PENDAHULUAM
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Mengetahui prinsip pembuatan cendol tepung beras
2. Mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap kenampakan, warna, tekstur, rasa dan
aroma dari cendol beras.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Cendol
Cendol merupakan salah satu makanan tradisional dengan bahan baku berasal dari
tepung beras ataupun tepung hunkwee, diolah menurut resep setempat dan sesuai dengan
selera masyarakat. Cendol merupakan salah satu jenis makanan tradisonal Indonesia yang
bahan baku utamanya berupa padi-padian dan kacangkacangan, yang sudah dikenal dan
digemari secara luas di Indonesia. Cendol memiliki tekstur yang kenyal dan umumnya
berwarna hijau. Cendol terbentuk sebagai akibat dari proses gelatinisasi pati. Dalam 100
gram cendol yang terbuat dari dari campuran tepung beras dan tepung tapioka mengandung
energi 95,08 Kkal, karbohidrat 8,25 gr, protein 1,21 gr, dan lemak 6,44 gr (Candraningsih,
1997; Ubaedillah, 2008).
Dalam proses pembuatan cendol, tepung hunkwe atau tepung beras ditambah dengan
pewarna hijau dan air, dimasak sampai kekentalan tertentu kemudian dicetak dengan cetakan
cendol. Terdapat dua jenis cendol siap pakai yang ada dipasaran yaitu cendol tepung
hunkwee dan cendol tepung beras. Cendol tepung hunkwee berwarna hijau terang dan kenyal,
sedangkan cendol tepung beras berwarna hijau gelap dan empuk. Cendol siap pakai dijual
dalam kemasan plastik dan direndam dalam air agar setiap butiran tidak lengket satu sama
lainnya. Cendol pada umumnya memiliki aroma segar yang berasal dari daun suji atau daun
pandan (Ubaedillah, 2008).
3 Vanili
Vanili (Vanilla planifolia) adalah sejenis tanaman berfisik pendek dengan daun
berukuran sedang berasal dari mexico dan dibudidayakan untuk pembuatan bumbu
pelengkap untuk adonan kue. Buah vanili yang berwarna kekuningan dan batang tanaman
vanili adalah anggota pada tubuh vanili yang banyak diproses sebagai vanili yang saat ini
banyak dipasarkan di Indonesia sebagai pengharum dalam pembuatan kue dan makanan.
Vanili juga ada juga yang dibuat dengan bentuk ekstra, yaitu memanfaatkan batang
dari tanaman vanili (essens vanili) untuk pengharum adonan kue. Walaupun Vanili diolah
dengan berbagai cara yang berbeda sebagai bumbu pelengkap adonan kue tetapi tetap
memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengharumkan kue. Hingga membuat tampilan kue
menjadi lebih menarik dan mampu mengunggah selera makan.
4 Garam
Garam dapur selain untuk memberi rasa, juga memperkuat tekstur mie, meningkatkan
elastisitas dan fleksibilitas mie, serta untuk mengikat air. Garam dapur akan menghambat
aktivitas enzim amylase sehingga mie tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara
berlebihan (Astawan, 2008).
Penggunaan garam 1-2% akan meningkatkan kekuatan lembaran adonan dan
mengurangi kelengketan. Di Jepang, dalam pembuatan mie pada umumnya ditambahkan 2-
3% garam ke dalam adonan mie. Jumlah ini merupakan control terhadap α-amilase jika
aktivitas rendah (Widyaningsih dan Murtini, 2006).
5 Air
Air berfungsi sebagai media rekasi antara gluten dengan karbohidrat, larutan garam dan
membentuk sifat kenyal gluten. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH 6-9. Makin
tinggi pH air maka adonan yang dihasilkan tidak mudah patah karena absorpsi air meningkat
dengan meningkatnya pH. Selain pH, air yang digunakan harus air yang memenuhi
persyaratan sebagai air minum, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa
(Astawan, 2008).
