Anda di halaman 1dari 21

1.

Rujak Cingur – Jawa Timur

Rujak Cingur merupakan dampak dari besarnya peranan petis terhadap kuliner yang menjadi
penyedap rasa dan menjadi bahan utama dari sajian berbagai olahan makanan di Surabaya. Petis
sempat disebut oleh Thomas Stamford Raffles (Gubernur Hindia Belanda yang memerintah pada
tahun 1811-1816) dalam karyanya berjudul History Of Java yang mengungkapkan bahwa petis
diolah dari bahan campuran daging kerbau yang terdapat di wilayah-wilayah pedalaman. Dukut
Imam Widodo dalam bukunya Monggo Dipun Badhog, menyebut bahwa industri petis di Surabaya
telah hadir sejak awal abad ke-19, dibuktikan dengan adanya iklan petis milik Nyonya Siok yang
muncul di sebuah koran. Sejak saat itu, iklan-iklan petis mulai bermunculan di berbagai surat kabar.
Pada tahun 1934, penjual petis di Surabaya dapat ditemukan melalui Toko Gan yang terletak di
Kambodjastraat 12 (Ketabang). Rujak Cingur adalah makanan yang berisi campuran dari Cingur
sebagai bahan utamanya, lalu ditambah dengan irisan buah dan sayuran, tahu, tempe, lontong
serta petis dan bumbu-bumbu lain, seperti bumbu kacang yang disajikan dengan cara diulek. Rujak
cingur biasa disajikan dengan tambahan kerupuk, dan dengan alas pincuk (daun pisang) atau
piringsaji. Secara historis, Rujak Cingur di Surabaya diperkirakan sudah ada sejak tahun 1938
melalui sebuah warung makanan yang terletak di Jalan Genteng Durasim 29. Menurut Hendri
(pemilik warung), dulunya yang menjual Rujak Cingur adalah neneknya yang bernama Mbah Woro,
kemudian Bu Maryam hingga meninggal tahun 1978, usaha itu pun kemudian dijalankan secara
turun temurun dengan tetap mempertahankan mutu dan menjaga cita rasa. Rujak Cingur Genteng
Durasim bahkan dikenal sampai ke mancanegara, ketika diadakan APEC di Surabaya, Rujak Cingur
Genteng Durasim diundang oleh Walikota untuk menghidangkan sajian Rujak Cingur kepada 1.500
peserta APEC dari 21 negara berbeda.

2. Wedang Pokak - Probolinggo


Masyarakat Jawa pasti tak asing dengan wedang pokak. Minuman tradisional satu ini dipercaya
dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Ya, wedang pokak banyak khasiatnya lho! Kandungan
berbagai rempah dalam wedang pokak membuatnya memiliki segudang manfaat. Mulai dari
meredakan batuk, demam, flu, masuk angin, menurunkan kadar kolesterol, mengurangi bau badan
dan meningkatkan daya tahan tubuh. Sebagaimana diketahui, wedang asal Probolinggo ini terbuat
dari berbagai rempah asli Indonesia. Salah satunya, jahe yang mengandung senyawa curcumin dan
gingerol, berperan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selain jahe, wedang pokak juga terbuat
dari campuran serai, kayu manis, daun pandan, kapulaga, cengkeh, bunga lawang dan merica.
Kesemuanya mengandung zat antioksidan tinggi.

3. Brem – Madiun

Brem adalah salah satu makanan khas kota Madiun yang selalu banyak diburu oleh anak-anak muda
dan anak kecil.Brem terbuat dari fermentasi beras ketan yang mengandung banyak manfaat seperti
mengurangi jerawat karena kandungannya baik untuk kulit. Namun Anda juga tidak boleh
berlebihan mengonsumsi brem karena brem mengandung kadar gula yang tinggi.Brem sendiri
menjadi icon jajanan yang khas dari kota Madiun. makanan ini mungkin tidak asing lagi bagi anda,
makanan ini berbentuk kotak padat yang merupakan kuliner tradisional. penghasil brem di
indonesia yaitu kota madiun dan wonogiri. brem di madiun berwarna kekuningan serta berbentuk
lempeng sedangkan brem dari wonogiri berbentuk bundar dan pipih. rasa keduanya sama-sama
enak dan cocok untuk bersantai bersama keluarga. di bali dan nusa tenggara, anda bisa
menemukan brem cair. brem tersebut di buat dari fermentasi ketan putih atau ketan hitam dan
biasanya di gunakan umat hindu untuk acara keagamaan. dan kali ini saya akan membahas tentang
cara membuat brem dari madiun. jika anda berkunjung ke madiun, pasti anda akan mudah
menemukan kuliner ini dan harganya juga terjangkau. jika anda ingin membuatnya di rumah
silahkan saja, karena ke madiun mungkin cukup jauh sehingga bisa menguras tenaga, waktu juga
keuangan anda. sekarang ada solusinya yaitu membuatnya di rumah dengan mengikuti resep di
bawah ini. caranya sangat mudah sekali dengan bahan yang murah hanya saja membutuhkan
kesabaran yang ekstra karena cara pembuatan masih tradisional.

