Anda di halaman 1dari 21

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha perikanan secara berangsur-angsur berubah dari system tradisional
rnenuju pengelolaan secara intensif. Perubahan sistem pengelolaan
tersebutditandai dengan penerapan paket-paket teknologi yang disebut SAPTA
USAHA PERIKANAN, meliputi pengelolaan tanah, pemupukan dan pengapuran
dasar, penelolaan air, seleksi benih, penelolaan pakan, pengendalian dan
penyakit,pasca panen dan pemasaran. Setiap komponen sapta usaha tersebut
terkait erat. Namun komponen yang tergolong paling menentukan keberhasilan
secara ekonomis adalah pengeloaan pakan (Rukayah, 2015).
Pakan merupakan komponen tertinggi dalam struktur biaya operasi
budidaya baik ikan maupun udang, dimana biaya pakan (feed cost) dapat
mencapai 40-70% dari biaya operasi. Hal ini mengandung arti bahwa harga pakan
sangat berperan dalam menentukan tinggi atau rendahnya biaya produksi ikan.
Dilihat dari sisi produksi,bahan baku pakan ikan di Indonesia sebagian besar
masih impor, utamanya tepung ikan, tepung kedelai, dan tepung jagun, atau
kalaupun ada produk dalam negeri biasanya harganya lebih mahal dan kualitasnya
lebih rendah dari produk impor. Sementara itu, secara teknis, sumber protein
pakan umumnya berasal dari tepung ikan. Dalam kenyataannya, harga tepung ikan
di pasar dunia cenderung terus naik, karena supply lebih sedikit dari pada
demand (Bappenas, 2014). Untuk mengatasi masalah ini perlu adanya
penggunaan bahan baku lokal yang berpotensi sebagai BBP sehingga akan
menurunkan harga produksi.
Kordi (2010) diacu oleh Hutasoit dkk., (2015) menyatakan bahwa
pemanfaatan bahan baku lokal yang cukup tersedia dengan harga yang terjangkau
perlu ditempuh. Ikan sapu-sapu merupakan bahan lokal yang tersedia dengan
harga yang terjangkau. Selain ketersediaan yang memadai juga tidak bersaing
dengan kebutuhan manusia dan hewan lainnya dan mudah didapatkan. Ikan sapu-
sapu memiliki kadar protein yang tinggi dan memiliki keseimbangan asam amino
dengan jenis ikan lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai pakan alternatif.
Diharapkan dengan penambahan tepung ikan sapu-sapu ini dapat dijadikan tepung
ikan, karena dengan pemberian pakan yang bergizi tinggi sangat mempengaruhi
pertumbuhan ikan.
Menurut Susanto (2004) diacu oleh Istanti (2005) menyatakan bahwa ikan
sapu-sapu bukan merupakan ikan asli Indonesia melainkan merupakan jenis ikan
hasil introduksi dari Brazil. Ikan sapu-sapu merupakan jenis ikan yang sering
ditemukan di sungai, danau atau rawa. Ikan ini paling bisa beradaptasi dengan
perairan yang kandungan oksigen terlarutnya rendah dimana pertumbuhannya
relatif cepat tanpa membutuhkan pemeliharaan yang intensif seperti jenis ikan
lainnya. Studi mengenai budidaya ikan Lele belum banyak dilakukan, khususnya
terkait dengan pemberian pakan dengan penambahan bahan protein pada pakan
2

komersil dengan menggunakan ikan Sapu-sapu. Ikan Sapu-sapu merupakan salah


satu komoditi perikanan yang belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga
keberadaan dianggap sebagai komoditi tidak penting. Selain itu ikan Sapu-sapu
memiliki kadar protein yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai bahan utama
dalam pembuatan pakan serta tersedia cukup di alam.
Sejak tahun 2013 ikan sapu-sapu mulai menjadi hama bagi perairan di
Danau Tempe Kabupaten Sidrap dan di Danau Tempe Kabupaten Soppeng.
Meskipun keberadaan ikan ini begitu melimpah namun tidak bisa dimanfaatkan
oleh masyarakat sekitar. Bahkan sejak kemunculan ikan ini masyarakat yang
berprofesi sebagai nelayan menurun hingga 30%. Hal ini disebabkan kulit ikan
sapu-sapu yang berduri dan keras dapat merusak jaring nelayan ketika terjebak.
Ikan sapu-sapu merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang ada di Indonesia.
Ikan ini belum banyak dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pangan
karena mempunyai kulit yang tebal dan keras (Istanti, 2005).
Dalam beberapa penelitian di temukan bahwa daging Ikan Sapu-Sapu
mengandung logam berat, walaupun masih di bawah standar maksimum yang
ditetapkan. Hal ini karena Ikan sapu-sapu hidup pada kondisi perairan yang
tercemar. Menurut Prihardhyanto (1995) diacu oleh Istanti (2005). Jika diamati
cara makan ikan sapu-sapu, gerakannya yang lambat dan cenderung menetap di
dasar perairan, dengan kemampuan hidup yang kuat, ikan ini cenderung memiliki
kandungan logam berat yang hampir sama dengan lingkungan tempat hidupnya.
Bila perairannya bersih, maka ikan ini aman untuk dikonsumsi demikian juga
sebaliknya.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji kelayakan daging
ikan sapu-sapu sebagai bahan baku pakan ikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana potensi daging ikan sapu-sapu di danau Sidenreng dan danau
Tempe sebagai Bahan Baku Pakan ikan?
2. Bagaimana pengaruh pemberian pakan dari tepung daging ikan sapu-sapu
pada ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui potensi daging ikan sapu-sapu di danau Sidenreng dan danau
Tempe sebagai bahan baku pakan ikan.
2. Menganalisis pengaruh pemberian pakan dari tepung daging ikan sapu-
sapu pada ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus).

1.4 Urgensi dan Manfaat Penelitian


1. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan teori ilmiah mengenai
bagaimana potensi daging ikan sapu-sapu di danau Sidenreng dan danau
Tempe sebagai bahan baku pakan ikan.
3

2. Dapat menjadi landasan yang kuat untuk membuat suatu inovasi dalam
pembuatan sediaan bahan baku lokal sebagai bahan baku pakan ikan
nasional.

1.5 Luaran yang Diharapkan


1. Draft paten pembuatan bahan baku pakan ikan dari daging ikan sapu-sapu.
2. Publikasi pada seminar atau jurnal nasional.

1. 6 Manfaat
1. Mendapatkan Formulasi yang tepat pakan dari tepung ikan sapu sapu
(Hyposarcus pardalis)
2. Inovasi bahan baku lokal yang murah dan melimpah dalam pembuatan
pakan ikan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
Menurut Saanin (1984) dalam Ratnasari (2011) klasifikasi ikan lele dumbo
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Metazoa
Phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub Class : Teleostei
Ordo : Ostariophysoidei
Sub Ordo : Siluroidea
Family : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias gariepinus
Morfologi ikan lele secara umum adalah tubuh memanjang dan berbentuk
silindris, kepala pipih berbentuk seperti setengah lingkaran, ekor berbentuk pipih,
permukaan kulit licin dan tidak bersisik, mengeluarkan lendir dan warna tubuh
bagian atas gelap dan bagian bawah agak terang. Ikan lele memiliki mata yang
kecil, memiliki 4 pasang alat peraba atau biasa disebut sungut, terdapat 2 buah alat
olfaktori yang terletak dekat sungut hidung yang berfungsi sebagai alat peraba
atau penciuman dan pada bagian depan sirip dada terdapat jari-jari sirip yang
mengeras atau biasa disebut patil yang berfungsi sebagai alat pergerakan di air
dan alat pertahanan diri (Utami, 2009).
Ikan lele bersifat nokturnal yaitu aktif mencari makan pada malam hari.
Pada siang hari ikan ini memilih berdiam diri dan berlindung di tempat gelap.
Ikan lele ini memiliki kebiasaan membuat atau menempati lubang-lubang di tepi
sungai atau kolam sebagai sarangnya dan mengaduk-ngaduk lumpur di dasar air
4

untuk mencari makanan. Ikan lele termasuk ikan omnivora, juga cenderung
bersifat karnivora. Di alam bebas, makanan alami ikan lele terdiri fitoplankton
dari jenis alga dan zooplankton yang berupa jasad-jasad renik seperti kutu air,
cacing rambut, rotifera, jentik-jentik nyamuk, ikan kecil serta sisa bahan organik
yang masih segar. Ikan lele juga senang makanan yang membusuk sehingga
termasuk golongan pemakan bangkai dan bersifat kanibal saat jumlah makanan
kurang tersedia (Setiadi, 2008).

2.2 Ikan Sapu-sapu (Lyposarcus pardalis)


Ikan sapu-sapu bukan merupakan ikan asli Indonesia melainkan merupakan
jenis ikan hasil introduksi dari Brazil. Ikan sapu-sapu merupakan jenis ikan yang
sering ditemukan di sungai, danau atau rawa. Ikan ini paling bisa beradaptasi
dengan perairan yang kandungan oksigen terlarutnya rendah dimana
pertumbuhannya relatif cepat tanpa membutuhkan pemeliharaan yang intensif
seperti jenis ikan lainnya. Selain itu ikan Sapu-sapu merupakan hewan pemakan
alga atau sisa-sisa pakan sehingga selama ini sebagian besar masyarakat
memanfaatkan ikan tersebut hanya sebagai pembersih akuarium. Ikan ini belum
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai sumber pangan (Istanti,
2005)
Menurut Hutasoit (2014) menyatakan bahwa sistem klasifikasi dari ikan
sapu-sapu sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Siluriformes
Famili : Loricariidae
Genus : Liposarcus
Spesies: Liposarcus pardalis
Ikan sapu-sapu memiliki tubuh yang ditutupi dengan sisik keras kecuali
bagian perutnya, bentuk tubuh pipih, kepala lebar, mulut terletak dibagian kepala
dan berbentuk cakram, memiliki adifose fin yang berduri. Semua sirip kecuali
ekor selalu diawali dengan jari-jari keras. Sirip punggung lebar dengan tujuh jari-
jari lemah (Hypostosmus sp) atau 10-13 jari-jari lemah (Hyposarcus pardalis),
warna tubuh cokelat atau abu-abu dengan bintik-bintik hitam diseluruh tubuhnya
(Kottelat et al, 1993 dalam Istanti, 2005)
Jika diamati cara makan ikan sapu-sapu, gerakannya yang lambat dan
cenderung menetap di dasar perairan, dengan kemampuan hidup yang kuat, ikan
ini cenderung memiliki kandungan logam berat yang hampir sama dengan
lingkungan tempat hidupnya. Bila perairannya bersih, maka ikan ini aman untuk
dikonsumsi demikian juga sebaliknya. Berdasarkan ususnya yang panjang dan
tersusun melingkar seperti spiral, ikan sapu-sapu dapat dikelompokkan ke dalam
jenis ikan herbivora. Sedangkan berdasarkan relung makannya yang luas maka
5

ikan sapu-sapu dikelompokkan ke dalam jenis eurifagik(ikan pemakan bermacam-


macam makanan (Prihardhyanto 1995 dalam Istanti, 2005).
Jenis ikan dan kandungan nutrisi dalam ikan menurut Balai Besar Riset
Pengolahan Produk dan Bioteknologi (2010) dalam Hutasoit (2014) sebagai
berikut:
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Ikan
Kadar Kadar Kadar
Nama Ikan Nama Latin Kadar Abu
Air Protein Lemak
Jangilus Istiophorus gladius
72 1 23 43,2
Sapu-sapu Hyposarcas pardalis
77,5 1.01 19,71 1,73
Lele Clarias batracus
77,99 1, 63 19,91 1,96
Nila Oreochromis
77, 1,2 18, 8 2, 8
Hitam niloticus
7, 81 1,25 12,45 0,55
Manyung Arius thalasinus

2.3 Komponen Nutrisi Pakan


Bahan pakan buatan merupakan bahan hasil pertanian, perikanan,
peternakan dan hasil industri yang mengandung zat gizi dan layak digunakan
sebagai pakan. Beberapa persyaratan dalam pemilihan bahan baku pakan
(Afrianto dkk, 2005 dalam Devani dkk,2015):
1. Nilai gizi,
Kandungan gizi paka buatan dapat disesuaikan menurut kebutuhan.
2. Mudah dicerna
Bahan baku pakan buatan hendaklah mudah dicerna oleh ikan agar nilai
efisiensi pakannya cukup tinggi.
3. Tidak mengandung racun
Racun adalah zat yang dapat menyebabkan sakit atau kematian ikan. Racun
yang mencemari bahan baku pakan antara lain obat pemberantas hama dan
buangan industri.
4. Mudah diperoleh
Biaya terbesar dalam budi daya ikan adalah biaya pakan. Apabila bahan baku
pembuatan pakan sulit diperoleh, biaya pengadaan pakan juga akan meningkat.
5. Nilai ekonomi
Dalam pemilihan bahan baku pakan ikan, hendaklah mempertimbangkan
efisiensi pakan yang akan dibuat dengan memilih bahan baku yang lebih
murah.

Menurut Devani dkk (2015) menyatakan bahwa dalam pembuatan pakan


salah satu yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kebutuhan nutrisi ikan.
Kebutuhan ikan akan beberapa kandungan nutrisi adalah sebagai berikut:
1. Protein
6

Kebutuhannya berkisar antara 20-60%. Untuk ikan-ikan laut biasanya


kebutuhan protein cukup tinggi karena merupakan kelompok ikan karnivora
yaitu berkisar antara 30-60%. Sumber protein dapat diperoleh dari hewani atau
nabati tetapi untuk ikan laut lebih menyukai sumber protein diambil dari
hewani.
2. Lemak
Kebutuhannya berkisar antara 4-18%. Sumber lemak/lipid biasanya adalah:
Hewani: lemak sapi, ayam, kelinci, dan minyak ikan.
Nabati: jagung, biji kapas, kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, dan kacang
kedelai.
3. Karbohidrat
Karbohidrat terdiri dari serat kasar dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen
(BETN), kebutuhannya berkisar antara 20-30%. Sumber karbohidrat biasanya
dari nabati seperti jagung, beras, dedak, tepung terigu, tapioka, sagu, dan lain-
lain. Kandungan serat kasar kurang dari 8% akan menambah struktur pellet,
jika lebih dari 8% akan mengurangi kualitas pelet ikan.
4. Vitamin dan mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral berkisar antara 2-5%.

2.4 Kualitas Air


Menurut Hutasoit (2014) menyatakan bahwa beberapa faktor lingkungan
yang berpengaruh, antara lain : suhu, pH dan oksigen:
1. Suhu
Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu penyebaran
organisme baik dilaurtan maupun di perairan tawar dibatasi oleh suhu perairan
tersebut.
2. pHAir
pH air mempengaruhi tingkat kesururan perairan karena mempengaruhi
kehidupan jasad renik.
3. Oksigen Terlarut
Ketersediaan oksigen sangat berpengaruh terhadap metabolisme dalam tubuh
dan untuk kelangsungan hidup suatu organisme.

BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan
tahapan penelitian sebagai berikut.
3.1 Penyiapan Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan ialah akuarium berukuran 80 x 40 x 50 cm,
timbangan, aerator, penggaris, kertas lakmus, DO meter, termometer, ember, alat
tulis, mesin penggiling pakan, mesin pengaduk pakan (mixer), mesin pembentuk
pakan, kamera, kertas milimeter.
7

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain benih ikan lele
berukuran 5 6 cm sebanyak 270 ekor sebagai ikan uji, tepung daging ikan sapu-
sapu dan pakan komersil sebagai pakan percobaan.

3.2 Pelaksanaan Penelitian


3.2.1. Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan ikan lele adalah akuarium
berukuran 80 x 40 x 50 cm sebanyak 9 unit. Setiap wadah akuarium dicuci bersih
kemudian dijemur dengan sinar matahari hingga kering. Wadah akuarium yang
sudah kering kemudian diisi dengan air bersih yang berasal dari bak tandon.
Masing-masing ketinggian air pada wadah akuarium adalah 30 cm diberi aerasi
dan diberi label perlakuan dan ulangan secara acak.

3.2.2. Uji Proksimat dan Logam Berat


Sebelum formulasi pakan dilakukan Uji Proksimat untuk mengetahui
kandungan nutrisi yang terkandung dalam daging ikan sapu-sapu. Uji Logam
Berat dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kandungan logam berat yang
terkandung dalam daging ikan sapu-sapu.

3.2.3. Formulasi dan Pembuatan Pakan


Dalam penelitian pakan yang digunakan yaitu pakan komersil dengan kadar
ptotein 16%, dan menggunakan tepung ikan sapu-sapu sebagai substitusi protein
sehingga kadar protein meningkat dari 16%, 21%, dan 26% ketiga tingkatan kadar
protein tersebut menjadi perlakuan yang digunakan dalam penelitian.
PK 16% = 100% Pakan Komersil
PK 21% = 24,71% Tepung Pakan Komersil + 75,28% Tepung Daging Ikan Sapu-
sapu
PK 26% = 49,43% Tepung Pakan Komersil + 50,56% Tepung Daging Ikan Sapu-
sapu

3.2.4. Pemeliharaan Ikan


Pemeliharaan ikan dilakukan pada akuarium dengan jumlah 9 buah
berukuran 80 x 40 x 50 cm yang diisi air sebanyak 30 cm. Akuarium diisi
sebanyak 30 ekor ikan. Setiap akuarium dilengkapi dengan selang dan batu aerasi
atau aerator. Air yang digunakan untuk mengisi akuarium yaitu air yang berasal
dari tandon yang sudah diaerasi selama 24 jam.
Sebelum diberi perlakuan, ikan diadaptasikan agar dapat menyesuaikan diri
dengan kondisi lingkungan penelitian dan pakan uji yang diberikan. Untuk
memulai perlakuan, terlebih dahulu ikan dipuasakan selama 1 hari dengan maksud
menghilangkan sisa pakan sebelumnya didalam tubuh ikan. Ikan kemudian
ditimbang dan dimasukkan kedalam wadah penelitian.
8

Pada saat perlakuan, pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali sehari


yaitu pagi dan sore dengan pemberian pakan yaitu 5% dari bobot ikan. Akuarium
disipon setelah 15 menit pemberian pakan untuk membuang sisa pakan yang ada
di dasar akuarium sehingga kualitas air bisa terjaga selama dalam penelitian.
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 2 bulan, dimana setiap 1 x 2 minggu
dilakukan sampling dengan menimbang semua ikan pada setiap wadah.

3.2.5. Pengukuran Panjang dan Bobot Ikan Lele


Pengukuran sampel benih ikan lele dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan ikan dan tingkat penyesuaian ikan terhadap pakan dan lingkungan
agar dapat bertahan hidup. Pengukuran dilakukan dengan cara mengambil ikan
seluruhnya untuk ditimbang beratnya dengan timbangan analitik dan panjang
diukur dengan menggunakan milimeter blok yang telah dilaminating. Pengukuran
benih ikan ujidilakukan dalam keadaan basah dengan timbangan analitik.
Cara menimbang ikan uji dengan meletakkan gelas ukur yang telah diisi air
keatas timbangan yang berada pada posisi on kemudian menekan tombol tare
angka pada layar timbangan kembali pada 0,00 g, lalu ikan diambil dari ember
dan ditiriskan sebentar, kemudian benih ikan dimasukkan ke dalam wadah dan
ditimbang. Pengukuran panjang yang digunakan pengukuran panjang total ikan
yaitu dari ujung mulut hingga ujung ekor. Pengukuran dilakukan setiap 1 x 2
minggu selama 3 bulan pemeliharaan.

3.2.6. Pengukuran Parameter Kualitas Air


Sifat fisika dan kimia air diamati seminggu sekali dan diamati secara in situ
di tempat penelitian. Parameter kualitas air yang diamati meliputi, suhu, oksigen
terlarut, dan pH.
Tabel 2. Parameter Kualitas
Parameter Satuan Alat/Metode
O
Suhu C Termometer
Oksigen Terlarut (mg/L) DO meter
pH - pH meter

3.3 Tahapan Kegiatan, Luaran per Tahun, dan Indikator Capaian


Tabel 3. Indikator Pencapaian Kegiatan
Tahapan Kegiatan Luaran Indikator Capaian
Penyiapan sampel dan Tepung kan Sapu- Diperoleh tepung ikan
pembuatan tepung ikan sapu sapu-sapu
Formulasi pakan
Diperoleh formulasi pakan
Formulasi Pakan tepung ikan Sapu-
tepung ikan Sapu-sapu
sapu
Pembuatan Tepung ikan Pakan dari tepung Diperoleh pakan dari
Sapu-sapu Ikan Sapu-sapu tepung Ikan Sapu-sapu
9

1. Diperoleh data
mengenai pengaruh
pertumbuhan ikan Lele
yang diberi pakan dari
Uji pemberian pakan dari tepung ikan Sapu sapu
Tepung Ikan Sapu-sapu 2. Diperoleh
formulasi pakan dari
tepung ikan sapu-sapu
yang baik sebagai pakan
ikan Lele

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data


Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
menggunakan 3 variasi pakan dengan 3 ulangan. Data yang diperoleh dianalisa
menggunakan Analysis Of Variance (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95%. Jika
ada perbedaan nyata (p<0.05) maka dilanjutkan dengan uji Tukey dengan taraf
kepercayaan 95% untuk mengetahui signifikasi data. Uji ANOVA dan uji Tukey
dilakukan menggunakan sofware SPSS 21.

3.5 Cara Penafsiran Hasil


Pakan dari tepung ikan Sapu-sapu yang diberikan ke ikan Lele dengan 3
tingkatan protein yang berbeda. yaitu: PK 16%, PK 21% dan PK 26%. Pemberian
ketiga pakan tersebut akan dilihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan
meliputi aspek pertumbuhan, serta rasio konversi pakan. Data yang diperoleh akan
menunjukkan apakah adanya pengaruh pertumbuhan yang berbeda dengan
pemberian 3 tingkatan protein yang berbeda.

3.6 Penyimpulan Hasil Penelitian


Pakan ikan dari tepung daging ikan sapu-sapu yang mampu menjadi pakan
yang berperan dalam pertumbuhan ikan Lele dan memiliki kandungan protein
yang cukup tinggi yang baik untuk pertumbuhan ikan. Adanya perbedaan
tingkatan penambahan tepung daging ikan sapu-sapu pada 3 formulasi pakan yang
akan memberikan hasil berupa pertumbuhan yang berbeda pada masing-masing
ikan yang diberikan pakan dengan formulaasi yang berbeda.

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4. Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang 5.654.000,-
2 Bahan habis pakai 2.390.000,-
10

3 Perjalanan 1.800.000,-
4 Lain-lain 1.750.000,-
Jumlah 11.594.000,-

4.2 Jadwal Penelitian


Tabel 5. Jadwal Kegiatan
No Bulan
Jenis Kegiatan
. 1 2 3 4 5
Penyiapan Surat Izin dan
1.
penyediaan sampel
Uji Proksimat dan Kandungan
2.
logam berat sampel
Formulasi dan pembuatan
3.
pakan
Pemeliharaan dengan
4.
pemberian pakan uji
5. Pembuatan laporan

DAFTAR PUSTAKA

Bappenas. 2014. Kajian Strategi Pengelolaan Perikanan Berkelanutan. Direktorat


Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Hutasoit Denny Y. 2014. Pengaruh Penambahan Tepung Daging Ikan Sapu Sapu
(Lyposarcus pardalis) pada Pakan Ikan Komersil Terhadap Pertumbuhan
Ikan Ptin (Pangisius sp.). Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara
Istanti. 2005. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Karakteristik Kerupuk Ikan
Sapu-sapu (Hyposarcus pardalis). Universitas Pertanian Bogor. Bogor
Rukaya, 2015. Teknik Peningkatan Produksi Ikan melalui Pakan Ramah
Lingkungan. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto
Ratnasary, Debby. 2011. Teknik Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus) di Biotech Agro, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur.
Universitas Airlangga. Surabaya
Setiadi, Riki. 2008. Efektivitas Perendaman 24 Jam Benih Lele Dumbo (Clarias
sp.) dalam Larutan Paci-paci (Leucas lavandulaefolia) terhadap
Perkebangan Populasi Trichodina sp. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Utami, Windu Puji. 2009. Efektivitas Ekstrak Paci-paci (Leucas lavandulaefolia)
Yang Diberikan Lewat Pakan untuk Pencegahan dan Pengobatan Penyakit
Mas (Motile Aeromonas Septicemia) pada Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.)
11

Lampiran 1.1 Biodata Ketua Peneliti


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhammad Akbar
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Budidaya Perairan
4 NIM L22115307
5 Tempat dan Tanggal Lahir Soppeng, 01 Maret 1997
6 E-mail Muh.akbar010397@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0858 2533 1118

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SD Negeri 47 SMP Negeri 1 SMA Negeri 6
Nama Institusi
Lamarung Marioriawa Soppeng
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar Tempat
- - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
- - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P.

Makassar, 23 Oktober 2017


Ketua Pelaksana,

(Muhammad Akbar)
NIM : L221 15 307
12

Lampiran 1.2 Biodata Anggota 1


A. IdentitasDiri
1 Nama Lengkap Yusdalifa Ekayanti Yunus
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Budidaya Perairan
4 NIM L22114313
5 Tempat dan Tanggal Lahir Lome, 24 Juni 1996
6 E-mail yusdalifaekayantibdpfikp@yahoo.co.id
7 Nomor Telepon/HP 082349096083

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama SMPN 1
SDN 263 Duampanua SMAN 1 Pinrang
Institusi Patampanua
Jurusan - - IPA
Tahun
Masuk- 2002 2008 2008 - 2011 2011 - 2014
Lulus

C. Penghargaan dalam 5 tahun Terakhir (dariPemerintah,


AsosiasiatauInstitusiLainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Kementrian Pekerjaan
Finalis Lomba KTI Nasional Umum Badan Penelitian
1 2013
Push Air (Kementrian PU) dan Pengembangan
Sumber Daya Air
Finalis Lomba Olimpiade
Lembaga Pendidikan
4 Sains Nasional Bidang 2013
Olimpiade Nasional
Kebumian
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P.
Makassar, 23 Oktober 2017
Anggota 1,

(Yusdalifa Ekayanti Yunus)


NIM : L221 14 313
13

Lampiran 1.3 Biodata Anggota 2


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Angriani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Budidaya Perairan
4 NIM L22115509
5 Tempat dan Tanggal Lahir Maros, 31 Juli 1997
6 E-mail anggriani_anggi3107@yahoo.co.id
7 Nomor Telepon/HP 0823 9324 3431

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SD Negeri 30 SMP Negeri 2 SMA Negeri 1
Nama Institusi
Maros Maros Maros
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Ilmiah/Seminar Tempat
- - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
- - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P.

Makassar, 23 Oktober 2017


Anggota 2,

(Angriani)
NIM : L22115509
14

Lampiran 1.4 Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dr. Ir. Siti Aslamyah, MP
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi -
4 NIDN 0001096901
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kurau, 1 September 1969
6 E-mail sitiaslamyahuh@yahoo.co.id
7 Nomor Telepon /HP 0411584637/081342765705

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Universitas Universitas Institut
Tinggi Lambung Hasanuddin Pertanian Bogor
Mangkurat
Jurusan Budidaya Nutrisi Ikan Fisiologi Nutrisi
Perairan Ikan
Tahun Masuk- 1987-1992 1994-1997 2002-2006
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Waktu dan
No. Judul Artikel Ilmiah
Pertemuan/Seminar Tempat
1 Seminar Sehari Peranan Mikroflora Banjarbaru,
Bioteknologi Saluran Pencernaan Kalimantan
Akuakultur. Sebagai Probiotik untuk Selatan, 8
Meningkatkan Januari 2007
Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Ikan
2 Simposium Nasional Mikroflora dan Bogor, 14
Bioteknologi dalam kontribusinya dalam Agustus 2008
Aquakultur II 2008 saluran pencernaan ikan
gurame
3 Workshop Peranan Peranan Nutrisi Ikan dalam Banjarbaru, 13
Nutrisi Ikan dalam Pengembangan Ikan-Ikan Desember
Pengembangan Budi Rawa Perairan Rawa 2008
Daya Ikan-Ikan Perairan
Rawa
4 Seminar Nasional Respon kadar glukosa dan Makassar, 10
Perikanan dan Kelautan trigliserida darah ikan Oktober 2009
Kawasan Timur bandeng (Chanos-chanos
15

Indonesia. Kerjasama Forsskal) pada berbagai


FIKP-Unhas, kadar protein-karbohidrat
Konsorsium Mitra pakan buatan.
Bahari Makassar, dan
DKP Propinsi Sul-Sel
5 Lokakarya Manajemen Good Laboratory Practices Makassar, 14
Laboratorium. Fakultas Nopember
Ilmu Kelautan dan 2009
Perikanan, Unhas
6 Simposium Nasional Efektivitas Pakan Buatan Bogor, 7
Bioteknologi dalam yang diperkaya ekstrak Oktober 2010
Aquakultur III 2010 bayam dalam menstimulasi
molting pada produksi
kepiting bakau cangkang
lunak
7 Seminar Research Grant Kadar Glukosa dan Jakarta, 22
IMHERE-Dikti Tridliserida Darah serta Oktober 2010
Deposisi Glikogen Hati
dan Otot pada Berbagai
Level Kromium Organik
(Cr3+) dan Karbohidrat
Pakan Buatan Udang
Windu (Penaeus monodon)
8 International Seminar Effectivity of Microbe Makassar, 25
FIKP Unhas-DKP Bacillus sp. and Oktober 2010
Carnobacterium sp. on
Rearing of Juvenile Giant
Gouramy, Osphronemus
Gouramy Lacepede
9 Seminar Nasional Effect of Microbe Bacillus
Perikanan dan Kelautan sp.and Carnobacterium sp. Pekanbaru,
Bringing the Better As Feed Additive on Riau, 26-27
Science for the Better Glukose Content in Blood, Oktober 2011
Fisheries and the Better Metabolic Rate and Energy
Future Balance in The Omnivores
Phase Giant Gouramy,
Osphronemus gouramy
Lac.
10 SEMNASKAN UGM Respon Molting, Yogyakarta, 14
2012 Pertumbuhan, dan Juli 2012
Komposisi Kimia Tubuh
16

Kepiting Bakau pada


berbagai Kadar
Karbohidrat-Lemak Pakan
Buatan yang Diperkaya
dengan Vitomolt
11 Wallacea-Darwin Glucose Content of Makassar, 4-7
Science Symposium Haemolymph, Feed September
Hasanuddin University- Efficiency and Growth in 2012
Indonesia Charles Mud Crabs on Various
Darwin University- Feed Carbohydrate and
Australia Lipid Levels Enriched by
Vitomolt

D. Penghargaan dalam 5 tahun Terakhir


Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 Pemakalah oral terbaik Panitia Simposium 2006
Nasional Bioteknologi
dalam Aquakultur 2006.
2 Pemakalah oral terbaik Panitia Simposium 2008
Nasional Bioteknologi
dalam Aquakultur 2008.
3 Satyalancana Karya Satya X Presiden RI 2009
Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam Pendamping Mahasiswa untuk pengajuan proposal PKM-P.

Makassar, 23 Oktober 2017

Dr. Ir. Siti Aslamyah, MP.


17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang
Harga
Justifikasi Jumlah
No. Material Kuantitas Satuan
Pemakaian (Rp)
(Rp)
Sewa
1. Laboratorium Eksperimen 4 bulan 200.000 800.000
Pembenihan
Sewa
2. Laboratorium Eksperimen 3bulan 200.000 400.000
Kualitas Air
Sewa
Laboratorium
Nutrisi dan
3. Eksperimen 3 bulan 200.000 600.000
Teknologi Pakan
+ peralatan
ekstraksi
Pengukuran suhu
9 buah 20.0000 180.000
4. Termometer air
5. Blower Aerasi Akuarium 1 buah 500.000 500.000
6. Pipa 4 meter Aerasi Akuarium 4 buah 30.000 120.000
7. Sambungan T Aerasi Akuarium 10 buah 3.000 30.000
8. Sambungan L Aerasi Akuarium 5 buah 3.000 15.000
Sambungan
3 buah 3.000 9.000
9. Lurus Aerasi Akuarium
10. Penutup Pipa Aerasi Akuarium 2 buah 5.000 10.000
Pengukuran
2 buah 10.000 20.000
11. Penggaris panjang
Pembersihan
Akuarium/tempat 2 buah 10.000 20.000
12. Ember pakan
13. Talang Tempat pakan 20 buah 15.000 300.000
14. Baskom Tempat pakan 2 buah 25.000 50.000
Alas penjemuran
2 buah 100.000 200.000
15. Tenda pakan
Sewa mesin
penggiling Menggiling 1 unit 200.000 200.000
16. pakan pakan
Sewa mesin
1 unit 200.000 200.000
17. pengaduk pakan Mengaduk pakan
18

Sewa mesin
pembentuk Membentuk 1 unit 200.000 200.000
18. pakan pakan
Wadah
Akuariumukuran pemeliharaan 9 buah 200.000 1.800.000
19. 80 x 40 x 50 cm ikan
SUB TOTAL (Rp) 5.654.000

2. Bahan Habis Pakai


Harga
Justifikasi
No. Nama Bahan Volume Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian
(Rp)
Daging Ikan
1. Sampel 100 kg 5.000 500.000
Sapu-sapu
2. Pakan Komersil Pakan ikan 100 kg 10.000 1.000.000
Bahan Pakan
3. Pakan Ikan 10 kg 10.000 100.000
Lain
4. Sarung Tangan Pelapis Tangan 1 pack 50.000 50.000
1000
5. Tisssue Membersihkan 40.000 40.000
sheet
6. Masker Pelindung 1 pack 50.000 50.000
7. Tissue Sterilisasi 5 buah 9000 45.000
8. ATK Penjiitan 1 paket 300000 300.000
9. Kertas Label Pelabelan 4 pak 10.000 40.000
Penjilitan laporan
10. Penjilitan 5 jlid 10.000 50.000
dan LPj
Kertas A4 80
11. Cetak LPJ 2 rim 40.000 80.000
gram
270
12. Ikan Lele Sampel penelitian 500 135.000
ekor
SUB TOTAL (Rp) 2.390.000

3. Perjalanan
Harga
Justifikasi
No. Tujuan Volume Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian
(Rp)
Perjalanan
pengambilan Transportasi
3 orang 200.000 600.000
1. Daging Ikan Spu - selama penelitian
sapu
19

Transportasi ke
2. toko Transportasi
3 orang 100.000 300.000
Alat dan Bahan selama penelitian
kimia
Transportasi
Pengiriman
3. Pengiriman 1 mobil 300.000 300.000
Akuarium
akuarium
Transportasi ke Transportasi
4. tempat pembelian benih 3 orang 50.000 150.000
Pembenihan Ikan ikan
Perjalanan ke toko Transportasi
5. 3 orang 50.000 150.000
Akuarium selama penelitian
Perjalanan Belanja bahan
6. 3 orang 50.000 150.000
kepasar dan habis pakai
Perjalan ke toko Beli alat
7. 3 orang 50.000 150.000
bahan bangunan pembuatan aerasi
SUB TOTAL (Rp) 1.800.000

4. Lain-lain
Harga
Justifikasi Jumlah
No. Uraian Kegiatan Volume Satuan
Pemakaian (Rp)
(Rp)
Publikasi jurnlah
1. Publikasi Jurnal 1 kali 850.000 850.000
hasil penelitian
Seminar hasil
2. Seminar 1 kali 600.000 600.000
penlitian
Komunikasi antar
3. Biaya komunikasi 3 orang 100.000 300.000
anggota
SUB TOTAL (Rp) 1.750.000
TOTAL KESELURUHAN (Rp) 11.594.000
20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas


Program Bidang Alokasi Waktu
No. Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (Jam/Minggu)
1 Muhamma Budidaya Teknol 15 jam/minggu Formulasi dan
dAkbar Perairan ogi Pembuatan Pakan
L22115307 Manaje dari Tepung
men daging ika sapu
Pakan sapu (Hyposarcus
pardalis)
2 Yusdalifa Budidaya Teknol 10 jam/Minggu Pemeliharaan
Ekayanti Perairan ogi Ikan
Yunus Manaje
L22114313 men
Pakan
3 Angriani Budidaya Teknol 10 jam/Minggu Pengukuran
L22115509 Perairan ogi Parameter
Manaje Kualitas Air
men
Pakan
21

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
Kampus Tamalanrea Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10
Telp.62-0411-586025 (586200 Ext. 1141,1143,1144,1145) Fax. 0411 586025
MAKASSAR 90245

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Muhammad Akbar
NIM : L22115307
Program Studi : Budidaya Perairan
Fakultas : Ilmu Kelautan dan Perikanan

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-P saya dengan judul Mengubah
Hama Menjadi Pakan Bernutrisi: Potensi Hama Ikan Sapu Sapu
(Hyposarcus pardalis) pada Danau Sidenreng dan Danau Tempe sebagai
Bahan Baku Pakan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang di usulkan
untuk tahun anggaran 2018 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

Makassar, 23 Oktober 2017


Mengetahui,
Wakil Rektor III Yang menyatakan,
Bidang Kemahasiswaan dan Alumni,

(Dr. Ir. Abd. Rasyid J., M.Si) (Muhammad Akbar)


NIP. 19650303 199103 1 004 NIM. L22115307

Anda mungkin juga menyukai