MIKROBIOLOGI AKUATIK
APLIKASI PROBIOTIK
NAMA
NIM
: RUTH BARANA
: L22115003
1.1
Latar Belakang
Sektor perikanan memilki banyak komoditas yang bernilai ekonomis tinggi
terutama udang dan merupakan salah satu komoditas penghasil devisa negara.
Komoditi, ini dilaris baik dipasar domestik maupun dipasar internasional sehingga
dari segi budidaya, budidaya perikanan memberikan banyak peluang yang sangat
potensial untuk usaha dan wirausaha. Indonesia pernah mengalami masa
keemasan dalam bidang budidaya udang yaitu pada pada waktu yaitu pada waktu
udang windu masih mudah dipelihara.
Penggunaan probiotik dalam budidaya terbukti dapat meningkatkan
resistensi organisme yang dibudidayakan (udang) terhadap infeksi, karena itu
pengguanaan probiotik merupakan merupakan salah satu cara preventif yang
dapat mengatasi penyakit. Probiotik adalah mikroorganisme hidup sengaja
dimasukkan kedalam tambak untuk memberikan efek menguntungkan bagi
kesehatan udang.
Melihat kenyataan
diatas,
maka
penulis
tertarik
untuk
PT.
Esaputlii
Prakarsa
Utama
Tugas
Pembesaran Udang Vaname (L. vannamei) di Tambak Supra Intensif PT. Esaputlii
Prakarsa Utama Barru untuk menambah pengetahuan dalampenggunaan
probiotik dan mengetahui reaksi probiotik pada pembesaran udang vaname.
Kegunaan yang dapat diperoleh adalah untuk menambah wawasan
tentang penggunaan probiotik sehingga nantinya pengetahuan yang diperoleh
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
memilki pertumbuhan cepat dan tidak rentang terkena penyakit, namun ukuran
yang dicapai pada saat dewasa lebih kecil dibandingkan udang windu
(Penaeus monodon), habitat aslinya adalah di perairan Afrika, tetapi spesies ini
hidup dan tumbuh dengan baik diindonesia. Dipilihnya udang vaname ini
disebabkan beberapa faktor yaitu; (1) sangat diminati pasar Afrika, (2) lebih tahan
terhadap penyakit dibanding udang lainnya, (3) pertumbuhan lebih cepat dalam
budidaya, (4) mempunyai toleransi terhadap paramater lingkungan (Haliman dan
Adijaya, 2005).
Udang vaname termasuk genus Penaeus, namun yang membedakan dengan
genus Penaeus lain adalah mempunyai sub genus litopenaeus yang dicirikan oleh
bentuk thelicum terbuka tapi tidak ada tempat untuk menyimpan sperma. Ada dua
spesies yang termasuk sub genus litopenaues yakni L. vannamei dan Litopenaeus
stylirostris.
2.2
: Animalia
Phylum
: Anthropoda
Class
: Crutasea
Sub Class
: Malacostraca
Series
: Eumalacostraca
Superorder
: Eucarida
Ordo
: Decapoda
Sub Ordo
: Dendrobranchiata
Infra Ordo
: Panaeidea
Super Family
: Penaeioidea
Family
: Penaeidea
Genus
: Penaeus
Sub Genus
: Litopenaeus
Spesies
: Litopenaeus vannamei
Morfologi
Morfologi adalah bentuk atau bagian luar dari organisme. Ciri ciri khusus
udang ini berbeda dengan lainnya yaitu penampakan luar berwarna putih
transparan disertai warna agak kebiruan, (karena kromathopor dominan berwarna
biru)
yang
terpusat
pada
bagian
ekor
dan
kaki
Siklus Hidup
Udang vaname bersifat noctural, yaitu melakukan aktifitas pada malam
hari. Proses perkawinan ditandai dengan loncatan betina secara tiba-tiba. Pada
saat loncatan tersebut, betina mengeluarkan sel-sel telur. Pada saat bersamaan,
udang jantan mengeluarkan sperma sehingga sel telur dan sperma bertemu.
Proses perkawinan berlangsung sekitar 1 menit (Haliman dan Adijaya, 2005).
Selanjutnya dikatakan, sepasang udang vaname dapat menghasilkan
100.000-250.000 butir telur yang menghasilkan telur yang berukuran 0,22 mm
Siklus hidup udang vaname meliputi stadia nauplius, stadia zoea, stadia mysis,
dan stadia postlarva.
2.6
omnivora atau pemakan segala. Beberapa sumber pakan udang antara lain udang
kecil (rebon), fitoplankton, copepoda, polyhaeta, larva kerang, dan lumut. Udang
vaname mencari dan mengidentifikasi pakan menggunakan sinyal kimiawi berupa
getaran
dengan
bantuan
organ
sensor
yang
terdiri
dari
bulu-bulu
halus (setae) yang terpusat pada ujung anterior antenula, bagian mulut, capit,
antena, dan maxilliped. Untuk mendekati sumber pakan, udang akan berenang
menggunakan kaki jalan yang memiliki capit.
Vitamin
Vitamin secara umum dikenal sebagai senyawa organik yang diperlukan
dalam jumlah sedikit, tetapi sangat penting artinya untuk perbaikan, pertumbuhan,
reproduksi dan kesehatan udang. Beberapa jenis vitamin yang dibutuhkan udang
antara lain; vitamin A, vitamin D3, vitamin E, vitamin K, vitamin B1, vitamin
B12 dan vitamin C (Khairul dan Iskandar, 2008).
Dedak
Bahan dedak ada 2, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasar. Dedak yang
paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras,
dengan kandungan gizi: Protein = 11,35%, Lemak = 12,15%, Karbohidrat = 28,62
%, Abu = 10,5%, Serat kasar = 24,46%, Ai r= 10,15%, Nilai ubah = 8 dan dedak
halus ini menyediakan karbodidrat bagi bakteri untuk tumbuh.
Molases
Molases adalah salah satu hasil samping pabrik gula yang memiliki
kandungan sukrosa sekitar 30 % disamping gula reduksi sekitar 25 % berupa
glukosa dan fruktosa (Hadi, 2000). Molases merupakan sirup terakhir dari nira
yang telah mengalami pengolahan di pabrik gula dan telah dipisahkan gulanya
melalui kristalisasi berulang sehingga sudah tidak mungkin lagi menghasilkan
kristal gula dengan cara kristalisasi konvensional. Molases biasanya dimanfaatkan
sebagai bahan kultur bateri bacilus sp selain itu juga sebagai bahan baku proses
fermentasi dan isolasi bahan-bahan non-gula. Sukrosa dalam tetes tebu tidak dapat
lagi dikristalisasi secara konvensional karena adanya pengotor dan viskositas tetes
tebu yang sangat tinggi. Molasses dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan berbagai macam produk antara lain penyedap rasa, alkohol, pakan
ternak dan lain-lain.
Molases juga dapat digunakan sebagai media fermentasi dalam pembuatan
biosurfaktan dan dapat digunakan pada saat meakukan pencampuran pakan
sebelum ditebar i tambak yang merupakan makanan bagi bakteri bacillus sp yang
ada
ditambak.
substrat
dalam
pembuatan
produksi
biosurfaktan
bertambah
dengan
meningkatnya
kesehatan udang maupun meningkatkan sistem imun dari inang (udang) dan
mengendalikan/menghambat mikroba patogen.
Menurut (Poernomo, A, 2004) probiotik adalah mikroorganisme yang
memiliki kemampuan mendukung pertumbuhan dan produktifitas udang.
Penerapan probiotik pada udang selain berfungsi untuk meyeimbangkan
mikroorganisme dalam pencernaan agar tingkat serapannya tinggi, probiotik juga
bermanfaat menguraikan senyawa-senyawa sisa metabolisme dalam air . Sehingga
probiotik dapat berfungsi sebagai bioremediasi, biokontrol, imunostimulan serta
memacu pertumbuhan.
Probiotik adalah mikroba yang merupakan bahan tambahan di perairan
(Moriarty, 1998). Umumnya bakteri probiotik terdiri dari bakteri nitrifiying dan
atau bakteri heterotrofik. Bakteri heterotrofik adalah bakteri yang mengkonsumsi
oksigen untuk menghasilkan karbodioksida dan amoniak pada saat proses
oksidasi. Sedangkan bakteri autrofik nitrtiying mengkonsumsi oksigen dan
karbondioksida pada saat oksidasi amoniak dengan produk akhirnya nitrat.
Penggunaan probiotik (kultur tunggal atau multikultur), antara lain
meningkatkan kualitas air dan dasar tambak, meningkatkan kesehatan udang dan
sebagai agent hayati (biological control agents) untuk mengendalikan berbagai
penyakit pada tambak. Probiotik adalah mikroorganisme hidup non phatogen yang
diberikan pada hewan untuk perbaikan laju pertumbuhan, efesiensi konsumsi
ransum dan kesehatan hewan. Selain itu dijelaskan bahwa probiotik adalah feed
additive berupa mikroba hidup menguntungkan yang mempengaruhi induk
semang melalui perbaikan keseimbangan mikroorganisme dalam saluran
pencernaan. Probiotik dapat berupa satu atau beberapa jenis mikroorganisme
(mikroorganisme tunggal atau kultur campuran).
Cara penggunaan probiotik adalah ; apabila diberikan di kolom air yang
aerobik sebaiknya diencerkan dulu dengan air tambak, kemudian ditebar merata
(untuk perbaikan kualitas air). Sedangkan apabila diberikan di dasar tambak,
penggunaannya dicampur dengan subtrat pembawanya misal dengan zeolit,
caranya tuang zeolit ke dalam bak plastik campur dengan probiotik, aduk hingga
merata dan tebarkan campuran tersebut di tambak terutama dibagian yang banyak
endapan lumpur. Probiotik dapat juga digunakan dengan dicampur dengan pakan
buatan, keringkan sebentar lalu menebarkan pakan tersebut.
2.9
sistem sedikit ganti air mempunyai pH cenderung tinggi, NH3 dan H2S relatif
rendah, kecerahan lebih pekat, suhu, salinitas, warna air, DO, pH, memenuhi
kebutuhan hewan yang dibudidayakan. Penggunaan probiotik pada usaha
budidaya ikan dan udang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia dan
antibiotik, berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan, FCR
dan produksi ikan serta udang.
Menurut (Simarmata, 2006) mekanisme penggunaan probiotik dalam
meningkatkan kualitas air, kesehatan udang dan pengendalian secara biologis
dapat diringkas sebagai berikut :
Menguraikan senyawa toksis (detoksifikasi) dalam ekosistem tambak, terutama
NH3 , NO2- dan H2S dan menguraikan timbunan bahan organik dan detritus pada
dasar tambak.
Antagonisme yaitu mikroba tersebut menghasilkan suatu senyawa yang dapat
menghambat pertumbuhan patogen.
Kompetisi yaitu mikroba probiotik berkompetisi dengan mikroba patogen
dalam memanfaatkan faktor tumbuh.
Immunostimulan yaitu mikroba probiotik meningkatkan sistem imun dari
inang atau organisme menguntungkan dalam ekosistem tambak.
Meningkatkan
status
nutrisi
yaitu
mikroba
probiotik
meningkatkan
pertumbuhan
udang
dan
menjaga
kesehatan
udang
selama
Bahan organik ini dapat digunakan secara langsung oleh fitoplankon dalam
air untuk kelangsungan hidupnya. Fitoplankton makanan bagi zooplankton,
sehingga jumlahnya melimpah. Hal ini menyebabkan perairan tersebut menjadi
subur. Zooplankton merupakan pakan alami bagi sebagian besar larva ikan,
termasuk larva. Dengan demikian maka ketersediaan pakan alami bagi ikan akan
tetap terjaga.
Pemberian probiotik melalui lingkungan (air dan dasar tambak) bertujuan
Memperbaiki serta mempertahankan kualitas air dan dasar tambak, mengoksidasi
senyawa organic sisa pakan, kotoran udang, plankton dan organisme mati,
menurunkan senyawa metabolit beracun (ammonia, nitirt , H2S), mempercepat
pembentukan dan kestabilan plankton, menurunkan pertumbuhan bakteri yang
merugikan, penyedia pakan alami dalam bentuk flok bakteri dan menumbuhkan
bakteri pengurai. Sedangkan pemberian bakteri melalui pakan bertujuan :
Menyeimbangkan fungsi usus sehingga mampu menekan bakteri yang merugikan,
menghasilkan enzim yang membantu sistem pencernaaan makanan, mengandung
protin yang dapat dimanfaatkan oleh ikan dan udang yang memekannya, dan
meningkatkan kekebalan tubuh udang dan ikan.
Probiotik dapat dibagi 2 kelompok yaitu ; bentuk cair merupakan mikroba
dalam bentuk suspensi (inokulan tunggal maupun multikultur) antara lain
Lactobacillus, Bacillus sp, Nitrobacteria dan bentuk padat yaitu mikroba
diinokulasi (tunggal atau multikultur) dalam media carier. (Simarmata, 2006).
Hubungan Kondisi Di Tambak dengan Jenis Bakteri Probiotik:
Bagian Atas air dalam kondisi aerob kelompok bakteri aerob
Bagian Dasar Tambak Air umumnya kekurangan Oksigen (Anaerob) kelompok
bakteri anaerob
bakteri pengendali pertumbuhan plankton.
III METODOLOGI
3.1.
Analisa Data
ADG (Average Daily Gain) adalah Pertambahan berat harian dengan rumus
ADG (g/hari) : MBW (g)2-MBW (g)1
DOC
Biomassa adalah Jumlah total berat udang yang ada di tambak (kg) dengan
rumus Biomassa (kg): pupulasi (ekor) x MBW (g)
1000
ABW (Average Body Weight) ABW adalah Berat rata rata udang/ekor dengan
rumus ABW (g): biomassa (kg)
Populasi (ekor)
FCR (Feed Convertion Ratio) adalah Perbandingan antara jumlah pakan yang
digunakan dengan berat udang yang dihasilkan dengan rumus
Jumlah pakan yang habis (Kg)
Biomassa udang (kg).
Size :1000
MBW
SR (Survival Rate) adalah Tingkat kelangsungan hidup udang dengan rumus
SR : Jumlah udang yang hidup (kg) x 100%
Jumlah tebar
3.4
3.4.1 Alat
Dalam kegiatan pembesaran udang vaname di PT. Esaputlli Prakarsa Utama
Barru secara supra intensif ini perlu ditunjan dengan peralatan yang relevan yang
akan digunakan untuk budidaya agar membantu berjalanya suatu kegiatan
pembesaran
udaang
yang
digunakan dari
tambak
No
Alat
1. Tambak
Spesifik
6.000 m2
2.
Jala lempar
2 meter
3.
Kincir
4.
5.
Anco
6.
Pipa Paralon
7.
Do Meter
8.
pH meter
9.
Hand
refractometer
10
.
Timbangan
Jaring kondom,
11. Karung, Papan
Tarik, dan tali
12
Seser
.
13
Aerator
.
14
Timbangan
.
15
Keranjang / Basket
.
16
Pompa
.
17
Genset
.
18
Papan
.
19 Batu, Pasir, dan
. Semen
20 Patok, obeng, palu,
. dan kabel
4.2.2 Bahan
1 Hp
8 inch
80 cm
-
Kegunaan
Sebagai wadah budidaya
Digunakan dalam
pengambilan sampling
Digunakan untuk mengsuplai
oksigen
Sebagai tempat pakan dan
pengaporitan
Digunakan untuk mengontrol
pakan dan kesehatan
Untuk mendistribusi air ke
saluran Prime, Sekunder, dan
Tersier
Digunakan untuk mengukur
oksigen terlarut dan suhu
Digunakan untuk mengukur
pH tanah tambak
Digunakan untuk mengukur
salinitas
Digunakan untuk menimbang
pakan
Digunakan yang digunakan
untuk memanen udang
Digunakan untuk
pengangkatan lumut
Digunakan untuk pengaktifan
probiotik
Untuk menimbang pakan
Digunakan untuk tempat
udang
Digunakan untuk pengisian
dan pengeluaran air
Digunakan untuk penghasil
listrik
Sebagai dinding pada pintu
monik
Sebagai pembuat pintu
monik
Sebagai pembantu dalam
setting kincir
Bahan adalah sesuatu yang digunakan yang habis pakai. Adapun bahan
yang digunakan selama pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan yang digunakan selama pemeliharaan udang vaname pada tambak
Intensif PT. Esaputlii prakarsa utama barru
Bahan
Kegunaan
Organisme yang
1. Udang vaname
800.000
dibudidayakan
Kapur dolomit
2.
Meningkatkan alkalinitas
(CaMg(CO3)2)
Kapur kaptan
3.
Meningkatkan pH air
(CaCO3)
Menguraikan bahan organik
Probiotik(aquazym
5.
pada tambak dan
)
memperbaiki kualitas air
Sebagai bahan probiotik
8. Molases
untuk penumbuhan bakteri
yang dikultur
9. Kaporit
Menetralisir air
10
Sebagai pakan udang dalam
Pakan buatan
.
proses pemeliharaan
Membunuh hama (ikan)
11. Saponim
yang ada dalam tambak
3.3
Prosedur Kerja
Prosedur kerja penebaran probiotik bacillus sp pada pada pembesaran udang
pengamatan
pertumbuhan
bakteri
menguntungkan
dan
81 hari
88 hari
95 hari
102 hari
150000
110000
94000
6000
3700
2600
3800
3000
unuk
menekan
pertumbuhan vibrio sp
(tabel
3).
Kisaran
kepadatan vibrio sp yang optimal bagi budidaya udang adalah 101 cfu/ml
(Sumarwan, 2009). Keberadaan bakteri vibrio sp harus dikontrol karena
organisme ini patogen yang meyebabkan penyakit vibriosis pada udang, untuk
menekan bakteri vibrio pada budidaya maka dilakukan penebaran probiotik setiap
hari. Pertumbuhan bakteri menguntungkan
adalah
vaname secara supra intensif pada tambak beton dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Produksi Udang Vaname pada Tambak Budidaya
Luas Jmlh
Total
Bobot Size
SR
Biomassa Jmlh
FCR
(m2) tebar
panen
(g)
(ekor/kg) (%) (kg)
pakan(kg)
(ekor)
2.300 800.000 16,843 15,07 66,357
86 12,056
24,522
1,45
Sumber : PT. Esaputlii Prakarsa Utama Barru
Produktivitas tambak yang diperoleh menunjukkan bahwa SR sebesar 86 %
dengan FCR 1, 45. konversi pakan atau food convertion ratio (FCR) udang
vaname sebesar 1,3-1,4 (Supono, 2008). Kandungan protein untuk udang vaname
relatif lebih mudah dibandingkan udang windu. Udang vaname membutuhkan
pakan dengan kadar protein 20-35%, dengan menggunakan pakan berkadar
protein rendah maka biaya untuk pembelian pakan lebih kecil sehingga dapat
menekan biaya produksi.
Sebagaimana yang diketahui pakan yang digunakan dalam budidaya udang
memiliki kandungan protein tinggi. Pakan yang diberikan tidak seluruhnya
mampu diasimilasi oleh tubuh udang. Hanya sebagian saja yang mampu
diasimilasi kedalam tubuh sedangkan sisanya terbuang keperairan dalam bentuk
sisa pakan dan buangan metabolisme. Sisa pakan dan buangan metabolisme itu
menjadi suatu masalah pada tambak udang karena unsur protein yang terlarut akan
segera membentuk amoniak yang berbahaya bagi organisme yang dibudidayakan
khususnya udang vaname sehingga aplikasi probiotik rutin dilakukan untuk
menguraikan sisa-sisa pakan yang tidak termakan oleh udang .
Salah satu jenis probiotik yang digunakan dalam budidaya pembesaran
udang vaname di tambak supra intensif adalah jenis bacillus sp. Bakteri ini adalah
salah satu bakteri yang mampu membentuk bioflok. Bacillus sp memiliki banyak
manfaat terutama dalam menghasilkan berbagai enzim, seperti enzim amilase dan
enzim protease, termasuk subtilisin. Berkembangnya bakteri bacillus sp disertai
dengan berkembangnya bakteri nitrifikasi sehingga mampu mengurangi amoniak
(NH3) yang ada didalam tambak. Bakteri nitrifikasi berperan mengubah amoniak
menjadi nitrit sehingga mampu mengatasi akumulasi bahan organik dan amoiak
dalam air.
Penyedian pakan alami dalam bentuk flok bakteri dan menumbuhkan bakteri
pengurai. Sedangkan pemberian bakteri bacillus sp bertujuan meyeimbangkan
fungsi khusus sehingga mampu menyeimbangkan bakteri yang merugikan
menghasilkan enzim untuk membantu pencernaan makanan, mengandung protein
yang dapat dimanfaatkan oleh udang dan memakannya. Dan meningkatkan
kekebalan tubuh udang. Melalui cara ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas
air serta penggunaan pakan dengan baik dan pergantian air pada tambak.
4.3 Pengaruh Pemberian Probiotik Terhadap Parameter Kualitas Air
Hasil analisa parameter kualitas air (kimia) yang diperoleh selama budidaya
udang vaname secara supra intensif pada tambak beton dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Analisa Parameter Kualitas Air (Kimia)
Parameter Kimia
Nilai Parameter (ppm)
Nilai Optimal (ppm)
Bahan Organik
67,300-294,070
55-100 (Adiwijaya, 2003)
Nitrit (NO2)
0,001-5,100
<9-0,3 (Sulistinarto,
2008)
Nitrat (NO3)
0,024-7,850
0,05-1,0 (Boyd, 2002)
Amoniak (NH3)
0,0000,-0,151
0,05-0,1 (Adiwijaya,
2003)
V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil Pengalaman
Kerja
Praktik
Mahasiswa
(PKPM) di tambak Supra Intensif PT. Esaputlii Prakara Utama Barru maka
disimpulkan bahwa:
1) Penggunaan probiotik
meliputi komposisi
Saran
budidaya telah tersedia secara komersial, tetapi informasi yang secara ilmiah
dianggap memadai belum tersedia. Kondisi inilah menyebabkan kesenjangan
antara pelaksanaan di lapangan dengan landasan ilmiah yang mendukungnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwijaya, 2003. Budidaya udang vaname (litopenaeus vannamei ). Sistem
Tertutup Yang Rama Lingkungan. Depertemen Kelautan dan Perikanan.
Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau. Jepara, 29 hlm
Boyd, C. E. dan B.W. Green. 2002. Coastal Water Quality Monitoring in Shrimp
Farming Areas, An Example from Honduras. World Bank, NACA, WWF
and FAO Consortium Program on Shrimp Farming and the Environment.
29 h.Briggs, M., S. Funge-Smith, R. Subasinghe and M. Philips, 2004.
Introductions and movement of Penaeus vannamei and Penaeus
stylirostris in Asia and the Pacific. FAO Regional Office for Asia and the
Pacific. Bangkok.
Supono, 2008. Produktivitas Udang Vaname, Kelautan dan Perikanan. Bandung
Badjoeri, M. dan Widiyanto, T, 2008. Pengaruh pemberian konsersium bakteri
terhadap kondisi kualitas air ditambak dan pertumbuhan udang vaname
Hadi, 2000. Pembuatan Molases dengan Sistem Terbaru untuk Budidaya Udang
Vaname, Jevara.
Haliman, Mo, S.B, 2003. Mutu induk dan Benih Udang Litopenaeus vannamae
Yang Baik. Balai Besar Riset Perikanan. Budidaya Laut, Gondol-Bali.
Haliman dan Adijaya, 2005). Udang Vaname. Pembudidayaan dan Prosfek Udang
Putih yang Tahan Penyakit. Penebar Swadaya. Jakarta, 75 hlm.
Kordi.K dan Ghufron., 2010. Pakan Udang. Akademia, Jakarta.
Moriarty, 1998. Microbial Biosystem ; New Frontiers In: Bell C. R (Editor).
Proceeding Of The 8 Th Internasional Symposium On Microbial Ecologi.
Canada.
Murtiati dkk, 2006. Aplikasi Probiotik pada Pembesaran Udang . Jurnal
Budiday Sukabumi, 3 (1): 1-7.
Nitschke, et al. 2004. Pemanfaatan Probiotik Yang Ramah Lingkungan. Jurnal
Budidaya, Jakarta
Poernomo, A. 1988. Pembuatan Tambak Udang di Indonesia, Departemen
Pertanian, Balit. Perikanan Budidaya Pantai, Maros. 40
hal.
Purnomo ,A. 2003 . Seminar Evaluasi Perkembangan udang Vannamei. BBAP
Situbondo.
Poernomo, A, 2004. Technology of Probiotics to solve the problem in shrimp
pond culture and the culture environment. Paper presented in the
National Symposium on Develeopment Scienticfic and Technology
Innovation Aquaculture, January 27 29, 2005. Patrajas Hotel,
Semarang.
Diakses: 13/07.2015
http://elfahrybima.blogspot.com/2009/01/applikasi-probiotik-untukpencegahan.html
Simarmata, Tualar, 2006. Revitalisasi Ekosistem Tambak Dengan Pemanfaatan
Tehnologi Bioremediasi dan Probiotik, Makalah Pada Seminar Tehnologi
Bioremediasi dan Probiotik, Banyuwangi.
Sulistinarto, 2008. Pengelolaan Kualitas Air, julnal Budidaya. Jawa Tengah.
http://elfahrybima.blogspot.com/2009/01/applikasi-probiotik-untukpencegahan.html
Naharuddin., 2008. Teknik Pembuatan Pakan dan
Alami. Universitas Islam Indragiri, Jawa Tengah.
Budidaya
Pakan