4. Madumongso – Madiun

Madumongso merupakan salah satu makanan khas tradisional Kota Madiun, dan menjadi ikon lain
dari Kota Madiun selain Nasi Pecel. Madumongso yang terbuat dari ketan hitam sebagai bahan
dasarnya ini rasanya asam bercampur manis, karena ketan hitam sebelumnya diolah dahulu
menjadi tape (melalui proses fermentasi) . Setelah jadi kemudian diolah lagi dengan menambahkan
gula dan santan sebelum kemudian dimasak hingga menjadi seperti dodol/jenang. Madumongso
biasanya dibungkus kertas minyak yang berwarna-warni atau plastik sebagai kemasannya.Proses
pembuatannya ada dua tahap. ang pertama adalah membuat tape ketan hitam. Beras ketan hitam
dicuci bersih dan ditiriskan. Rebus air di dalam dandang sampai mendidih, lalu beras ketan hitam
ditanak (jawa : dikekel) +/- 1 jam. Setelah itu dieler di tampah sampai dingin, kemudian ditaburi ragi
sampai rata. Dimasukkan dalam panci yang dilapis daun pisang, lalu ditutup rapat, diperam selama
3 hari. Proses yang kedua, setelah tape matang, santan direbus dengan gula putih dan gula merah
menggunakan wajan. Kalau sudah mendidih, tape dimasukkan, dimasak dan diaduk-aduk sampai
asad. Madumongso sudah matang, siap dikemas.

5. Kerajinan Bambu – Trenggalek

Kerajinan bambu di Desa Wonoanti dikenal sejak tahun 80 an. - Awalnya produk kerajinan adalah
meja, kursi bambu anyaman bambu (kere'). - Hasil kerajinan ini untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat. - Dalam perkembangannya hasil kerajinan dijual ke berbagai daerah bahkan
pernah dieksport ke Malaysia. - Tahun 90 an kerajinan ini mulai meredup karena perssaingan
dagang . - Kerajinan ini masih bertahan walau tinggal beberapa pengrajin saja yang masih
beroperasi dagangannya

6. Kerajinan Bambu – Tulungagung

Diambil dari gunung Sanggung (G. Marmer). Saat ini kerajinan marmer dibuat bahan hiasan (hiasan
taman yang berwujud patung kuda) Singa, yang bahannya berasal dari perpaduan marmer dan
onik. Untuk menghasilkan produk kerajinan batu marmer atau onik, bahan bakunya tidak hanya
dari Trenggalek tetapi juga dari Tulung Agung dan Gresik. Harga batu marmer per ton Rp. 100 000 ,-
sedang baatu onik per ton Rp. 160 000,-, sedang bahan untuk mengkilatkan dan melicinkan batu
adalah kertas mafeli buatan Italia, atau sejenis kertas pasir yang dapat dibeli di Surabaya.
Mengingat untuk membuat hiasan taman dari marmer ini sangat rumit, dibutuhkan orang-orang
yang terampil dan cukup lama. Menurut pengakuan seorang pengrajin, untuk ongkos pemoles Rp.
2500 ,- perbatang untuk ukuran standar, untuk ongkos tukangnya rata-rata Rp. 5000 ,- per hari.

7. Dumbreg – Jawa Timur

Dumbreg terbuat dari tepung beras, gula aren, garam air nira atau legen. Terkadang bagi yang suka
variasi, bisa ditambah taburan buah nangka atau kelapa muda yang dipotong dadu. Campur semua
bahan, aduk rata adonan harus cair. Ada versi bahan dumbreg yang lain terbuat dari santan kental,
gula aren, garam, tepung beras dan air kapur sirih. Campur santan kental, gula pasir, garam rebus
hingga mendidih angkat biarkan hingga suam-suam kuku. Campuran tepung beras dengan air kapur
sirih aduk rata, masukan santan, adonan harus cair an di aduk merata. Adonan tersebut lalu
dimasukkan ke dalam daun lontar atau janur yang dibentuk kerucut seperti terompet. Agar adonan
nantinya terbentuk dengan baik, maka bentuk kerucut harus rapat. Setelah itu dikukus hingga
matang. cara memakan dumbreg dengan memegang bagian bawahnya yang lancip, membuka
lipitannya sedikit demi sedikit dimakan hingga habis. Rasanya manis, aroma pembungkus dari daun
janur ketika proses pemanasan meresap ke dalam makanan.

