2015.02.5.0002
BAB l
DESKRIPSI
1.1 Klasifikasi
Menurut Haliman dan Dian (2006), klasifikasi udang putih (Litopenaeus
vannamei) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum :Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapodas
Subordo : Dendrobrachiata
Familia : Penaeidae
Di alam udang ini menyukai dasar berlumpur pada kedalam dari garis
pantai sekitar 72 meter. Udang ini juga ditemukan menempati daerah mangrove
yang masih belum terganggu. Udang vaname dapat beradaptasi dengan baik di
gelap. Sering ditemukan memendamkan diri dalam lumpur/pasir dasar kolam bila
siang hari, dan tidak mencari makan. Akan tetapi jika siang hari tetap diberi pakan
maka udang vaname akan bergerak untuk mencari makanan, itu bearti sifat
2.2.1 Suhu
Farchan (2006) dalam Saputra (2016) mengatakan, Suhu sangat
tinggi suhu maka proses metabolisme semakin cepat. Kisaran suhu yang baik
yang baik berkisar antara 4-6 ppm. Pada siang hari kondisi perairan tambak
saat malam hari, karena pada siang hari terdapat proses fotosintesis oleh
2.2.3 Salinitas
Salinitas merupakan salah satu aspek kualitas air yang memegang peranan
penting karena mempengaruhi pertumbuhan udang. Udang yang ber umur 1-2
bulan memerlukan kadar garam 15-25 ppt agar pertumbuhan dapat optimal.
Setelah umur lebih dari 2 bulan pertumbuhan relatif baik dan kisaran salinitas
yang dibutuhkan 5-30 ppt. Pada musim kemarau kadar garam bisa mencapai
2.2.4 Amonia
Ammonia berasal dari hasil ekskresi atau pengeluaran kotoran udang. Oleh
karena ammonia dan nitrit adalah senyawa beracun, maka harus diubah menjadi
nitrat. Salah satu cara untuk meningkatkan nitrifikasi dan denitrifikasi adalah
BAB III
PERENCANAAN BUDIDAYA
1. Persiapan Tambak
Menurut narasumber, tambak harus dibuat khusus untuk pembibitan yaitu sedalam
60 cm dengan kadar asin dan pH yang sesuai. Sebelum memasukkan benih,
tambak haruslah sudah dikeringkan. Ditambahkan oleh WWF Indonesia (2014)
persiapan yang perlu dilakukan pada tambak vannamei meliputi:
budidaya pada siklus berikutnya. Kegiatan yang dilakukan pada persiapan tambak
biosecurity.
2.3.1 Pengeringan tambak
caren yang berada di tengah tambak kemudian secara otomatis air akan
proses awal dalam persiapan tambak. Lama pengeringan tergantung pada kondisi
organik dan memberantas hama serta penyakit (Farchan, 2006 dalam Saputra,
2016).
menempel pada bagian permukaan dinding tambak serta dasar tambak (pada
tambak plastik) setelah proses pengeringan selesai, sedangkan pada tambak tanah
plastik untuk membersihkan lumut serta bilah bambu untuk membersihkan teritip
Kebocoran pada wadah sering terjadi akibat plastik yang robek atau
2.3.4 Biosecurity
Rahayu (2013 dalam Saputra 2016) mengatakan, biosecurity merupakan
pengamanan lingkungan budidaya terhadap masuknya biota lain seperti hama atau
plastik HDPE (High Density Poly Ethelene) setinggi 60 cm. Sedangkan dapat pula
menggunakan benang yang yang dipasang di atas tambak menyerupai jaring untuk
mencegah burung untuk masuk ke wilayah tambak (Widigdo, 2013 dalam Saputra
2016).
Pengisian air terlebih dahulu dipasang filter air pada pintu pemasukan air
yang bertujuan untuk menyaring ikan serta telurnya dan organisme lain yang
dapat mengannggu bahkan dapat memangsa udang yang dipelihara. Pengisian air
dilakukan setelah persiapan tambak selesai dilakukan secara bertahap dan air diisi
dengan ketinggian kurang lebih satu meter (Rusmiyati, 2012 dalam Saputra,
2016). Pengisian dilakukan saat kondisi pasang air laut tinggi. Kemudian air
2016).
Rahayu (2013) dalam Saputra (2016) mengatakan proses sterilisasi air atau
60% dengan dosis 50 – 60 ppm yang ditebar secara merata ke dalam air media
tetap beroperasi. Pada hari ketiga dilakukan pengujian kandungan chlorin dari
ditumbuhkan terutama pada saat persiapan tambak. Salah satu jenis pakan alami
selalu mengikuti arus air. Plankton sangat berperan penting selain sebagai pakan
alami terutama phytoplankton yang berfungsi juga sebagai pengasil oksigen dari
yang dibutuhkan. Sumber nutrien yang dibutuhkan dalan tambak yaitu unsur
Nitrogen (N) dan Posfor (P). Kedua unsur ini disebut juga sebagai unsur utama
atau major nutrien. Selain unsur utama diperlukan juga unsur mikro atau micro
Jenis pupuk yang biasa digunakan terdiri dari 2 jenis pupuk, yaitu pupuk
ornanik serta an-organik. Pupuk organik misalnya pupuk yang berasal dari
a. Pembesaran
i. Penebaran
benih dilakukan pada pagi hari yang diawali dengan aklimatisasi benih terhadap
suhu dan salinitas air tambak (Budiardi, 2005). Menurut Banun, dkk. (2007) padat
penebaran budidaya pembesaran udang vaname pada super intensif yaitu > 500
ekor/m2, intensif 80-125 ekor/m2, semi intensif 30-80 ekor/m2 serta tradisional
<10 ekor/m2.
budidaya udang vaname, pakan menyerap biaya 60 – 70 persen dari total biaya
operasional. Pemberian pakan yang sesuai yang sesuai dengan kebutuhan akan
maka ketersedediaan pakan alami semakin sedikit dan kebutuhan pada pakan
buatan semakin meningkat (Topan, 2007 dalam Zakaria, 2010). Udang vaname
2010).
kali sehari. Karena masih mengandalkan pakan alami. Setelah terbiasa dengan
Dalam proses budidaya ada dua tahap pemberian pakan, yaitu “Blind
Feeding” serta “Demand Feeding”. Blind feeding yaitu pemberian pakan dengan
menggunakan estimasi SR, estimasi MBW serta FR. Sedangkan demand feeding
yaitu metode pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan populasi (SR) serta
kondisi yang terjadi di tambak. Pada periode ini dilakukan penambahan dan
pengurangan pakan, dengan bantuan kontrol anco. Menurut Winarno, dkk. (2014)
Anco dipakai sebagai salah satu alat untuk mengetahu estimasi SR mendekati
aktual, mengetahui sisa pakan, kemampuan makan serta kondisi kesehatan udang.