Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ilmu Histologi


Histologi berasal dari kata histo dan logos.Histo berarti jaringan dan logos berarti ilmu
sehingga histologi adalah ilmu yang mempelajari sel, organ dan jaringan tubuh secara
mikroskopik. Histologi sangat diperlukan dalam mempelajari struktur jaringan normal suatu
organ atau alat tubuh lain baik struktur anatomi maupun fisiologi. Merupakan hal yang sangat
penting dalam mengenali suatu kondisi patologi yang merupakan akibat suatu penyakit dan
perubahan-perubahan seluler.Ilmu yang mempelajari kelainan jaringan (abnormal) suatu jaringan
disebut histopatologi (Kementrian Kelautan dan Perikanan 2007).
Struktur jaringan normal atau abnormal dapat dipelajari dengan mikroskop dalam
bentuk preparat jaringan. Preparat ini dibuat melalui proses pengolahan jaringan sampai
didapatkan preparat yang telah diwarnai. Struktur histologi dapat terlihat dengan jelas sehingga
memudahkan pembacaan jaringan.Pembuatan preparat sediaan histologi dilakukan melalui
beberapa tahap yaitu persiapan, pengolahan, pengirisan dan pewarnaan jaringan (Panigoro 2007).

2.2 Pembuatan Preparat Histologi


MenurutPanigoro (2007), pengamatan histologi jaringan atau organ pada ikan, harus
melalui beberapa proses pembuatan. Persiapan preparat jaringan meliputi tahap fiksasi, pelabelan
spesimen, refiksasi dandekalfikasi. Selanjutnya, pengolahan jaringan dilakukan dengan tahap
dehidrasi, penjernihan, penyusupan parafin, dan pembuatan blok. Jaringan berparafin dalam
bentuk blok yang akan dibuat irisan tipis jaringan dengan mikrotom sehingga menjadi preparat
yang dapat diwarnai dengan beberapa jenis pewarnaan jaringan seperti pewarnaan hematoksilin -
eosin, Giemsa, Ziehl - Neelsen dan lain-lain. Preparat yang telah diwarnai dapat diamati struktur
jaringannya dengan mikroskop.Pengamatan struktur jaringan dilakukan dengan membandingkan
struktur tersebut dengan dengan struktur jaringan normal.

2.3 Organ-organ yang Diamati


Berikut merupakan organ organ yang umumnya diamati
2.3.1 Kulit
Tubuh ikan diselimuti oleh kulit.Kulit memilki fungsi penting untuk melindungi dan
mempertahankan tubuh terhadap kontak fisik dan serangan pathogen yang berasal dari
lingkungan.Kulit bekerja sebagai dinding pertahanan dari masuknya aliran air.Kulit mengalami
kerusakan terjadi gangguan osmoregulasi pada daerah tertentu dan ikan berada pada kondisi
yang mudah terserang pathogen (Panigoro 2007).
Menurut Panigoro (2007), kulit terdiri dari epitel (Ep), dermis (D) dan jaringan bawah
kulit(S=subcutaneous).Epitel terdiri dari lapisan sel sisik, namun ini membentuk keratin atau zat
tanduk.Sel lendir berada pada lapisan ini dan melindungi tubuh ikan dengan lender.Pada dermis
terdapat sisik dankromatofora.Dermis terletak dibawah epithelias. Dermis ini kaya akan jaringan
ikat berserabut, serabut kolagen dan pembuluh darah. Sisik (Sc=scale) ditemukan dalam kantong
sisik. Kulit memiliki fungsi penting untuk melindungi tubuh ikan dari kerusakan fisik, namun
ikan yang tidak memiliki fisik seperti ikan lele memiliki lapisan epitel yang tebal untuk
meningkatkan sekresi lender dalam mempertahankan diri terhadap kerusakan fisik.Jaringan
bawah kulit / subcutaneous berada di antara dermis dan lapisan otot (M) yang banyak terdapat
dalam jaringan lemak dan pembuluh darah.

