Anda di halaman 1dari 10

LOGBOOK

PRAKTIK KERJA LAPANG

INSTALASI BUDIDAYA AIR TAWAR PUNTEN


BATU, JAWA TIMUR

AZZA DWI SEPTIAN


NPM 230110150097

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2017
Lampiran 1. Logbook
Selasa, 11 Juli 2017
Pukul Kegiatan
08.00 Perkenalan, pre-test dan pengarahan
11.00 Persiapan pengenalan lingkungan
13.00 Pengenalan Lingkungan

Rabu, 12 Juli 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Pemindahan indukan ikan mas
berdasarkan jenis kelaminnya , yang baru
saja dipijahkan
09.00 Membersihkan kolam Nila dari tanaman
Kayu Apu dan Teratai
Membersihkan Kolam benih Koi dari
10.30 lumut dan mata lele yang jumlahnya
sangat banyak , dan disebarkan ke kolam
kolam ikan besar untuk dijadikan pakan

Kamis, 13 Juli 2017


Pukul Kegiatan
07.30 Memindahkan telur ikan mas hasil
pemijahan ke kolam penetasan
08.00 Menghitung HR dari ikan koi
Memberi pakan ikan koi yang baru
08.30 menetas (hari ke 6) menggunakan cake
yang sudah diparut dan dilarutkan dalam
air
Memberi pakan ikan koi (umur 3
09.30 minggu) menggunakan dedek dan pellet
yang telah ditumbuk dan dicampurkan
air , dengan tujuan agar pellet tenggelam
Persiapan kolam untuk anakan ikan mas
10.00 (penggemburan dengan cara dicangkul)
dan pengapuran (CaOH)
Pemijahan
Proses pemijahan ikan koi umumnya berlangsung selama 1 malam , mulai
dari jam 9 malam sampai jam 2 pagi tergantung dari cuaca dan suhu kolam.
Induk betina akan berenang mengelilingin kolam diikuti oleh pejantan yang
jumlahnya lebih banyak yang berenang di belakangnya. Pejantan akan berusahan
menempelkan tubuhnya pada induk betina untuk merangsang agar mengeluarkan
telur yang kemudian dibuahi oleh sperma. Sesekali ikan pun lompat sambil
mengeluarkan telur yang kemudian diikuti sperma dan menempel di kakaban ,
sehingga air akan beriak.

Hatching Rate (HR)


Penghitungan HR dilakukan 2 hari setelah penghitungan FR. HR merupakan
suatu parameter yang digunakan untuk melihat derajat penetasan telur (Sumandinata
1983). HR dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Telur menetas di hari ke 4-5 dipengaruhi oleh suhu
HR =

=
= 70,37%

Proses Pengapuran
Jenis kapur yang digunakan di IBAT Punten adalah jenis kapur CaOH
(Kalsium Hidroksida) yang merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2.
Kalsium hidrokida dapat berupa kristal tak berwarna atau bubuk putih. Kalsium
hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. Senyawa ini
juga dapat dihasilkan dalam bentuk endapan melalui pencampuran larutan kalsium
klorida (CaCl2) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH).Penggunaan jenis kapur
ini berfokus pada pembasmian penyakit / hama , bukan untuk meningkatkan
alkalinitas perairan yang biasanya menggunakan CaCO3 (kapur pertanian).
Jumat, 14 Juli 2017
Pukul Kegiatan
07.00 Senam pagi
08.00 Pemberian pakan (cake) pada larva koi
09.00 Pemanenan ikan nila
Persiapan kolam (pembuatan pupuk
13.30 menggunakan tepung terigu + tepung
kedelai + tepung ikan + dedak +
Probiotik

Sabtu, 15 Juli 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Pemberian pakan Larva koi (cake) dengan
dosis 15g
09.00 Pemberian pakan ikan koi (umur 3
minggu) dengan pakan tepung + air
13.30 Kontrol kolam 3 (dengan membersihkan
kotoran yang ada di permukaan air)

Senin, 17 Juli 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Mengkarantina ikan yang sakit
09.30 Pembuatan pakan
11.00 Pendederan Ikan Koi (umur 26 hari)
13.30 Materi (Pembenihan Ikan Mas Punten)

Selasa, 18 Juli 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Pemberian pakan ikan koi menggunakan
cake dan makanan yang sudah di
fermentasi
09.00 Menyelesaikan Pendederan dan
memindahkannya ke kolam pembesaran
13.30 Persiapan kolam (Membersikan)
Pendederan
Luas kolam yang biasa ditemukan, baik di pembudidaya maupun dilembaga
pemerintah berkisar antara 1000-2000 m2 . Ukuran tersebut dianggap cukup efektif
karena sangat mudah dalam pengelolaannya. Dilakukan dikolam yang tidak terlalu
luas agar memudahkan dalam melakukan proses pendederan.
Luasan kolam yang digunakan di IBAT Punten untuk kolam pembenihan dan
penetasan yaitu berukuran 7 x 10 m , sedangkan kolam untuk pendederan pertama
berukuran 15 x 6 m dan kolam pembesaran berukuran 25 x 20 m. Ukuran tersebut
disesuaikan dengan pergerakan dan pertumbuhan ikan . Pada kolam penetasan air
menggenang tanpa arus dikarenakan larva yang baru menetas sampai berumur 14 hari
pergerakannya masih sedikit , lalu di kolam pendederan pertama ada sedikit arus
namun tidak deras untuk memacu metabolisme sehingga ikan cepat merasakan lapar
dan banyak makan agar pertumbuhannya semakin cepat , sedangkan pada kolam
pembesaran bersifat arus deras dengan tujuan yang sama.

