Oleh :
Rahman Pobela
431419025
Kelas A
JURUSAN BIOLOGI
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Iktiologi mengenai Sistem Rangka Ikan. Adapun
makalah Iktiologi mengenai Sistem Rangka Ikan, ini telah diusahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Namun
tidak lepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Iktiologi, ini kita
dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 4
2.1 Pengertian Sistem Rangka Ikan ...................................................................... 4
2.2 Fungsi Rangka pada Ikan ................................................................................ 5
2.3 Hubungan Sistem Rangka dengan Pergerakan Ikan ....................................... 6
2.4 Proses osifokasi pada ikan ............................................................................. 7
2.5 Perbedaan fungsi ikan berdasarkan letak dan fungsinya................................ 10
2.6 Rangka aksial pada ikan ................................................................................. 11
2.7 Rangka visceral pada ikan ............................................................................... 11
2.8 Rangka apendikular pada ikan ........................................................................ 11
2.9 Tulang punggung badan dan tulang punggung ekor pada ikan....................... 1
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
5
modifikasi tulang penyokong sirip menjadi penyalur sperma ke dalam saluran
reproduksi ikan betina. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan
yang beraneka ragam. Rangka yang menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang.
Menurut (Cambell,2005) Sistem rangka merupakan suatu sistem yang
dibangun oleh struktur-struktur keras dari tubuh yang sifatnya menyokong dan
melindungi. Sistem ini melindungi eksoskeleton dan endoskeleton. Endoskeleton
secara embriologis berasal dari epidermis saja, dermis saja atau keduanya.
Endoskeleton umumnya dijumpai pada hewan invertebrata. Pada vertebrata lebih
dikenal dengan dermal skeleton .Sistem rangka dibagi menjadi dua yaitu rangka
sumbu (rangka Aksial), dan rangka anggota (rangka Apendikular). Rangka Aksial
meliputi tengkorak (cranium), tulang belakang (Kolumna Vertebralis), tulang rusuk
(Costae) dan tulang dada (Sternum). Rangka anggota meliputi gelang bahu (gelang
Pectoral) dengan rangka anggota depan, dan gelang pinggul (gelang Pelvic) dengan
rangka anggota belakang.
2.2 Fungsi Rangka pada Ikan
System rangka merupakan suatu system yang dibangun oleh struktur-struktur
keras dari tubuh yang bersifat menyokong dan melindungi. Rangka pada ikan sama
halnya dengan golongan vertebrata lainnyaberfungsi untuk menegakkan tubuh,
menunjang dan menyokong organ-organ tubuh serta berfungsi pula dalam proses
pembentukan butir darah merah. Beberapa ikan modifikasi tulang penyokong sirip
menjadi penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi ikan betina. Secara tidak
lagsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam. Rangka yang
menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan tulang sejati.
2.3 Hubungan Sistem Rangka Dengan Pergerakan Ikan
Pergerakan pada ikan merupakan hasil kerja antara sistem urat daging dan
sistem rangka (bentuk tubuh, fleksibilitas, kekuatan gaya dorong). Contoh peranan
hypural dan epural pada sirip ekor dan otot-otot caudalis interfilaments yang bekerja
secara sinergis untuk mendorong ikan bergerak maju ke depan.
6
Ikan menggantungkan 20% pergerakan dan dorongannya pada sirip.
Umumnya ikan memiliki dua sirip berpasangan dan tiga sirip tunggal. Sirip
berpasangan terdiri dari sirip dada dan sirip perut, sedangkan sirip tunggal terdiri dari
sirip punggung, sirip anal, dan sirip ekor (Akmal dkk, 2018).
2.4 Proses Osifikasi Pada Rangka Ikan
Osifikasi merupakan proses perubahan tulang rawan menjadi tulang sejati atau
tulang keras (Ville,. dkk, 1984). Proses pembentukan tulang atau osifikasi terjadi
pada bagian tengah tulang terlebih dahulu kemudian disusul oleh bagian ujung tulang.
Pada bagian tengah tulang terdapat banyak osteosit (sel tulang) yang akan tumbuh
sehingga membentuk tulang sejati / tulang kompak. Tulang yang terbentuk pada
bagian ini lambat laun akan membentuk rongga sumsum tulang dan akan diisi oleh
pembuluh darah pada bagian dalamnya. Pada saat yang sama proses pembentukan
tulang juga berlangsung pada bagian ujung tulang/epifisis. Dengan demikian
pertumbuhan tulang pada bagian epifisis dan diafisis akan bertemu dan membentuk
tulang yang kokoh (Wiarto G. 2013).
2.5 Perbedaan Rangka Berdasarkan Letak Dan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya rangka ikan dapat dibedakan menjadi :
• Rangka Axial : yang mencakup tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang
rusuk.
• Rangka Visceral : meliputi semua bagian tulang lengkung insang dan derivatnya.
• Rangka Appendicular : meliputi sirip dengan pelekat – pelekatnya.
Berdasarkan letaknya terhadap tubuh, rangka ikan dibedakan menjadi :
• Eksoskeleton (rangka luar), contoh sisik (squama).
• Endoskeleton (rangka dalam), contoh: Columna Vertebralis rusuk ini berguna
untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan
2.6 Rangka Aksial Pada Ikan
Rangka axial terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang
rusuk. Secara umum perkembangan embrionik tengkorak ikan berasal dari tiga
7
sumber, yaitu chondrocranium (neurocranium), dermocranium dan splanchoranium.
Chondrocranium adalah pembungkus otak yang pada mulanya berasal dari tulang
rawan kemudian akan berganti menjadi tulang sejati. Pada waktu embrio, tengkorak
dibentuk dari sepasang rawan parachordal yang sejajar dengan ujung depan
notochorda dan sepasang rawan trabeculae yang terletak di bagian anterior rawan
parachordal. Setiap rawan parachordal mengadakan perkembangan dan meluas pada
tiap-tiap sisinya ke bagian anterior sampai ke kapsul optik membentuk basal plate
(Bond, 1979).
Pada elasmobranchii, seluruh bagian otak dibungkus oleh tulang rawan yang
massif tanpa batas yang nyata seperti biasanya pada terdapat pada vertebrata lainnya.
Kapsul optic dan nasal bersatu dengan chondrocra nium, akan tetapi kapsul optic
tetap bebas sehingga mata degan bebas dapat digerakkan. Saraf dan pembuluh darah
yang berhubungan otak melalui lubanglubang yang terdapat pada dinding
chondrocranium. Pada golongan ikan teleostei yang rendah tingkatannya, masih
terdapat rawan pada neurocranium tetapi pada golongan ikan yang lebih tinggi
tingkatannya tulang tengkorak telah mengalami proses osifikasi dengan baik.
Kepingkeping tulang yang mengelilingi kapsul sensori berhubungan erat dengan
osifikasi neurocranium. Tiap- tiap organ sensori dikelilingi oleh rangkaian tulang
untuk berkembang.
Umumnya tulang dermal membentuk atap tengkorak. Sepasang tulang
parietal terletak di daerah atap tengkorak paling belakang, di depan supaoccipita.
Sepasang tulang frontal yang merupakan keping dermal yang luas berkembang tepat
di depan tulang parietal. Di depannya terdapat tulang nasal yang bentuknya
memanjang dan terletak di antara dua lubang hidung. Sepasang tulang lacrimal
terdapat pada bagian anterior sisi tengkorak. Rahang atas terdiri dari tulang
premaxilla, maxilla, jugal dan quadratojugal. Premaxilla dan maxilla pada beberapa
ikan buas dilengkapi dengan gigi-gigi tajam. Tulang dermal yang terdapat padalangit-
langit mulut ialah prevomer, endopterygoid, ectopterygoid, palatine (masingmasing
terdiri dari satu pasang) dan sebuah parasphenoid. Tulang dermal pada rahang
bawah ialah dentary yang dilengkapi gigi-gigi, splenial, angular dan
8
articular. Pada golongan Osteichtheys terdapat tulang dermal yang menjadi penutup
insang, yaitu operculum, suboperculum, preoperculum dan interoperculum. Di bawah
rahang terdapat branchiostegal dan urohyal yamg merupakan tulang penyokong
keeping tutup insang. Tulang punggung pada daerah badan berbeda dengan yang
terdapat pada daerah ekor. Tiaptipa ruas di daerah badan dilengkapi oleh 41 sepasang
tulang rusuk kiri dan kanan untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan.
Pada batang ekor tiap-tiap ruasnya di bagian bawah hanya terdapat satu cucuk
haemal. Di bagian atas ruas tulang punggung terdapat cucuk neural.
Gambar : Diagram tulang pipih dan Diagram tulang tengkorak ikan ikan tuna
(Gymnosarda unicolor: sumber Collette & Chao 1975)
2.7 Rangka Visceral Pada Ikan
Rangka visceral terdiri dari struktur tulang yang menyokong uinsang dan
mengelilingi pharynx. Tulang ini terdiri atas tujuh tulang lengkung insang. Dua
lengkung insang yang pertama menjadi bagian dari tulang -tulangtengkorak
sedangkan lima lainnya berfungsi sebagai penyokong insang. Pada ikan hiu tiap
lengkung insang terdiri dari beberapa potongan tulang rawan yang digabungkan
menjadi jeruji abasal. Ikan Teleostei Sebagian besar bagian lengkung insang
terisifikasi dan pada beberapa kelompok ikan termodifikasi sehubungan dengan
kebiasaan misalnya ikan mas mempunyai gigi pharynx.