Kepentingan air pada pembuatan adonan adalah untuk media reaksi antara glutein
dengan karbohidrat, larutan garam dan membentuk sifat kenyal dari glutein (Soenaryo, 1985).
1 Pencampuran
Pembuatan cendol diawali dengan proses pencampuran tepung beras, tepung hunkwe,
vanili, garam dan air. Kemudian bahan dicampur dan dilakukan pencampuran dengan cara
diaduk, tujuannya agar tepung beras terhidrasi (menyerap air) sehingga bercampur dengan
merata. Penambahan air menyababkan serat-serat gluten mengembang karena gluten
menyerap air (Ubaidillah, 2000).
Bahan-bahan yang telah disiapkan dicampur menjadi satu. Pencampuran dapat dengan
tangan atau mixer sampai membentuk adonan yang homogen, sehingga pada saat dilakukan
pemanasan adonan bias dapat menggumpal dengan sesuai yang diinginkan (Widyaningsih
dan Murtini, 2006).
Proses pencampuran bertujuan untuk menghidrasi tepung dengan air, membuatnya
merata dengan mencampur dan membuat adonan dengan bentuk jaringan glutein dengan
meremas-remas. Untuk membuat adonan yang baik faktor yang harus diperhatikan adalah
jumlah air yang ditambahkan, waktu pengadukan dan temperature (Soenaryo, 1985). Adonan
yang baik dapat dibuat dengan memperhatikan jumlah air yang ditambahkan, lama
pengadukan, dan suhu adonan.
2 Pengadukan
Proses pengadukan menyebabkan serat glutein sering tertarik tersusun berselang dan
terbungkus dalam pati sehingga diperoleh adonan yang lunak dan elastis. Adonan yang baik
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jumlah air yang ditambahkan tergantung dari
jenis tepung beras dan penambahan tepung hunkwe. (Ubaidillah, 2000).
3 Perebusan
Setelah melalui proses pencampuran dilakukan pemasakan adonan cendol dengan
pemanasan. Pemanasan ini menyebabkan gelatinisasi pati dan koagulasi gluten. Menurut
Astawan, (2008) gelatinisasi ini dapat menyebabkan:
- Pati meleleh dan membentuk lapisan tipis (film) yang dapat mengurangi penyerapan
minyak dan memberikan kelembutan pada adonan cendol.
- Meningkatkan daya cerna pati dan mempengaruhi daya rehidrasi pada cendol.
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.2 Bahan
1. Ubi ungu
2. Tepung beras
3. Tepung hunkwe
4. Garam
5. Vanili
6. Kelapa
7. Gula merah
8. Gula kristal putih
9. Daun pandan
10. Air
11. Es
3.2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa :
1. Prinsip pengolahan cendol yaitu pencampuran bahan, perebusan dan pencetakan.
2. Tingkat kesukaan panelis pada uji organoleptik yang didapatkan dari beberapa
parameter didapatkan hasil rata-rata nilai tertinggi yaitu pada parameter kenampakan
dengan nilai yang tinggi didapatkan pada cendol dengan nilai 3,85. Parameter tekstur
dengan nilai yang tinggi yaitu pada cendol tepung beras yaitu 3,66. Parameter warna
dengan nilai yang tinggi didapatkan pada cendol ubi ungu dengan nilai yang tinggi
yaitu 3,85. Parameter aroma dengan nilai yang tinggi didapatkan pada cendol yaitu
dengan nilai 3,52.
2 Saran
Lebih baik pada saat melakukan praktikum teknologi pengolahan ini dilakukan uji
signifikan agar hasil yang didapatkan lebih dominan, karena apabila hanya dilakukan uji
panelis banyak yang tidak mengetahui dasar sebagai seorang panelis yang handal sehingga
hasil yang didapatkan tidak memiliki perbandingan yang nyata.
LAPORAN KIMIA
PENERAPAN SIFAT KOLOID PADA PEMBUATAN CENDOL
OLEH :
NAMA KELOMPOK :