Anda di halaman 1dari 4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Ikan Cupang

1. Klasifikasi Ikan Cupang

Menurut Kottelat (2013:663) Ikan cupang (Betta splendens) adalah salah satu
jenis ikan hias yang memiliki banyak bentuk terutama pada bentuk ekor. ikan cupang
yang dikenal masyarakat umum dimasukkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Ordo : Perciformes


Filum : Chordata Subordo : Anabantoidei
Subfilum : Vertebrata Famili : Anabantidae
Super kelas : Gnathostomata Subfamili : Ctenopinae
Kelas : Oesteichytes Genus : Betta
Subkelas : Actinopterygii Spesies : Bettasplendens
Superordo : Achantopteri

Sebutan nama untuk cupang sebenarnya kurang tepat, dikarenakan pada awalnya
cupang adalah sebutan untuk ikan dari marga Trichopsis yang mempunyai sifat
bertolak belakang dengan cupang dari marga Betta (Lingga & Susanto, 2003:45).
Ikan cupang umumnya hidup di daerah rawa-rawa, persawahan dan daerah aliran
sungai yang dangkal. Menurut penjelasan Sugandy (2001) “Mereka hidup berkoloni
secara damai di perairan yang terlindung dari sinar matahari langsung Di dunia
tercatat sebanyak 79 jenis, dan 51 jenis berada di Indonesia”

menurut Fishbase (2017) “ikan cupang masih satu famili dengan ikan gurami, sepat
dan ikan betik Ikan cupang adu (Betta spendens) merupakan anggota dari family
Anabantoidei yang merupakan famili yang mencakup seluruh ikan berlabirin.”
Artinya ikan ini memiliki organ labirin dalam tubuhnya sehingga membuat nya
dapat mengambil oksigen langsung dari udara di atas permukaan air.

2. Morfologi Ikan Cupang

Morfologi pada dasarnya adalah menjelaskan dan meyelidiki pengetahuan


tentang bentuk. Menurut (Yustina, 2002)
“Secara umum cupang memiliki postur tubuh memanjang, dan apabila
dilihat dari anterior atau posterior bentuk tubuhnya pipih ke samping Kepala
relatif besar, mulut kecil dilengkapi dengan bibir agak tebal dan rahang yang
kuat, Sirip perut ramping memanjang, dan mempunyai warna putih di
ujungnya. Sirip punggung terletak lebih dekat ke arah ekor, bentuknya
relatif lebar dan terentang sampai ke belakang dengan jari-jari keras dan
lunak. Sirip ekor umumnya berbemtuk membulat (rounded). Sirip punggung
dan sirip ekor apabila mengembang akan membulat menyerupai kipas dan
berwarna indah. Sisik tubuhnya ada yang kasar dan halus, serta warnanya
sangat beragam.”
Ikan cupang Betta splendens merupakan ikan yang memiliki banyak bentuk (Poly
morphisme berikut tipe ekor ikan cupang:
1. mahkota/serit (crown tail),
2. ekor setengah bulan/lingkaran (halfmoon)
3. ekor pendek (plakat)
4. ekor tipe lilin/selendang (slayer)
sirip panjang dan berwarna-warni. Keindahan bentuk sirip dan warna sangat
menentukan nilai estetika dan nilai komersial ikan hias cupang

Macam Bentuk Ekor Ikan Cupang : a) plakat, b) halfmoon,


c) crown tail, d) slayer
(Sumber : https://www.tafshare.com/2019/05/ikan-cupang-betta-sp.html)

untuk membedakan cupang jantan dan betina dapat dilihat dari ukuran tubuh, warna
dan sirip. Umumnya ikan jantan mempunyai sirip punggung dan sirip ekor dengan
ukuran lebih panjang dibandingkan betina (Ramlan, 2005:23). ukuran tubuh jantan lebih
kecil namun lebih memanjang dibandingkan betinanya. Dalam hal warna, jantan lebih
menarik dan indah. Kottelat (1993) “Pada ikan betina umummya perut lebih gemuk, dan
seringkali telah dapat terlihat bayangan telur-telur. Warna pada jenis ikan ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin, kematangan gonad, genetik dan
faktor geografi.”

