Oleh :
Oleh :
Komisi Pembimbing
Menyetujui,
Dewan Penguji,
Ketua Anggota
Mengetahui :
Koordinator Politeknik Kelaautan dan Perikanan Maluku
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
akhirnya Laporan Kerja Praktik Akhir (KPA) yang berjudul “Tugas dan
Tanggungjawab Quality Control (QC) pada Hatchery Udang Vannamei
(Litopeneaus Vannamei) di PT. Indobenur Utama, Makasar” ini dapat
diselesaikan sesuai dengan target mutu dan waktu yang direncanakan.
Proses persiapan, pelaksanaan,dan penyusunan laporan ini telah
melibatkan kontribusi pemikiran dan saran konstruktif banyak pihak. Atas
dedikasi tersebut, pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Rudi Saranga, S.Pi, M.Si selaku Koordinator Politeknik
Kelautan dan Perikanan Maluku atas izin pelaksanaan KPA di PT.
Indobenur Utama, Makasar;
2. Achmad Jais Ely, ST., M.Si selaku Wakl Koordinator Politeknik
Kelautan dan Perikanan Maluku;
3. Ernawati, M.Si selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan
arahan penyempurnaan serta ulasan kritis terhadap analisis Tugas
dan Tanggungjawab Quality Control (QC);
4. Irawati,S.ST.Pi,M.Si selaku pembimbing Pendamping sekaligus
ketua proodi budidaya ikan atas kesediaan waktu yang telah
memberi koreksi dan revisi terhadap sejumlah data dan informasi;
5. Bayu hanggara selaku pemilik perusaahaan PT. INDOBENUR
UTAMA Makasar;
6. Ray Yusuf selaku staf penangggunjawab quality control PT.
INDOBENUR UTAMA, Makasar;
7. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan KPA dan
penyusunan proposak ini.
1.2 Tujuan
Pelaksanaan kegiatan praktik akhir (KPA) ini memiliki tujuan sebagai
berikut:
a) Mengikuti dan melakukan kegiatan pemeliharaan udang vannamei
(Litopeneaus Vannamei) secara langsung di tempat KPA
b) Menambah pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan mengenai
kegiatan pemeliharaan Udang Vannamei (Litopeneaus Vannamei)
c) Menerapkan ilmu yang didapat sewaktu kuliah dalam kegiatan
budidaya Udang Vannamei (Litopeneaus Vannamei) di tempat KPA
d) Melakukan pencatatan dan pelaporan selama kegiatan KPA
1.3 Manfaat
a) Dapat mengetahui cara pembenihan Udang Vannamei (Litopeneaus
Vannamei)
b) Dapat mengetahui masalah dan solusi dalam kegiatan pemeliharaan
Udang Vannamei (Litopeneaus Vannamei)
c) Dapat mengetahui apa saja proses dalam kegiatan pemeliharaan Udang
Vannamei (Litopeneaus Vannamei)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.5 Moulting
Khairuman (2004), menyatakan moulting merupakan proses biologis yang
dipengaruhi oleh umur, jumlah dan kualitas pakan serta lingkungan hidup udang.
Kulit udang terdiri dari chitin yang tidak elastis, sehinga merupakan faktor
pembatas bagi pertumbuhan udang. Mekanisme pergantian kulit ini diatur oleh
hormon yang dihasilkan oleh salah satu kelenjar yang terdapat pada pangkal
tangkai mata. Sebelum berganti kulit biasanya nafsu makan udang berkurang,
tidak banyak bergerak dan mata terlihat suram. Proses pelepasan kulit lama
digantikan dengan kulit baru disebut ecdysis. Pada udang muda pergantian kulit
lebih cepat daripada udang dewasa (Haliman dan Adijaya 2005).
Sumber air tawar cukup, bersalinitas maksimal 10 ppt dan kesadahan 50-
500 ppm 2Penyediaan Air Pemeliharaan Air laut yang disediakan dalam hatchery
digunakan untuk pemeliharaan induk, pemeliharaan larva, dan kultur pakan alami.
Air laut mengalami proses filtrasi mekanik yang terdiri dari lapisan pasir dan
kerikil yang tersusun dari ukuran yang semakin kecil ke arah pengeluaran.
Penyaringan ini dilakukan untuk membersihkan air dari kotoran dan organisme
laut yang tidak dikehendaki. Unit filtrasi bisa diletakan terpisah ataupun menyatu
dengan bagian reservoir. Reservoir paling tidak harus dapat menampung 30-50%
air dari total maksimal konsumsi air laut per hari (Suyanto dan Panjaitan, 1985).
Moretti dkk (1999) menyatakan bahwa air laut yang digunakan harus
terbebas dari patogen dan polutan. Air laut diolah untuk menghilangkan padatan
terlarut, kontaminan, organisme, dan meningkatkan parameter kualitas air agar
sesuai untuk pertumbuhan biota yang dipelihara. Pengolahan air tersebut meliputi
filtrasi mekanik, sterilisasi ultraviolet, dan klorinasi. Perlakuan tambahan
dilakukan untuk media pemeliharaan mikroalga. Perlakuan tersebut adalah
sterilisasi autoclave, sterilisasi uap kering, dan pengkayaan media. Sterilisasi
dilakukan untuk menjamin agar tidak ada mikroorganisme yang terbawa kedalam
media pemeliharaan. Metode sterilisasi yang umum dilakukan adalah dengan
menggunakan ultra violet, klorinasi, autoclave, dan oven. Sinar ultra violet
memiliki panjang gelombang 265 nm (gelombang pendek UV atau UV-C)
memiliki efek membunuh kuman yang kuat.
2.3 Sarana dan Prasarana Pembenihan Udang Vannamei
Pengambilan
Sampel
Sumber:data
3.3 Metode Kerja
3.3.1 Air
- Pengambilan sampel
- Pengecekan salinitas, alakalinitas, dan penggecekan residu klorin
b. Pengumpulan data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi literatur atau
dari bahan bacaan, untuk melengkapi laporan data sekunder di dapat dari
browsing di internet pengambilan data dilaksanakan dengan cara sebagai
berikut :
Observasi yaitu proses pencatatan yang dilakukan dengan survei langsung
ke lokasi praktik
jumlah telur
Total telur = vol . sampel × vol . air
Naupii
jumlah nii
Total nii = vol . sampel × vol . air
3.5.3 Larva
Populaasi larva
total estimasi
Jumlah poopulasi = × kapasitas bak
vol . sampel
Nt
SR = No ×100 %
Keterangan:
SR = Kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah larva pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah larva pada awal pemeliharaan (ekkor)
3.5.4 Panen dan Pasca Panen
Menghitung panjang rata-rata benur
jumlah ukuran
Nilai rata-rata =
banyaknya sampel
Stress test
DAFTAR PUSTAKA
Nuntung, sakaria, andi puspa sari idris, and wahidah wahidah. “teknk
pemeliharaaan larva udang vanamei (Litopeneaus Vannamei Bone) di pt
cenar pertiwi bahari rembang, jawa tengah. In prosiding seminar nasional
sinergitas multidisiplin ilmu pengetahuan dan teknologi (vol.1, pp. 137-
143).