- Faktor lain yang mempengaruhi perbedaan terhadap nilai suhu adalah perbedaan
waktu pengukurannya dan tidak menutup kemungkinan adanya human error pada
saat pengukuran suhu tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nontji (1987),
“suhu air permukaan di perairan nusantara kita umumnya berkisar antara 28 -
31°C.” penguapan juga mempengaruhi suhu laut, tetapi bersifat negatif. Keadaan
tersebut disebabkan karena semua proses penguapan akan memerlukan energi atau
panas. Beberapa faktor lain seperti proses kimia, proses biologi, pergerakan arus
dan panas yang berasal dari pusat bumi, mempunyai peranan sangat kecil terhadap
suhu perairan.
- karena pada jam 12:00 kemungkinan terjadi adanya gangguan cuaca, bisa berupa
hujan dan proses penguapan lain yang dapat menyebabkan turunnya suhu secara
drastis. Hal ini sangat berpengaruh terhadap suhu di laut. Atau bisa saja ada
pengaruh salinitas dan juga factor factor lain.
- Pada suatu perairan yang distribusi temperaturnya secara vertikal akan menurunkan
eksponensial ke bawah. Lapisan homogen di perairan cenderung disebabkan oleh
angin ynag bertiup sehingga menimbulkan gerakan turbulen pada lapisan atas.
Umumnya lapisan ini ditemukan pada kedalaman 50-200 m. Pada kedalaman
dibawah lapisan homogen, terjadi penurunan temperatur yang drastis dengan
bertambahnya kedalaman, dimana daerah ini disebut daerah termoklin. Lapisan di
bawah termoklin memiliki kondisi yang hampir homogen dimana suhu berkurang
secara perlahan-lahan ke arah dasar perairan. Pengukuran suhu permukaan biasanya
digunakan termometer air raksa. Sedangkan untuk pengukuran temperatur pada
kedalaman tertentu dapat menggunakan bathythermograph atau CTD.

4.2.2. Salinitas

- Definisi sederhana dari salinitas adalah jumlah total material terlarut (gram) dalam
satu kilogram air laut. Sedangkan definisi lebih lengkap dari salinitas adalah jumlah
total material padat (gram) yang dilarutkan dalam satu kilogram air laut setelah
karbonat diubah menjadi oksida, bromine dan iodine dikembalikan oleh chlorin dan
semua bahan organik telah dioksidasi secara menyeluruh. Kecenderungan naik
turunnya salinitas di lokasi Pulau Bokori, dikarenakan Salinitas umumnya

14
bervariasi tergantung pada keseimbangan antara penguapan dan presipitasi serta
percampuran antara air permukaan dan air kedalaman. Secara umum, perubahan
salinitas tidak mempengaruhi proporsi relatif ion-ion utama. Konsentrasi ion-ion
berubah dalam proporsi yang sama yaitu rasio ioniknya tetap konstan. Meski
demikian, untuk beberapa lingkungan laut seperti laut-laut tertutup, cekungan,
daerah yang luas serta dalam sediment laut, terdapat kondisi dimana rasio-rasio ion
menyimpang jauh dari normal.
Distribusi salinitas terhadap kedalaman. Salinitas ditentukan oleh keseimbangan
presipitasi dan penguapan di permukaan. Pengaryh fluktuasi permukaan umumnya
kecil untuk perairan di bawah 1000 meter, dimana salinitas air antara 34,5 dan 35 di
semua lintang. Zona dimana salinitas bekurang terhadap kedalaman ditemukan
pada lintamg rendah dan menengah, yaitu antara lapisan permukaan campuran dan
bagian atas lapisan dalam dimana salinitas konstan. Zona tersebut dikenal sebagai
haloklin.
Distribusi salinitas permukaan. Salinitas air permukaan laut maksimum di tropis
dan lintang subtropics dimana penguapan melampaui pesipitasi. Daerah ini
berhubungan dengan adana padang pasir ang panas di lintang ang sama. Salinitas
berkurang ke arah lintang tinggi maupun ke arah ekuator. Modifikasi local
mengalahkan pola regional terutamaang dekat dengan darat.
Salinitas pemukaan bekurang akibat ai tawar dari mulut sungai-sungai besar dan
akibat melelhnya es dan salju di lintang tinggi. Sebalikna salinitas pemukaan
cenderung tinggi di laguna dan cekungan laut dangkal, tertutup lainna di lintang
rendah dimana terjadi peguapan tinggi dan terbatasnya aliran air yang masuk ke
daratan.
- Faktor faktor yang dapat mengakibatkan naik turunnya salinitas di perairan bokori
bisa tergantung dari :
1. Penguapan. semakin besar maka salinitas semakin tinggi, kebalikannya makin
kecil penguapan maka salinitasnya makin rendah.
2. Curah hujan. Makin banyak curah hujan maka salinitas makin rendah,
kebalikannya makin rendah curah hujan maka salinitasnya makin tinggi.
3. Letak dan ukuran laut. Laut laut yang tidak berhubungan dengan laut lepas dan
terdapat di daerah arid maka salinitasnya tinggi.

15
4. Arus laut. Laut laut yang dipengaruhi arus panas maka salinitasnya akan naik
dan kebalikannya laut-laut yang dipengaruhi oleh arus dingin maka salinitasnya
akan turun (rendah).
5. Angin. Kelembaban udara diatasnya, ini berhubungan dengan dan penguapan
berhubungan dengan besar kecilnya salinitas air laut.
- Contoh parameter yang lain adalah suhu. Kaitan salinitas dengan suhu yaitu
Semakin tinggi suhu maka salinitas akan meningkat seiring peningkatan kenaikan
suhu. Konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air laut. Konsentrasi
garam-garam dalam air laut jumlahnya relatif sama Beberapa jenis ikan memiliki
kisaran toleransi salinitas yang luas (bandeng, kakap, nila, mujair). Pengubahan
salinitas air penggantian air penambahan air tawar. peningkatan salinitas di
pengaruhi oleh suhu, intensitas cahaya yang masuk, dan kedalaman.
- Tabel di atas menunjukan data pengamatan salinitas yang telah dilakukan. Dengan
hasil 29ppt- 35ppt. Definisi sederhana dari salinitas adalah jumlah total material
terlarut (gram) dalam satu kilogram air laut. Sedangkan definisi lebih lengkap dari
salinitas adalah jumlah total material padat (gram) yang dilarutkan dalam satu
kilogram air laut setelah karbonat diubah menjadi oksida, bromine dan iodine
dikembalikan oleh chlorin dan semua bahan organik telah dioksidasi secara
menyeluruh.

4.2.3. Arus

- Nilai kisaran adalah nilai yang diartikan sebagai perkiraan kemungkinan munculnya suatu
kejadian di dalam suatu sampel. Nilai rata rata adalah nilai yang mewakili sekumpulan data
yang telah diperoleh. Perbedaan nilai kecepatan arus rata-rata cenderung lebih dipengaruhi
oleh kondisi pasang surut. Pada hasil pengamatan pasang surut dapat dilihat bahwa daerah
pantai dipengaruhi oleh pasang-surut yang dapat terlihat dengan jelas yaitu naik dan
turunnya permukaan air laut. Naik turunnya permukaan air laut mempengaruhi aliran
massa air terutama di muara-muara sungai. Jika surut, permukaan air laut lebih rendah dari
permukaan laut rata-rata, sehingga air alaut mengalir menjaui pantai. Aliran massa air
tersebut disebut pula arus. Perubahan arah aliran arus sesuai dengan waktu pasang surutnya
air laut yang terjadi yaitu sekitar 12 jam sekali. Sehingga bila jam 06.00 pagi terjadi pasang
(arus mengalir ke arah daratan)dan pada jam 18.00 sore akan terjadi pasang kembali yang

16
berarti arus mengalir kembali ke arah daratan. Arus akibat pasang surut air laut ini dan
arus-arus akibat angin dan perbedaan densitas masih dipengaruhi oleh faktor lain yang
dapat meredam atau mengubah arahnya. Faktor yang dapat meredam arus adalah gaya
gesekan dengan dasar perairan.
- Tabel diatas menunjukan data hasil pengamatan kecepatan arus dengan menggunakan
layangan arus yang diikat dengan tali rafia dan catat waktunya sampai tali raffia lurus. Data
tersebut menunjukan hasil yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor
seperti angin dan kuat arus. Arus dibentuk oleh angin, dan angin juga yang membuat arus
tersebut kuat atau pelan, semakin kuat angin maka arus semakin kuat dan tali raffia juga
akan semakin cepat lurus.Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin,
sedang arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Selain
itu, arus di permukan laut dapat juga disebabkan oleh gerakan pasang surut air laut atau
gelombang. Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera
(ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents). Saat surut arah arus
lebih dominan ke Barat Daya sedangkan saat pasang arah arus lebih dominan ke Timur
Laut.
- Parameter yang lain misalnya suhu. Beberapa fenomena – fenomena yang terjadi di laut
disebabkan oleh arus dan suhu laut. Seperti kita ketahui, El Nino merupakan sebuah
fenomena dimana kolam air panas yang berasal dari Samudera Pasifik bergerak ke arah
Indonesia. Hal ini terjadi karena anomali perubahan suhu yang drastis di perairan pasifik.
Suhu yang tadinya dingin berangsur menjadi panas. Sesuai dengan hukum konveksi, “air
yang lebih panas akan bergerak ke air yang dingin”. Air di pasifik yang panas bergerak ke
arah perairan timur Indonesia yang lebih dingin. Fenomena ini mengakibatkan turunnya
curah hujan secara drastis di Indonesia bagian timur. Lalu beberapa arus yang terjadi di
dunia pun diakibatkan karena perbedaan suhu perairan di seluruh dunia. Contohnya pada
daerah ekuator suhu perairannya lebih panas dibanding daerah kutub. Hali ini terjadi
karena daerah ekuator lebih banyak menyerap panas matahari dibanding daerah kutub.
- Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean
currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents). Contoh-contoh gerakan itu
seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi.
Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri di
belahan bumi selatan.Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum
jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan
bumi selatan. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal
dengan spiral.

