baik dan bisa bermanfaat bersama. Dan kami pun sadar akan
untuk saran dan kritik agar kami dan buku ini bisa menjadi lebih
baik lagi.
Tim Penulis
I. PENDAHULUAN
Banyak sekali hewan laut yang dimanfaatkan dalam
berbagai sector, misalnya dalam sektor kuliner hewan laut atau
seafood yang sekarang sedang trend dengan berbagai macam jenis
olahan dan jenis dari biota laut itu sendiri. Salah satu jenis biota laut
yang banyak digemari masyarakat ialah Rajungan, dimana selain
diminati juga memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi dan dapat
mensejahterakan dari nelayan yang bergelut dalam pencarian
rajungan.
Perikanan Rajungan (Portunus pelagicus) di Indonesia
memberikan devisa sebesar US$ 246,14 juta dari ekspor pada tahun
2015 dan menghidupi 65.000 nelayan dan 130.000 pengupas
rajungan di Indonesia. Berdasar nilai strategisnya ini, pemanfaatan
perikanan rajungan perlu memperhatikan asas keberlanjutan sumber
daya. Dilatar belakangi hal itu, perlu sekali pengetahuan lebih untuk
pemanfaatan dan eksploitasi dalam sector perikanan rajungan, baik
dalam manajemen maupun dalam usaha eksploitasinya. Pengenalan
dan pengetahuan lebih lanjut mengenai rajungan itu sendiri dirasa
perlu, agar bisa memaksimalkan usaha dalam pemanfaatannnya,
baik bagi manusia itu sendiri maupun lingkungan alam.
Buku ini berisi banyak hal mengenai rajungan sendiri yang
akan menambah wawasan dan pengetahuan lebih dekat mengenai
rajungan itu sendiri yang mana diharapkan dapat member
kebermanfaatan bersama dari buku ini.
II. ISI
2.2 Taksonomi
Klasifikasi rajungan menurut Indriyani (2006) adalah sebagai
berikut :
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Sub kelas : Malacostraca
Ordo : Eucaridae
Sub ordo : Decapoda
Famili : Portunidae
Genus : Portunus
Spesies : Portunus pelagis ♂ dan Portunus trituberculatus ♀
Rajungan memiliki karapas yang sangat menonjol
dibandingkan dengan abdomennya. Lebar karapas pada rajungan
dewasa dapat mencapai ukuran 18,5 cm. Abdomennya berbentuk
segitiga (meruncing pada jantan dan melebar pada betina), tereduksi
dan melipat ke sisi ventral karapas. Kedua sisi muka
karapasterdapat 9 buah duri yang disebut sebagai duri marginal.
Duri marginal pertama berukuran lebih besar daripada ketujuh duri
belakangnya, sedangkan duri marginal ke-9 yang terletak di sisi
karapas merupakan duri terbesar. Kaki rajungan berjumlah 5
pasang, pasangan kaki pertama berubah menjadi capit (cheliped)
yang digunakan untuk memegang serta memasukkan makanan ke
dalam mulutnya, pasangan kaki ke-2 sampai ke-4 menjadi kaki
jalan, sedangkan pasangan kaki jalan kelima berfungsi sebagai
pendayung atau alat renang, sehingga sering disebut sebagai
kepiting renang (swimming crab). Kaki renang pada rajungan betina
juga berfungsi sebagai alat pemegang dan inkubasi telur (Oemarjati
dan Wisnu 1990).
Keterangan :
1. Capit 2. Kaki jalan 4. Karapas
7. Duri akhir
1a. Daktilus 3. Kaki renang 5. Mata
8.Lebarkarapas
1b. Propadus 3a. Merus 6. Antena
Menurut Juwana dan Romimohtarto (2000) bahwa karapas
rajungan mempunyai pinggiran samping depan yang bergerigi dan
jumlah giginya sembilan buah. Abdomen terlipat kedepan dibawah
karapas. Abdomen betina melebar dan membulat penuh dengan
embelan yang berguna untuk menyimpan telur. Rajungan
berkembang biak dengan cara bertelur setelah disimpan didalam
lipatan abdomen. Rajungan berwarna kebiru-biruan dan bercak-
bercak putih terang pada jantan, sedangkan betina berwarna dasar
kehijau-hijauan dengan bercak putih agaksuram, perbedaan warna
ini terlihat jelas pada rajungan dewasa. Sumpitnya kokoh, dan
berduri biasanya jantan mempunyai ukuran yang lebih besar dan
lebih panjang dari betina. Rajungan dapat tumbuh mencapai 18 cm
(Kordi 1997).
Beberapa ciri untuk membedakan jenis kelamin rajungan
(Portunus pelagicus) adalah warna bintik, ukuran dan warna capit
dan apron atau bentuk abdomen. Karapas betina berbintik warna
abu-abu atau cokelat. Capitnya berwarna abu-abu atau cokelat dan
lebih pendek dari jantan. Karapas jantan berwarna biru terang,
dengan capit berwarna biru. Apron jantan berbentuk T. Pada betina
muda yang belum dewasa, apron berbentuk segitiga atau triangular
dan melapisi badan, sedangkan pada betina dewasa, apron ini
membundar secara melebar atau hampir semi-circular dan bebas
dari ventral cangkang (FishSA, 2000). Gambar 3 menunjukkan
perbedaan karapas rajungan (Portunus pelagicus) jantan dan betina
(Gardenia, 2002).
Portunus pelagicus adalah rajungan yang berenang dan
mempunyai sepasang kaki renang yang dimodifikasi untuk
mendayung. Karapasnya bertekstur kasar, karapasnya sangat lebar
mempunyai proyeksi tertinggi di setiap sudutnya. Capit rajungan
panjang dan ramping. Portunus pelagicus berubah warna dari
coklat, biru sampai lembayung dengan batasan moulting (Sea-ex,
2001 dalam Gardenia, 2006).
Rajungan jantan berwarna dasar biru dengan bercak-bercak
putih terang, sedangkan rajungan betina berwarna dasar hijau kotor
dengan bercak-bercak putih kotor (Indriyani, 2006). Cangkang
memiliki duri sebanyak sembilan buah terdapat pada sebelah mata
kanan-kiri. Pada duri yang terakhir berukuran lebih panjang dari
duri-duri lainnya dan merupakan titik ukuran lebar cangkang. Perut
atau biasa disebut abdomen terlipat ke depan di bawah cangkang.
Abdomen jantan sempit dan meruncing ke depan. Abdomen betina
melebar dan membulat, gunanya untuk menyimpan telur (Juwana
dan Kasijan, 2000).
Rajungan yang ditangkap di perairan pantai pada umumnya
mempunyai mempunyai kisaran lebar cangkang 8-13 cm dengan
berat rata-rata 100 gram, sedangkan rajungan yang berasal dari
perairan lebih dalam mempunyai kisaran lebar cangkang 12-15 cm
dengan berat rata-rata 200 gram. Selain itu pernah juga ditemukan
rajungan dengan lebar cangkang 20 cm dan beratnya mencapai 400
gram (Juwana dan Kasijan, 2000).
(a) (b)
Gambar 3. Rajungan (Portunus pelagicus) (a) betina dan (b)
jantan