2.3.2 Insang
Insang adalah alat respirasi (pernapasan) pada ikan, larva amphibian dan banyak
invertebrata.Fungsi dasarnya adalah pertukaran gas dengan air. Bentuk insang atau formasinya
hampir sama dengan bagian atas usus. Air beputar di dalam tenggorokan dan kembali melalui
banyak kisi-kisi dalam bagian atas usus.Partikel pakan dan pertukaran gas terjadi (Panigoro,
2007).
Menurut Panigoro (2007), insang terdiri dari bagian lengkung, gerigi dan filament insang,
namun hanya filament insang yang berperan dalam sistem pernapasan eksternal. Lamella insang
sekunder dengan bentuk meniscus berbaris sepanjang kedua sisi filament insang.
Permukaan lamella ini tertutup oleh sejumlah lapisan tunggal dari sel epitel. Pembuluh
darah kapiler dipisahkan oleh sel pillar yang menyebar di lamellainsang sekunder. Sel lendir dari
sel khlorida terdapat pada lamella insang sekunder (sel khlorida banyak ditemukan pada insang
ikan air laut).
Menurut Panigoro (2007), insang sangat dipengaruhi oleh perubahan fisika, kimia dan
biologi air. Ikan pada setiap waktu berhubungan langsung dengan air (lingkungan) untuk
pernapasan eksternalnya.Lamella insang sekunder dapat mengalami penurunan fungsi akibat
perubahan pada lamella seperti terjadinya edema dan nekrosis, akhirnya sel yang
mengalami nekrosisakan terlepas dari lamella insang sekunder. Banyak kasus, insang yang rusak
merupakan degenerasi progresif yaitu lamella menyatu seperti bentuk tongkat pemukul.

2.3.3. Usus Ikan


Saluran pencernaan dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu rongga mulut,
kerongkongan (phariynx, esophagus), perut dan usus.Struktur histologi saluran pencernaan
sangat beragam sepanjang saluran tersebut. Saluran tersebut tersusun dari lapisan epitel lendir
(Me=micosal epithelium), lamina propia(Lp), submukosa (Sm), Lapisan otot (M= muscularis)
dan membran serosa (S).
Epitel lendir berbentuk kolom sederhana dan berhadapan dengan rongga usus.Selain itu,
sel goblet juga dapat ditemukan pada usus.Lamina propia tersususun dari jaringan ikat dan
banyak pembuluh darah kapiler.Submukosa terpisah dari lamina propia olah lapisan tipis otot
polos yang memanjang. Namun secara histologi submukosa tersusun sama dengan lamina
propia. Lapisan otot terdiri dari otot-otot polos yang merupakan otot yang dapat
berkerut.Membran serosa terdiri dari sel epitel pipih dan sederhana yang menutupi seluruh
permukaan saluran pencernaan (Panigoro 2007).

2.3.4 Lambung Ikan


Lambung merupakan organ dalam ikan yang terletak pada daerah yang dekat dengan hati
dan usus halus. Bagian lambung terdepan berhubungan dengan oesofagus, sedangkan bagian
belakang berhubungan dengan usus halus. Lambung memiliki peranan yang sangat penting.
Lambung dapat mensekresi getah lambung. Oleh gastric gland yang ada dalam lambung dapat
mensekresi enzimenzim pencernaan yang berfungsi dalam proses pencernaan. Kelenjar gastrik
yang terdapat pada lambung merupakan kelenjar yang menghasilkan enzimenzim pencernaan
secara umum, dimana pH lebih rendah. Lambung memerlukan komponen organ lain yang
berfungsi sebagai pendukung fungsi pencernaan. Lambung memerlukan kantung empedu,
sehingga secara otomatis lambung ini berhubungan dengan hati (Takashima 1995).
Menurut Effendie (1989), lambungdimilikioleh sebagian besar ikan. Lambung ikan
mempunyai bentuk yang sangat bervariasi.Variasi bentuk lambung ini menunjukkan adanya
beberapa adaptasi. Ikan pemakan daging (carnivora), lambung semata-mata berbentuk
memanjang seperti lambung dari ikan gabus (Ophiocephalus striatus). Ikan teleostei yang
bertulang sejati (Cyprinidae) tidak memiliki lambung. Ikan-ikan tersebut tidak ada kelenjar
lambung sehingga makanan dari oesophagus langsung menuju ke usus. Adanya lambung dapat
dicirikan oleh rendahnya pH dan adanya pepsin di antara getah pencernaan. Ikan seringkali
bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian ini dinamakan lambung
palsu, contohnya pada ikan mas (Cyprinus carpio).
Pengamatan makroskopis pada lambung dapat dibedakan 4 daerah yaitu kardia, fundus,
korpus dan pilorus. Bagian fundus dan korpus memiliki struktur mikroskopik yang identik,
sehingga secara histologis hanya ada tiga daerah. Mukosa lambung terdiri atas epitel
permukaan yang menekuk dengan kedalaman bervariasi ke dalam lamina propria,
membentuk foveola gastrika yang di dalamnya bermuara kelenjar-kelenjar tubular bercabang
yang khas bagi masing-masing lambung. Lamina propria terdiri atas jaringan ikat longgar
berbaur dengan otot polos dan sel limfosit. Selapis otot polos, yaitu muskularis mukosa,
memisahkan mukosa dari submukosa di bawahnya (Junqueira 1998).
Batas antara esofagus dan gaster, epitel pelapis langsung berubah menjadi selapis
silindris.Lambung, epitelnya berinvaginasi berupa massa tubular simpleksatau tubular bercabang
dengan beberapa jenis sel yang berbeda selain sel epitel permukaan. Sel-sel itu adalah
sel zimogen (penggetah-enzim), selparietal (penggetah-asam), sel enteroendokrin (penggetah-
hormon) dan sel mukosa leher.Selain sel-sel yang mensekresi mukus, mukosa lambung
mempunyai kelenjar gastrik sebagai penghasil cairan gastrik yang terletak di bagian bawah
lapisan epitelium dan berfungsi mensekresi pepsin dan asam klorida (HCl). HCl berperan untuk
melepuhkan makanan, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, menurunkan pH isi lambung
sehingga aktivitas enzim proteolitik terutama pepsin meningkat. Lambung juga terdapat
selenteroendokrin yang menghasilkan hormon-hormon gastrointestinal antara lain gastrin
berperan dalam menstimulasi sekresi asam klorida, mukus, enzim pepsin dan pergerakan
lambung. Sekretin menstimulasi sekresi cairan empedu pada hatidan sekresi air serta bikarbonat
pada pankreas. Kholesistokinin memacu sekresi cairan bila dari kantung empedu. Hormon-
hormon yang disekresi tersebut akan masuk ke dalam kapiler darah kemudian melalui sistem
sirkulasi, hormon tersebut akan dibawa mencapai organ target (Panigoro 2007).

