Abstrak. Penelitian mengenai biokimia darah ikan sapu sapu (Liposarcus pardalis Linn)
yang ditemukan diperairan sekitar buangan limbah pabrik karet Sungai Batang Arau telah
dilakukan dengan metode survei dan pengukuran langsung. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan kadar protein, K +, laktat dan kortisol dan NaDH-Methemoglobin
reduktase serta penurunan kadar Na +, Cl- , dan glukosa plasma darah ikan Liposarcus
pardalis Linn. yang ditemukan pada daerah sekitar buangan limbah karet seiring dengan
penurunan kualitas perairan pada daerah tersebut.
Kata Kunci: Liposarcus pardalis Linn., plasma, Biokimia, Methemoglobin, ammonia, nitrit.
15 + + -
melakukan pengamatan kualitas air pada 4 (Beutler,1984) kadar plasma K , Na , Cl
stasiun tempat pengambilan sampel air menggunakan metoda fotometri (Apha,
16
disekitar buangan limbah karet sungai 1980) , kadar plasma laktat menggunakan
batang Arau. Kemudian dilakukan kits komersil Sigma (da Silva dan da costa,
17
pengamatan perubahan aspek biokimia 1994)
darah ikan yang ditemukan pada 4 stasiun
sekitar buangan limbah karet sungai batang HASIL DAN PEMBAHASAN
Arau tersebut.
Kualitas air pada Perairan Sekitar
Pelaksanaan Penelitian Buangan Limbah Pabrik Karet Sungai
Sampel air dan ikan diambil disekitar Batang Arau. Setelah dilakukan
buangan limbah karet sungai Batang Arau. pengamatan serta pengukuran kualitas air
Lokasi pengambilan dibagi atas 4 stasiun pada perairan sekitar buangan limbah karet
pengambilan sampel. (Lampiran 1). Untuk sungai batang Arau, maka diperoleh hasil
pengamatan aspek fisiologis, sampel ikan sebagai mana tertera pada Tabel 1 :
diambil dari sampel ikan yang ditemukan
dengan ukuran yang homogen dengan Dari tabel 1 terlihat bahwa terjadi
jumlah 10 ekor perjenis perstasiun. Namun penurunan pH pada stasiun II, III dan IV
jika tidak mencukupi maka pengukuran dibandingkan stasiun I. Pada stasiun I pH
hampir mendekati netral sedangkan pada
aspek fisiologis tetap dilakukan Pengukuran
stasiun lainnya cenderung menurun bersifat
kualitas air dilakukan saat pengambilan
asam. Rendahnya pH tersebut disebabkan
sampel ikan pada masing-masing stasiun di
limbah yang dihasilkan oleh pabrik karet
lokasi buangan limbah pabrik karet sungai
umumnya mempunyai pH yang rendah yaitu
batang Arau. Parameter yang diukur adalah 19
pengukuran pH dengan menggunakan pH sekitar 3 5 (Sari, 2009) Hal ini erat
meter, kadar Oksigen terlarut dengan kaitannya dengan pemakaian asam dalam
menggunakan metoda EPA 405.1 (titrasi proses pembekuan lateks maupun pada proses
winkler), Kadar Ammonia dengan pencucian lateks tersebut dimana zat asam
menggunakan metoda Salisilat, kadar Nitrit tercampur bersama air bekas cucian yang
20
dengan menggunakan metoda diazotization terbuang bersama limbah. Mahida (1981)
14 menyatakan bahwa hal-hal yang dapat
(APHA, 1995) . Untuk mengukur Kadar
NaDH-Methemoglobin reduktase mempengaruhi nilai pH antara lain buangan
menggunakan metoda fotometri industri dan rumah tangga.
Tabel 1. Kualitas air pada perairan sekitar buangan limbah pabrik karet sungai Batang Arau
No. Parameter Satuan Baku mutu air Hasil Analisis pada Stasiun
18 I II III IV
PP. 82 Tahun 2001
1 pH 69 6,78 6,52 6,15 6,23
2 O2 mg/L 4 6,97 4,52 3,74 3,35
terlarut
3 NH3-N mg/L 0,5 0,075 0,154 0,98 0,758
4 NO2 mg/L 0,06 0,057 0,136 0,386 0,275
Kadar O2 terlarut tertinggi terdapat pada terendah pada stasiun III yaitu 3,35 mg/L.
stasiun I yaitu 6,97 mg/L sedangkan Penyebab utama berkurangnya konsentrasi
oksigen terlarut di dalam air adalah adanya perairan sungai batang Arau tetapi telah
zat pencemar yang dapat mengkonsumsi menggunakan sistem instalasi pengolahan
oksigen. Zat pencemar tersebut terutama air limbah (IPAL) yaitu dengan
terdiri dari bahan-bahan organik dan menggunakan sistem biologis atau lumpur
anorganik yang berasal dari berbagai aktif dan kemudian ditampung ke bak
sumber, seperti kotoran (hewan dan penampungan baru di buang ke perairan
manusia), sampah organik, bahan-bahan batang Arau. Sistem ini memberikan
buangan dari industri dan rumah tangga. efektifitas IPAL yang tinggi sehingga
Sebagian besar dari zat pencemar yang kualitas air limbah yang dihasilkan berada
memerlukan oksigen terlarut adalah dibawah baku mutu (Bapedalda Kota
5
senyawa organik (Golman dan Horne, Padang, 2003) .
21
1983) . Stasiun I merupakan daerah yang
Tingginya Kadar ammonia dan nitrit terendah kadar ammonia dan nitrit. Hal ini
pada stasiun III akibat dari buangan limbah disebabkan pada pinggiran sungai daerah
karet dari pabrik yang terdapat di pinggiran ini tidak terdapat buangan limbah karet.
sungai tersebut. Pabrik ini masih Adanya kadar ammonia dan nitrit dalam
menggunakan sistem buangan limbah jumlah kecil pada daerah ini berasal dari
langsung. Limbah dibuang melalui aliran limbah organik rumah tangga yang
sungai kecil yang dialirkan ke area pabrik. kemudian di urai oleh bakteri aerob dan
Pada stasiun IV kadar ammonia bebas dan anaerob menjadi ammonia, nitrit dan nitrat
21
nitrit juga tinggi. Hal ini karena letak (Golman dan Horne, 1983) .
stasiun IV yang bersebelahan arah ke hilir Setelah dilakukan pengukuran terhadap
stasiun III sehingga limbah juga mengalir kadar NaDH-Methemoglobin reduktase,
dan menumpuk pada stasiun IV. + + -
5
K , Na , Cl , dan laktat plasma darah ikan
(Bapedalda Kota Padang, 2003) . sapu sapu (Liposarcus pardalis Linn.) yang
Pada stasiun II kadar ammonia dan nitrit ditemukan pada perairan sekitar buangan
tidak begitu tinggi meskipun pada pinggiran limbah pabrik karet sungai batang Arau
terdapat pabrik karet. Hal ini karena pabrik maka diperoleh hasil seperti yang terlihat
yang terdapat pada pinggiran stasiun II pada tabel 2 :
tidak langsung membuang limbah ke
Tabel 2. Rata-rata kadar enzim NaDH-Methemoglobin reduktase, K +, Na+, Cl- dan laktat plasma
darahikan sapu sapu (Liposarcus pardalis, Linn.) yang ditemukan di perairan sekitar
buangan limbah pabrik karet sungai Batang Arau
Dari tabel 2 dapat terlihat adanya III, II dibandingkan dengan stasiun I. Hal
peningkatan rata-rata kadar enzim NaDH- ini erat kaitannya dengan keberadaan nitrit
Metemoglobin reduktase pada stasiun IV, di perairan yang masuk kedalam tubuh ikan
Sari, M. 2009. Pengendalian Limbah Cair di Gaino, E., A. Arillo dan P. Mensi. 1984.
Pabrik Benang Karet. PT Industri Karet Involvement of the Gill Chloride Cells of
Trout under Acute Nitrite intoxication.
Nusantara Medan. Fakultas Matematika Comparative Biochemiestry and
dan Ilmu Pengetahuan Alam. USU Physiology 77: 611-617 Stormer J., F.B.
Repository. Medan. Jensen and J.C. Rankin. 1996. Uptake of
nitrite, nitrate, and bromide in rainbow
Mahida, V. N. 1981. Water Polution and trout, Oncorhynchus mykiss: eects on
Disposal of Wastewater on Land. Tata ionic balance. Canadian Journal of
Mc. Graw-Hill. New Delhi. Fisheries and Aquatic Sciences, 53,
19431950.
Goldman, C. R. dan Horne A. J. 1983.
Limnology. London: Mc-Graw Hill Stormer J., F.B. Jensen and J.C. Rankin. 1996.
Uptake of nitrite, nitrate, and bromide in
International Book Company rainbow trout, Oncorhynchus mykiss: eects
on ionic balance. Canadian Journal of
Moraes, G., I. M. Avilez, A. E. Altran and Fisheries and Aquatic Sciences, 53, 1943
L. H. de Aguiar. 2001. Biochemical 1950.
Effect of Environmental Nitrite in Hochachka, P. W. 1994. Muscle as
matrinxa (Brycon cephalus). University
Molecular and Metabolic Machine. CRC
of Sao Carlos. Brazil
Press. Boca Raton, 158 p.
Jensen, F. B., N. A. Andersen and N. Heisler. 1987
Eects of nitrite exposure on blood respiratory
properties, acidbase and electrolyte regulation in the
carp
(Cyprinus carpio). Journal of
Comparative Physiology B, 157, 533
541.