17
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

- Faktor factor yang mempengaruhi perbedaan terhadap nilai suhu adalah perbedaan waktu
pengukurannya dan tidak menutup kemungkinan adanya human error pada saat
pengukuran suhu tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nontji (1987), “suhu air
permukaan di perairan nusantara kita umumnya berkisar antara 28 - 31°C.” penguapan juga
mempengaruhi suhu laut, tetapi bersifat negatif. Keadaan tersebut disebabkan karena
semua proses penguapan akan memerlukan energi atau panas. Beberapa faktor lain seperti
proses kimia, proses biologi, pergerakan arus dan panas yang berasal dari pusat bumi,
mempunyai peranan sangat kecil terhadap suhu perairan.

18
- Faktor faktor yang dapat mengakibatkan naik turunnya salinitas di perairan bokori bisa
tergantung dari :
1. Penguapan. semakin besar maka salinitas semakin tinggi, kebalikannya makin kecil
penguapan maka salinitasnya makin rendah.
2. Curah hujan. Makin banyak curah hujan maka salinitas makin rendah, kebalikannya
makin rendah curah hujan maka salinitasnya makin tinggi.
3. Letak dan ukuran laut. Laut laut yang tidak berhubungan dengan laut lepas dan terdapat
di daerah arid maka salinitasnya tinggi.
4. Arus laut. Laut laut yang dipengaruhi arus panas maka salinitasnya akan naik dan
kebalikannya laut-laut yang dipengaruhi oleh arus dingin maka salinitasnya akan turun
(rendah).
5. Angin. Kelembaban udara diatasnya, ini berhubungan dengan dan penguapan
berhubungan dengan besar kecilnya salinitas air laut.
- Tabel diatas menunjukan data hasil pengamatan kecepatan arus dengan menggunakan
layangan arus yang diikat dengan tali rafia dan catat waktunya sampai tali raffia lurus. Data
tersebut menunjukan hasil yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor
seperti angin dan kuat arus. Arus dibentuk oleh angin, dan angin juga yang membuat arus
tersebut kuat atau pelan, semakin kuat angin maka arus semakin kuat dan tali raffia juga
akan semakin cepat lurus.Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin,
sedang arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Selain
itu, arus di permukan laut dapat juga disebabkan oleh gerakan pasang surut air laut atau
gelombang. Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera
(ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents). Saat surut arah arus
lebih dominan ke Barat Daya sedangkan saat pasang arah arus lebih dominan ke Timur
Laut.

19
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo. 1995. Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty.


Yogyakarta.

Ilahude, A.G. 1999. Pengantar Ke Oseanologi Fisika. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Oseanologi LIPI, Jakarta. 240 hal.

Loupatty and Grace. 2013. Karakteristik Energi Gelombang dan Arus Perairan di Provinsi
Maluku. Journal Barekeng. Vol 7.

Laevastu, T and M.L. Hayes. 1988. Fisheries Oceanography and Ecology. Fishing News
Book Ltd. Oxford. 199 pp.

20
Raharjo, S.dan H.S.Sanusi. 1983. Oseanografi Perikanan. Departemen Pendidikan dan
kebudayaan Direktorat Pendidikan menengah Kejuruan

Supangat, A. dan Susanna. Pengantar Oseanografi. Pusat Riset Wilayah laut dab
Sumberdaya Non-Hayati, Badan Risek Kelautan dan Perikanan, Departemen
Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Hal.49-63

21

Anda mungkin juga menyukai