2.3.5 Ginjal Ikan


Ginjal merupakan organ ekskresi pada semua hewan vertebrata.Ginjal mengesekresi
produk metabolisme seperti ammonia dan mempunyai fungsi penting dalam memelihara
homeostatis.Unit ginjal yang digunakan sebagai organ ekskresi
adalah nephron.Sebuah nephron tersususn dari badan malphigi dan saluran kemih.
Badan malphigi terdiri dari glomerolus dan kapsul bowman.Badan malphigi dihasilkan
urin sederhana.Waktu urin sederhana melewati saluran kemih, bahan-bahan penting diserap
kembali dan bahan-bahan tidak penting mengalir keluar dari tempat ini.Ginjal mengalami
kerusakan oleh substansi beracun dan infeksi penyakit glomerolus yang rusak tidak dapat
melakukan regenerasi sedangkan saluran kemih dapat melakukan regenerasi.
Ginjal ikan memiliki jaringan hemopoietik dan pusat melanomacrophage yang berada di
jaringan interstisial dan memproduksi sel darah bersama limpa. Spesies ikan seperti ikan
mas (Cyprinus carpio) dan ikan mas koki (Carrasius auratus), terdapat folikel tiroid (unit
kelenjar gondok) yang tersebar sepanjang jaringan interstisial (Panigoro 2007).

2.3.6 Hati Ikan


Hati merupakan kelenjar pencernaan yang paling besar dan tersusun dari sel parenkhim
(hepatosit) dan jalinan serabut.Pembuluh darah arteri hati dan vena bermuara kedalam hati,
sedangkan saluran empedu meninggalkan hati menuju usus. Pengamatan secara histologi saluran
empedu, pembuluh darah vena dan arteri hati membentuk segitiga Kiernan (Ht=segitiga
Kiernan). Segitiga Kiernan adalah titik percabangan antara pembuluh darah arteri, vena dan
saluran empedu.Jaringan hati tersusun dari unit yang disebut kamar-kamar sel hati.Kamar-kamar
ini mempunyai pusat pembuluh darah vena, darah yang mengalir ke kamar-kamar sel hati dari
segitiga Kiernan melewati pusat pembuluh darah vena dan keluar melalui pembuluh daarh vena
hati. Proses aliran darah ini secara fisiologi, oksigen dan konsentrasi nutrisi menurun pada pusat
pembuluh darah vena dibandingkan pada segitiga Kiernan. Hati ikan sangat berbeda
dibandingkan dengan vertebrata lain secara histologi. Salah satu perbedaannya, pada beberapa
spesies ikan mempunyai kelenjarpancreas eksokrin yaitu hepatopankreas.Kecenderungan
lainnya adalah akumulasi lemak. Kondisi ini sama dengan adanya lemak hati pada mamalia,
namun kondisi ini normal dalam ikan yang dibudidayakan (Panigoro, 2007).

2.3.7 Limpa Ikan


Permukaan limpa dilapisi membran yang tersusun oleh jaringan
ikat.Sebagian membrane ini melebar membentuk jaringan, granulasit seperti trabekula.Pembuluh
darah arteri menghubungkan percabangan limpa dengan trabekula berukuran kecil membentuk
jaringan pembuluh darah kapiler.Limpa tersusun oleh sel-sel yang memenuhi ruang yang saling
berhubungan dan terbentuk oleh jaringan ikat.Sel-sel ini adalaherittroblas, eritrosit,
limfosit dan makrofaga.Limpa ikan memiliki perbedaan antara pulpa merah dan pulpa putih tidak
jelas seperti pada limpa mamalia.Mamalia, pulpa merah mengandung banyak eritrosit,
sedangkan pulpa putih mengandung banyal limfosit.
Menurut Panigoro (2007), limpa merupakan organ yang sangat penting bagi ikan. darah
dan substansi asing yang melewati pembuluh darah kapiler masuk ke rongga limpa melalui
kumpulan pembuluh darah arteri. Substansi ini digumpalkan oleh melanomacrophage yang
berada di sekitar selaput pembuluh darah arteri.

2.4 Ikan Mas


Jenis ikan yang banyak dibudidayakan dan digemari masyarakat khususnya Sumatera
utara salah satunya adalah ikan mas. Ikan mas adalah salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan karena mempunyai daya adaptasi yang tinggi
terhadap kondisi lingkungan dan makanan yang tersedia. Selain itu juga memiliki potensi yang
sangat baik untuk dikembangkan karena mudah untuk dipijahkan, tahan terhadap penyakit,
pemakan segala dan pertumbuhannya cepat. Menurut Cahyono (2000), ikan mas memiliki
pertumbuhan yang tergolong cepat karena pada umur 5 bulan sejak telur menetas bobot
badannya sudah mencapai 500 g/ekor, sedangkan kecepatan pertumbuhan ikan mas di kolam
biasanya 3 cm setiap bulan, serta kegemaran masyarakat dimana akan memilih ikan yang
memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan yang lain.
2.4.1 Klasifikasi
Klasifikasi ikan mas menurut Khairuman, dkk (2008) adalah sebagai berikut:

Filum : Cordata
Kelas : Pisces
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio

Gambar x. Ikan Mas


(Sumber : www.wikipedia.co.id)

2.4.2 Morfologi
Tubuh ikan mas terbagi tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor . Memiliki mulut kecil
yang membelah bagian depan kepala, sepasang mata, sepasang lubang hidung terletak di bagian
kepala, dan tutup insang terletak di bagian belakang kepala. Seluruh bagian tubuh ikan mas
ditutupi dengan sisik yang besar, dan berjenis cycloid yaitu sisik halus yang berbentuk lingkaran.
Ikan Mas memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung yang terletak di bagian punggung
(dorsal fin), sirip dada yang terletak di belakang tutup insang (pectoral fin), sirip perut yang
terletak pada perut (pelvic fin), sirip dubur yang terletak di belakang dubur (anal fin) dan sirip
ekor yang terletak di belakang tubuh dengan bentuk cagak (caudal fin) (Santoso 2011).
2.4.3 Reproduksi
Ikan mas jantan yang berumur sekitar 9 bulan umumnya sudah siap memijah (matang
gonad), sedangkan pada ikan betina kematangan tersebut dicapai pada umur 12 bulan. Pemijahan
terjadi sepanjang tahun, tidak tergantung musim dan secara alami terjadi pada tengah malam
sampai fajar. Menjelang memijah, induk-induk menunjukkan sifat yang lebih agresif. Di alam,
misalnya di perairan umum, sebelum memijah biasanya ikan mas akan mencari tempat yang
rimbun dengan tanaman air. Substrat (tanaman air) itu merangsang pemijahan dan digunakan
sebagai tempat meletakkan telur-telurnya yang memiliki daya rekat tinggi. Telur ikan mas
berbentuk bulat, bening, berukuran 1,5 - 1,8 mm dengan berat 0,17 - 0,20 mg.
DAFTAR PUSTAKA

Amri, K., dan Khairuman. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agro Media Pustaka.
Jakarta
Effendie, I. 1989. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Bogor
Junqueira L.C., Carneiro J., Kelley R.O. 1998. Histologi dasar. Terjemahan Jan Tambayong.
Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hlm 236-237
Panigoro, N., E. Astuti I., Bahnan, M., Prayudha, DC., Salfira dan Wakita, K. 2007. Teknik
Dasar Histology dan Atlas Dasar-dasar Histopatologi Ikan. Balai Budidaya Air Tawar
Jambi dan Japan International Cooperation Agenci. Jambi.
Santoso, B. 1993. Petunjuk Praktis Budidaya: Ikan Mas. Kanisius, Yogyakarta. 77p
Takashima, F., T. Hibiya. 1995. An Atlas Fish Histology, Normal and Pathological Features.
Second Edition. Kodansha Ltd. Tokyo.
.

Anda mungkin juga menyukai