Rabu, 19 Juli 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Pemanenan Ikan Nila
Kamis, 20 Juli 2017
Pukul Kegiatan
08.00 Pemberian Pakan Fermentasi
09.00 Kontroling Kolam Pembesaran Ikan Koi

Pakan Fermentasi
Di IBAT Punten, Bahan yang digunakan untuk membuat pakan Fermentasi
adalah :
 Tepung Dedak : 4 kg
 Probiotik : 40 ml
 Air : 2 liter
Lalu di aduk secara merata , di aerasi dengan setelan yang cukup kencang ,
dan ditutup , lalu dibiarkan selama 48 jam

Jum’at, 21 Juli 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Penelitian ketahanan Ikan Mas Punten
menggunakan Bakteri Aeromonas sp. di
Universitas Brawijaya

Senin , 24 Juli 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Pengamatan Ikan Mas Punten yang
diinfeksi Bakteri Aeromonas sp. di
Universitas Brawijaya
Selasa, 25 Juli 2017
Pukul Kegiatan
08.00 Persiapan Kolam (Pemasangan
Kakaban)
09.00 Pemilihan Indukan Koi untuk dipijahkan
10.30 Pemindahan Indukan Koi untuk
dipijahkan

Pemilihan Induk
Induk jantan dipelihara pada kolam induk yang berukuran 5 m x 8 m dengan
kedalaman air sekitar 1,25 m sedangkan induk betina dipelihara di kolam induk yang
berukuran 15 m x 15 m , kolam indukan yang dipakai termasuk jenis kolam semi
intensif, dimana kolam tersebut terbuat dari beton dan dasar nya tanah kolam di
lengkapi dengan inlet sebanyak 1 buah dan outlet sebanyak 1 buah. Dalam
pemeliharaan ini bertujuan untuk mematangkan gonad induk koi agar siap untuk di
pijahkan. Menurut Effendie (1978), umum nya pertambahan bobot gonad pada stadia
matang gonad adalah 10 – 25 % dari bobot tubuh pada ikan betina, sedangkan pada
ikan jantan adalah 5 – 10 % dari bobot tubuh. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
semakin tinggi tingkat kematangan gonad, diameter telur yang ada dalam telur akan
semakin besar. Selama pemeliharaan induk, ikan diberi pakan komersil yang
mengandung 31 - 33 % protein, 4 - 6 % lemak, serat 3 – 5 %, dan kadar air 9 – 10 %
. Jumlah pemberian pakan yaitu 3% dari bobot biomass perhari dalam 2 waktu yaitu
pagi dan sore hari dengan waktu pemberian pada pukul 8.00 dan 14.00. Pemberian
pakan buatan ini penting untuk keberhasilan pematangan gonad, pemijahan dan
kualitas telur.
Rabu, 26 Juli 2017
Pukul Kegiatan
08.00 Pemindahan Induk Koi yang sudah
dipijahkan
09.30 Pembuatan Pakan (dengan ekstrak
bunga Snikir)

Kamis, 27 Juli 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Pembuatan Pakan (dengan ekstrak
bunga Snikir)
11.00 Pencetakan dan penjemuran pakan

Jumat, 28 Juli 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Penghitungan Jumlah Telur yang
menetas (HR) dengan metode sampling
13.00 Penjemuran Pakan

Senin, 31 Juli 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Pembuatan pakan Cake
10.30 Materi tentang Pembenihan Ikan Nila

Selasa, 1 Agustus 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Persiapan Pembuatan pakan artemia
Rabu, 2 Agustus 2017
Pukul Kegiatan
07.15 Pendederan ke 2 Ikan Koi lalu
dipindahkan ke kolam pembesaran

Kamis, 3 Agustus 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Persiapan Pembuatan pakan artemia

Sabtu, 5 Agustus 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Pemberian pakan artemia pada larva koi

Senin, 7 Agustus 2017


Pukul Kegiatan
08.00 Penghitungan Survival Rate dari larva
ikan koi
10.00 Pemindahan Larva koi ke kolam 3

Survival Rate (SR)


Penghitungan SR dilakukan setelah larva berumur 14 hari . Survival Rate
dalam perikanan budidaya merupakan indeks kelulus hidupan suatu jenis ikan dalam
suatu proses budidaya dari mulai awal ikan ditebar hingga ikan dipanen. SR dapat
dihitung menggunakan rumus berikut:

SR =
=
= 62,96%
Selasa, 8 Agustus 2017
Pukul Kegiatan
08.00 Melakukan pelayanan pada konsumen
08.30 Packing Ikan untuk konsumen

sPelayanan Terhadap Konsumen


Pelayanan terhadap konsumen merupakan nilai lebih yang nantinya akan
mempengaruhi ke penjualan penjualan berikutnya , ketika konsumen mendapat
pelayanan yang maksimal seperti ramah tamah , kebebasan untuk memilih ikan dan
lain sebagainya , biasanya konsumen akan kembali lagi dengan harapan akan
mendapatkan pelayanan yang sama seperti sebelumnya dibandingkan ke penjual lain
walaupun ada selisih harga , karena kenyamanan dan kepercayaan konsumen
merupakan hal yang harus diperhatikan oleh produsen

Anda mungkin juga menyukai