8. Sate Srepeh – Rembang


Sate Srepeh Bu Slamet merupakan sate ayam kampung yang bumbunya terdiri dari cabe merah,
gula merah, santan dn garam. Kuah yang disiramkan di sateberwarna merah kecoklatan dan lebih
encer dengan cita rasa gurih, asin dan pedas. Sate Srepeh biasanya sebagai lauk yang dirangkai
dengan lontong smbal kacangatau nasi tahu dengan kecambah yang diguyur bumbu kacang dan
sayur lodeh labu dan dimakan dengan krupuk ikan atau udang yang digoreng dengan pasir. Sate
srepeh dalam penyajiannya dengan piring yang dialasi daun jati. Sate srepeh berbentuk pipih, satu
tusuk berisi tiga potong daging ayam kampung yang diiris-iris tipis. Setiap hari Bu Slamet hanya
menjual 500 tusuk sate, sedang pada hari libur 1000 tusuk.Bu Slamet tidak pernah menambah
dagangannya. Aktivitasnya dimulai pukul 03.00 wib, suami-sitri Slamet Gunarso mengiris daging
ayam dan menyiapkan bumbunya.
9. Sirup Kawista – Rembang

Sirup buah kawista terbuat dari buah kawista. Buah kawista bentuknya menyerupai buah melon,
namun ukurannya lebih kecil dengn kulit atau tempurung yang keras. Buah kawista disebut juga
java cola karena rasanya mirip cola atau sarsaparilla. Buah kawista bisa diolah menjadi sirup, limun,
madu mongso, kecap dan selai. Namun yang menjadi produk unggulan adalah sirup buah kawista.
Buah kawis dipercaya mempunyai manfaat untuk mengobati penyakit antara lain: panas, sebagai
tonikum, dan obat sakit perut. Sirup kawista, di Rembang yang terkenal adalah produksi Dewa
Burung. Sebenarnya ada pengusaha lain yang juga memproduksi yaitu Imam Tohari di Desa
Gegunung Kulon, Jalan Gajah Mada, Gg Dorongan Tengah No 7 Rembang. Sirup buah kawista Dewa
Burung merupakan produk home industry yang dikelola oleh Nyoo Tiam Kiem. Produk sirup buah
kawista Dewa Burung yang asli hanya dijual di Rembang. Namun di luar daerah (Jakarta, Surabaya,
Semarang, Palembang dan lain-lain) sering memesan, yang kemudian setelah beberapa hari
diambil. Setiap hari home industry sirup buah kawista Dewa Burung selalu berproduksi, besarnya
produksi tergantung permintaan. Produksi meningkat menjelang lebaran. Rasa sirup buah kawista
berbeda dari sirup buah lainnya. Sirup buah kawista merupakan gabungan rasa manis, sepet, pahit
dan segar. Untuk membuat sirup buah kawista dibuat ekstra terlebih dahulu. Proses pengekstraan
merupakan rahasia perusahaan karena inilah yang membedakan olahan kawista berbeda dengan
produk lain. Ekstrak buah kawista dicampur dengan gula tebu yang dicairkan. Harga 1 botol ukuran
620 ml seharga 17.500 rupiah.

10. Kerajinan Gamelan – Magetan

Industri gamelan yang berada di Dusun Kidal, Desa Kauman, Kecamatan Karangrejo Kabupaten
Magetan ada kurang lebih tahun 1830, setelah perang Diponegoro. Di desa ini adalah salah satu
basis pasukan Diponegoro, mereka selain bersembunyi juga berkreasi melalui kesenian gamelan,
sehingga kawasan Kauman ini terkenal dengan musik gamelan dan akhirnya masyarakat mampu
memproduksi. Gamelan yang dibuat di Kauman ini terbuat dari bahan perunggu, kuningan dan besi.
Dan uniknya proses pembuatannya sangat tradisional (manual) mulai dari membakar, menempa,
membuat sampai nglaras nada. Dan itulah yang menjadi ciri khas musik gamelan produksi Kidal
kauman, Karangrejo Magetan.

11. Kerajinan Kain Bordir Bangil (Bangkodir) – Pasuruan

Seni bordir adalah senni menghias pada selembar kain dengan sulaman benang. Pada jaman dahulu
dilakukan secara manual yaitu dengan tangan manusia tetapi sekarang sudah dapat menggunakan
mesin. Dalam desain juga sudah sangat kaya, banyak desain bordir yang dibuat dengan
menggunakan teknologi komputer. Perkembangan pesat sen bordir terjadi di Bangil setelah adanya
pencanangan Bangil sebagai Kota Bordir atau disingkat menjadi Bang Kodir. Dengan pencanangan
itu maka event-event pun digelar dan masyarakat luas menjadi lebih tahu. Hasil dari pencanangan
itu dirasakan oleh pengusaha bordir seperti Ibu Yunarti. Berawal dari rasa prihatinnya melihat
banyak warga Pasuruan dan Bangil, Jawa Timur yang hidup susah, Yoenarti (49) menghidupkan
kerajinan tangan bordir yang memang sudah diakrabi warga desa. Usaha kerasnya mulai menuai
hasil sehingga ia mengembangkan kerajinan bordirnya tidak terbatas pada baju. Ia pun mulai
membordir seprai, taplak meja, tutup tempat galon air minum, tutup tisu, dan masih banyak lagi. Di
Desa Kalirejo Bangil. Upaya memperkenalkan hasil bordir dalam bentuk kebaya modern, busana
muslim, pakaian ibadah haji maupun batik modern, tidak saja dilakukan di dalam negeri, tapi sudah
merambah ke mancanegara.Bahkan atase kebudayaan Indonesia di beberapa negara juga sudah
beberapa kali mengundang pengrajin Bangil untuk menggelar pameran sekaligus sebagai ajang
promosi kerajinan bordir. Pembuatan bordir hampir sama dengan seni batik, bahan yang akan
dibordir dibuat pola dahulu kemudian setelah pola jadi dilakukan pembordiran. Pembuatan pola
disesuaikan dengan trend yang ada dalam masyarakat maupun pemesanan konsumen. Disamping
itu, pengrajin juga mlakukan kreativitas sesuai keinginanya.

12. Nasi Punel – Pasuruan

Nasi punel adalah masakan nasi yang khas Pasuruan yang banyak dijumpai di Bangil. Nasi punel ini
telah menjadi cita rasa khas kuliner kota ini. Begitu khasnya nasi punel di Kota Bangil tersebar
sampai di Pulau Bali. Proses penanakan beras punel tidak terlalu membutuhkan air banyak. Karena
dengan takaran air yang sebanding saja beras yang ditanak sudah mengembang. Bila nasi sudah
matang, kemudian nasi itu diakel (ditekan-tekan dan dibolak-balik dengan mangkuk kecil, red) di
atas bakul tempat nasi. Dilakukannya proses akel agar nasi yang matang terasa lebih padat sehingga
pulen. Dalam penyajiannya, nasi punel dilengkapi dengan beberapa makanan dan minuman, di
antaranya: daging sapi goreng, dendeng daging sapi, kikil sapi, botok daun singkong, daun lamtoro,
tempe, pepes ikan tongkol, tahu masak bumbu bali, tumis kacang panjang, sayur lodeh, tempe
mendol, parutan kelapa yang dimasak srundeng, ikan asin goreng, sate kerang, krupuk udang, dan
sambal pencok Adapun minumannya biasanya adalah beras kencur. Mengenai bentuk penyajian
nasi punel pun cukup higienis dan alami ala tradisional sesuai dengan kreativitas masing-masing
penjual di antarany: nasi punel yang matang di bentuk dengan mangkuk bulat, dan ditaruh pada
selembar daun pisang, yang disusun dengan delapan lembar daun pisang lainnya yang dilipat
hingga berbentuk segitiga. Setelah itu nasi dan daun pisang ditata rapi di atas piring berbahan
rotan. Menyusul pula komponen-komponen lauknya. Semua tertata dengan imaji tinggi untuk
membentuk sebuah sajian serba rapi.

13. Klepon Gempol – Pasuruan

Klepon merupakan jajanan tradisional Jawa yang sudah merakyat. Makanan ini dibuat dari tepung
beras ketan yang dibentuk bulatan kecil dengan isian gula merah. Setelah dibentuk bulat, bulatan
itu direbus dalam air mendidih. Klepon disajikan dengan parutan kelapa di atasnya. Sejumlah
penjual kreatif menambahkan parutan keju chedar sebagai penarik minat pembeli. Sedangkan cenil
adalah salah satu jajanan rakyat yang terbuat dari tepung tapioka atau ketela pohon. Adonan cenil
dibentuk bulat, bulat memanjang ataupun kotak dengan aneka warna cerah seperti merah, kuning
dan hijau muda. Setelah dibentuk, adonan cenil direbus ke dalam air yang mendidih. Penyajian
mirip dengan klepon, yaitu diberi taburan kelapa parut di atasnya. Yang ketiga adalah lupis. Lupis
terbuat dari tepung beras yang dicampur dengan perasan air jeruk nipis, garam dan sedikit gula.
Adonan dibentuk memanjang dengan kedua ujung meruncing. Setelah direbus di dalam air yang
mendidih sampai matang, adonan lupis disajikan dengan parutan kelapa muda dan disiram saus
yang terbuat dari larutan gula kelapa. Ada kalanya penyajian lupis disertai dengan lepet, yaitu
makanan sejenis cenil namun terbuat dari bahan tepung ketan dengan kandungan air lebih banyak.

14. Kerajinan Anyaman Bambu – Malang


Produk rumah tangga berjenis kerajinan salah satunya adalah kerajinan anyaman bambu yang
berada di desa Kebobang dusun Bumirejo kecamatan Wonosari. Produk segala jenis bentuk
anyaman seperti tempat koran, lampion, baki, tempat gelas, tudung saji dan sebagainya
bergantung dari tingkat ketelatenan para perajinnya. Bahan baku dari bambu mudah didapat dan
diperoleh dari desa setempat, hal ini juga berfungsi menambah nilai dari bambu tersebut. Untuk
konsumsi lokal dipasarkan pasar Wonosari, guna meningkatkan pengenalan produk maka dibuka
jaringan di daerah Wendit karena disana ada taman wisata, untuk jangkauan lebih jauh Lawang dan
juga diluar pulau seperti Sulawesi.

15. Kerajinan Anyaman Bambu – Malang

Di kota Batu tepatnya di Desa Junrejo terdapat kerajinan gong, sebagai pelengkap musik tradisional
Jawa. Gong yang diproduksi home industry ini berhasil menyelaraskan nada yang merupakan
bagian paling sulit dalam proses pembuatan gong sehingga gong yang diproduksi home industry
milik Munaji ini lebih unik dari gong yang ada di tempat lain. Selain memproduksi gong, home
industry milik Munaji ini juga membuat gendang kendang sebagai perlengkapan gamelan.
16. Kerajinan Kompor – Malang

Di Desa Taman Harjo, Kecamatan Singgosari dikenal pula sebagai pusat industri kecil kompor
minyak tanah. Nama yang cukup populer adalah Kompor Sayangan. Bahan pembuatan kompor ini
berasal dari drum-drum serta kaleng-kaleng bekas yang kemudian diolah untuk dijadikan bahan
dasar pembuatan kompor. Pemasarannya tidak hanya di kota Malang saja, akan tetapi ke beberapa
kota di Jawa Timur

17. Kerajinan Gerabah Pisang – Malang

Gerabah pisang (Graping) adalah kerajinan tangan asal kota Malang. Dibuat berbagai macam
bentuk dan corak. Sebagai hiasan ruangan Gerabah Pisang ini sangat unik dan terkesan antik dan
bahkan perubahan cuaca juga bisa membuat perubahan warna corak pelepah pisang. Motif dan
corak pelepah pisang juga beragam, ada motif batik, motif garis, motif urat, motif emas dan motif
hitam. Kesemuanya adalah corak yang muncul sendiri akibat proses dari pelepah pisang jadi bukan
buatan, hal ini yang menjadikan Graping atau Gerabah pisang menjadi sangat unik dan khas.Untuk
saat ini Gerabah Pisang sudah menjadi cendera mata khas malang.
18. Kerajinan Topeng – Malang

Kerajinan khas kabupaten Malang adalah kerajinan topeng. Topeng khas Malang dibuat dari kayu
yang telah disimpan selama kurang lebih 5 bulan. Kayu-kayu itu kemudian dipotong-potong dengan
ukuran lebar 16 cm dan panjang 21 cm. Di potongan kayu itu kemudian dibuat gambar wajah
berbagai tokoh pewayangan seperti Panji Asmoro Bangun, Sekar Tadji, dan lain-lain. Setelah itu
diukir sesuai pola dengan alat ukir patu, peco dan tatah. Hasil kerajinan topeng sering digunakan
oleh para penari topeng khas Malang.

19. Kerajinan Dinoyo – Malang

Kerajinan keramik merupakan salah satu bagian dari seni rupa. Banyak orang menganggap keramik
sama dengan gerabah atau tembikar yang dibuat dari tanah liat dan dibakar dengan suhu tinggi..
Sebenarnya bahan baku pembentuk keramik bukan hanya tanah liat. Seiring perkembangan zaman,
keramik banyak dibuat dengan bahan-bahan yang terdiri atas ball clay, felspard, kuarsa, kaolin, air
dan dibakar dengan suhu yang jauh lebih panas dibanding dengan suhu pembakaran tembikar atau
gerabah. Produksi-produksi keramik banyak dibuat di sentra keramik Dinoyo ini ialah vas bunga,
guci, dan berbagai sauvenir yang biasa digunakan dalam berbagai event. Produk-produk dari sentra
keramik Dinoyo ini merupakan dari barang turunan keramik yang modern dan natural. Produk-
produk ini tentunya memiliki penggemar tersendiri dari hasil karyanya. Dengan barang yang
fungsional dan sederhana membuat kerajinan keramik ini banyak yang menggemari.

20. Keripik Tempe – Malang

Keripik tempe adalah jajanan khas asli kota Malang, yang telah banyak dikenal dan diminati oleh
banyak wisatawan yang pernah berkunjung ke kota malang, karena rasanya yang khas yakni gurih
dan memiliki beraneka cita rasa. Kripik tempe dibuat dari bahan pokok yaitu kedelai dijadikan
tempe yang bertekstur padat kemudian dipotong tipis, dicampur dengan bahan-bahan lain seperti
tepung beras dan rempah-rempah, antara lain ketumbar, bawang, kapur, sirih santan dan daun
jeruk purut sebagai bumbu. Adonan tersebut kemudian digoreng hingga kering, renyah dan gurih.
Proses pembuatan kripik tempe ini secara tradisional dan tanpa bahan pengawet sehingga aman
dikonsumsi dan juga higienis. Kripik tempe dikemas dalam plastik yang lumayan tebal sehingga
dapat tahan lama. Kripik tempe terdiri dari beberapa aneka rasa antara lain: rasa original (rasa asli
tempe tanpa tambahan bumbu seasoning powder), rasa balado, rasa berbeque, rasa keju, rasa
pedas manis, rasa jagung bakar, rasa jagung manis, dan rasa pizza. Salah satu warga daerah Sanan,
Bp Hadi Gunawan telah berhasil memproduksi kripik tempe dengan berbagai macam rasa.
Usahanya telah dirintis mulai tahun 2002 bersama keluarganya.

21. Kerupuk Lempeng Nasi Puli – Madiun


Bahan dasar dari krupuk lempeng puli adalah dari beras. Makanan ini memiliki rasa gurih, bisa kita
nikmati sebagai cemilan bersama keluarga, teman sambil ngobrol dan juga sebagai teman
menyantap nasi pecel serta juga bisa digunakan untuk oleh-oleh keluarga. Cara membuatnya, beras
direbus seperti kita mau menanak nasi, kemudian di campur dengan bleng yaitu sejenis obat yang
berfungsi untuk pengenyal. Kemudian direbus setelah masak ditiriskan, dijojoh-jojoh/ditumbuk di
suatu tempat agar halus terus didiamkan sampai dingin. Setelah dingin diiris-iris menyerupai
lempeng (karak), dijemur hingga kering terus digoreng. Harganya relatif murah bijian atau
persatuan sak/karung, harga bijian Rp 200,- dan karung isi 700 lembar lempeng Rp140.000,-.
22. Otak Otak Bandeng – Gresik

Makanan khas di Kab.Gresik yaitu otak-otak Bandeng, yang dijual dijalan Sindujoyo dan jalan
Veteran Gresik. Menurut dari nara sumber memang rumit cara memasaknya, karena banyak
bumbu yang harus diberikan sehingga akan lezat jika sudah masak. Cara pengolahan seekor
bandeng yang masik mentah yang sudah dihilangkan durinya lalu dagingnya dimasuki bumbu yang
terdiri dari mrica, lombok yang sudah digilas dan sudah lembut, selain itu ada pula brambang,
bawang dan perasan santan kelapa. Bandeng yang masih mentah tersebut semua dilumati bumbu
secara merata. Sesudah semuanya siap dalam siap dalam arti semuanya sudah dipandang tidak ada
yang kurang bumbunya lalu dibakar sampai masak. Pada waktu dibakar kelihatan aroma bumbu
dapat menyengat dalam hidung dan nampak sekali kelezatan dengan aroma yang dapat
menimbulkan ingin makan bandeng tersebut yang sudah masak.
23. Anyaman Royan Mayang – Jember

Kerajinan rotan masuk ke Desa Seputih setelah bahan plastik masuk ke Indonesia sehingga
mengalahkan pengrajin peralatan rumah tangga dari bambu. Akhirnya mereka yang masih tetap
bertahan kemudian beralih ke bahan rotan. Bahan yang diproduksi adalah peralatan rumah tangga
seperti keranjang, tempat majalah, kursi, almari, dan sebagainya. Perajin ini binaan dari Diperindag
Kabupaten Jember dan mendapat bantuan peralatan dan pinjaman modal.

24. Manik – manik Desa Tutul – Jember

Warga Desa Tutul sudah lama menekuni usaha kerajinan ini. Tak hanya manik-manik, warga
Desa Tutul juga membuat aneka kerajinan berbahan kayu seperti sendok, garpu, piring, nampan,
mangkuk, cangkir, dan suthil. Aneka kerajinan produksi mereka tak hanya dipasarkan di dalam
negeri tapi sudah menembus pasar ekspor seperti Australia, Amerika, Eropa, dan beberapa negara
Asia Tenggara lainnya. Ida Giawati, salah satu pengusaha kerajinan mengatakan dirinya sudah
merintis usaha sejak 2011. Bersama suaminya, pemilih Imda Handicraft ini membuat aneka
aksesoris berbahan kayu. Mulai tasbih, kalung, cincin, slongsong keris, pipa rokok, hingga peralatan
dapur.
Tak hanya membuat kerajinan berbahan kayu, di desa itu sejumlah warga juga ada yang
membuat kerajinan yang berasal dari limbah tulang belulang sapi dan kambing. Tulang-tulang itu
dibentuk menjadi kalung, gelang, tasbih, dan berbagai aksesoris lainnya. Kerajinan dari tulang ini
dijual Rp 5.000 hingga Rp 50 ribu. Dari data di Kabupaten Jember menyebut penduduk desa Balung
mencapai 10 ribu. Dari jumlah itu ada 1.054 warga yang menjadi perajin. Banyaknya warga yang
menjadi perajin ini pada 2013 Kementerian Tenagara Kerja dan Transmigrasi menetapkan desa ini
sebagai salah satu dari 132 desa produktif.

25. Suwar Suwir – Jember

Bapak Tofik ini mulai memproduksi suwar-suwir sekitar tahun 1988 yang meneruskan usaha orang
tuanya. Bahan yang digunakan dalam berproduksi adalah tape dan gula dan rasa dengan
perbandingan 1:1 dan rasa secukupnya. cara memasak tape dan gula dicampur dan diaduk-aduk di
atas api yang kecil. Setelah kadar airnya mencapai 5% yang rata-rata memasaknya dua jam lalu
diangkat dan diratakan di dalam loyang dan didiamkan selama satu hari dan setelah itu dipotong-
potong dengan panjang sekitar 5 cm dan ketebalan 1-2 cm kemudian dibungkus dengan kertas
minyak dan plastik lalu di pak.

26. Wajid Kacang Hijau – Jember


Wajid Kacang Hijau adalah makanan khas Jember yang dibuat dari kacang hijau dan gula. Pertama-
tama kacang hijau dibersihkan dari kotoran yang ada kemudian dicuci sampai bersih lalu direbus
sampai lunak. Setelah itu kacang hijau ditumbuk sampai halus lalu dimasukkan ke dalam wajan yang
telah berisi air dan gula yang sudah mendidih. Selama itu terus diaduk-aduk dengan api yang kecil
dan setelah padat baru diangkat untuk ditata di tempat yang telah disediakan dan setelah dingin
dipotong-potong sesuai ukuran lalu dibungkus dengan kertas minyak dan seterusnya di pak untuk
dipasarkan.
27. Gethuk Pisang – Kediri

Gethuk pisang dibuat dari pisang khususnya pisang Raja nangka. Pisang Raja Nangka ini dipilih
karena punya aroma dan rasa yang khas manis asam.Rasa manis asam inilah yang membuat rasa
gethuk pisang menjadi khas asam manis tanpa gula. Gethuk Pisang ini dikemas dengan dibungkus
dengan daun pisang dan berbentuk seperti lontong. Bentuknya bulat panjang sekitar 15 cm , dan
berwarna merah kecoklatan. Cara pembuatannya sangat mudah,hanya membutuhkan ketelatenan
saja.Caranya : Pisang dikupas lalu diiris-iris, kemudian di kukus, setelah matang lalu ditumbuk
sampai halus,kemudian dibuat lonjoran dalam bungkus daun pisang dan kemudian dikukus lagi
sampai daun pisang matang. Setelah itu diangin-angin biar dingin lalu dipasang lebel.Harga 1 buah
sekitar Rp 2500- Rp 5000,-
28. Tahu Takwa – Kediri

Orang-orang kediri menyebut tahu ini bukan dengan tahu kuning, melainkan tahu takwa. Ternyata,
tahu takwa ini sendiri diambil dari suku Hokkian yang bermigrasi di kota ini. Suku tersebut bernama
‘Kwa’, namun terjadi asimilasi bahasa dan penyesuaian kata oleh orang Jawa yang kurang fasih
dalam penyebutan tahu kwa, jadi sering kali mereka menyebutnya dengan takwa atau tahu takwa.
Yang membedakan tahu kuning ini dari tahu lainnya adalah tekstur dan isinya. Tahu takwa memiliki
tekstur yang lebih kenyal namun padat. Pada saat di masak, tahu ini akan tetap kenyal dan lebut
pada isinya.

29. Keripik Teripang – Surabaya

Teripang alias timun laut, tidak hanya bisa diolah dalam bentuk segar menjadi aneka hidangan
teman nasi, tetapi bisa juga dibuat krupuk. Selain karena rasanya yang khas, orang mengkonsumsi
teripang karena kandungan gizinya baik untuk kesehatan. Hewan laut ini mengandung protein dan
asam lemak esential yang banyak punya manfaat. Mulai dari memperbaiki sel dan jaringan tubuh
yang rusak, melancarkan peredaran darah tinggi maupun mencegah menumpukan kolesterol.
30. Walangan Carangan Mas Kremes – Malang

Walangan, Carang Mas, Kremes, Grubi terbuat dari ubi jalar atau ketela pohon/singkong. Makanan
ini memiliki rasa manis, gurih, dan renyah. Warnanya coklat kekuning-kuningan dan ungu karena
dari bahan ubi jalar yang berwarna ungu. Disebut Walangan, karena sebelum diolah atau dicetak,
bahan dasar ubi jalar atau singkong ini diserut halus dan panjang seperti mie yang kemudian
digoreng. Panjang-panjang seperti mie inilah yang menyerupai gigi belalang (walang=Jawa). Setelah
digoreng dimasak dengan gula Jawa (merah). Adapun cara pembuatannya adalah seperti membuat
gula kacang. Pertama memasak gula Jawa yang dicampur dengan air sedikit sampai mendidih dan
agak kental, kemudian memasukkan ubi jalar atau singkong yang telah digoreng, sambil diaduk-
aduk setelah kental diturunkan dan dicetak bulat-bulat pipih.

31. Kerajinan Pelepah Pisang – Bojonegoro

Kerajinan yang satu ini bahan baku utamanya menggunakan media pelepah pisang. Kerajinan ini
dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk dan ukuran seperti meja, kursi, almari, rana dan
sejenisnya.
32. Makanan Lento – Gresik

Kabupaten Gresik terdapat juga sejenis makanan yang disebut Lento dan termasuk makanan khas
kota Gresik yang sudah turun-temurun dari nenek moyang mereka. Sejak jaman dulu jenis makanan
ini terus diupayakan tidak akan punah dan selalu diturunkan kepada anak cucunya karena dapat
dinikmati sebagai teman minum teh panas baik pada sore maupun pagi hari. Bahan makanan ringan
ini terdiri dari tepung beras, kacang, beras dan kelapa parut. Cara memasaknya setelah semua
dipersiapkan dengan adonannya dengan cara diulat atau dilumatkan dan dicampur sehingga
kelihatan kental. Setelah itu baru digoreng dan dimakan masih hangat dan kelihatan enak rasanya.
Makanan ini disenangi pula oleh para kaum muda untuk dimakan pada sore hari maupun pagi hari
dan juga boleh siang hari, semua itu tergantung yang akan makan atau seleranya masing-masing.

33. Makanan Lento – Gresik

Anda mungkin juga menyukai