B. Pakan Ikan

1. Pakan Alami
Pakan alami merupakan pakan yang sangat cocok untuk pertumbuhan benih ikan
cupang karena kandungan nutrisi yang dimiliki seimbang, sesuai dengan bukaan
mulut benih dan sistem pencernaannya. Pakan alami dapat diperoleh dengan mudah
di lingkungan sekitar kita dan relatif murah di pasaran. Pakan alami yang diperoleh
dari alam, dalam keadaan hidup tanpa melalui proses terlebih dahulu. pakan ikan
yang alami umumnya mikrorganisme atau jasad renik yang hidup di dalam air seperti
plankton. Ketersediaan pakan alami merupakan faktor yang berperan penting dalam
mata rantai budi daya ikan, terutama pada stadia benih.
Berikut beberapa kriteria pakan ikan alami:
a. Punya nutrisi tinggi
b. Mudah dibudidayakan
c. Punya ukuran yang relatif sesuai dengan bukaan mulut ikan
d. Punya gerakan yang merangsang ikan untuk memangsanya
e. Tidak menimbulkan pencemaran pada media pemeliharaan ikan

Pakan yang baik adalah pakan yang jumlahnya cukup, kandungan nutrisinya
lengkap, mudah dicerna, disukai oleh ikan, tepat waktu dan berkesinambungan
(Mujiman, 2001:95). menyatakan bahwa pakan alami merupakan makanan yang
cocok untuk pertumbuhan benih ikan cupang karena kandungan nutrisi yang dimiliki
seimbang, sesuai dengan bukaan mulut benih dan sistem pencernaannya. (Yusuf,
2015:106) Cupang termasuk ikan bersifat karnivora yang memakan hampir semua
binatang kecil yang hidup di air (Sanford, 1995:68). Sedangkan di tempat-tempat
budidaya, beberapa pakan alami yang umumnya diberikan yaitu daphnia, moina dan
cacing Tubifek. Ikan cupang juga diketahui merupakan salah satu ikan predator
jentik nyamuk.

2. Pakan Buatan

Pakan buatan adalah makanan ikan yang dibuat dari campuran bahan alami dan
olahan yang memiliki kandungan nutrisi, selanjutnya diolah dan dibentuk dalam
bentuk tertentu sehingga dapat merangsang ikan untuk memakannya dengan mudah
(Anggraeni dan Abdulgani, 2013). Pakan buatan adalah pakan yang sengaja dibuat
dari beberapa jenis bahan baku dan memegang peranan penting dalam budidaya
ikan, terutama pada pendederan dan pembesaran. Beberapa kriteria pakan buatan
adalah:
a. Kandungan gizi, dan protein sesuai kebutuhan ikan
b. Diameter pakan lebih kecil dari bukaan mulut ikan
c. Pakan mudah dicerna
d. Nutrisi pakan mudah dicerna
e. Kandungan abunya rendah

Pakan ikan butaan harus memiliki sifat fisik dan mekanik yang sesuai dengan
kebutuhan ikan. Karakteristik pakan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
kelangsungan hidup pada ikan serta menentukan tingkat penerimaan pada para
pembudidaya ikan. Syarat pakan yang berkualitas tinggi adalah yang memiliki
kandungan nutrisi yang lengkap, mudah dicerna oleh ikan dan tidak mengandung
zat- zat berbahaya bagi ikan. Di samping itu, pakan harus memiliki bentuk fisik yang
tahan lama serta mampu bertahan selama proses penanganan dan pengangkutan.
Oleh karena itu dibuatlah pakan buatan. Menurut (Untung dkk, 2000) Untuk pakan
buatan, cupang dapat menerima tubifek form, pelet kering dan udang beku, bahkan
rempahan biskuit juga masih bisa diterimanya. Namun dengan catatan harus habis
agar sisa pakan tidak mengotori tempat pemeliharaan.

Penjelasan (Setyono, 2012) Pelet adalah bentuk pakan buatan yang dibuat dari
beberapa macam bahan yang diramu dan dijadikan adonan, kemudian dicetak
sehingga merupakan batangan atau bulatan kecil-kecil dengan ukuran tertent. Jadi
pelet tidak berupa tepung, tidak berupa butiran, dan tidak berupa larutan. Pelet
dikenal sebagai bentuk massa dari bahan pakan yang dipadatkan sedemikian rupa
dengan cara menekan melalui lubang cetakan secara mekanis (Hartadi, dkk, 2005).
Pelet menjadi salah satu makanan ikan yang sering kita gunakan, karena mudah
didapat dan harganya terjangkau.

C. Pertumbuhan Ikan

Pertumbuhan merupakan proses bertambahan panjang dan berat suatu organisme


yang dapat dilihat dari perubahan ukuran panjang dan berat dalam satuan waktu
(Mulqan, 2017:190). Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas
pakan, umur dan kualitas air. Dalam hal ini pemberian pakan adalah faktor yang
sangat perlu diperhatikan (Yurisman, 2010:80). Untuk menghasilkan pertumbuhan,
makanan akan diproses terlebih dahulu di dalam tubuh sehingga diperoleh sejumlah
energi. Jumlah energi yang digunakan untuk pertumbuhan tergantung pada jenis
ikan, umur, kondisi lingkungan, dan komposisi makanan (Mudjiman, 2004:90).
Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor genetik, hormon,
dan lingkungan. Sebagian besar energi dari makanan digunakan oleh ikan untuk
metabolisme basal, dan sisanya digunakan untuk aktivitas, pertumbuhan dan
reproduksi (Fujaya, 2004:179).

Anda mungkin juga menyukai