Nama: Infectious Myonecrosis atau infeksi myonekrosis atau lebih akrab disebut dengan penyakit Myo
Tanda-tanda klinis: Ciri-ciri udang di tambak jika terkena myo adalah udang pucat, kemudian memerah
di bagian ruas bawah sampai ekor.
Metode diagnosa: Udang mengalami kram pada jaringan otot, lalu pada segmen badannya terdapat
seperti gumpalan awan putih. Jika sudah parah, jaringan otot akan mati dan berwarna merah.
Patogen
Sinonim: -
Karakter: virus RNA berutas ganda yang digolongkan dalam famili Totiviridae memiliki panjang diameter
40 nm.
Dampak Patogen
Penanganan
Peringatan dini: udang mulai memucat, terdapat seperti gumpalan putih dibagian perut,
kemudian memerah di bagian ruas bawah sampai ekor.
Pencegahan: dapat dicegah dengan memperketat sistem biosekuriti. Sejumlah langkah yang
bisa dilakukan para petambak untuk meminimalisir penyakit myo, yang pertama adalah selalu
gunakan benur dari indukan yang sudah terbukti bebas dari penyakit atau SPF (Specific
Pathogen Free). Selanjutnya adalah penerapan biosekuriti yang ketat dalam kawasan
pertambakan, kurangi kepadatan tebar benur tanpa oksigen yang cukup untuk supra intensif
dan lakukan pemanenan bertahap. Biosekuriti yang dapat dilakukan contohnya pembalikan
tanah tambak, pengeringan tambak selama 2 minggu, pemberian klorin yang harus di netralkan
nantinya agar tidak menjadi racun yang membunuh udang. Klorin harus dibilas keluar dari
tambak dengan mengalirkan air ke dalam tambak kemudian airnya dibuang. Selanjutnya dapat
dilakukan penyaringan air dengan tambak tandon, serta aplikasi plankton dan probiotik dapat
memutus mata rantai serangan penyakit. Langkah lainnya untuk mencegah penyakit myo dan
penyakit lain masuk tambak baik melalui air, benur, maupun agen pembawa (kepiting, ikan,
burung dan lainnya). Misalkan dengan memasang jaring atau plastik di dasar tambak untuk
mencegah biota air seperti kepiting masuk tambak dan menggunakan alat penghalau burung.
Penerapan biosekuriti juga sebaiknya dilakukan pada satu area pertambakan yang
menggunakan satu saluran atau sumber air dan benur yang sama.
Pengobatan: tidak ada vaksinasi efektif untuk IMNV. Pada awal fase infeksi ketika mortalitas
masih rendah dapat dilakukan: stabilisasi kualitas air khususnya suhu, salinitas, dan pH;
meningkatkan aerasi; memberikan pakan tambahan yang mengandung vitamin C; memberikan
molase (25% dari FR/hari) atau diberi probiotik; dan mengurangi jumlah pakan atau
menghentikan pakan sementara.
Eradikasi: ada baiknya dibentuk klaster pertambakan supaya ada kesepakatan pengelolaan
antar petambak satu kawasan. Kesepakatan yang dimaksud, misalnya jika satu tambak
terserang penyakit makan air tambaknya jangan langsung dibuang melainkan diberi perlakuan
dulu seperti klorin pada air yang akan dibuang untuk meminimalisir penyebaran penyakit ke
tambak lainnya.
Regulasi Dan Informasi Lain
Berdasarkan Keputusan Menteri No.4/2001, impor udang vaname diizinkan untuk dibudidayakan tetapi
hanya induk udang berkualitas unggul dan bebas penyakit yang boleh diimpor.