9
Gambar : Ruas tulang punggung ikan
2.8 Rangka Apendikular Pada Ikan
Rangka appendicular adalah tulang-tulang penyokong sirip dan melekatnya
pada ikan. Terdapat lima macam sirip yaitu sirip tunggal (punggung, ekor, dan dubur)
dan sirip berpasangan (sirip perut dan dada ). Sirip punggu g terdapat pada ikan kelas
Chonrichthyes yang disokong oleh keping-keping tulang rawan yang dinamakan
rawan basal menunjang jari-jari. Sirip dada di sokong oleh tulang gelang bahu
(pectoral girdle) yang kuat dan dinamakan coracocapula.
Pada sirip dada ini gelang bahunya terdiri dari tulang rawan dan tulang
dermal. Sirip perut disokong oleh tulang pelvic yaitu tulang rawan tempat
menempelnya tulang basipterygium. Pada ikan jantan, diujung rawan basal tadi
terdapat organ clasper yang digunakan dalam pemijahan untuk membantu
menyalurkan sperma (Wisnu, 2011).
2.9 Perbedaan Tulang Punggung Pada Daerah Badan Dengan Tulang
Punggung Yang Terdapat Pada Daerah Ekor Disertai Gambarnya
Secara embriologik, tulang punggung berkembang dari skeleton yang terdapat
pada sekeliling notochorda dan batang saraf, tiap-tiap pasang skeleton berkembang
menjadi empat pasang rawan yang dinamakan arcualia. Dua pasang arcualia terletak
diatas notochord, Bagian depan disebut basidorsal yang akan berkembang menjadi
10
lengkung neural dan bagian belakang dinamakan interdorsal. Dua pasang
arcualia lagi terdapat pada bagian bawah notochord, yang didepan dinamakan
basiventral yang berkembang menjadi lengkung haimal, sedangkan bagian
belangkang interventral. Interventral dan Interdorsal pada Conricthye berkembang
menjadi keping intercalary yang terdapat pada ruas tulang punggung. Ruas tulang
punggung dibentuk oleh arcualia yang mengadakan invasi mengelilingi notochorda.
Berdasarkan pembentukannya, terdapat dua macam tulang punggung yaitu
monospondyly dan diplospondyly. Tulang punggung yang monospondyly dibentuk
dari persatuan interdorsal dan interventral suatu somite dengan basidorsal dan
basiventral somite dibelakangnya.
Jika berhasil persatuan dua somite akan membentuk centrum. Tulang
punggung didaerah badan berbeda dengan yang didaerah ekor. Tiap-tiap ruas
didaerah badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk kiri dan kanan untuk
melindungi organ- organ bagian rongga badan. Pada batang ekor tiap- tiap ruasnya di
bagian bawah hanya terdapat satu cucuk haemal, pada bagian atas tulang punggung
terdapat cucuk neural (Cambell,2005
11
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem rangka
termasuk ke dalam antara lain tulang belakang, tulang sejati, tulang rawan, jaringan
pengikat (Connective tissue), sisik-sisik, komponen-komponen gigi, jari-jari sirip, dan
penyokong sel pada sistem saraf. Rangka merupakan struktur yang berfungsi sebagai
penyokong tegaknya tubuh dan dapat dibedakan atas : Rangka luar (Exoskeleton),
berupa sisik (Squama) dan rangka dalam (Endoskeleton), berupa tulang-tulang yang
menyusun rangka tubuh ikan. Tulang banyak mengandung garam kalsium, fosfor,
magnesium, dan sebagainya. Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes), tulang yang
keras sebenarnya berasal dari tulang rawan. Proses pembentukan tulang dari tulang
rawan menjadi tulang sejati disebut Osifikasi. Rangka adalah struktur yang
menyokong tegaknya tubuh, kombinasi antara sistem rangka dan system urat daging
memberikan bentuk pada tubuh. Tulang sebagai penyusun rangka banyak
mengandung garam kalsium, selain itu juga mengandung fosfor, magnesium dan
sebagainya. Tulang sejati, tulang yang keadaannya keras sebenarnya berasal dari
tulang rawan Rangka pada ikan mempunyai fungsi antara lain yaitu : Melindungi
bagian tubuh yang lemah seperti jantung, hati, alat pencernaan dll, penunjang tubuh,
sebagai alat penggerak pasif yang berfungsi sebagai alat penyalur sperma.
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA