Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Biokimia Darah Ikan Sapu Sapu (Liposarcus pardalis, Linn.)


Di Perairan Sekitar Buangan Limbah Pabrik Karet Sungai
Batang Arau

Muhammad Syukri Fadil, Syaifullah, Indra Junaidi Zakaria


Jurusan Biologi FMIPA Universitas Andalas kampus Limau Manis Padang
msyukrifadil@gmail.com

Abstrak. Penelitian mengenai biokimia darah ikan sapu sapu (Liposarcus pardalis Linn)
yang ditemukan diperairan sekitar buangan limbah pabrik karet Sungai Batang Arau telah
dilakukan dengan metode survei dan pengukuran langsung. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan kadar protein, K +, laktat dan kortisol dan NaDH-Methemoglobin
reduktase serta penurunan kadar Na +, Cl- , dan glukosa plasma darah ikan Liposarcus
pardalis Linn. yang ditemukan pada daerah sekitar buangan limbah karet seiring dengan
penurunan kualitas perairan pada daerah tersebut.

Kata Kunci: Liposarcus pardalis Linn., plasma, Biokimia, Methemoglobin, ammonia, nitrit.

PENDAHULUAN Sungai Batang Arau merupakan salah


satu sungai besar di kota Padang yang
Daerah aliran sungai merupakan salah terkena dampak pencemaran dimana
satu lingkungan yang paling sering terkena kualitas airnya cenderung terus menurun.
dampak pencemaran. Hal ini karena hampir Sumber pencemaran di sungai ini terutama
semua limbah dibuang ke lingkungan berasal limbah industri yaitu limbah pabrik
perairan tersebut. Pada daerah aliran sungai karet dan limbah perkotaan. Limbah Pabrik
terdapat berbagai pengguna lahan seperti Karet mengandung Ammonia, nitrit, nitrat
hutan, perkebunan, pertanian lahan kering dan posfat sehingga dapat mempengaruhi
dan persawahan, pemukiman, perikanan, kualitas air sungai tersebut (Zulkifli dan
industri dan sebagainya (Walsh, Bergman, 4
Anwar, 1994) .
Narahara, Wood, Wright, Randall, Maina Menurut Bapedalda Kota Padang
1 5
dan Laurent, 1993) . (2003) Konsentrasi ammonia, nirat dan
Apabila suatu limbah yang berupa bahan nitrit dari effluen pabrik karet yang ada di
pencemar masuk ke suatu lokasi perairan bantaran sungai ini telah melewati ambang
sungai maka akan terjadi perubahan batas baku mutu lingkungan, tetapi
padanya. Perubahan dapat terjadi pada konsentrasi ambientnya masih dibawah air
organisme yang hidup dilokasi tersebut juga 6
kelas 2. Menurut Harmenius (2004) kadar
pada lingkungan perairan itu sendiri yaitu
ammonia di sekitar pabrik karet sungai
berupa faktor fisika dan kimianya (Suin,
2 batang Arau berkisar antara 0,491 4,624
1994) . Dampak dari pencemaran tersebut mg /lt, Nitrat berkisar antara 0,025 0,192
dapat berupa perubahan struktur komunitas, mg/lt, sedangkan Posfat berkisar antara
penurunan biomassa atau produktifitas, 2,533 8,269 mg /lt. Sementara menurut
perubahan tingkah laku, penurunan laju 7
Abizar (2005) kadar Ammonia di sekitar
pertumbuhan, terganggunya sistem pabrik karet sungai batang Arau berkisar
reproduksi, hilangnya jenis-jenis langka, antara 0,008 10,350 mg /lt, Nitrat berkisar
perubahan daya tahan atas kemampuan antara 1,622 30,562 mg /lt, Nitrit berkisar
3
hidup dan lain-lain. (Zairion, 2003) . antara 0,007 0,288 mg /lt sedangkan
Posfat berkisar antara 0,030 7,484 mg /lt.

Semirata 2013 FMIPA Unila |


131
Muhammad Syukri Fadil, dkk: Biokimia Darah Ikan Sapu Sapu (Liposarcus pardalis,
Linn.) Di Perairan Sekitar Buangan Limbah Pabrik Karet Sungai Batang Arau

8 perairan tercemar tersebut bisa saja terjadi


PP. No. 82 tahun 2001 menetapkan
kadar Nitrogen pada perairan berkisar 0,5 seperti pada prilaku aktifitas respirasinya
12
mg /lt dimana kadar tersebut merupakan (Fadil, dkk., 2011) juga perubahan dalam
batas maksimum yang lazim dianggap nilai darah ikan seperti jumlah sel darah
sebagai batas untuk menyatakan perairan merah dan sel darah putih, kadar
tersebut unpolluted. Dengan demikian hemoglobin dan hematokrit (Fadil, dkk,
12
tampak jelas bahwa air sungai batang Arau 2011) .
sudah melebihi ambang batas maksimum. Dengan adanya perubahan nilai darah
Amomnia, Nitrat dan Nitrit merupakan ikan tersebut, bisa saja juga mempengaruhi
derivat senyawa nitrogen organik yang proses biokmia pada darah ikan Sapu Sapu
bersifat toksik terhadap organisme yang (Liposarcus pardalis, Lin.). Perubahan itu
hidup di perairan. Tingkatan daya racun meliputi perubahan kadar enzim NaDH-
masing-masing senyawa berbeda-beda Methemoglobin reduktase, kadar plasma
+ + -
dimana ammonia dan nitrit sangat toksik K , Na , Cl dan laktat plasma darah darah
walau dalam konsentrasi yang sedikit ikan.
sedang nitrat baru bersifat toksik dalam Berdasarkan keterangan diatas, maka
konsentrasi besar. dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Toksisitas akut NH3 menyebabkan 1. Bagaimana kualitas perairan Sungai
kematian Sedang perlakuan kronis dapat Batang Arau di sekitar buangan limbah
menimbulkan kerusakan ginjal, mereduksi pabrik karet
pertumbuhan dan malfungsi otak, 2. Bagaimana kadar beberapa senyawa
penurunan nilai darah serta mereduksi yang berkaitan dengan biokimia darah yang
kapasitasi pembawa oksigen pada tubuh meliputi kadar enzim NaDH-
ikan (Das, Chandra, Ayyappan, dan Jena, Methemoglobin reduktase, kadar plasma
9 + + -
2004.) . Sifat toksik dari senyawa nitrit K , Na , Cl dan laktat plasma darah darah
adalah mampu mengoksidasi ion ferrous ikan Sapu Sapu (Liposarcus pardalis, Lin.)
3+
(Fe2) menjadi ion ferric (Fe ) di dalam akibat perubahan kualitas perairan sekitar
haemoglobin (Hb) dan mengubah Hb buangan limbah pabrik karet Sungai Batang
menjadi methemoglobin (MetHb) di dalam Arau.
darah yang mengakibatkanberkurangnya
10
daya ikat oksigen (Jensen, 1992) . METODE PENELITIAN
Sedangkan toksisitas Nitrat secara tidak
langsung terjadi diperairan karena Bahan dan Alat
membantu pertumbuhan alga secara Bahan yang digunakan adalah ikan yang
berkelebihan sehingga menimbulkan istilah diperoleh dari tangkapan disekitar buangan
alga bloom. Akibatnya kadar oksigen limbah karet sungai batang Arau Padang,
11
terlarut bisa berkurang (Hallberg, 1989) . Sumatera Barat. Bahan-bahan kimia yang
Ikan Sapu Sapu (Liposarcus pardalis, dipakai untuk analisis seperti : Na2S.9H2O,
Linn.) merupakan salah satu jenis ikan yang MnSO4, NaOH/KI, H2SO4 pekat,
banyak ditemukan di perairan sekitar Na2S2O3, Penoftalin (pp), NaOH 0,02 N,
buangan pabrik karet sungai batang Arau HCl, Formalin, Heparin, sigma kit untuk
12
(Fadil, syaifullah dan zakaria, 2011) . glukosa dan dobler kit untuk laktat.
Keberadaan ikan ini erat kaitannya dengan Sedangkan alat yang digunakan adalah
kemampuan ikan jenis ini untuk bertahan kertas pH, spektrofotometer, alat titrasi.
hidup pada area perairan yang tercemar dan
mengalami deoksigenasi (Kottelat, et Metoda Penelitian
13
al.1993) . Meskipun demikian, gangguan Penelitian ini dilakukan dengan
fisiologis ikan sapu sapu yang hidup di menggunakan metoda survei yaitu

132|Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

15 + + -
melakukan pengamatan kualitas air pada 4 (Beutler,1984) kadar plasma K , Na , Cl
stasiun tempat pengambilan sampel air menggunakan metoda fotometri (Apha,
16
disekitar buangan limbah karet sungai 1980) , kadar plasma laktat menggunakan
batang Arau. Kemudian dilakukan kits komersil Sigma (da Silva dan da costa,
17
pengamatan perubahan aspek biokimia 1994)
darah ikan yang ditemukan pada 4 stasiun
sekitar buangan limbah karet sungai batang HASIL DAN PEMBAHASAN
Arau tersebut.
Kualitas air pada Perairan Sekitar
Pelaksanaan Penelitian Buangan Limbah Pabrik Karet Sungai
Sampel air dan ikan diambil disekitar Batang Arau. Setelah dilakukan
buangan limbah karet sungai Batang Arau. pengamatan serta pengukuran kualitas air
Lokasi pengambilan dibagi atas 4 stasiun pada perairan sekitar buangan limbah karet
pengambilan sampel. (Lampiran 1). Untuk sungai batang Arau, maka diperoleh hasil
pengamatan aspek fisiologis, sampel ikan sebagai mana tertera pada Tabel 1 :
diambil dari sampel ikan yang ditemukan
dengan ukuran yang homogen dengan Dari tabel 1 terlihat bahwa terjadi
jumlah 10 ekor perjenis perstasiun. Namun penurunan pH pada stasiun II, III dan IV
jika tidak mencukupi maka pengukuran dibandingkan stasiun I. Pada stasiun I pH
hampir mendekati netral sedangkan pada
aspek fisiologis tetap dilakukan Pengukuran
stasiun lainnya cenderung menurun bersifat
kualitas air dilakukan saat pengambilan
asam. Rendahnya pH tersebut disebabkan
sampel ikan pada masing-masing stasiun di
limbah yang dihasilkan oleh pabrik karet
lokasi buangan limbah pabrik karet sungai
umumnya mempunyai pH yang rendah yaitu
batang Arau. Parameter yang diukur adalah 19
pengukuran pH dengan menggunakan pH sekitar 3 5 (Sari, 2009) Hal ini erat
meter, kadar Oksigen terlarut dengan kaitannya dengan pemakaian asam dalam
menggunakan metoda EPA 405.1 (titrasi proses pembekuan lateks maupun pada proses
winkler), Kadar Ammonia dengan pencucian lateks tersebut dimana zat asam
menggunakan metoda Salisilat, kadar Nitrit tercampur bersama air bekas cucian yang
20
dengan menggunakan metoda diazotization terbuang bersama limbah. Mahida (1981)
14 menyatakan bahwa hal-hal yang dapat
(APHA, 1995) . Untuk mengukur Kadar
NaDH-Methemoglobin reduktase mempengaruhi nilai pH antara lain buangan
menggunakan metoda fotometri industri dan rumah tangga.

Tabel 1. Kualitas air pada perairan sekitar buangan limbah pabrik karet sungai Batang Arau

No. Parameter Satuan Baku mutu air Hasil Analisis pada Stasiun
18 I II III IV
PP. 82 Tahun 2001
1 pH 69 6,78 6,52 6,15 6,23
2 O2 mg/L 4 6,97 4,52 3,74 3,35
terlarut
3 NH3-N mg/L 0,5 0,075 0,154 0,98 0,758
4 NO2 mg/L 0,06 0,057 0,136 0,386 0,275

Kadar O2 terlarut tertinggi terdapat pada terendah pada stasiun III yaitu 3,35 mg/L.
stasiun I yaitu 6,97 mg/L sedangkan Penyebab utama berkurangnya konsentrasi

Semirata 2013 FMIPA Unila |


133
Muhammad Syukri Fadil, dkk: Biokimia Darah Ikan Sapu Sapu (Liposarcus pardalis,
Linn.) Di Perairan Sekitar Buangan Limbah Pabrik Karet Sungai Batang Arau

oksigen terlarut di dalam air adalah adanya perairan sungai batang Arau tetapi telah
zat pencemar yang dapat mengkonsumsi menggunakan sistem instalasi pengolahan
oksigen. Zat pencemar tersebut terutama air limbah (IPAL) yaitu dengan
terdiri dari bahan-bahan organik dan menggunakan sistem biologis atau lumpur
anorganik yang berasal dari berbagai aktif dan kemudian ditampung ke bak
sumber, seperti kotoran (hewan dan penampungan baru di buang ke perairan
manusia), sampah organik, bahan-bahan batang Arau. Sistem ini memberikan
buangan dari industri dan rumah tangga. efektifitas IPAL yang tinggi sehingga
Sebagian besar dari zat pencemar yang kualitas air limbah yang dihasilkan berada
memerlukan oksigen terlarut adalah dibawah baku mutu (Bapedalda Kota
5
senyawa organik (Golman dan Horne, Padang, 2003) .
21
1983) . Stasiun I merupakan daerah yang
Tingginya Kadar ammonia dan nitrit terendah kadar ammonia dan nitrit. Hal ini
pada stasiun III akibat dari buangan limbah disebabkan pada pinggiran sungai daerah
karet dari pabrik yang terdapat di pinggiran ini tidak terdapat buangan limbah karet.
sungai tersebut. Pabrik ini masih Adanya kadar ammonia dan nitrit dalam
menggunakan sistem buangan limbah jumlah kecil pada daerah ini berasal dari
langsung. Limbah dibuang melalui aliran limbah organik rumah tangga yang
sungai kecil yang dialirkan ke area pabrik. kemudian di urai oleh bakteri aerob dan
Pada stasiun IV kadar ammonia bebas dan anaerob menjadi ammonia, nitrit dan nitrat
21
nitrit juga tinggi. Hal ini karena letak (Golman dan Horne, 1983) .
stasiun IV yang bersebelahan arah ke hilir Setelah dilakukan pengukuran terhadap
stasiun III sehingga limbah juga mengalir kadar NaDH-Methemoglobin reduktase,
dan menumpuk pada stasiun IV. + + -
5
K , Na , Cl , dan laktat plasma darah ikan
(Bapedalda Kota Padang, 2003) . sapu sapu (Liposarcus pardalis Linn.) yang
Pada stasiun II kadar ammonia dan nitrit ditemukan pada perairan sekitar buangan
tidak begitu tinggi meskipun pada pinggiran limbah pabrik karet sungai batang Arau
terdapat pabrik karet. Hal ini karena pabrik maka diperoleh hasil seperti yang terlihat
yang terdapat pada pinggiran stasiun II pada tabel 2 :
tidak langsung membuang limbah ke

Tabel 2. Rata-rata kadar enzim NaDH-Methemoglobin reduktase, K +, Na+, Cl- dan laktat plasma
darahikan sapu sapu (Liposarcus pardalis, Linn.) yang ditemukan di perairan sekitar
buangan limbah pabrik karet sungai Batang Arau

No Lokasi NaDH- Potassium Natrium Klorida Plasma


Methemoglobin Plasma Plasma Plasma Laktat
reduktase (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) (mM)
(U/mg total Hb)
1 Stasiun I 0,52 5,75 153,35 143,56 18,35
2 Stasiun II 0,65 6,53 150,75 140,53 22,75
3 Stasiun III 0,80 8,75 105,40 125,45 40,45
4 Stasiun IV 0,95 9,50 103,50 120,75 45,50

Dari tabel 2 dapat terlihat adanya III, II dibandingkan dengan stasiun I. Hal
peningkatan rata-rata kadar enzim NaDH- ini erat kaitannya dengan keberadaan nitrit
Metemoglobin reduktase pada stasiun IV, di perairan yang masuk kedalam tubuh ikan

134|Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

dan menyebabkan terbentuknya III, IV dan II dibandingkan stasiun I erat


methemoglobin sehingga terjadi kaitannya dengan kondisi keadaan jaringan
peningkatan kadar methemoglobin darah ikan yang mengalami stress hipoksia akibat
11
(Fadil, dkk, 2011) . Sebagai usaha untuk terdedah nitrit. Hipoksia jaringan dan
mengembalikan bentuk methemoglobin ke produksi energi anaerobik dapat
bentuk oksihemoglobin maka tubuh ikan direfleksikan pada peningkatan konsentrasi
akan memproduksi enzim NaDH- 23
plasma laktat (Jensen et al, 1987 ;
Methemoglobin reduktase. Dengan 25
Stormer, Jensen dan Rankin, 1996 ). Hal
demikian kadar enzim ini meningkat
ini menunjukkan terjadinya aktifasi
didalam darah (Moraes, Aviles altran dan
22 glikolisis dimana terjadi mobilisasi
aguiar, 2001) glikogen di jaringan hati diinduksi oleh
Rata-rata kadar Potassium plasma juga hormon-hormon sebagai konsekwensi dari
mengalami peningkatan pada ikan yang stress lingkungan. Peningkatan plasma
ditemukan di stasiun IV, III, II laktat kemungkinan disebabkan proses
dibandingkan dengan stasiun I. Hal ini juga glikolisis an aerobik otot putih yang mana
berkaitan dengan keberadaan nitrit didalam menggunakan glikogen sendiri (Hochachka,
tubuh ikan. Nitrit secara kritis 26
1994)
mempengaruhi keseimbangan potassium.
Perlakuan nitrit pada ikan secara signifikan KESIMPULAN
+
meningkatkan K ekstraselluler (Jensen,
23
Andersen dan Heisler, 1987) . Peningkatan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
+
K+ ekstrasellular berasal dari K yang dilakukan mengenai kajian kualitas perairan
hilang dari sel darah merah dan otot rangka. dan nilai darah ikan sapu sapu (Liposarcus
Keluarnya K+ dari sel darah merah pardalis Linn.)yang ditemukan pada aliran
merupakan hasil dari aktifasi ko transpor buangan limbah karet di sungai batang
+ -
K /Cl yang secara normal terlibat pada arau, maka diperoleh kesimpulan :
pengaturan volume sel. Aktifasi keluarnya 1. Secara umum kualitas air pada perairan
+
K /Cl- mengharuskan air keluar dari sel sungai batang Arau sudah mengalami
secara osmosis dan oleh karenanya penurunan
menyebabkan penyusutan sel darah merah 2. Akibat perubahan kualitas air terutama
10
(Jensen, 1992) dengan tingginya nitrit telah
+ meningkatkan kadar enzim NaDH-
Lebih rendahnya rata-rata kadar Na dan +
-
Cl pada plasma darah ikan yang ditemukan Methemoglobin reduktase, K dan laktat
+ -
pada stasiun IV, III dan II dibandingkan serta menurunkan kadar Na dan Cl
dengan yang ditemukan pada stasiun I plasma darah ikan sapu sapu (Liposarcus
berkaitan erat dengan kemampuan nitrit pardalis Linn.).
yang mempunyai affinitas pada sel-sel
-
insang tempat pengambilan Cl sehingga UCAPAN TERIMA KASIH
nitrit dapat lebih cepat menggantikan
kedudukan dalam mekanisme pengambilan Ucapan terima kasih yang sebesar
- -
Cl . Dengan demikian masuknya Cl ke besarnya atas kerjasama dan Partisipasi
dalam tubuh menjadi berkurang sehingga semua pihak terutama Lembaga Penelitian
- +
mempengaruhi kadar Cl plasma darah. Na Unand, Bapedalda Sumatera Barat dan
- masyarakat sekitar sungai Batang Arau
yang berikatan dengan Cl secara otomatis
akan berkurang juga. (Gaino, Arillo dan Padang hingga penelitian ini dapat
24 terlaksana.
Mensi, 1984)
Tingginya konsentrasi plasma laktat ikan
yang ditemukan pada perairan stasiun DAFTAR PUSTAKA

Semirata 2013 FMIPA Unila |


135
Muhammad Syukri Fadil, dkk: Biokimia Darah Ikan Sapu Sapu (Liposarcus pardalis,
Linn.) Di Perairan Sekitar Buangan Limbah Pabrik Karet Sungai Batang Arau

Jensen F.B. (1992): Influence of


Walsh, P. J., H. L. Bergman, A. Narahara, haemoglobin conformation, nitrite and
C. M. Wood, P. A. Wright, D. J. Randall, eicosanoids on K+ transport across the
J. N. Maina and P. Laurent. 1993. Effects carp red blood cell membrane. Journal
of Ammonia on Survival, Swimming and of Experimental Biology, 171, 349371.
Activities of Enzymes of Hallberg, G.R. 1989. Nitrate in
NitrogenMetabolism in The Lake groundwater in t he United States. In:
Magadi Tilapia Oreochromis alcalicus Nitrogen management and
grahami. J. Exp. Biol. 180 ; 323-387. Groundwater Protection. Elsevier,
Suin, M. N. 1994. Dampak Pencemaran Amsterdam, pp. 35-74.
pada Ekosistem Perairan. Proseeding Fadil, M. S., Syaifullah, I. J. Zakaria, 2011.
Penataran Pencemaran Lingkungan,
Kajian Beberapa Aspek Fisika Kimia Air
Dampak dan Penanggulangannya. dan Aspek Fisiologis Ikan yang
Padang. Ditemukan Pada Aliran Buangan Pabrik
Zairion, D. 2003. Dampak Pembangunan Karet Di Sungai Batang Arau. Tesis
Terhadap Biota Air. Makalah Kursus pasca sarjana Biologi Universitas
AMDAL, IPB. Bogor. Andalas Padang.
Zulkifli dan Anwar, J. 1994. Alternatif Kottelat, M., Whitten, J. A., Wirjoatmodjo,
Penanggulangan Limbah Pabrik Karet. S. & Kartikasari, S. N. 1996. Freshwater
Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Fishes of Western Indonesia and
14; 1 : 60 67. Sulawesi. Jakarta: Periplus Edition.Ltd.
Bappedalda Kota Padang. 2003. Kualitas American Public Healt Association
Air Sungai Batang Arau. Laporan (APHA). 1995. Standard Method for
Tahunan Kondisi Batang Arau Kota Examination of Water and Wastewater,
Padang. (Tidakdipublikasikan). 23th Ed. Washington D.C. USA. Beutler,
E. 1984. Red Cell Metabolism : Manual
of Biochemical Method, 3. Ed., Grune &
Harmenius. 2004. Jenis-jenis Alga Epilitik
Stratton, Inc, 187p
pada Aliran Buangan Pabrik Karet si
Sungai Batang Arau. Skripsi Sarjana Beutler, E. 1984. Red Cell Metabolism :
Biologi FMIPA, Universitas Andalas Manual of Biochemical Method, 3. Ed.,
Padang (Tidak dipublikasikasikan). Grune & Stratton, Inc, 187p.
Abizar. 2005. Variasi Karakter Diatom Pada APHA, 1980. Standard Method for
Media Limbah Pabrik Karet. Tesis Pasca examination of Water and Waste, 12. Ed.,
Sarjana Biologi Universitas Andalas Washington, DC : Join Editorial board.
Padang. (Tidak dipublikasikan).
Peraturan Pemerintah No. 82. 2001. Da Silva, M. N. P. And O. T. F. Da Costa.
Pengelolaan Kualitas air dan 2003. Effects of Nitrite on
Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta. Hematological of Astronotus occellatus
Das P., S. Chandra, J.K. Ayyappan, B.K.D. of The Amazon. J. INPA. Aqua. 1756: 35
45.
Jena. 2004. Acute toxicity of ammonia
and its sub-lethal effects on selected Peraturan Pemerintah Mentri Lingkungan
haematological and enzymatic Hidup (PP Menteri LH). 2001. Baku
parameters of mrigal, cirrhinus mrigala Mutu air limbah Bagi Usaha dan atau
(Hamilton). Aquac.Re. 35(2): 134-1 kegiatan Industri karet, Kementrian
Lingkungan Hidup. Jakarta.

136|Semirata 2013 FMIPA Unila


Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Sari, M. 2009. Pengendalian Limbah Cair di Gaino, E., A. Arillo dan P. Mensi. 1984.
Pabrik Benang Karet. PT Industri Karet Involvement of the Gill Chloride Cells of
Trout under Acute Nitrite intoxication.
Nusantara Medan. Fakultas Matematika Comparative Biochemiestry and
dan Ilmu Pengetahuan Alam. USU Physiology 77: 611-617 Stormer J., F.B.
Repository. Medan. Jensen and J.C. Rankin. 1996. Uptake of
nitrite, nitrate, and bromide in rainbow
Mahida, V. N. 1981. Water Polution and trout, Oncorhynchus mykiss: eects on
Disposal of Wastewater on Land. Tata ionic balance. Canadian Journal of
Mc. Graw-Hill. New Delhi. Fisheries and Aquatic Sciences, 53,
19431950.
Goldman, C. R. dan Horne A. J. 1983.
Limnology. London: Mc-Graw Hill Stormer J., F.B. Jensen and J.C. Rankin. 1996.
Uptake of nitrite, nitrate, and bromide in
International Book Company rainbow trout, Oncorhynchus mykiss: eects
on ionic balance. Canadian Journal of
Moraes, G., I. M. Avilez, A. E. Altran and Fisheries and Aquatic Sciences, 53, 1943
L. H. de Aguiar. 2001. Biochemical 1950.
Effect of Environmental Nitrite in Hochachka, P. W. 1994. Muscle as
matrinxa (Brycon cephalus). University
Molecular and Metabolic Machine. CRC
of Sao Carlos. Brazil
Press. Boca Raton, 158 p.
Jensen, F. B., N. A. Andersen and N. Heisler. 1987
Eects of nitrite exposure on blood respiratory
properties, acidbase and electrolyte regulation in the
carp
(Cyprinus carpio). Journal of
Comparative Physiology B, 157, 533
541.

Semirata 2013 FMIPA


Unila |137
138|Semirata 2013 FMIPA Unila

Anda mungkin juga menyukai