Anda di halaman 1dari 10

A.

Bahan Kemas Olahan Makanan Internasional

Fungsi dari perlindungan untuk produk menjadi


perhatian utama bagi wirausahawan makanan
internasional ketika menentukan bahan kemasan. Dengan
demikian fungsi dari kemasan harus memenuhi syarat dan
standar sebagai berikut;
1. FUNGSI

-Kemamuan membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi,
penyimpanan dan penyusunan/penupukan,

-Kemampuan melindungi isinya dari berbagia resiko dari luar, misalnya perlindunga dari udara
panas/dingin, sinar, bau asing, benturan/tekanan mekanis dan kontaminasi dari mikroorganisme,

-Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan
penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapat perhatian khsusus

-Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarkat dan
tempat tujuan pemesan,

-Memiliki ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang,
dan mudah dibentuk atau dicetak.
2. Sifat.

Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka wirausahawan makanan
internasional memiliki dasar pertimbngan dalam memilih bahan baku kemasan, desain dan jenis kemasan.
Dalam rangka memenuhi persyaratan tersebut maka kemasan tentu harus memiliki sifat – sifat berikut;

•Permeabel (tahan udara) seperti oksigen dan gas lainnya

•Bersifat non-toksik dan inert ( tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan
warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas

•Kedap air

•Kuat dan tidak mudah bocor

•Relatif tahan panas

•Mudah dikerjakan secara massal.


3. Penggolongan 

Cara pengemasan berhubungan erat dengan kondisi produk yang dikemas serta cara
transportasinya. Pada prinsipnya, pengemasan harus memberikan kondisi yang sesuai
dan berperan sebagai pelindung bagi kemungkinan perubahan keadaan yagn dapat
mempengaruhi kualitas isi kemasan maupun bahan kemasan tersebut. Kemasan dapat
digolongkan berdasarkan beberapa hal berikut ini;

a. Frekuensi Pemakaian.
• Kemasan sekali pakai, yaitu kemasan yang langsung
dibuang setelah digunakan, seperti bungkusan plastik es,
bungkus permen, bungkusan dari daun, karton dus, dan
makanan kaleng,
• Kemasan yang bisa digunakan berkali – kali, seperti botol
minuman limun atau bir dan juga botol kecap yng
umumnya wadah ini tidak dibuang oleh konsumen
melainkan dijual kembali ke agen penjual untuk kemudian
dimanfaatkan kembali,
• Kemasan yang tidak dibuang. Wadah – wadah ini
digunakan biasanya untuk kepentingan lain di rumah
konsumen setelah digunakan dan dipakai untuk
menyimpan bahan makanan atau jenis makanan lain .
b. Struktur sistem kemas

Struktur sistem kemas berdasarkan letak/kedudukan suatu bahan


kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan
atas:

•Kemasan primer, yaitu bahan kemas langsung yang mewadahi


bahan pangan seperti kaleng susu, botol minuman, bungkusan
tempe,

•Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya yaitu


melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti kotak karton untuk
wadah kaleng susu, kota kayu untuk wadah buah – buahan yang
dibungkus, keranjang tempe, dan lainnya,

•Kemasan tersier dan kuarterner, yaitu apabila masih dibutuhkan


lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder, dan tersier.
Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
c. Sifat kekakuan bahan kemas.

• Kemasan fleksibel, yaitu bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya plastik, kertas, foil,
• Kemasan kaku, yaitu bahan yang bersifat keras dan patah jika di bengkokkan, misalnya kayu,
gelas, dan logam,
• Kemasan semi fleksibel, yaitu bahan kemas seperti botol plastik, dan wadah bahan berbentuk
pasta.

d. Sifat perlindungan terhadap lingkungan.

• Kemasan hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui gas, misalnya kaleng dan botol gelas,
• Kemasan tahan cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas, dan foil.
Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan yang
difermentasi,
• Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu jenis kemasan yang digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan proses
pemanasan, sterilisasi.
e. Tingkat kesiapan pakai.

•Wadah siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap


untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna
sejak keluar dari pabrik, seperti wadah botol, wadah
kaelng, dan lainnya

•Wadah siap dirakit atau disebut dengan wadah


lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan
perakitan sebelum diisi, misalnya kaleng dalam
bentuk lempengan dan silinder, wadah yang terbuat
dari kertas, koil atu aplastic

•Kemasan fleksibel.
B. Teknik Pengemasan Makanan
Internasional
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk
menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan,
didistribusikan,disimpan,dijual,dan dipakai. Kemasan produk
makanan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan masyarakat setiap harinya. Hampir disetiap kegiatan
berbelanja pasti menggunakan kemasan.
Agar kemasan produk khususnya makanan dapat berfungsi dengan baik, maka
bahan kemasan produk makanan harusnya memahami beberapa kriteria berikut
ini;

•Tidak beracun,
•Kedap udara,
•Kedap air,
•Mudah dibuka dan ditutup
•Anti mikroba,
•Mudah dibuang, 
•Mencegah kebocoran produk,
•Tidak merusak lingkungan,
•Cocok dengan produk yang dikemas,dan
•Memenuhi kebutuhan ukuran, berat dan juga bentuk.
Makanan internasional biasanya menggunakan kemasan yang sudah dibuat
secara modern. Fungsi kemasan pun lebih ditekankan pada kenyamanan dan
kemudahan untuk dibawa. Bahan yang digunakan biasanya ramah lingkungan
namun dapat tahan dalam jangka waktu lama. Namun, di beberapa rumah
makan bahan makanan tradisional asli dari negaranya pun banyak digunakan.
Bahkan kemasan ini memiliki arti tersendiri sesuai dengan event
pembuatannya.

Demikian uraian singkat tentang bahan dan teknik


pengemasan makanan internasional tersebut diatas,
semoga bermanfaat dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai